x
Pahlawan Perang Dunia [Bagian 18]
Author: Ihsan Iskandar
477Please respect copyright.PENANAd2XhEBnlxv
Setelah aku melaporkan kejadian kemarin dan diinterogasi di kantor tentara dalam negeri atau TDN. Alhasil, aku terlambat ujian. Yang melaporkan keadaanku ke TDN sudah pasti adalah perempuan berambut pink itu. Disatu sisi aku berterima kasih kepadanya karena sudah melapor ke TDN dan ingin menyelamatkanku. tapi disisi lain, jika TDN tidak datang. aku masih sempat mengikuti ujian.
477Please respect copyright.PENANAM3uEasWtuS
Hari ini semua perserta berdiri di lapangan AMIR untuk pemberitahuan kelulusan. Satu persatu dari 4.000 lebih yang mendaftarkan dirinya, hanya 1.000 pelajar yang akan diterima di AMIR. Aku dan Jack berdiri bersampingan tetapi dia masih marah kepadaku karena tidak mengikuti ujian, sama halnya dengan Yuna. Rasa bersalah yang berlapis-lapis ini menambah beban di pundakku. Aku sudah pasti tidak mendapat beasiswa itu, tapi mungkin masih mendapat kesempatan untuk diterima. Adapun persentase jumlah semua penilaian adalah Ujian Tulis 30%, Ujian Fisik 30%, dan Ujian satu lawan satu (Beladiri) 40%.
477Please respect copyright.PENANAp4CCmtlrmF
Setelah satu persatu nama mulai dipanggil oleh panitia, beberapa menit kemudian nama Jack dan Yuna sudah dipanggil dan pergi ketempat yang sudah ditentukan. Secara perlahan barisan mulai terasa lenggang, peserta yang namanya dipanggil sempat tertawa bahagia dan berpelukan dengan temannya, tetapi bagi peserta yang namanya belum di panggil makin merasa ceman ketika panggilan mendekati angka seribu.
Setelah angka seribu diucapkan, para peserta yang tidak dipanggil tertunduk lemas, bahkan ada yang histeris menangis, sedangkan aku yang tidak dipanggil mulai jalan keluar barisan.
477Please respect copyright.PENANAYcQ9sdSGui
“haaa… sepertinya kau gagal maafkan aku pak tua Korna. Aku tidak bisa menepati sesuai janjiku. Baiklah sekarang aku akan menunggu di hotel untuk memberi selamat ke Jack lalu pergi ke tempat lain”
477Please respect copyright.PENANAOFesArddVq
Ketika seluruh peserta barisan mulai bubar, seseorang menaiki panggung podium. Itu adalah kepala Sekolah AMRI, Reno Troth.
477Please respect copyright.PENANARZ0NAd9olx
“kepada peserta bernomor 12, dengan nama Jusuf. Diharap mendatangi kantor kepala sekolah sekarang juga.”
477Please respect copyright.PENANAt6uLTj37wV
“haa?”
477Please respect copyright.PENANAK7laWmdQRK
Mendengar pemberitahuan itu, aku langsung bergegas menuju kantor kepala sekolah. Tetapi karena aku tidak mengetahui tempatnya, aku harus bertanya-tanya dahulu dan memakan waktu sedikit lama untuk sampai kesana.
477Please respect copyright.PENANAmC2s1XXkrl
Ketika sampai ke Gedung Guru yang berada di tengah-tengah AMIR, di depan pintu yang diatasnya bertuliskan “Kantor Kepala sekolah” membuatku sedikit cemas dan canggung. Aku mengetuk pintu itu, dan jawaban suara dari dalam berkata “silahkan masuk”. Kedua perasaan yang tadi itu semakin berkecamuk. Tapi karena ini adalah perintah, aku membuka pintu yang terbuat dari kayu berwarna coklat tersebut.
477Please respect copyright.PENANAwGOGJlRUki
Didalam sana aku melihat sosok kepala sekolah Reno Troth dari dekat, dengan rambut hitam namun ada sedikit rambut putih di sisi kanan dan kirinya. Pakaian jas hitam layaknya seorang guru namun pin emas logo AMIR disisi kanannya menandakan bahwa dia adalah pemilik AMIR ini.
