"Kringggggg!" bel berbunyi, menandakan waktu istirahat. Setelah semua pelajaran selesai, Risa segera merapihkan barang-barangnya.157Please respect copyright.PENANAfqcneR1tjZ
157Please respect copyright.PENANAz4umLxD1tH
"Dir, gua duluan," kata Risa lalu buru-buru keluar kelas. "Dahhh." lanjutnya sebelum meninggalkan kelas.
157Please respect copyright.PENANA53xGSxdEDK
Tidak seperti biasanya, Risa yang pertama kali meninggalkan kelas. Biasanya, saat istirahat ia yang paling akhir keluar atau nitip sama orang lain saat ia ingin membeli suatu makanan di kantin, membuat teman-teman sekelasnya kebingungan.
157Please respect copyright.PENANAgH2bhPneIr
"Kenapa dia?" tanya salah satu tempat sekelasnya.
157Please respect copyright.PENANASvwkSvu9T1
"Entahlah." jawab Diara, juga kebingungan.
157Please respect copyright.PENANAs123UcTyDb
Risa sebenarnya meninggalkan kelas duluan karena ingin cepat-cepat bertanya soal apa yang terjadi pada Syamil. Ia berlarian di sepanjang lorong, menuju ke kelas Syamil. Di depan kelas Syamil, Risa mengetuk pintu dan melihat ke dalam.
157Please respect copyright.PENANAd4hSiQjZqQ
"Permisi," katanya sambil mengetuk pintu. "Apakah Syamil masuk?" tanyanya kepada salah satu murid di sana.
157Please respect copyright.PENANAkkUlll6nTD
"Oh, Syamil. Dia gak masuk hari ini." jawabannya, membuat Risa agak kecewa.
157Please respect copyright.PENANA9sAFHMHg4B
"Oh, gitu. Kenapa dia gak masuk?" tanya Risa, masih penasaran.
157Please respect copyright.PENANAGvr8xznQqT
"Entahlah, gak ada keterangannya."
157Please respect copyright.PENANAvxe5OeE1BC
"Yah, gitu ya. Yaudah deh, makasih dek." kata Risa lalu berbalik arah, kembali ke kelasnya dengan keadaan kecewa.
157Please respect copyright.PENANAxGw2GDH8bZ
Tapi saat itu, Risa malah hampir tertabrak oleh seseorang yang tidak asing baginya.
157Please respect copyright.PENANARUz2Z0bT8R
"Eh, maaf," kata Risa lalu terkejut melihat siapa orang yang hampir ia tabrak. "Eh, elu." yang ternyata adalah Dorin.
157Please respect copyright.PENANApb3i15dO6h
"Oh, pacarnya Ervan ya? Ngapain lu di sini?" tanya Dorin.
157Please respect copyright.PENANAgZmvGJdZKz
"Eh, jaga bicara lu. Gua ini lebih tua daripada lu," kata Risa. Dorin malah membuang muka, membuat Risa semakin kesal.
157Please respect copyright.PENANA1RjV31ElLg
Risa menarik nafas panjang dan berkata, "Gua di sini nyari temen lu? Lu liat gak?"
157Please respect copyright.PENANAQnSEaRrz3n
"Temen gua? Siapa ya?" tanya Dorin.
157Please respect copyright.PENANAQZv3g7v0Aa
"Syamil. Bukannya dia temen lu?"
157Please respect copyright.PENANAmwS8WBD0nc
"Oh, iya, Syamil. Gua lupa."
157Please respect copyright.PENANAZ4rXawwqOA
"Astaga." kata Risa sambil menepuk jidatnya.
157Please respect copyright.PENANA1Pxjysyezc
"Ngomong-ngomong, karena lu ingin bertemu dengannya? Tidak biasanya." tanya Dorin.
157Please respect copyright.PENANAeIsTsigeYM
"Gua ini temannya. Jadi wajar saja kalau gua mau ketemu dia.”
157Please respect copyright.PENANAjkPGr48dKx
“Oh…” Dorin puar-pura tidak peduli sambil memalingkan wajahnya ke arah lain, membuat Risa menjadi kesal.
157Please respect copyright.PENANA692qvSPgo0
“Woi, dengerin napa!” bentak Risa, membuat Dorin jengkel. “Sekarang pertanyaannya, kenapa lu di sini? Yang pasti bukan untuk bertemu dengan Syamil kan?” tanyanya.
