Ketika aku membenamkan batang kemaluanku tadi, terasa begitu mudahnya menembus liang memek kakakku ini. Sebagai pertanda liang memek Wati tidak sempit lagi. Tapi setelah lebih dari setengah jam aku mengentotnya, terasa benar betapa enaknya liang memek kakakku ini. Kenyal – kenyal legit begitu.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLajxDAXG7g
Dan yang menyenangkan adalah pentil toketnya itu. Gede – gede. Membuatku senang menyedot – nyedotnya seperti bayi yang sedang menetek pada emaknya.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaiz3WUtXRD
Kakakku justru suka diperlakukan seperti itu. Dia malah mengsap – usap rambutku sambil berkata, “Iya… sedotin terus pentil toketku Wan… enak… iyaaaaa… iyaaaa… iyaaaa… sedotin terus… kuat – kuat juga gak apa – apa.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx1EoBNo5rr
Yang paling menyenangkan, kakakku sangat kreatif dengan posisi – posisi sex. Terkadang ia main di atas, di saat lain dia menungging dan kuentot liang memeknya dari belakang. Terkadang juga ia miring dan aku diminta ngentot dari belakangnya.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0xXlarMBsy
Kakakku juga memujiku. Ia berkata bahwa disetubuhi olehku laksana disetubuhi oleh beberapa orang lelaki. Karena posisi demi posisi sudah dilakukan, tapi aku belum ejakulasi juga. Padahal menurut pengakuannya, dia sudah tiga kali orgasme. Sementara aku masih bertahan terus.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBkzQ8dAPUR
Padahal keringat kami sudah bercucuran. Sampai akhirnya aku membisikinya dengan terengah – engah, “Aku udah mau ngecrot. Lepasin di mana?”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbST6b1JLyW
“Di dalam saja. Aman kok, aku udah disuntik kabe… cukup buat lima bulan lagi. Emangnya kamu udah mau ngecrot?”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡby0meJwCfG
“Iiii… iyaaaaa…” sahutku sambil mempercepat entotanku.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBfK1xFwdde
“Ayo lepasin aja di dalam memekku… aku juga kayaknya mau lepas lagi niiiih…”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnG7OjSPEgl
Lalu kami seperti sepoasang manusia yang sedang kerasukan. Saling cengkram… saling cium dan akhirnya meriam pusakaku melepaskan pelurunya bertubi – tubi… blam… blaaaaaaam… dhuaaaaar… dhuaaaar… crooootttt… craaaaaaaat…!
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuiB7KgaPBl
Esok paginya, aku agak buru – buru meninggalkan rumah. Karena sebelum ke kantor, aku mau membeli mobil dulu, seperti yang dianjurkan oleh Bu Laila. Sengaja aku mencari mobil di showroom mobil second tapi masih bagus – bagus. Padahal Bu Laila menyuruhku membeli mobil di dealer yangf menyediakan mobil – mobil 100% baru.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2fXmU74GWX
Kebetulan di showroom yang cukup terkenal itu ada mobil yang masih sangat baru, dalam kondisi di atas 95%. Harganya tentu sudah jatuh. Jauh dengan harga 100% baru.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMVvlZ5ym2f
SUV berwarna hitam itu tidak tergolong mobil mahal, tapi juga bukan mobil murahan. Dengan harga yang sangat miring, mobil itu sudah bisa langsung dibawa pulang. Tidak seperti mobil brand new, yang harus pakai nomor sementara dulu lah, STNK dan BPKBnya pun harus menunggu sekian hari lah. Sementara mobil yang sudah kupilih itu bisa langsung dipakai ke mana saja, dengan surat – surat yang sudah lengkap.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs6SoROTI9G
Setelah test driver sebentar, aku langsung menyatakan setuju kepada mobil SUV hitam metalik itu. Setelah melaksanakan transaksi di showroom, aku langsung membawa mobil itu ke kantor, untuk memulai bekerja sebagai aspri Bu Laila yang selalu ingin dipanggil Cinta itu (kalau sedang berduaan saja).
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFD70vFhxjv
Ketika aku memberesi barang – barangku di ruang kerja lamaku, di lantai tiga, teman – teman pada heran. “Mau ke mana Wan?” tanya salah seorang di antara mereka.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnmogCElobh
“Dipindahin ke lantai lima,” sahutku.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs4fgrFA4z5
“Haaa?! Lantai lima kan kantor para dirut dan para manager?!”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKRj6BO5TVU
“Iya.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ5sRKCDax8
“Terus dijadiin apa kamu di sana nanti?”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkfEwT6Hrij
“Belum tau,” sahutku pura – pura belum tahu apa jabatan baruku nanti, “Pokoknya aku ikut perintah aja. Suruh pindah, ya pindah. Oke gaes… doakan aku bisa melaksanakan tugas baruku di lantai lima.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFDqNRfbJ5a
Lalu aku naik lift menuju lantai lima. Langsung mengetuk pintu ruang kerja Bu Laila.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2cfFDm8SCe
Bu Laila tampak semringah sekali melihat kedatanganku. Dia mengecup pipi kanan dan pipi kiriku dengan hangatnya.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoWi8k8YJN0
“Maaf aku terlambat, karena tadi beli mobil dulu,” kataku.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3DASTm7Vus
“Ohya?! Sudah beli mobil?” Bu Laila tampak senang sekali.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYtx8roD8qL
“Sudah. Tapi tadi beli di showroom mobil – mobil second. Kebetulan ada mobil yang baru dipakai tiga bulan. Keadaannya masih sembilanpuluhlima persen baru. Harganya lumayan murah. Sudah langsung bisa dipakai ke luar kota pula.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkwIFJOKyOc
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqRlHvA7bPh
“Mobil apa? “tanyanya.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlu6KbNNp3p
Kusebutkan merek mobil itu*(maaf takkan kusebutkan mereknya, takut disangka ada sponsor gelap)*.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAU3YfqtorM
“Hihihihiii… pintar juga kamu pilih mobil Honey.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3CLtJPBkme
“Nggak mau lihat mobilnya?”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlLyqgShTSQ
“Jangan. Nanti karyawan malah curiga. Masa mobil aja dilihat langsung olehku. Kalau ada yang nanya nanti, bilang aja mobil itu dibeli dengan uangmu sendiri Honey. Jangan sampai ada yang tau kalau aku yang ngasih duitnya. Nanti mereka pada ngiri sama kamu,” kata Bu Laila yang disusul dengan kecupan hangatnya di bibirku.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5QRXBzCGWD
Kemudian Bu Laila menunjukkan ruang kerjaku yang letaknya berdampingan dengan ruang kerjanya. Bahkan boleh dibilang ruang kerjaku ini satu ruangan dengan ruang kerja Bu Laila, karena hanya dibatasi oleh partisi yang terbuat dari kaca buram (blur).
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPTczu4vEzt
“Apakah ini bukannya ruang kerja sekretaris?” tanyaku sambil meletakkan barang – barangku di atas meja kerjaku.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBcoIZhsz9w
“Hush… tadinya ruang kerja ini tempat kerjaku. Sedangkan ruang kerjaku yang kutempati sekarang, tadinya ruang kerja ayahku. Sekarang ruang kerja ayahku diserahkan padaku. Tapi secara resminya dua bulan lagi perusahaan ini jadi milikku. Siap – siap aja untuk kuangkat sebagai dirut nanti.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBBTmgMECJ8
“Wow… mudah – mudahan aku mampu melaksanakan tugas yang berat itu. Terus Cinta sendiri jadi apa nanti?”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAvAQf6bHkC
“Aku jadi komisaris utama lah. Mmm… mulai sekarang harus rajin baca buku tentang managemen, marketing dan leadership ya. Setelah kuanggap pasti mampu, aku akan segera mengangkatmu sebagai direktur utama. Keren kan?”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ4kaACNYWD
“Sangat – sangat keren. Tapi Cinta harus tetap membimbingku, sjupaya aku tidak salah dalam mengeluarkan kebijaksanaan.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbxgj23n04e
“Gampang itu sih. Sebenarnya yang benar – benar bekerja itu para manager dan stafnya masking – masing. Direktur utama hanya perlu menetapkan garis – garis besar beleid perusahaan saja.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCd5VSU6bWO
“Beleid itu kebijakan ya.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw7PtDWbNYZ
“Iya, kata itu diambil dari bahasa Belanda yang sudah biasa digunakan di perusahaan ini.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHpNEiBaQRo
“Iya… berarti mulai sekarang harus banyak baca buku.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRQQPPz9DXE
“Ada lagi yang lebih penting,” kata Bu Leila sambil mendekatkan mulutnya ke telingaku. Lalu berbisik, “Kamu harus bisa menghamiliku Honey.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwIk4VVG2tq
“Iya, “aku mengangguk sambil tersenyum, “Mudah – mudahan aku bisa mewujudkan keinginan itu, Cinta.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKgDSsB5h9n
“Tapi sekarang aku baru saja dapet…” ucapnya tersipu.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcwPuatA3Ah
“Dapet apa?” tanyaku penasaran.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnSqPFhVlR3
“Dapet datang bulan,” sahutnya.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2Z1ZOUJamy
“Ogitu… hihihiii… kirain dapet apa.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsnQWPmlY1w
“Sabar ya Honey. Nanti setelah bersih, aku akan memasuki masa subur. Pada masa itulah kita harus melakukannya secara intensif, supaya aku bisa hamil.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKzbferLQnA
“Iya Amore… apa pun akan kulakukan untuk mewujudkan keinginan itu.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyQuqriFeAJ
Bu Laila mencium bibirku disusul dengan ucapan mesra, “Aku suka dipanggil Amore oleh kekasih tercintaku.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQOZDIi3bC0
