“Tolong tangguhkan wanita victoria ini. Beberapa informasi kadang ada yang tidak bisa diakses melalui internet,” tambah Cake percaya diri. “Moncake, tanpa satupun menyanggah keterangan dari Nona Gwendoline Pusscat, bahwa keterangan yang telah disampaikan benar.”
“Hingga pada saat anda bilang Nona Zouch adalah pelakunya.” Nada Cake rendah memperingatkan.
Suasana menjadi bingung, Gwen meminta perpanjangan waktu sedikit.
Cake membahas mulai dari tiga hal yang tidak berhubungan, seperti yang dikatakan Tn. Quill sebelumnya.
“Sesuai urutan waktu kronologi, pertama keinginan untuk melakukan pembunuh datang dari dendam yang lama. Pelaku akan memupuk sedikit demi sedikit rencana itu dengan matang. Hasilnya adalah reuni, untuk mencari informasi tentang seseorang, Dolores Yates. Poin kedua adalah melancarkan alur kejahatan itu. Di waktu yang berbeda, seseorang memesan tempat yang sama. Di sini pelaku memainkan sebuah trik. Ia melakukan tindakan brutal. Ia sengaja memperpendek umur penghangat elektrik yang katanya benda baru, sehingga saat mayat itu ditaruh dalam perapian, akan ditemukan orang lain. Sementara poin ketiga, adalah mayat itu sendiri, dengan karakteristik mahkota kuning dan kalung biru safir. Seperti yang kita tahu, itu adalah milik Clara Weatherby. Sebaliknya, ketiga hal yang dikatakan tidak berhubungan, adalah benang merah.”
Mereka saling bergumam dan perlahan satu per satu mengangguk setuju.
“Tunggu kalau begitu, bila penyewa itu adalah Anthony Penketh, maka mayatnya pasti istrinya, benar?” Gwen mengangkat alisnya, pupilnya membesar.
“Eh? Mengapa begitu?” Tanya Tn. Orin yang tidak menahu soal cerita di masa lalu mengenai mereka.
Gwen memberitahunya, dibantu dengan Nona Elton.
Cake menggeleng, “Jika itu kalung maka itu bisa dikatakan hal normal. Lain cerita kalau mahkota kuning itu.”
Cake menambahkan bahwa pelaku dengan sengaja melakukan itu demi menyelaraskan cerita seolah – olah cocok seperti karakter yang akan dijadikan peran sebagai korban.
“A-apakah itu mungkin bila Dolores Yates adalah korbannya?” tanya Elton.
“Non, karena itu adalah opsi terakhir pelaku agar berpikir seolah seperti itu. Karena itu terjadi tepat setelah kita berpikir bahwa dengan penjelasan yang masuk akal, tidak mungkin lagi mayatnya adalah Clara Weatherby. Maka pada umumnya, orang akan berpikir seseorang yang telah lama hilang ini, Dolores Yates, adalah korban.”
Cake berjalan mendekat pada seseorang yang tangannya masih di borgol.
“Dan tentu saja… tentu saja itu tidak mungkin, kan? Karena ia pelakunya.”
Semua orang kaget kecuali satu pria yang menunduk dengan air kesedihan yang mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang rendah, dari pipi turun ke tanah. Mereka memandang heran dan penuh pertanyaan.
“Apa kau tidak salah lihat? Dia ini Zouch!” Protes Gwen.
“Saya juga berpikir seperti itu sebelumnya. Bayangkan, 15 tahun tanpa komunikasi, tidak pernah menampakan secara fisik. Non, bagaimanapun juga itu terlalu aneh.”
“T-tapi kami yakin, kalau-”
Sela Cake sambil berbalik arah memandangi keenam orang itu dengan ragu, “Kalau anda semua tidak benar – benar mengenal Nona Zouch. Anda bahkan tidak tahu kalau dia punya vila ini. Mungkin seseorang hanya tahu secara penampilan bahwa ia adalah gadis lemah, atau seseorang dari teman baiknya memberitahukan secara spesifik,” Cake menunjuk seseorang. “Seperti Tn St. Eadbert misalnya. Karena itulah Nona Zouch bukanlah pelakunya.
Setelah Cake menjelaskan panjang lebar, polisi menurutinya. Dengan membawa orang yang mengaku sebagai Zouch, dan menangguhkan Nona Dorothy yang sejak kemarin dengan pakaian victorianya itu. Namun saat Cake meminta keringanan hukuman atas yang diperbuat wanita itu, Tn. Orin dan Mel Beaufort menolak mentah – mentah. Itu hal yang wajar, aturan dan birokrasi lebih kuat daripada manusia itu sendiri. Namun mereka berjanji akan menyampaikan semua keterangan Cake dengan lengkap.
Matahari terbit, memecah langit gelap beserta rumor – rumor menakutkan tempat itu. Keenam orang yang bersisa tinggal lima. Yang satu harus terima pasrah dan tersedu – sedu. Mereka berterima kasih tidak hanya pada Gwendoline, tokoh detektif yang lebih dikenal, tapi juga Cake. Namun saat Cake dimintai nomor ponsel, ia menolak.
***
Roda mobil melaju di atas medan abu – abu, membawa awaknya dengan konstan dan tenang. Si cebol rambut permen, Gwendoline Pusscat, memicingkan mata saat memandang spion tengah. Cake yang kondisinya lebih buruk dari kemarin karena kasus itu, membuatnya terjaga 24 jam. Ia bersandar dengan bantalan spesial yang boleh jadi mahal. Kepalanya menikmati pangkuan itu dengan raut muka penuh kenikmatan, tangannya juga ikut meraba.
