"haisshh mereka mulai lagi. Hahh gak bosen apa" kesal ku ketika menatap pintu kamarku yang masih terkunci rapat, ku putar kedua bola mataku dan fokus kembali membenah buku-buku pelajaran. Ku berdiri menyajarkan tubuhku depan cermin dekat pintu.
"okay siap beraksi" datarku, sambil merapihkan seragam. lalu ku mengenakan hoddie dan menutupi rambut pendekku, ku persiapkan earphone di satu telinga dan menyetel lagu rock untuk menghibur pagiku..175Please respect copyright.PENANAUN2WTR9wL7
Pukul 06.30 ku membuka kunci pintu kamarku dan keluar, menuruni anak tangga melewati ruang makan dan berhenti di sumber suara yang tadi menusuk telinga. Ku memutar badanku menatap tajam mereka sambil menyilangkan tanganku ke perut. 175Please respect copyright.PENANAvigmtVyhjG
"yakkk, masih pagi. Ini kuping masih di pakai (menunjuk-nunjuk kupingnya) malu sama tetangga, haih pagi-pagi" berbicara sinis memutar kedua bola mata dan membuang wajah.175Please respect copyright.PENANAWjGlRTJYYr
"haihh anak bunda udah bangun, maafin bunda yah sayang" ingin mengelus rambutku, tapi kuhempaskan kasar begitu saja.175Please respect copyright.PENANAkfM0sLhk6Q
"apaan sih !!" jawab sinisku sambil menatap tajam. Tiba-tiba dari arah dapur berjalan menghampiriku dan mengelus tangan ku lembut.
"neng !!" menatapku sendu penuh arti, dan ku balas senyum hangat. Tenang rasanya.
"duduk, makan, minum susu yah" tuturnya masih mengelus tanganku lembut
"ibu !! Aku langsung pergi aja yah" jawabku hangat "aku malas di sini lama-lama" lirikku ke mereka berdua yang tengah bertengkar itu. Lalu ku mencium punggung tangan ibu itu yang sudah ku anggap sebagai bundaku sendiri, lalu langsung berlalu pergi meninggalkan mereka, lalu di tahan dengan suara.
"Rain !! " teriaknya "jangan buat masalah lagi, paham kamu. Jangan buat ayah datang ke sekolah kamu lagi, ayah malu" tegasnya, yang membuatku tersenyum smrik dan membalikkan badan ke arahnya
"aduh-aduh.... Bukannya senang yah di panggil ke kantor, kan bisa ketemu kesayangan" sinisku, lalu pergi dan memasangkan earphone satunya ke telingaku menaikan volume tinggi, hingga tak mendengar satu katapun dari mulut mereka.
Berjalan ku menapaki jalan yang seakan bergerak, membuat badanku tak seimbang, menahan air mata agar tak jatuh. Aku duduk di antara orang-orang yang sedang menunggu di halte bus. *Bus datang. Langsung kami menaiki untuk pergi ke arah yang sama tetapi beda tujuan. *srekkk, bus sampai.
Akhirnya bus sampai di depan gerbang sekolah, aku masuk. waktu masih menunjukkan pukul 07.30, ku pergi ke kantin, memesan roti dan susu lalu melahapnya, selesai melahap sarapan pagi aku menyenderkan punggungku ke kursi kantin menutup mata sambil mendengarkan musik yang menurutku enak, tapi tidak bagi teman-temanku. Tiba-tiba.
"Permisi" sapa nya yang membuatku malas membukanya, aku menghiraukannya dan masih terbalut dengan musik yang ku suka
"Permisi, hai" tegurnya lagi "hai" tegurnya sambil menoel-noel pipiku, yang membuatku terbangun kesal.
"haiss yakkk, aihh ganggu aja yah lo. Mau apa hah" tuturku sambil marah-marah tapi masih santai dalam dudukku.
"saya baru di sini, saya mau nanya kelas 12b dimana yah" tanyanya manis. Anak laki-laki baru, tinggi manis putih ramah yang membuat siapa saja pasti tergoda dan membuat jantung berdebar.
"bisa nanya ke tempat lain gak, lu tuh ngeganggu gua, haiss" jawabku ketus "pergi pergi pergi ahhh" usirku.
"tapi...??" jawabnya melas.