Hari itu aku lumayan sibuk untuk beradaptasi dengan suasana baru ini. Sebagai aspri Bu Laila ini. Bukan sekadar jadi karyawan biasa di bagian administrasi itu.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg5fELnpeLL
Namun pada jam makan siang, Bu Laila membolehkanku pulang duluan. Untuk mengurus renovasi rumahku itu.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMWqEDu7NUU
Maka siang itu aku langsung menjumpai Mas Bowo, ahli bangunan yang biasa dipakai oleh boss lamaku (pemilik beberapa taksi yang dahulu jadi tempatku bekerja itu). Setelah ngomong sedikit tentang rencanaku untuk membuat garasi dan tiga kamar baru yang lengkap dengan kamar mandinya masing – masing itu, Mas Bowo pun kuajak ke rumahku.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuOxevhOdEA
Rumahku menghadap ke utara. Bukan rumah besar, tapi tanah di sekitarnya lumayan luas. Karena itu aku berencana untuk membangun dua kamar baru di sebelah timur dan satu garasi berikut sebyuah kamar di belakang garasi itu di sebelah barat rumahku. Dengan demikian, aku bisa membangun semuanya tanpa mengganggu Ibu dan kakakku.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjz59muu7Ua
Setelah berunding dengan Mas Bowo, tercepai kesepakatan bahwa pembangunan itu bisa selesai dalam tempo dua bulan. Dengan catatan bahwa bagian atapnya akan dicor, supaya nanti bisa dikembangkan ke atas pada suatu saat kelak. Begitu juga dengan harga borongannya sudah kusepakati.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzEvGhkKhoZ
Jadi nanti Mas Bowo akan jadi pemborong kecil, yang akan menyediakan segala bahan dan buruhnya, sementara aku akan membayarnya sebagai pemborong full, tanpa harus memberi makan pada anak buah Mas Bowo. Karena di rumah hanya ada Ibu dan Wati yang sama – sama tunanetra. Yang tak mungkin bisa menyediakan makanan untuk buruh bangunan nanti.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡklYDkiWJZ4
Setelah Mas Bowo berlalu, aku mengajak Ibu dan kakakku duduk di ruang tamu. Memang rumah ini belum punya ruang keluarga. Terpaksa aku mengajak mereka ngobrol di ruang tamu saja. Nanti, kalau ketiga kamar dan garasi itu sudah selesai, mungkin rumah lama ini akan dirobohkan, kemudian dibangun yang baru, yang sesuai dengan kriteria rumah layak huni.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ78y5Azcell
Aku duduk di kursi panjang, diapit oleh Ibu di sebelah kananku dan Wati di sebelah kiriku.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDIeDo6PAic
Kemudian kuceritakan semuanya. Bahwa aku sudah punya mobil. Bahwa rumah akan segera direnovasi, tapi takkan mengganggu ibnu dan kakakku karena pembangunan itu takkan mengganggu rumah lama. Kuceritakan juga bahwa yang akan dibangun adalah tiga kamar baru yang memiliki kamar mandi masing – masing. Kamar mandi yang dibuat sedemikian rupa agar lebih nyaman dipakai mandi oleh ibu dan kakakku.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzDaJviNw1V
Aku pun menceritakan rencanaku, bahwa setelah ketiga kamar dan garasi itu selesai, rumah lama ini akan dirobohkan dan dibangun ruang keluarga, ruang makan, kitchen yang up to date dan sebagainya. Juga kujelaskan bahwa semuanya itu akan kubiayai dari uangku sendiri, takkan meminjam uang serupiah pun pada bank.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVJwLAV8Dq4
Ibu dan Wati tampak gembira sekali mendengar penuturanku. Mereka menciumi pipiku dari sebelah kanan dan kiriku saking gembiranya.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ9etjn0Nzx
Selanjutnya aku berkata, “Nanti kita bersetubuh rame – rame ya Bu. Aku akan menyetubuhi Ibu dan Wati di atas ranjang Ibu.“
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFNBGHwKZ7i
“Haaa?!” Ibu kaget. Wati pun terperanjat.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2fx1H1Cvzk
“Gak ada yang perlu dirahasiakan lagi ya. Wati sudah tidak perawan lagi sejak berada di Kalimantan. Ibu juga sudah sering kusetubuhi. Jadi… mendingan kita bikin acara happy – happy nanti malam ya Bu, ya Wat…” kataku sambil menyelinapkan tangan kananku ke balik celana dalam Ibu dan menyelinapkan tangan kiriku ke balik celana dalam Wati.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEvTUq2qxDK
“Ibu tak usah mempersoalkan masalah Wati. Aku sudah memutuskan, darip[ada Wati ngeluyur ke tempat jauh lagi untuk mencari kontol, biarlah kontolku saja yang akan memuasinya. Dan Wati juga tak usah mendakwa Ibu, karena Ibu masih muda dan masih membutuhkan sentuhan lelaki. Maka sebelum Ibu punya suami lagi, biarlah aku saja yang akan memuasinya.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdAyUVDZfXt
“Iya Wan… aku setuju… setuju sekali…” kata Wati sambil merenggangkan kedua kakinya, karena tanganku sudah menggerayangi kemaluannya.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD76HCHesps
“Ibu juga sama dengan Wati… semuanya terserah Wawan saja. Silakan atur aja bagaimana baiknya… aaaaaah…” ucap Ibu yang disusul dengan desahan, karena jari tengah kananku sudah menyelinap ke dalam liang memeknya.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeXSY8orrLo
“Ngomong – ngomong sudah pada makan siang nih?”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBQNXMOccxN
“Sudah Wan. Tadi beli makanan dari warung nasi itu,” sahut Ibu.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYKHT2ejUjZ
“Kalau begitu, aku mau mandi dulu ya. Biar badannya seger. Setelah mandi kita langsung bikin acara bertiga nanti.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQN9USSDReB
“Aku juga mau ikut mandi sama kamu Wan,” kata Wati.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8zd741DK5x
“Ibu juga mau mandi, biar badannya segar dan wangi,” kata Ibu.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBxeXqQ4M2H
“Ayo deh… kita mandi rame – rame kalau gitu,” ucapku sambil berdiri, sambil memegang tangan Ibu dan tangan Wati. Lalu kutuntun mereka ke dalam kamar mandi.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡisIQaaLQoS
Di dalam kamar mandi aku membayangkan kehidupan manusia di zaman purbakala. Mungkin seperti ini pula yang terjadi. Bahwa ibu dan kakakku sedang menelanjangi dirinya di dalam kamar mandi, tanpa keraguan sedikit pun kelihatannya.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOJbn035Dg3
Menyenangkan sekali rasanya, mandi bersama dua orang wanita yang sudah pada telanjang ini. Meski mereka adalah ibu dan kakak kandungku …
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxu6aIiIk0T
Memang di rumah ini akulah satu – satunya orang yang bisa melihat secara normal. Karena itu baik Ibu mau pun Wati mungkin merasa bahwa mereka harus menurut pada setiap kehendakku. Tapi aku pun tak mau sewenang – wenang, karena Ibu adalah wanita yang melahirkanku ke dunia ini, sementara Wati adalah kakak kandungku.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0yeFBMoyzk
Aku bahkan ingin berjuang untuk membahagiakan mereka. Mungkin pada satu saat kalau aku akan membawa mereka ke dokter spesialis mata. Karena aku pernah membaca bahwa tidak semua kebutaan tidak bisa disembuhkan. Siapa tahu ibu dan kakakku bisa disembuhkan kebutaannya.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaFBPMlS3Sq
Setelah selesai mandi dan mengeringkan badan dengan handuk masing – masing, kutuntun Ibu dan Wati ke dalam kamarku. Bukan ke dalam kamar Ibu. Karena di dalam kamarku bednya lebih besar daripada bed Ibu.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLuUFn2F5oU
Di atas bed itulah Ibu dan Wati menelentang berdampingan.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo2PPf8cxYC
Aku memilih Ibu dulu. Kujilati memeknya sampai benar – benar basah, kemudian kubenamkan penisku ke dalam liang memeknya yang sudah basah kuyup ini.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkDWrGATWMC
Bleeeessssss… batang kemaluanku membenam ke dalam liang memek Ibu. Membuat Ibu ternganga dan menahan nafasnya.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDGQQy4R0lv
Lalu aku mulai mengantotnya sambil meraba – raba pangkal paha Wati, sampai menyentuh memeknya.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy10n7eYupw
Asyik sekali rasanya, bisa mengentot Ibu sambil mainin memek Wati yang lama kelamaan jadi basah juga, karena jariku dicolok – colokkan ke dalam liang memeknya. Tanganku yang satu lagi kupakai untuk meremas – remas toket Ibu.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLorNjHbZWI
Lalu Ibu pun mulai merintih – rintih, Waaaan… oooohhh… Waaan… kontolmu enak sekali Waaan… entot teruuuuuusssss… entot terus Waaaan… jangan mandeg – mandeg Waaan… entoooottttt… iyaaaaa… entooootttt… entooooottttt…”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZN4lFa0dtS
Tampaknya Wati sangat terangsang mendengar rintihan – rintihan Ibu seperti itu. Maka meski pun jariku sedang disodok – sodokkan ke liang memeknya, Wati pun mengelus – elus kelentitnya sendiri. Dengan mulut ternganga – nganga.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwoRHlF0kVb
Maka setelah lebih dari seperempat jam aku mengentot Ibu, aku berbisik ke telinga ibuku, “Aku mau ngentot Wati dulu ya Bu. Kasian dia udah kepengen diewe.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu8Y5NDvXqd
“Iya,” sahut Ibu yang mungkin sudah orgasme, karena liang memeknya sudah becek sekali.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXXli2HIbcx
Aku pun pindah ke atas perut Wati yang sudah menunggu entotanku. Tampaknya dia girang setelah aku menyelinapkan moncong penisku di mulut memeknya.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3y2DCIZJYt
Dengan Wati memang tidak perlu berlama – lama foreplay. Langsung saja kubenamkan batang kemaluanku ke dalam liang memeknya yang sudah basah ini (karena waktu menyetubuhi Ibu memek Wati kugerayangi terus).
