Rawi yang tinggal menunggu sidang skripsi, menghabiskan harinya dengan persiapan pendaftaran beasiswa s2.71Please respect copyright.PENANAfOMFPqoHaj
Kakek yang biasanya pergi untuk main catur atau memancing, mengurangi kegiatannya itu setelah nenek pulang dari rumah sakit.
Terdengar ketukan di pintu depan, Rawi keluar dari kamarnya dan menuruni tangga.71Please respect copyright.PENANAvjEdxJFb5b
Kakek juga keluar dari kamarnya setelah memberikan obat untuk nenek.71Please respect copyright.PENANAal7gGwW2G7
"Pak..." panggil suara dari balik pintu.71Please respect copyright.PENANACGnwVDbc2Q
"Seperti suara Aji ya" Kakek lebih dulu sampai ke pintu depan dan membukanya "Bisa pulang kamu nak, Ini siapa?"71Please respect copyright.PENANAkJ45Ot7UaK
Rawi yang sudah sampai ke lantai bawah, melihat ayahnya masuk ke dalam rumah bersama dua orang dibelakangnya. Seorang wanita dan anak laki-laki. Kakek mempersilahkan mereka bertiga duduk di ruang tamu.71Please respect copyright.PENANAVfsQdoUpfE
"Keadaan ibu bagaimana pak? Sudah sehat?" tanya Ayah Rawi.71Please respect copyright.PENANANuIIVDP2pT
"Iya sudah di rumah kok, sudah mendingan." jawab kakek
Rawi mengamati wanita yang duduk di samping ayahnya, sepertinya tidak asing baginya, wajah anak lelaki disamping wanita itupun terlihat akrab untuk Rawi.71Please respect copyright.PENANAcW34vjJ777
Rawi melihat ke arah ayahnya lalu ke anak lelaki itu, mirip... 71Please respect copyright.PENANA1srlzsbaFd
"Ibu kok dengar suara Aji ya." Nenek keluar dari kamar, Rawi bergegas menghampiri nenek dan menemani neneknya berjalan ke arah ruang tamu.71Please respect copyright.PENANAxgrLKgICCn
"Rawi, buatin minum ya." pinta kakek pada Rawi.71Please respect copyright.PENANAAsuHxldv1R
"Ini Dewi kan ya?" Tanya nenek71Please respect copyright.PENANAStPCVz5exA
Rawi yang sudah berjalan menuju dapur, tidak mendengar kelanjutan percakapan mereka.
Rawi baru saja selesai menyeduh teh saat dia mendengar seperti meja di pukul.71Please respect copyright.PENANAtJM4rDfUKy
Meninggalkan tiga buah cangkir, Rawi berjalan cepat ke ruang tamu untuk melihat keadaan.71Please respect copyright.PENANAWFfbpuq33v
"Keterlaluan kamu Ji. Bapak tidak pernah mengajarkan kamu seperti ini." Kakek kembali memukul meja di depannya. Nenek menangis di sampingnya "Sabar pak. Sabar..."71Please respect copyright.PENANAAeuzpuOacb
"Maaf pak, bukan maksud Aji untuk membohongi kalian semua. Baru sekarang Aji bisa mengungkap ini, Rawi dan Mala sudah dewasa. Kasihan Dewi sudah mengalah selama ini." Ayah bersimpuh di kaki kakek dan nenek.
