September 2016
Aku adalah seorang gadis berusia 18 tahun. Sudah satu tahun aku menempuh pendidikan formal Diploma 3 di salah satu Universitas Negeri di Jakarta, dimana biayanya kudapat dari hasil beasiswa ku di Sekolah. 195Please respect copyright.PENANAPwQCfLVgiQ
Hidupku amat tidak menyenangkan. Bukan tidak mensyukuri, tapi setiap hari aku mengalami perlakuan tak adil dari ibu tiriku yang lebih sering memanggilku dengan sebutan hewan. Dan juga serangkaian pekerjaan rumah yang tidak boleh kulewati setiap harinya.
Desember 2017
PRAAANNGG!!! Suara peralatan makan yang dibanting tepat saat aku membuka pintu rumah, aku batal mengucap salam karena seketika itu kudengar suara ayah dan ibu tiriku sedang bertengkar. Kedua adikku pun terlihat menangis ketakutan.
Berkelahi lagi, pikirku. Rumah tangga ayahku memang tidak harmonis. Jadi aku tidak heran lagi kalau mereka bertengkar. Aku hanya menggiring adik-adikku masuk ke kamar. Aku sedih kejadian seperti ini terus berulang.
Malam harinya, aku menangis sambil berdoa. Memohon agar Tuhan menolong ku, aku sungguh ingin pergi dari rumah ini tapi aku tak tahu kemana. Maka, aku memohon agar Dia menurunkan Malaikat untukku, yang bisa menghapus duka laraku dan membuatku lupa pada masalah dirumah ini. Lalu akupun terlelap karena kelelahan.
Mei 2018
"Aku akan menolongmu. Aku akan membuatmu keluar dari masalahmu, aku akan mencintaimu dengan tulus. Tolong, terimalah aku sebagai kekasihmu..", seorang laki-laki tampan berkata padaku.
Entah kenapa aku merasa sudah mengenalnya, meskipun aku tak yakin pernah bertemu dengannya.
"E-eegh.. kamu serius?", tanyaku.
Dia mengangguk dan memegang tanganku. Seketika itu aku merasa begitu tertarik padanya. Wajahnya oriental, bermata sipit dan menggunakan kacamata, kulitnya bening putih bersih dan tingginya sekitar 163-165 cm sesuai dengan tipe pria idamanku.
Kami tertawa bersama, berjalan bersama ke taman-taman yang indah dan membuatku lupa pada hidupku yang tidak bahagia. Aku bahagia bersamanya sampai aku mendengar suara alarm dari smartphone ku yang menandakan hari sudah pagi.
"Ya Tuhan.. ternyata aku hanya mimpi. Tapi tak apa Tuhan, terimakasih atas mimpi yang Kau berikan padaku semalam, kuharap itu adalah MalaikatMu yang Kau kirim untukku..", ucapku perlahan saat membuka mata.
Aku sedih, kecewa. Namun aku tetap bersyukur telah bertemu seorang kekasih yang tampan meskipun hanya lewat mimpi.
Juli 2018
Lagi-lagi aku merasa sangat bosan berada dirumah. Aku menangis lagi dan lagi. Berharap aku cepat menyelesaikan kuliahku dan bisa bekerja, agar aku bisa pergi dari sini.
Tanpa disangka, malam itu aku kembali memimpikan kekasihku itu. Sudah 2 bulan lalu sejak pertama aku memimpikannya. Dan dalam mimpiku, kita masih bersama, di tempat-tempat indah yang belum pernah kutemui di dunia nyata.
"Mulai sekarang aku akan selalu hadir dimimpimu, aku janji. Sampai suatu hari nanti kita bertemu didunia nyata..", katanya sambil tersenyum.
Aku yakin wanita manapun akan terpana melihat wajah dan senyumnya.
"Jadi kamu tidak nyata?", tanyaku.
"Ini adalah alam mimpi, kekasihku. Teruslah menjadi wanita yang baik agar aku bisa menghampirimu..", jawabnya.