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1k76wgmFr9
”Aaaaaaah… masuuuuk… “Wati spontan mendekap pinggangku ketika batang kemaluanku sudah terbenam separohnya.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJZBd6kp2zh
Wajahku yang sudah berada tepat di atas wajah Wati, diam – diam memperhatikan wajah kakakku itu dengan seksama. Secara objektif kunilai, wajah kakakku ini cantik. Matanya pun sepintas lalu seperti mata normal. Hmmm… seandainya kakakku ini bisa melihat seperti aku, mungkin lain lagi ceritanya.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6OpbgJJ0qJ
Maka ketika aku mulai mengayun batang kemaluanku, diam – diam aku melamun. Ingin agar Wati bisa melihat seperti cewek normal. Pasti dia bahagia sekali. Sebagai adiknya, aku pun akan turut merasa bahagia. Dan bukankah di zaman sekarang teknologiknya sudah sangat maju, sehingga banyak orang buta jadi bisa melihat secara normal?
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvot1P8lssP
Mudah – mudahan saja rejekiku makin lama makin banyak. Supaya aku bisa menyembuhkan kebutaan ibu dan kakakku.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7fuwyqM6vD
Pada saat batang kemaluanku mulai gencar mengentot liang memek Wati yang luar biasa legitnya ini, aku pun masih sempat meraba – raba memek Ibu yang masih celentang di samping Wati. Bukan hanya meraba – raba. Dua jari tanganku sudah masuk ke dalam liang memek Ibu yang masih basah ini. Sehingga aku mulai mendengar desahan dari dua arah.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡanwqv47K6N
Tangan kananku mengentot liang memek Ibu, batang kemaluanku mengentot liang memek Wati, tangan kiriku meremas – remas tgoket kanan Wati, sementara lidahku menjilati leher kakakku yang terasa hangat ini. Disertai dengan gigitan – gigitan kecil, yang membuat Wati ternganga dan mendesah – desah, “Aaaa…
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqknRAO6etV
Pada waktu sedang enak – enaknya mengentot kakakku, terawanganku pun tetap menggelayuti benak dan batinku. Seandainya ibu dan kakakku sama – sama bisa melihat, mungkin lebih seru lagi suasananya. Atau… mungkin juga ibu tak mau lagi dientot oleh anaknya sendiri dan Wati pun tak mau lagi dientot olehku.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbybOnHU8dr
Tapi soal apa reaksi mereka setelah bisa melihat nanti, aku tak peduli. Yang jelas aku sayang kepada mereka. Karena itu aku tak peduli bagaimana reaksi mereka kelak, asalkan mereka bisa melihat seperti aku. Itu saja.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWR3mZA9Ap2
Dan kini Wati tidak bisa melihat tanganku yang sedang “ngerjain” memek Ibu, sampai Ibu menggeliat – geliat begitu. Wati hanya tahu bahwa entotanku makin lama makin gencar dan berkali – kali menyundul dasar liang memek kakakku.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPD2tUpCs0b
Keringat pun mulai membasahi leher dan ketiak Wati. Tapi aku malah semakin bergairah untuk menjilati dan menggigit – gigit leher dan ketiaknya. Yang membuat Watiu meremas – remas rambutku sambil merintih dan merintih terus, “Waaawaaannn… ooo… ooooh Waaaan… ini luar biasa enaknya Waaan… entot terussss…
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXIfJXqsKuW
Cukup lama aku menyetubuhi kakakku. Dan aku tahu bahwa ia sudah lebih dari dua kali orgasme. Tapi dia tidak mau mengatakannya. Padahal liang memek kakakku sudah sangat becek. Dan aku sendiri suidah berada di detik – detik krusial. Sudah dekat – dekat ejakulasi.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu6h5ZkXCUD
Tapi dengan cepat aku melawan diriku sendiri. Cepat kucabut batang kemaluanku dari liang memek kakakku. Lalu menarik nafas panjang tiga kali. Dan kubenamkan batanbg kemaluanku ke dalam memek… Ibu…!
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2oyYvVWb9x
Ibu tampak senang dan memelukku erat – erat, sementara aku langsung mengayun penisku di dalam liang memek Ibu yang tidak sebecek tadi lagi.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvZSS03RL50
Tapi perlawananku malah melemah. Aku tak bisa bertahan terlalu lama di atas perut Ibu. Akhirnya kubenamkan batang kemaluanku sedalam mungkin, sambil menembak – nembakkan lendir maniku di dalam liang memek Ibu.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIScddTq3kp
Croootttt… crot… crooootttttt… crooooottttttt… croooottttt… crottt… crooootttt…!
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBvoryWEuYq
Aku pun menggelepar di atas perut Ibu. Dengan keringat membanjiri sekujur tubuhku…
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOEZwZgkMB3
Tiga bulan kemudian…
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlXhg6nH6tm
Rumahku sudah mulai berubah. Di samping kanan sudah ada kamar untuk Ibu dan untuk Wati. Jauh beda dengan kamar lama. Karena kamar baru ini sudah ada kamar mandinya masing – masing, yang dilengkapi p;eh shower dan water heater. Jadi baik Ibu mau pun Wati, tidak perlu memakai gayung plastik lagi. Tidak akan kedinginan lagi kalau mau mandi subuh atau malam.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMrwIZ4ticf
Kamar tidurnya pun sudah dilengkapi oleh AC dan furniture serba baru yang biasa dipakai oleh orang – orang kaya. Selain lemari – lemari pakaian, tiap kamar dilengkapi dengan satu set sofa model masa kini, pesawat televisi LED kecil (karena percuma juga dibelikan televisi layar lebar, toh mereka hanya bisa mendenarkan suaranya saja).
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3i60YvW9R3
Di sebelah kiri rumah lama, sudah ada garasi yang berdampingan dengan kamarku. Jadi kalau mobilku sudah masuk ke dalam garasi, aku bisa langsung membuka pintu kamarku.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfUdsxsG0c9
Sementara itu rumah lama pun sudah dirombak. Ruang tamu dan kamar – kamar lama dijadikan ruang tamu baru, ruang keluarga, kitchen dan kamar pembantu. Dinding luarnya tidak diganggu. Hanya sekat – sekat dan pintu – pintunya yang dirobah, sesuai dengan yang kuinginkan.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0mckjYi6oO
Kebetulan aku sudah mendapatkan seorang pembantu yang ingin bekerja di rumahku. Sudah lama aku menginginkan ada pembantu, tapi dahulu aku hidup pas – pasan. Jangankan menggaji pembantu, untuk kebutuhan sehari – hari pun sering ngutang ke warunbg yang dekat dengan rumahku.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhDQyY722yx
Namun sekarang aku merasa sudah mampu menggaji pembantu. Tugasnya adalah masak, membersihkan rumah, cuci pakaian dan cuci piring. Selain daripada itu, Bi Euis (nama pembantu itu) kutugaskan untuk menjaga dan mengawasi Ibu serta Wati. Karena mereka tunanetra, jangan sampai mengalami hal – hal tidak diinginkan, seperti terjatuh, ngeluyur ke luar lalu sesat pulangnya dan sebagainya.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv3IXNzqMWI
Untuk itu aku berani menggaji Bi Euis dalam jumlah yang lebih besar daripada pembantu pada umumnya di daerahku.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV5Gy0QSPgg
Dengan demikian, aku merasa nyaman karena telah bisa menempatkan Ibu dan kakakku di rumah yang nyaman ditinggali, ada yang melayani mereka pula kalau aku sedang tidak di rumah.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCy9v5uyNsC
Baru beberapa bulan setelah Bu Laila mengangkatku sebagai direktur utama, perusahaan mengalami kemajuan yang sangat pesat. Mujngkin karena tenaga dan pikiranku dipusatkan pada perkembangan perusahaan. Atau mungkin juga karena faktor keberuntungan berpihak padaku.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSPdudZBTn8
Namun aku berpegang kepada prinsip managemen modern. Bahwa mandeg itu berarti mundur.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEe7VofK2AU
Jadi buatku perusahaan tidak boleh hari ini tetap sama seperti kemaren. Bagiku, hari ini harus lebih baik daripada kemarin. Dan hari esok harus lebih baik daripada hari ini.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCnKTNcXqQu
Pokoknya aku benar – benar all out di perusahaan yang sudah menjadi milik Bu Laila ini.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1DfnEtSEnb
Namun meski pun aku sibuk dengan urusan perusahaan, aku tak lupa pada tekad semulaku. Yakni untuk membawa Ibu dan Wati ke dokter spesialis mata. Sekaligus ingin tahu berapa biayanya jika mata Ibu dan Wati bisa disembuhkan.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa3suSwjzJB
Hal itu kuungkapkan kepada Ibu pada suatu malam, ketika aku baru pulang kerja, selesai mandi malam dan mengenakan kimono yang terbuat dari bahan handuk putih bersih.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG8xdfmDFD2
Saat itu kulihat Wati sudah tidur, tapi Ibu masih duduk di sofa depan televisi. Aku terharu melihat ibuku yang senang sekali mendengarkan suara televisi, tanpa melihat gambarnya.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlwLx5Jo4bG
Saat itu Ibu mengenakan kimono hitam, sehingga kontras sekali dengan kulitnya yang putih bersih.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjqLp1bBrYr
