×

Penana
search
Loginarrow_drop_down
Registerarrow_drop_down
Please use Chrome or Firefox for better user experience!
Orang tua adalah kunci Kebahagiaan
G
1.7K
0
0
135
0

Setiap orang pasti ingin membuat orang tua mereka bahagia kapan saja, namun ada saja orang yang menyia nyiakan hal itu. Saya pernah melihat seorang anak remaja yang memnghardik orang tua nya sendiri karena hal yang cukup sepele, yaitu orang tua nya menyuruh anak tersebut untuk mematikan air kran yang ada di kamar mandi, 

“Nak, tolong matikan air kran itu nak sudah penuh”, ucap ibu nya. 

“Aahhh, apa sih ganggu aja gak liat aku lagi main”, ucap remaja tersebut dengan nada yang tinggi. 

Kemudian ibu nya yang mematikan air itu sendiri,

“Itu kan bisa matiin sendiri, ngapain nyuruh aku tadi sih”, ucap remaja itu dengan congkak. 

“Iya, maaf nak” kata ibu nya dengan nada yang rendah dan sabar. 

Kemudian sang bapak baru pulang dari bekerja di sawah dengan baju yang penuh lumpur dan kulit hitam karena di bawah terik matahari. Sang anak pun berkata, “Pak, belikan aku motor KLX pak buat pergi sama teman-teman ku” ucap remaja itu dengan mata melihat ke hp. 

Lalu bapak nya menjawab dengan sesak nafas, “gimana cara nya nak, bapak gak punya uang sebanyak itu bahkan untuk makan pun ibu mu harus hutang dulu ke warung”.

Kemudian si anak pun menjawab, “yaa kan bapak masih bisa minjam uang ke tetangga atau ke siapa aja lah aku ga peduli pokok nya aku mau motor itu titik”, kata anak itu dengan sombong. 

Bapak nya pun bingung bagaimana harus mendapatkan uang untuk membelikan anak nya motor impian nya. Kemudian, bapaknya pun pergi ke kota untuk mencari pinjaman, kemudian bapak nya pun terpikir untuk meminjam uang ke rentenir. Akhirnya bapak nya pun meminjam ke rentenir yang cukup terkenal di daerah sana karena tergiur dengan cicilan sampai 10 tahun. Namun, bapak nya pun sebenarnya tidak tau apa yang akan terjadi apabila melakukan pinjaman ke rentenir. Lalu bapak nya pun pulang dengan motor impian anak nya tersebut. “Ini nak motor keinginan mu”, ucap bapaknya dengan senyum kepada anak nya. “Nah gitu dong, jangan pelit pelit ke anak sendiri”, kata remaja tersebut. Tak lama kemudian si anak meminta uang untuk memodifikasi motor nya tersebut, “Pak minta uang 5 juta dong buat modif motor”, ucap anak nya dengan santai. “Bapak udah gak punya uang lagi nak, sekarang aja bapak bingung gimana lunasin hutang hutang kita nak sedangkan kamu setelah lulus SMP tidak bekerja maupun melanjutkan pendidikan mu nak”, kata bapaknya dengan nada memelas. “Ahhhh, aku ga peduli dan jangan sok ngajarin aku buat kerja yaa pak ini pilihan ku untuk bersantai menikmati masa muda ku”, dengan nada tinggi dan membentak bapak nya sendiri. 

Sebulan kemudian sang Debtcollector datang setiap hari untuk menagih hutang beserta bunga nya yang setiap keterlambatan akan bertambah sebanyak 80% setiap hari nya. 

Hutang itu pun semakin lama semakin bengkak yang semula meminjam 30 juta sekarang sudah mencapai 120 juta, sedangkan si anak sudah 3 hari tidak pulang ke rumah sementara kedua orang tua nya takut yang di selimuti rasa cemas yang lebih karena hutang serta anak nya yang tak kunjung pulang. 

Setelah 5 hari kemudian, sang anak pulang tanpa membawa motor nya lagi. Bapak nya pun bertanya, “kemana motor mu nak? “, kemudian si anak membalas dengan marah, “ga usah nanya nanya motor aku ya pak, motor aku lagi di pinjam teman aku dari kemarin”, ucap anak nya. 

Setelah beberapa hari kemudian, motor nya pun tak kunjung di kembalikan, sementara debtcollector datang ke kediaman mereka setiap hari serta bunga pinjaman yang sudah bertambah banyak. Sedangkan si anak masih bersikap santai seperti tanpa rasa beban dalam diri nya. Ternyata motor yang di pinjam teman nya itu sudah di jual kawan nya, sedangkan kawan nya pun menghilang tak bisa di hubungi. Mendengar kabar itu, bapak nya pun terkejut dan mengalami serangan jantung, “HAH, APA? HILANG? “, ucap bapak nya dengan nada tinggi dan emosi yang sudah meluap menahan kesabaran. Si anak pun menjawab dengan santai, “mau gimana lagi nama nya musibah, kan bapak masih bisa minjam uang lagi buat ganti motor ku itu”. Bapak nya pun sudah habis kesabaran dan sangat marah, “DASAR ANAK TIDAK TAU DI UNTUNG, KAMU GAK PUNYA OTAK YAA! MOTOR MU HILANG SEDANGKAN HUTANG BAPAK SEMAKIN HARI SEMAKIN BANYAK”, tak lama kemudian bapak nya sesak nafas dan mengalami serangan jantung hebat hingga tak sadarkan diri. “Pak, bangun pak jangan pura pura pak”, ucap anak nya dengan santai disaat ibu nya menangis kencang. 

Namun beberapa saat kemudian rasa santai sang anak berubah menjadi kecemasan karena bapak nya tak sadarkan diri juga. Sang anak pun pergi meminta pertolongan ke puskesmas terdekat, namun amat di sayangkan ternyata bapak nya sudah menghembuskan nafas terakhir nya. Sang anak pun nangis dengan diselimuti rasa bersalah, dia pun menyesali perbuatan nya selama ini terhadap orang tua nya. 

Dia pun mulai merasakan pahit nya kehidupan, yang di mulai dari hilang nya tulang punggung keluarga nya, terlilit hutang karena gaya, lalu sekarang ibu nya mulai sakit sakitan semenjak kehilangan suami nya. Remaja itu pun mulai luntang lantung berkeliling kota untuk mencari pekerjaan, namun karena minim nya pendidikan, tak banyak perusahaan yang mau menerima nya. 


favorite
0 likes
Be the first to like this issue!

X