"hemm, boleh gak sih gak kerjaaa" keluhku di atas motor, mengerutkan bibir dan menadahkan kepala ke atas.
Akhirnya akupun meneyerah dan tetap pergi untuk bekerja.
Aku duduk di atas motor yang terparkir di area pabrik, aku membayangkan kejadian apalagi nanti di dalam ruangan penuh amarah itu, ku melipatkan tangan di atas stang motor, menidurkan wajah di sana, membayangkan betapa kejamnya orang-orang di dalam sana, sambil menutup mata dan membayangkan hal-hal menyeramkan membuat aku mengerutkan mata berkali-kali.
*tetttt, bel masuk sudah bunyi, aku berjalan malas menyusuri jalan ke arah pabrik bersama yang lainnya.
Aku mengerjakan kerjaan yang sama setiap harinya, bahkan kadang aku di suru-suru mengerjakan kerjaan yang bukan tugas ku, dan itu ku lakukan sendiri. Pergi kesana pergi kesini dan balik lagi ke tempat semula, kerjaan ku benar-benar kerjaan, atau mungkin aku di kerjain.. Ahhh rasanya lelah dan ingin mneyerah. Tapi, aku masih ingat keluargaku yang masih membutuhkanku.
*tettt, bel istirahat...
"dulu juga neng, teteh kuliah di latansa, tapi gugur di semester 3" buka Qc kami di sela-sela kami makan jajanan, kami sedang duduk di pinggiran ruangan ntah ruangan apa, di depan kami lapangan hijau membuat mata menjadi segar. Aku melihat mba wulan ketika dia berbicara itu, sambil memakan somay di plastik aku mendengarkan ceritanya.
"kenapa berhenti teh ?" tanyaku. Yang masih setia dengan somay di plastik
"dulu kan teteh bukan kerja disini, jadi karna cape teteh berenti" jelasnya yang setia mengunyah jajanannya menatap lapangan yang penuh dengan orang-orang yang bersantai itu.
Aku menatapnya lalu menatap lapangan, "apakah aku juga bakal gagal di tengah" batinku, aku melihat ke atas memandang langit biru dan burung-burung yang terbang ke sana kemari.
*tettt, bel masuk. Kamipun bekerja kembali setelah selesai sholat, hanya ada suara mesin dan atasan yang terdengar, sepanjang hari seperti itu, tiadak hari tanpa ocehan yang aku sendiri malas mendengarnya.
*tettt, bel pulang. Aku sedang menunggu wilda di depan gerbang kami berencana masuk kuliah bareng, aku akan memboncengnya bersama-sama ke kampus.
"Tia? Yuk" sapanya, akupun bergegas menaikan standar motor lalu menyalakan mesin motor dan pergi, kami tertawa bareng-bareng di atas motor, angin sore hari membuat kepala kami tenang ketika kami terus di sedak-sedak ocehan kasar di pabrik.
Rasa kesal dan lelah pun hilang ketika kami tertawa bersama.
Kamipun sampai, menyapa pak satpam lalu mengambil kartu parkir dan memarkirkan motor di tempat yang sejuk. Kamu berlari kecil menyusuri lorong kampus lalu berlari menaiki tangga. Kami mengetok pintu kelas, lalu masuk dengan napas yang masih tidak beraturan, dosenpun mempersilahkan kami untuk duduk, aku dan wilda duduk paling belakang.
"hari ini kita hanya kenalan yah anak-anak" jelas pak dosen untuk kami memperkenalkan diri dan maju ke depan, ais sudah seperti siswa saja. Satu persatu dari kami maju, banyak hal lucu di depan sana. Mereka semua membawa vibes yang asik aku nyaman dan bahagia sekali kenal mereka.
"namaku tias" jelasku memperkenalkan diri di depan teman-teman, mereka semua menyerbu ingin bertanya...
"udah punya pacar belum ?" tanyanya laki-laki di ujung sana, aku hanya tersenyum. Menurutku itu hal yang biasa ketika mereka bertanya kepada seorang wanita, lagipula mereka hanya bercanda.
"kayanya gak usah di jawab deh, kalo gitu saya tutup. Terimakasih" aku menunduk hormat ke teman-teman yang ada di depanku dan menunduk hormat ke dosen.
Hari ini hanya perkenalan, setiap dosen hanya ingin mengenal lebih jauh lagi terhadap kami. Kami tertawa terus, rasanya penat di pundak hilang seketika, ketika melihat wajah-wajah hangat itu. Akupun tidak berhenti tertawa melihat kelakuan lucu teman-teman.
Sudah maghrib, aku dan wildapun bergegas ke masjid kampus untuk sholat maghrib.
"tunggu !!" tahannya seseorang di belakang. "aku anisah" salam kenal yah, boleh kan kita berteman". Pintanya anisah dengan senyum hangatnya, kamipun membalas senyum. Lalu berjalan bareng menuju masjid.
Anisah satu tahun lebih muda dari aku dan wilda, sifatnya yang polos dan pemalu membuat aku dan wilda sering jail, walaupun kami jail kami sayang terhadapnya bukan cuma sebagai teman tapi juga adik.
Kami makan bareng dan tertawa bareng, ntah apa yang membuat kami sangat cepat bergaul. Kamipun berlalu ke kelas kembali melakukan tugas kami sebagai mahasiswa baru.
Waktunya pulang, kami pun keluar di awali perempuan dan di akhiri laki-laki ketika keluar dari kelas.
Kami berbincang-bincang ketika hendak ke parkiran mengambil kendaraan masing-masing.
Wilda denganku, karna kami searah dan anisah sendiri.
Kamipun keluar gerbang, mengembalikan kartu parkir kembali ke satpam yang berjaga lalu pergi dengan kecepatan 40km menikmati angin malam dan dinginnya malam yang menembus kain yang kami pakai. Tertawa bareng di atas motor, membicarakan kekonyolan tadi di kelas.
Akhirnya sampai di tempatnya wilda, wilda hanya mengontrak di sini, rumah dia di tanggerang, dia hidup sendiri di sini.
"sampai bertemu besok yah" pamitku ke wilda melambaikan tangan dan di balas kembali oleh wilda, aku berlalu pergi ke arah rumah.
Rasanya sangat nyaman, penat di dada dan pundak hilang begitu saja ketika aku bertemu dengan teman-teman.
Aku ternyenyum di sela-sela perjalananku menuju rumah. Rintik air dari langit membasah wajah, bukannya kesal, tapi aku sangat menyukainya. Aku memang sangat suka hujan, apalagi hujan malam sangat sejuk di tambah angin malam.
Aku menambah kecepatan, takut hujan makin deras aku berlalu cepat.
Hidup memang sangat melelahkan, tapi pasti ada waktu dimana kita akan merasakan ketenangan, seperti hal nya seorang teman, apalagi teman seperjuangan.
Aku berharap akan berada di gedung yang sama ketika lulus nanti bersama mereka, itu harapanku. Ntah apa yang akan terjadi, aku akan nikmati dulu waktu sekarang.
ns 172.70.178.157da2