Sejak ditempatkan di kamar barunya, Ibu jadi kelihatan lebih cantik. Wajahnya pun seperti memancarkan sinar saking cantiknya. Mungkin karena Ibu jadi lebih rajin mandi dengan air hangat. Sehingga sekujur tubuhnya jadi bersih sekali. Wajahnya pun tampak lebih cemerlang, meski tanpa polesan make up. Semuanya natural.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOx4UWDdq2Q
Seandainya Ibu bisa melihat, mungkin akan lebih cantik lagi. Karena bisa memoles wajahnya di depan cermin rias.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8RBX82DMdM
Meski pun tidak bisa melihat, Ibu menyadari kehadiranku di dalam kamarnya. “Baru pulang Wan?” tanyanya.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoiQImxeu3O
“Iya Bu. Di kantor sibuk sekali,” sahutku disusul dengan kecupan di pipinya. Lalu duduk di sampingnya.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr7iZg1Ro8U
Begitu aku duduk di sampingnya, Ibu langsung meraba – raba kimonoku. Lalu menyelinap ke baliknya dan langsung memegang batang kemaluanku, karena aku tidak mengenakan celana dalam.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkvXmtJ7q1N
“Ibu udah kangen sama kontolmu Wan. Udah empat hari kamu gak ngentrot ibu kan?”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCFKa4DggDv
“Ibu mau dientot? Ayo di tempat tidur aja, biar leluasa,” ucapku sambil memegang pergelangan tangan Ibu dan menuntunnya ke tempat tidur.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXRdtpdxcfC
Di atas tempat tidur aku dan ibuku sama – sama melepaskan kimono. Lalu sama – sama telanjang bulat.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSMwnExRd7m
Lalu Ibu celkentang sambil merenggangkan kedua paha poutih mulusnya. Aku pun tengkurap di antara sepasang paha Ibu, sambil menepuk – nepuk memeknya yang sudah 4 hari tidak “ditengok” olehku.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6WvtDDaaGf
“Memek Ibu memang cantik sekali bentuknya. Seperti belum pernah melahirkan.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrVW1QRMsQP
“Padahal ibu sudah tiga kali melahirkan Wan.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoGToeWfqZl
“Tiga kali? Bukankah Ibu hanya punya dua orang anak, Wati dan aku?”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvuSVYNsIVy
“Sebenarnya setahun setelah melahirkan kamu, ibu melahirkan anak lagi. Tapi dia diadopsi oleh orang kaya bernama Hasyim. Ibu kasihkan saja, karena ibu ini buta, tidak bisa mengurus anak banyak – banyak.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyBPmsKRvCi
“Jadi aku ini punya adik?!”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCzZV9ICJOv
“Iya Wan. Adikmu perempuan. Matanya normal seperti kamu.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6O2JbG8yVT
“Siapa namanya?”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8vnlEcLgtB
“Belum dikasih nama. Gak tau Pak Hasyim ngasih nama apa sama adikmu itu.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyAAFxze9x6
“Sekarang Pak Hasyim itu tinggal di mana?”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡonZYCKwU7x
“Nggak tau. Ibu hanya dengar adikmu itu dibawa ke luar Jawa. Entah ke Sumatra atau Kalimantan atau Sulawesi… entahlah. Bahkan mungkin juga dibawa ke luar negeri, karena kabarnya Pak Hasyim itu punya perusahaan di luar negeri segala.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsUT5mmhKws
“Ya biarlah, kalau dia diadopsi oleh orang tajir, kehidupannya pun tentu bergelimang harta. Tak usah kita pikirkan benar,” kataku sambil mendekatkan mulutku ke memek Ibu. Lalu mulai menjilatinya.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡezvAZRrjWL
Ibu pun tidak bicara lagi. Karena mungkin mulai menikmati enaknya jilatanku ini.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTKvnCzB3YO
Terlebih lagi setelah aku mencelucupi kelentitnya, Ibu mulai menggeliat – geliat dan mendesah – desah.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCZoVDKDCB6
Sampai pada suatu saat, “Aaaaa… aaaaah… Waaaaan… aaaaaaah… aaaaa… aaaaaahh… Wawaaaaan… aaaa… aaaaaaaahhhh… Waaaaan… aaaaaa… aaaaah… sudah Waaaan… masukin aja kontolmu Waaaan…”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYX4CjHi7cK
Aku memang sudah tau benar bahwa Ibu tak mau terlalu lama dijilatin memeknya. Karena takut liang memeknya jadi becek sebelum dientot katanya.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgSo7EWa8H8
Tak lama kemudian batang kemaluanku sudah dibenamkan ke dalam liang memek Ibu.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE7AvyKestx
“Ooooh… kontolmu memang luar biasa Wan. Nanti kalau sudah punya istri, pasti bakal ketagihan sama enaknya kontolmu ini…” ucap Ibu sambil mendekap pinggangku.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMk6O9NIluy
Sebagai jawaban, kuayun penisku, bermaju mundur di dalam liang memek ibuku. Padahal di dalam hati, aku berkata, “Kalau Ibu bisa melihat dan punya suami lagi, pasti suami Ibu bakal ketagihan pada legitnya memek Ibu ini.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDKQTdTRPck
Lalu kugencarkan entotanku dengan gairah menggebu – gebu. Ibu pun merintih – rintih histeris sambil meremas – remas rambutku, “Aaaaah… Waaaan… kontolmu memang enak sekali Waaan… entooot teruuussss… jangan berenti – berenti… iyaaaa… iyaaaa… iyaaaa… aaaaaaah… entoooootttt …
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU1OFe79dV2
Aku pun menyahut dalam bisikan terengah di dekat telinga Ibu, “Memek Ibu juga enak sekali… uuuugh… ughhhh… legit sekali Buuuu… uuuugggghhhh… ughhhhh…”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOBZMKLj8GW
Sementara itu entotanku semakin kugencarkan dalam kecepatan standar, sambil menjilati leher Ibu diiringi dengan gigitan – gigitan kecil.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6hK7tedKp1
Hal ini berlangsung lama. Lebih dari duapuluh menit aku “berpush-up” di atas perut ibuku, sementara mulutku tetap asyik menjilati dan menggigit – gigit leher Ibu. Tanganku pun ikut asyik meremas – remas toketnya yang tidak sekencang toket Wati namun masih enak untuk diremnas dan diemut pentilnya.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpQqOs7Se6C
Ibu pun merintih – rintih terus sambil meremas – remas bahuku. Terkadang juga rintihannya disertai dengan meremas – remas rambutku.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1siEwdlW0M
“Waaaan… oooo… ooooh… Waaaaaan… oooo… ooooh… entot terus Waaaan… oooo… oooooohhhhh… kontolmu enak sekali Waaaan… entooooottt teruuuussss… Waaan… entooooooootttttttt… entooooooootttttt… oooo… ooooooh Waaaaan…”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWEaE5zoIeL
Namun sesaat kemudian Ibu mulai berkelojotan sambil memekik – mekik perlahan, “Waaan… ayoooo cepetin entotannya… ibu udah mau lepas Waaaan… Waaaaan… entttooooooottttttttt… entoooot teruuuuusssss… entooootttt… !”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtbBonBOwz1
Sampai akhirnya ibuku terkejang – kejang sambil memejamkan matanya, sambil mencengkram sepasang bahuku erat – erat.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLgQC5a4lRO
Kutancapkan batang kemaluanku di dalam liang memek Ibu yang sedang mengejut – ngejut erotis. Sambil menunggu gairahnya pulih kembali.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBzlj65ciQK
Tak lama kemudian mata ibuku terbuka kembali, dengan sorot sayu. Lalu terdengar suaranya, “Cabut kontolmu Wan… ibu udah kepayahan nih…”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlbYMt0PyTo
“Tapi aku belkum ngecrot Bu,” sahutku bernada complain.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuPwnJ1XYBu
“Lepasin di memek Wati aja gih. Ibu sudah kekenyangan Wan…” ucap Ibu sambil mendorong dadaku, agar tidak menghimpit toketnya lagi.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZjzhSIInaf
Meski agak jengkel, kucabut juga penisku dari dalam liang memek Ibu. Lalu mengambil kimonoku dan melangkah ke luar. Dan membuka pintu kamar Wati.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm4wkdJHZjn
Aku tersenyum sendiri merlihat kakakku tidurnya celentang dengan kedua kaki mengangkang begitu. Sehingga memeknya yang tidak bercelana dalam itu pun tampak ternganga. Seperti trenggiling yang sedang menunggu semut masuk ke dalam mulutnya.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxYfDY9OC9Z
Kuletakkan kimonoku di samping kanan Wati. Kemudian kusingkapkan daster katun putihnya perlahan – lahan. Dan kudekatkan mulutku ke memeknya.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXzLw35U1jk
Aku tahu bahwa Wati kalau sudah tidur susah sekali dibangunkannya. Karena itu aku yakin kalau sekadar dijilatin memeknya takkan membuat dia bangun, kecuali kalau kelentitnya kusedot – sedot. Tapi kali ini aku bukan ingin menjilati memeknya. Aku hanya ingin mengalirkan air liurku ke dalam celah memeknya.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfoAfOQjDB3
Aku berhasil melakukannya, mengalirkan air liurku ke dalam celah memek Wati tanpa menyentuh memeknya. Karena memeknya memang agak menengadah ke atas.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡircv5OUjKk
Setelah cukup basah, dengan hati – hati kuselipkan moncong penisku ke dalam mulut memek kakakku. Kemudian kudorong sekuat tenaga. Blessssss… masuk lebih dari separohnya…!
