
Senin pagi, diriku bergegas mengepak barang-barang yang hendak kubawa kesekolah. Sesekali kulihat jam dinding yang telah menunjukkan pukul 7:30. "Sial!" pikirku, "Aku terlambat lagi!"
23121Please respect copyright.PENANAfuje8tBNS3
Akibat tugas sekolah yang aku kerjakan tadi malam, membuat tidurku tak cukup. Sarapan pun tak sempat, hanya sepotong roti yang aku ambil di atas meja, berharap bisa mengganjal perut disaat upacara nanti.
23121Please respect copyright.PENANAlN2S6WlXdO
Sesampainya disekolah, kulihat teman-temanku kini tengah berkumpul di lapangan sekolah. Setelah memarkir motorku, akupun berlari menuju kelas, lantas melempar tas yang tepat berada dibangku belakang. "Nisa!" suara panggilan mengagetkanku.
23121Please respect copyright.PENANAmHkcY1bZvA
"Apa?!" jawabku, sembari berlari kecil menuju lapangan.
23121Please respect copyright.PENANAo2wMhSpHxm
"Gak usah terburu-buru" ucap Rian, dengan langkah jenjangnya yang kini ada disampingku.
23121Please respect copyright.PENANAM49A5NUFsE
"Aku gak mau dihukum karena terlambat! Kalau kamu mau dihukum, yah terserah kamu aja!" celetusku.
23121Please respect copyright.PENANAXLD0PkfKTy
"Upacaranya masih belum dimulai, kok. Tenang aja. Itupun kalau aku dihukum, aku rela asal bersamamu, hahaha" Gombalnya, sembari tertawa jahat.
23121Please respect copyright.PENANAIsRndwqGYS
"Gila!" bentakku sembari melampirkan senyum sinis.
23121Please respect copyright.PENANASlFsDrj0mt
Aku dan Rian telah berteman semenjak SMP, dan setelah beranjak SMA pertemanan kami semakin akrab. Sempat kami memiliki hubungan, namun dikarenakan ketidak cocokkan, kami berduapun memutuskan untuk berpisah tapi tetap menjalin persahabatan. Terkadang pula Rian cemburu dan marah jika aku dekat dengan cowok lain, dia selalu selektif jika diriku hendak berpacaran dengan seseorang. Aku terkadang heran melihat tingkahnya, ia seperti anak-anak yang rewel dan manja. Namun semua tingkah anehnya itu membuat diriku gemas dan sayang, meski dalam hal persahabatan.
23121Please respect copyright.PENANAEnPkNHu8gy
"Nebeng ya!" (Numpang ya!)
23121Please respect copyright.PENANA2n1bosknnj
"Kamu gak bawa motor?" tanyaku, galak!
23121Please respect copyright.PENANAITiatLGdGq
"Motorku dipakai sama ayah tiriku!" Jawabnya sembari mengkerutkan dahi.
23121Please respect copyright.PENANALNXqjI08Xx
Tak sempat aku mengizinkan, ia lantas tiba-tiba memelukku dari belakang, duduk sembari menopang dagunya di punggungku. "Manja sekali anak ini!" batinku.
23121Please respect copyright.PENANAkZNrILWSrG
"Kamu yang bawa motorlah! kamu kan cowok, masa aku yang bonceng kamu!" Diriku kemudian menyerahkan motor matic itu, lantas berpindah tempat ke jok belakang. Diperjalanan pulang, Rian terus mengoceh dan mengeluh akan kehidupannya bersama ayah barunya. Sudah dua bulan memang ia tinggal bersama ayah tirinya setelah tante Meri menikah lagi. Rian sepertinya kurang suka dengan ayah tirinya itu. Selain karena merasa asing, Rian juga merasa kalau ayah tirinya berbanding terbalik dengan almarhum ayahnya yang royal terhadap uang jajan yang diberikan.
23121Please respect copyright.PENANAhWnCGOhBJe
Namun daripada itu, menurutku om John sebenarnya baik. Rian hanya belum beradaptasi dengan kehidupan barunya. Aku yakin, setelah menjalani kehidupan bersama, lambat laun Rian dan om John pasti akan menjadi akrab satu sama lain.
23121Please respect copyright.PENANArQny36gZOT
Di sore hari, diriku menyempatkan untuk pergi ke rumah Rian. Jarak rumah antara kami memang termasuk dekat, dengan melewati beberapa gang dan komplek perumahan, aku bisa menempuhnya hanya dengan waktu kurang dari 10 menit dengan mengendarai sepeda.
