Matahari menyambut pagi hari dengan cerah. Para sahabat-sahabat ini tidak bisa bertemu karena kebetulan mereka berlima berangkat ke sekolah yang berbeda dengan arah yang berbeda pula. Walaupun pagi menjemput, tetap saja Andre menguap di mejanya. Ya mau bagaimana lagi. Dengan tidak adanya teman untuk di ajak berbincang membuat Andre terasa bosan. Memang Andre mempunyai banyak teman di lingkungan rumahnya tetapi lain ceritanya dengan di sekolah. Andre hanya duduk termenung menatap langit pagi yang cerah ,Semoga senja cepat datang, katanya pada diri sendiri. Bel masukpun berbunyi. Semua murid duduk di tempatnya masing-masing. Andrepun tersadar dari lamunannya dan memandang seisi kelas. Ia melihat sesosok wanita asing masuk dari pintu kelas.
255Please respect copyright.PENANAdXfVQaXoOj
"Oke. Ada murid baru," pikir Andre tidak begitu peduli. Tiba-tiba meja kosong di sebelahnya terisi begitu saja tanpa ia sadari. Mungkin Andre tidak begitu peduli dengan kegiatan social, tetapi ia juga tidak suka berada dalam situasi kecanggungan ,"Em Halo?" sapa Andre canggung. Tetapi wanita itu hanya memberi Andre tatapan sinis ,"Cih. Dasar wanita," kata Andre pelan ,"Ada masalah?" tanya wanita itu dengan galak. Andre hanya bisa menghembuskan nafas pasrah. Kemudian Andre memulai kegiatan rutin dia.. tidur.
255Please respect copyright.PENANASFEoZWmDqX
Memang begitulah Andre dia memang sering tidur di kelas. Bukan karena diam mau, tetapi ada sebuah peristiwa yang membuat Andre menjadi sekarang ini. Berbeda dengan Andre yang dulu dimana ia masih bisa menunjukkan senyum yang ia miliki kepada setiap orang. Hanya saja semua itu berubah seiring peristiwa hidup yang dialami olehnya. Senyumnya sudah menghilang. Yang tersisa hanyalah senyum palsu yang tersemat di wajahnya. Bahkan ketika bersama sahabatnya, dia hanya memasang senyum yang dipaksa. Bukan karena dia tidak mau, hanya saja Andre sudah lupa bagaimana cara untuk tersenyum.
255Please respect copyright.PENANAAXBpmkiwCi
"Andree.. Andreku sayang. Anak mama memang tampan," kata ibu Andre dengan sangat lembut. Nampak wajah ayah dan ibu Andre yang memancarkan kasih sayangnya ,"Anak papa juga dong," kata ayah Andre ,"Ah.. lihat pa anak kita membuka matanya," kata ibu dengan senang. Kemudian keduanya tersenyum ,"Halo. Apakah kau sudah mempunyai pacar?" sebuah suara yang berhasil membuat Andre terbangun dari tidurnya. Andre mendongak dan mendapati mejanya sudah di kelilingi para lelaki yang menggoda murid baru. Berbagai pertanyaan dilontarkan kepadanya. Namun, perempuan itu hanya diam tak menjawab. Dari raut wajahnya, Andre tahu kalau perempuan itu tidak nyaman dengan pertanyaan yang beruntun itu ,"Aduh.. berisik sekali sih. Mengganggu saja," kata Andre sambil mengorek telinganya. Semua yang berkumpul di meja Andre hanya menatapnya dengan tajam ,"Nggak ada yang ngomong denganmu, Andre," kata Wawan dengan nada yang ditekan.