"pergiii !!" bentakku, lalu menyilangkan tanganku kembali, menutup mata dan menghidupkan kembali lagu tadi dengan volume tinggi. Dia yang merasa di acuhkanpun pergi dengan rasa kesal tapi penasaran.
"neng....nengg... Aihh pingsan tah ini, neng" membuka earphone dari telingaku dan berteriak.
"aihhh yaaa, biii. Ganggu aja dah ah" kesalku.
"jam berapa atuh sekarang neng, sok gera masuk. Ini hari pertama masuk neng, dan kamu itu udah kelas 3 bagaimana ka..." terpotong.
"bur" pergi berlari meninggalkan bibi kantin, kalo masih di sana akan membutuhkan 1 hari 1 malam mendengar ceramahnya.
"aihhh, anak itu. Hemm anak baik" tersenyum geli melihat tingkah lakuku. Aku berjalan menyusuri jalan sekolahan mencari kelas 12b.
"aihh, tadi kayanya ada yang nanya kelas 12b deh" bingungku menaikan bola mataku ke atas. Setelah sadar aku pergi melanjutkan jalan menuju kelas 12b, tiba-tiba ketika di lorong yang sepi aku melihat segerombolan anak yang beranggota 4 orang sedang membuli seorang siswa. *brakk dorongnya ketua geng yang membuat siswa itu jatuh agak jauh darinya. Aku menggelengkan kepala lalu menghampirinya, *sepp. Menarik kerah belakang siswa yang dibuli membantunya bangun lalu membawanya menghampiri mereka yang membuli, *takkk. Ku tendang punyanya yang membuat ketua geng itu membungkuk, *dakkk. Ku injak punggungnya yang membuat dia jatuh ke bawah berlutut di hadapan siswa yang di buli. Mereka semua ketakutan melihatku marah.
"kenapa? Takut?" tanyaku dengan menaikan kedua alis "di sini gak ada yang sok jagoan, paham" jelasku "lo lo pada boleh gelut tapi, sama orang yang pantas buat di hukum" "dan lo lo pada boleh gelut asal lawannya seimbang" "nah ini, lawan gak seimbang, temen seperjuangan sendiri. Kagak malu lo pada hah" mereka menunduk malu dan takut.
"rain, rain maaf, maaf. Sakit ren, gua gak akan ngelakuin itu lagi. Sumpah, maafin gue" tuturnya meminta maaf, ku turunkan kakiku, dan menepok- nepok punggungnya yang kotor karna alas sepatuku.
"okay, gua maafin. Tapi kalo lo lo pada (sambil menunjuk- nunjuk) masih ngebuli temen-temen seperjuangan lo, abis lo pada sama gua. Paham !!" tegasku, dan mereka mengangguk tanda mengerti.
"pergi lo semua"menyuruh mereka pergi begitupun ke siswa yang di buli tadi. Setelah mereka pergi, tiba-tiba datang seseorang yang sudah berada di belakangku, dan ketika ingin membalik badan muka kami sangat dekat yang membuatku hampir jatuh. Tapi tanganku dan pinggangku langsung di tahan oleh kedua tangan besar itu, kami bertatapan sekian detik.
"haih heh, kurang ajar yah lo" teriakku sambil melotot ke arahnya.
"kalo gue gak nahan lo, lo bisa jatoh" senyumnya yang tangannya masih melekat memegangku.
"mening gua jatoh ke lantai, daripada jatoh ke pelukkan lo" tegasku sambil pergi meninggalkannya. Dia hanya tersenyum geli lalu tersadar dan mengikutiku.
"yakin lo gak mau jatoh kepelukkan gue ??" tanyanya, "hemm, gue aja bisa buat lo hampir jatoh ke lantai, apalagi ke pelukkan gue" senyumnya yang memandangku masih tidak perduli dengan ocehannya, tiba-tiba dia menghadang di depan ku membuatku berhenti berjalan dan langsung menatapnya
"cih" decitku mengeluarkan suara dari mulut, lalu membalikkan badan ke kanan dan masuk ke pintu yang berisi kelas itu. Dia kaget melihatku pergi ke kelas itu, dan ketika melihat nama di atas pintu *12b.
"ohh kelasku, oihh berarti kita sekelas, hemm" senyumnya bahagia dan mengikutiku masuk ke kelas. Tapi ketika kami masuk ternyata semuanya sudah rapih di tempat duduk masing-masing dan sedang fokus ke depan karna ada seorang guru. Mereka semua terkejut ketika kami masuk. Aku terus masuk tanpa memperdulikan siapapun dan duduk di kursi kanan pojok paling belakang, dan laki-laki tadi berhenti ketika tau ada guru di kelas.