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEMQNrhyqPP
Pada saat yang sama, Wati memekik tapi cepat kututup mulutnya dengan telapak tanganku sambil berkata, “Ini aku Wat…”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUzbrol3sKm
“Wawan?! Aaaah… kamu bikin aku kaget aja. Kirain ada orang jahat. Ternyata kamu… adikku tersayang,” sahut Wati sambil meraih leherku ke dalam pelukannya. Lalu tampak enjoy… menikmati entotanku yang mulai diayunkan.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPLWC4GjzUO
Saat itu daster masih melekat di tubuh Wati. Hanya bawahnya saja disingkapkan sampai ke perut. Wati pun menyadari hal ini. Lalu dengan susah payah daster itu dilepaskan lewat kepoalanya. Kemudian berkata, “Kalau gak telanjang, terasa kurang sempurna.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjoyD2aaBDX
Lalu Wati mulai menggoyang pinggulnya. Membuatku semakin bersemangat menyetubuhinya.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD9e6in2d9B
Tapi pada suatu saat Wati menghentikan goyangannya. “Bosen posisi begini terus. Posisi doggy aja yok.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6RozjbWuCk
“Boleh,” sahutku sambil menarik penisku sampai terlepas dari memek kakakku.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRz9VMNOBFR
Kemudian Wati merangkak dan menungging di atas bed. Aku pun berlutut di dekat pantatnya. Dan kujebloskan batang kemaluanku ke dalam liang memeknya kembali. Dalam posisi doggy kami lanjutkan persetubuhan ini. Aku berlutut mengentot kakakku yang sedang menungging sambil memeluk bantalnya.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY8opRwBehX
Wati juga kunilai seperti Ibu. Seandainya dika bisa melihat secara normal, aku yakin banyak cowok yang bakal naksir dia. Karena kakakku itu bukan hanya cantik, tapi juga punya kulit yang putih mulus, punya bentuk tubuh yang seksi habis.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMHuh4LOyQy
Ya, Wati punya tubuh tinggi langsing, dengan pinggang yang ramping, tapi baik toket mau pun bokongnya gede banget. Sehingga bentuk tubuhnya mirip biola.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5jJKLjj0Ix
Wajahnya pun cantik. Bahkan sepasang matanya tampak seperti mata normal. Tidak seperti mata tunanetra pada umumnya. Maka kalau dilihat sepintas lalu, orang takkan mengira bahwa Wati itu seorang gadis tunanetra.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2TUo7v9exi
Dan kini tubuh seksi abis itu sedang kusetubuhi dalam posisi doggy seperti yang diinginkannya.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ39ZigpVNfd
Sambil mengentot liang memeknya, aku mulai menepuk – nepuk pantat kakakku yang gede semok ini.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLL7SPLDaQG
Tampaknya kakakku senang dengan tepukan itu. “Iya Wan… tabokin bokongku lebih keras lagi. Enak tuh.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk3HZyHKDXU
Kuikuti keinginan Wati itu dengan menabok – nabok pantat gedenya.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrccNd0F9ry
“Iyaaaa… iyaaaa… begitu Wan… kemplangin terus pantatku sekuatmu…”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1fiHGDa5Mn
Berbeda dengan Ibu yang senang dientot dalam irama “nyiur melambai”, kakakku ini seneng dientot dengan gaya banteng ngamuk. Bayangin aja kalau banteng ngamuk, apa pun yang ada di depannya pasti diseruduk.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWb5SjPUy9R
Aku pun melakukannya dengan gaya banteng ngamuk itu. Tapi bukan mau menghancurkan, melainkan ingin agar entotanku “terasa” oleh kakakku.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI5u4BfE8ag
Dengan batang kemaluan diayun scepat bdan sekeras mungkin, kutampar – tampar pantat kakakku sekuatnya seperti yang diinginkannya. Maka suara unik pun terdengar dari dua arah. Suara penisku yang sedang maju mundur di dalam liang memek Wati, dan suara tamparan – tamparanku di pantatnya. Crrek srtttt…
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4iBxH5qTvl
Bunyi tamparan – tamparanku di pantat Wati baru berhenti kalau aku sudah mrapatkan dadaku ke punggung kakakku, sambil meremas – remas toket gedenya sepuasku. Wati memang tidak protes kalau aku meremas toket gedenya kuat – kuat. Bahkan kelihatannya dia lebih suka kalau tokletnya diremas kuat – kuat. Berbeda dengan ibuku yang ingin agar payudaranya diremas pelan – pelan, secara lembut.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHwuC3zkFJu
Kalau diibaratkan musik, mungkin Ibu lebih suka musik yang slow dan mendayu – dayu. Sementara Wati lebih suka musik metal atau deephouse…!
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfkhCjwFAMV
Dalam masalah sex, aku memang tidak mau egois. Aku selalu ingin mengikuti keinginan pasangan seksualku. Karena kalau pasanganku merasa puas, aku pun ikut puas.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOc5Fit5pNn
Setiap kali kusetubuhi, Wati tak pernah berdiam diri seperti patung. Pantatnya selalu saja bergoyang – goyang diiringi rintihan – rintihan histerisnya.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbAJBCPowTJ
“Aaaaaah… Waaaan… enak sekali Waaaan… entot terussss… enak Waaaan… aaaaa… aaaaah… aaaaa… aaaaahhhhh… ahhhhhh… Waaaaan… Waaaan… aaaaahhhh… aaaaaa… aaaahhhh… entooooottttttt… entooooooootttttttt… aaaaaaa… aaaaaaaahhhh… aaaaaa… enaaaaaak …
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2ntgCv9ENT
Tapi pada suatu saat goyangan pantat Wati terasa ngawur. Dan akhirnya dia ambruk diiringi pekikan lirihnya, “Aaaaa… aaaaaaaaahhhhh…”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjlXiD8jRXW
Karena Wati ambruk, dengan sendirinya penisku pun terlepas dari liang memeknya. Namun aku langsung menyadarinya, bahwa dia sudah orgasme.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8f6KX3yznP
Ya… Wati lalu menelentang dengan sepasang tangan direntangkan seperti lambang palang merah. Kedua kakinya pun direnggangkan.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZOSvO5Dgsf
Wati seolah mempersilakanku melanjutkan entotanku, tapi dalam posisi missionary saja. Maka tanpa buang – buang waktu aku pun merangkak ke atas perutnya sambil memegangi kontolku yang masih ngaceng berat ini.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ271qt6dH7V
Dan dengan sekali dorong, penisku langsung masuk seluruhnya ke dalam liang memek Wati yang sudah becek ini… blesssskkkkkkk …
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRNR4C9Fh1t
Wati masih tampak tepar. Tapi aku langsung mengayun batang kemaluanku. Bermaju mundur lagi di dalam liang memek yang sudah becek ini. Sambil meremas – remas toket gedenya, aku pun mulai menjilati leher kakakku, disertai dengan gigitan – gigitan kecil yang tidak menyakitkan.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhw7xRt1CJT
Wati pun tampak mulai bergairah kembali. Dengan menggeol – geolkan pinggulnya. Bergoyang menyerupai angka 8. Sehingga meski liang memeknya sudah becek, tapi masih mampu membesot – besot dan meremas – remas kontol ngacengku.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlnlC1oZd95
“Waaan… ooooh… kontolmu memang gede dan panjang sekali… ini luar biasa enaknya Wan… ooooh… ooooo… ooooooohhhhhhh… entot yang kencang aja Wan… biar lebih tyerasa kepala kontolmu menyodok – nyodok dasar liang memekku. Iyaaaa… iyaaaa… entot terus Waaaan… enak sekaliiii…
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkY3k9HnTph
Cukup lama batang kemaluanku “memompa” liang memek kakakku. Sehingga keringat mulai membanjiri tubuhku, bercampur aduk dengan keringat kakakku.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvjO8Whw8Zc
“Memekmu juga enak sekali Wat… tadi becek sebentar, tapi sekarang udah legit lagi… geol terus pinggulmu… enak sekali…” ucapku tersendat – sendat karena sedang mewnggencarkan entotanku sambil meremas – remas toket gede dan menjilati lehernya yang sudah keringatan.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBmFou6tjfm
Wati tidak menyahut. Tapi pantatnya semakin gila – gilaan bergoyang memutar – mutar dan meliuk – liuk.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqvF7FEIvIE
Sampai pada suatu saat terdfengar suaranya terengah – engah, “Aaaa… aku udah… mau… mau lepas lagi… barengin yuuuk… aaaaaa… aaaaaaaah…”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs6TCAmBXjQ
Kebetulan aku pun sudah tiba di detik – detik krusial. Tanda – tanda mau ejakulasi sudah kurasakan. Maka entotanku semakin kupercepat.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRLH4wcswQf
Maju mundur dan maju mundur dengan cepatnya. Sementara Wati pun mulai berkelojotan sambil meremas – remas rambutku.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcUnzj8QERf
Kami berhasil mencapai puncak kenikmatan secara berbarengan. Bahwa ketika Wati terkejang – kejang dengan liang memek berkedut – kedut kencang, moncong kontolku pun sedang mengejut – ngejut sambil menembak – nembakkan lendir kenikmatanku.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw3hWx1jZ8b
Croooootttttt… crotttt… crooootttttt… crooottt… crottt… crooooootttttttt… crooootttt…!
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm846Ecud55
Lalu kami terkulai lemas. Dalam kepuasan sedalam lautan.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVkU9zXWE6b
Sepuluh hari kemudian, Ibu dan Wati dirawat di rumah sakit mata, atas rujukan dokter spesialis mata yang sudah memeriksanya secara teliti di tempat prakteknya. Nanti di rumah sakit itu Ibu dan Wati akan diteliti secara intensif, kemudian dicarikan solusinya agar bisa melihat secara normal.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbxO3GmAKyO
Setelah mengantarkan Ibu dan Wati ke rumah sakit, aku pun pulang dengan badan terasa pegal – pegal. Karena dari pagi sibuk di kantor, dari siang sampai sore mengurus Ibu dan Wati.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGs2MPSe0NC
Setibanya di rumah, aku langsung mandi. Dengan harapan pegal – pegalku hilang dengan sendirinya. Tapi ternyata pegal – pegalku belum hilang juga. Maka akhirnya kupanggil Bi Euis.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF3y8ak1C4h
“Ada apa Den?” tanya Bi Euis di ambang pintu kamarku.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjsJ2CvTvXo
“Bisa mijit Bi? Badanku pegel – pegel sekali,” sahutku.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2aweQAuI1h
“Bisa sih sedikit – sedikit. Tapi sebentar ya Den. Mau nyisir dulu, baru selesai mandi.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCPlVdOM9Gn
“Iya, jangan lama – lama ya.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOUEhYOhwWO
“Iya Den.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnYxEMSykbG
Setelah Bi Euis berlalu, kulepaskan baju dan celana piyamaku. Lalu dalam keadaan cuma tinggal bercelana dalam, aku menelungkup di atas bedku.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV76sfpk9nv
Tak lama kemudian terdengar suara Bi Euis, “Mau pakai balsem atau minyak apa Den?”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7awJKikgsJ
Sambil tetap menelungkup kusahut, “Gak usah pakai minyak apa – apa Bi. Pakai tangan Bibi aja.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbGOIIhUZm0
Lalu terasa bed bergoyang. Bi Euis sudah naik ke atas bedku. Lalu mulai memegangi telapak kakiku. Dan mulai memijatnya.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS1KfxnazzD
“Yang lama mijitnya ya Bi. Nanti kukasih bonus.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuSukaHImBV
“Iya Den.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMT0E0l7bEd
Lalu terasa kedua tangan Bi Euis mulai memijat dan mengurut – urut betisku, sambil bertanya, “Ibu dan Neng Wati jadi dirawat di rumah sakit Den?”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpYYFFbTbpi
“Iya. Cuma usaha aja Bi. Mudah – mudahan mereka bisa melihat sepertti kita.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx9mAPlA86e
“Den… Ibu itu ibu kandung Den Wawan?”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1l00S2Dkto
“Iya. Emang kenapa?”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwrP0A0oLod
“Heheheh… gak kenapa – kenapa Den. Anu… mmm… anu… Den Wawan tidak tunanetra seperti Ibu dan Neng Wati ya.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnExmjZ1kAE
Aku heran. Pertanyaan itu berdasarkan apa?