255Please respect copyright.PENANAM3T8ItHKtC
Wawan termasuk dalam daftar anak nakal di sekolahnya. Mempunyai anggota geng yang cukup banyak dan dia seorang playboy. Namun, banyak wanita yang tidak suka dengannya karena bisa di bilang dia adalah orang yang bejat ,"Aku tak menyebut namamu. Kenapa kau tersinggung? Apa kau merasa kalau dirimu menganggu? kata Andre dengan nada santai. Semua lelaki yang ada di sana terkejut mendengarnya. Tidak ada yang berani berkata seperti itu kepada Wawan. Wawan yang mendengar itu melotot ke arah Andre ,"Memangnya orang rendahan sepertimu punya kuasa apa untuk berkata seperti itu kepadaku, Andre?" kata Wawan sambil mendekatkan wajahnya ke arah Andre. Andre membalas tatapan Wawan tanpa berbicara apa-apa. Tatapannya kosong tanpa emosi. Tatapan yang khas darinya. Andre memang tidak terlalu suka menunjukkan emosinya di depan banyak orang ,"Kenapa Andre? Takut hingga tak bisa berkata-kata?" kata Wawan tersenyum penuh kemenangan. Semua yang ada di sana menahan tawa seolah-olah Andre kalah dalam perdebatan itu. Sementara sang murid baru hanya menghela nafas ,"Aku tidak takut," kata Andre sambil menggerakkan wajahnya seperti menantang Wawan ,"Lalu kenapa?" tanya Wawan yang sudah bersiap untuk tertawa ,"Karena aku bukan orang rendahan seperti yang kau bilang. Jadi aku tidak menjawabnya. Orang tolol," kata Andre tersenyum mengejek. Mendengar itu semua lelaki yang tadi menertawakan Andre sekarang menertawakan Wawan terbahak-bahak. Wanita itupun juga ikut tersenyum sebagai ganti menahan tawa.
255Please respect copyright.PENANAw7lhtDXmcz
"Lagipula kau dari tadi berada di depan mejaku. Jadi itu hakku kalau aku mengusirmu," kata Andre sambil berdiri kemudian berjalan ke arah pintu kelas ,"Jangan pikir kau lolos semudah ini, Andre!!!!!!" teriak Wawan penuh amarah ,"Ya. Ya. Terserah," kata Andre melenggang pergi ,"Mau ke mana si Andre? Bukankah jam istirahat belum datang," kata Erfan sang ketua kelas. Wanita itu kembali menahan tawa dan sadar akan hal itu dia langsung memadamkan senyumnya.
255Please respect copyright.PENANAW637aAbOfP
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
255Please respect copyright.PENANA7BcuKJssdk
"Oeh.. Andy sama Bryan udah di sini aja luh," kata Hadi dengan santai ,"Yoi lah memangnya kami itu sepertimu, Had, kalo nggak dateng ya telat," kata Bryan dengan senyum khasnya ,"Ya namanya juga bantu toko. Kemaren lagi rame aja," kata Hadi ,"Widih Gerald juga dateng luh," celetuk Andy ,"Iya nih lagi senggang. Sekolahku sedang tidak memberi tugas biadab saja, terus udah lama aku tidak berkumpul dengan kalian," kata Gerald sambil duduk bersama mereka ,"Tahu nih, sekolahmu selalu memberi tugas yang menyiksa ," kata Hadi sambil menepuk pundak Gerald ,"Ya namanya sekolah elite mau gimana," balas Gerald ,"Gitu ceritanya. Sombong oke fine pulang yuk guys tinggalin aja nih anak sendiri," kata Hadi sambil menunjukkan wajah ngambeknya ,"Canda Had. Canda ya elah," kata Gerald memohon. Mereka semua tertawa melihat itu. Memang Gerald dan Hadi adalah dua sejoli yang tidak bisa terpisahkan. Tak ada yang namanya Gerald tanpa Hadi dan tidak Hadi tanpa Gerald. Sama seperti 3 sekawan kita.