23121Please respect copyright.PENANAed24DYDQlk
"Rian" teriakku di depan pintu pagar yang lumayan tinggi sebahu itu. Tak butuh waktu lama, seorang pria tegap, dengan penampilan lelaki dewasa tengah membuka pintu rumah, berjalan menghampiriku yang tengah mematung.
23121Please respect copyright.PENANAcISUsoWti6
"Rian ada om?"
23121Please respect copyright.PENANAfeTcDnpUHt
"Aduh! Rian lagi keluar, dek Nisa" jawabnya sembari menunjukkan wajah murung.
23121Please respect copyright.PENANABIiZPXK2ix
"Yaa.. katanya sore ini janjian mau ngerjain PR bareng" celotehku, dengan wajah kesal.
23121Please respect copyright.PENANAaGhLz5STdv
"ya udah, masuk aja dulu. Bentar lagi Rian balik kok" pintanya, sembari membuka pintu pagar dan mempersilahkan diriku untuk masuk.
23121Please respect copyright.PENANAn9E5FlvDXu
Halaman rumah yang luas, pepohonan nan rindang serta anjing golden yang lucu sudah menjadi pemandangan yang lumrah bagiku. Aku sudah terbiasa dengan pemandangan ini, mengingat beberapa kali diriku telah menginjakkan kaki dirumah Rian. Orang tua Rian pun juga sangat baik terhadapku, almarhum ayah kandung Rianpun bahkan sering kali menjodoh-jodohkan kami dengan ejekan dan gombalan. Namun semua itu aku anggap sebagai bentuk ke akraban terhadap aku dan keluarganya.
23121Please respect copyright.PENANAtPE6j1T3AX
"Silahkan duduk. Mau minum apa, dek Nisa?"
23121Please respect copyright.PENANAsFPCKGkN3W
"Air putih aja, om" jawabku singkat dan berharap tidak merepotkan.
23121Please respect copyright.PENANA0pYWt7wsaS
Lelaki paruh baya itupun berlalu meninggalkan ruang tamu menuju ke ruang dapur yang kuterka akan menyibukkan diri untuk melayani tamu anak tirinya itu. Aku tahu ini sedikit canggung, mengingat dirumah yang besar ini hanya ada kami berdua. Ibu Rian yang kuketahui sedang bekerja dikantor pemerintahan pastinya belum pulang di jam segini, Para pembantunya juga kulihat sedang tidak ada dirumah, entah sibuk di ruang belakang atau bahkan sedang pulang kampung.
23121Please respect copyright.PENANA3aN77r8fMz
Tak menunggu waktu lama, om Johnpun keluar dengan semampan gelas kaca berisi air sirup berwarna merah merona.
23121Please respect copyright.PENANA5ucBXHiQcn
"Aku kan mintanya air putih saja, om" Ucapku heran.
23121Please respect copyright.PENANA7S65axmTxJ
"Gak ada air putih, adanya ini doang, hehehe" Ia terkekeh, yang membuatku melihatnya terasa aneh. Dia lantas duduk disampingku, membuka tutup toples kaca yang berisikan cocies coklat dan menyodorkannya kepadaku.
23121Please respect copyright.PENANANVnECT2jTD
Aku sebenarnya tidak terlalu akrab dengan pria paruh baya ini, namun jika di perhatikan dengan seksama, om John merupakan tipe pria yang sangat gagah. Ia pandai dalam berbusana, mencocokkan gaya pakaian yang ia kenakan, terlihat simpel namun elegan. Badannya pun terlihat sangat atletis, dengan dada dan lengan yang berotot, dihiasi dengan bulu halus yang semakin membuat kaum hawa bergairah melihatnya.
23121Please respect copyright.PENANAHjLPdfnoQo
Sesekali kulirik dirinya yang tengah bersandar santai disampingku. Berbicara dan menanyakan kegiatan apa yang aku lakukan saat berada disekolah.
23121Please respect copyright.PENANAm8TF5O7LjG
"Rian masih lama, om?" tanyaku yang tengah memotong celotehannya.
23121Please respect copyright.PENANAlVNF3FNLpx
"Oh iya! Rian kemana yah? kok dia lama banget!"
23121Please respect copyright.PENANAV1RweRHJKh
"Kalau Rian gak ada, aku pulang aja kali ya?" Batinku..
23121Please respect copyright.PENANAg4ScfV8yxI
Melihat jam yang sudah menunjukkan 5 sore, awanpun sudah mulai tertutup kabut. Diriku mulai was-was namun tetap berusaha terlihat tenang. Kulihat om John tengah berdiri dan sesekali mondar-mandir dengan handphone yang ia genggam. Kuterka ia tengah menelpon Rian, beberapa kali ia menyuruh Rian untuk segera pulang, kuperhatikan lehernya yang tengah menegang, menampilkan keseksian layaknya lelaki tampan di umurnya yang sekarang.