Dan aku pun terbangun karena suara alarm. Tapi kali ini aku tidak sedih, malah membuatku bersemangat menjalani hari-hariku.
Aku merasa memiliki kekasih walaupun didunia nyata aku tidak punya. Dan sejak hari itu, aku terus memimpikan dia di setiap malam..
Mei 2019
Aku sudah selesai kuliah dan saat ini sudah bekerja di salah satu perusahaan swasta di kawasan Bunderan HI. Dan aku sudah keluar dari rumah dan menyewa kamar kost yang cukup besar. Pun aku masih terus memimpikan kekasih tampanku.
"Ini adalah terakhir kalinya aku menemuimu disini, tugasku sudah selesai untuk bahagiakanmu", kata kekasihku.
Dan setelah membuka mataku, aku menangis sejadi-jadinya. Aku takut yang dia katakan benar dan dia meninggalkanku.
Agustus 2019
Kekhawatiranku memang terjadi, sejak saat itu aku tak lagi memimpikan kekasihku. Ia tak lagi ada dalam mimpiku, dan akupun mulai melupakannya. Sampai suatu saat teman kerjaku menyinggung soal statusku.
"Wina, kamu betah ya jomblo terus?", kata Ayu rekan kerjaku.
"Iya nih, gak kepengen apa pulang kerja ada yang jemput kayak kita yah Yu?", Tika menimpali.
"Yah pengen sih punya pacar, tapi gak dapet-dapet nyarinya..", jawabku.
"Itu sih kamu aja yang terlalu pemilih. Yang mana aja salah. Mendingan saranku sih kamu ikutan biro jodoh online aja, disana kamu bisa pilih kriteria idamanmu..", saran Ayu.
"Ah masa sih? Apa namanya?", tanyaku penasaran.
"Wah payah kamu masa gak tahu, aku aja dapet pacar dari sana, hehehe..", Tika tersenyum malu-malu.
"Coba kirimin yah link-nya biar ku donlot..", pintaku.
"Asiapp!!", jawab teman-teman ku kompak.
September 2019
Aku mulai berselancar didunia maya dalam situs biro jodoh online. Setelah 2 hari aku mendapat lebih dari 80 inbox dari para pria. Tapi sayangnya tidak satupun yang kujawab. Bukan sombong, tapi mereka semua bukan tipeku dan aku tidak mau memberi harapan pada mereka.
Aku masih mencari melalui swipe kanan kiri sampai aku melihat laki-laki tampan yang 100 persen tipeku. Tanpa ragu aku men-swipe dia ke kanan.
Keesokan harinya tanpa disangka dia men-swipe ku ke kanan juga, dan kita berhasil match. Sengaja ku tunggu kita match sebab aku tidak mau menyukai orang hanya sepihak.
Aku lihat profilnya. Usianya 7 tahun diatasku, lulusan Universitas Terkemuka di Jakarta. Pekerjaan tidak dicantumkan. Lalu, aku chat dia terlebih dahulu.
"Hai Kak.., salam kenal yah😊", tulisku.
"Hello, salam kenal juga. Kupanggil siapa kamu? Wina yah?", jawabnya setelah 2 menit.
"Iya, Kak. Chat nya di WA aja yah, ini nomerku 08xxxxxxx..", aku berikan kontak whatsapp ku padanya meskipun bagiku tidak sembarang orang bisa memilikinya.
"Oh baik, saya chat yah..", tulisnya.
Lalu kamipun chat di Whatsapp, ternyata kami banyak kesamaan terutama soal privasi, sama-sama tidak suka voice call apalagi video call dengan orang yang belum akrab.
Satu minggu chat via WA, aku sudah merasa cocok dengannya. Sampai satu hari saat aku libur bekerja..
"Kamu hari ini kerja tidak?", isi chatnya pagi hari itu.
"Libur Kak, kenapa yah?", tanyaku.
