“Dia56Please respect copyright.PENANAzYb8wab5FG
datang sepagi ini, sungguh mengherankan” heranku saat melihat Melisa56Please respect copyright.PENANAjO0QYgt7hY
menyandarkan kepalanya di meja kelasku. Tidak seperti biasanya, dia selalu56Please respect copyright.PENANAgmfDRGRkIV
terlambat masuk kelas dan hukumanlah yang selalu diberikan pak guru padanya.
Melisa56Please respect copyright.PENANA8zVShparOW
memang anak yang keras kepala, aku sebagai temannya selalu menasehatinya agar56Please respect copyright.PENANA4niacXPM6b
tidak terus menerus bermain gadget sampai larut malam. Cuek, cuek dan selalu56Please respect copyright.PENANARtsEiB1lwA
saja aku yang dicueki olehnya. Karena omonganku selalu tidak digubris olehnya,56Please respect copyright.PENANAzrqLp3jh0D
aku memutuskan berhenti memberinya nasehat yang sebenarnya bermaksud untuk56Please respect copyright.PENANAhDlb1AYoMo
kebaikannya sendiri.
“Mel,56Please respect copyright.PENANAYizIzZAXZn
mel, melisa” suaraku agak meninggi karena sudah tiga kali nihil respon.
“Oh56Please respect copyright.PENANAVPyIa7qhDB
kamu manggil aku ya Nggie, maaf maaf. Ada apa?” jawabnya seperti tidak punya56Please respect copyright.PENANAorLroWb1mX
rasa bersalah saja.
“Asik56Please respect copyright.PENANAjn8bokmGmR
terus dengan gadget andalanmu itu, sebenarnya aku mau ngomong sama kamu. Tapi56Please respect copyright.PENANAmxPTz7QClM
gara gara gadget itu. Aku nggak jadi.” Kesalku pada Melisa.
“Marah56Please respect copyright.PENANAgnMmmKEyig
ni ye, ya deh aku minta maaf” bujuknya dengan sepatah kata manis bagai merayuku56Please respect copyright.PENANASTrxIj2lQs
yang sedang marah.
Karena56Please respect copyright.PENANAR15DjNinzl
sifat kelucuan yang dimilikinya, aku tidak sampai hati terlalu lama marah56Please respect copyright.PENANAYXgEkJs20M
dengannya. Tak berlangsung lama, akhirnya kami pun berbaikan kembali.
“Di56Please respect copyright.PENANADMdTOvOiUD
mana Melisa ya, kenapa sampai sekarang dia belum juga masuk sekolah.” Cemasku56Please respect copyright.PENANALOGHr5pfcr
akan keberadaan Melisa yang tanpa adanya kabar. Aku mencoba bertanya pada Bu56Please respect copyright.PENANA93PqwCeXuJ
Faulia, apa bu Faulia tau keberadaan Melisa atau tidak? Lalu dengan raut muka56Please respect copyright.PENANA80zqr3Msop
yang agak muram menatap tajam mataku.
“Apa56Please respect copyright.PENANAqftBjDT13H
kau tidak tahu Anggie, temanmu Melisa kan masuk rumah sakit” ungkap bu Faulia.
“Apa56Please respect copyright.PENANAWxB2ljWcez
yang ibu katakan ini benar?” tanyaku ragu.
“Kemarin56Please respect copyright.PENANA7obiGhWLEk
ibunya Melisa datang ke sini untuk memberikan izin, katanya sih Melisa sedang56Please respect copyright.PENANAZjBJxDX5J7
sakit.” Jelasnya sulit dipercaya.
“Saya56Please respect copyright.PENANAEsmPSUQR7j
benar benar tidak tau masalah ini bu.” Kagetku setelah mendengar itu.
“Kenapa56Please respect copyright.PENANAFJvLlkd85m
dia tidak memberitahuku?” gerutuku dalam hati. Pagi ini sangat sepi tanpa56Please respect copyright.PENANAITSnBSdoe6
Melisa, aku sebagai sahabatnya sangat shock mendengar itu. Kenapa juga ibunya56Please respect copyright.PENANAqgwWxLTmOz
tidak memberitahuku? Apa aku ini tidak penting untuk diberitahu? Stop dengan56Please respect copyright.PENANAKNEGRNdOn2
pemikiran munafik itu, teriakku dalam renungan. Aku berniat menjenguk sahabatku56Please respect copyright.PENANAAiSd2gN4Lz
di rumah sakit.
Sesampainya56Please respect copyright.PENANAZ3jzXir58n
aku di sana aku segera menemui suster dan menanyakan apakah benar perempuan56Please respect copyright.PENANACq0sV3yrm5
bernama Melisa sedang dirawat di sini atau tidak? Dan ternyata benar ada,56Please respect copyright.PENANAUfvgfunafl
suster mengatakan ruang anggrek adalah ruang tempat Melisa dirawat.
Di56Please respect copyright.PENANAfHOLNo5PJ9
ruang itulah aku sampai, banyak juga orang orang dekat Melisa yang turut serta56Please respect copyright.PENANAsXpONz939f
menjenguknya, termasuk ibunya.
Perlahan56Please respect copyright.PENANA8b7tbs1uS4
aku mendekati ibunya dan “untuk apa kau ke sini?” tolak ibunya padaku dengan56Please respect copyright.PENANA8n8hG9uMbG
kata yang menyakitkan. Setelah beberapa kalimat telah kuucap untuk membujuk56Please respect copyright.PENANA9HItOZ01fe
ibunya agar memperbolehkanku masuk menemui Melisa yang terkapar lemah di atas56Please respect copyright.PENANAJ5j7CvLUyl
ranjang. Tidak sia sia aku menjelaskan semuanya pada ibunya, alhasil.. kata ya56Please respect copyright.PENANAr4mAC9gCrY
keluar dari mulutnya, tapi syaratnya hanya 5 menit saja waktuku bertemu Melisa.56Please respect copyright.PENANAKQMSENM1Me
Aku menyanggupinya, lalu aku segera menemui Melisa.