23121Please respect copyright.PENANA9db7baxy4B
"Kenapa om?" tanyaku memecah suasana.
23121Please respect copyright.PENANAEKZ0IelQnf
"Rian lagi main futsal bersama teman-temannya, kayaknya ia akan tiba dirumah setelah magrib"
23121Please respect copyright.PENANAkZFnIzM3oM
"waduh! berengsek si Rian! kenapa gak ngabarin aku kalau memang ujung-ujungnya kayak gini!" batinku, kesal! Namun hal itu aku pendam, mengingat om john sudah baik terhadapku.
23121Please respect copyright.PENANA00tXNWxGpC
"Kalau begitu aku pulang aja deh, om"
23121Please respect copyright.PENANAjG0IEFQkEw
"Jangan dulu, diluar sudah mulai hujan"
23121Please respect copyright.PENANAvS09qYU6IU
Kulihat dibalik tirai jendela. Langit memang sudah terlihat gelap, hujan pun mulai terasa deras dibarengi angin yang bertiup kencang. Beberapa kali diriku terlihat menggenggam lengan Om John ketika sambaran petir yang tiba-tiba mengagetkan kami berdua.
23121Please respect copyright.PENANAdIMdmt0PeS
Ia terlihat terkekeh, akupun tertawa genit. Kami berdua duduk di sofa, menghangatkan diri masing-masing dengan menggosokkan kedua telapak tangan. Om John tiba-tiba beranjak naik kelantai atas, lantas turun dan menggenggam selembar handuk, lantas menyelimuti diriku dengan handuk yang setengah kering itu. Baunya masih terasa, khas lelaki mapan. Aku terka handuk ini telah digunakan om John sehabis mandi sebelum aku kemari.
23121Please respect copyright.PENANARtHuUct6qb
"Handuk om masih basah" ucapku sembari menatapnya syahdu.
23121Please respect copyright.PENANATG3t0HI8cx
"Oh sory! itu belum kering sepenuhnya yah?"
23121Please respect copyright.PENANAPAyxSMUU1d
"Iya" aku tersenyum. "Om gak kedinginan?" tanyaku, lantas ia menoleh kehadapanku. "Ayo kita berbagi" kutawarkan handuk ini dengan berusaha menyelimutinya juga dengan pelan.
23121Please respect copyright.PENANAfetuzTojEY
"Kamu baik sekali Nisa dan tingkahmu sangat manis" Ucapnya sembari sedikit menggombal yang membuatku tersapu malu.
23121Please respect copyright.PENANA06lq680Ouk
Sudah lebih dari 15 menit hujan masih saja turun dengan derasnya, sesekali lampu ruangan terlihat meredup akan sambaran petir yang menerjang. Aku gemetaran, kedinginan dan sedikit merasa takut, namun hal itu bisa sedikit tersingkirkan akan adanya sosok om John yang berusaha mencairkan suasana dengan obrolan ringan dan santai. Kami larut dalam situasi itu, sesekali ia menggodaku nakal, mengelus puncuk kepalaku dan membelai rambut panjangku. Hingga akhirnya percakapan kami telah terseret lebih dalam dan tersesat didalamnya.
23121Please respect copyright.PENANAthNcjvUvqQ
"Jadi sekarang, dek Nisa masih single? Aku kira Nisa pacaran sama Rian?" tanyanya penasaran.
23121Please respect copyright.PENANA59oenF5ni7
"Tidak, kami hanya berteman" Sanggahku.
23121Please respect copyright.PENANAHwrgajTZ61
"Tapi Nisa suka kan, sama anak Om?"
23121Please respect copyright.PENANAdlGjqYc99I
"Tidak! Rian dan aku sudah berteman sejak lama, kami tidak punya hubungan seperti itu. Walau sempat pacaran, tapi kami akhirnya putus karena sesuatu hal" bantahku
23121Please respect copyright.PENANAxuSPi8u6SN
"Sesuatu hal? apa itu?" Tanyanya yang semakin mengintimidasi.
23121Please respect copyright.PENANAt73RQTAb6m
"Kami tak ingin merusak persahabatan kita" jawabku menunduk dibarengi dengan keheningan sesaat.
23121Please respect copyright.PENANAex0pV9Muif
"Tapi Nisa pernah melakukannya?" Pertanyaan tersebut seketika membuat tubuhku tersontak. Aku tak menyangka om John melontarkan pertanyaan yang sedikit nakal untuk teman anaknya itu.