157Please respect copyright.PENANAQwjUlWG8oz
“Terserah gua mau ngapain. Sekarang, minggir. Gue ada urusan lain.” kata Dorin lalu mendorong tubuh Risa dengan kasar, membuatnya tidak bisa menahan amarahnya lebih lama lagi.
157Please respect copyright.PENANAEfRZbFEA7n
“kenapa, lu masih cemburu ke gua jadi sifat lu begini?” tanya Risa, membuat Dorin membalikan badannya. “Sayang sekali ya, Ervan lebih memilih gua, orang lain yang baru ia kenali, daripada dirimu yang sudah lama berteman denganya.” lanjutnya, memcoba memanas-manaskan Dorin.
157Please respect copyright.PENANAmBqjdA6bft
“Apa lu bilang?!” bentak Dorin, membuat orang-orang di sekitarnya memandang ke arahnya.
157Please respect copyright.PENANA5584NeveWz
“Hmmm, gua mau tau kenapa?” kata Risa sambil mengelus-ngelus dagunya, membuatnya seperti sedang berpikir. “Oh, gue tahu. Lu pernah mencoba menembaknya kan, tapi Ervan malah menolak mentah-mentah.” katanya membuat Dorin semakin kesal dan rasanya ingin menghajar wajah Risa.
157Please respect copyright.PENANACIgfG5gVx6
“Apa lu bilang?!” kata Dorin sambil mengepal tangannya kuat-kuat.
157Please respect copyright.PENANAnWcfQuJY00
“Ya, lu kagak salah dengar. Dia me-no-lak-mu.” ulang Risa.
157Please respect copyright.PENANAxNECdfyw1t
“Hah? Masa Dorin yang secantik itu ditolak sama Ervan?”
157Please respect copyright.PENANAQViMfCNivJ
“Kok bisa ya?”
157Please respect copyright.PENANAi4elda96wQ
“Ya ampun. Kasihan amat.” orang-orang di sekitar pun mulai membicarakannya, membuat Dorin menjadi semakin kesal.
157Please respect copyright.PENANABqQ5Shc60E
Dorin menghampiri Risa dan mencengkeram baju Risa kuat-kuat. “Lu diem gak! Kalau enggak,” ancamnya sambil ingin memukul Risa.
157Please respect copyright.PENANAO0mn4WT73X
“Kenapa? Emang lu punya hak untuk menghentikan gua? Lagipula, lu emang berani mukul gua dihadapan orang banyak begini?” kata Risa.
157Please respect copyright.PENANAu2P1IqptzO
Dorin melepas mencengkeram baju Risa dan mundur beberapa langkah ke belakang.
157Please respect copyright.PENANAs8pBC4MRgs
“Bagus. Begitu harusnya.” sengit Risa lalu meninggal Dorin dengan hatinya yang merasa puas.
157Please respect copyright.PENANAwOPxLVZXbT
“Akan gua balas lu.” kata Dorin di dalam hati.
157Please respect copyright.PENANAwnaptuIC09
Di tengah jalan, “Ah, senangnya bisa melepaskan semua amarahku.” kata Risa di dalam hati.
157Please respect copyright.PENANAzsMj6IIyQn
“Risa.” panggil seseorang di belakangnya.
157Please respect copyright.PENANAXb9sOK94lN
Risa pun berbalik badan. “Eh, Caca. Kenapa?”
157Please respect copyright.PENANAvx1ykVWaOU
Caca Tidak menjawab dan malu memukul pipi Risa. “Apa-apaan lu ini?! Mau jadi pembully.” tanyanya.
157Please respect copyright.PENANAFFWas5AHO7
“Hei, kenapa kau memukulku seperti itu? Sakit tau.” tanya Risa, sambil menegang pipinya yang habis dipukul oleh sahabatnya sendiri.
157Please respect copyright.PENANAja8G7cunc4
“Itulah balasanya untuk membully adek kelasmu sendiri.” jawab Caca.
157Please respect copyright.PENANA0oj3Pl2OVj
“Membully adek kelas? Apaan maksudnya?”
157Please respect copyright.PENANAoKzJ0yMVzE
“Jangan pura-pura gak tau yah. Gua liat semuanya. Lu tadi sengaja manas-manasin anak kelas 10 kan?”
157Please respect copyright.PENANAEmvUdyfGeM
“Ohhh, maksudnya sih Dorin itu?” tebak Risa.
157Please respect copyright.PENANAxtprQOtFvH
“Iya.”
157Please respect copyright.PENANAHqEgo3oDBv
“Tapi bukan aku yang mulai duluan.”
