×

Penana
search
Loginarrow_drop_down
Registerarrow_drop_down
Please use Chrome or Firefox for better user experience!
  • Time Remaining
    Submission Closed
Hersi Rido
G
0
1
0
183
0

DEVA


Malam ini saya masih bertanya "kamu kenapa lagi"??

Walaupun saya sudah tau apa jawaban yang dia katakan. 😌😌

Yaa.. begitulah Deva, seorang gadis yang masih berumur 22 atau 23 tahun mungkin lah ya. Eehh... tunggu, tapi dia masih gadis atau ga ya?? 😁😁

Ya udah kita panggil namanya Deva, memang terlihat masih muda dengan umur 20an, tapi dengan postur badan yang lumayan berisi maka saya berfikir dia sudah dewasa sekali. Tapi setelah tahu umurnya baru saya lumayan keget kalau dia masih belia, dibawah saya lah pokoknya. 😁

Pendengar yang baik itu yang saya simpulkan di awal kenalan. Kenal melalui sosial media dan akhirnya tukeran nomor WA dan lanjut untuk bercerita. 

Orangnya suple, frienship, asyik bagi saya untuk teman bercerita. Saya pikir cara berfikirnya lebih dewasa dari cewek lain yang seumuran dengan dia, dari dia mendengarkan, memperhatikan, bahkan memberi saran, ya kadang ga guna juga sih 🤭🤭

Orang sangat luwes, cepat berdaptasi, dan cepat deket dengan orang yang baru dia kenal, mungkin karena faktor ini dia sering di manfaatkan kali ya. 

Senyum, yaa.. ada ciri khas senyum dia bagi saya. Ups.. jangan bilang Baper ya, tapi memang seperti itu lah adanya. Kenapa ada ciri khas bagi saya, karena Senyum tersebut akan mengelabui orang yang baru ia kenal apalagi kalau tidak pernah melihat story WA. 

Senyum yang tulus yang kita rasa tak ada beban saat senyum yang di layangkan. Memang dia orangnya gampang Senyuman bahkan untuk hal yang kecil atau pun lagi kesel masih sempat dia memperlihatkan senyuman. 

Oya, kenapa saya tiba-tiba menulis cerita si Deva ya, saya yang tidak ada bakat menulis selain menulis pelajaran tapi doyan ngayal sih pengen jadi penulis besar yang menciptakan buku panduan mengayal Internasional. hehe

Terbesitlah ide untuk menulis kisah Deva si cewek yang gampang tersenyum, bukan senyum liar karena rumahnya dekat tempat karaokean. 😄😄

Cerita ini aku rampungkan dalam semalam agar malam ini rasa kesal dan sedih terhadap Deva dapat di luapkan, karena percuma bilang ke dia, toh akan jadi becandaan bagi Deva. 

Ibu Deva saat ini sedang mengalami stroke ringan, sehingga tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari seperti jualan Soto mie khas Bogor di warung yang biasa dia tempati. Sehingga dua bulan belakangan ini Deva lah yang menggantikan posisi ibunya untuk berjualan diwarung yang ada dirumahnya. Kata orang sih Seblaknya enak, risolnya juga enak, tapi saya sendiri belum pernah mencicipi selain dari mpek-mpek buatan dia sendiri. Tapi sekarang udah ga produksi lagi, apa karena jauh ya beli bahannya ke Palembang dulu.😜😜

Yang saya tahu kurang lebih  dua bulan Deva merawat ibunya sendiri, mulai dari masuk rumah sakit, saat dirawat sampai rawat jalan dirumah sekarang. Memang "anak yang berbakti", walaupun di awal cerita dulu dia sedikit bokis tentang dirinya. haha

Katanya sih dia dulu anak yang nakal, bandel, suka melawan bahkan sampai

"....sndhrurudoeorurusjamandbxbznsjdosnsbddhsbebejajiaoeeurueotpto3848eowj2bebsbdbdncnheueuejeiei......" 

begitulah ceritanya dulu. 

Ada beberapa kisah yang dia ceritakan dan saya anggap bokis, mulai dari melawan ke orang tua, dihamili orang, sampai kabur dari rumah. 

