x
Putri sedang menunggu Ika yang masih sibuk berlatih tari untuk acara pensi. Dia duduk sendirian, karena teman - teman yang lain sudah pada pulang. Hari juga sudah semakin sore. Matahari siang mulai beranjak ke ufuk barat, bersiap - siap untuk kembali ke peraduannya. Mendadak mata Putri melihat sosok yang dikenalnya, Devan, si ketua OSIS. Dia sedang melangkah terburu ke arah gudang tak terpakai di belakang sekolah. Menurut Ika, itu tempat terseram di sekolah ini, karena itu adalah tempat para anak nakal dan berandalan untuk berkumpul dan merokok atau merencanakan kericuhan, lalu untuk apa kak Devan kesana? Batin Putri cemas. Jangan - jangan cowok itu nekad mau menangkap dan menghukum anak - anak nakal itu. Cewek itu merasa cemas, bagaimana kalau terjadi sesuatu pada ketua OSIS itu? Putri lalu melangkah pelan menuju ke gudang itu.
Di dalam gudang, Devan mengambil sebatang rokok yang disodorkan padanya.
"Bagaimana dengan persiapan kita untuk menyerang SMU Negara?" tanyanya.
Seorang cowok dengan bandana besar berwarna coklat tua mengangguk,
"Semua sudah siap, bos,"
"Bagus, Lexi, pastikan kita menang kali ini," sahut Devan sambil menepuk cowok di depannya itu.
Putri yang mendengar semuanya terkesiap, hingga tanpa sengaja dia menabrak pot kosong yang sudah rompal, yang diletakkan di depan gudang itu.
Suara keras itu mengejutkan Devan dan teman - temannya. Putri yang merasa dirinya berada dalam masalah besar, bersiap untuk lari. Namun sebuah tangan mencekal kuat tangan kirinya, menahannya untuk bisa kabur dari situ.
"Apa yang kaulakukan di sini?" desis Devan dingin sambil menatap cewek itu tajam. Gadis itu hanya bisa terdiam dengan tubuh gemetar ketakutan.
ns 172.70.100.163da2