Bab 8. DM Aneh-aneh dari fans buat Maryam
Maryam menggelepar, tubuhnya mulai bergerak mengikuti irama jariku. "Tapi... tapi dia nggak berani, kan?" godanya, tahu persis apa yang kuinginkan.
"Oh, tapi kita bisa berpura-pura dia berani," jawabku sambil menambah kecepatan. "Bayangkan dia menarikmu ke kamar mandi kafe—"
"Nggak! Kita nggak boleh— oh Tuhan!"
"—membelakangimu seperti ini—" Aku menarik jari-jariku keluar, dengan cepat melepas celanaku dan membalikkan posisinya.
"—lalu memasukkan kontolnya ke dalammu dari belakang."
Puncak Kegilaan
Dengan satu dorongan kuat, aku menembusnya sampai ke pangkal. Maryam menjerit, tangannya mencengkeram sprei.
"Dia lebih besar dari aku?" tanyaku sambil memulai ritme kasar.
"Nggak! Ahh... Mas yang lebih— lebih besar!"
"Tapi dia lebih kuat?"
"Aku nggak tahu! Aku nggak— oh God!"
Aku meraih pinggangnya, menariknya lebih dalam ke setiap doronganku. "Ceritakan padaku! Ceritakan bagaimana dia akan mengambilmu!"
Maryam menggeleng liar, tapi tubuhnya menjawab untuknya—lubangnya menguncup erat di sekeliling batangku, pertanda dia akan mencapai puncak.
"Aku mau... aku mau keluar!"
"Tunggu aku," geramku, mempercepat tempo. "Kita keluar bersama."
Ledakan
Dengan erangan panjang, Maryam mencapai orgasme, tubuhnya bergetar hebat. Perasaan dagingnya yang mengerut memicu pelepasku sendiri—aku menancap dalam-dalam, melepas semua isi ke dalam rahimnya.
Kami terjatuh bersamaan, napas tersengal-sengal. Maryam memutar badan, wajahnya masih merah, bibirnya bengkak.
"Mas ini benar-benar..."
"Aku tahu," potongku sambil mengecup dahinya. "Tapi kau menyukainya."
Dia tidak membantah, hanya meringkuk lebih dekat. Dan saat kami berbaring dalam kelelahan yang memuaskan, satu hal menjadi jelas—fantasi kami mungkin tidak pernah menjadi kenyataan.
Tapi kenikmatannya?
Itu sangat, sangat nyata.
999Please respect copyright.PENANAcZmGwomPDI
***
POV Maryam
Namaku Maryam Hasaniah, 26 tahun. Aku seorang istri dari Haris umur 29 tahun, lelaki baik yang bekerja keras sebagai pengemudi ojek online, dan ibu dari Hardi, bocah kecil berusia satu setengah tahun yang selalu membuat hariku cerah dengan tawanya yang polos. Kami tinggal di sebuah rumah sederhana di pinggiran Jakarta, di mana aku mengisi hari-hariku dengan berjualan alat kecantikan secara online sambil menjaga Hardi.
Pernikahan kami harmonis, meski tak sempurna. Tapi ada satu hal tentang suamiku yang selalu membuatku penasaran—dia orang yang tidak gampang cemburu. Meski aku cerita kalau ada laki-laki godain aku. Atau ada yang iseng nenggol pantat aku saat di keramaian seperti saat belanja di pasar. Atau saat naik Busway.
999Please respect copyright.PENANAl6UuIYYCR1
Aku tahu aku cantik. Bukan sombong, tapi aku sering dapat komentar seperti itu. Kata orang wajahku cantik tubuh montok berisi, dan senyumku—begitu kata orang—bisa bikin kepala menoleh. Payudaraku dan pinggulku sangat besar dan tak bisa disembunyikan meski ditutupi dengan hijab lebar dan busana muslmah tertutup. Lelaki sering melirik dengan mata mesum padaku.Tapi yang aneh, Haris sama sekali tak pernah terganggu.
Suatu sore, kami sedang makan bakso di warung langganan. Seorang bapak-bapak di meja sebelah terus melirikku. Matanya tak lepas dari tubuhku, seakan aku hidangan yang menggoda.
"Mas, lihat tuh," bisikku sambil mencolek lengan Haris. "Dari tadi dia ngeliatin aku terus."
Haris malah tersenyum, menyuapkan bakso ke mulutku. "Biarkan saja, Sayang. Itu bukti kamu cantik."
Aku mencubit pahanya. "Mas kok santai banget sih? Aku nggak nyaman!"
Dia hanya mengusap punggung tanganku. "Aku percaya sama kamu."
baca full chapter sampai tamat di link ini https://lynk.id/elevensage/8w9o955l69jw
atau di victie https://victie.com/novels/istri_hijabku
Bukan cuma di dunia nyata. Di duani mayapun begitu. Akun Sosial mediaku sering mendapat DM dari laki-laki asing. DM itu isinya dipenuhi pesan menggodan bahkan mesum dari pria-pria iseng..
"Mbak, boleh kenalan? Aku suka sama senyum manisnya."999Please respect copyright.PENANA7wleuDT89o
"Kalau suami nggak bisa jagain, aku siap gantikan."
“Body mbak bagus banget.”
“Wah payudara mbak montok banget!”
“Pantatnya nungging enak banget buat di….!”
Awalnya, aku kesal. Tapi Haris? Dia cuma tertawa.
"Mas, ini ada yang kirim DM aneh lagi," protesku suatu malam sambil menunjukkan ponsel.
999Please respect copyright.PENANAyuIULD5Ctr
Bersambung.
ns216.73.216.251da2