477Please respect copyright.PENANAtmtE54JajU
“ohh… Jusuf, silahkan duduk”
477Please respect copyright.PENANAwqPlmFzVYe
“Ya terima kasih tuan”
477Please respect copyright.PENANAQmbihBZg13
Aku duduk di sofa hitam yang terletak di tengah kantor itu sesuai dengan perintah.
477Please respect copyright.PENANA5Y3KA4n1WU
“kau ingin minum apa suf? Jus atau kopi?”
477Please respect copyright.PENANA8SowWqMPfy
“kau tidak perlu membuatnya untuk seseorang sepertiku tuan Reno”
477Please respect copyright.PENANAzU5kx5wgPQ
“tidak perlu sungkan, dan panggil saja aku ‘pak’ bukan tuan”
477Please respect copyright.PENANAmCwbIWx9OF
“kalau begitu, aku akan memilih kopi”
477Please respect copyright.PENANArDLUZz6NBE
Ketika Pak Reno sedang menyeduh kopi, aku melihat sekeliling kantor tersebut. terdapat banyak buku dan lukisan. Namun ada satu lukisan yang menarik perhatianku, yaitu yang berada tepat di atas pintu yang kulewati tadi. Itu adalah lukisan Pak Tua Korna dengan Pak Reno ketika mash muda.
477Please respect copyright.PENANAC4aHYLeOHI
“tenyata mereka berdua saling mengenal” ujarku dalam benak
477Please respect copyright.PENANAOsxhiE3xlu
Setelah kopi itu jadi, Pak Reno memberikannya kepadaku. Aku menerimanya sembari mengucapkan terim kasih, setelah itu beliau duduk tepat dihadapanku.
477Please respect copyright.PENANASl3LvMCsir
“Jusuf, apakah kau tau kenapa kau dipanggil kesini?”
477Please respect copyright.PENANALGgIymrCSx
“ini pasti mengenai kejadian kemarin kan, yaitu anakmu yang diculik”
477Please respect copyright.PENANATDuAnT1n88
“oh wow. Aku terkejut kau mengetahuinya. Itu benar, aku harus berterima kasih denganmu karena sudah menyelamatkan anakku, Sarah. Tapi bagaimana kau mengetahuinya?”
477Please respect copyright.PENANAnhmWCECWxv
“Aku memang tidak mengetahui bahwa perempuan berambut pink itu adalah anak anda, bahkan kau tidak tahu namanya, aku hanya memiliki intuisi dia pasti anak bangsawan atau semacamnya. Tapi, yang paling membuatku sadar bahwa dia adalah anakmu adalah ketika anda memanggilku kesini. Rentetan kejadian yang tidak kebetulan ini pasti memiliki makna lain. Dan asumsiku ternyata benar.”
477Please respect copyright.PENANAAEWF1NiMuZ
“jadi kau mengatakan hal tersebut dengan bukti yang sedikit itu? Kau berani juga nak, itu adalah tebakan yang berbahaya.”
477Please respect copyright.PENANAD4sF3bG8xk
“aku percaya dengan tebakanku”
477Please respect copyright.PENANAxcuMhZ916N
“wah wah wah… kau sangat menarik Jusuf, hahaha”
477Please respect copyright.PENANA49uNe5eUBJ
Dalam obrolan kami, Pak Reno tertawa, aku bersyukur tebakan yang 50:50 itu berakhir benar. Jka tidak, maka aku akan sangat tidak sopan.
477Please respect copyright.PENANAvzbnmPsuUs
“tapi pak Reno, tidak seharusnya anda berterima kasih denganku, sebenarnya kau lah yang menyebabkan masalah kepada anakmu, yaitu…”
477Please respect copyright.PENANAh2FsDdocRv
Aku menjelaskan semua kronologi dari pemuda gendut yang melecehkan Yuna memberi dendam kepadaku, dan karena diriku, Sarah mendapat masalah.
