“Aku tau, kau pasti tidak mau melihat Ardi dkk!” tebak Resti yang masih memainkan kedua dada Narnia dengan remasan dan menarik puncaknya secara mendadak.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9Sm941s2Ow
Kemudian menjepit kedua ujungnya dengan jemari. Lalu menggoyangkan dengan tempo irama lamban hingga cepat.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjfDdjCYdAW
Narnia hampir saja berteriak dengan merdua karena kenikmatan yang di berikan oleh Resti di kedua dadanya yang kini di remas kembali.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1Y3XPaklnw
“Aku tau, kau menikmatinya! Bagaimana produk yang ku tawarkan kemarin?” tanya resti dengan senyuman jahilnya.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqIpGGeulSe
Resti sangat yakin, Narnia pasti sudah mempraktekkannya setiap malam.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0CeuLiBHzh
“Hebat, aku sampai melakukan berkali-kali, hingga bagian ituku sakit!” ucap Narnia yang terus terang kepada Resti.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwxRY431CHe
Resti mengerutkan keningngnya, ketika mendengar apa yang di katakan oleh Narnia barusan.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGJbVon0s8g
“Kenapa kau tidak coba berhubungan dengan para pria, rasanya akan berbeda dengan toys s*xs yang memuaskan dirimu setiap malam!” saran Resti.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvwPOHSabs0
Narnia tersipu malu, ia binggung mau menjawab apa soal bagian ini.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3ShER92ZXs
“Belum dulu deh, takut aku dengan benda para pria!” alasan Narnia, padahal ia hanya berhubungan dengan Adam dan kemudian menjerat Adam dengan mengatakan dirinya kini hamil. Karena sering berhubungan tubuh dengan Adam.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxqRz4dVtKL
“Dengan toys s*xs kamu tidak takut, sama aja bohong namanya!” cibir Resti yang meremas kedua dada Narnia dengan gerakan kuat. Seolah-olah ingin memecahkannya.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM7LnuYMVz6
“Emh sakit, Ris!” rintik Narnia yang langsung menjauhkan diri dari Resti yang memasang kedua tangan siap untuk meremas kedua dadi Narnia kembali.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuB2JE6xIqp
Narnia yang tidak ingin dadanya di remas lagi. Langsung membetulkan posisi branya, kemudian mengenakan kaos olahraga.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWWBXLr6KRo
Resti yang tidak menyerah, masih berusaha mencari celah untuk meremas dada Narnia yang benar-benar berisi.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1GXz1rQnR0
“Udah, jangan remes-remes lagi. Jadi makin besar nih,” gerutu Narnia melihat kedua dadanya di mainkan kembali oleh Resti dengan gerakkan pelan dan mengoda.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpFwrrE5SwG
Narnia merasa bagian bawahnya sudah basah. Akibat rasangan yang di terima dari dadanya yang sintal seputih bakpao.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrjAaX0F3R0
“Bagus besar, dengan begitu Adam akan melirikmu!” ucap Resti yang memutar-mutar ujung puncak dada Narnia dengan gerakkan sensual.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9lxjET7Kfl
Narnia tersentak, ia baru ingat. Jika wanita yang setubuhi oleh Adam adalah wanita berdada besar.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRd8ulBD74T
“Ok, sudah cukup!” ucap Resti yang sudah selesai meremas kedua dada Narnia.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPC8Sbi3ByX
Narnia menghela nafas, melihat kelakuan Resti. Yang hobi meremas dadanya yang sintal.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡh7Mhhva42o
Saat Narnia pergi, Resti menampakkan senyumannya jahatnya. Ia sudah lama mengincar Narnia untuk di jual kepada salah satu pelanggan yang merupakan om-om mesum yang sudah mulai memasag tarif satu demi satu.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1Jn0xkNTXV
