x
Author: Ihsan Iskandar
416Please respect copyright.PENANAjCyngC2oa7
"SUDUT PANDANG KEDUA"
416Please respect copyright.PENANAjcPNPieXBG
"Sial, aku berada di belakang garis musuh"
416Please respect copyright.PENANAVGhcfOtBLc
Setelah melihat keadaanku ku, aku melihat beberapa tentara Djepang keliling sambil membawa senapan Arisaka kesukaanya. Karena senjata yang diproduksi Djepang secara massal itu. Kondisi kami para pejuang yang bermodal bambu runcing dan tekad lebih tersudutkan.
416Please respect copyright.PENANAlHoE2HMElO
"Aku harus bersembunyi, bukan waktunya untuk terkesima"
416Please respect copyright.PENANAPvJ5ws8pg4
Aku memasuki ruangan sebuah gedung tua dan bersembunyi didalam sana untuk beberapa saat sembari berisitirahat dengan mengenang perjalanan diriku yang terjebak disini.
416Please respect copyright.PENANAQ0prQ1kktV
Sebagai seorang pemuda yang berumur 19 tahun. Aku memang tidak pernah merasakan namanya sekolah. Disamping tidak adanya uang. Para penjajah Djepang yang membunuh seluruh keluargaku adalah faktor terbesarnya.
416Please respect copyright.PENANAbvS0CLsGFZ
Aku selalu berlatih untuk menjadi pejuang. Pejuang adalah mimpi-mimpi setiap orang di kampungku yaitu "orang pribumi". Begitulah mereka penjajah menyebut kami.
416Please respect copyright.PENANALX6F698nTr
Terus apa tujuan dari perjuanganku ini? Apakah karena dendam? Apakah karena hasrat membunuh? Hmm... tidak, ini semata untuk kemerdekaan.
416Please respect copyright.PENANAQB6a5EzEan
Dalam beberapa tahun terakhir. Djepang menggantikan Belanda dalam kuasanya di wilayah kami. Menjadikan Djepang penguasa politik dan ekonomi. Jika ditanyakan dimana daerahku "Tasikmalaya" sekarang, para penjajah belanda menyebutnya "west Java".
416Please respect copyright.PENANABnrOm6blry
Setelah beberapa menit bersandar di balik tembok dalam gedung tua ini, aku melihat dibawah meja panjang yang terbuat dari kayu berjarak 10 meter dariku itu. Sosok pemuda dengan berbaju putih dan bercelana abu-abu duduk sambil gemetar.
416Please respect copyright.PENANAZ2EH8tnDK9
"Sial, disini juga ada tentara Djepang!" Teriakku dapam hati
416Please respect copyright.PENANAVzn13I4GNC
Sambik mendekat secara perlahan dengan sikap menangkap dari belakang. "Aku akan membunuhnya dengan diam-diam"
416Please respect copyright.PENANAEwspt8vzs6
Setelah kami berjarak 1 Meter. Aku mendengarnga bergumam.
416Please respect copyright.PENANATffV8jcd9Y
"Ehh... dimana ini??"
416Please respect copyright.PENANAgRNeuZfyBk
Aku yang mendengar dengan jelas bahasa itu. Yang pasti dipikiranku "dia bukan musuh"
416Please respect copyright.PENANAcpCqtshW9K
Terhenti karena berpikir. Aku melihat kebelakang menyadari langkah kaki dari luar gedung mendekat kesini.
416Please respect copyright.PENANAtf0vvxVt0D
Aku langsung menangkap kerahnya dengan paksa dan membawanya kedalam lemari tua.
416Please respect copyright.PENANAU5EzDXBxZC
Didalam sana, sambil mendengar ocehan tidak jelas seperti "ini tidak nyata" atau "tidak mungkin". Aku hanya menjawab seadanya dan menyuruhnya untuk diam.
