Rayhan, Nico, Azril dan Doni kini tengah berkumpul di kantin pesantren setelah hampir dua Minggu Rayhan tidak sekolah. Mereka mengulang kembali cerita keberhasilan mereka meringkus kolor ijo yang hampir merenggut nyawa Rayhan. Kalau di pikir-pikir Rayhan merasa sangat bersyukur karena masih di biarkan hidup.27891Please respect copyright.PENANACYfIE5E0Jp
27891Please respect copyright.PENANA5lHY0zmWM4
Untuk merayakan kembalinya Rayhan, Azril mentraktir teman-temannya di kantin. Tentu saja tawaran Azril di sambut gembira oleh ketiga temannya.27891Please respect copyright.PENANA3OhrZwigvY
27891Please respect copyright.PENANAvVQ6pkVezr
Rayhan merasa sangat bersyukur karena memiliki ketiga sahabat yang begitu baik kepadanya. Yang selalu ada dan siap membantunya ketika dalam masalah. Bahkan Rayhan masih ingat ketika Doni dan Nico berteriak histeris melihat Rayhan yang dalam keadaan sekarat.27891Please respect copyright.PENANA21LkoDwwNp
27891Please respect copyright.PENANA2RcrcoWBub
"Gue punya rencana?" Usul Doni.27891Please respect copyright.PENANAPVBKfT6Qx5
27891Please respect copyright.PENANAMtnT7nnG67
Nico yang tengah menguyah pentol bakso langsung menyahut. "Rhenchana hapha?" Tanya Nico tak jelas, alhasil potongan bakso itu mengenai sahabatnya yang duduk di depannya.27891Please respect copyright.PENANAeYmgA3l29Q
27891Please respect copyright.PENANAWLGizvZyBF
Bletaaak...27891Please respect copyright.PENANAu7dq11pYnZ
27891Please respect copyright.PENANAX48HbtcRf0
"Bangke habisin dulu tuh bakso di mulut baru ngomong." Protes Doni setelah menjitak kepala Nico sahabatnya.27891Please respect copyright.PENANAE2vc5HjACo
27891Please respect copyright.PENANA44e0IznFVY
"Sorry mas bro, hehehe..." Cengir Nico.27891Please respect copyright.PENANA7REc3fTvce
27891Please respect copyright.PENANAdrbQJf9d7b
"Lo punya rencana apa?" Azril mengulang pertanyaan Nico.27891Please respect copyright.PENANA66eWDcWcUZ
27891Please respect copyright.PENANAFScKv7mrH0
Doni tersenyum sumringah sembari menatap ketiga wajah sahabatnya yang tampak serius menunggunya. "Kalian lagi nunggu ya?" Candanya, wajah ketiga sahabatnya yang tadi terlihat serius, berubah meringis. Doni tertawa terbahak-bahak puas mengerjai ketiga sahabatnya.27891Please respect copyright.PENANASBzYuc9wUo
27891Please respect copyright.PENANAYQoxzXJhUb
"Bangke." Umpat Rayhan yang sedari tadi hanya diam.27891Please respect copyright.PENANAtYZoZS5STl
27891Please respect copyright.PENANADqn3IR9kj5
"Anjing lah." Sahut Nico.27891Please respect copyright.PENANAfmGdN9In74
27891Please respect copyright.PENANAZasaTVekea
Doni semakin tertawa puas sembari memegangi perutnya yang terasa keram. "Oke... Oke... Oke... Gue serius." Doni menarik nafas perlahan, meredahkan tawanya. "Gini, gue punya rencana untuk menyambut kembali sohib kita. Sebuah rencana yang sangat menyenangkan sekaligus menegangkan, dan gue yakin kalian pasti suka." Ujar Doni antusias.27891Please respect copyright.PENANAC7txqhasVO
27891Please respect copyright.PENANAbVCNYVGURT
"Langsung aja." Potong Azril tanpa melihat kearah Doni.27891Please respect copyright.PENANA1UqBEmQ9r0
27891Please respect copyright.PENANA95HxpzJbcZ
"Hhmm... gini-gini kemarin gue gak sengaja menemukan spot yang bagus buat ngintipin Ustadza Risty mandi." Ujar Doni berbisik. Wajah ketiga sahabatnya mendadak tegang mendengar penuturan Doni.27891Please respect copyright.PENANAQ6Nb8iFu8g
27891Please respect copyright.PENANAYxH22cbNBt
"Serius?" Tanya Nico bersemangat.27891Please respect copyright.PENANAwEu1kJXBKG
27891Please respect copyright.PENANA629f2FIhdz
Doni menganggukkan kepalanya, lalu mengalihkan pandangannya kearah kedua sahabatnya yang sepertinya sama sekali tidak tertarik dengan ide gila Doni. Ustadza Risty memang salah satu Ustadza favorit di pesantren, tapi untuk mengintip Ustadza mandi, tentu itu ide yang gila.27891Please respect copyright.PENANAAg7FzmhmjO
27891Please respect copyright.PENANAguVT5wGqPp
Kalau sampai mereka ketahuan, maka tamatlah sudah nasib mereka di pesantren.27891Please respect copyright.PENANA7Jk8gNz8B5
27891Please respect copyright.PENANAcD28ujjZYZ
Azril memang dari dulu tidak begitu tertarik dengan kegiatan yang bisa melunturkan hafalannya. Sementara Rayhan, ia takut kalau sampai ketahuan dan membuat Kakaknya mengamuk. Bisa-bisa ia akan di coret sebagai Adik Kakaknya.27891Please respect copyright.PENANAevZxBGAgct
27891Please respect copyright.PENANAEW1p6cfmfH
"Kalian kenapa?" Tanya Doni heran.27891Please respect copyright.PENANAFcvmJFA3To
27891Please respect copyright.PENANAM9hYTloHj4
Nico mendesah pelan. "Cemen!" Ejek Nico.27891Please respect copyright.PENANA1gBKMpgKsx
27891Please respect copyright.PENANAI0Z4GTlmFO
"Kalian udah pada sinting ya? Gue gak mau ikut-ikutan ide gila kalian." Ujar Rayhan sembari menggelengkan kepalanya. Sementara Azril memilih diam karena sudah merasa di wakilkan oleh Rayhan.27891Please respect copyright.PENANAeIkFimSPd4
27891Please respect copyright.PENANAEZ9NewIJCP
"Semenjak kapan Lo jadi penakut kayak gini?"27891Please respect copyright.PENANAvRmiP2TJZt
27891Please respect copyright.PENANAdYhrSigkUT
"Lawan mahluk aneh aja berani, masak ngintip doang takut." Ejek Nico, sembari menyeruput es jeruknya yang tersisa seperempat. Harga diri Rayhan berontak mendengar komentar Nico yang menyentil harga dirinya.27891Please respect copyright.PENANAMtp0FwAXwd
27891Please respect copyright.PENANAzgV6eKlezD
"Yang takut siapa?" Tantang Rayhan.27891Please respect copyright.PENANAGDzPEHdgBA
27891Please respect copyright.PENANA1VRDQgD8Ri
Doni dan Nico saling pandang. "Oke, kalau begitu besok pagi kita kumpul jam enam pagi di belakang rumah Ustadza Risty." Tantang Doni, membuat Rayhan dengan terpaksa menyanggupinya dengan menganggukkan kepalanya.27891Please respect copyright.PENANATr8wuuXJxd
27891Please respect copyright.PENANAq2ix6drVQ2
"Deal!" Seloroh Nico semangat. Azril mendesah pelan.27891Please respect copyright.PENANAQF2NrUNOVF
27891Please respect copyright.PENANAtndRc59jN2
Dan pada saat bersamaan segerombolan anak pesantren memasuki kantin. Mata salah satu dari mereka menatap tajam kearah Rayhan. Kemudian ia memberi aba-aba kepada temannya yang lain untuk mengikutinya. Dari gerak-gerik nya ia terlihat sangat mencurigakan.27891Please respect copyright.PENANAYkpEocrBTu
27891Please respect copyright.PENANAyMM5DxGDbt
Mereka berjalan petantang petenteng kearah Rayhan and gang. Nico melihat gelagat yang tidak baik dari mereka.27891Please respect copyright.PENANAyUO8FlWkcd
27891Please respect copyright.PENANAhjZvdcuBsP
"Ada Dedy, pura-pura tidak tau." Bisik Nico.27891Please respect copyright.PENANAyS0S0NvDtE
27891Please respect copyright.PENANAYUmybp2Qv2