Resti akan masih menunngu, siapa yang memasang tarif tertinggi. Maka saat itu ia akan menjebak Narnia untuk di setubuhi oleh para pelangannya yang menginginkahytg n gadis sekolah dengan badan aduhai.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw8DCTxctMr
Jam olahraga di mulai, Ardi yang sekelas dengan Narnia menatapi Narnia dengan tatapan bergairah. Ketika melihat kedua gundukkan naik turun mengikuti irama lagu olahraga senam. Yang seolah memanggil dirinya untuk menjamah kedua gundukkan berisi yang melompat naik turun.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt9SkqAe14t
“Sial,” batin Ardi.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8rCFK5Npgq
Sedangkan dari kejauhan, di atas lantai dua. Seseorang telah memperhatikan gerakkan Narnia yang mengundang hasrah. Jakun pria itu naik turun berapa kali, dengan pandangan matanya ke arah kedua gundukkan yang naik turun yang tiada hentinya.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBOhe5Y5SAX
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTiRtSMQtJ2
“Malam ini, akan ku puaskan kau!” batin Adam.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrqRjNABvia
Merasakan tatapan, Ardi melihat ke arah jendela. Ia melihat Adam tengah mengawasi Narnia. Emosinya langsung naik seketika.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnlsrM8n6dx
Dari dulu sampai sekarang. Ardi dan Adam saling bermusuhan dan merebut barang satu sama lain.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ486RhgblDy
Senyuman jahat terlukis di wajah Ardi, ketika menatapi Adam yang menatapnya dengan kebencian.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6pOzzavyJV
“Tak lama lagi, aku akan mirip denganmu! Apa yang kau punya akan menjadi milikku dan akan ku nikmati sampai puas. Jika perlu akan ku buat ling para wanitamu menjadi longgar,” batin Ardi yang membulatkan tekatnya untuk bisa setara dengan Adam.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYHDX0n6r7S
Sedangkan Adam hanya menganggap Ardi bukan apa-apa dan tidak akan bisa menang darinya. Dari dulu sampai sekarang, apa yang ia inginkan. Akan selalu ia dapatkan, termasuk harta.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJCXB901Rnv
***
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbTacmglTSX
Seperti biasa, jualan bakso Herman selalu laku laris. Bahkan banyak oderan dari berbagai pihak, terutama untuk acara nikahan, rapat dan sebagainya. Karyawan Herman mencatat oderan satu demi satu dengan teliti di sertai oleh para pemilik dagangan lain yang melihat apa yang di catat karyawan tersebut.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqNIU9sCwin
“Ckckck ini pasti pakai persugihan, maka bisa laris!” cibir pemilik rumah makan sebelah.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7Ftz3dBO0F
Apa yang di cibirkan mereka, tidak di tangkapi oleh Herman. Herman hanya memperlihatkan pembagian bonus kepada ke lima karyawannya yang setia bekerja untuk untuknya.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbAOa3srAmF
“Bonus 500rb perorang, apa tidak kebanyakan?” timpal Andika yang tidak sabaran ingin memakai tempat dagangan Herman di jam 8 malam.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxawLN1Brha
Herman yang biasa jualan selama 5 jam, kini menjadi 2 jam malam ini. Karena selalu di desak oleh Andika yang perlahan-lahan untuk menguasai tempat bisnisnya.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR3o2xWJkik
Herman malas berdebat dengan para pesaingnya. Ia tetap mempertahankan jam jualan selama 3 jam.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmIy8umtkUJ
Andika berdecak kesal, melihat Herman dan para kelima karyawannya masih belum angkat kaki dari tempat dagangan.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4NJnIyEoN9
“Masih lama tidak? Saya sudah mau jualan,” ucap Andika dengan mengebrek salah satu meja makan.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwpnYVfWmMr
Herman masih diam. Mencoba untuk bersabar di sertai dengan tawa para pesaing lain.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnV4hjEbTV9
“Malam ini akan ku buat kalian menderita atau malam selanjutnya,” batin Herman.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRGCN2PwpSF