Pintu depan terbuka, Mala yang baru saja pulang dari sekolah di sambut oleh pemandangan itu.71Please respect copyright.PENANAxNLHkzlwX1
Mala bertukar pandang dengan kakaknya tanpa suara.71Please respect copyright.PENANAhiOTiBEBMo
"Malu bapak sama anak-anakmu! Selama ini bapak kira Shinta yang salah. Ngga taunya bapak selama ini sudah bersalah sama dia. Terlalu kamu. Pergi, sudah ngga perlu kamu pulang lagi. Anggap saja bapakmu ini sudah mati."71Please respect copyright.PENANAybfAy4IInX
"Pak, sabar pak. Jangan begitu pak." Nenek mengusap bahu kakek untuk menenangkannya.71Please respect copyright.PENANAHsH9RdC4UQ
"Kau sakit, apa dibilangnya? Ngga bisa pulang! cutinya habis! Tapi minta ijin menikah bisa! Untuk apa lagi menikah? Anakmu saja sudah sebesar ini. Dulu kamu ngga perlu restu bapak dan ibumu. Kau anggap kami sudah mati. Lalu buat apa lagi sekarang kamu pulang dan bawa mereka ke rumahku?" Kakek menepis tangan ayah dari kakinya.
Rawi menghampiri Mala dan berbisik "Kemarin yang kita lihat beneran ayah?"71Please respect copyright.PENANA3zcOtqepNe
"Iya. Tapi mau apa ayah bawa mereka kemari?" Mala balik bertanya pada kakaknya.71Please respect copyright.PENANAqboRiHhYe0
"Ngga tau, kamu tau mereka siapa?"71Please respect copyright.PENANALSzaEQvOla
"Bukannya itu tante Dewi ya? Dulu pernah beberapa kali datang ke rumahkan waktu kita kecil."71Please respect copyright.PENANAGty3v0SJa1
"Berarti itu anaknya tante Dewi?"71Please respect copyright.PENANAR8yPSDlQaY
"Kak, tolonglah... Jelas wajahnya mirip sama bapak, udah pasti itu adikmu juga."
Bisik-bisik kakak beradik itu terdengar oleh kakek dan nenek.71Please respect copyright.PENANAk5traWZ8x4
"Benar itu anakmu Ji?" tanya nenek71Please respect copyright.PENANAJNThc0RGhz
"Iya bu. Namanya Damar, umurnya 15 tahun."71Please respect copyright.PENANADAjvuV8T3U
Brak... Kakek kembali memukul meja.71Please respect copyright.PENANATDKdiDtYyt
"Terlalu! Pergi kalian! Bapak tidak punya anak sepertimu!" Kakek berdiri dan mendorong ayah ke arah pintu.71Please respect copyright.PENANA8Bk10bIV26
"Pak, jangan pak. Aji anak kita satu-satunya. Jangan usir anakku pak." Nenek menarik lengan kakek dan memeluk ayah.71Please respect copyright.PENANAU33zYLa3LG
"Dosa apa aku ini?!" kakek memukul dadanya, Rawi dan Mala bergegas memegangi kakeknya dan menariknya untuk duduk "Tiap hari bu, kamu menghina Shinta, Kamu lampiaskan amarahmu pada Mala. Aku diam! Bodohnya aku percaya sama kata-kata anakmu ini! Malu aku sebagai bapak, tidak mampu mendidik anak laki-lakinya menjadi pria bertanggung jawab! Kamu masih minta aku sabar? Apa ibu ngga malu sama Rawi dan Mala?" Kakek merangkul kedua cucu yang berada di sisi kiri dan kanannya.71Please respect copyright.PENANApAEkQKxxik
Nenek hanya terisak sambil terus memeluk ayah.71Please respect copyright.PENANASXLVuHo7op
Tante Dewi ikut terisak pelan, Damar masih tidak mengerti permasalahan yang di hadapi ayahnya.