157Please respect copyright.PENANAMpwFWRf0nx
"Itu bukan masalah siapa yang mulai duluan. Kau harusnya tau itu."
157Please respect copyright.PENANAtbmpwz5c44
"Iya, sih."
157Please respect copyright.PENANA4tWLzlQZgm
"Kau itu lebih tua daripadanya, tapi tingkah lakumu seperti anak TK." ejek Caca lalu membalikan badan Risa dan mendorong ke belakang.
157Please respect copyright.PENANAja1bVAgBEY
"Lah? Mau kemana kita?" tanya Risa.
157Please respect copyright.PENANAWqsCjqfbzx
"Ke kelas tadi, untuk meminta maaf kepada Dorin." jawab Caca.
157Please respect copyright.PENANAyr0EI0rdXA
"Tunggu, tunggu! Kita bahkan gak tau dia masih di sana atau enggak."
157Please respect copyright.PENANAxtouAgkG8K
"Emang bener sih," Caca berhenti dan berpikir. "Oh, aku tau. Kau tunggu dia ruangan memasak."
157Please respect copyright.PENANAfm6v4lyJio
"Dan bagaimana caranya kita membujuk dia untuk pergi ke sana?"
157Please respect copyright.PENANAEZoYrSv08f
"Biar aku yang urus. Kau kesana dan diam sampai dia datang, atau sampai bel berbunyi."
157Please respect copyright.PENANAkFMe7kC4OE
"Hah?! Maksudnya?"
157Please respect copyright.PENANAHV5u9rya16
"Gak ada. Dah, kau cepet ke sana," kata Caca lalu mendorongnya. "Tapi jangan kabur yah." lanjutnya.
157Please respect copyright.PENANAbmv10KX55E
"Oke, oke." jawab Risa lalu pergi dan menuju ke ruangan memasak.
157Please respect copyright.PENANApAutOSEtn1
Sementara Risa pergi ke ruangan memasak, Caca mencoba mencari anak yang bernama Dorin. Tapi tiba-tiba, Risa menghentikan langkah dan perpikir. "Bentar, bentar, bentar. Emang sih Caca kenal anak yang bernama Dorin itu?" tanyanya pada dirinya sendiri. "Bodo ah. Males mikirinnya."
157Please respect copyright.PENANAEbVaUufNJj
Sementara itu, Caca mencoba mencari Dorin di kelas Syamil. "Permisi, ada yang melihat Dorin gak?" tanyanya kepada seluruh kelas.
157Please respect copyright.PENANAKUZUpTX2BK
Lalu salah satu siswa di sana menjawab, "Maaf Kak, Dorin udah pernah."
157Please respect copyright.PENANAEuDKcPIgxB
"Dia pergi ke mana?" tanya Caca.
157Please respect copyright.PENANAnNPEa3jlOQ
"Katanya sih dia mau balik ke kelasnya." jawabannya.
157Please respect copyright.PENANAcRlPpJA6bt
"Oh, gitu. Kelas dia di mana?"
157Please respect copyright.PENANAWW2MBc6MrK
"Kelas 10A." jawab anak itu.
157Please respect copyright.PENANA27DXPDJZSu
"Oke, makasih yah." kata Caca lalu berlari menuju kelasnya.
157Please respect copyright.PENANAXoIUvOv4ud
Sesampainya ia di kelas tersebut, ia kembali bertanya kepada salah seorang murid di kelas itu. "Permisi, ada yang melihat anak yang bernama Dorin gak?"
157Please respect copyright.PENANAqAKJE608vu
Sebelum anak itu bisa menjawab, Dorin sudah menghampirinya duluan dan menjawabM "Ya, ada apa?"
157Please respect copyright.PENANAFIc56cVJtV
"Eh, kamu Dorin ya?" tebak Caca.
157Please respect copyright.PENANACW8hu9OuQ1
"Iya, itu saya. Dan kakak pasti Kak Marissa dari kelas 11A kan?" tebak Dorin.
157Please respect copyright.PENANAp38idDOh95
"Woww, bener. Kau tau?" tanya Caca, tidak percaya.
157Please respect copyright.PENANAJDsyf8fjv7
"Dia itu fans besarnya kakak loh." tembak salah seorang murid di kelas itu, membuat Dorin tersipu.
157Please respect copyright.PENANAdNX9kDvmI4
"Woi, apaan sih lu?" batin Dorin, salah tingkah.
157Please respect copyright.PENANA3egqhkESqQ
"Gak papa kok. Aku senang." kata Caca dengan senyuman terterang di wajahnya.