416Please respect copyright.PENANAhL80leimlo
Kalau dilihat sekali lagi, sepertinya dia lebih muda dariku. tapi, pakaian putih dan abu-abu ini... aku tidak pernah melihatnya.
416Please respect copyright.PENANA213b43KqPO
Ketika tentara Djepang yang membawa senapan Arisaka itu mendekat, aku melompat keluar dan melakukan serang kejutan.
416Please respect copyright.PENANAahepqv9bRL
Setelah beberapa menit adu pukul. Dan posisi tidak menguntungakan karena si Idiot "abu-abu" ini tidak dapat membantuku. Aku membiarkan diriku terpukul dan mendekati senjata yang di jatuhkan tentara Djepang tadi.
416Please respect copyright.PENANAHlQFIevLJ2
Ketika moncong senapan Arisaka membidik kakinya. Walau belum pernah memakainya, aku sering melihat tentara Djepang menembakannya dengan menekan "pelatuk" ini.
416Please respect copyright.PENANAOhefjYT576
"Sayonara"
416Please respect copyright.PENANAiYTd62OS4s
Dengan mengucap kalimat itu, aku menekan pelatuk dengan tepat kearah kakinya. Tapi 0.01 perdetik, tembakanku melesat karena di abu-abu mengangguku.
416Please respect copyright.PENANAMBEBlhGUgQ
"Aku hanya akan melumpuhkannya Bodoh!"
416Please respect copyright.PENANAeafUqyef6K
"Ehh Benarkah? syukurlah, aku pikir kau akan membunuhnya, ternyata kau adalah orang baik"
416Please respect copyright.PENANAXQ40bfIxeM
Berusaha untuk menahan sabar karena gangguan dari Si Abu-abu ini, aku melihat keadaaan tentara Djepang di depanku tadi. Tapi ternyata, peluru itu melesat tepat ke arah jantungnya.
416Please respect copyright.PENANAgyBNkkOLbV
"Sial! Kau membunuhnya"
416Please respect copyright.PENANAmdoctzvlZL
"Akkhhh"
416Please respect copyright.PENANAZ558uMeGHs
"Kau terlalu berisik abu abu!"
416Please respect copyright.PENANAGZYFgOkqjc
Tapi sebelum aku menangkapnya untuk menutup mulutnya. Dia jatuh ke lantai yang penuh darah.
416Please respect copyright.PENANAkktSlMnrgd
"Sial dia pingsan. Aku tidak bisa meninggalkannya. Semua Pribumi adalah teman"
416Please respect copyright.PENANAdyk09aODw2
"Hmm... aku harus membawa dia ke markas kami, tapi aku akan menutup mulutnya jika dia teriak tiba-tiba"
416Please respect copyright.PENANA5c7dtKTtHo
Aku menggotongnya melewati belakang Gedung tua yang kutempati tadi. Setelah beberapa puluh menit. Aku sampai di markas pejuang. Ketika di depan gerbang kayu itu. disana, sosok jelita namun gagah karena pakaian pejuang dengan ikat kepala merah putih mendatangiku sambik tergesa-gesa"
416Please respect copyright.PENANAoH2Oot0AS3
"Poetra. Aku memang tidak peduli padamu! TAPI JANGAN MEMBUATKU KHAWATIR!"
416Please respect copyright.PENANA9XJL80qiov
"Hahaha... Sudahlah Rina. Bantu aku, bawa orang ini kemarkas. Aku berjumpa dengannnya di belakang garis musuh. Mungkin kita akan mendapat informasi darinya"
416Please respect copyright.PENANA91HJ5UN8VH
"Hmm... baiklah, aku akan menurutimu kali ini, dan segera obati luka memaemu di wajah jelek mu iti"
416Please respect copyright.PENANAVZRxXkd0Fq
"Terima kasih Rina"
416Please respect copyright.PENANAku3NSvlGbf
416Please respect copyright.PENANAKLyKrVpOCn
ns 108.162.216.20da2