Setelah meninggalkan The Great Temple Of The Desert, Jun mengendarai kuda hitam kekar yang di dapatnya dari Item Mall menuju arah utara, bukan tanpa tujuan Jun lebih memilih Rock Kingdom daripada Gahur Kingdom.
Dari apa yang diingatnya Rock kingdom memiliki satu dari tiga Kuil Suci di benua Zoddes, tapi tidak menutup kemungkinan untuk menuju kerajaan lainnya tapi untuk saat ini Jun lebih memilih Rock Kingdom yang lebih dekat.
Kuda tunggangan Jun merupakan kuda tercepat dari kuda-kuda jenisnya yang di jual di Item Mall, namun kecepatannya masih kalah dengan tunggangan lain yang memiliki bentuk tidak umum. Setelah Jun melepaskan Armor kuda dan hanya menyisakan Pelana kuda, Jun bergegas berjalan meninggalkan dataran tandus hingga sampai ke sebuah jalan tanah yang jarang di lewati.
Awalnya Jun cukup kesulitan mengendarai kuda dan beberapa kali terjatuh, tapi setelah memahami Jun bisa mengendarainya dengan lancer dan berjalan cepat seperti hembusan angin.
Jun tiba di desa pertama ketika matahari sore hampir terbenam dan menebarkan cahaya emasnya di cakrawala, namun ketika Jun ingin masuk desa dia di halangi oleh seorang prajurit penjaga yang mengenakan armor seadanya, di tanganya tombak buruk yang terlihat tumpul d todongkan ke arah Jun, sementara sang prajurit hanya menatap dengan keringat dingin diwajahnya.
“Orang asing, dari mana asalmu? Apa kamu berniat berbuat jahat di dalam desa?” Tanya prajurit yang ketakutan itu memperhatikan Jun seperti seorang bandit liar.
“Ah.. aku seorang pengembara yang tersesat, bisakah anda biarkan saya masuk, saya tidak punya niat untuk berbuat jahat di desa ini.” Ucap Jun dengan ragu-ragu.
Jun tidak bisa memikirkan alasan yang tepat agar membuatnya terlihat seperti orang lemah yang akan mati, tapi dengan ragu-ragu Jun menjawab dengan cepat dan memperhatikan si prajurit.
‘PINGG..!!’
Notifikasi muncul menginformasikan hal-hal yang menyangkut prajurit di depannya.
[Name : Bernard Aucourte
Tittle : Pemuru babi hutan
Level : 2
Class: Spearman
Ras : Manusia
HP : 185/185
MP : 65/74
...]
Jun tersenyum dalam hatinya seolah mengejek tapi dia sadar beberapa saat yang lalu Levelnya bahkan lebih rendah dari orang di depannya, Jun menahan ekspresinya dan masih dengan pandangan yang sama segera turun dari kuda besarnya.
“Jangan mendekat.” Bernard itu curiga dan segera mengarahkan tombaknya kurang dari setengah meter ke arah Jun.
Saat Jun turun, Bernard memperhatikan pakaian Jun yang aneh, bajunya terbuat dari kain yang halus dan lembut seperti milik bangsawan, dan pedangan kaya yang kadang mampir ke desanya. Yang membuatnya aneh adalah gaya pakaiannya, dia yakin meskipun bandit dan pencuri memiliki gaya pakaian yang tidak normal, namun melihat pakaian Jun yang bergaya seperti seorang pendekar membuatnya sedikit tertekan seolah bocah di depannya memiliki latar belakang yang tinggi.
Tak lama Jun merasakan ada yang memperhatikannya dari belakang pintu gerbang, sepasang mata letik indah dengan pupil biru terang menatapnya dengan tatapan penasaran.
Saat Jun penasaran siapa yang mengintipnya, tiba-tiba suara ramai orang berlari terdengar dari belakang punggungnya, suara itu juga kadang di selingi oleh benturan logam yang berasal dari armor atau aksesoris logam milik orang yang berlari ke arahnya.
“GOBLIN MENYERANG..!!” Teriak seorang tiba-tiba dan segera membunyikan lonceng hingga membuat gaduh seisi desa dalam sekejap.
Wajah Bernard langsung tegang, dia tidak tau harus berbuat apa dengan orang di depannya dan gerombolan goblin yang akan menyerang desanya, dengan cepat dia mundur kearah pintu gerbang dan bersiap menutupnya, namun matanya masih memperhatikan Jun dengan melas hingga akhirnya dia berucap dengan cepat.
“Gerombolan goblin hutan akan menyerang desa, jika kamu masih di sana aku tidak bisa memastikan keselamatanmu.” Ucap Bernard seolah mengizinkan Jun masuk kedalam desa.