Rayhan mengangkat alisnya, sejak pertama kali tinggal di pesantren ia sudah tidak suka dengan Dedy dan kawan-kawannya yang suka sekali menindas orang lemah. Tapi sejauh ini, Rayhan tidak berfikir untuk mencari masalah dengan Dedy, walaupun ia sangat tidak menyukai Dedy.27891Please respect copyright.PENANAVJAT5ts0lH
27891Please respect copyright.PENANAuRXJy9OmMA
Seperti yang di katakan Nico, mereka pura-pura tidak melihat kedatangan Dedy yang menghampiri mereka.27891Please respect copyright.PENANAhNAnVz2XMN
27891Please respect copyright.PENANAk7PemkFlgh
"Wah... Wah... Wah... Pahlawan kita lagi santai ni." Ujar Dedy memprovokasi Rayhan. Tetapi pemuda itu tidak menanggapinya. Tidak ada untungnya bagi Rayhan untuk menanggapi provokasi dari Dedy.27891Please respect copyright.PENANAH1eHaM1XVL
27891Please respect copyright.PENANA4A153iK2Hq
"Cie... Pahlawan kesiangan." Celetuk anak buah Dedy.27891Please respect copyright.PENANAnKPiAYOukj
27891Please respect copyright.PENANAqZIcTHemUq
Mereka berlima tertawa terbahak-bahak mengejek Rayhan yang tetap memilih diam. Hanya saja cengkraman di sendoknya semakin erat.27891Please respect copyright.PENANAycQ0uD2T37
27891Please respect copyright.PENANAz8aBlvfw7h
Kemudian dia menepuk pundak Rayhan, sembari menatap tajam kearah Rayhan, seakan menantang Rayhan untuk menjawab tantangannya. Tapi pemuda itu tetap berusaha tenang, walaupun kepalan tangannya sudah gatal ingin memukul wajah Dedy.27891Please respect copyright.PENANAg9xbqpKvsC
27891Please respect copyright.PENANAWB9MM0TuwX
Dedy mengendus kesal sembari membuang muka kearah teman-temannya yang lain. Kemudian ia mengambil gelas Rayhan dan menumpahkan es teh diatas kepala Rayhan. Doni, Nico dan Azril terlihat kaget dengan aksi Dedy.27891Please respect copyright.PENANAkHSD82AXij
27891Please respect copyright.PENANAvaerO57FA4
"Cukup bangsat." Umpat Doni sembari berdiri.27891Please respect copyright.PENANATLHlaNM8Yg
27891Please respect copyright.PENANAvmgqveqvY7
Nico ikut berdiri di samping Doni, ia menatap marah kearah Dedy. Walaupun Dedy di kenal sebagai sosok menakutkan, tetapi mereka sama sekali tidak gentar.27891Please respect copyright.PENANAYEEfFJ2gul
27891Please respect copyright.PENANA25wAVBXwtD
Dedy membalas tatapan Doni dan Nico, sembari tersenyum meremehkan kearah mereka berdua.27891Please respect copyright.PENANAZwrhpC54nC
27891Please respect copyright.PENANA85WQ3VaOKy
Keributan kecil tersebut memancing pusat perhatian para santri yang tengah menikmati jajanan kantin. Sadar kalau kondisi saat ini mulai tidak kondusip Rayhan segera melerai kedua sahabatnya agar tidak terbawa emosi.27891Please respect copyright.PENANAjdZQUKMklT
27891Please respect copyright.PENANAuYBFJsnbK7
"Sudah-sudah, kita pergi saja." Ajak Rayhan.27891Please respect copyright.PENANAxiqhm30nlP
27891Please respect copyright.PENANADXZ1A38qFI
Ia menarik Nico untuk menjauh, sementara Azril menarik Doni yang masih beradu tatapan dengan Dedy dkk.27891Please respect copyright.PENANAJ2cVLtMOuq
27891Please respect copyright.PENANAYTIn89w7gY
Dedy meludah ke tanah sembari mengacungkan jari tengah kearah mereka berempat. "Pergi jauh-jauh sana, bila perlu keneraka sekalian!" Umpat Dedy.27891Please respect copyright.PENANAwRxDbQwcgK
27891Please respect copyright.PENANARPolwreD1E
"Hahaha..." Tawa anak buah Dedy.27891Please respect copyright.PENANAMztwa9CL3o
27891Please respect copyright.PENANA6dw4sqtY4f
Tapi Rayhan tidak memperdulikan ejekan Dedy walaupun ia sangat marah, ia lebih memilih membawa teman-temannya untuk menjauh. Bagi Rayhan tidak ada gunanya ribut hanya karena masalah sepele.27891Please respect copyright.PENANAjqHlvWgGls
*****27891Please respect copyright.PENANArpvj0AdaFY
27891Please respect copyright.PENANAHfmBNfORft
Semalaman Ustadza Dwi tidak bisa tidur, terus terbayang akan kejantanan Pak Imbron. Bahkan setelah subuh ia bermimpi Pak Imbron mendatanginya dan memperkosanya hingga menjerit-jerit keenakan. Alhasil Aziza mendatangi kamarnya karena khawatir mendengar ibunya berteriak.27891Please respect copyright.PENANASvKt6EyD5m
27891Please respect copyright.PENANANuJD1VumOU
Sisi liar di dalam diri Ustadza bukan tanpa sebab. Sebelum ia menikah, Ustadza Dwi adalah seorang hiperseks, ia memiliki kisah kelam pada saat remaja dulu. Pergaulan bebas yang tidak terkendali, membuatnya sering melakukan zina dengan berbagai pria dari kalangan bawah hingga atas. Tapi itu dulu, saat ia masih duduk di bangku SMA. Setelah tamat SMA ia kuliah di universitas Islam XXX. Pertemuannya dengan Mbak Yuni membuatnya perlahan mulai bertaubat, bahkan Mbak Yuni lah yang menjodohkannya dengan anak KH Hasan hingga akhirnya ia menikah.27891Please respect copyright.PENANA1yeuiBSfRN
27891Please respect copyright.PENANASxRA5vBqU5
Tapi peristiwa dua Minggu yang lalu, ketika ia di perkosa oleh kolor ijo, membangunkan sisi liarnya yang telah lama tertidur. Ia sangat merindukan kontol-kontol besar dan perkasa untuk memenuhi relung memeknya yang gatal.27891Please respect copyright.PENANA9add3e5Xzy
27891Please respect copyright.PENANAyXV6hkkMHR
Dan sosok Pak Imbron di anggap layak, untuk menutupi kekosongan memeknya selama ini.27891Please respect copyright.PENANAVmc7Ysgrqx
27891Please respect copyright.PENANAFGByCIQDxA
Hari ini Ustadza Dwi bertekad akan mendapatkan apa yang ia inginkan. Beberapa rencana sudah tersusun di otaknya untuk membawa Pak Imbron ke dalam pelukannya.27891Please respect copyright.PENANAuyGUhJh9B5
27891Please respect copyright.PENANApbHpXzvWCt
Satu rencana telah berhasil ia jalankan dengan mendatangkan Pak Imbron ke rumahnya dengan alasan kalau lampu kamarnya rusak dan butuh di ganti dengan yang baru. Tentu Pak Imbron dengan senang hati membantunya. Dan di sinilah Pak Imbron sekarang, tengah mengganti bola lampu kamar Ustadza Dwi.27891Please respect copyright.PENANAP7NdvDxeTc
27891Please respect copyright.PENANAsOSEcEeTaP
Selagi Pak Imbron sibuk di dalam kamarnya. Ustadza Dwi membersihkan tubuhnya di dalam kamar mandi. Ia ingin terlihat fresh di hadapan Pak Imbron. Selesai mandi, ia mengambil handuk dan melilit tubuhnya dengan handuk. Tidak lupa ia memakai jilbab instannya yang berwarna biru Dongker dengan bahan kaos.27891Please respect copyright.PENANALdqsTBAoRP
27891Please respect copyright.PENANAmnBsga9sqx
Deg... Deg... Deg...27891Please respect copyright.PENANAuZcXYto3nF
Detak jantung jantung Dwi tak beraturan, sanking tegangnya ia sampai lupa bernafas.27891Please respect copyright.PENANAG0iAq7zjFu
27891Please respect copyright.PENANAKJL3PC3dKr
Dengan langkah gontai ia masuk ke dalam kamarnya hanya memakai handuk, lalu menutup pintu kamarnya. Pak Imbron yang baru selesai mengganti lampu kamar Ustadza Dwi tampak terperangah melihat penampilan Ustadza Dwi yang sangat menggoda.27891Please respect copyright.PENANA08teRKgMsi
27891Please respect copyright.PENANAI0EmR1CgRK
"Eh..." Ustadza pura-pura kaget. "Maaf Pak, saya lupa kalau ada Bapak di kamar." Ujar Ustadza Dwi dengan suara yang di buat tergagap.27891Please respect copyright.PENANAR1JQWIJf4h