Melihat tiada indikat baik dari Herman selaku pemilik tempat usaha. Andika langsung meminta para karyawannya untuk mengusir Herman dan para karyawan yang sedang bersih-bersih peralatan makan.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ1U5zxKmzp
Herman yang sudah habis kesabaran, mulai menatapi Andika.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0KHeN9O5fS
“Berani bertindak sesuka hati! maka bulan depan tidak perlu lanjut sewa tempat ini dan silahkan angkat kaki,” ucap heran tegas. Ia tidak akan membiarkan Andika bertindak seenaknya.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbeIxJsFYcW
Wajah Andika memucat, ia mendengus dengan kesal. Lagi-lagi ia terpaksa mengalah 30 menit. Membiarkan para karyawan Herman untuk beres-beres peralatan.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAf33ThHjc9
Tetiba timbul niat Andika untuk menyewa orang untuk membunuh Herman atau mencelakai Herman dengan cara lain. Ia tidak sanggup setiap hari melihat kesuksesan Herman yang semakin berjaya. Beda dengan dirinya yang masih itu tak itu, walau sudah memakai persugihan pakaian dalam wanita yang belum di cuci untuk membuat kuah baksonya.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOMnfJd1WWK
Selesai membereskan barang dagangan, Herman dan para karyawannya mulai pergi. Andika masih tidak terima, ia menatap kepergian Herman dari depan matanya.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9F92LAO5oZ
“Liat saja, suatu saat kau akan ku singkirkan!” batin Andika.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0r74UWhjeA
Selesai menatapi kepergian Herman, Andika mulai mengeluarkan barang dagangannya. Ia sempat melirik Lala, istri muda Herman. Yang pergi belakangan dari dalam toko.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg6VnHCbpf1
“Hai,” sapa Andika yang tergoda dengan istri muda Herman.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXyKH9QFxDH
Lala hanya membalas dengan senyuman tipis dan pergi menyusul Herman.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3TkBlDI42g
Di dalam mobil, Herman menatapi Lala yang masuk dan duduk di samping pengemudi. Dengan tatapan curiga dengan apa yang sedang di pikirkan oleh Lala saat ini.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbYrHuQrQpH
“Kenapa?” tanya Herman yang sudah tau jawabannya dan apa yang terjadi.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZl2pyPkMPW
“Tidak ada apa-apa!” balas Lala dengan sikap biasanya.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLGUV2QLNVx
“Apa Andika masih mengodamu barusan?” ucap Herman dengan langsung ke inti pembicaraannya.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiAlOevKRla
Lala langsung tersendat ludah sendiri.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKgTYcRcSuw
“Aku tidak keberatan, jika kau mau memanfaatin dia untuk kepentingan pribadi. Seperti menjadikan dia sebagai tumbal persugihan untuk hal pribadimu,” jelas Herman dengan nada santainya, sembari mengemudikan pick up jalan lain.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF5vgMjCDbA
Lala terdiam karena terkejut dengan reaksi Herman di luar perkiraannya barusan.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXnOkqn977T
“Asal dengan catatan, dia tidak tau dengan apa yang kita lakukan selama ini. mau kau jadikan sebagai selingkuhan untuk memuaskan birahimu, aku tidak masalah. Kita sama-sama mempunyai target sendiri,” ucap Herman yang melihat ke arah Lala yang terkejut.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHpUhhNmc5W
“Kau serius dengan ucapanmu?” tanya Lala yang seperti kesambar petir di siang bolong dengan apa yang di katakan oleh Herman.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡreqNq2AO1v
“Tentu saja, kau kira aku ini apaan. Kita menikah karena persugihan dari Joko! Wajar saja, kau dan aku punya ke inginan sendiri. Aku bisa menyentuh Narnia sesuka hatiku, begitu juga denganmu. Bisa berhubungan dengan pria manapun yang kau suka, termasuk Adam yang kau idolakan itu.”
