Darah berdiam diri di kamarnya, rasanya sudah bosan mendengar pertengkaran orang tuanya.
"Aku emang bukan broken home, tapi orang tua ku tiap hari berantem" gumamnya dalam hati.
Darah adalah anak perempuan pertama dari tiga bersaudara, kedua adiknya laki-laki. Kini Darah tengah duduk di kelas tiga SMP. Sejak kecil Darah kurang kasih sayang dan perhatian dari orang tuanya, kadang ia merasa iri dengan teman-temannya yang dimanja orang tuanya.
"Rrdddstt rrddsssstttt rrdssstt" (suara hp Darah bergetar)
"Hallo sayang, ganggu gak nih aku telfon" (suara Aska pacar Darah)
"Bukannya ganggu sih, cuma aku lagi belajar nih, sekalian ngerjain PR" (jawab Darah)
"Emm, aku telfon nggak lama kok cuma mau ngomong aja, besok sepulang sekolah kamu aku jemput yaa, kita jalan-jalan, mau ya sayang ???" (Pinta Aska sambil merengek)
"Iya aku mau kok, ya udah besok jemput di depan sekolah kalau sudah jam pulang" (Darah menjawab)
"Ok sayangkuu, Love you Darahku yang cantiiikk hehe" (Suara Aska sambil tertawa kecil)
"Love you too sayangku" (jawab Darah malu-malu)
Kemudian Aska mematikan telfon dan Darah melanjutkan mengerjakan PR.
Darah dan Aska sudah hampir dua tahun pacaran, Aska lebih tua tiga tahun dari darah, tepatnya sekarang Aska kelas tiga SMA, mereka berdua adalah pasangan yang sangat bucin.
Keesokan paginya, Darah bergegas berangkat ke sekolh bersama temannya Rida, ia adalah sahabat terbik Darah.
"Rii, pulang sekolah temenin aku jalan yuk sama Aska" (pinta Darah kepada sahabatnya"
"Nggak bisa Ra, kan aku ada exstra nanti, kamu berdua aja sama Aska gpp kan ?" (Jawab Rida)
"Ya udah deh rii, gak bagus juga kalau aku minta kamu bolos exstra" (Darah menjawab sambil kecewa)
Seperti biasa Darah mengikuti pelajaran dengan baik hari ini, ia termasuk salah satu siswi yang pintar, ia selalu mendapat peringkat satu di kelasnya.
Jam menunjukan pukul 14.00
"Teeet teeet teeet teeet..." ( bel sekolah berbunyi menandakan sekolah telah usai)
Darah bergegas merapikan buku-bukunya dan berlari keluar sekolah, terlihat sebuat mobil putih sudah parkir di depan pagar, dan itu adalah mobil Aska.
"Sayang sudah nunggu lama ya ? " (tanya Darah sambil menutup pintu mobil)
"Enggak kok sayang, baru 5 menitan aja, nih minum dulu jusnya, tadi aku beli perjalanan kesini" (jawab Aska sambil memberikan jus kepada Darah)
"Terimakasih sayang, tau aja nih aku lagi hauss, kamu emang pacarku yang palingg ganteng dan perhatian" (ungkap Darah sambil cengengesan)
Darah sangatlah mencintai Aska, ia begitu nyaman saat berada di samping Aska, mengingat Darah adalah gadis yang kurang perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya, sedangkan Aska selalu memberi kasih sayang kepada Darah yang tidak pernah keluarganya berikan.
"Kita cari makan aja ya sayang, terus nonton" (pinta Darah kepada kekasihnya)
"Iya sayang iyaaa, kemanapun kamu mau aku turutin" (jawab Aska)
"Rrrdddddttt rdddtttt rdddtttt" (suara Hp Darah bergetar)
"Eh mama ku terlfon nih, kamu diem dulu ya biar aku angkat" (Darah)
"Iya sayang buruan angkat mungkin penting" (Aska)
"Hallo ma, ada apa ma ? Ini Darah masih ada exstra di sekolah " (tanya Darah pada mamanya)
"Gini ra, mama papa sama adik"mu mau ke luar kota, ke rumah tantemu, barusan dapat kabar tantemu sakit, jadi kamu nginep rumah Rida dulu ya raa kalau nggak berani di rumah sendirian" (jawab mama )
"Oh iya udah ma gpp, salam buat tante semoga lekas sembuh ya ma.. Mama hati" di jalan ya" (Dara)
Setelah mamanya telfon Darah memberitau kepada Aska bahwa keluarganya pergi ke luar kota dan Dara harus menginap di rumah Rida, mengingat Darah takut di rumah sendirian.
Setelah usai makan dan nonton, Darah dan Aska beranjak pulang tapi, Aska meninggalkan Darah di mobil karna mau beli minuman untuk Darah.