27891Please respect copyright.PENANAWgpoMfleIH
Mata Pak Imbron melotot, memandangi lekuk tubuh Ustadza Dwi yang begitu menggoda, membangunkan kontolnya yang tengah tertidur.27891Please respect copyright.PENANAoHCOy0zIk5
27891Please respect copyright.PENANASMwtxTCMPv
Seakan kehilangan akal sehatnya, Pak Imbron turun dari tangga dan berjalan mendekatinya. Wajah cantik Ustadza Dwi mengisyaratkan rasa takut, dan hal tersebut membuat Pak Imbron makin bergairah. Tubuhnya menegang seakan tidak sabar mendekap dan mencumbu wanita yang ada di hadapannya saat ini.27891Please respect copyright.PENANAz5YY8zCJv1
27891Please respect copyright.PENANA9lChhLEQ1k
Ketika Ustadza Dwi hendak kabur, pergelangan tangannya dengan cepat di cekal oleh Pak Imbron, dan di tarik hingga jatuh ke dalam pelukannya.27891Please respect copyright.PENANAfa0ietnMYa
27891Please respect copyright.PENANA4w20cEwyl7
"Hehehehe... Mau kemana Ustadza?"27891Please respect copyright.PENANAW797h2JnJI
27891Please respect copyright.PENANA00N5R5xARj
Wajah Ustadza terlihat panik. "Pak Imbron! Maaf saya lupa ada Bapak di kamar." Ucap Ustadza Dwi terbata-bata. Ia dapat melihat pancaran birahi di mata Pak Imbron.27891Please respect copyright.PENANA18MgsE89FE
27891Please respect copyright.PENANAG53MEB3p8F
"Gak apa-apa Bu Ustadza!" Seringai mesum Pak Imbron.27891Please respect copyright.PENANAEts9lmE4Zu
27891Please respect copyright.PENANA84mPvbfEuX
Tubuh Ustadza Dwi lunglai di dalam pelukan Pak Imbron, walaupun ia meronta di dalam dekapan Pak Imbron, tapi hatinya menjerit senang, karena umpannya berhasil di makan oleh Pak Imbron.27891Please respect copyright.PENANAmJs9FUW2yZ
27891Please respect copyright.PENANALBjJ77q8Jp
Dengan beringas Pak Imbron menciumi sekujur wajah cantik Ustadza Dwi. Dia memanggut kasar bibir merah Ustadza Dwi yang menggoda.27891Please respect copyright.PENANAsbdKKoYYss
27891Please respect copyright.PENANAjnp6ayKe6s
"Eehmmppss... Eehhmmppss... Pak Imbron, jangaaaaan... Eehmmppss..." Rintih Ustadza Dwi di sela-sela ciuman panas Pak Imbron terhadap bibirnya.27891Please respect copyright.PENANAWSC9ipXpAB
27891Please respect copyright.PENANAlaxELg8EAN
Kedua tangan Pak Imbron menamkup daging empuk di bawah pinggang Ustadza Dwi, dia meremasnya dengan kasar hingga menimbulkan bekas merah.27891Please respect copyright.PENANAhygtbQzT1h
27891Please respect copyright.PENANAigtCkkTj35
Untuk menambah suasana semakin panas, Ustadza Dwi mendorong tubuh Pak Imbron, kemudian ia berbalik sembari melepas ikatan handuknya, hingga jatuh ke lantai. Mata Pak Imbron makin membeliak menatap punggung dan pantat Ustadza Dwi yang putih mulus itu.27891Please respect copyright.PENANAOimVjMLc9D
27891Please respect copyright.PENANAf5Qe75tevO
Tidak mau kehilangan mangsanya begitu saja, Pak Imbron segera menangkap Ustadza Dwi di depan pintu pintu kamar. Dan menarik tubuh tubuh Ustadza Dwi lalu membanting tubuh Ustadza Dwi keatas tempat tidur.27891Please respect copyright.PENANAurkqJFmzN0
27891Please respect copyright.PENANA789jUIx6sf
"Jangan Pak... Jangan..." Lirih Ustadza Dwi.27891Please respect copyright.PENANAaxWSRWSbxx
27891Please respect copyright.PENANAyb639z6dLl
Pak Imbron tersenyum sumbringah sembari mendekati Ustadza Dwi. Dia menjambak jilbab Ustadza Dwi dan memaksa wanita berhijab itu berlutut di hadapannya. "Hayo buka celana saya!" Perintah Pak Imbron sembari menarik kebawah jilbab yang di kenakan Ustadza Dwi hingga mendongak keatas.27891Please respect copyright.PENANAjD2pOIXiEp
27891Please respect copyright.PENANA2Wy6imywRX
"Astaghfirullah! Jangan Pak..." Melas Ustadza Dwi.27891Please respect copyright.PENANAlw22kVRynR
27891Please respect copyright.PENANA5ETFSsNwsl
"Buka." Bentak Pak Imbron.27891Please respect copyright.PENANA8IENnsAKiC
27891Please respect copyright.PENANAans53IRT6S
Kedua tangan Ustadza Dwi meraih celana lusuh Pak Imbron, dan melepas celana panjang tersebut. Ustadza Dwi menggigit bibirnya sembari menatap kontol Pak Imbron yang berukuran monster terlihat begitu menggoda.27891Please respect copyright.PENANA4ebQt5fu99
27891Please respect copyright.PENANAJb0IVR2DF4
Tanpa di minta telapak tangan Ustadza Dwi menggenggam kontol Pak Imbron yang berotot.27891Please respect copyright.PENANAplSA9M09tc
27891Please respect copyright.PENANAFNyoCxhTlQ
"Ternyata dugaan saya benar, gelar doang Ustadza, tapi doyan kontol. Hahahaha..." Tawa Pak Imbron pecah. Tapi Dwi yang sudah sangat terangsang tidak memperdulikannya, bahkan ia tanpa segan mengulum kontol Pak Imbron yang terasa keras dan kaku di dalam mulutnya. "Wow... Belum di suruh sudah main nyosor aja ni lonte." Umpat Pak Imbron kasar.27891Please respect copyright.PENANABrbOqRybN3
27891Please respect copyright.PENANASE70LqnYyb
Umpatan-umpatan Pak Imbron malah membuat Dwi semakin bergairah. Ia menghisap dan menjilati kontol Pak Imbron, hingga pria berusia 56 tahun itu merem melek keenakan ketika kontolnya di servis menggunakan mulut seorang Ustadza yang tingkat keimanannya seharusnya tidak di ragukan lagi.27891Please respect copyright.PENANAi5WFdPSvoW
27891Please respect copyright.PENANAz50BKa9uP4
Pak Imbron kembali menjambak jilbab Ustadza Dwi, dan ia mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur ke dalam tenggorokan Ustadza Dwi.27891Please respect copyright.PENANAZVSrMKW6Nh
27891Please respect copyright.PENANArVuhqhFyKV
Setelah merasa cukup, dia kembali mendorong tubuh Ustadza Dwi hingga terlentang diatas tempat tidur. Tubuhnya yang kekar menindih tubuh putih mulus Ustadza Dwi sembari memposisikan kontolnya di depan lipatan memek Ustadza Dwi yang telah basah.27891Please respect copyright.PENANASIVC8Q5yvo
27891Please respect copyright.PENANAxEIK0lGUfP
"Sudah siapkan ustadza?" Goda Pak Imbron.27891Please respect copyright.PENANAtsFJ7lJe33
27891Please respect copyright.PENANAOGiiaQRz9w
Wanita berhijab biru dongker itu menggelengkan kepalanya. "Jangan Pak, saya sudah bersuami." Melas Ustadza Dwi, ketika merasakan kepala kontol Pak Imbron menggesek-gesek bibir memeknya.27891Please respect copyright.PENANA5f7SQQzTy2
27891Please respect copyright.PENANAcq5molPzQN
"Bagus dong Bu, saya malah semakin semangat menggenjot memek Istri orang!" Ujar Pak Imbron sembari menyelipkan kontolnya di sela-sela memek Ustadza Dwi. Tangan kirinya memegang betis Ustadza Dwi, sementara tangan kanannya meremas payudara Ustadza Dwi yang berukuran 34D.27891Please respect copyright.PENANAlbiqtqWaGg
27891Please respect copyright.PENANA8UvUuujqTv
Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk...27891Please respect copyright.PENANArWL9awoDoh
27891Please respect copyright.PENANAPiRf9Y1eR3
Suara benturan kelamin mereka terdengar begitu merdu, bagaikan suara nyanyian erotis yang semakin membangkitkan birahi keduanya.27891Please respect copyright.PENANAv40yCfZ2F9
27891Please respect copyright.PENANAiDyW1r5E1W
