×

Penana
search
Loginarrow_drop_down
Registerarrow_drop_down
Please use Chrome or Firefox for better user experience!
Iro no Gunjin, prolog.
PG
380
0
0
217
0

swap_vert

Prolog.

cahaya yang sangat terang juga panas yang membara.

Itulah yang kurasakan, si jago merah itu melahap rumahku dengan sangat semangat, membuatku terduduk kaku diatas tanah dingin. meskipun baranya sangatlah panas tetapi aku justru merasakan kedinginan, bukan karena suhu dimalam hari, tetapi kedinginan karena ketakutan. ketakutan atas apa yang akan terjadi berikutnya.

Aku memeluk diriku sendiri, air mataku mengalir. aku menangis dan berteriak sangat kencang, namun tidak berhasil mengalahkan suara gemeretak dari rumahku yang mulai ambruk. aku memaksa tubuhku untuk berdiri, dengan menangis tersedu sedu aku mulai berjalan mendekati rumahku yang terbakar.

'Aku harus menyelamatkan keluargaku!!' ucapku dalam hati.

Demi melihat aku yang berjalan dan jadi berlari, ibu tetanggaku berteriak hendak mencegahku masuk. namun terlambat, aku berlari sangat kencang membelah angin, menuju rumah yang sedang dilahap si jago merah.

"JAANGGGAANN!!!!" teriak ibu itu yang tidak kuharaukan.

Aku berhasil masuk kedalam rumahku, mencari cari keberadaan orangtuaku dan adik kembarku. "DIMANA KALIAN?" teriakku. aku berhasil menemukan adik kembarku dibawah tangga, dia sedang terduduk ketakutan sambil menutup wajahnya.

Aku meraih tangannya, dia tersentak. "Apa yang kau lakukan disini? bahaya tahu! cepat lari dari sini!" ucapku setengah membentak. dia terlihat ketakutan, aku segera menariknya menuju pintu belakang. begitu sampai aku tersentak kaget, pintu itu sudah ambruk.

kami pun berlari menuju pintu depan. udara yang panas juga nafas yang memburu menjadi satu disini. kami hampir sampai di pintu depan, dan seketika ada puing bangunan yang mau menimpa kami.

Dengan sigap aku mendorong adikku kedepan dan aku termundur. 

"KAKAKKKK!!!" teriak adikku.

Aku menatap kearahnya, kami terpisah puing bangunan yang terbakar itu. "LARI! AKU AKAN MENYUSULMU!" teriakku.

"Tapi..."

"CEPAT!!!" teriakku lebih membentak lagi.

Dia tersentak, lalu berlari menuju pintu keluar. sementara aku sedang mencari jendela yang masih bisa kugunakan. aku berlari menuju ruang tamu, jendelanya sudah terbakar seperti pintu belakang. aku terbatuk dengan sangat keras, pandanganku mulai kabur, sepertinya aku terlalu banyak menghirup asap.

'Tidak... jangan sekarang..." ucapku dalam hati.

Aku berjalan menuju kamar orangtuaku, keadaan jendelanya juga tidak bisa kugunakan. aku tidak menyerah, aku mencari jalan lain. namun tak lama, terdengar suara gemeretak yang sangat keras dan menyeramkan berasal dari atasku. refleks aku mendongak keatas, aku sangat terkejut, atap atap rumah ini retak retak dan pasti sebentar lagi akan runtuh.

'Ah....' ucapku pasrah didalam hati saat aku melihat atap atap itu mulai runtuh dan akan menimpaku.

                                                                     ***

favorite
0 likes
Be the first to like this issue!
swap_vert

X