255Please respect copyright.PENANAoim7RfTWof
"Omong-omong, Andre ke mana? Nggak biasanya dia telat," tanya Hadi kepada Andy dan Bryan ,"Biasanya dia udah ke sini paling pertama," timpal Gerald ,"Nggak tahu juga kita. Dari tadi kita nungguin nggak muncul-muncul anaknya," jawab Bryan sambil menghela nafas ,"Coba dah gw telepon dulu anaknya," kata Andy mulai mengoperasikan handphonenya. Andy menekan kontak Andre dan menelponnya dengan mode speaker. Nada sambung khas teleponpun berbunyi. "TutTut. Tut Maaf telpon yang anda tuju sedang tidak aktif. Cobalah beberapa saat lagi."
255Please respect copyright.PENANAiTxWZy5cW7
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
255Please respect copyright.PENANAYqMKtQUowo
"Arghh.. Apa-apaan sih supermarket kok jauh banget sampe ujung komplek. Lagian si Ujang pake tutup segala warungnya kan jadi susah mau beli bahan masak. Telat ngumpul jadinya," kata Andre memaki angin. Andre mempercepat langkahnya berharap dia masih sempat menuju ke titik kumpul. Ketika berjalan dia melihat sekumpulan lelaki bergerombol, awalnya Andre tidak peduli melihat itu sampai matanya menangkap penampakan seorang wanita di tengah kerumunan itu. Andre segera menghentikan langkahnya ,"Rasanya aku pernah melihat wanita itu," kata Andre bergumam kepada dirinya sendiri ,"Hei. Omong-omong kau belum ngejawab pertanyaanku tadi pagi," kata seorang lelaki kepada wanita itu ,"Wawan?" kata Andre terkejut sendiri ,"Aku tidak berminat untuk menjawab," jawab wanita itu dengan santai.
255Please respect copyright.PENANA4IVkeWXWL7
"Ayolah jangan begitu, cantik," kata Wawan terus merayu wanita itu ,"Udahlah. Orang dia udah nggak mau ngejawab masih saja kau ganggu," kata Andre sambil menghampiri mereka. Serentak Wawan beserta gengnya menatap Andre ,"Kau lagi dan kau lagi. Sebegitu senangnya kah kau mencampuri urusan orang lain," kata Wawan dengan kesal. Semua bawahan Andre sudah bersiap untuk memukuli Andre ,"Hei Tolol. Kita ini tinggal di satu perumahan dan satu sekolah. Bagaimana ceritanya aku tidak akan terlibat masalahmu secara tidak langsung?" kata Andre tersenyum ,"Yah. Kau ada benarnya juga, wahai Andre sang anak buangan," balas Wawan sambil tersenyum ,"Apa yang kau bilang?" tanya Andre dengan wajah yang mulai memerah ,"Memangnya aku tidak akan tahu kalau kau adalah anak korban broken home? Ayahmu tidak mau mengasuhmu sama sekali. Ibumu juga tidak memperhatikanmu sama sekali walaupun ibumu yang memegang hak asuhmu sekarang," begitulah kata-kata terakhir Wawan sebelum tinju Andre mendarat tepat di wajahnya. Wawan terjatuh kemudian berteriak kesakitan.
255Please respect copyright.PENANAxyO1A00Q7t
"Bos. Anda tidak apa-apa?" tanya seorang anak buah Wawan dengan tampang bodohnya. Wawan kemudian menjitak lelaki tersebut kemudian berkata dengan berang ,"Kenapa kalian diam saja? Cepat hajar dia!!" Sang anak buah tidak dapat melawan bos. Kebetulan mereka berlima dan semua maju bersamaan dengan Andre. Baku hantampun tidak bisa di hindari. Kedua belah pihak saling menerima pukulan dan membalasnya. Pada akhirnya Andrelah yang berdiri di akhir. Kemudian Andre menghampiri Wawan yang ketakutan dan mengcekram kerahnya. Andre menatap lurus ke mata Wawan yang membuat Wawan mulai membasahi celananya dengan cairan warna kuning ,"Pertama-tama aku sangat membenci lelaki yang tidak menghormati wanita. Kedua. Aku juga membenci orang yang terlalu mencampuri urusan orang lain dan selamat kau ternyata adalah gabungan dari keduanya," kata Andre sambil menahan tinjunya. Wawan hanya gemetaran seperti sedang melihat kematian menanti di depannya ,"Aku tidak ingin melihatmu merayu dia lagi dan jangan pernah menceritakan keadaan keluarga gw ke siapapun. Sampai ada yang tahu soal ini, kau akan menjadi orang pertama yang akan kucari. Apakah kau mengerti?" kata Andre lagi kemudian Wawan mengangguk sekuat tenaga.
