Gedung – gedung tinggi dengan lampu neon warna – warni. Pesawat balon oval tak berawak melintasi langit, berlayarkan LED yang menampilkan tulisan…
“Glimmerport On Air Event – 8.10 Sovranty Day!” (Acara di Glimmerport On Air – Perayaan 8 Oktober hari merdeka)
Kemeriahan itu berlangsung lancer. Terutama arak – arakan yang memenuhi lapangan berbentuk lingkaran yang luas dan terang benderang.
Malam yang cerah, lampu – lampu panggung dan cahaya laser beraneka warna menyorot ke segala arah acak. Semua orang memegang stik LED seolah menahan ekspresinya pada panggung yang gelap.
Beberapa drone berseliweran lallu berhenti terbang di satu tempat, di atas arak - arakan. Para Beastrian, Elf, Manusia, Roh, Mayat hidup, kaum Iblis maupun malaikat, semua ras bahkan makhluk void ikut meramaikan acara itu. Mereka sepakat untuk melupakan masalah umum ‘perbedaan ras’ dan kini bersatu dengan rangkulan tangan untuk acara itu.
Drone itu menampilkan hologram dari titik tengah baling – balingnya, sebuah countdown.
“3…”
“2…”
“1…”
“Let’s Rock!”
Lampu sorot panggung kompak menyala pada satu wanita berpakaian gothic hitam merah. Rambutnya silver lemas dan terlihat basah, seseksi bibirnya.
Kalimat ‘Let’s rock!’ itu bahkan diikuti oleh para fans yang sedang menunggunya. Para arak – arakan baik yang berjas maupun berpakaian umum menggerak – gerakkan stik LEDnya.
Mereka bernyanyian dengan dewi pujaannya. Melantunkan lagu dan irama yang sangat mereka tahu dengan tokoh yang diidamkan. Biasanya, penyanyi itu tampil di tempat – tempat yang mahal.
Namun kali ini, penguasa Glimmerport menyewanya atas perayaan terbentuknya Glimmerport, kota metropolis teraman, meski dengan fakta masih tinggi kriminal.
Nah, setidaknya kota yang terletak di planet Moria 8Y menduduki pada etherealm ke enam, Solatis. Realm yang paling tidak stabil dan dikenal primitif, mengutamakan hukum rimba.
“Kalian semua terbaik!” tambah wanita itu sambal memberi kecupan hangat.
“Echidna Scarlett! Aku cinta padamu!” berkali – kali ucapan itu dilontarkan baik bagi wanita maupun pria.
Echidna Scarlett, salah satu penyanyi terfavorit dengan tipikal lagu sendu, lirik yang bersemangat, dan yang terpenting… Echidna Scarlett yang begitu sempurna sebagai perempuan.
Echidna Scarlett, salah satu penyumbang fenomenal bagi aliansi Wraith Sanctum¸ salah satu alians terbesar di Glimmerport. Ia termasuk pengurus dengan otoritas tinggi, dan ras Wraith atau hantu.
Beberapa dari mereka mengkhultuskannya sebagai goddess wraith, dewi dari ras superior hantu, spirit, dan yokai. Atau… beberapa dari mereka berniat untuk mengincar tubuhnya untuk kesenangan yang tidak rasional.
Sementara itu…
Di gedung yang monoton berbentuk seperti tabung yang menjulang tinggi ke langit, beberapa wraith duduk hangat dengan para Beastrian dan elf.
“Tapi… Mrs. Montana Baldevere, kami harus melebarkan profitnya untuk tahun ini! Dengan harga dan pembagian yang tetap, itu berarti perusahaan kami nggak akan punya tambahan dana untuk operasional baru!” protes beastrian berkepala domba, berjas putih yang elegan.
Montana Baldevere, warna rambutnya sama dengan penyanyi Echidna Scarlett, pendek lurus sisiran asimtris samping kanan dengan sedikit akhiran gelombang, mata merahnya menatap tegas. Wajahnya serius, berkemauan keras, dan agak dingin.
