Jena Viola adalah perempuan berusia 25 tahun yang masih single sampai saat ini. Ketiga sahabatnya sudah menikah sejak lama dan satu lagi masih belum menikah tapi sudah punya pacar. Namun Jena sama sekali tidak ada pacar, tidak ada yang sedang PDKT atau apalah. Pokonya tidak ada harapan.
128Please respect copyright.PENANAShaQUwJHcL
Jena sendiri tidak masalah dengan statusnya yang masih single. Namun Neneknya selalu menekannya untuk menikah dengan terus menyinggung soal menjadi perawan tua hingga body shaming di setiap Jena mengajak bicara neneknya. Hingga lama kelamaan membuat Jena tidak enak hati jika harus bicara dengan neneknya sendiri. Yang harusnya keluarga menjadi tempat dia merasa nyaman dan tenang justru membuatnya merasa seperti di neraka.
128Please respect copyright.PENANAunDLA5GQXm
Jena memiliki postur tubuh yang berbeda dengan perempuan kebanyakan. Dia rasa itu adalah faktor keturuna dari keluarga ayahnya. Sebagai seorang perempuan berusia 25 tahun, Jena memiliki tinggi hampir 180cm dan memiliki berat badan 90kg.
128Please respect copyright.PENANA5sF7hHRN2G
Jena bukannya tidak ingin menikah. Jena sadar kalau mungkin penyebabnya belum menikah sampai saat ini adalah karena faktor berat badannya sehingga dia merasa insecure. Meski begitu untuk saat ini ada hal yang lebih penting baginya dibandingkan dengan menikah. Jena ingin menyelesaikan kuliahnya dahulu dan melakukan hal lainnya.
128Please respect copyright.PENANAB3hMIRoG8v
Hari ini suasana hati Jena kurang baik karena berbicara dengan neneknya. Dan lagi neneknya menyinggung soal menjadi perawan tua dan menekan Jena untuk segera menikah. Dan yang membuat Jena kesal lagi, neneknya mulai menjodohkannya. "Pulangnya jangan malem-malem Si Asep mau kesini" ujar Nenek Jena.
128Please respect copyright.PENANA4tSaAAZR9c
"Ngapain Nek?" Tanya Jena.
128Please respect copyright.PENANAmrVJVP9x3d
"Ngapelin kamu lah"
128Please respect copyright.PENANAoie1pBdwTO
Jena terdiam, tidak menanggapi lagi penyataan Neneknya. Berbarengan dengan itu ponsel Jena berbunyi pertanda ada pesan masuk.
128Please respect copyright.PENANAbzKsSXsslX
"Assalamualaikum" di isi pesan itu yang dari nomor yang tidak dia kenal.
128Please respect copyright.PENANA8oP9XVXYUr
Jena berpikir tidak baik kalau tidak menjawab salam jadi Jena membalasnya dengan "waalaikumsallam".
128Please respect copyright.PENANAgkm3l2AusW
Orang itu kemudian membalas lagi. "Nanti malam AA mau main ya kerumah". (Aa=panggilan kakak untuk laki laki yang lebih tua)
128Please respect copyright.PENANAms9EV4VDYy
Jena sudah tahu dari isi pesannya kalau itu Asep namun Jena tetap membalas pesannya. "Ini A Asep?" Tanya Jena.
128Please respect copyright.PENANAJEKqAfNJAb
"Iya." Balasnya lagi.
128Please respect copyright.PENANAzSJyrJgDDK
Jena mengenal Asep sejak kecil. Usia Asep jauh lebih tua dari pada Jena. Perbedaan usia mereka sekitar 10 tahun. Rumah Asep dan Jena berada di satu kampung, hanya berbeda RT. Asep adalah teman kakak sepupunya Jena jadi dia sering berpapasan saat Jena berkunjung kerumah kakak sepupunya itu.
128Please respect copyright.PENANAIrt25zjGtv
Lama Jena tidak membalas lagi pesan itu. Jena tidak bisa seperti ini. Dia tidak suka dipaksa. Beruntung hari ini Jena ada acara dengan sahabat sahabatnya. Sehingga dia punya cara untuk menghindari Asep.
128Please respect copyright.PENANAIJr05pGU0Q
Jena segera bersiap untuk pergi menemui sahabat-sahabatnya. Segera dia pamit kepada neneknya lalu pergi dengan mengendarai sepeda motor.
128Please respect copyright.PENANAlPfPwo18mi
Jena pergi melewati rumah saudaranya dan disana dia melihat ada Asep. Meski begitu Jena berpura pura tidak melihat Asep yang mungkin melihatnya pergi. Jena sadar kalau dia belum membalas pesan Asep, tapi yasudahlah.