"Aaghkk... Aaaahkk... Aahkk..." Desah Ustadza Dwi.27891Please respect copyright.PENANAU1UYYmb8TG
27891Please respect copyright.PENANAsp6TH4vCib
Setelah beberapa menit dan semakin yakin kalau Ustadza Dwi menikmatinya, Pak Imbron meminta wanita cantik itu untuk menungging. Pak Imbron membenamkan wajahnya di selangkangan Ustadza Dwi dan menjilati memeknya. Kemudian ia kembali menyetubuhi Ustadza Dwi dari belakang sembari memegangi pinggulnya.27891Please respect copyright.PENANAkNqU59mLZ8
27891Please respect copyright.PENANAKJhgivVMHx
Wajah Ustadza Dwi meringis, merasa ngilu di lobang peranakannya sekaligus menggelinjang nikmat merasakan otot-otot kontol Pak Imbron di dinding memeknya.27891Please respect copyright.PENANAKfmQyeQkOm
27891Please respect copyright.PENANA1qR0N7MwT5
[/B]Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk...[/b]27891Please respect copyright.PENANApjFZ6uyOBC
27891Please respect copyright.PENANA7Hj8Bz4Ow4
Suara tubrukan selangkangan mereka terdengar semakin keras ketika Pak Imbron semakin gencar mengaduk-aduk lobang memek Ustadza Dwi yang semakin banyak mengeluarkan pelumas. Sembari menikmati jepitan memek Ustadza Dwi, tak lupa Pak Imbron meremas-remas payudara Ustadza Dwi yang menggantung bebas.27891Please respect copyright.PENANA8qSsZ1Ip1Y
27891Please respect copyright.PENANApYnfA2Ts6a
"Pak... Saya keluar!" Erang Ustadza Dwi.27891Please respect copyright.PENANACScVWSRVNr
27891Please respect copyright.PENANADPsJfPKKWc
"Bareng Bu." Wajah Pak Imbron mengeras ketika ia merasakan desakan di kepala kontolnya.27891Please respect copyright.PENANAZZgTC7qJXi
27891Please respect copyright.PENANAroKU3ibZtn
Secara bersamaan mereka berdua menumpahkan hasrat birahi mereka secara bersamaan. "Oughkk... Enak sekali Bu Ustadza." Erang Pak Imbron.27891Please respect copyright.PENANADz7ZH1vDHx
27891Please respect copyright.PENANAfKRY9nZcyO
Setelah puas menyiram rahim Ustadza Dwi, Pak Imbron mencabut kontolnya. Dan tampak lelehan sperma Pak Imbron jatuh keatas tempat tidur Ustadza Dwi. Sementara tubuh Ustadza Dwi terkulai lemas diatas tempat tidurnya. Wajahnya terlihat begitu puas dengan bibir tersenyum.27891Please respect copyright.PENANA8SmW5NvvIP
27891Please respect copyright.PENANAmwsIdN8wXO
Pak Imbron segera turun dari tempat tidur Ustadza Dwi yang berantakan. Ia mengenakan kembali celananya, dan duduk di tepian tempat tidur Ustadza Dwi.27891Please respect copyright.PENANA061ZYqQNXY
27891Please respect copyright.PENANAnDq1lXcxLp
"Maafkan saya Ustadza!" Lirih Pak Imbron.27891Please respect copyright.PENANAReOxJ8evYV
27891Please respect copyright.PENANAFwdzJHHwD6
Ustadza Dwi hanya diam tidak menanggapi permohonan maaf dari Pak Imbron.27891Please respect copyright.PENANAXkhOIRuMn7
27891Please respect copyright.PENANA9smJavSqIA
Setelah menghabiskan rokok sebatang, Pak Imbron segera meninggalkan Ustadza Dwi yang masih terlihat berantakan dengan sperma Pak Imbron yang terlihat mulai mengering. Tidak ada penyesalan sama sekali di hati Ustadza Dwi, bahkan ia ingin kembali mengulanginya.27891Please respect copyright.PENANAbRvVKZ8WkD
27891Please respect copyright.PENANAWl4UR6gSPm
*****27891Please respect copyright.PENANA2WziLCMGyd
27891Please respect copyright.PENANAGGSnd6ADNy
Pulang sekolah.27891Please respect copyright.PENANAIeACcjo1L3
27891Please respect copyright.PENANAFn0ED4Hf7O
"Mana duit loh?"27891Please respect copyright.PENANA6bsN0enK9V
27891Please respect copyright.PENANA49czJq429E
Dengan tangan gemetar Azril merogoh kantong celananya, ia hendak memberikan uang lima ribu kepada mereka. Tapi tiba-tiba pemuda tersebut mengambil semua uang Azril. "Eh... Jangan semua dong." Protes Azril.27891Please respect copyright.PENANANC2PKo7GFG
27891Please respect copyright.PENANA3GlGvuxpG1
Mata Juned memicing. "Berani loh sama kita." Ancam Juned dengan mata melotot.27891Please respect copyright.PENANALOAUDbB3HY
27891Please respect copyright.PENANAprXbVUvcbu
"Kayaknya perlu di hajar ni anak." Ujar Roby.27891Please respect copyright.PENANAVo0Ov67DuI
27891Please respect copyright.PENANARmDx6b0UYa
Pemuda itu menarik kerah baju Azril, reflek Azril menangkup tangannya di dada. "A-ampun Rob, sudah ambil aja semuanya." Mohon Azril ketakutan.27891Please respect copyright.PENANAUalOGIOTbA
27891Please respect copyright.PENANAnlMv36E7lz
Bukkk...27891Please respect copyright.PENANA8u6Y7zolNe
27891Please respect copyright.PENANAemo9ctOeSK
Tanpa aba-aba dia memukul wajah Azril hingga lebam. Kemudian ia menekuk lututnya, dan menghajar perut Azril dengan lututnya sembari melepaskan pegangannya sehingga Azril sempoyongan.27891Please respect copyright.PENANAVpWOynJRnU
27891Please respect copyright.PENANAvfuaIpoJSF
Tanpa ampun Juned menerjang wajah Azril hingga terjengkang ke tanah.27891Please respect copyright.PENANA20rsJgMtVo
27891Please respect copyright.PENANAtsCnHXlEUT
"Aduh sakit." Jerit Azril.27891Please respect copyright.PENANAS9L3CUzYj5
27891Please respect copyright.PENANAZblRpysHDo
Robby menarik kembali kerah Azril. "Banyak bacot." Azril memejamkan matanya ketika kepalan tangan Robby hendak kembali memukul wajahnya.27891Please respect copyright.PENANAN3wau3DMBp
27891Please respect copyright.PENANA0kP0o0icoC
Tab...27891Please respect copyright.PENANA3vO88B32Rt
27891Please respect copyright.PENANAorkcD2eh4h
"Auww..." Jerit seseorang sembari meringkuk ke tanah.27891Please respect copyright.PENANA2p66322odH
27891Please respect copyright.PENANAjLSyNWEyPH
Azril sedikit membuka matanya, dan melihat ada sebuah tangan di depan wajahnya. Ia sangat kaget ketika melihat Rayhan berdiri di sampingnya sembari meremas kepalan tangan Robby, hingga Robby mengerang kesakitan.27891Please respect copyright.PENANAIS1Iv0pwrP
27891Please respect copyright.PENANAouoCSpuCAo
"Jangan ganggu sohib gue." Ucap Rayhan pelan.27891Please respect copyright.PENANAaubSt757c3
27891Please respect copyright.PENANA3DgnUxTqtF
Juned yang berdiri tak jauh dari Robby terlihat shok melihat tangkapan tangan Roby yang hampir mengenai wajah dari anak pemimpin ponpes Al-tauhid.27891Please respect copyright.PENANA5pgVxPiVe3
27891Please respect copyright.PENANAEvAeF3LOM3
Dengan tendangan udara Juned hendak mengincar wajah Rayhan. Buuuuk... Kaki Juned tepat mengenai wajah Rayhan, tapi Rayhan terlihat biasa-biasa saja, walaupun wajahnya sempat terhentak kesamping. Tubuh Juned gemetaran melihat Rayhan yang tengah tersenyum kearahnya. Dengan menggunakan lengannya Rayhan mendorong kaki Juned dari wajahnya.27891Please respect copyright.PENANAtKDPIXWwBc
27891Please respect copyright.PENANAJRHilZY9Pv
"Pergilah... Atau?"27891Please respect copyright.PENANAE6G588IONw
27891Please respect copyright.PENANAsiUmk3qyJU
"Bangsaaaaat!" Pekik Robby yang kesal. Kepalan tangan kirinya terarah ke dada Rayhan.27891Please respect copyright.PENANAWzhKjjqD2m
27891Please respect copyright.PENANAnhRPhPCu79
