Hidup ialah sebuah proses perjalanan panjang, rangkaian peristiwa, kisah yang tidak hanya menyuguhkan canda tawa. Sebaliknya, hidup tentu juga menyuguhkan derai air mata. Benarkah air mata ialah sumber dari segala sumber kekuatan? Awalnya, aku sempat mengira doa dan kesabaranlah yang menjadi tonggak kekuatan hidup di dunia ini dan air mata sebagai bumbu penyedapnya.979Please respect copyright.PENANAlHvDutsfxc
Sama halnya sebuah masakan tanpa garam, bukan? Akan hambar, lidah tidak akan merasakan kenikmatan. Tidak akan ada aroma yang menggoda. Tidak akan ada rasa yang menggugah selera. Lantas, tidak akan terasa nikmatkan?979Please respect copyright.PENANAVNTN9mnln2
Akan tetapi, aku melihat tidak dengan gadis manis itu, baginya sumber kekuatan ialah air mata. Helga, orang menyebutnya. Dia telah menelusuri lorong-lorong kehidupan, banyak kisah yang direngkrut, banyak hikmah yang dipungut. Pahit manis kehidupan telah bersemayam pada jiwanya, darinya aku mengkhatamkan rumus kehidupan.979Please respect copyright.PENANAMxuWIlV4Uz
"Nak, pilihlah satu diantara kami"979Please respect copyright.PENANAmnBFB0RIwT
"Maaf ibu, ini bukan kompetisi yang harus dipilih. Aku tidak mampu"979Please respect copyright.PENANAiatt3B13TD
"Tidak anakku, kau harus tetap memilih"
Itulah perkataan terakhir yang membuat Helga tumbuh dewasa, tepatnya 14 tahun yang lalu. Dia ialah seorang gadis pecandu kopi yang terlahir dari dua bersaudara. Dia dan kakaknya, Helmi. Mereka ialah korban perceraian orang tua. Selain berparas manis, Helga mempunyai perilaku yang baik, mudah akrab, murah senyum, murah tawa dan sopan. Begitupun Helmi, mempunyai perilaku yang baik, pendiam, canggung dan pemalu. Mereka selalu tutup mulut pasal keluarganya.979Please respect copyright.PENANAivUUSUiY2Q
Aku mencoba membayangkan, seandainya jika aku berada diposisi itu, mana yang akan aku pilih. Seseorang yang berjuang memberikan sesuap nasi atau seseorang yang bertaruh nyawa agar aku dapat melihat luasnya dunia ini?
Membingungkan!
Keluarga, seperti halnya sebuah bangunan. Seharusnya adalah tempat perlindungan yang penuh kasih sayang dan cinta. Di mana seseorang merasakan kebahagiaan untuk tinggal didalamnya. Bukan sebaliknya, tempat kehancuran mental seorang anak.
Perceraian, hal terburuk yang dialami seorang anak. Bahkan mereka harus diberikan sebuah pilihan untuk melepaskan orang tuanya. Kebanyakan dari orang tua hanya mengikuti ego, menuruti hawa nafsu tanpa memikirkan masa depan seorang anak.