"Ini sayang minumannya" (Aska)
"Makasih sayangg, rasa kesuaanku nih, tau aja kamuuu" ( ungkap Darah sambil tersenyum)
Sambil minum Aska terus saja memandangi Darah, ia begitu kagum dengan kecantikan alami Darah. Iya Darah memang sangat cantik, kulitnya putih, hidungnya mancung, tubuhnya mungil dan tingginya hanya 150cm, Darah begitu menarik di mata Aska, dan tentu di mata cowok" lain juga.
"Sayang apaan sih kok lihatin aku terus" (ucap Darah membuyarkan lamunan Aska)
"Kamu cantik banget sayanggg" (Aska)
"Aku sih emang cantik dari lahir heheheh" ( jawab Darah begitu percaya diri)
Aska hanya tersenyum, kemudian memacu mobilnya untuk bergegas pulang.
20 menit kemudian Aska berhenti di depan rumah dan mengajak Darah untuk turun.
"Eh ini rumah siapa sayang ?? Kok kita berhenti disini ?" (Tanya Darah)
"Ini rumah kakak aku, yuk masuk, tenang kakak ku dirumah kok, dia baik..gpp kok udah ayo masukkk "(ajak Aska)
"Ya udah deh, tapi sebentar aja ya sayang, nanti kemalaman pulangnya" (pinta Darah)
"Iya sayangg iyaa" (Aska)
Setelah masuk ke dalam rumah, Aska mengajak Darah ke lantai dua, mereka menonton tv di sana. Sudah hampir 10 menit tapi tidak ada tanda" keberadaan kakaknya Aska disitu.
Darah bertanya kepada Aska kenapa rumahnya sepi sekali, namun Aska diam saja. Kemudian Darah merengek minta pulang karna sudah malam.
"Sayang ayo pulanggg....ini udah malammm sayanggg" ( ajak Darah sambil merengek)
Namun Aska masih belum menjawab, Darah pun terus merengek minta pulang.
"Ayo pulang sayang, ayooo.. ini udah mal**..."
Belum selesai Darah bicara, tiba" Aska mencium brutal bibir Darah, sampai darah tak bisa berkata apa" lagi. Darah sangat kaget, Darah memberontak namun Aska begitu kuat dan terus menerus menciumi Darah.
Darah begitu marah tapi tak bisa melawan, kini tubuh Aska sudah berada di atas Darah.
Setelah puas dengan bibir Darah, ia melanjutkan ke leher dan terus kebawah, Darah menangis dan tidak menyangka bahwa ia akan di lecehkan oleh Aska orang yang paling ia percayai.
"Aska stop, .. stopp Aska.. jangannnn.. jangannn Askaaa.. pliiisssssss....jangaannnn" (pinta Darah sambil menangis kepada Aska)
Namun Aska masih terus melanjutkan perbuatan bejatnya itu.
Semakin Darah melawan semakin sakit badannya. Dekapan Aska begitu kencang dan kuat. Sekali tarikan, kancing sergam Darah lepas berjatuhan ke lantai.
Malam itu Aska merenggut kesucian Darah, wanita yang begitu mencintainya dan mempercayainya.
Darah menangis begitu hebat, menangis dan terus menangis.
Setelah melakukan perbuatan itu Aska seolah" merasa bersalah.
"Sayang maafin aku, maafin aku Darah, aku bener" khilaf.. aku janji nggak akan pernah tinggalin kamu sayang.. aku sayang banget sama kamu. Aku bakal tanggung jawab kalau ada apa-apa" (ucap Aska)
Darah hanya bisa terus menangis, sambil memunguti bajunya kembali dan memakainya, dia merasa badannya begituu sakiitttt.
Hatinya hancur, dunianya seketika kiamat. Darah sangatt hancurr.
Malam itu darah pulang di antar ke rumahnya sendiri, ia tidak jadi menginap di rumah Rida.
Saat ini di pikirannya ia hanya ingin sendiri dan menangis hingga puas.
Aska mengatarnya hingga depan pintu rumah Darah. Darah berlari menuju kamarnya dan merebahkan tubuh mungilnya di ranjang, dia begitu takut, dia sangat marah, sedih dan hancur.
Selama ini dia hidup tanpa kasih sayang orang tuanya, dia hidup di keluarga kekurangan dan harus selalu mengalah kepada adik"nya, namun dia selalu menerimanya.
Dia berharap dia akan punya masa depan yang baik, tapi malam ini semua hancurrr.. hancur tak tersisa apapun.
"Tuhan, bukankah selama ini aku selalu jadi gadis baik, aku tidak mengeluh meski dalam kemiskinan..
Aku tidak pernah mengeluh meski tidak di sayang keluargaku,Tuhan apa setiap penderitaanku selama ini kurang ??? Tuhan apa yang sudah kau tuliskan dalam takdirku malam ini ??? Bagaimana aku akan melanjutkan hidupku ??? " ( tangis Darah sesenggukan)
Tubuhnya sangat lemah
Dalam hatinya berkata
"Aku tak punya siapa-siap"
"Aku tak punya apapun"
"Aku sudah selesai "
Saat itu semua terasa gelap dan Darah pingsan di ranjangnya.