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiNHx6wnI2D
Aaah… jangan – jangan suara rintihan Ibu waktu kusetubuhi terdengar oleh Bi Euis. Mangkanya Bi Euis seperti kurang percaya kalau Ibu itu ibu kandungku.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡayxb2ERH0w
Jangan – jangan Bi Euis curiga pada apa yang sering terjadi di rumah ini…!
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQTbmKO9NyB
Aku harus mencegahnya. Siapa tahu dia sudah menyadari apa saja yang terjadi di antara aku dengan Ibu dan Wati. Lalu bisa saja dia menyebar gossip ke tetangga nanti.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqbjJFBrLKz
Untuk membungkam mulut Bi Euis aku punya caraku sendiri.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjQPBocRiA2
Tadinya aku tak pernah punya perhatian berlebih kepada Bi Euis. Tapi setelah mencium gelagat mencurigakan, aku merasa harus melawannya dengan caraku sendiri.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfGKPmeOYWl
Kalau mau main libas sembarangan, di kantor juga banyak cewek yang kelihatan memancxing – mancing padaku. Tapi aku tak pernah menggoda seorang karyawati pun di kantor. Terlebih kalau mengingat Bu Laila yang begitu dalam mencintaiku. Kalau ketahuan macem – macem di kantor, bisa dipecat aku nanti.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH5lCfMG2nd
Tapi Bi Euis ini, harus mendapatkan perlakuan khusus dariku. Agar seandainya dia tahu rahasiaku dengan Ibu dan kakakku, dia akan tutup mulut.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2ng8b5Nlz4
Lalu aku menelentang sambil berkata, “Bagian depannya juga Bi.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUEkWvfzPm9
“Iya…” sahutnya sambil mengurut – urut tulang keringku sambil menunduk, memandang ke arah yang sedang dipijitnya. Pada saat itulah kjuperhatikan bentuk Bi Euis yang lumayan cantik. Bahkan kulitnya lebih putih daripada kulit ibu dan kakakku.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrYjgmkvl9x
“Umur Bibi sekarang berapa tahun?” tanyaku.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX63vdyzHU3
“Duapuluhenam Den.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcX7F24Q2Gt
“Wah… cuma beda dua tahun denganku. Terus… sejak kapan hidup menjanda?”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLsrLhWFaBR
“Sudah setahun Den.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAFn0ZHYTni
“Punya anak berapa orang?”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV10vn3yi6W
“Belum punya anak seorang pun. Justru mantan suami menceraikan saya juga karena sudah lima tahun berumah tangga, tidak punya anak seorang pun.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOecxxIzP4R
“Memangnya Bibi menikah pada usia berapa?”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡidMuvIG7w4
“Duapuluh tahun Den.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrVCLLeXDHm
“Umur duapuluh kawin, umur duapuluhlima jadi janda ya.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDLUOCQ7ks6
“Hehehee… iya Den. Sudah takdirnya harus begini,” ucapnya dengan suara lirih.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd3Jbj070RE
Pada saat itulah diam – diam kusembulkan batang kemaluanku yang sudah ngaceng ini dari celah celana dalamku. “Gak kangen sama yang begini?” tanyaku sambil menarik tangannya sampai menempel di batang kemaluanku.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOMBwXK94Lb
“Waaauuu Deeen…! “serunya dengan mata terbeliak dan tangan gemetaran, “Iiii… ininya ha… harus dipijit juga? Iiiih… gede dan panjang sekali… hihihiiii…”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3JGuisiBOI
“Iya… pijitnya pake memek aja Bi. Supaya nikmat,” kataku sambil menarik kedua tangannya, sehingga dadanya terhempas ke atas dadaku.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhCbWw1BXIh
Dengan sigap aku pun mendekap pinggangnya erat – erat. Kurapatkan pipiku ke pipinya sambil berbisik, “Sebenarnya kalau didandani, Bi Euis ini cantik lho…”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ59wXQF7Nbx
“Siapa yang mau dandani saya…” sahutnya nyaris tak terdengar.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFH33pBzOMs
“Nanti aku yang dandani. Asalkan bisa nyimpen rahasia aja,” ucapku sambil meremas – remas bokong gedenya. Ya… salah satu daya tarik Bi Euis adalah bokongnya itu. Gede dan menggiurkan.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLmEZ3CIrxS
“Te… terus saya harus gimana Den?” tanyanya yang masih nemplok di atas dadaku.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuQRFL47cuB
“Mumpung Bi Euis belum kawin lagi, kita main aja yok. Biar aku jadi sayang sama Bibi.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEfnbe7OBsN
“Ma… main apa Den?”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkfRN0QBuzb
Aku menyahutnya dengan bisikan, “Bersetubuh…”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaNuyPrERSc
“Mmm… siapa sih yang gak mau digauli sama cowok seganteng Den Wawan. Tapi saya takut… takut hamil Den.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGEfWW2zmLy
“Soal itu sih jangan takut. Aku punya pil anti hamil.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkDVGQ3S86I
“Kalau gitu… terserah Aden aja deh…”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡISQv9zVYXi
“Wanita kalau sudah bilang terserah, berarti mau kan?” cetusku sambil bangkit. Bi Euis pun duduk dengan sikap canggung dan malu – malu.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡneqlLRqrP6
Dalam keadaan cuma bercelana dalam ini, aku mendekap pinggang Bi Euis dari belakang. Saat itu Bi Euis mengenakan daster batik yang sudah agak lusuh. Tapi aku tak peduli dengan daster lusuhnya. Yang penting tubuh di balik daster lusuh itu.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOuUXd7K21v
Dan tanganku mulai menyelinap ke dalam dasternya. Mulai mengusap – usap perutnya yang masih terasa kencang dan ramping.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe92NHL9cN9
“Sebenarnya sudah lama aku menunggu kesempatan ini,” bisikku sambil menyelinapkan tangan ke balik celana dalamnya. Tentu saja ini suatu kebohonganku. Karena tadinya aku tak punya perhatian sedikit p;un kepada Bi Euis.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvsxUSlhcBJ
“Mumpung Ibu dan Neng Wati gak ada ya Den. Kalau mereka sudah pulang, gak bisa bebas lagi mungkin,” ucapnya tanpa menepiskan tanganku yang sudah berkeliaran di dalam celana dalamnya. Dan membuatku tahu bahwa memek Bi Euis tidak ada jembutnya, dicukur habis. Ternyata seorang pembokat juga sudah mengikuti zaman, dengan mencukur habis jembutnya.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnL38N6tYaj
“Siapa bilang? Coba aja kalau mereka sudah pulang nanti, aku akan tetap bebas ngajak Bibi tidur di kamarku ini.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPGhgDl9Zt3
“Iya sih. Den Wawan kan yang berkuasa di sini. Aduuuduuuh… Deeen… kalau memek saya sudah dimainin gini, saya suka gak bisa nahan nafsu.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd4ME5ZiPAC
“Lepasin dong dasternya. Aku seneng memek Bibi dicukur habis gini. Pasti enak jilatinnya.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkBl8bGISPn
“Iiih… merinding saya dengernya juga…” sahut Bi Euis sambil melepaskan daster batik lusuhnya.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpzJ4UNv43Q
Dalam keadaan tinggal mengenakan beha dan celana dalam yang serba hitam, aku dibuat terlongong menyaksikan betapa iundahnya tubuh Bi Euis itu. Sehingga aku lupa bahwa aku hanya ingin menutup mulutnya agar tidak menyebar gosip dengan caraku sendirti. Dengan mengentotnya dan membuatnya ketagihan…!