128Please respect copyright.PENANA8mEOamXNk7
Sesampainya di tempat tujuan, hanya ada Nuri di sana karena rumahnya paling dekat dari tempat janjian mereka. Jena memarkirkan motornya di tempat aman dan mudah ditemukan lalu menghampiri Nuri.
128Please respect copyright.PENANALIDUOOGQqG
"Lu sendirian? Mana laki lu?" Jena menghampiri Nuri yang duduk di kursi yang tersedia tidak jauh dari tempat parkir motor.
128Please respect copyright.PENANA6f5sjWTjIZ
"Karena ini girls time, jadi dia gue suruh dia pulang" jawab Nuri.
128Please respect copyright.PENANA02HAi3vwXa
"Yang lain mana?" Jena menanyakan sahabat-sahabatnya yang lain.
128Please respect copyright.PENANALybB7NxgFH
"Biasa lah mereka mah tukang ngaret. Apa lagi si Vina yang udah punya anak. Ribet pasti dia" jawab Nuri lagi.
128Please respect copyright.PENANAkkQZse0gGg
Jena mengangguk "oh iya..."
128Please respect copyright.PENANAwIXajnkXXi
"Gue juga pengen buru buru punya anak" ujar Nuri lagi sambil membayangkan dirinya menjadi seorang ibu yang sedang menggendong bayinya.
128Please respect copyright.PENANASyCbPr62HK
"Gue doain deh biar lu segera hamil" sahut Jena mendoakan sahabatnya itu..
128Please respect copyright.PENANAljXUvj66y5
Nuri berseru dengan meriah "Aamiiiinnn"
128Please respect copyright.PENANAZ6dDXhjy7f
Jena menatap ponselnya. Pesan baru masuk tidak lain dan tidak bukan adalah dari Asep. "Bisa kan Jen?"
128Please respect copyright.PENANAm7NmXAkzMr
Jena bisa segera menolak Asep sekarang saat itu juga dengan hanya mengirim pesan bertuliskan 'tidak bisa'. Tapi dia memilih untuk bertanya kepada Nuri.
128Please respect copyright.PENANAFk46lpFxp5
"Nur?" Panggil Jena kepada Nuri
128Please respect copyright.PENANAgg3HbE3WnO
"Ada apa?" Sahut Nuri
128Please respect copyright.PENANAlA0H4V7FfJ
"Ini ada orang mau main kerumah gue. Kira kira terima jangan" ujar Jena datar sambil menunjukkan isi pesannya.
128Please respect copyright.PENANA9aKzhl9VSD
"Siapa nih. Lu kenal?" Seru Nuri semangat karena akhirnya sahabatnya yang menjomblo dari lahir ini punya gebetan. Jena menganguk.
128Please respect copyright.PENANAkrYHNlnwkc
"Kenal. Rumahnya gak jauh dari rumah gue. Keluarga gue juga kenal sama dia. Menurut lu gimana?" Jelas Jena.
128Please respect copyright.PENANABfUDNgaev4
"Terima aja" ujar Nuri
128Please respect copyright.PENANAgGzdwXOmoq
"Tapi gue bingung"
128Please respect copyright.PENANAXPenRT1tkO
"Coba aja dulu" sahut Nuri lagi meyakinkan sahabatnya itu.
128Please respect copyright.PENANAcS9JHasYTu
"Yaudah deh." Akhirnya Jena memutuskan untuk mencoba menerima tawaran Asep dan mengijinkannya datang malam ini. Yang ada dipikiran Jena saat ini hanyalah agar neneknya tenang dan berharap tidak terlalu membicarakan soal pernikahan lagi.
128Please respect copyright.PENANAP360JJrC6D
"Ngomong-ngomong kita mau nunggu sampai kapan disini?" Ujar Jena yang sudah dirasanya terlalu lama menunggu kawan kawannya yang lain.
128Please respect copyright.PENANA9bfMFF3oM0
Nuri celingukan ke kiri dan ke kanan seperti mencari sesutu. Dia mencari keberadaan dua orang sahabatnya yang mungkin sudah berada di sekitar tempatnya menunggu. Namun tidak ada hasil.
128Please respect copyright.PENANAp08lZWrU43
"Telpon aja si... atau kita duluan cari tempat duluan yuk". Lanjut Jena lalu bangkit dari duduknya diikuti oleh Nuri yang juga bangkit dari tempat duduknya sambil masih mencari-cari mungkin kawan-kawannya sudah sampai.