Sebelum pukulan Robby mengenai dada Rayhan, siku Rayhan lebih dulu menghantam wajah Robby. Buuuuk... tubuh Robby terjengkang kebelakang dengan wajah memar, ia langsung jatuh pingsan.27891Please respect copyright.PENANAy1azLqIts2
27891Please respect copyright.PENANAANCY1wgkfY
Kemudian dengan cepat kilat, Rayhan melancarkan dua kali pukulan kearah wajah Juned yang langsung terhuyung kebelakang hingga punggungnya menabrak tembok bangunan asrama.27891Please respect copyright.PENANAaaaWOpBmCm
27891Please respect copyright.PENANA0veZWtoHKX
"Anjiiiing sakit!" Jerit Juned sembari memegangi wajahnya.27891Please respect copyright.PENANAVQxmsrY6gA
27891Please respect copyright.PENANA8Z509xVTYF
Rayhan belum selesai, ia mecekik leher Juned hingga pemuda itu kesulitan bernafas.27891Please respect copyright.PENANAasVoAeW1gn
27891Please respect copyright.PENANAIt2eUHPE9y
Buukk... Buuuk...27891Please respect copyright.PENANAEtmt7CPl7d
27891Please respect copyright.PENANADUna45t9xK
"Hoeegh... Hoeegh..." Erang Juned.27891Please respect copyright.PENANAQtjJqQR6dh
27891Please respect copyright.PENANAxDL6Acm3mV
Dua pukulan lagi kearah perut Juned hingga mengenai ulu hatinya. Matanya memerah karena sempat tidak bisa bernafas setelah menerima pukulan Rayhan di perutnya yang terasa sangat menyakitkan.27891Please respect copyright.PENANAQUD3alzsth
27891Please respect copyright.PENANAGOk3qcrVZE
"Ini peringatan terakhir. Bawak teman Lo pergi dari sini, dan jangan pernah ganggu sohib gue lagi." Geram Rayhan dengan tatapan tajam.27891Please respect copyright.PENANAo39lFt59e0
27891Please respect copyright.PENANAwH6llIZ05y
"I-iya Ray!" Jawab Juned gemetar.27891Please respect copyright.PENANAyx8d1e6oVR
27891Please respect copyright.PENANAxvUa6Rgv6W
Rayhan segera melepas cengkeramannya dan mengajak Azril untuk segera pulang. Di samping Rayhan, Azril lebih banyak diam. Ia tidak menyangkah kalau Rayhan akan senekat itu melawan dua orang sekaligus.27891Please respect copyright.PENANAxOZDX7OeE5
27891Please respect copyright.PENANAhFN0yGVYpQ
Sadar kalau sedang di perhatikan, Rayhan menoleh kearah Azril yang tergagap.27891Please respect copyright.PENANA1fSbnE2BDw
27891Please respect copyright.PENANAl0tdmhRx92
"Lo kenapa?"27891Please respect copyright.PENANAdTjyHJWIgJ
27891Please respect copyright.PENANAQLL3JRMiIA
Azril menggaruk-garuk kepala. "Ngeri juga Lo, tapi terimakasih ya sudah nolongin gue." Ujar Azril memaksa untuk tersenyum di hadapan Rayhan.27891Please respect copyright.PENANAykvDldtl8I
27891Please respect copyright.PENANAUwVKt3lvwn
"Santai aja, itulah gunanya sahabat."27891Please respect copyright.PENANA8P7tDZlQF7
27891Please respect copyright.PENANAQectBzJmxN
"Gue senang bisa punya sahabat kayak Lo." Azril merangkul pundak Rayhan. "Sumpah gue puas banget lihat mereka Lo hajar, soalnya sudah satu semester ini gue di palakin Mulu sama mereka." Wajah Azril mendadak murung sembari memukul telapak tangannya sendiri.27891Please respect copyright.PENANAnhgz8TIHzt
27891Please respect copyright.PENANA3o3cnSKpDW
Rayhan menggelengkan kepalanya. "Kenapa gak Lo lawan?" Kesal Rayhan. Ia tidak bisa terima kalau ada sahabatnya yang di aniaya.27891Please respect copyright.PENANAVWRszQcDVa
27891Please respect copyright.PENANAK4vv7VSuhH
"Gue gak sekuat Lo Ray."27891Please respect copyright.PENANA44AJFwotDc
27891Please respect copyright.PENANAfciP7kIqNz
"Sama-sama makan nasi ini, apa yang perlu di takutkan. Lain kali kalau mereka masih gangguin elo, kasih tau gue, bakalan gue habisin mereka semua." Geram Rayhan, entah kenapa Rayhan merasa menyesal karena melepaskan mereka, seharusnya ia memberi pelajaran untuk mereka lebih dari itu atas perlakuan mereka kepada Azril.27891Please respect copyright.PENANA6Ujg3ztgTO
27891Please respect copyright.PENANAhycgu5lu7i
"Terimakasih Ray, Lo memang sahabat terbaik gue."27891Please respect copyright.PENANAf8J6JkCOtB
27891Please respect copyright.PENANA65nQxFu7WT
"Santai aja." Ujar Rayhan senang melihat sahabatnya senang. "Gue balik dulu." Ujar Rayhan setibanya di persimpangan, Rayhan mengajak tos Azril yang di sambut Azril dengan kepalan tangannya bertemu dengan kepalan tangan Rayhan.27891Please respect copyright.PENANASyCKGZjqIe
27891Please respect copyright.PENANAIVSamK3uC9
*****27891Please respect copyright.PENANABDF3EJEA4Q
27891Please respect copyright.PENANAIrxp2m9C9t
27891Please respect copyright.PENANA4D6kpckoNN
27891Please respect copyright.PENANA9NmvF2puvA
27891Please respect copyright.PENANAcj4dIKsklr
27891Please respect copyright.PENANAaYRInQ68pR
Rayhan tidak langsung menuju rumahnya, melainkan ke rumah Ustadza Dewi. Rasanya sudah lama sekali ia tidak berbagi kehangatan bersama Ustadza Dewi. Terakhir ia bertemu ketika Ustadza Dewi menjenguknya yang sedang sakit. Dan itupun mereka tidak bisa saling mengumbar syahwat.27891Please respect copyright.PENANAZRQWbso1Xv
27891Please respect copyright.PENANAHrmyYyMTLs
Setibanya di rumah Ustadza Dewi, ia langsung di sambut pelukan hangat oleh Ustadza Dewi.27891Please respect copyright.PENANAIVpsyurrc8
27891Please respect copyright.PENANAFZvWwyjrTu
Mereka berciuman sangat panas melepas rindu yang membuncah di hati mereka. Sembari melumat bibir merah Ustadza Dewi, telapak tangan Rayhan bergerilya diatas payudara Ustadza Dewi yang di bungkus oleh kaos berwarna cream lengan panjang.27891Please respect copyright.PENANAr4BHyTfX4m
27891Please respect copyright.PENANAnzrc5TvZEv
"Ustadza kangen kamu Ray!" Bisik Ustadza Dewi.27891Please respect copyright.PENANA2EApWjtD40
27891Please respect copyright.PENANA5uHztdZo3D
Kedua tangan Rayhan melelas kaos yang yang di kenakan Ustadza Dewi, lalu di susul dengan melepas branya. "Sama Ustadza, aku juga kangen Ustadza, kangen tetek dan memek Ustadza." Goda Rayhan, sembari melahap payudara Ustadza Dewi.27891Please respect copyright.PENANAXFkewIWK4r
27891Please respect copyright.PENANAuCqDLHFPQt
"Oughkk Ray! Lepaskan kerinduanmu sayang." Desah Ustadza Dewi sembari mendekap kepala Rayhan.27891Please respect copyright.PENANAcqs1UYXyIF
27891Please respect copyright.PENANAY5Oui6u24o
Kemudian Rayhan mendudukan Ustadza Dewi diatas sofa, sembari mencumbu kedua pasang payudara kembar milik Ustadza Dewi, setelah puas mengulum payudara Ustadza Dewi, Rayhan kembali memanggut bibir Ustadza Dewi, sementara tangannya merogoh ke dalam celana training yang di kenakan Ustadza Dewi.27891Please respect copyright.PENANA1GVKBegE0c
27891Please respect copyright.PENANAKBQUCo0ChU
"Ray... Ehmmpsss..." Desah Ustadza Dewi.27891Please respect copyright.PENANA5GRIgIMNrA
27891Please respect copyright.PENANALcB2Co41kj
Kedua jari Rayhan menggosok-gosok clitoris Ustadza Dewi, membuat memek Ustadza Dewi semakin basah.27891Please respect copyright.PENANAoVXWDTPl1R
27891Please respect copyright.PENANA9dGvozXgEm