23121Please respect copyright.PENANAwGq81qHTs3
"Melakukan apa om?" tanyaku yang berpura-pura tak mengerti.
23121Please respect copyright.PENANAFUeGmTHriy
"Kiss atau bahkan lebih?" Matanya tersorot kepadaku.
23121Please respect copyright.PENANAMKmdFw5PLy
Aku yang mendengar pertanyaan itu hanya menggelengkan kepala, menandakan diriku benar-benar polos dan tabu akan hal tersebut.
23121Please respect copyright.PENANAjJG5ht2J0E
"Aku sepertinya tidak percaya. Gadis secantik kamu dan semanis kamu, masa belum pernah melakukannya?"
23121Please respect copyright.PENANA27JAeWmAbp
"Aku masih belum boleh melakukannya"
23121Please respect copyright.PENANAjSlwoGQWJZ
"kenapa?"
23121Please respect copyright.PENANAJGdFvNkQvR
"Aku masih 17 tahun!" ujarku dengan nada sedikit meninggi.
23121Please respect copyright.PENANAEaAojNWFEk
"Om melakukannya diumur 15 tahun" ujarnya yang terlihat sedikit menantangku. Mendengar hal tersebut, aku pun terpancing dalam umpannya.
23121Please respect copyright.PENANAAzAIp4Mjhq
"Dengan siapa?" tanyaku penasaran.
23121Please respect copyright.PENANAth46aVSBeZ
"waktu itu, aku melakukannya dengan tanteku sendiri" Jawaban yang tak terduga tersebut berhasil membuatku tercengang. Kisah yang ia ceritakan pun mengalir dan membuatku terkesima, menyimak apa yang ia kisahkan. Badan om Johnpun semakin dekap dengan tubuhku, membuat ruangan itu semakin hangat dan seakan duniaku teralihkan akan perhatiannya.
23121Please respect copyright.PENANAxEIUicqRd0
Aku memperhatikan lekuk wajah paruh baya itu yang ditumbuhi bulu halus yang memnghiasi dagu dan pipinya. Seakan terhipnotis, tanganku pun tanpa sadar menyentuh pipi gagahnya.
23121Please respect copyright.PENANAsFo7mcklcM
Ditengah pembicaraan itu, iapun tersadar atas apa yang aku lakukan. Menyadari hal tersebut, diriku lantas menarik tanganku dari pipinya, namun ia dengan sigap menggapai tanganku kembali, disertai dengan tarikan tangan kanannya yang menggapai pinggangku. Bibirnya perlahan menyentuh bibir kecilku. Diriku sempat menolak hingga akhirnya terbenam dalam lumatannnya.
23121Please respect copyright.PENANA8FoCSV7YtN
Aku terdiam mematung, bibirku kini seakan ikut mengimbangi lumatan lelaki paruh baya ini, lelaki yang bahkan cocok menjadi ayahku, bahkan lebih parahnya lagi adalah ayah dari teman baikku. "Ciuman pertamaku" batinku meronta.
23121Please respect copyright.PENANArWiTk0xoaO
Setelah pergulatan kami yang cukup panas, bibirnyapun perlahan lepas dari mulutku, tetesan cairan ludah kami seakan tak ingin lepas dan ikut memanjang sampai akhirnya menetes entah kemana. Ia menatapku lembut, sembari bertanya, "Nisa mau lanjut?" mendengar pertanyaan itu, tubuhku seakan merespon dengan sendirinya. Kepalaku mengangguk, mengiyakan apa yang akan terjadi selanjutnya. Berharap Om John memperlakukanku dengan nyaman.
23121Please respect copyright.PENANA9liyLFFSQS
Birahi kamipun muncul ketika om John mulai mengerayai leherku, membuka sebagian blus yang aku kenakan disekitar perutku. Mulutnya sibuk menjilat seluruh bagian centi leherku sembari tangannya bermain disekitar area pusar dan pinggangku. Aku sempoyangan dengan permainan dari ayah sahabatku ini. Sesekali tubuhku bergetar, melonjak akibat dorongan nafsu, hingga akhirnya kegiatan panas kami terhenti seketika, setelah mendengar deruh mobil yang terparkir di bagasi rumah.
Mataku dan mata Om John bertemu, lantas lekas merapikan kembali pakaian yang kami kenakan. Dan siap menyambut seseorang yang ada dibalik pintu itu.
"Apakah Tante?" tanyaku berbisik ke Om John. Ia hanya merespon kebingunan seraya berucap "Ini rahasia kita berdua" Dengan senyum aku menganggup tanda mengiyakan.
Bersambung..
ns216.73.216.109da2