"ouh, maaf bu saya kira tidak ada guru, saya murid baru bu disini" tuturnya ke guru.
"owh, baru yah. Gak apa-apa, kamu boleh memperkenalkan diri kamu" jawabnya, yang daritadi menahan amarah karna kelakuanku.
"halo, teman-teman namaku rendi. Semoga kita bisa lebih dekat lagi" tuturnya memperkenalkan diri, dan menatapku dari jauh. Akupun menyadarinya geli lalu membaringkan punggungku ke kursi dan masuk ke duniaku.
"kamu, boleh duduk yah rendi" suruhnya, rendi pun duduk di dekat ku. "rain, kenapa kamu terlambat" tanya, tapi aku masih menghiraukan, dan tiba-tiba si rendi melepaskan earphone ku, dan aku menatapnya tajam, dia mengisyaratkan dengan matanya untuk aku melihat kedepan, dan akupun menurutinya melihat kedepan. "rain, kenapa kamu terlambat lagi, kamu tuh udah kelas 3 loh. Udah saatnya kamu fokus" jelasnya, akupun hanya menaikan alisku, memutar kedua bola mataku lalu melanjutkan kehidupanku dengan eraphoneku. "rain !! " marahnya, hampir menangis. "nanti bel istirahat, kamu keruangan saya, rain !!" suruhnya, dan akupun masih tidak perduli walaupun aku juga mendengar. Guru itupun pasrah lalu menarik napas panjang dan menghembuskannya kasar. "baik, untuk hari ini cukup memperkenalkan diri saya sebagai wali kelas kalian, kalo gitu saya pamit" pamitnya, "oh ya, rendi nanti istirahat ke ruangan saya yah, untuk mengurus dokumen-dokumen kamu" senyumnya manis, lalu di balas senyum hangat oleh rendi dan dia berlalu keluar kelas...
Waktu menunjukkan pukul 12.00 waktunya istirahat, semua siswa berlalu lalang pergi ke kantin.
"wis bos, kantin gak" tanyanya yang datang ke kursiku, mereka berempat satu gengku ada siska, riri, anis, dan rara. Akupun terbangun lalu hendak berdiri tapi di tahan oleh tangan kecil putih.
"rain...!! Kamu harus ke ruangan bu kasih" pintanya terhadapku yang sedang berdiri dihadapannya dengan tatapanku yang tidak suka.
"siapa lo!! Hah, ngatur-ngatur hidup gue" menghempaskan tangannya dari tanganku lalu membuang wajah. "o, gue lupa, lo kan anak pelakor bokap gue, ye kan" senyum sinisku sambil menatapnya tatapan benci.
"rain, cukup yah. Mau sampai kapan kita gini terus, ayolah rain" melasnya menahan nangis dan memegang tanganku kembali.
"cihh, sampai kapanpun gue ga..." terpotong karna ada tangan besar menarikku, siapa lagi kalo bukan tangan rendi, dia menarikku untuk membawaku ke ruangan guru.
"aichh, hey apaan sih loh" kesalku menghempaskan tangannya dari tanganku, kami berhenti, didepan ruangan guru, dia hanya menatapku tatapan aneh yang penuh tanda tanya. Akupun menatapnya bingung, dan tanganku kembali di tarik masuk ke ruangan guru. Aku dihadapkan di depan bu kasih dan dia rendi mengahadap guru bendahara sekolah, aku yang bingung melihatnya berjalan sudah berhadapan dengan guru bendahara, lalu tersadar ternyata sudah ada di ruangan guru.
"aih, gue ngapain disini" hendak pergi tapi di tahan oleh tangan yang tidak pernah ingin aku pegang dalam hidupku.
"rain, tunggu" pintanya lembut, ku hempaskan tangannya.
"mau apa sih loh, hah" teriakku hingga membangunkan guru-guru yang lain dari aktivitasnya. Bu kasihpun kebingungan melirik kesana kemari karna malu.
"rain, tolong sopan. Saya bukan cuma guru kamu tapi ibu kamu juga" bisiknya menekan ketika berdiri di hadapanku, aku mendorongnya sampai jatuh ke kursinya, lalu mendekatkan wajahku dengan wajahnya.