128Please respect copyright.PENANA6OC47s9Hte
"Yaudah Yuk" Nuri berhenti mencari lalu menggandeng Jena dan mereka pun berjalan masuk ke dalam gedung Mall.
128Please respect copyright.PENANAmZ702ywpsA
Didepan pintu Mall sudah terasa hawa dingin dari pendingin ruangan dari dalam. Jena merasa lega dengan hawa dingin ini. Tapi mungkin karena ini akhir pekan dan banyak orang yang datang ke mall ini jadi suhu nya tidak sedingin biasanya Jena saat datang ke tempat ini di hari kerja. Meski begitu ini lebih baik daripada di luar yang panas.
128Please respect copyright.PENANABVRuA0I1ik
"Jen mau makan apa?" Tanya Nuri kepada sahabatnya itu.
128Please respect copyright.PENANAVYaTJ3ql6l
"Apa aja... yang lain mau makan apa?" Tanya Jena menanyakan keinginan sahabat - sahabatnya yang belum datang.
128Please respect copyright.PENANAZ1zkpp8hBR
"Mereka mah biarin aja. Terserah kita aja. Siapa suruh ngaret(telat)" sahut Nuri mencemooh.
128Please respect copyright.PENANAHZep4fH66I
"Hmmm.... yaudah deh" Jena memutar bola matanya dan berpikir apa yang dia inginkan. "hari ini gue lagi pengen makan ramen" lanjutnya setelah selesai memutuskan.
128Please respect copyright.PENANAnx8dKrqUbN
"Oke yuk"
128Please respect copyright.PENANAShIkK7dcs8
Nuri dan Jena masuk ke sebuah restoran bergaya Jepang yang menyajikan sushi dan ramen. Mereka mencari tempat duduk lalu pelayan memberikan buku menu. Banyak sekali jenis sushi yang mereka jual dan juga ada beberapa jenis ramen.
128Please respect copyright.PENANAly6cLPFP3K
Sambil memilih menu makanan yang mereka ingin makan, Jena menginformasikan kepada sahabat-sahabatnya yang belum datang posisi keberadaannya. Tidak lupa menanyakan pesanan mereka agar bisa sekalian Jena dan Nuri yang pesan.
128Please respect copyright.PENANATsEq3r0K3L
"Jen?" Panggil Nuri kepada Jena ditengah kesibukannya memilih makanan di buku menu.
128Please respect copyright.PENANAYxrXtXczwD
"Hng?" Sahut Jena sambil mengalihkan pandangannya dari layar ponselnya kepada Nuri.
128Please respect copyright.PENANA5nReZixZzL
"Setelah gue pikir-pikir, lu coba kayak si Siska aja" ujar Nuri. Jena mendelikkan matanya tidak mengerti apa maksud Nuri dan apa yang dia bicarakan pun Jena tidak mengerti.
128Please respect copyright.PENANAXxDqMeIL2u
"Kenapa si Siska?" Tanya Jena
128Please respect copyright.PENANAOrL478RY9L
Nuri berdecak "itu lhooo... instal dating app. Dia kan ketemu lakinya lewat dating app".
128Please respect copyright.PENANAO4kFPWTU3A
"Hooo.... udah pernah. Dan lu tau gak orang-orang nya aneh-aneh. Masa ada yang chat langsung nyuruh gue dateng ke kosannya dia". Sahut Jena.
128Please respect copyright.PENANAavpcAfTfoR
"Ada berapa yang begitu?" Balas Nuri.
128Please respect copyright.PENANAJpdRleiqRW
"Satu"
128Please respect copyright.PENANAaax5HvPgmG
Nuri berdecak lagi. "Kan cuman satu orang. Bukan berarti yang lainnya kayak dia. Pasti ada lah yang beneran satu mah.." ujarnya meyakinkan.
128Please respect copyright.PENANAmMziWR8ohI
Jena pun sepemikiran dengan Nuri. Meski kadang ada orang-orang aneh bukan berarti yang ada disana aneh semua. Tapi sejujurnya Jena tidak percaya diri dengan dirinya sendiri. Dia merasa spesifikasi dirinya tidak cocok dengan orang-orang di dating app yang selalu dia lihat meliliki pendidikan tinggi, berfoto menggunakan barang-barang mewah dan traveling ke tempat indah. Sedangkan Jena tidak seperti itu. Jena tidak memiliki barang brand mewah, dan juga tidak memiliki pendidikan tinggi apalagi pergi jalan-jalan. Jena hanya seorang pekerja pabrik biasa yang masih belum menyelesaikan studinya.