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdPwD213CO5
Lala semakin terkejut dengan kalimat terakhir dari Herman.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVSDGVBojhC
“Mungkin saja, kau menumbalkan Andika demi Ke awetan dan kecantikan. Demi mendapatkan sosok seperti seorang gadis, yang kau harapkan selama ini.”
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqqDPGZ26aL
“Bukan kah kau bilang tidak tertarik?” tanya Lala yang masih kaget dengan perubahan sikap Herman.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxKrWzQKlO2
“Aku memang tidak tertarik kemarin! Sekarang aku berubah pikiran setelah apa yang terjadi berapa hari ini. waktu semakin merubah sosok kita semakin jelek dan menyedihkan. Sehingga aku juga menginginkan tubuh yang tampan dan muda. Kau dan aku tidak terikat pernikahan sah.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6baBoq8UUW
Jadi kita bebas melakukan apapun dengan catatan berani membocorkan apa yang kita berdua lakukan selama ini. kau akan tau akibatnya,” jelas Herman dengan niat jahatnya untuk menyingkirkan Andika dengan menggunakan tangan Lala daripada tangannya. sehingga semua kejahatan atau tumbal selanjutnya, akan di tanggung oleh Lala.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTQ72GtpRZw
Lala memikirkan apa yang di katakan oleh Herman ada benarnya, maka ia akan serius mengoda Andika untuk mendapatkan ke inginan yang selama ini hanya bisa ia lihat di depan mata.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrhDwLQbPxh
Sebelum keduanya pulang ke rumah, Herman dan Lala mendatangi dukun Joko yang menjadi dukun lagganan mereka bertahun-tahun ini.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVy3agTKUr0
Kedatangan keduanya, sudah di perhitungkan oleh Joko. Ia tau, cepat atau lama. Herman dan Lala pasti kembali dengan keinginan baru.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFsl1nfleX7
“Jadi kalian sudah memikirkannya,” ucap Joko yang seolah bisa melihat Herman dan Lala di satu tempat bersamaan.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHr6HWj3LbZ
“Iya, sudah kami pikirkan jauh-jauh hari!” balas Lala dengan tekat bulatnya.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLKFUWEYAyC
Lala memutuskan kembali memakai Joko daripada dukun lainnya. Yang entah kualitasnya menjamin atau tidak sesuai harapan.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlRJXzevdpJ
“Bagaimana dengan mu!” tanya Joko pada Herman yang kelihatan melamun.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx9int5VgdY
“Sama dengan perkataan Lala,” balas Herman yang sudah ingin buru-buru pulang untuk menyentuh Narnia. Ia sudah tidak tahan menyentuh anak tirinya, sejak kejadian semalam yang membuatnya ketagihan.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX3CvlUECPv
Joko tersenyum penuh arti, melihat Lala dan Herman yang sudah memilih jalan sesat semakin jauh.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZG3DL7uUdf
“Ada sedikit ritual harus kalian jalanin malam ini hingga sampai besok malam. Apa kalian setuju?” tanya Joko yang masih dengan nada bicaranya yang masih pelan dan ramah.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2XfpdG0kR5
“APA?” pekik Herman yang seakan tidak terima, karena niat mencicipi tubuh Narnia menjadi sia-sia.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl9a86cgFP6
“Tidak lama, hanya satu jam saja! Setelah itu kau bisa mencicipi tubuh anak tirimu dengan berapa gaya,” balas Joko yang seolah bisa membaca apa yang di dalam kepala Herman saat ini.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1UhNxdhLAu
Herman tidak terkejut lagi dengan sikap Joko yang bisa membaca isi hati orang.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZSINqD2tWr
Mau tak mau, Herman menerima syarat dari Joko untuk ritual persugihan selanjutnya. Begitu juga dengan Lala
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoBlNaN7KtW