255Please respect copyright.PENANAVi7m0st2Ci
Satu persatu dari mereka yang tumbang kembali berdiri dengan susah payah ,"Dan satu lagi kejadian hari ini kalian ceritakan tetapi tidak ada namaku di sana. Enyah kalian!!" teriak Andre. Dengan terpicang -pincang mereka semua lari, setelah orang-orang itu tidak tampak lagi, barulah Andre jatuh terduduk dan nafasnya langsung tersenggal ,"Kau tidak apa-apa?" tanya wanita itu. Wanita itu masih memasang ekspresi yang sama seperti sebelumnya ,"Ya. Aku baik-baik saja," kata Andre masih mengatur nafasnya yang masih memburu ,"Biar kulihat lukamu," kata wanita itu mendekati Andre dan mengulurkan tangannya. Namun Andre menepisnya ,"Jangan berlagak seolah kau itu peduli," kata Andre menunjukkan wajah tidak senang ,"Hei aku hanya mencoba membantu," kata wanita itu menunjukkan wajah tidak senang juga ,"Tidak perlu aku bisa tahu kalau aku terluka," kata Andre dengan galak. Kemudian wanita itu pergi dalam keadaan kesal.
255Please respect copyright.PENANA1Szwlwtn1u
Melihat itu perasaan bersalah mulai merayapi diri Andre. Mungkin dia terlalu berlebihan dalam hal itu. Tiba-tiba dia tersadar satu hal ,"Belanjaanku." Namun semuanya terlambat isi belanjaan Andre sudah berceceran ke mana-mana dan handphonenya dengan layar yang retak dan dengan keadaan mati. Andre menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal dan menghembuskan nafas panjang. Dalam keadaan seperti itu, ada sesuatu yang dingin menyentuh wajahnya. Reflex Andre terkejut da menjauh dari sumber dingin tersebut. Andre kemudian mendongak dan mendapati wanita itu sambil memegang sekantung es di tangannya ,"Hei cepat ambil. Tanganku sudah tidak kuat nih," kata wanita itu. Andre melihat kantung es itu kemudian menerimanya ,"Untuk apa kantung es ini?" tanya Andre dengan polosnya ,"Untuk memarmu bodoh," kata wanita itu sambil merebut kantung es dari tangan Andre dan menempelkannya di memar yang berada di wajah Andre ,"Argh pelan-pelan," erang Andre kesakitan kemudian Andre memgang kantung es itu sendiri. Wanita itu menyodorkan Andre sebotol air mineral yang tentu saja langsung di sambar oleh Andre ,"Dasar otak otot," ejek wanita itu ,"Heh. Aku juga mempunyai otak. Cuman tadi sudah kelewatan saja. Aku jarang berkelahi dengan otot," balas Andre seperti sedang mengumpat.