“I-itu geli! Jangan bergerak terlalu sering!”
“Diam! Ini adalah kompensasi! Kondisiku semakin buruk, paling tidak ini salah satu tebusannya!” nada sebal pria itu.
Gwen tidak bisa berbuat banyak. Sesekali ia melirik lagi rekannya yang malu – malu itu. Keningnya dikernyitkan berkali – kali, namun Cake matanya terpejam nikmat.
“Aku tidak menyangka kalau berakhir seperti itu?”
“Apanya?” tanya Cake heran yang tangannya yang mengelus sedari tadi membuat Beckey risih.
Gwen menoleh ke belakang.
“Dolores Yates. Tentang Zouch tadi, kenapa kau bisa seyakin itu?
Cake diam saja. Kali ini tangan Beckey memijat – mijat tangannya. Gwen menoleh ke belakang. Raut wajahnya dibuat seakan ia bertanya apakah pria sok itu tidur. Beckey menggeleng tidak yakin.
Cake mulutnya tiba – tiba terangkat, “Bukannya aku sudah jelaskan panjang lebar tadi?”
“Eh? Maksudmu infeksi paru – paru dan laringitis? Well, tapi katanya rumor kematiannya adalah bohong?” tanya Beckey.
“Itu karena Yates berbohong. Tapi sejujurnya, yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana kau seyakin itu kalau itu bukanlah Zouch yang asli?”
Cake dengan suara yang pelan agak terlelap, berkata bahwa sedikit sekali orang yang paham Zouch, karena ia punya penyakit kronis. Bisa jadi Zouch sendiri juga menjauh, karena takut menular. Yates adalah satu – satunya yatim piatu yang karena Pippa Zouch, keluarganya mau menjadikannya anak angkat. Yang jelas Yates adalah satu – satunya yang sangat paham akan Zouch.
“Dan satu lagi…”
“Satu lagi?”
“Kenapa orang yang mengidap laringitis bisa berteriak?”
Cake yang terlalu lelah, kesadarannya tenggelam dalam mimpi. Sementara kedua wanita itu sempat menaikkan alisnya saat mendengar jawaban yang terakhir itu.
“Masih tajam seperti dulu… seperti dulu…” Gwen tersenyum kecil.
“Eh tapi, Gwen, aku tidak mengerti kenapa basement itu isinya parfum? Kupikir pelakunya Nona Elton loh!” Tanya Beckey dengan heboh sambil mempelankan suaranya.
Gwen menoleh ke belakang, “Oh ya?”
“Itu karena seperti katamu Nona Elton punya bisnis parfum!” balas Beckey dengan bangga.
Gwen menggeleng kecewa. Kemudian ia berkata bahwa parfum ‘Ewig’ milik Elton karena pendistribusian kuatnya di jerman. Secara dalam bahasa inggris, itu berarti ‘Eternal’.
“Oh, well, Yates orang yang rapi. Sebenarnya tidak hanya itu, tapi bekas abu itu adalah sesuatu yang dipersiapkan sebelum korban di mutilasi. Dia sangat beruntung, tidak ditemukan cipratan darah. Kemudian jasadnya ditaruh ke dalam mesin pembakar hingga gosong. Parfum ditaruh sebagai alibi bahwa ruangan itu memang khusus menyimpan parfum dan menimpali bau amis darah. Masalahnya siapa menaruh ruangan wangi dekat garasi dan malah basement?”
Mendengar itu raut wajah Beckey ngeri.
“Kira – kira kenapa Nona Yates sedendam itu ya?”
“Entahlah? Bukankah kau tahu kalau ia penulis novel?”
Balas Beckey mengangguk, “Kalau tidak salah…”
“Why and P. Atau bila ditulis lain, Y & P, Yates & Pippa.” Jelas Gwen.
Perjalanan itu membawa mereka kurang lebih satu jam menuju Cambridge. Suasana tenang tanpa ada perbincangan yang lain.
Beckey lama – lama menguap, pahanya tidak mengalami rasa geli lagi. Namun ia tidak masalah walaupun itu agak berat.
“Kau tidak ingin tukar?” Beckey memandang wajah Gwen melalui kaca spion tengah mobil.
Gwen hanya melirik, namun itu sudah cukup dimengerti oleh rekannya itu.
“Kalau dipikir – pikir kasian juga Clara Weatherby… tubuhnya hangus” ia menguap.
“Apa maksudmu?”
“Korbannya. Sudah hamil diluar nikah, eh kok dibunuh.”
Gwen memutar – mutar bola matanya.
“Kenapa kau bisa berkesimpulan seperti itu?” Gwen nadanya penuh kekecewaan.
“Kenapa? Karena ada mahkota kuning dan kalung biru itu. Selamat malam.” Beckey bersandar dan tenggelam dalam mimpi.
Gwen melirik dari kaca spion tengah, ia menggeleng – geleng tidak puas.
“Blimey! Dasar otak otot.”
Dalam beberapa jam, mobil itu sampai. Gwendoline tiba - tiba menerima pesan dari kepolisian Cumbria telah ditemukan mayat gantung diri, ditemukan sebuah kertas disampingnya.
“Terima kasih, Yates. Aku akan memberitahu tuhan bahwa itu perbuatanku.” Baca Gwen dalam hati ketika melihat gambar yang dikirimkan itu.
Ia menghela nafas.
“Jadi itu alasanmu, Cake?” Suaranya pelan mengalah.
THE END
ns3.22.209.115da2