"Boleh tidak ketemu kamu? Yah kalau kamu gak sibuk sih..", tulisnya.
Seketika aku setuju.
"Iyah Kak, mau ketemu dimana?", tanyaku ingin tahu.
"Di depan jalan kostmu saja, aku tidak mau menjemputmu dikost..", jawabnya.
Dan siang itu aku menunggunya didepan gang kost ku, penasaran sebenarnya bagaimana sosok pria yang selama ini hanya kulihat melalui foto.
Tiba-tiba tepat dihadapanku berhenti seorang pria menggunakan sepeda motor merk Honda, lengkap dengan atribut rider yang menutupi wajah dan tubuhnya.
Seketika dia membuka masker dan helmnya, lalu menyapa..
"Wina, ini aku Derry..", katanya seraya tersenyum.
Aku diam terpaku menatapnya. Hampir pingsan dan berulangkali meyakini..
Ya Tuhan, ini kekasihku yang kutemui dalam mimpi selama satu tahun lebih!
Rasanya ingin kupeluk dia tapi aku sadar, pria ini baru aku kenal dan kita masih tahap berteman. Aku tidak mau dianggap wanita murahan dengan cara seperti itu.
Lalu, dia mengajakku ke restoran di area Kebon Jeruk, kami ngobrol dan bercerita segala macam hal. Dan setelah itu dia mengajakku ke sebuah Mall di Jakarta Barat dan kembali mencoba restoran disana.
Semenjak itu, dia selalu mengajakku jalan seminggu 3 kali walaupun hanya sekedar wisata kuliner ataupun nonton film di bioskop.
Oktober 2019
"Win, kamu dimana?", Kak Derry chat aku.
"Di kerjaan Kak. Kenapa?", jawabku.
"Aku ke tempatmu yah, aku hanya ingin memelukmu. Aku punya masalah saat ini..", tulisnya membuatku terkejut.
"Ya udah Kak kesini aja", jawabku.
Lalu satu jam kemudian ia sampai ke tempat kerjaku. Ia bercerita perihal bos nya yang meminta ganti kerugian karena ada customer komplen, dan ia harus mengganti sebesar belasan juta rupiah.
Ingin rasanya aku memeluknya, menenangkannya bahkan membantunya. Tapi apalah dayaku, aku hanyalah pekerja swasta dengan gaji UMR yang hanya cukup untuk biaya makan dan kost sebulan.
Namun, ia bukan kekasihku dan kami berada di restoran pada saat jam makan siang jadi kuurungkan niatku untuk memeluknya. Padahal aku amat sedih melihatnya terpukul seperti itu.
Sejak hari itu, kita selalu bersama walaupun tidak ada kata cinta antara kita. Setiap hari aku selalu berharap dia menyatakan cintanya padaku.
Aku berharap dialah kekasihku sampai akhir hayatku, dan aku tidak pernah bosan menunggunya. Tidak pernah berhenti mencintainya. Sejak dulu, sekarang, dan entah sampai kapan ...
#Based on True Event by Mutia Daisuke
195Please respect copyright.PENANAbDOKpKmLVe
195Please respect copyright.PENANAHVBPYb3BfY
195Please respect copyright.PENANAEyDyXCHWww
195Please respect copyright.PENANAH1jCwfQqCy
195Please respect copyright.PENANAT7PiXHt0E2
195Please respect copyright.PENANAfMCVNhlqIh
195Please respect copyright.PENANAvnIqcbqBAs
195Please respect copyright.PENANAdZkInOl9QP
195Please respect copyright.PENANAEBpscEGikS
195Please respect copyright.PENANAaHR4q4EG60
195Please respect copyright.PENANANStoxGTe9n
195Please respect copyright.PENANAPhplqDicHE
195Please respect copyright.PENANAJOxdpBQ3lC
195Please respect copyright.PENANAutHUeA5wyK
195Please respect copyright.PENANAjt9akNGKDw