Mala memberanikan diri dan bertanya "Selama ini nenek sudah tau?"71Please respect copyright.PENANApKzuP6LDIv
Nenek yang awalnya menunduk, memandang Mala dengan wajah terkejut.71Please respect copyright.PENANATNt0t9KGZn
Melihat nenek hanya diam dan tidak menjawab pertanyaan Mala, Rawi ikut menanyai neneknya.71Please respect copyright.PENANADYFUQl5Kvo
"Apa benar nenek sudah tau sebelum ini?"71Please respect copyright.PENANARQsDGN16vD
"Rawi! Jangan kurang kamu." ayah memperingatkan Rawi. Ayah menuntun nenek untuk duduk di samping Damar.71Please respect copyright.PENANAyhjt5Pfcio
"Tidak usah kamu ajari cucuku! Sudah 12 tahun kamu tidak pernah ada untuk mereka! Aku dan ibumu yang besarkan mereka!"71Please respect copyright.PENANAJRn5qJkixP
"Tapi aku juga membiayai mereka pak." sanggah ayah71Please respect copyright.PENANADjVj56K4i3
"Tak usah kau sombongkan uangmu yang tak seberapa itu, kamu pikir materi saja cukup? Apa itu yang dulu aku ajarkan padamu?! Sekarang jawab bu, selama ini kau tutupi kesalahan anakmu?!"71Please respect copyright.PENANAnPruQpa7rp
"Ibu ngga salah pak, aku yang minta ibu merahasiakannya."71Please respect copyright.PENANALtr4IlbOGJ
"Lalu buat apa kamu datang ke rumah ini dengan membawa anak dan istrimu?! Dimana hatimu Aji?! Selama ini Rawi dan Mala taunya ayah mereka bekerja keras, sekarang mereka tau kalau ayahnya punya keluarga lain selain mereka! Kenapa tak kau bawa sampai mati saja rahasiamu ini?!"71Please respect copyright.PENANAx4NCibyyWc
"Kemarin Mala dan kak Rawi sudah bertemu ayah, tapi Mala tidak bilang ke kakek dan nenek, takut kalian kepikiran. Kak Rawi juga kemarin tidak lihat dengan jelas, jadi Mala bohong ke kak Rawi kalau itu bukan ayah tapi orang yang mirip dengan ayah. Maafin Mala." Mala memandangi Rawi dan kakek bergantian.71Please respect copyright.PENANAkRKM6jaSfG
"Jadi kalian tidak bilang kalau kemarin ketemu ayah?" 71Please respect copyright.PENANA188b4dVDXF
"Mala sudah menduga kemarin kalau ayah sudah memiliki keluarga baru dan bahagia. Maka untuk apa Mala cerita ke kakek dan nenek, nenek juga baru keluar dari rumah sakit, butuh banyak istirahat."71Please respect copyright.PENANAPiu0hF4Rax
"Ayah lebih baik pulang saja. Biar kakek dan nenek istirahat." Rawi berjalan mendekati neneknya.71Please respect copyright.PENANAnZfAYRh75T
"Anak kecil tidak usah ikut campur urusan orang dewasa." kata ayah71Please respect copyright.PENANANvXmIrF8n6
"Ayah mungkin sudah lupa, Rawi sudah 21 tahun, Mala sudah 17 tahun. Kami sudah bukan anak-anak lagi."71Please respect copyright.PENANAaDtQEesRGD
Mendengar perkataan Rawi, ayah berdiri dan menampar Rawi.71Please respect copyright.PENANAyKFfw03ZYY
"Aji!" teriak nenek71Please respect copyright.PENANAzfwKRfasjM
"Kakak..." Mala menarik kakaknya menjauh dari sang ayah dan memeriksa wajah kakaknya.71Please respect copyright.PENANA5okyNWXPC5
"Pergi! Sudah cukup kamu buat bapak malu, sekarang malah kamu main tangan sama cucuku! Kalau kalian masih tidak mau pergi, biar aku panggil warga kemari."71Please respect copyright.PENANAk1iLcbwOEX
"Mas..." Dewi menarik lengan suaminya, mengisyaratkan untuk pergi.71Please respect copyright.PENANAWkU4f8luMx
Melihat Anak, menantu dan cucunya akan pergi, nenek menangis histeris,71Please respect copyright.PENANAk64E1XyJDY
"Maafkan anakmu pak, jangan usir dia. Damar juga cucumu." Nenek memohon pada kakek dengan memegangi dadanya.71Please respect copyright.PENANAVnhn50kQEs
"Nek..."71Please respect copyright.PENANAZuIihvUzRD
"Bu..."71Please respect copyright.PENANAw284CgGy6j