“Maka seharusnya aku yang meminta maaf disini”
477Please respect copyright.PENANAxAi0T8l2KO
“hmm… jika itu memang benar, berarti ini adalah hal gawat. Tapi, ada satu alasan lagi kenapa aku memanggilmu kemari”
477Please respect copyright.PENANAbpClkU3Vbb
“Benarkah? Apa itu?”
477Please respect copyright.PENANADihHmqgxJC
Pak Reno mengambil sebuah kertas di mejanya, dan ketika kuperhatikan, itu adalah lembar jawabanku.
477Please respect copyright.PENANA0Li5M3mwtI
“kau masih ingat Jusuf soal terakhir dalam ujian tulis bagaimana?”
477Please respect copyright.PENANAjQAVTxGczP
“pertanyaan mengenai “Perdamaian” itu kan?”
477Please respect copyright.PENANA7AKb4buXwJ
“ya benar. Semua peserta menjawab pertanyaan sesuai dengan buku semua, seperti ‘Perdamaian dapat diraih jika memiliki kekuatan’ atau ‘Perdamaian dapat dicapai dengan kerjasama’. Hanya 2 hal itu saja. “
477Please respect copyright.PENANADeN1C1Q6D0
Pak Reno menjelaskan hal tersebut dengan serius, namun tiba-tiba pandangannya berubah kearahku.
477Please respect copyright.PENANAdclDbidign
“tapi kau berbeda Jusuf, kau memang menjawab menggunakan 2 teori itu. Tetapi akhir kalimat jawabanmu membuatku sangat tertarik”
477Please respect copyright.PENANAUyrYeSOs8W
Pak Reno mulai mendekatiku dan bertanya kepadaku.
477Please respect copyright.PENANAdQVqPc9G3x
“Kenapa kau menjawab ‘Perdamaian bukan hanya sekedar Kekuatan dan kerjasama, bukan juga persoalan menggunakan Logika untuk menyelesaikan masalah. Karena perdamaian hanya diartikan sebagai kata aman’ jadi perdamaian seperti apa yang kau maksud Jusuf?”
477Please respect copyright.PENANABtRLhV1Ftl
Pak Reno bertanya sambil melihat ke arah mataku dengan serius.
477Please respect copyright.PENANAeKW7r1kjiE
“aku memiliki pendapat bahwa ‘Perdamaian adalah ketika masyarakat dan Negara memiliki kepentingan yang sama dan memiliki aturan dan landasan yang jelas dan mengikat. Yang pada akhirnya tujuan yang dituju bukanlah kekuatan. tetapi adalah kemaslahatan bersama atau mensejahterakan khalayak luas ’ karena semua teori yan saya pelajari hanya berbicara seputar ‘kepentingan’ dan ‘kekuatan’, ketika Negara dan individu mencari kepentingan dan kekuatan, maka hasil akhir tetap berada pada ‘Egoisme’ dan pemikiran yang memberatkan satu pihak tersebut.”
477Please respect copyright.PENANAO7PJC3y4yV
“Jadi maksudmu manusia hanya mengejar perdamaian dengan menggunakan kekuatan yang pada akhirnya merugikan orang lain. Begitu?”
477Please respect copyright.PENANAEyHVDgc6do
Wajah Pak Reno yang berpikir keras mulai melihatku dengan wajah penuh pertanyaan.
477Please respect copyright.PENANA00pl83hEvf
“Saya memiliki pendapat, bahwa kenapa manusia berbeda dengan hewan karena Hati Nuraninya dan cara berpikirnya. Karena kita tidak begitu memperdulikan hasil akhir, hanya berujung pada keuntungan dan keuntungan. Bukan berlandaskan hal lain. Lantas, apa yang membedakan antara manusia dengan hewan karena mereka berdua mencari keuntungan sendiri untuk bertahan hidup?”
477Please respect copyright.PENANAwP6kWlIyJ6
Setelah pertanyaan itu Pak Reno duduk di hadapanku dan mulai memikirkan pernyataanku. Aku membiarkannya berpikir dan meminum kopi lagi. Setelah beberapa menit Pak Reno terdiam akhirnya dia melihatku.