Kutatap wajah gadis manis itu dalam-dalam. Dia memejamkan mata. Aku pun menyaksikan air mata mengalir dari sudut matanya. Dan, dia mencoba mengusapnya dengan ujung jarinya. Sesakit itukah rasanya perceraian orang tua? Sedalam itukah belati menancap dijiwanya? Dia merasakan kepedihan yang mendalam dikala puing-puing rindu itu bernostalgia. Segala kisah yang tersusun rapi, mulai berserak.979Please respect copyright.PENANA6VtGWywFtj
Dinding-dinding itu seakan bercerita, keluarganya; ayah, ibu, dia dan Helmi pernah bercengkrama manja, bersendau gurau, menghabiskan waktu bersama. Mereka juga mempunyai kebiasaan yang sama; menikmati secangkir kopi pekat. Sayangnya waktu terlampau beringgas, semua senyap, semua ditelan waktu. Ruang kebersamaan itu telah berubah makna, berubah arti menjadi tragis. Skenario kehidupan yang mereka alami begitu sadis.979Please respect copyright.PENANABYIlgRGDBf
"Pyarr.......", suara pecahan kaca itu masih terngiang dalam telinganya. Disaat itulah jiwanya ronggak, pecah, hancur bersama kepingan kaca itu. Mata kepalanya menyaksikan pementasan skenario kehidupan itu. Ketika sebuah pondasi bangunan yang kokoh berdiri, roboh diterpa angin ribut. Entahlah, badai apa yang tengah melintas dalam keluarganya, dia masih terlalu kecil untuk mengerti; saat itu.979Please respect copyright.PENANAAdkMLI5Gdh
"Pergilah, jangan pernah kau injakkan kakimu ditanah ini lagi"
"Baik, ikutlah ayah nak"
"Tidak, akan kupastikan hak asuh mereka ada ditanganku"
Kericuhan itu disaksikan dewi malam, rembulan dan bintang pun turut hadir mendengarkan suara tangisan yang pecah di dinding langit. Secangkir kopi pekat diruang kebersamaan itu dingin, berubah warna; merah darah. Tidak dapat dipungkiri bahwa kedua orang tuanya berperilaku keras, emosional serta tidak ada yang mau kalah dan mengalah.
Terlalu cepat hakim; sang penguasa hukum mengetuk palu. Berselang beberapa minggu kedua orang tuanya resmi berpisah dihadapan agama dan hakim mengatakan bahwa hak asuh kedua anak itu jatuh kepada ibunya. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya, masa kecil gadis manis itu harus mengalami kehancuran mental karena keluarganya. Seharusnya masa kecil ialah masa yang paling indah, menyenangkan, moment di mana kita mengenal dunia bermain, tertawa dan berimajinasi.
Sebuah masa kita belum memikirkan tentang kehidupan yang sebenarnya.
Sebulan sesudahnya, ibunya membina keluarga kembali dengan Rico, lelaki duda di seberang kampung. Entah, bagaimana awal mula pertemuan keduanya, dia sama sekali tidak memahami karena dia saat itu masuk duduk di bangku Taman Kanak-Kanak sedangkan Helmi masih duduk di bangku Madrasah Ibtidaiyah kelas 3. Mereka terkejut, kiranya ibunya tidak akan membina rumah tangga untuk yang kedua kalinya. Tetapi lagi-lagi salah dugaan itu.979Please respect copyright.PENANAaRs4sSEIfO
Siang itu, bakda dhuhur matahari tepat diubun-ubun dia pulang kerumah. Matanya seperi senapan, tertuju pada sosok lelaki yang tengah bercengkrama manja dengan ibunya.
"Om Rico", sapanya.979Please respect copyright.PENANARSNdwoBpzC
"Nak, jangan pangil om Rico dengan panggilan Om. Tetapi panggilah ayah", tegas ibunya.979Please respect copyright.PENANAhZUECBJfBP
"Om Rico, ayah? Ibu apa maksudnya?", tanyanya kebinggungan.
"Ibu dan om Rico telah melangsungkan ijab qobul tadi pagi nak, jadi om Rico akan menjadi ayahmu", tegas ibunya.
"Kau senang bukan?", sahut lelaki itu.
Seketika dia diam dan hanya mengangguk. Lagi-lagi awan mencair dipipi manisnya. Aku tidak mengerti itu air mata kebahagiaan atau kesedihan. Sempat dia resah, disatu sisi dia merasakan kebahagiaan karena mendapatkan ayah baru yang akan sayang dan membahagiakannya dan kakaknya. Akan tetapi, disisi lain hatinya belum siap menerima orang asing dikeluarganya; menggantikan posisi ayah kandungannya.