Rayhan melepas pagutannya dan berlutut di hadapan Ustadza Dewi. Kedua tangan Rayhan menarik celana training sekaligus celana dalam yang di kenakan Ustadza Dewi dengan perlahan. Reflek Ustadza Dewi mengangkang kan kakinya di hadapan Rayhan sembari membuka cela bibir memeknya.27891Please respect copyright.PENANAzmSlAWEVrc
27891Please respect copyright.PENANAHTmfczqGxq
Sruuupss... Sruuupss... Sruuupss... Sruuupss... Sruuupss... Sruuupss... Sruuupss....27891Please respect copyright.PENANAwtMTnSXLSL
27891Please respect copyright.PENANAy4wi9fmiz7
Rayhan membenamkan wajahnya di selangkangan Ustadza Dewi, menjilati memek Ustadza Dewi. Tubuh sang Ustadza menegang sembari mendekap kepala Rayhan.27891Please respect copyright.PENANALGm4rgIn8v
27891Please respect copyright.PENANAkTCWPCaVwN
Lidah Rayhan menusuk masuk ke dalam lobang memek Ustadza Dewi, mengocok lobang memek Ustadza Dewi dengan lidahnya. Sementara jari telunjuk Rayhan mencolok lobang anus Ustadza Dewi dengan muda.27891Please respect copyright.PENANAvF4hlJ1XQe
27891Please respect copyright.PENANAFD4GAqO2d4
"Oughkk... Ray! Aaaahkk... Ustadza dapat... Aaaahkk..." Desahnya panjang, sembari menyambut orgasme pertamanya dari Rayhan.27891Please respect copyright.PENANA36yh2j3W5O
27891Please respect copyright.PENANARhgmemS6CH
Setelah menyapu bersih lendir memek Ustadza Dewi, Rayhan menanggalkan celananya. Kemudian ia menindih Ustadza Dewi yang tengah duduk bersandar di sofa rumahnya. Dengan perlahan kontol Rayhan menembus lobang memek Ustadza Dewi yang terasa licin karena lendir cintanya.27891Please respect copyright.PENANAMnx67qBQDo
27891Please respect copyright.PENANAqMd5rE9fLA
Dengan intonasi perlahan, Rayhan menggerakan pinggulnya maju mundur menyodok memek Ustadza Dewi yang tengah meremas-remas payudaranya sendiri.27891Please respect copyright.PENANAkhnDFBcyqG
27891Please respect copyright.PENANAYKdRVirs12
"Terus Ray! Aaaahkk... Enak." Erang Ustadza Dewi.27891Please respect copyright.PENANAPE8tOnUIOz
27891Please respect copyright.PENANAoNVXqg74qT
Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk...27891Please respect copyright.PENANANVxgTr8SKF
27891Please respect copyright.PENANAofraNqAnm6
Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk...27891Please respect copyright.PENANApMUkXg0dTM
27891Please respect copyright.PENANAFv27qJGOWA
Kedua telapak tangan Rayhan mengangkat kedua lutut Ustadza Dewi hingga makin terkangkang. "Memek Ustadza nikmat sekali! Aahkk... Rasanya legit Ustadza." Desah Rayhan, yang semakin mempercepat tempo permainannya.27891Please respect copyright.PENANACQ5rwDJq6y
27891Please respect copyright.PENANAX3dDuSx6ou
"Enak banget Ray! Ouhk... Kontol kamu masuk semua, memek Ustadza jadi penuh." Racau Ustadza Dewi.27891Please respect copyright.PENANA1U4WdkjTfO
27891Please respect copyright.PENANAa3MYE2IOOe
Rayhan membelai wajah Ustadza Dewi, menyentuh bibir merahnya dan memasukan jarinya ke dalam mulut Ustadza Dewi yang di sambut dengan hisapan oleh Ustadza Dewi.27891Please respect copyright.PENANA2USZm7Fo4T
27891Please respect copyright.PENANAZgYvc8E5L8
Tubuh Ustadza Dewi kembali melejang-lejang ketika ia kembali orgasme. Rayhan mencabut kontolnya, kemudian ia mengarahkan kontolnya diatas payudaranya yang membusung besar. Rayhan mengocok kontolnya, dan beberapa detik kemudian wajah Rayhan mengeras dengan nafas memburu.27891Please respect copyright.PENANAT3aD66xo3n
27891Please respect copyright.PENANAWqztmNM4pp
"Oughkk..."27891Please respect copyright.PENANADrZJXx5Pjg
27891Please respect copyright.PENANA4eIBEBS9gZ
Croooottss... Croooottss... Croooottss... Croooottss... Croooottss... Croooottss...27891Please respect copyright.PENANAzOLwwMQuph
27891Please respect copyright.PENANAib5RSG5ntG
Rayhan menumpahkan spermanya diatas payudara Ustadza Dewi. Setelah tidak ada lagi sperma yang keluar, Ustadza Dewi melahap kontol Rayhan hingga bersih.27891Please respect copyright.PENANAr71MBnSfke
27891Please respect copyright.PENANACUr9fugZAI
"Terimakasih Ustadza!" Bisik Rayhan sembari mengecup kening Ustadza Dewi.27891Please respect copyright.PENANAKpkdXZgCYc
27891Please respect copyright.PENANAgfOiW1CUXp
Ustadza Dewi tersenyum tipis. "Sama-sama sayang." Jawab Ustadza Dewi, sembari membelai perut kotak-kotak milik Rayhan yang terasa keras.27891Please respect copyright.PENANAUNJHFP26O0
27891Please respect copyright.PENANABg6LMYNHb5
Masih tanpa mengenakan celana Rayhan duduk di samping Ustadza Dewi. Reflek Ustadza Dewi memeluk pinggang Rayhan sembari membenamkan wajahnya di dada bidang Rayhan sembari menikmati aroma keringat Rayhan yang memabukkan Indra penciumannya.27891Please respect copyright.PENANAtoknHv6nDk
27891Please respect copyright.PENANAFK1lNwEtOz
Tangan Rayhan membelai kepala Ustadz Dewi sembari sesekali mengecup kening Ustadza Dewi.27891Please respect copyright.PENANAOoZa4kMnVc
27891Please respect copyright.PENANAXVQqRgi3I7
"Gimana kabar kamu Nak? Maaf Ustadza baru tanya sekarang?" Ujar Ustadza Dewi. Rayhan meraih dagu Ustadza Dewi sembari mengecup lembut bibir Ustadza Dewi.27891Please respect copyright.PENANAmiVbFoJG3m
27891Please respect copyright.PENANALOQfY96IM0
Ustadza Dewi memejamkan matanya, membiarkan muridnya menikmati bibir merahnya.27891Please respect copyright.PENANANgqoCMGSVv
27891Please respect copyright.PENANAdwTF5eHwIc
"Kabar saya sangat baik, apa lagi kalau sudah ketemu Ustadza!" Goda Rayhan, tangannya membelai payudara Ustadza Dewi, memelintir putingnya.27891Please respect copyright.PENANAdrBk2rFbsu
27891Please respect copyright.PENANApEKhMgMhxM
"Ughkk... Kamu bikin Ustadza gatal sayang."27891Please respect copyright.PENANAh3VewNcPLN
27891Please respect copyright.PENANAVubYOq2SHJ
Rayhan mengecup pipi Ustadza Dewi. "Apa yang gatal Ustadzah?" Wajah Ustadza Dewi bersemu merah mendengar pertanyaan Rayhan.27891Please respect copyright.PENANAcPVwY8Tkg3
27891Please respect copyright.PENANACehDMr44jy
"Memek!"27891Please respect copyright.PENANADkAyHkglrd
27891Please respect copyright.PENANAGvkkTuc5pS
"Apa? Saya gak dengar." Tangannya turun kebawah membelai rambut kemaluan Ustadza Dewi. Jari telunjuknya membelai clitoris Ustadza Dewi.27891Please respect copyright.PENANAxneznz2Mgs
27891Please respect copyright.PENANAJi9NXcHLLu
Tangan Ustadza Dewi membelai kontol Rayhan. "Kamu bikin Ustadza gemas sayang." Jemari lembut Ustadza Dewi membelai kepala kontol Rayhan. "Memek Ustadza gatal banget, pengen di garuk-garuk sama kontol kamu." Desah Ustadza Dewi di dekat telinga Rayhan.27891Please respect copyright.PENANANCZN7Dn2IN
27891Please respect copyright.PENANAjWCGFChdk8
"Tapi sayakan murid Ustadza?"27891Please respect copyright.PENANAKcMPhvtmiL
27891Please respect copyright.PENANAdZEJbKCdCK
"Bagaimana caranya agar status kita bisa berubah sayang?" Tanya Ustadza Dewi, ia sudah kembali bergairah dan ingin cepat merasakan kontol Rayhan di dalam memeknya.27891Please respect copyright.PENANApoI3nPcJVA