“Komoditas bahan bakar inti arwah, Soul Core¸ sudah ramai dipakai kalangan umum. Di lini kegunaan dan kebutuhan yang sama, itu bahkan jauh lebih murah daripada Debu malaikat, sihir ataupun listrik. Ini baru pertama kalinya Wraith Sanctum, aliansi dengan komoditas termurah dikeluhkan dengan alasan yang tidak masuk akal!” protes wanita bergaun hitam seksi dan tipis itu. Lalu ia menoleh ke samping. “Mythril, tolong berikan form kesepakatan dan brosur produk kita. Ah! juga tolong perbarui info keamanan.”
“Yes, Milady!”
Mythril, sekretaris pribadi Montana Baldevere, adalah wanita kompeten dan sangat teliti. Daripada memakai gaun yang memikat, ia lebih memilih jas formal sama seperti dua pria yang berjaga di posisi agak belakang. Dua orang bodyguard dari Wraith Sanctum.
Koper putih dengan tekstur bludru di tengahnya yang mahal dan berkelas dibuka oleh Mythril. Lengan kanannya dengan rapi mengambil dua kertas di tengah tumpukan kertas yang urutannya mudah terlupakan dengan akurat.
Dalam hitungan detik, Mythril memenuhi kebutuhan Montana Baldevere.
“Mythril, seperti biasa… kamu menakjubkan!”
“Apapun untuk milady!”
Montana Baldevere kembali berurusan dengan para Beastrian itu, sedangkan Mythril segera memejamkan mata dan memegang telinganya. Komunikasi batin adalah salah satu keunggulan aliansi Wraith Sanctum.
(*Divisi keamanan, silahkan melapor berurutan!*) Mythril memerintah.
Berangsur satu per satu suara, bergantian saling mengonfirmasi.
Tipikal suara wanita dewasa.
(*Fairmind, posisi restoran seafood dua blok dari Metrotube tower. Arak - arakan Glimmeport towncircle terlihat beberapa pergerakan sekte okultis. Belum ada tanda – tanda ancaman.*)
Tipikal suara pria playboy
(*Halo, halo, sayangku, Mythril? Kamu memanggilku? Aku di posisi Glimmeport towncircle sekitar arak – arakan. Ya ampun… mereka terobsesi sekali dengan si tukang comel Scarlett…. Ngomong – ngomong, kata yayang Fairmind memang benar, ada beberapa sekte Order of Hypogryph. Mereka menggenggam salib emas. Status waspada*)
Tipikal suara auman wanita gila…
(*H-HEI! SIAPA YANG KAMU PANGGIL TUKANG COMEL!? AKAN KUPATAHKAN LEHERMU NANTI, BONUS!*)
Suara auman monster itu menjelma jadi suara wanita imut dan merdu.
(*Eh-ehem…! Scarlett kepada Mythril, sekte okultis membawa berliter – liter air suci. Belum ada tanda – tanda tindakan. Para penggemarku tampaknya menyulitkan keadaan mereka. Ya ampun… jadi terkenal memanglah sesuatu~*)
Tipikal suara pria kompeten…
(*Countdime melapor, di pintu depan Metrotube tower tidak ada tanda – tanda mencurigakan.*)
Tipikal suara om – om…
(*Scheme dan Stitch, di metrotube tower lantai 9, Lady Baldevere dan Mythril aman. Tapi kami… merasakan aneh pada klien. Lady Baldevere… menyuruh kami untuk bersabar*)
Mythril menunggu satu orang yang belum melapor. Satu orang yang kerap sekali menguras kesabaran Mythril.
Satu orang… yang sangat teramat tenang dan kurang serius perangainya.
(*Cron, harap melapor!*)
.
.
Sementara itu…
Di seberang gedung tinggi berbentuk tabung, Metrotube Tower, tedapat gedung stasiun televisi “NocTV” berlantai Sembilan. Pria yang dipanggil Cron itu, berbaring di atap apartemen lantai sepuluh satu blok sebelah stasiun NocTV.
Matanya terpejam, menyandar sendiri penuh keheningan. Kecuali…
(*CRON! APA KAMU TIDUR!?*)
Suara Mythril frustasi yang mengomel terdengar kencang. Tidak kencang secara fisik telinga, namun cukup membuat otak Cron bereaksi.