Yaa... Deva cewek yang murah Senyum dan pendengar yang baik menurut versi saya, karena apa yang saya ceritakan dia selalu mendengarkan. Tapi apakah dia mau bercerita?? Saya rasa tidak, karena dia lebih sering menceritakan keluh kesah temannya yang lain, dan minta pendapat kepada saya, aneh, memang iya.. 

Type seorang yang setia kawan, loyalitas tinggi dan cekatan sehingga sering dimanfaatkan oleh laki-laki setengah buaya tapi membuat iri temen yang ada disekitarnya. 

Murah senyum dan perhatian adalah ciri khas dia, ehh sopan juga walau kadang ngeselin sih. Dan sekarang dia menjaga ibu tercinta "sendirian" seperti itulah istilahnya walaupun masih ada saudara laki-lakinya yang masih berada di kota yang sama dan kakak perempuan di kota yang berbeda di tambah Bapak yang masih berada dirumah yang sama. 

Semoga saja pembaca tidak bosan dengan tulisan yang pembukaannya panjang lebar tanpa memperhatikan tanda baca yang baik dan benar.. 😄😄

Abang laki-laki nya masih berada di kota yang sama, tapi agak sedikit cuek dengan kondisi ibunya dan malah pernah bertengkar perkara hal sepele dalam mengurus orang tua, lebih tepat sama iparnya sih ya, tapi ya abang sedikit membela istri dong ketimbang adiknya. 

Sudah Deva slow aja, ga usah di pikirin, yang jelas kamu sekarang fokus mengurus ibu kamu yang sakit, kata seperti itu pernah saya ucapkan ketika dia mulai sedikit cerita yang saya tanya waktu melihay story WA dia. 

Tanggap yang sama yang saya dapatkan dengan cerita dia sebelum nya yaitu emot 😄😄 dan kata "ga apa-apa".

Kakak yang ke dua sesekali merenggek untuk minta isiin pulsa atau token listrik ke Deva, apa dia tidak tahu perjuangan adiknya yang merawat ibunya disini dan mencari nafkah sendiri. Bapaknya pun seakan tidak peduli dengan apa yang dirasakan Deva saat ini, hanya pulang minta makan, rokok dan kopi lalu pergi lagi. 

Sempat menahan ledakan amarah Deva ke si bapak lantaran tidak mempedulikan dan hitungan dengan apa yang Deva kerjakan dan si bapak berikan. Tapi tetap Senyum yang dia keluarkan saat di bercerita. 

Hahahaha..... saya tau dia akan nangis, tapi Senyumnya dia bisa menahan air mata yang akan dia keluarkan. 

Berjualan, yaa... berjualan diwarung yang menyatu dengan rumah dia buka saat malam hari disaat tempat hiburan mulai dibuka, melayani pembeli membeli kopi, bahkan pernah dengan hanya beli berapa bungkus kuaci. 

Kenapa saya bercerita, karena malan ini saya membayangkan betapa berat beban dia di saat ibunya yang dia jaga malah mulai menekan, sampai dia bilang "ka pergi yu, tapi ga balik". Mati dong 😄😄, kata saya untuk menenangkan di percakapan WA. 

Dia berjuang siang dan malam untuk mencari uang, buat menebus obat ibunya, membeli perlengkapan jualan dan untuk menghidupi sibuah hatinya yang kini sudah beranjak besar. 

Yaa... si Deva merupakan singlemoms yang mempunyai seorang anak laki-laki yang kini berusia kisaran 7th. Anak laki yang menurut saya lumayan pintar, sopan dan mempunyai rasa sungkan yang tinggi, karena tidak mau menerima pemberian orang yang baru di kenal, bahkan yang sudah di kenal tanpa seizin mamanya. Celotehan spontan dari Hafiz bisa membuat kita tertawa, celotehan polos dari anak yang tinggal bapak dari kecil, membuat dia kebal akan kisah hidupnya. 

Hafiz sekarang sudah mau duduk di bangku SD, dan membutuhkan biaya yang lumayan untuk kebutuhannya, tapi masih sempat si Deva membantu orang yang ada disekitar dengan keterbatasan biaya yang di punya, padahal dia harus mencukupi kebutuhan keluarga, menebua obat mamanya dan.. dan... tak mau saya sebutkan lagi. 