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsr1F8egAc6
Tapi setelah melihat betapa cemerlangnya kulit putih mulus yang dimilikinya itu, aku lupa pada tujuan awalku. Aku ingin menelanjangi dan menyetubuhinya, hanya untuk menyalurkan nafsu syahwatku semata.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGPe819QIbK
Maka dengan sedikit gugup kubuka kancing beha hitam yang terletak di punggungnya itu. Lalu dia sendirti yang melepaskan behanya itu.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUkiGZGLzKy
Sehingga sepasang payudara yang berukuran sedang terbuka jelas di depabn mataku. Dan setelah kupegang, terasa masih kencang dan padat. “Masih kencang gini toketnya Bi, “komentarku.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡemnWQ7tUAE
“Saya kan belum pernah menyusui Den,” sahutnya sambvil melepaskan celana dalam hitamnya. Sehingga bentuk memek gundulnya tampak jelas di mataku. Memek yang sangat tembem. Sehingga bagian dalamnya disembunyikan oleh ketembeman “sepasang pipinya”.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB6pjz2xwFT
Maka kutepuk – tepuk memek tembem itu sambil berkata, “Ini yang sangat kusukai. Tembem dan dicukur bersih jembutnya. Pasti enak menjilatinya.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOjxWkzUbJI
Wanita yang hanya 2 tahun lebih tua dariku itu mendadak manja. Ia merapatkan pipinya ke pipiku, sementara tangannya menyelinap ke balik celana dalamku. Memegang batang kemaluanku sambil berkata perlahan, “Saya juga ingin ngemut titit Den Wawan…”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡteyYdZ6z4z
“Titit itu sebutan buat anak kecil. Kalau buat orang dewasa sih sebut aja kontol… !”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡocwDsMSO2U
“Hihihiii… takut dianggap kasar,” sahut Bi Euis sambil mendekatkan wajahnya ke celana dalamku. Lalu kuturunkan celana dalamku, sehingga jadi telanjang bulat seperti Bi Euis juga.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCj8Ye7G68L
Wanita yang usianya lebih tua dua tahun dariku itu tampak senang bisa memegang batang kemaluanku. Lalu menciumi dan menjilatinya. Bahkan lalu memasukkan batang kemaluanku ke dalam mulutnya.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnz9sZIRznv
Lalu ia menggelutkan lidah dan bibirnya ke penisku. Samnbil mengalirkan air liurnya ke badan kontolku, untuk melicinkan tangannya yang lalu mengurut – urut badan kontolku yang tidak terkulum olehnya.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQnagqZr7KG
Sebenarnya aku kurang suka dioral oleh pasangan seksualku. Karena kalau kelamaan dioral, bisa – bisa cepat ngecrot pada waktu ngentot beneran nanti.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡek8tee7exF
Namun kali ini ada keasyikan tersendiri bagiku. Bahwa ketika sedang menyelomoti kontolku, memek Bi Euis ada di dekat tanganku. Sehingga aku bisa mencolek – colek mulut memeknya. Bahkan kuselusupkan jari tengahku ke dalam lubang memeknya yang terasa hangat dan licin.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSyxK0unHGX
Hmmm… dioral oleh Bi Euis sambil menggerak – gerakkan jari tengahku di dalam liang memeknya, membuat nafsuku semakin bergejolak. Mungkin Bi Euis pun seperti aku. Mulai horny berat. Karena dalam tempo singkat saja liang memeknya jadi basah.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaukDLxk5zo
Bahkan pada suatu saat Bi Euis melepaskan selomotannya, lalu berkata, “Saya sudah horny sekali Den. Langsung masukin aja ya. Gak usah dijilatin dulu. Memek saya udah basah sekali nih.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkoLt9790fw
Aku mengangguk sambil merangkak ke atas perutnya. Lalu meletakkan moncong kontolku di ambang mulut memek tembem Bi Euis.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr8VBkYWl6H
Bi Euis pun membantuku. Memegang leher kontolku, lalu mendesakkan moncongnya ke mulut memeknya. Setelah terasa ngepas, ia memberi isyarat dengan kedipan matanya.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbRZb0AhL6r
Aku pun spontan mendorong batang kemaluanku sekuat tenaga. Dan… blessss… kontolku melesak ke dalam liang memek Bi Euis.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTRGKF6EMn4
Gila… baru didorong saja sudah terasa enaknya liang memek janda muda ini.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLdRaqkKQFK
“Ooooooohhhhh… masuk Deeen… gak nyangka punya Den Wawan segede dan sepanjang ini…” ucap Bi Euis sambil merengkuh leherku ke dalam pelukan hangatnya. Lalu merapatkan pipinya ke pipiku, “gak nyangka saya akan merasakan semua ini Den…”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1isaKKS9CQ
Aku pun mulai mengentotnya perlahan – lahan, sambil menjauhkan pipiku dari pipinya. Karena aku ingin melihat ekspresi wajahnya pada waktu sedang kuentot.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwRFzZN1iwZ
Dan… aku seolah disadarkan pada suatu kenyataan. Bahwa wajah yang sedang kulihat dari jarak dekat ini cantik sekaligus manis.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9h0Dp1VL02
“Bibi terlalu cantik buat seorang pembantu,” kataku sambil mencolek bibir sensualnya, tanpa menghentikan entotan pelanku.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCsm0pjXdqm
“Den Wawan juga tampan sekali. Bahkan sampai mirip cewek saking tampannya,” sahut Bi Euis sambil mendekap punggungku.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3iZgLeyKce
Aku tersenyum, karena sejak masih kuliah banyak temanku yang berkata seperti itu.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMQDr6t3qxA
Kemudian kuayun penisku dengan gerakan agak cepat sampai batas normalnya lelaki yang sedang mengentot pasangan seksualnya.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡusfwXyuvNG
Bi Euis pun mulai merintih – rintih erotis, namun suaranya perlahan sekali, “Den… ooo… oooooh… Deeen… iiii… iini enak sekali Deeeen… ayo Den… entot terus… ini luar biasa enaknya… oooooh… gak nyhangka saya akan mendapatkan kenikmatan yang luar biasa ini…”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuG9mlVMnIA
Aku pun semakin bergairah untuk mengayun batang kemaluanku di dalam liang memek Bi Euis yang luar biasa nikmatnya ini…
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3vKa5zoYkV
Tarian birahiku di atas perut Bi Euis benar – benar bermutu, menurutku. Karena gesekan demi gesekan membuatku serasa dialiri arus listrik dari ujung kaki sampai ubun – ubun di kepalaku.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡb8AEXJfBme
Apakah aku merasa hina? Seorang dirut menyetubuhi pembantunya sendiri?
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXvbfTeEsjV
Tidak. Pembantu juga manusia. Sama saja seperti aku. Bahkan kuanggap Bi Euis laksana mutiara di dalam lumpur.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNR2JiosqNb
Bi Euis punya kulit putih mulus. Punya wajah cantik sekaligus manis. Punya bentuk tubuh yang sangat menggiurkan, terutama bokong gedenya itu. Punya sepasang payudara yang masih padat kencang.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMkk4xzkcXz
Hanya nasibnya saja yang kurang beruntung. Sehingga harus bekerja di rumahku sebagai seorang pembantu.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHUvEua0tqy
Dan aku bertekad untuk menyenangkannya kelak. Aku ingin mendandaninya, ingin mencukupi kebutuhan hidupnya, ingin juga menempatkannya di rumah yang layak huni.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI8rZmNR2Zb
Aku bahkan bisa membayangkan seandainya Bi Euis sudah didandani, membawanya ke tengah kelompok kaum elite pun takkan memalukan. Karena hanya dengan dandanan sederhana saja sudah kelihatan cemerlangnya wajah Bi Euis, yang usianya kira – kira sebaya dengan Wati itu. Apalagi kalau sudah benar – benar didandani dan dipoles make up.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvad3mitirN
Dan liang memeknya yang tengah kuentot ini bermacam – macam nikmat yang kurasakan, yang sulit menjelaskannya. Yang pasti aku merasakan sesuatu yang lain dari biasanya. Aku menilai Bi Euis ini punya rasa yang lain dari perempuan – perempuan yang pernah kusetubuhi. Dan ini membuatku jadi sangat bergairah menyetubuhinya.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIckp7uTGET
Untuk itu aku pun ingin menciptakan kesan, bahwa aku pun lelaki yang lain dari yang lain. Karena itu ketika batang kemaluanku sedang gencar – gencarnya mengentot, mulut dan tanganku pun mulai beraksi. Aku mulai memagut bibirnya yang tipis mungil, lalu melumatnya habis – habisan. Bukan sekadar menciumnya.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnC2IYcomnn
Terasa tubuh Bi Euis bergetar – getar. Mungkin saking menikmatinya. Mungkin juga karena baru sekali ini dia merasakan bibirnya dilumat pada saat liang memeknya sedang “dipompa” oleh kontol.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVTsx6ABAn4
Ketika mulutku pindah sasaran, untuk menjilati lehernya, disertai gigitan – gigitan kecil, tangan kiriku tetap asyik meremas toketnya yang berukuran ideal dan masih kencang itu, rintihan – rintihan histerisnya terdengar lagi.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfDWRyKXJvZ
“Deeen… oooo… oooooh… be… belum pernah… sa… saya merasakan… di… disetubuhi yang seenak ini Deeen… ini akan menjadi kenangan tak terlupakan di seumur hidup saya Feeen… ini… ini luar biasa enaknya… aaaaah… aaaaaaah… aaaaah… Deeen… aaaaaah… hhhhhh …
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWaomGSJPZm
Mendengar pengakuan itu aku baru ngeh bahwa Bi Euis sudah dua kali orgasme. Pantasan keringat sudah membanjiri leher dan ketiaknya. Dan kini dia mau orgasme lagi untuk ketiga kalinya. Sementara tubuhku pun sudah bermandikan keringat.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLSMzKhwFwv
Maka kupacu batang kemaluanku untuik mengentot liang memek Bi Euis habis – habisan. Dengan target ingin mencapai puncak kenikmatan secara berbarengan.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwGlzVo9rcL
Berhasil. Ketika sekujur tubuh Bi Euis terkejang – kejang, dengan perut sedikit terangkat, sementara liang memeknya terasa mengejut – ngejut erotis, batang kemaluyanku pun sedang kutancapkan sedalam mungkin, tanpa menggerakkannya lagi.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwevGE3Ro9f
Lalu kontolku mengejut – ngejut di dalam liang heunceut Bi Euis, sambil menembak – nembakkan lendir pejuhku.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTjgANt1tSm
Creeeettttt… cretttcretttttt… crooootttttt… cret… crooootttttttt… crettttt… crooootttt…!