27891Please respect copyright.PENANA6yYrqqUeBH
"Ada satu cara Ustadza?"27891Please respect copyright.PENANARmS7lncSXl
27891Please respect copyright.PENANATAuijHFMwV
"Apa?"27891Please respect copyright.PENANAY90QOa8tM8
27891Please respect copyright.PENANArOwcR4MQl0
Rayhan tidak langsung menjawab, dia membelai bibir memek Ustadza Dewi, lalu memasukan kedua jarinya ke dalam memek Ustadza Dewi. "Ustadza jadi budak saya! Dengan begitu kita bisa bebas ngentot kapanpun Ustadza mau." Bisik Rayhan, membuat punggung Ustadza Dewi merinding.27891Please respect copyright.PENANAUqAVN7tqO5
27891Please respect copyright.PENANAkunRPB0xzk
"A-akuu mau sayang." Jawab Ustadza Dewi terbata-bata.27891Please respect copyright.PENANAt9K4ZPlUzv
27891Please respect copyright.PENANAJ730zllgqF
Rayhan tersenyum kemudian ia merogoh saku celananya sembari mengambil uang kertas dua ribuan. "Ini mahar untuk Ustadza." Ujar Rayhan menyerahkan uang dua ribu kepada Ustadza Dewi.27891Please respect copyright.PENANATk3BirAOW8
27891Please respect copyright.PENANA10HIZe2C1g
"Terimakasih sayang."27891Please respect copyright.PENANAocvPTtl9KE
27891Please respect copyright.PENANARlYSOquM30
"Sebagai bentuk kepatuhan Ustadza kepada saya, Ustadza harus bersedia saya tato." Rayhan mengeluarkan alat tato di dalam tasnya.27891Please respect copyright.PENANAlSe2MVjCt7
27891Please respect copyright.PENANAQSpBTZmQaj
Ustadza Dewi terlihat sangat terkejut dengan keinginan Rayhan yang ingin mentato tubuhnya. Sedikitpun tidak terbesit di benak Ustadza Dewi untuk mentato sebagian tubuhnya. Selain karena ia tidak suka tato, Ustadza Dewi juga merasa tato tidak mencerminkan dirinya sebagai Ustadza.27891Please respect copyright.PENANApLPko57qt6
27891Please respect copyright.PENANAaCpZZGkFiX
Tapi yang meminta kali ini adalah Rayhan, murid sekaligus Tuannya yang harus ia patuhi.27891Please respect copyright.PENANAl2YsWjtkHu
27891Please respect copyright.PENANAONakMjY5JR
"Kita ke kamar Ustadza sekarang." Ajak Rayhan.27891Please respect copyright.PENANAVHCEgmlTsy
27891Please respect copyright.PENANAAsYRDlLOxI
Walaupun ia ragu tapi Ustadza Dewi menurut saja ketika di ajak ke kamarnya. Ia seakan terhipnotis oleh karisma yang di miliki Rayhan. "Ray...." Lirih Ustadza Dewi.27891Please respect copyright.PENANAgooZjrHmez
27891Please respect copyright.PENANAynWqwfpzF9
"Panggil saya Tuan."27891Please respect copyright.PENANA7mHIlIUl4I
27891Please respect copyright.PENANA0zT0bIUYy6
Ustadza Dewi tampak terkejut ketika mendengar ucapan Rayhan. Walaupun Rayhan mengatakannya dengan pelan, tapi ia merasa kalau ucapan Rayhan sungguh-sungguh. Sikap Rayhan yang lembut tapi tegas membuat Ustadza Dewi semakin menaruh respek terhadap Rayhan.27891Please respect copyright.PENANAN0xCKttf74
27891Please respect copyright.PENANAXYJlDeikZJ
"Iya Tuan Ray!" Ujar Ustadza Dewi patuh.27891Please respect copyright.PENANAEjGbMsK7G1
27891Please respect copyright.PENANAWXA6UTbDnP
Rayhan tersenyum lalu menyuruhnya untuk berbaring diatas tempat tidur dengan posisi telungkup. Kemudian Rayhan mencolokkan mesin tato miliknya. Setelah mesin tato di isi tinta berwarna hitam, Rayhan mulai menggambar sebuah kupu-kupu di atas pinggul Ustadza Dewi.27891Please respect copyright.PENANAGNfFQRYOcQ
27891Please respect copyright.PENANAFhvtWYlQJ1
Beberapa kali Ustadza Dewi meringis, ketika mesin tato milik Rayhan menusuk kulitnya. Setelah kerangka tato kupu-kupu selesai di buat, Rayhan mengganti tinta tato berwarna merah terang, dan mewarnai gambar kupu-kupu yang baru saja ia buat. Selama proses pembuatan tato, berulang kali Ustadza Dewi menjerit kesakitan.27891Please respect copyright.PENANAiHGOZFUC9V
27891Please respect copyright.PENANA5JJgdzq0g8
Setelah hampir satu jam, barulah proses pembuatan tato milik Ustadza Dewi selesai.27891Please respect copyright.PENANAyEaEvyjymr
27891Please respect copyright.PENANABQqhs8wL4D
Rayhan tersenyum melihat hasil karya yang baru ia buat. Diatas gambar kupu-kupu terdapat tulisan lonte berwarna hitam, dan di bawah gambar tersebut terdapat tanda tangan Rayhan, sebagai bentuk penegasan kalau Ustadza Dewi telah resmi menjadi budak seks miliknya.27891Please respect copyright.PENANAF9f3yFNfva
27891Please respect copyright.PENANA3FWb4NAE0k
"Indah sekali Ustadza." Bisik Rayhan.27891Please respect copyright.PENANA7oUAN3pjiX
27891Please respect copyright.PENANAzMCg5SRlQp
Ustadza Dewi bangkit dari tempat tidur, lalu dia membelakangi kaca besar yang ada di kamarnya. Ia menatap takjub kearah tato yang baru saja di buat oleh Rayhan.27891Please respect copyright.PENANAdbyT4So1JN
27891Please respect copyright.PENANArsOWmaX5UQ
Setelah merapikan alat tatonya, Rayhan menghampiri Ustadza Dewi, dia memeluk erat tubuh Ustadza Dewi sembari melumat bibir budak sex barunya. Lidahnya bergerilya di dalam mulut Ustadza Dewi, sementara tangannya membelai tato Ustadza Dewi hingga meringis menahan pedih.27891Please respect copyright.PENANAXaXU3HC1ml
27891Please respect copyright.PENANADC6DZgePVZ
"Berbalik Ustadza!" Perintah Rayhan.27891Please respect copyright.PENANAEdv43DTn7S
27891Please respect copyright.PENANAYjuOuftGvV
Ustadza Dewi memutar tubuhnya sembari menungging di hadapan Rayhan. "Masukan sekarang Tuan! Hamba sudah siap untuk di nikmati." Manja Ustadza Dewi, sembari membuka lipatan memeknya.27891Please respect copyright.PENANAvviuhPGkPF
27891Please respect copyright.PENANAVsfMZVH26W
"Ahkkk... Lonte!" Desah Rayhan.27891Please respect copyright.PENANARZ6NWqaa4Z
27891Please respect copyright.PENANAT7eTQNnUQA
Kontol Rayhan perlahan menjelajahi lobang memek Ustadza Dewi yang terasa seret.27891Please respect copyright.PENANARBZx7irtVS
27891Please respect copyright.PENANAnnHFc710sA
Dengan gerakan pelan Rayhan kembali menyodok-nyodok memek Ustadza Dewi. Tangannya mencengkram payudara Ustadza Dewi. Perlakuan lembut Rayhan, membuat Ustadza Dewi merinding keenakan.27891Please respect copyright.PENANANpNudI7H8Q
27891Please respect copyright.PENANATponYNGqSB
Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk...27891Please respect copyright.PENANAq4jS7Tn2M0
27891Please respect copyright.PENANAedDpIsCL5B
Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk...27891Please respect copyright.PENANA4fgj8rbGNn
27891Please respect copyright.PENANAjAPv7zRfJ5
Tubuh kekar Rayhan menyentak-nyentak kedepan dengan ritme perlahan. Plaaakk... Plaaakk... Plaaakk... Rayhan menampar berulang kali pantat Ustadza Dewi hingga bergetar dan memerah.27891Please respect copyright.PENANAlOMa9j4Hx0
27891Please respect copyright.PENANAo5Gk9hq0b2
Kemudian Rayhan memutar tubuh Ustadza Dewi menghadap kearah dirinya. Kembali Rayhan membenamkan kontolnya. Setelah beberapa menit, Rayhan merasa ingin keluar.27891Please respect copyright.PENANAmP4zijXIuG
27891Please respect copyright.PENANA07oKbh59gM
"Saya keluaaar Ustadza."27891Please respect copyright.PENANAPR9n9uZWMT