***
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWpfiBPlJqF
Malam hari, Ardi sudah mempersiapkan segalanya. Termasuk botol untuk menampung hasil hubungan mereka berdua. yang akan menggunakan botol dengan isi lendir bercampur dengan sperma yang merupakan hubungan tubuh. Untuk memeras ayahnya yang pilih kasih.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVUU7pQRYCO
Melihat jam sudah menunjukkan jam 10 malam dan obat pasti sudah bereaksi. Ardi mulai membulatkan tekatnya untuk masuk ke kamar Narnia melalui jendela kamar. karena pintu kamar sudah di kunci oleh Narnia dari dalam. Sehingga ia susah masuk ke dalam. Jika lewat jendela, masih gampang karena berapa trik saja. Jendela kamar itu akan terbuka. Tepatnya, kamar yang di huni oleh Narnia merupakan kamarnya dulu. Sebelum Narnia pindah ke sini.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeGnUj06KDZ
Dengan langkah hati-hati, Ardi menurunkan kakinya satu persatu. Hingga berhasil masuk ke dalam kamar. dengan langkah pelan, Ardi mendekati Narnia yang sedang tidur dan mengecek apa yang di baca oleh Narnia di dalam ponsel, melihat berapa novel dewasa dengan agenda yang detail.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzKwRpAxQjh
Senyuman Ardi melebar, ia akan langsung mempraktekkan sekarang juga. Sambil menunggu obat perasangnya bekerja dengan sempurna.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnQe9M2NbEB
Tak butuh waktu lama, Ardi melihat Narnia mengerang dan semakin gelisah di atas ranjang.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZf2lvPWHl3
“Panas…..” gumam Narnia pelan.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNSzaFtHDu6
Dalam tidur antara sadar dan tidak sadar. Narnia seolah-olah melihat Ardi di atas tubuhnya.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjT7FRCaqrJ
“Ardi?” gumam Narnia pelan.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTLvgh5Yrbh
Ardi tidak bersuara, hingga Narnia tertidur kembali.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3nUXHtxS30
Dalam ketenangan tidur, Narnia dapat merasakan kehadiran orang asing di sampingnya. Dengan hembusan nafas di telinga, setelah itu. Bibirnya di lumat dengan kasar di sertai dengan gigitan.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUDwMVMQmoe
Narnia berusaha mengerakkan kepala ke kanan dan kekiri. untuk bisa lepas dari pungutan bibir pria tersebut dan membuka kedua matanya untuk segera sadar dari mimpi liarnya. Tapi hasilnya sia-sia, pria di atas tubuhnya semakin kasar.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ0J2gNqDAN
Setelah bibir, kecupan itu beralih ke leher dan ke arah dada. Dengan tidak
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSRoskcOPZR
sabaran, pria itu membuka semua piyamanya. Kemudian menarik pakaian atas di tubuh dan meremas kedua buah dadanya dengan kasar. Seperti yang di lakukan oleh Resti barusan di ruangan ganti yang ia intip barusan
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡedgR5nVy1O
Remasan Ardi di dada Narnia yang seperti membuat adonan kue. Menimbulkan sensasi geli di tubuh. Bahkan tanpa sengaja mengeluarkan suara membangkitkan gairah dari bibir Narnia. Yang terbuka dan mengingit bibir bawahnya dengan gigitan mengoda.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd9y0bZzALp
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpSUOZuCLXM
Mendengar desahan penuh gairah, Ardi semakin bermain kasar di kedua buah dada Narnia. Hingga menarik puncaknya secara kasar dengan kedua tangan.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm977eLfAAB
“Sakit….” ujar Narnia bercampur dengan suara merdunya yang menginginkan lebih dari sebuah permainan di atas dadanya.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzwksExnxuR
Semakin Ardi semakin mengembang, ia semakin liar memainkan kedua buah dada Narnia dengan berbagai tempo dari lembut hingga kasar.
1964Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvoG3vZ5reE
