“Hoo.. jadi mereka menjual skill dengan sarana batu penyimpan sihir dan buku keahlian.” Jun bergumam tenggelam dalam pikirannya.
Jun memang membuat banyak batu penyimpan sihir yang bisa mereka gali di tambang-tambang dan tempat lainnya. Dia berniat untuk menjadikan batu-batu ini menjadi bahan tambahan untuk membuat senjata dan aksesoris, tapi di kehidupan ini mereka menggunakan batu penyimpan sihir sebagai barang elit untuk mengajari seseorang sebuah sihir.
Jun ingat di item mall banyak bahan material, dia memilih satu batu penyimpan sihir, dalam item mallnya terdapat banyak pilihan termasuk dalam kualitas, yang paling rendah adalah kualitas rendah, kualitas bagus, kualitas tinggi, kualitas kelas s, kualitas epic, kualitas emas dan kualitas diamond. Tapi Jun hanya menarik satu batu penyimpan sihir kualitas bagus dari item mallnya.
Agnes melihat batu penyimpan sihir di tangan Jun yang berwarna biru dengan mata terbuka lebar, dalam hidupnya dia belum pernah melihat batu penyimpan sihir sebelumnya, tapi dari gambaran orang-orang yang membicarakannya Agnes bisa jelas menggambarkan batu penyimpan sihir dalam kepalanya.
“Jangan-jangan ini adalah Stone Skill yang bisa membuat orang mempelajari sebuah skill hanya dengan menyerap energy sihirnya saja?” Agnes tanpa sadar bertanya dan matanya masih memperhatikan Stone Skill dengan teliti.
“Kurasa ini bisa di sebut salah satunya.” Jawab Jun.
Stone Skill di tangan Jun merupakan Stone Skill kosong yang masih belum di isi oleh sebuah Skill, biasanya batu yang belum di isi skill akan menggambarkan kekacuan mana yang tertahan oleh dinding-dinding batu. Namun bila Stone Skill sudah di gunakan untuk mengaliri sebuah skill, maka sebuah gambaran misterius akan tertanam dan mengontrol mana mengikuti pola misterius yang mengambarkan diri dari skill itu sendiri.
“Ini jelas Stone Skill yang belum di isi, terlihat jelas mana(MP) di dalamnya dalam kekacuan seperti ombak, tapi..” Agnes sekali lagi menggali dalam ingatanya, sudah jelas batu di depannya sebuah Stone Skill yang sering orang bicarakan, tapi gambaran Stone Skill di depannya sangat berbeda dari ucapan orang-orang yang membuatnya tidak mau mempercayainya, “kenapa batu ini berwarna biru? Apa ini mengandung unsur mana yang sangat kuat atau sejenisnya?” lanjutnya tidak bisa tidak bertanya.
“Ini adalah Stone Skill kualitas bagus, seharusnya mananya lebih kuat daripada Stone Skill kualitas rendah dengan warna abu-abu.” Ucap Jun membuat Agnes semakin terkejut.
“Sebuah Stone Skill kualitas bagus, aku tidak percaya Stone Skill ini masih ada. Aku pikir mungkin para bangsawan dan raja saja yang memilikinya tetapi kamu juga memiliki salahsatunya. Itu luar biasa, dimana kamu mendaptkannya?” Agnes tidak henti-henti memuji Stone Skill di tangan Jun, dan segera menyentuhnya seperti membelai benda pecah.
Saat Agnes menyentuhnya sebuah getaran seperti kesemutan menempel pada ujung jari yang menyentuh Stone Skill membuatnya semakin kaget.
“Stone Skill kualitas bagus memang sulit di percaya, jika saja masih ada Stone Skill kualitas tinggi dan kelas S atau Epic di pasaran, itu bisa membuat semua orang di kerajaan menjadi gila.” Ucap Agnes dan mengalihkan perhatian pada Jun, sementara Jun hanya tersenyum sungkan.
Jun bisa saja mengambil Stone Skill dengan kualitas tinggi yang barusan Agnes sebutkan bahkan tanpa batas, jika seseorang di dunia ini mengetahuinya, dia mungkin akan menyimpan Jun dalam penjara dan menyuruhnya mengeluarkan semua Stone Skill hingga bisa menjadi pegunungan dan benua.
“Kamu masih belum menjawabku.” Agnes berkata penasaran.
“Aku menemukan ini.” Jawab Jun singkat.
“Di tengah jalan, seperti saat kamu menemukan koin emas?” Agnes segera curiga, bagaimana bisa Jun menemukan banyak benda berharga di jalan kecuali, Jun harus masuk kedalam gua atau sarang monster lalu mendapatkan harta karun di sana dan setelah di pikir Jun juga melemparkan sebuah pedang gleaming bronze sword dengan mudah seolah itu bukan pedang berharga.
“..”
“Apa kamu yakin menemukan benda-benda berharga ini di jalan?” Agnes menatap curiga.
Pernyataan Agnes membuatnya memikirkan alasan lain, namun itu malah akan membuat Agnes semakin curiga jadi Jun hanya bisa menjawab meski harus merubah beberapa cerita, lagipula Ride dan Zgard sudah pernah melihat levelnya.
“Baiklah aku mengaku,” Jun berkata sembari menghela seolah kalah berjudi, “aku tidak sengaja menemukan sarang monster di pinggiran jalan dekat gurun suci. Aku melihat monster-monster tidak ada di sarang dan berjalan untuk mencuri beberapa barang di sana.” Jun berkata seolah itu sebuah kejadian nyata.
“Itu tidak mungkin, bagaimana bisa monster-monster tidak di sarangnya.” Agnes berseru karena memang para monster tidak akan pergi dari sarang mereka, kecuali wilayah mereka di ambil oleh monster yang lebih kuat dari mereka.