Kekecewaan juga terlihat dari sorot matanya, karena disaat ibunya dan lelaki itu menikah dia sama sekali tidak mengetahui bahkan disaat mereka beradu tawa di sekolah. Mereka mencoba menempatkan posisi ibunya, kesepian, kesendirian dan berjuang mati-matian untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.979Please respect copyright.PENANAPW5QpoZSEX
"Sudahlah, lelaki yang kusebut ayah saat ini ialah pilihan ibuku. Ibuku lebih tau yang terbaik untuk kami, lelaki itu mungkin akan mencintai ibu dan lebih menyayangi kami dibandingkan jutaan lelaki diluar sana", fikirnya sambil menenangkan keresahan hati.979Please respect copyright.PENANAGAgX4iGtyP
Sama halnya keluarga pada umumnya, awalnya mereka hidup bahagia, komunikasi selalu berjalan, rasa cinta selalu membara. Dan, ayah tirinya selalu berperilaku baik, sopan, humoris, perhatian dan penuh kasih sayang.979Please respect copyright.PENANAhHC4MrEYvE
Tidak begitu lama.979Please respect copyright.PENANAARrui5sQCo
Dia bermuram durja. Awan kelabu tampak menutupi wajah manisnya. Tawa itu pecah, ibunya melahirkan seorang anak dari pernikahan dengan Rico. Anak itu terlahir berparas tampan, berbadan kekar. Dafa, namanya. Dari situlah, mereka merasakan pergeseran perilaku ayah tirinya, gedok lelaki itu mulai tampak. Semua perhatian kini tertuju pada Dafa, kesendirian mulai terasa, asing dan terasingkan.979Please respect copyright.PENANAUCyOUeoa5c
"Ada apa denganku?", fikirnya.
Beberapa tahun sesudahnya, luka dihatinya semakin bertambah. Hatinya kebal untuk menerima segala perlakuan ayah tirinya dan ibunya tetapi ada satu hal yang membuatnya sakit hati dengan alur skenario kehidupan itu. Ibunya dengan bergairah menceritakan kepada semua orang bahwa dia membenci anak perempuan dan selalu membanggakan kedua anak lelakinya; Helmi dan Dafa.979Please respect copyright.PENANA6uUqttxuxZ
"Saya bangga mempunyai dua anak lelaki, mungkin dulu jika Dafa terlahir berjenis kelamin perempuan saya akan membuangnya", perkataan ibunya di depan setiap tamunya.979Please respect copyright.PENANAG5vYok3pxO
Perkataan itu terulang berjuta kali, ditelingganya.
Sempat dia jera dengan perkataan itu!
"Jika ibu tidak pernah menginginkan anak perempuan mengapa ibu melahirkanku?", tanyanya dihadapan beberapa tamu.
Lontaran perkataan itu, membuat raut wajah ibunya merah padam. Lalu, terpoles sedikit senyuman.
"Hmm, Itu sudah impian ibu untuk mempunyai satu anak perempuan diantara kedua kakak dan adikmu. Agar anak perempuan ibu tampil cantik sendiri diantara saudaranya", jawab ibunya gagu.
"Benar sekali ibumu itu, menjadi anak perempuan ditengah; diapit kedua saudara laki-laki itu enak. Tercantik dan tersayang dibandingkan kedua saudaramu", gurau salah tamu ibunya.
Memang ibunya mengatakan itu dengan gurauan. Akan tetapi, dia mendengar perkataan itu bukan hanya sekali-dua kali; berjuta kali. Ucapan itu layaknya sebuah tombak yang bermata runcing. Setiap kali ucapan itu terlontar, tombak itu seakan melayang, menusuk hati dengan seribu luka.
Tak hanya itu, perlakuan ayah tirinya bejat kepada dirinya; hampir menyetubuhi gadis manis itu.
Bangsat!
Dimana letak otak lelaki itu?
Seharusnya, hubungan seorang ayah dengan anak tirinya sama halnya silaturahmi menghormati dan baik dalam bergaul, bukan sebaliknya.
Sambil meneguk nikmatnya kopi pekat, dia bercerita banyak hal tentang kehidupan. Sekarang Helmi berumur 23 tahun, yang kini menjalin keakraban dengan secawan mangga; alkohol. Sifat pendiamnya menyimpan luka, beban kehidupan yang harus tetap dipikul, teramat pedih dari perceraian itu.
Lantas, bagamana dengan Helga?
