Sejak malam itu, ketika api unggun menghangatkan kita yang masih terjaga

Purnama adalah yang selalu kutunggu

Bersama dengan seluruh cerita yang mengiringi

Kukira musim penghujan akan berseteru dengan malam, ternyata tidak

Bulan tetap merekah malam ini

Kuceritakan padanya tentang hikayat kerinduan

Untuk satu langkah yang telah pergi jauh

Aku akan tetap menunggu...

Untuk setiap hembusan nafas dari pelukan hangat

Aku merindu....

Untuk pria dengan senyuman paling teduh

Aku mencintaimu...

Aku dan jenuhku bersama

Membisu meratapi mimpi

Kenyataan bahwa aku hanya salah satu diantara mereka yang menyukaimu

Membuat langkahku semakin lemah

Meski begitu, aku harus tetap berjalan

Dan menutupi segala kegelisahan dengan senyum palsu

Sesaat aku tersentak dari lamunan panjang yang kurangkai selangkah demi selangkah

Tak peduli seberapa keras aku mencoba

Nyatanya aku hanya ingin kau kembali

Senja di penghujung hari, boleh aku bercerita?

Entah di mana aku sekarang, tapi aku tak peduli

Karena aku sedang bersamanya

Berboncengan dengannya, menggenggam tangannya, lalu membacakan puisi untuknya

Entah dia menyukainya atau tidak

Tapi aku berharap ia sedang tersenyum sekarang

Andai saja aku bisa menawar waktu

Aku ingin bersamanya lebih lama