Jun segera masuk kedalam desa dengan di pandu oleh Bernard menghadap kepada seorang pria paruh baya dengan wajah tegas memberikan perintah kepada orang-orang desa, saat pria itu melihat Jun dia langsung mengerutkan kening curiga dan tidak suka, segera dia melemparkan pandangan seram pada Bernard.
“Bos Zgard, jangan menatapku seperti itu, aku bisa menjelaskannya pada mu.” Bernard takut segera bersuara ingin menjelaskan.
“Tidak perlu,” Zgard cepat menolak dan bertanya dengan nada dingin kearah Jun, “jadi apa kamu yang membawa goblin-goblin itu kemari?” meskipun hanya kehawatiran Zgard dia masih bertanya mengintrogasi.
“Bukan aku, aku datang dengan kuda dan mampir ke sini untuk menginap dan melanjutkan perjalanan menuju kerajaan Rock.” Ucap Jun ragu-ragu memikirkan, beberapa masa telah berlalu mungkin saja kerajaan yang di maksudnya sudah tidak ada, dan malah akan menambah kecurigaan mereka padanya.
“Kamu ingin pergi ke kerajaan Rock..? Rockshild?” Ucap Zgard mengkoreksi ucapan Jun.
“Rockshild!” Jun mengulang ucapan Zgard sembari memikirkan sesuatu.
Mungkin selama era yang tidak di ketahuinya dunia ini telah berubah, atau mungkin kerajaan Rockshild itu sendiri merupakan warisan dari kerajaan Rock kingdom yang di kenalnya.
Zgard memperhatikan Jun yang berpikir keras seolah memang ada hal penting yang harus di lakukannya di ibu kota kerajaan, tapi dia tidak menurunkan penjagaanya dan berkata kepada salah seorang prajurit muda di sampingnya untuk mengawasi Jun.
Sementara barisan goblin muncul tergesa-gesa seperti orang gila, meskipun jumlah mereka hanya 50 tapi semangat pantang menyerahnya membuat para prajurit desa menggigil.
Ketika goblin semakin mendekat dan masuk dalam jangkauan panah, seseorang dengan tudung memanjat pagar kayu dan mengeluarkan busur uniknya, membidik salah satu goblin yang terlihat seperti pemimpin di barisan depan.
Dengan suara ‘wushh’ anak panah meluncur membelah angin mencoba mengenai kepala pemimpin goblin, namun dengan cepat goblin itu menghindar dan hanya melukai sebagian telinga hijaunya.
Orang bertudung itu kaget melihat panahnya di hindari oleh ketua goblin, dia sadar saat ini dia terlalu lemah hingga membuat anak panahnya mudah terbaca namun dia menolak untuk mundur dan menggengam kembali busurnya, menempatkan anak panahnya sejajar dengan mata lentik dan pupil birunya.
Disaat berikutnya, anak panah kedua meluncur dengan cepat kearah goblin tapi goblin itu dengan pintar mengangkat tameng kayu dari punggungnya dan menahan serangan panah yang mengincar kepalanya, lalu dengan teriakan serak goblin itu mengangkat pedangnya dan mulai memukul-mukul pagar kayu.
Serangan sudah dimulai namun orang-orang desa masih di dalam dan bersiap untuk pertempuran, sebagian orang desa lainnya tetap di atas pagar dan terus menembakan panah kea rah goblin.
Zgard berkumpul dengan beberapa orang di barisan paling depan pintu gerbang, namun tak berapa lama seseorang datang menghapirinya dan menepuk pundaknya seolah mereka teman lama.
“Zgard, aku akan bertarung bersamamu.” Ucap orang itu dengan menarik pedang besi dari sarungnya.
“Kepala desa, tidak seharusnya kamu di sini. Mundurlah kebelakang biarkan dampak serangan itu di terima barisan depan lebih dulu.” Ucap Zgard santai kepada kepala desa yang terlihat di usia yang sama.
“Apa kamu mengangap ku sebagai orang yang lemah setelah menjadi kepala desa.”
“Manamungkin aku meremehkan rivalku seperti orang lumpuh, hanya saja jika serangan ini terlalu brutal dan kamu mati lebih dulu, maka tidak ada orang yang bisa setara denganku di desa ini.”
“Kamu masih keras kepala seperti dulu, tapi setelah mendengar ucapanmu malah membuatku semakin ingin berdiri di garis depan.” Ucap kepala desa.
“Ride, kamu sama keras kepalanya denganku.” Ucap Zgard tersenyum puas.
ns 172.71.194.141da2