Dia merasakan kepedihan yang lebih dalam daripada Helmi. Apakah dia lebih hancur? Lagi-lagi aku menatap matanya dalam-dalam. Senyumannya terus bersinar, menyembunyikan luka kehidupan. Dan, kini gadis manis itu fokus mengejar cita-citanya, megeluti bidang sastra di sebuah sekolah tinggi keguruan. Sungguh, air mata benar-benar menjelma dalam jiwanya yang rapuh itu.
Tidak dapat dipungkiri, efek dari perceraian orang tua ialah begitu besar bagi pertumbuhan seorang anak. Ditambah lagi mereka harus menghadapi berbagai banyak ujian kehidupan, ada banyak pelajaran yang mereka dapatkan, skenario kehidupan memaksa mereka dewasa sebelum masa itu tiba. Di luar sana kulihat anak-anak lemah mental akibat perceraian orang tua.
Gila!
Benar-benar tidak waras.
Menurutku, hal terindah yang didapatkan seorang anak ialah sebuah keluarga. Dimana mereka belajar mengenai kehidupan di dunia untuk pertama kalinya, belajar berkomunikasi, merasakan cinta dan saling mencintai. Akan tetapi, sayangnya, tidak semua anak mendapatkan hadiah istimewa itu. Seperti mereka; kedua anak korban perceraian orang tua mereka.979Please respect copyright.PENANAzxUnTaCUaH
Sejenak, aku duduk dalam diam. Mencium aroma secangkir kopi dan menakar rasa di ujung lidah; menatap buku usang. Sebuah buku kuno primbon jawa pemberian nenek. Buku yang berisikan ramalan pengetahuan kejawaan; perhitungan hari baik, hari nahas, rumus ilmu gaib, menghitung hari mujur untuk mengadakan selamatan, mendirikan rumah, memulai perjalanan, dan lain sebagainya. Hmm, saya benar-benar termangu merenungi isi buku primbon itu. Benarkah yang dikatakan nenek? Kata nenek, kehidupan ialah perhitungan, dan hitungan selalu jelas. Sendang kapit pancuran, artinya dia anak kedua dari tiga saudara, memiliki kakak laki-laki dan adik laki-laki.979Please respect copyright.PENANAEJT5CTUdip
Disitu terserat, nasip anak perempuan tengah yang diapit dua saudara laki-lakinya memiliki perjalanan hidup yang berat; beban berat karena diapit oleh dua pancuran atau dua arus deras.979Please respect copyright.PENANAnOaWyGiGHm
Aku memusatkan perhatianku pada lembaran buku tua itu. Pikiranku terpenuhi dengan sejuta pertanyaan yang menimbun menggebu. Apakah primbon jawa itu benar adanya atau hanyalah mitos belaka? Faktanya sudah kutemui Helga, si gadis manis yang seakan berperan dalam skenario kehidupan dibuku primbon jawa itu.
Hatiku tercenung. Sedikit ragu. Tidak percaya. Lalu, kubuka kembali buku-buku lain tentang ilmu kejawaan. Aku menemui kalimat kahirupan ing dunyo iki uwes ono seratne, gusti engkang maha adil. Kabeh pangguripan ing bumi iki ono pacobane lan tanggung jawabane ing ngadepane gusti, masiyo watu cilek ing pinggiran dalan iku. Artinya kehidupan di dunia ini ialah sebuah tulisan dan memang sudah tertulis, Allah swt yang maha adil. Semua yang ada dibumi ini pasti akan ada pertanggung jawabannya dihadapan Allah swt, meskipun hanyalah sebuah batu kecil ditepi jalan itu.
Aku meratapi makna itu dalam-dalam. Kucoba persepsikan dalam skenario kehidupan seperti yang diceritakan Helga. Dan, kemudian ditarik benang merah bahwa memang kehidupan; langit, bumi, gunung, laut, tumbuhan, hewan, binatang, matahari sebagai sumber panas dan bulan sebagai penerang sudah diciptakan oleh Allah swt sebelum menciptakan nabi Adam. Semua makhluk dibumi ini hanyalah menjalankan dari apa yang telah tertulis oleh sang pencipta, tidak ada yang dapat mengubah ketetapan Allah swt kecuali ketulusan dan kekuatan doa untuk menjalankan setiap fase skenario kehidupan di dunia ini.979Please respect copyright.PENANAr8BfkLXe33