477Please respect copyright.PENANA0l7A19SYfk
“Baiklah Jusuf sepertinya kita akan memiliki diskusi lagi setelah ini. Terima kasih sudah menemaniku mengobrol, sudah lama aku tidak berpikir keras seperi ini.”
477Please respect copyright.PENANAr0tr2WAJQs
Pak Reno dan aku bersalaman dan beliau memanggil sekretarisnya untuk masuk ke kantor.
477Please respect copyright.PENANAHZepkYjU3t
“Jusuf ini adalah Katherine, dia akan membimbingmu”
477Please respect copyright.PENANA1hAjtQ23nU
“Tuan Jusuf, tolong ikuti aku”
477Please respect copyright.PENANAeOiZ3NhhIn
Aku menunduk sopan kearah Kepala sekolah Reno dan mengikuti Nyonya Katherine keluar ruangan. Setelah lama berjalan, aku sampai ke ruang kelas yang kosong dan di persilahkan duduk disana dan menunggu sebentar. Setelah itu, beberapa Peserta mulai masuk ke ruangan tersebut. mereka terkejut melihatku ada didalam sini, namun aku menghiraukan mereka. Setelah 8 peserta masuk, 2 peserta terakhir yang masuk adalah Jack dan Yuna. Jack yang melihatku seakan-akan melihat hantu langsung berlari menghampiriku.
477Please respect copyright.PENANAL0lvroeyFG
“Yo Jack”
477Please respect copyright.PENANA08y3byZKVX
“Yo Jusuf, ehhhh… ini bukan waktunya untuk santai mengatakan YO! Kenapa kau berada disini!?”
477Please respect copyright.PENANA6PTJbSf2sX
“aku tidak tahu, aku hanya dibawa kesini dan…”
477Please respect copyright.PENANA0mTp91QEyO
Aku menceritakan Jack semua kisahku kenapa sampai kesini.
477Please respect copyright.PENANAVxe0a5CtOl
“owhh… begitu”
477Please respect copyright.PENANAyXMSlef2NC
“kau memang luar biasa Jusuf”
477Please respect copyright.PENANAjeR5DtPQAS
Yuna yang mengupin pembicaraan kami dan duduk disampingku mulai mengucapkan selamat kepadaku, padahal aku belum tahu ini kelas ini untuk apa.
477Please respect copyright.PENANAXDHON8XJXE
“Hei Jack, Kita dikumpulkan disini untuk apa?” aku bertanya ke Jack
477Please respect copyright.PENANARIud7ZEqa9
“apa kau tidak tahu? Ini adalah kelas untuk-“
477Please respect copyright.PENANAqK11DejZhp
“baiklah para peserta selamat atas kelulusannya”
477Please respect copyright.PENANAjuAOsKXEX5
Jack yang belum selesai ngomong dipotong oleh Nyonya Katherine yang sedang berbicara di depan kelas. Aku tidak terkejut dengan kata ‘kelulusan’ Karena perkataan Pak Reno ‘akan berdiskusi lagi’ denganku.
477Please respect copyright.PENANAcLGi6GQOZU
“kepada para semua peserta disini, kalian adalah penerima beasiswa di AMIR selama 4 tahun disini. Terutama kepada Jusuf yang mendapat beasiswa khusus dari Kepala Sekolah”
477Please respect copyright.PENANAcJNbmk8wFe
Owhh… bodohnya aku, kenapa aku tidak pernah menduga bahwa aku juga menerima beasiswa. Dan Jack berhenti melihatku dengan tatapan ‘bagaimana bisa Jusuf mendapat beasiswa’ sama seperi peserta lainnya melihat ke arahku dengan penuh tanda Tanya. Dan Yuna, berhenti melihatku seperti kau sedang melihat seorang ‘pahlawan’. Dan Begitulah akhirnya aku dapat diterima di AMIR, tetapi permasalahan baru dan politis baru saja akan membanjiri kehidupanku di AMIR.
477Please respect copyright.PENANA2qxOt78Z2T
477Please respect copyright.PENANAvE9PHZfUml
ns 172.69.59.156da2