(*Uhh… ya nggak mungkinlah? *Hoamms!*) Kedua mata Cron mengertip cepat, ia menguap.
(*Kamu tidak nguap, ‘kan? YA KAN?*)
“Senior Camilla… apa ada penyusup?” Cron menggaruk – garuk kepalanya, memutar pinggulnya, serta pemasanan kecil lainnya. Hal kecil yang biasa ia lakukan setelah bangun tidur.
#Fuuuup!
Seseorang muncul dari bayangan. Wanita remaja, ditaksir sekitar SMA, berambut kuncir bakpao kembar.
“Dua wanita, alat penembus perisai roh dan alat fisik pemecah kaca. Nah… mereka masih persiapan sih….” Camilla berbalik arah pada lantai outdoor paling atas Stasiun televisi NocTV.
“Hm… bukannya itu gawat?” komentar Cron dengan santainya.
(*CRON! LAPORANMU! *gasp, gasp*)
Mythril terus menagih sampai capek sendiri.
Cron memutar bola matanya ke kanan, ia mencari ide untuk keselamatan atas ketidakkompetenannya.
(*Nah… kamu ini lagi menstruasi?*)
(*Fuitfuiiut~) #suara siulan
(*Waaaw!*) Fairmind dan Scarlett kaget.
(*Adik Cron, kakak Bonus kasih kamu saran. Menjauhlah dari Mythril sampai seminggu?*) Bonus, si suara playboy itu seolah menaruh api pada sebuah sumbu.
(*BONUS, DIAM!*) tambah Mythril. (CRON, BILA TERUS BERCANDA KAMU AKAN TURUN JABATAN!)
(Dih, nyebelin banget ini wanita?) pikir Cron.
(*Iya, iya, sayang. Semua pasti… beres?*)
(*CRONNN!-*)
Cron segera menggunakan nulifikasi pembatasan saluran pikiran karena percakapan itu semakin ricuh.
Cron memundak pedangnya, ia memandang atap outdoor teratas stasiun TV. Seperti kata Camillia, ternyata memang dua wanita yang tengah mempersiapkan sesuatu.
“Kamu kenal mereka, Cron?” Camillia memasang wajah cemberut.
“Entahlah… mungkin?” Cron melakukan pemanasan pada kakinya.
“Hey, apa – apaan itu!?” Kening Camillia tidak mau turun,
“Senior… kamu lupa kalo aku ini buta?”
Cron melompat, lalu melempar pedangnya seolah tombak. Sedangkan Camilla tenggelam dalam bayangan lagi.
#Ctaak!
Pedang Cron mendarat tegak membuat dua wanita itu menghindar di arah yang berlawanan.
“S-siapa!?” ucap salah satu wanita, yang beralis dan tubuh pendek. Pipinya tembem seperti anak kecil.
“Pe-pedang itu!?” kuping elfnya bergerak kecil. (Sesuatu di belakangku!) pikirnya panik.
Cron tepat dibelakang wanita yang mengenakan bando biru navy, berambut blonde lurus panjang dan dikepang belakang pendek di ujungnya. Si wanita elf.
“Oh? Dina?”
Wanita yang dipanggil Dina itu langsung menghindar mendekati rekannya.
“C-cron! Cr-cron Belloc! A-APA YANG KAMU LAKUKAN DI SINI!?” Dina marah besar.
Sementara, rekan Dina tampak berbeda.
“Se-seniorrr!!!” wanita beralis pendek itu segera meraih Cron dan merangkulnya erat – erat. “A-aku kangen sekali denganmu! Bagaimana kalau kita bercengkrama dan main game di rumahmu seperti dulu!?” Wanita itu menggesek rindu pipinya ke pria berjas yang terlihat ngantuk itu.
“Ariri…” Cron tersenyum tipis dan mengelus rambutnya. Telinga kelinci Ariri bergerak riang. “Maaf, lain kali ya... Aku ada tugas,” jelas Cron dengan ramah.
Kemudian, Dina lesat meraih perut Ariri dan menariknya menjauhi Cron.
“Ariri! Kamu lupa kalau dia itu diusir dari Moonshed karena berkhianat!?”
ns3.15.31.240da2