157Please respect copyright.PENANACyPvzyL9Lb
"Jadi ada apa kakak datang ke kelas kami ini?" tanya Dorin, kembali pada topik sebelumnya.
157Please respect copyright.PENANADkCYrlgJDJ
"Sebenarnya, ada yang aku mau bahas denganmu." jawab Caca, berbicara kepada Dorin.
157Please respect copyright.PENANA4qeU4W6dCb
"Dengan saya?" tanya Dorin tak percaya.
157Please respect copyright.PENANAf5arz6iTPH
"Ya. Boleh kan?" tanya Caca.
157Please respect copyright.PENANAvuf0Qj69Do
"Iya, boleh." jawab Dorin, senang.
157Please respect copyright.PENANAiiTUOa4DbE
"Kalo gitu, ikuti aku." pinta Caca.
157Please respect copyright.PENANAQAcwRgHYPp
Tanpa berpikir panjang, Dorin mengikuti Caca menuju ke ruangan memasak. Di perjalanan, Dorin sama sekali tak mengajukan pertanyaan apapun soal ke mana mereka akan pergi. Ia malah menanyak soal OSIS, tentang pelajaran, dan hal-hal lain. Baru saat mereka sudah dekat dengan ruangan memasak, Dorin baru merasa agak aneh dan bertanya, "Jadi apa yang kita lakukan di sini?" tanyanya sambil melihat sekeliling.
157Please respect copyright.PENANAD5iBLFsTY9
"Soal itu, ada yang ingin berbicara denganmu." jawab Caca.
157Please respect copyright.PENANAOsXEZPDJJR
"Loh, bukannya kakak yang ingin berbicara dengan saya."
157Please respect copyright.PENANADfZJcVkVND
"Memang benar. Tapi ada orang lain juga yang ingin berbicara denganmu." jawab Caca lalu membuka pintu ruang memasak.
157Please respect copyright.PENANAYJLDzwYOe1
"Ngapain kita ke sini Kak?"
157Please respect copyright.PENANAp5sIzVr48X
"Akan aku jawab nanti. Sekarang, tolong kau masuk dulu." pinta Caca.
157Please respect copyright.PENANAzPQYGM5UNd
Tanpa berpikir dua kali, Dorin mengikuti kata-kata Caca dan masuk ke dalam tanpa bertanya lagi. Saat sampai di dalam, Dorin sangat kaget melihat siapa yang ada di dalam bersamnya.
157Please respect copyright.PENANAPzcbg7GNah
"Hah?! Lu lagi." kata Dorin kepada Risa.
157Please respect copyright.PENANAQAvddTPCQZ
Risa bangkit dari kursi yang ia duduki dan berjalan mendekati Dorin.
157Please respect copyright.PENANA8KKrBlrxAQ
"Ngapain lu di sini?!" tanya Dorin, lagi.
157Please respect copyright.PENANA9MJlhkxO0m
"Gua mau bicara sebentar." jawab Risa sambil memandang ke arah Caca, membuat Dorin menyadari sesuatu.
157Please respect copyright.PENANAnL6hZAUIIu
"Tunggu bentar! Jangan-jangan, dia orang yang ingin berbicara kepadaku, seperti kata kakak." kata Dorin kepada Caca.
157Please respect copyright.PENANAa7KpkNlt27
Caca tidak menjawab. Ia memalingkan wajahnya, mencoba untuk tidak menjawab pertanyaan dari Dorin. Dorin marah dan merasa tertipu. "Jadi gitu yah. Kakak temenan sama dia dan ingin ikut-ikutan meledekku." sengit Dorin.
157Please respect copyright.PENANAwNgewzlHFE
"Tidak. Tentu saja tidak." jawab Caca.
157Please respect copyright.PENANAR3TdTA0QsZ
"Gua menyesal telah mengikutimu dan menjadi kakak sebagai idola gua." katanya lalu mencoba meningkatkan ruang itu, tapi dihentikan oleh Caca.
157Please respect copyright.PENANAorKUc2E90P
Dorin sebenarnya tidak tahu kalau Caca berteman dengan Risa dan tidak tahu kalau Caca ikut ekskul memasak bersama Risa.
157Please respect copyright.PENANANBBwaImIPT
"Minggir. Lu bukan siap-siapnya gua." bentak Dorin kepada Caca.
157Please respect copyright.PENANADtCglkJkBD
"Tunggu sebentar." kata Risa berada di belakang Dorin.