128Please respect copyright.PENANAUdn74cQTm7
Karena orang tuanya sudah tiada, Jena harus bekerja untuk membayar biaya pendidikannya dan biaya hidupnya sendiri. Tidak mungkin dia mengandalkan neneknya yang sudah tua. Jadi Jena harus bisa melakukannya sendiri. Namun Jena malah masuk ke dalam lubang hitam yang begitu dalam dan tidak ada yang tahu apa yang sedang Jena jalani saat ini bahkan neneknya dan kakak sepupunya yang sangat dekat denganya. Karena Jena menyembunyikannya, dia tidak ingin keluarganya tahu, dia ingin menyelesaikan semuanya sendiri karena dia tidak bisa terus menyulitkan keluarganya.
128Please respect copyright.PENANAYhmO2bFvKl
Meski begitu ada alasan lain Jena tidak memberitahukan keluarganya. Dia tidak sanggup membayangkan betapa keluarganya malu kalau harus punya kerabat seperti Jena. Dia tidak tahan membayangkan harus melihat neneknya sedih. Dia tidak tahan mebayangkan kata kata pedas kakak sepupunya. Jena sangat dekat dengan kakak sepupunya itu sehingga dia tahu bagaimana kakak sepupunya kalau ada yang mengganggu kenyamanan suasana hatinya itu.
128Please respect copyright.PENANAn0pSgcVP0z
"Hellooowww everybody!!!" Seru Vina langsung duduk di samping Jena dan Siska duduk di samping Nuri.
128Please respect copyright.PENANA09vuOlZq7O
"Telat amat si lo lo pada" ketus Nuri. "Gue sama Jena ini nunggu panas panasan di parkiran nungguin kalean"
128Please respect copyright.PENANAULC3rPCjUy
"Sorry dehh. Biasa lah baby problem. Boboin anak gue dulu. Boboin bapaknya dulu" sahut Vina memberi alasan yang membuat ketiga sahabatnya tersenyum kecut.
128Please respect copyright.PENANAvbGqGf0yF1
"Udah pesen belom?" Tanya Siska.
128Please respect copyright.PENANARWyb07a9Sk
"Beloomm... gue lagi ngomongin datting app dulu. Biar si Jena instal itu aplikasi" sahut Nuri.
128Please respect copyright.PENANAKKN6hZqLRZ
"Eh iya bener tuh. Coba aja. Siapa tau ada yang cucok khaann..." timpal Vina mendukung Nuri.
128Please respect copyright.PENANA03EdZF4wf1
"Iyaa... kayak gue nih. Ketemu sana Bang Gery di datting app juga." Siska menambahkan pendapatnya. "Eh kan gue taunya juga dari elu yang ngajarin. Eh malah gue yang dapet duluan" lanjutnya kepada Jena.
128Please respect copyright.PENANAYV98Kuq4MB
Jena termangu. "Udah lah. Kalian mau pesan apa gue laper" ujarnya kemudian mengalihkan pembicaraan.
128Please respect copyright.PENANAPNogXNmF8L
"Sini pinjem hp lu" Vina menyodorkan tangannya kepada Jena.
128Please respect copyright.PENANApGn4N16jdl
"Buat apa?" Sahut Jena penuh kecurigaan
128Please respect copyright.PENANAcMgGZyGOm9
"Pesen makan. Gue mau milih sendiri. Lu pilih dulu mau pesan apa." Balas Vina lagi kemudian Jena memilih pesananya lalu memberikan ponselnya kepada Vina.
128Please respect copyright.PENANAlRVoC0xOeT
Satu persatu bergantian memilih menunya masing-masing dan yang terakhir adalah Nuri yang memegang ponsel Jena. "Udah nih. Ada tambahan gak? Kalo gak ada gue submit".
128Please respect copyright.PENANAZkUFF5y5t7
"Udah. Iya . Engga ada" sahut ketiga sahabatnya bersamaan.
128Please respect copyright.PENANAdwxBxWIJKK
Pesanan telah dibuat dan sekarang waktunya menunggu. Sambil menunggu mereka pun membicarakan hal-hal ini itu. Masalah keluarga, flashback jaman sekolah, dan banyak lainnya hingga Jena lupa dengan ponselnya yang masih di pegang Nuri.128Please respect copyright.PENANAmToDcq56Qz
***128Please respect copyright.PENANAGCPm0TQ9Kd
Sampai sini dulu cerita nya. Jangan lupa Tekan tombol Like setelah membaca :))))128Please respect copyright.PENANAilmA0HydHW