Laki-laki mana lagi sih yang manfaatin kamu Va, ada ka kenalan aku dulu, pertama sih baik, eh sudah pinjam uang aku, dia ngilang, padahal itu buat biaya Hafiz masuk sekolah loh. Dan sekarang dia berjuang sendirian untuk mencukupi kebutuhan keluarga bahkan sampai membantu kakaknya yg jauh disana. Sementara banyak tekanan yang dia rasakan terutama dari ibu yang dia rawat mulai dari sakit sampai si ibu sehat. Dia menyesal? dia kesal? Jawabnnya menurut saya tidak, karena dia sayang sama ibunya, tapi dalam kondisi ini kenapa ibunya berubah tidak seperti biasa, orang yang biasa tempat dia bercerita di saat sedih yang dia rasakan karena saudaranya, mungkin bapaknya juga, sekarang malah berbalik menekan dan menyalahkan. 

Begitulah sedikit cerita yang saya dapatkan sari Deva. Kadang saya susah untuk membayangkan dan dia susah untuk menceritakan  sampai dia mengatakan " Allah udah mencabut rasa sabar aku kayaknya".

Mungkin rasa sabar hanya dia yang merasakan, kisahnya hanya dia yang menjalankan, saya hanya mendapatkan sedikit kesimpulan dari Senyum yang di keluarkan untuk menutupi yang dia lakukan sampai saat ini. 

Singlemoms yang berjuang membesarkan buah hatinya, merawat ibu yang dia cinta, melayani bapak kepala keluarga, dan membantu saudara yang jauh disana, kini menahan sabar untuk apa yang dia rasakan, sampai mana dia bisa bertahan dengan senyum yang tawa yang di keluarkan. 

Deva cewek sedikit gemuk yang doyan masak, menjaga warung dan tak ingin membebani orang-orang sekitar malam ini harus berjuang dengan tekanan dan kesedihan. 

Eeeiitzz.... tapi tetap memikirkan teman yang butuh bantuan walau kadang ada yang hanya memanfaatkan kepolosan yang dia punya. 

Sedikit cerita tentang Deva malam ini, karena saya lumayan greget membayangkan apa yang dia rasakan, dan bagaimana kalau berada dalam sebuah tekanan walau kita sudah melakukan yang terbaik. Dan saya merasakan. 

Mungkin ini sedikit ujian dari Tuhan, agar si singlemoms bisa terus kuat dan bertahan dimasa depan. 

Sekian. 


DEVA


Malam ini saya masih bertanya "kamu kenapa lagi"??

Walaupun saya sudah tau apa jawaban yang dia katakan. 😌😌

Yaa.. begitulah Deva, seorang gadis yang masih berumur 22 atau 23 tahun mungkin lah ya. Eehh... tunggu, tapi dia masih gadis atau ga ya?? 😁😁

Ya udah kita panggil namanya Deva, memang terlihat masih muda dengan umur 20an, tapi dengan postur badan yang lumayan berisi maka saya berfikir dia sudah dewasa sekali. Tapi setelah tahu umurnya baru saya lumayan keget kalau dia masih belia, dibawah saya lah pokoknya. 😁

Pendengar yang baik itu yang saya simpulkan di awal kenalan. Kenal melalui sosial media dan akhirnya tukeran nomor WA dan lanjut untuk bercerita. 

Orangnya suple, frienship, asyik bagi saya untuk teman bercerita. Saya pikir cara berfikirnya lebih dewasa dari cewek lain yang seumuran dengan dia, dari dia mendengarkan, memperhatikan, bahkan memberi saran, ya kadang ga guna juga sih 🤭🤭

Orang sangat luwes, cepat berdaptasi, dan cepat deket dengan orang yang baru dia kenal, mungkin karena faktor ini dia sering di manfaatkan kali ya. 

Senyum, yaa.. ada ciri khas senyum dia bagi saya. Ups.. jangan bilang Baper ya, tapi memang seperti itu lah adanya. Kenapa ada ciri khas bagi saya, karena Senyum tersebut akan mengelabui orang yang baru ia kenal apalagi kalau tidak pernah melihat story WA. 

Senyum yang tulus yang kita rasa tak ada beban saat senyum yang di layangkan. Memang dia orangnya gampang Senyuman bahkan untuk hal yang kecil atau pun lagi kesel masih sempat dia memperlihatkan senyuman. 