157Please respect copyright.PENANAHO8iQ0cVlk
"Apa? Mau ngapain lagi lu?" tanya Dorin.
157Please respect copyright.PENANAXZc8l5IyDN
"Gua hanya pengen minta maaf soal yang tadi." jawab Risa.
157Please respect copyright.PENANA9bzOKlPfYR
"Minta maaf? Kagak guna. Gua selama-lamanya gak akan memaafkan elu." batin Dorin lalu mendorong Caca ke belakang, membuat Caca bertubrukan meja di belakangnya. Caca pun terjatuh dan kesakitan. Risa mencoba menolongnya. Sedangkan Dorin, ia bahkan tidak merasa bersalah, apalagi perduli soal Caca. Lalu Dorin meninggalkan ruangan, meninggalkan Caca yang terluka karena didorong oleh dirinya.
157Please respect copyright.PENANAynfx0qdqnz
"Itulah akibatnya karena telah membohongi gua." ketus Dorin, yang masih berada di dalam ruangan, ingin membuka pintu.
157Please respect copyright.PENANAsqCc2MX7Rf
Risa berdiri dan berkata, "Apa lu bilang?!"
157Please respect copyright.PENANAfvuhPWTg8M
"Kenapa? Emang lu punya hak untuk menghentikan gua?" kata Dorin, tidak mau kalah.
157Please respect copyright.PENANAmQ7atHzH2p
"Apa maksud lu? Ngajak berantem?!" bentak Risa.
157Please respect copyright.PENANAVI4LfpxDtY
"Emangnya lu berani berantem sama adek kelas sendiri? Hati-hati, karena saat lu melakukannya, bukan hanya lu yang akan merasakan akibatnya. Tapi dia dan teman lu yang lain." ketus Dorin, mencoba mengancam Risa.
157Please respect copyright.PENANAZgszCAjDVz
Risa merasa sangat marah dan ingin sekali berteriak. Tapi tak bisa karena takut dengan apa yang akan diancam oleh Dorin kepada Caca.
157Please respect copyright.PENANAd9iSua50k2
"Itu benar, kakak gua adalah ketua OSIS. Jadi jangan lu berani-rani menyentuh gua.” ancam Dorin.
157Please respect copyright.PENANA1R8AxIZJMX
“Menggunakan kekuasaan kakakmu ya? Sungguh egois.” ketus Risa.
157Please respect copyright.PENANAXDZOquuwdM
“Terserah lu mau ngomong apa. Tapi jangan pikir ini yang terakhir. Gua akan tetap balas apa yang telah lu perbuat.” sengit Dorin lalu meninggal mereka.
157Please respect copyright.PENANAKi4N7KbWxG
Risa hampir ingin meledak, tapi untungnya Caca bisa membalik keadaannya.
157Please respect copyright.PENANAOwX8XswVfU
“Sudahlah Risa, biarkan dia pergi.” kata Caca sambil mencoba untuk berdiri.
157Please respect copyright.PENANAApCqrMO03J
“Eh, hati-hati, nanti kau jatuh,” kata Risa lalu membantu Caca berdiri. “Ayo kita pergi ke UKS.” ajaknya.
157Please respect copyright.PENANAXGzO7K2KLR
“Gak, gak usah. Aku baik-baik aja kok,” tolak Caca lalu melihat jam dinding. “Widih, udah jam segini. Yuk, balik ke kelas.”
157Please respect copyright.PENANAsxs8kloCCY
Risa juga ikut-ikutan melihat jam dinding. “Oh iya.”
157Please respect copyright.PENANAJtLgi4dsXt
“Kringgggg!” Baru dibahas, bel tiba-tiba berbunyi.
157Please respect copyright.PENANAKcDTB09kUX
“Waduh, udah bel tuh.” celetuk Risa.
157Please respect copyright.PENANAMC4RZ0bxsb
“Yuk, kita balik.” ajak Caca.
157Please respect copyright.PENANAxpjl3SLMw9
“Kelas kitakan beda.”
157Please respect copyright.PENANAJXx7Fs4RpB
“Gak papa. Kita jalan bareng aja ke sana.”
157Please respect copyright.PENANAkv0PykOzgj
“Tidak akan gua biarkan lu lolos begitu saja.” gumam Risa di dalam hati.
157Please respect copyright.PENANAOKKIrhAW0r
Setelah itu mereka pun kembali ke kelasnya masing-masing.
157Please respect copyright.PENANA7iKcQywhTy
157Please respect copyright.PENANAUyYrnHYCEg