255Please respect copyright.PENANASlFsuD6owW
Keheninganpun terjadi sesaat sebelum akhirnya wanita tersebut angkat bicara ,"Jadi kau marah karena orangtuamu diejek?" Andre menatap wanita tersebut. Ekspresi wajahnya tidak menggambarkan apa-apa hanya dingin yang bisa di rasakan Andre seolah-olah wanita tersebut terpahat dari batu es ,"Yah. Tanpa mengejek orang tuaku juga, tetep saja akan kuhajar. Kan aku sudah ngomong, aku tidak suka lelaki yang tidak menghormati seorang perempuan," jawab Andre sambil menenggak minumannya ,"Baiklah lelaki gentleman katakana padaku. Apakah semua cerita Wawan mengenai orangtuamu itu benar?" tanya wanita itu lagi. Kali ini wanita itu menatap Andre dengan wajahnya yang sedingin es. Andre menatapnya juga sehingga ia bisa melihat wajah wanita itu dengan jelas. Andre terpana tak bersuara. Inilah pertama kali Andre melihat wajah wanita itu dengan jelas. Terlepas dari ekspresinya yang sedingin es, ada sesuatu yang mengganggu Andre. Tidak seharusya wajah wanita itu digin. Memang dia tidak cantik. Rambut yang hitam lurus dengan mata dan alis berwarna hitam membuatnya seperti manusia Asia pada umumnya. Bibirnya kecil berwarna merah muda tipis membuat Andre yakin jika ia tersenyum sedikit saja maka lelaki manapun tidak akan sanggup berpaling dari wajahnya.
255Please respect copyright.PENANAxMjTaLStsX
"Ada sesuatu di wajahku?" tanya wanita itu tanpa mengubah ekspresinya. Andre hanya memalingkan wajahnya dari wanita itu ,"Seandainya itu benar. Apa pedulimu?" kata Andre menatap langit malam yang hampir datang. Kemudian dia menatap wanita itu lagi. Wanita itu juga menatap langit. Wanita itu tersenyum ke arah langit. Entah karena kebetulan atau apa angin yang berhembus membuat rambut wanita itu bergerak seirama dengan angin itu. Di saat itulah, Andre bertaya kepada dirinya sendiri ,"Kapan terakhir kali gw jatuh cinta?" Wanita itu tersadar dan segera menghapus senyum dari wajahnya ,"Aku Cuma penasaran," jawab wanita itu ,"Apakah barusan kau tersenyum?" tanya Andre lagi. Wanita itu terkejut seperti anak kecil yang ketahuan mencuri permen ,"Nggak. Kau pasti salah liat," kata wanita itu. Andre hanya menghela nafas dan kembali menatap langit ,"Yah tersenyum itu memang sulit," kata Andre. Andre tahu sekarang giliran wanita itu yang menatap Andre ,"Ada Sesuatu?" tanya Andre sambil menunjuk wajahnya ,"Nggak sih," kata wanita itu ,"Udah mulai gelap. Lebih baik aku mengantarmu pulang," kata Andre sambil berdiri di ikuti oleh wanita itu.
255Please respect copyright.PENANAymvB3SD8q2
"Tidak perlu. Aku bisa pulang sendiri lagipula kau harus merawat lukammu dan ini ganti belanjaan yang tadi hancur," kata wanita itu sambil menyodorkan platik berisi bahan makanan ,"Oke baiklah terima kasih," kata Andre sambil menerima belanjaan itu ,"Veranda," kata wanita itu tiba-tiba. Andre memandang wanita itu kemudian memasang wajah bingung ,"Itu namaku bodoh," kata Vera tersenyum tiba-tiba. Andre juga tersenyum melihat itu ,"Kau tersenyum? Bahkan aku tak tahu kalau kau bisa tersenyum," lanjut Vera lagi dengan senyum yang semakin lebar. Andre benar-benar terpikat dengan senyum Vera ,"Kau cantik jika tersenyum. Kau tahu itu Putri Es?" tanya Andre masih tersenyum. Dengan segera Vera segera menghapus senyum dari wajahnya. Andre tergelak melihat tingkah laku Vera ,"Mungkin kau tidak sedingin yang orang lihat, kau hanya perlu menemukan alasan untuk tersenyum," kata Andre sambil beranjak pergi kemudian meraih handphonenya yang rusak dan melambaikan tangan kepada Vera tanpa berbalik badan. Vera hanya bisa menatap punggung Andre yang semakin menjauh kemudian tersenyum kecil.
255Please respect copyright.PENANAu38IJvinfu
255Please respect copyright.PENANA4L6AQKjbxo