Oya, kenapa saya tiba-tiba menulis cerita si Deva ya, saya yang tidak ada bakat menulis selain menulis pelajaran tapi doyan ngayal sih pengen jadi penulis besar yang menciptakan buku panduan mengayal Internasional. hehe

Terbesitlah ide untuk menulis kisah Deva si cewek yang gampang tersenyum, bukan senyum liar karena rumahnya dekat tempat karaokean. 😄😄

Cerita ini aku rampungkan dalam semalam agar malam ini rasa kesal dan sedih terhadap Deva dapat di luapkan, karena percuma bilang ke dia, toh akan jadi becandaan bagi Deva. 

Ibu Deva saat ini sedang mengalami stroke ringan, sehingga tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari seperti jualan Soto mie khas Bogor di warung yang biasa dia tempati. Sehingga dua bulan belakangan ini Deva lah yang menggantikan posisi ibunya untuk berjualan diwarung yang ada dirumahnya. Kata orang sih Seblaknya enak, risolnya juga enak, tapi saya sendiri belum pernah mencicipi selain dari mpek-mpek buatan dia sendiri. Tapi sekarang udah ga produksi lagi, apa karena jauh ya beli bahannya ke Palembang dulu.😜😜

Yang saya tahu kurang lebih  dua bulan Deva merawat ibunya sendiri, mulai dari masuk rumah sakit, saat dirawat sampai rawat jalan dirumah sekarang. Memang "anak yang berbakti", walaupun di awal cerita dulu dia sedikit bokis tentang dirinya. haha

Katanya sih dia dulu anak yang nakal, bandel, suka melawan bahkan sampai

"....sndhrurudoeorurusjamandbxbznsjdosnsbddhsbebejajiaoeeurueotpto3848eowj2bebsbdbdncnheueuejeiei......" 

begitulah ceritanya dulu. 

Ada beberapa kisah yang dia ceritakan dan saya anggap bokis, mulai dari melawan ke orang tua, dihamili orang, sampai kabur dari rumah. 

Yaa... Deva cewek yang murah Senyum dan pendengar yang baik menurut versi saya, karena apa yang saya ceritakan dia selalu mendengarkan. Tapi apakah dia mau bercerita?? Saya rasa tidak, karena dia lebih sering menceritakan keluh kesah temannya yang lain, dan minta pendapat kepada saya, aneh, memang iya.. 

Type seorang yang setia kawan, loyalitas tinggi dan cekatan sehingga sering dimanfaatkan oleh laki-laki setengah buaya tapi membuat iri temen yang ada disekitarnya. 

Murah senyum dan perhatian adalah ciri khas dia, ehh sopan juga walau kadang ngeselin sih. Dan sekarang dia menjaga ibu tercinta "sendirian" seperti itulah istilahnya walaupun masih ada saudara laki-lakinya yang masih berada di kota yang sama dan kakak perempuan di kota yang berbeda di tambah Bapak yang masih berada dirumah yang sama. 

Semoga saja pembaca tidak bosan dengan tulisan yang pembukaannya panjang lebar tanpa memperhatikan tanda baca yang baik dan benar.. 😄😄

Abang laki-laki nya masih berada di kota yang sama, tapi agak sedikit cuek dengan kondisi ibunya dan malah pernah bertengkar perkara hal sepele dalam mengurus orang tua, lebih tepat sama iparnya sih ya, tapi ya abang sedikit membela istri dong ketimbang adiknya. 

Sudah Deva slow aja, ga usah di pikirin, yang jelas kamu sekarang fokus mengurus ibu kamu yang sakit, kata seperti itu pernah saya ucapkan ketika dia mulai sedikit cerita yang saya tanya waktu melihay story WA dia. 

Tanggap yang sama yang saya dapatkan dengan cerita dia sebelum nya yaitu emot 😄😄 dan kata "ga apa-apa".

Kakak yang ke dua sesekali merenggek untuk minta isiin pulsa atau token listrik ke Deva, apa dia tidak tahu perjuangan adiknya yang merawat ibunya disini dan mencari nafkah sendiri. Bapaknya pun seakan tidak peduli dengan apa yang dirasakan Deva saat ini, hanya pulang minta makan, rokok dan kopi lalu pergi lagi. 

Sempat menahan ledakan amarah Deva ke si bapak lantaran tidak mempedulikan dan hitungan dengan apa yang Deva kerjakan dan si bapak berikan. Tapi tetap Senyum yang dia keluarkan saat di bercerita. 

