Author: Ihsan Iskandar
552Please respect copyright.PENANAtgjseIEjp3
"SUDUT PANDANG KEDUA"
552Please respect copyright.PENANA5cRrZ61MBS
"Sial, aku berada di belakang garis musuh"
552Please respect copyright.PENANA3FmGSFHmSP
Setelah melihat keadaanku ku, aku melihat beberapa tentara Djepang keliling sambil membawa senapan Arisaka kesukaanya. Karena senjata yang diproduksi Djepang secara massal itu. Kondisi kami para pejuang yang bermodal bambu runcing dan tekad lebih tersudutkan.
552Please respect copyright.PENANANzoHt3nf4Z
"Aku harus bersembunyi, bukan waktunya untuk terkesima"
552Please respect copyright.PENANAdc2u5fYGIP
Aku memasuki ruangan sebuah gedung tua dan bersembunyi didalam sana untuk beberapa saat sembari berisitirahat dengan mengenang perjalanan diriku yang terjebak disini.
552Please respect copyright.PENANAQ9Em60Dvmp
Sebagai seorang pemuda yang berumur 19 tahun. Aku memang tidak pernah merasakan namanya sekolah. Disamping tidak adanya uang. Para penjajah Djepang yang membunuh seluruh keluargaku adalah faktor terbesarnya.
552Please respect copyright.PENANAEm0ODk3ezv
Aku selalu berlatih untuk menjadi pejuang. Pejuang adalah mimpi-mimpi setiap orang di kampungku yaitu "orang pribumi". Begitulah mereka penjajah menyebut kami.
552Please respect copyright.PENANA6eiLsAeOQT
Terus apa tujuan dari perjuanganku ini? Apakah karena dendam? Apakah karena hasrat membunuh? Hmm... tidak, ini semata untuk kemerdekaan.
552Please respect copyright.PENANAdo5DoE2IhP
Dalam beberapa tahun terakhir. Djepang menggantikan Belanda dalam kuasanya di wilayah kami. Menjadikan Djepang penguasa politik dan ekonomi. Jika ditanyakan dimana daerahku "Tasikmalaya" sekarang, para penjajah belanda menyebutnya "west Java".
552Please respect copyright.PENANAf8awtiPm41
Setelah beberapa menit bersandar di balik tembok dalam gedung tua ini, aku melihat dibawah meja panjang yang terbuat dari kayu berjarak 10 meter dariku itu. Sosok pemuda dengan berbaju putih dan bercelana abu-abu duduk sambil gemetar.
552Please respect copyright.PENANArQW9YHu3Yg
"Sial, disini juga ada tentara Djepang!" Teriakku dapam hati
552Please respect copyright.PENANAyh2MaBVf12
Sambik mendekat secara perlahan dengan sikap menangkap dari belakang. "Aku akan membunuhnya dengan diam-diam"
552Please respect copyright.PENANAZb5nSe3DpW
Setelah kami berjarak 1 Meter. Aku mendengarnga bergumam.
552Please respect copyright.PENANASY04XvUCJk
"Ehh... dimana ini??"
552Please respect copyright.PENANA5ObT3QMOfh
Aku yang mendengar dengan jelas bahasa itu. Yang pasti dipikiranku "dia bukan musuh"
552Please respect copyright.PENANAgGzngC89Lb
Terhenti karena berpikir. Aku melihat kebelakang menyadari langkah kaki dari luar gedung mendekat kesini.
552Please respect copyright.PENANAAijgzUPYEg
Aku langsung menangkap kerahnya dengan paksa dan membawanya kedalam lemari tua.
552Please respect copyright.PENANATGnxXb9mi7
Didalam sana, sambil mendengar ocehan tidak jelas seperti "ini tidak nyata" atau "tidak mungkin". Aku hanya menjawab seadanya dan menyuruhnya untuk diam.