"ibu ??" tuturku di hadapannya "lo tuh benalu di hidup gue" jelasku yang masih di hadapannya "sampai kapanpun, LO ITU BENALU DI HIDUP GUE" teriakku di hadapannya yang membuat yang lain hendak menghampiriku karna kaget, lalu aku berlalu pergi begitu saja, bu kasih kaget dan nangis di kursinya, beberapa guru menghampirinya untuk menenangkan, rendi yang sedari tadi berbincang dengan bu bendaharapun kaget dengan tingkahku.
"sudah yah rendi, kamu boleh pergi kembali ke kelas" selesai bicara dengan rendi, dan rendi keluar mengejar aku yang sedang emosi, dia menarik tanganku.
"gak usah nanya ada apa, lo gak akan ngerti" pintaku kesal, menahan air mata. Rendi yang awalnya ingin bertanya ternyata sudah di skak oleh rain, dan gugup begitu saja.
Pelajaran terakhir di mulai. Rendi masih menatapku dengan duniaku, lalu menatap dia yang berada di hadapannya dan menatap teman-teman yang lain, *bingung dipikirannya sekarang. Bu kasih masuk, dan langsung berbicara.
"minggu depan sekolah akan mengadakan tour atau kemping untuk kelas 3, karna ini masih semester 1 kami guru-guru memberikan waktu untuk kelas 3 bersenang-senang, tapi kita juga masih belajar yah. Jangan lupain itu" tuturnya kepada anak-anak, bu kasih menatapku lalu membuang napas lembut dan kembali bicara "saya akan bacakan kelompoknya, karna kelas 3 hanya ada 15 orang, saya bagi 5 kelompok yah yang satu kelompoknya 3 orang" dia membacakan satu-satu kelompok sampai di akhir kelompok dia menyebutkan "rain, rendi dan rindu" bu kasih menatapku, rendi tersenyum ke arahku rindu hanya menunduk tidak bisa menolak, dan aku masih dalam duniaku, tapi masih mendengar apa yang di bicarakan bu kasih. "kalo gitu persiapkan minggu depan, jangan sakit. Mengerti" jelasnya
"mengerti buuu" jawab anak-anak.
Bel akhir pelajaran selesai, anak-anak berlalu lalang pergi meninggalkan kelas.
"rain, kuy maen" ajak siska kepadaku kau menatapnya senyum tanda terima, tiba-tiba.
"nggk" jawabnya menatap teman-temanku kesal, "jangan lagi rain, atau aku bakal aduin kamu ke ayah" pintanya menatapku melas, akupun hanya membuang wajah tanda malas.
"cihhh, ayah.. Heh ayah sapa" jawabku ketus. "hem, lagian gue lagi gak enak badan guys, lain kali yah" senyumku kepada teman-temanku, aku dan teman-temanku pun pergi meninggalkan rindu sendiri di dalam kelas, dia mentapku sedih penuh harap.
Sesampainya di depan gerbang aku berbincang-bincang dengan teman-temanku yang mereka sudah di dalam mobil dan aku di luar mobil.
"yakin lo gak mau ikut, gak seru gak ada lo tau" pinta rara melas, akupun hanya tersenyum tanda terimakasih. "atau, kita anterin aja kali yah sampe ke rumah" pntanya lagi.
"hihh, udah deh mening lo pada pergi, gue bisa naek bis, lebih seru buat nikmati Musik gue" jelasku tersenyum. Setelah berbincang-bincang mobil itupun pergi, mereka melambaikan tangan dan di bales olehku, tanpa di sadari ternyata di area parkir ada yang merhatikanku, dia menghidupkan motornya dan berjalan ke arahku.
"atau, mau sama gue, gue anter ampe ke rumah" pintanya menggoda ketika sudah berada di depanku akupun hanya menatapnya aneh "ini jok belakang siap di dudukin buat cewe semanis lo" menepuk nepuk jok motor belakang miliknya.
"najis..." jawabku ketus, lalu pergi meninggalkannya, dia terus mengikutiku sampai ke luar gerbang.
Diujung sana ada bu kasih dan rindu yang menatapku penuh harap, rindu menatap mata bu kasih lalu menangis di pelukkannya.
175Please respect copyright.PENANAbsssGAcbvz
175Please respect copyright.PENANA3royNCn0AP
175Please respect copyright.PENANA8EDdEEh91c
ns 172.70.178.84da2