Hahahaha..... saya tau dia akan nangis, tapi Senyumnya dia bisa menahan air mata yang akan dia keluarkan. 

Berjualan, yaa... berjualan diwarung yang menyatu dengan rumah dia buka saat malam hari disaat tempat hiburan mulai dibuka, melayani pembeli membeli kopi, bahkan pernah dengan hanya beli berapa bungkus kuaci. 

Kenapa saya bercerita, karena malan ini saya membayangkan betapa berat beban dia di saat ibunya yang dia jaga malah mulai menekan, sampai dia bilang "ka pergi yu, tapi ga balik". Mati dong 😄😄, kata saya untuk menenangkan di percakapan WA. 

Dia berjuang siang dan malam untuk mencari uang, buat menebus obat ibunya, membeli perlengkapan jualan dan untuk menghidupi sibuah hatinya yang kini sudah beranjak besar. 

Yaa... si Deva merupakan singlemoms yang mempunyai seorang anak laki-laki yang kini berusia kisaran 7th. Anak laki yang menurut saya lumayan pintar, sopan dan mempunyai rasa sungkan yang tinggi, karena tidak mau menerima pemberian orang yang baru di kenal, bahkan yang sudah di kenal tanpa seizin mamanya. Celotehan spontan dari Hafiz bisa membuat kita tertawa, celotehan polos dari anak yang tinggal bapak dari kecil, membuat dia kebal akan kisah hidupnya. 

Hafiz sekarang sudah mau duduk di bangku SD, dan membutuhkan biaya yang lumayan untuk kebutuhannya, tapi masih sempat si Deva membantu orang yang ada disekitar dengan keterbatasan biaya yang di punya, padahal dia harus mencukupi kebutuhan keluarga, menebua obat mamanya dan.. dan... tak mau saya sebutkan lagi. 

Laki-laki mana lagi sih yang manfaatin kamu Va, ada ka kenalan aku dulu, pertama sih baik, eh sudah pinjam uang aku, dia ngilang, padahal itu buat biaya Hafiz masuk sekolah loh. Dan sekarang dia berjuang sendirian untuk mencukupi kebutuhan keluarga bahkan sampai membantu kakaknya yg jauh disana. Sementara banyak tekanan yang dia rasakan terutama dari ibu yang dia rawat mulai dari sakit sampai si ibu sehat. Dia menyesal? dia kesal? Jawabnnya menurut saya tidak, karena dia sayang sama ibunya, tapi dalam kondisi ini kenapa ibunya berubah tidak seperti biasa, orang yang biasa tempat dia bercerita di saat sedih yang dia rasakan karena saudaranya, mungkin bapaknya juga, sekarang malah berbalik menekan dan menyalahkan. 

Begitulah sedikit cerita yang saya dapatkan sari Deva. Kadang saya susah untuk membayangkan dan dia susah untuk menceritakan  sampai dia mengatakan " Allah udah mencabut rasa sabar aku kayaknya".

Mungkin rasa sabar hanya dia yang merasakan, kisahnya hanya dia yang menjalankan, saya hanya mendapatkan sedikit kesimpulan dari Senyum yang di keluarkan untuk menutupi yang dia lakukan sampai saat ini. 

Singlemoms yang berjuang membesarkan buah hatinya, merawat ibu yang dia cinta, melayani bapak kepala keluarga, dan membantu saudara yang jauh disana, kini menahan sabar untuk apa yang dia rasakan, sampai mana dia bisa bertahan dengan senyum yang tawa yang di keluarkan. 

Deva cewek sedikit gemuk yang doyan masak, menjaga warung dan tak ingin membebani orang-orang sekitar malam ini harus berjuang dengan tekanan dan kesedihan. 

Eeeiitzz.... tapi tetap memikirkan teman yang butuh bantuan walau kadang ada yang hanya memanfaatkan kepolosan yang dia punya. 

Sedikit cerita tentang Deva malam ini, karena saya lumayan greget membayangkan apa yang dia rasakan, dan bagaimana kalau berada dalam sebuah tekanan walau kita sudah melakukan yang terbaik. Dan saya merasakan. 

Mungkin ini sedikit ujian dari Tuhan, agar si singlemoms bisa terus kuat dan bertahan dimasa depan. 

Sekian. 


favorite
coins
0 likes
Be the first to like this issue!
swap_vert

X