Agnes menatap Jun dan berpikir mungkin Jun yang membunuh para monster tapi di dalam sarang mereka mereka bisa berkelompok dari 30 sampai 100 monster.
“Mungkin karena ledakan besar sebelumnya.” Jun berkata agar dia memiliki alasan terhindar dari hal yang mencurigakan labih jauh.
“Oh kamu benar, itu ledakan keras yang membuat tanah bergetar, itu berasal dari gurun suci. Apa kamu pergi kesana untuk menyelidikinya?” Agnes bertanya dengan penasara.
Saat ledakan keras terdegar, Agnes ada di hutan mencari herbal dan bergegas pulang kerumah dengan wajah khawatir. Banyak orang desa hanya berkumpul di dalam rumah mereka takut sesuatu yang buruk terjadi jika mereka keluar dari desa.
“Disana terlalu banyak monster, aku tidak bisa pergi terlalu jauh,” Jun berhenti, “jadi aku hanya sampai sarang monster lalu menjarahnya dan kembali segera.” Lanjutnya.
Agnes menatap mata Jun seolah ingin menggali dalam ingatannya tapi kemudian menatap Stone Skill di tangannya.
“Apa kamu memiliki Stone Skill lebih?” Agnes bertanya malu.
Jun menatap Agnes yang memerah, meskipun dia Elf pipi merahnya masih bisa terlihat di kuit pucatnya.
“Kamu bisa memiliki yang ini, aku masih memiliki beberapa yang mungkin akan aku jual saat di kota kemudian.” Jun berkata ringan seolah itu barang yang tidak berharga.
Agnes tercengang saat Jun memberikannya Stone Skill begitu saja seolah itu sampah, memikirkan Stone Skill kualitas rendah yang memiliki harga 20 juta col yang paling murah dan belum di isi skill saja membuat Agnes merinding, tapi Stone Skill kualitas bagus di tangannya yang bila di jual bisa sampai 80 juta membuat lututnya lemas.
Agnes menggit bibirnya seolah tidak enak pada Jun, sebelumnya bahkan dia meminta daging lebih padanya untuk sebuah informasi yang tidak berguna menurutnya.
“Oh benar.. batu ini belum memiliki atribut skill, apa kamu berpikir untuk meminta seseorang membuatnya menjadi sebuah Stone Skill yang memiliki skill.” Jun bertanya kerah Agnes.
Agnes sedikit memaling, Jun benar di desa tidak banyak orang yang memiliki Skill memanah, kebanyakan pengguna pedang dan tombak seperti Zgard dan ayahnya.
“Kamu benar, tidak banyak orang yang mau berbagi Skill yang telah mereka pelajari susah payah ke orang yang tidak di kenal. Meskipun mereka mau menjual untuk sebuah Stone Skill harganya tidak murah.” Agnes berkata murung, kemudian wajahnya tersar dan segera menatap Jun yang masih diam dengan tenang di sana.
“Kamu menginginkan skill memanahku?” Setelah mata mereka bertemu Jun segera mengerti apa yang di pikirkan Agnes.
“Kamu benar-benar memilikinya?” Agnes yang asal menebak tidak tahan segera berteriak kaget mendengar ucapan Jun. Agnes sadar Jun memiliki skill memanah ketika dia melempar sebuah batu kepada kelinci terbang berbulu coklat, tapi dia tiak benar-benar yakin itu sebuah skill atau hanya reflek yang terlatih.
Karena sudah sampai titik ini Jun tidak bisa melangkah mundur dan hanya menganggukan kepala sambil membuka interface dan menuju ke kolom skill miliknya yang kebanyakan masih tertutup, meski begitu Jun hanya perlu menyentuhnya untuk membuka skill tertutupnya.
Karena Agnes masih level satu, Jun hanya bisa memberikan Skill yang setara dengan levelnya, meski begitu Jun memiliki ratusan skill yang ada di level satu.
Game yang Jun ciptakan adalah sebuah Game dengan system baru, Jun menciptakan banyak Skill dan keahlian yang tidak di tentukan oleh sebuah Job atau class. Tapi jika seseorang benar-benar menginginkan sebuaj Job/class yang umum, merkea bisa mempelajarinya di tempat pelatihan di tiap-tiap kota.
Atau jika mereka tidak menginginkan Class dan Job tertentu, mereka masih bisa mempelajari skill random dalam satu char, skill pemanah, skill penyembuh, skill racun akan membuat mereka kesulitan dalam menaikan setiap skill dan membuat mereka sulit menggunakannya, yang jelas akan banyak muncul char sampah dengan skill asal-asalan.
Jun kembali menatap menu Interfacenya, dia memilih satu buah skill dengan jarak 30 meter, ber elemen api yang bisa menembakan tiga anak panah sekaligus.
Agnes menyerahkan Stone Skill kepada Jun, dan Jun segera mengirimkan skill pada batu hingga membuat mana kacau di dalam batu perlahan berubah menjadi sebuah gambaran unik yang misterius.
Batu biru itu yang tadinya mengambarkan permulaan dunia sekarang berubah dengan tampilan cemerlang, mana biru yang sebelumnya mendominasi sekarang berubah bentuk menjadi tiga buah anak panah berlapis api yang melengkung seperti cakar naga. Sementara aura panas mulai tersebar di sekitar batu tersebut.
Agnes seolah tidak bosan membuka matanya dengan lebar karena takjub, ini kali pertama dia melihat Stone Skill yang sebenarnya, meski berbeda dari gambaran dan ucapan orang-orang, batu di depannya mengambarkan sebuah karisma yang lebih hidup dari pada batu yang biasanya.
ns 172.70.38.31da2