552Please respect copyright.PENANAaVYKHSnQOS
Kalau dilihat sekali lagi, sepertinya dia lebih muda dariku. tapi, pakaian putih dan abu-abu ini... aku tidak pernah melihatnya.
552Please respect copyright.PENANAvvMqaI86MG
Ketika tentara Djepang yang membawa senapan Arisaka itu mendekat, aku melompat keluar dan melakukan serang kejutan.
552Please respect copyright.PENANAiNkOgsV37O
Setelah beberapa menit adu pukul. Dan posisi tidak menguntungakan karena si Idiot "abu-abu" ini tidak dapat membantuku. Aku membiarkan diriku terpukul dan mendekati senjata yang di jatuhkan tentara Djepang tadi.
552Please respect copyright.PENANAwJ5kWtSIwV
Ketika moncong senapan Arisaka membidik kakinya. Walau belum pernah memakainya, aku sering melihat tentara Djepang menembakannya dengan menekan "pelatuk" ini.
552Please respect copyright.PENANAsrDq2vqZW9
"Sayonara"
552Please respect copyright.PENANAwA4phMOsN7
Dengan mengucap kalimat itu, aku menekan pelatuk dengan tepat kearah kakinya. Tapi 0.01 perdetik, tembakanku melesat karena di abu-abu mengangguku.
552Please respect copyright.PENANAvfmh1vijJ5
"Aku hanya akan melumpuhkannya Bodoh!"
552Please respect copyright.PENANAuKxxmq6ICW
"Ehh Benarkah? syukurlah, aku pikir kau akan membunuhnya, ternyata kau adalah orang baik"
552Please respect copyright.PENANAHM2kg3TQ7V
Berusaha untuk menahan sabar karena gangguan dari Si Abu-abu ini, aku melihat keadaaan tentara Djepang di depanku tadi. Tapi ternyata, peluru itu melesat tepat ke arah jantungnya.
552Please respect copyright.PENANAVgsIfoq0TJ
"Sial! Kau membunuhnya"
552Please respect copyright.PENANADqqrzetqMu
"Akkhhh"
552Please respect copyright.PENANA6zJn6LEaYW
"Kau terlalu berisik abu abu!"
552Please respect copyright.PENANA5PTYDWRC9w
Tapi sebelum aku menangkapnya untuk menutup mulutnya. Dia jatuh ke lantai yang penuh darah.
552Please respect copyright.PENANA5KeOUBJ1k9
"Sial dia pingsan. Aku tidak bisa meninggalkannya. Semua Pribumi adalah teman"
552Please respect copyright.PENANA0unXmtl5Te
"Hmm... aku harus membawa dia ke markas kami, tapi aku akan menutup mulutnya jika dia teriak tiba-tiba"
552Please respect copyright.PENANAKeKc5L3wh6
Aku menggotongnya melewati belakang Gedung tua yang kutempati tadi. Setelah beberapa puluh menit. Aku sampai di markas pejuang. Ketika di depan gerbang kayu itu. disana, sosok jelita namun gagah karena pakaian pejuang dengan ikat kepala merah putih mendatangiku sambik tergesa-gesa"
552Please respect copyright.PENANA9prsBBFMqS
"Poetra. Aku memang tidak peduli padamu! TAPI JANGAN MEMBUATKU KHAWATIR!"
552Please respect copyright.PENANAp2f61tkLDP
"Hahaha... Sudahlah Rina. Bantu aku, bawa orang ini kemarkas. Aku berjumpa dengannnya di belakang garis musuh. Mungkin kita akan mendapat informasi darinya"
552Please respect copyright.PENANAHqMtgN7R6A
"Hmm... baiklah, aku akan menurutimu kali ini, dan segera obati luka memaemu di wajah jelek mu iti"
552Please respect copyright.PENANAicOOylzuMe
"Terima kasih Rina"
552Please respect copyright.PENANAOqyi8rvvyM
552Please respect copyright.PENANAnWuNhpPeN4
ns216.73.216.8da2