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP4hzdw59NF
“Uuuughhhhhhh… ughhhhh… uuuuuuuggggghhhh… “nafasku berdengus – dengus, lalu terkapar di atas perut Bi Euis.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxI3tCM4CoX
Namun aku masih bisa memperhatikan wajah Bi Euis yang seakan memancarkan aura kecantikannya, sebagai wanita muda yang baru mengalami orgasme.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ59e6fid9UZ
Ia pun menatapku dengan senyum manis di bibirnya. Lalu terdengar suaranya lirih, “Sekarang saya sudah menjadi milik Den Wawan.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH4YJEpCyWR
“Bagaimana perasaan Bibi setelah menjadi milikku?”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzrtq24U68h
“Bahagia sekali,” sahutnya, “tapi bercampur perasaan kuatir.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXgKyS9Ff7R
“Kuatir kenapa?”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeEzlHgZ1BW
“Takut kalau Aden sudah bosan lalu memecat saya dari sini.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlOdtu9ysSJ
“Aku bukan manusia sekejam itu Bi,” sahutku sambil mencabut kontolku yang sudah lemas dari dalam liang memek Bi Euis, “Ohya… umur Bibi kan cuma beda dua tahun denganku. Panggilan Bibi kan cocoknya buat orang yang belasan tahun lebih tua dariku. Bagaimana kalau kupanggil Ceu Euis aja?”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ3sYYazm78
“Panggil nama langsung, saya malah lebih suka.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAxlN7nwseY
“Ya udah, aku buang aja sebutan Bibinya. Karena usia Euis kan sebaya dengan usia Wati. Kepada Wati pun aku manggil nama langsung. Padahal dia kakakku. Tapi dia sendiri yang ingin dipanggil namanya saja, gak usah pakai Ceu atau Kak dan sebagainya,” ucapku sambil meraih pergelangan tangan Euis, “Kita mandi bareng yuk.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYYxq2R5Qpz
“Malem – malem gini mau mandi Den?” tanyanya seperti ragu. Tapi dia turun juga dari bed dan mengikuti langkahku menuju kamar mandi, dalam keadaan sama – sama telanjang bulat.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ08cuSi1JWp
“Kita kan mau mandi pakai air hangat, bukan air dingin. Jadi mandi malam juga gak apa – apa,” kataku setelah berada di dalam kamar mandi.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRG8burSlg2
Di dalam kamar mandi, lagi – lagi kuperhatikan sekujur tubuh Euis dari ujung kaki sampai ke ujung rambutnya. Penilaianku semakin teguh. Tiada cela yang ada di tubuh sempurna (menurut ukuran manusia biasa) itu. Bahkan nilai plusnya adalkah… penmuh dengan daya pesona.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsPQZkTZoBk
Memang tadinya aku tak pernah memperhatikan Euis sedikit pun. Bahkan tadi pun aku takkan memperhatikannya andai tiada alasan, yakni perasaan takutku kalau rahasia pribadiku dengan ibu dan kakakku bocor ke luar.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn1tcJKYHwO
Tapi aku tak mau memperlihatkan rasa kagumku secara berlebihan. Lalu aku memutar keran shower utama. Maka air hangat pun memancar dari atas kepala kami.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtHNYst5JI4
Lalu kuambil sabun shower. Kukucurkan sedikit ke telapak tanganku sambil berkata, “Kita gantian menyabuni ya. Sekarang aku mau menyabuni Euis dulu.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGod4BCuFkR
“Aaah… masa saya disabuni sama Den Wawan?”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt7pbBB1LUF
“Nggak apa – apa. Aku hanya ingin memperlihatkan perasaan sayangku padamu Is.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhnE0V0mCAK
Euis menatapku dengan bola mata bergoyang perlahan. Lalu dibiarkannya aku menyabuni punggungnya, bokong gede dan betis indah dan telapak kakinya.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB7QFPIkBYt
Pada waktu aku menyabuni bagian depannya, Euis tampak tersipu – sipu terus. Mungkin karena tak mengira akan disabuni olehku dengan telaten. Terlebih ketika aku menyhabuni kemaluannya, ia semakin tersipu – sipu. Padahal aku melakukan semua ini dengan senang hati. Terutama waktu menyabuni memeknya yang sudah memberikan kenikmatan luar biasa bagiku.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT9rbovoM8l
Tapi aku sekadar menyabuninya saja. Tidak memanfaatkan kesempatan untuk “macem – macem” di kamar mandi. Kalau masih bernafsu, toh kamarku masih leluasa untuk melakukannya.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsxZTfXhNm6
Ketika tiba giliran Euis yang harus menyabuniku, terasa benar dia lebih telaten daripada aku. Setiap bagian yang tidak terjangkau oleh tanganku, disabuninya dengan cermat. Dan ketika sedang menyabuni batang kemaluan berikut kantung pelernya, Euis tampak tersenyum – senyum. Lalu menciumi moncong kontolku yang sudah berlepotan air sabun.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRTGKey7xSS
Kusahut: “Iya, tapi nanti aja kalau sudah selesai mandinya. Kalau diselomoti di sini, nanti kontolku bakal nagih, bakal ngaceng dan pengen ngentot di sini juga. Kalau bisa di atas kasur empuk, ngapain ngewe sambil berdiri di dalam kamar mandi.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7ghHkbyOhT
Euis mengangguk – angguk sambil tersenyum.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFBBvBNExua
Lalu keran shower air hangat kuputar lagi. Untuk membilkas tubuh kami sampai bersih.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYQ2I5mJLNf
“Saya pasti bakal ketagihan,” ucap Euis pada waktu sedang menghanduki badannya sendiri yang sudah bersih dan harum sabun.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe4cz82PbsI
“Aku juga pasti ketagihan,” sahutku.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNBAGhYPFdb
“Terus kalau Ibu dan Neng Wati sudah pulang bagaimana?”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMVIfLpA4Fd
“Kita tetap bisa melakukannya di dalam kamarku.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYgWLoNVRYg
“Kalau ketahuan sama Ibu atau Neng Wati nanti gimana?”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5QhopUnLQM
“Alaaa… aku jamin mereka takkan berani memarahi kita. Aku kan tulang punggung di rumah ini,” sahutku disusul dengan kecupan hangatku di pipi Euis.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNCRbS9U0Ms
Tiba – tiba Euis mendekapku dari belakang sambil berkata, “Kalau Den Wawan takkan memutuskan hubungan ini, saya hamil pun gak apa – apa.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbirhtKUFkl
“Jadi simpananku mau?”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq0usp1uBrq
“Siap Den.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj0MDZj3XDq
“Tapi sekarang sih jangan hamil dulu. Nanti gak ada yang bantuin Ibu dan Wati di sini. Tapi bukankah Euis sudah bertahun – tahun punya suami gak hamil juga? Sebenarnya siapa yang mandul?”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk9tdXdssHP
“Gak tau. Belum pernah diperiksa ke dokter. Tapi kayaknya sih mantan suami saya yang mandul. Setelah kawin lagi juga, istrinya belum hamil – hamil sampai sekarang. Jadi mungkin saja dia yang mandul.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmvDPcxXKbT
“Bekas suamimu itu kerja apa?”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtAShtZrnb7
“Cuma buruh bangunan Den.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEIcUAMeMq8
“Kalau Euis sedang dapoat libur, pulang ke mana?”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWmnqdAgxEM
“Ke rumah ibu saya, satu – satunya orang tua yang masih saya miliki.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBUWZMKUhhC
“Ayahmu sudah meninggal?”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsj5E717tvC
“Iya. Meninggal karena kecelakaan lalu lintas.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaekdiEH1A5
“Ogitu… jadi kalau sedang libur, Euis pulang ke rumah ibu?”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWMxL9No91Z
“Iya Den.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVVY0wOiUEr
“Rumah punya ibumu?”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCTQwKA49VV
“Bukan. Rumah kontrakan Den.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5ckddsvzTK
“Yang bayar uang kontrakan rumahnya siapa?”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK8FKiNmeM2
“Tadinya ibu saya sendiri. Karena dia suka usaha kecil – kecilan. Tapi setelah saya bekerja di sini, saya yang membayar uang kontrakannya.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe9BNGmOWRA
“Ibumu masih kuat usaha segala?”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYvhJW95oaW
“Masih Den. Ibu saya kan belum tua – tua benar. Baru empatpuluhtiga tahun. Dia menikah di usia enambelas. Lalu di usia tujuhbelas melahirkan saya.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBsbKnNCHa4
“Berarti ibumu sebaya dengan ibuku ya?”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKa5aM8Izq3
“Iya… usia Ema kira – kira seumuran sama Ibu.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPqJoIYbyGA
“Kamu manggil Ema sama ibumu?”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkkv9mVF42U
“Iya, sejak kecil saya manggil Ema sama ibu dan manggil Bapa sama ayah. Nggak mau ikut – ikutan manggil papa dan mama seperti anak – anak lain. Tau diri aja, orang miskin masa manggil mama atau mamie kepada ibu. Bisa diketawain orang nanti.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQdWQraSNuJ
Obrolan itu kami lanjutkan di atas sofa kamar tidurku.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9SgRgNFZAE
“Euis kan punya jatah libur sehari dalam seminggu. Tapi hari liburnya selalu berubah – ubah. Siapa yang menentukan hari libur itu Is?” tanyaku ketika Euis sudah mengenakan daster batik lusuhnya lagi.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoItKwSud3R
“Yang menentukan hari libur itu Ibu Den. Jadi libur saya kadang Senin, kadang Selasa dan seterusnya. Saya malah belum pernah dikasih hari libur hari Sabtu dan Minggu. Mungkin karena Den Wawan ada di rumah. Jadi ada yang masakin buat Aden,” sahut Euis, “Tapi selama Ibu dan Neng Wati ada di rumah sakit, saya tidak boleh ngambil libur dulu.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7q68UTUsUy
“Besok kan Sabtu. Berarti aku libur. Kita jalan – jalan ya.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzywCSSW8h0
“Iya Den. Saya kan sudah menjadi milik Aden. Jadi, dibawa ke mana pun saya siap.”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCBUTxLP9FU
“Sekarang ewean lagi siap?”
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbidivNaL57
“Hihihihiii… siap Den. Saya juga malah kepengen lagi. Soalnya waktu Aden nyabunin memek saya tadi, saya langsung kepengen…” Maka kami pun bertelanjang bulat kembali. Dan bersetubuh lagi sepuasnya.
8599Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmkf1DH2gjl