“Mel,56Please respect copyright.PENANAxm7e94Z22y
bagaimana keadaanmu. Apa kau sudah mendingan?” tanyaku iba dengan sedikit56Please respect copyright.PENANARNbetymjfA
senyuman haru.
“Anggie56Please respect copyright.PENANANYF2LdPvMA
kau datang, aku sangat merindukanmu.” Senyuman Melisa sambil menatap mataku.
“Cepatlah56Please respect copyright.PENANAIcYAMPjRvm
sembuh Mel, kembalilah sekolah bersamaku. Aku rindu dengan tingkah lucumu, aku56Please respect copyright.PENANADClbkxYTTk
rindu tawamu.” Kataku sambil menyilakan rambut yang menutupi pandangan Melisa.
Rasa56Please respect copyright.PENANAm9Ele6afpZ
ibaku pada Melisa muncul, aku tak tega melihat dirinya terbujur kaku di atas56Please respect copyright.PENANA3wok8KyijP
ranjang itu. Ketika air mataku mulai menetes, tiba tiba terdengar suara langkah56Please respect copyright.PENANAsBSFS6S8rw
kaki memasuki ruangan Melisa, itu ibunya ternyata. Sesuai janjiku, 5 menit56Please respect copyright.PENANA2YNY9K4MCL
telah berlalu dan aku bukan orang yang suka ingkar janji. Aku segera56Please respect copyright.PENANA8g1nA7Al0Y
meninggalkan ruangan itu. Dan ketika aku masih berjalan 2 atau 3 langkah, tiba56Please respect copyright.PENANAOp36OCNoZJ
tiba ibunya memegang halus tanganku dan berkata “jangan pergi dan tetaplah56Please respect copyright.PENANATzWg7qGIjT
berdiri di sini Anggie, temani Melisa.” Suara lembut ibunya menenangkan hatiku,56Please respect copyright.PENANAmmQMel0acN
berbeda saat di luar tadi. “Kau adalah sahabat setianya Melisa. Setiap saat dia56Please respect copyright.PENANARifh7u8rtE
selalu memanggil namamu. Sepertinya di pikiran Melisa hanya ada satu nama,56Please respect copyright.PENANAv0VI0eoiLh
yaitu kamu Anggie. Sakit yang dideritanya cukup parah, dokter memvonisnya56Please respect copyright.PENANAuMgNbx660i
mengidap penyakit Leukimia. Dia harus menjalani kemoterapi setiap dua kali56Please respect copyright.PENANA0ymxOgAgmQ
dalam satu minggu. Ibu tidak tega dengan keadaannya sekarang.” Melihat air mata56Please respect copyright.PENANA2z4dc0q7bs
yang menetes di pipi ibunya Melisa, aku turut mengeluarkan setetes demi tetes56Please respect copyright.PENANAjLm6wU64Ux
air mata haru. Sesaat kemudian, Melisa siuman dan memanggil namaku.
“Anggie.”56Please respect copyright.PENANAgGawhCsfNZ
Panggilnya pelan.
“Syukurlah56Please respect copyright.PENANA3cfteUIKHl
Mel, kamu sudah siuman.”
“Apa56Please respect copyright.PENANAoGm2SyFDVt
aku boleh minta satu permohonan, ketika aku telah tiada nanti.”
“Ya56Please respect copyright.PENANAFEjeHS5r2c
Mel katakan saja, tapi tolong jangan katakan hal itu lagi. Kamu pasti bisa56Please respect copyright.PENANA9aHOiHBkbG
sembuh.”
“Aku56Please respect copyright.PENANA03hDyhva0O
minta kamu untuk menulis sebuah diary kecil yang isinya adalah kenangan56Please respect copyright.PENANAOZ0W82cERC
kenangan kita. Dan kamu harus letakkan gelang tanda persahabatan kita dahulu di56Please respect copyright.PENANA3eb2VrotGU
dalamnya, agar gelang dan diary itu bisa kubawa selamanya walau persahabatan56Please respect copyright.PENANAwIgAyRwPCY
kita berbeda dunia. Apa kamu mau?” pintanya padaku.
“Baik56Please respect copyright.PENANAePSO4qHfI5
Mel, akan kulakukan untukmu sahabatku” jawabku dengan menunduk menyembunyikan56Please respect copyright.PENANAvrcG4tcf1j
air mata yang keluar membasahi pipiku.
Tiba-tiba tangan Melisa mencengkram erat tangan kananku dan seketika itu juga Melisa56Please respect copyright.PENANAaYxACS7bTn
menghembuskan nafas terakhirnya di depan mataku. Reaksiku melihat itu adalah56Please respect copyright.PENANA3qQL1a6DYv
“Dokter… dokter” teriakku kencang sambil menggoyang goyangkan tubuh kaku56Please respect copyright.PENANAvTB1hbs7fG
Melisa. Dengan cepat dokter menghampiriku dan segera memeriksa denyut nadi56Please respect copyright.PENANAVTqiXYTGJz
Melisa. Dan seketika aku tergeletak pingsan ketika dokter mengatakan bahwa56Please respect copyright.PENANAYEjvTHNS38
Melisa sudah tiada.