27891Please respect copyright.PENANArgK5C9094u
"Saya juga tuan..." Jerit Ustadza Dewi.27891Please respect copyright.PENANAUUe0Ak6PA2
27891Please respect copyright.PENANAX8GND75Re9
Sembari berpelukan mereka menuntaskan hasrat syahwat mereka secara bersamaan.27891Please respect copyright.PENANAnFvnCeKj4H
27891Please respect copyright.PENANAAAxIw3ZW3v
*****27891Please respect copyright.PENANAAs4LqvnRVC
27891Please respect copyright.PENANAggZ1MnYUpI
27891Please respect copyright.PENANAukGpmkg0MK
27891Please respect copyright.PENANAUQ9FD0TPux
27891Please respect copyright.PENANAA6szgFqPV7
27891Please respect copyright.PENANAz0nCr9Vagu
27891Please respect copyright.PENANAPP6MwIKv83
27891Please respect copyright.PENANAqGZkFnegWV
"Astaghfirullah Azril."27891Please respect copyright.PENANAw2IHuUkLku
27891Please respect copyright.PENANASFTbNyl7v8
"Eh, Umi." Azril nyengir kuda sembari menggaruk-garuk kepalanya.27891Please respect copyright.PENANArPfMdfQMQD
27891Please respect copyright.PENANA7KrUBexBzl
Ustadza Laras mendesah pelan sembari menghampiri putranya yang pulang dalam keadaan berantakan. "Duduk sini." Suruhnya, meminta Azril duduk di sofa, di samping dirinya. Dengan patuh Azril duduk di samping Ibunya.27891Please respect copyright.PENANAp4jOy8smYs
27891Please respect copyright.PENANAyxOof6t8hz
Ia memegangi wajah putranya yang tampak memerah, dan mata kiri Azril sedikit bengkak. Terakhir kali ia melihat Azril bonyok seperti saat ini ialah dua bulan yang lalu, dan kali ini kembali terulang lagi. Sebagai seorang Ibu tentu saja ia merasa sangat khawatir.27891Please respect copyright.PENANA2p2VyHpXg1
27891Please respect copyright.PENANA3u3wSrRDTB
Setelah memeriksa luka di wajah Azril, Laras berlalu ke kamarnya untuk mengambil kotak p3k, dan air hangat untuk mengompres luka Azril.27891Please respect copyright.PENANAps38vgyKts
27891Please respect copyright.PENANAaOr3gViC9M
"Kamu berantem lagi." Tanya Laras.27891Please respect copyright.PENANAp4JVrkpbGr
27891Please respect copyright.PENANA8LsAfEBM9s
Azril memilih diam, ia tidak tau harus mengatakan apa kepada Ibu tirinya. Ia tidak mungkin berbohong, tapi ia juga tidak berani untuk berkata jujur.27891Please respect copyright.PENANA2hp9ls7TyK
27891Please respect copyright.PENANAYnv7ZDa5TX
Dengan menggunakan kain kasa, Laras mengompres wajah memar Azril membuat pemuda itu meringis kesakitan menahan pedih di wajahnya. "Aduh sakit Mi." Rintih Azril meringis menahan pedih.27891Please respect copyright.PENANASjOQXGB1K8
27891Please respect copyright.PENANAyXJZaPjWqc
"Tahan ya sayang! Sini peluk Umi." Ujar Laras.27891Please respect copyright.PENANAf1gmmIaW9V
27891Please respect copyright.PENANAlX4OXrAFaV
Azril memeluk pinggang Laras, sembari membenamkan wajahnya diatas payudara Ibu tirinya yang terasa empuk. "Maafin Azril ya Mi." Lirih Azril, ia merasa sangat nyaman berada di dalam pelukan Laras, apa lagi ia bisa merasakan tekstur empuk payudara Laras.27891Please respect copyright.PENANAtRQfaWqJps
27891Please respect copyright.PENANA2JkLzOGPER
"Sudah umi katakan berulang kali, jangan berkelahi." Ujar Laras, sembari membersihkan luka di wajah Azril.27891Please respect copyright.PENANAfZbPWAa505
27891Please respect copyright.PENANAa0jHQyC6fD
"Iya Umi."27891Please respect copyright.PENANAkAsZjNtaGy
27891Please respect copyright.PENANAKHY13v8hhs
"Kali ini Umi akan adukan kamu sama Abi." Ancam Laras. Membuat wajah Azril mendadak pucat pasi.27891Please respect copyright.PENANAVsTwXbwL7T
27891Please respect copyright.PENANA4PYSnoXeeo
Dia menatap Ibunya sembari menggelengkan kepalanya. "Ja-jangan Umi. Nanti Abi marah sama Azril." Mohon Azril kepada Ibunya yang baru saja selesai mengompres luka di wajahnya yang memar.27891Please respect copyright.PENANAcocG2MRKOi
27891Please respect copyright.PENANAOHX22N78IJ
"Biar kamu jera." Cetus Laras.27891Please respect copyright.PENANAgO64jS4ymc
27891Please respect copyright.PENANAxqx5mIaY7h
Wajah Azril berubah memelas di hadapan Laras. "Umi tega lihat Azril di pukul Abi?" Melas Azril, dengan tatapan sedih. Bukannya merasa kasihan, Laras malah terlihat gemas melihat tingkah putranya yang begitu inoncent.27891Please respect copyright.PENANApKd8T20Bpi
27891Please respect copyright.PENANAQmZHR4YvRu
"Siapa suruh kamu bandel."27891Please respect copyright.PENANAwOCcYHtnF3
27891Please respect copyright.PENANA3BjKyjMHv5
"Azril janji tidak akan mengulanginya lagi." Azril membentuk huruf V dengan kedua jarinya.27891Please respect copyright.PENANAgckN7vqs3Z
27891Please respect copyright.PENANAop7g3qnQrt
Laras menggelengkan kepalanya. "Kemarin kamu juga bilang begitu! Sudah-sudah sana kamu mandi dulu, habis itu makan bareng Umi." Titah Laras, Azril hanya pasrah menuruti perintah Ibunya. Ia berjalan gontai menuju kamarnya dengan raut wajah yang tidak bersemangat.27891Please respect copyright.PENANAf3Le4lvkpo
27891Please respect copyright.PENANA58kf2yqlF7
Setelah Azril kembali ke kamarnya, Laras merubah ekspresi wajahnya menjadi tersenyum.27891Please respect copyright.PENANA3XSLwTS0tv
27891Please respect copyright.PENANAK8RNTpNmGN
Sebenarnya ia juga tidak ingin mengadukan kelakuanku Azril kepada Suaminya. Tapi Azril memang harus di kasih hukuman agar ia jera dan tidak mengulangi lagi perbuatannya. Laras menyenderkan punggungnya di sofa sembari terus berfikir mencari solusi yang lebih baik dari pada harus mengadukan perbuatan Azril hari ini kepada suaminya.27891Please respect copyright.PENANAGAHw6RW7xB
27891Please respect copyright.PENANAXV4kMo6jJ9
Setelah berfikir cukup lama, akhirnya Laras menemukan solusi yang tepat untuk membuat Azril jera tanpa harus memberi tau kan Suaminya.27891Please respect copyright.PENANAx0wBjKgR1d
27891Please respect copyright.PENANA5lx9p0HnEg
Ia segera menyusul Azril ke kamarnya, tanpa mengetuk pintu Laras membuka kamar Azril. Pemuda berwajah inoncent tersebut tampak kaget melihat Ibunya masuk ke dalam kamarnya.27891Please respect copyright.PENANAsHRGq2QlVS
27891Please respect copyright.PENANAZFxDhSQ25N
"Sini kamu Nak." Panggil Laras.27891Please respect copyright.PENANAbeXCETHfrj
27891Please respect copyright.PENANA1AILV1hOn6
Azril yang mengenakan handuk menghampiri Laras yang tengah duduk di tepian tempat tidurnya. "Ada apa Umi?" Tanya Azril keheranan.27891Please respect copyright.PENANAegvtzZnvk3
27891Please respect copyright.PENANA42lUUY35w8
"Telungkup di pangkuan Umi." Suruh Laras.27891Please respect copyright.PENANALfGBwioSce
27891Please respect copyright.PENANA7O6WKTzBOi
Walaupun ia tidak mengerti tapi Azril tetap menuruti perintah Laras. Ia tidur terlungkup diatas paha Laras.27891Please respect copyright.PENANAmngMyBLxrw
27891Please respect copyright.PENANAV2EAM50Pzq
Laras menarik nafas dalam, ia merasa tak tega untuk melakukannya. Tapi demi kebaikan putranya, ia harus melakukannya. Bukankah lebih baik dirinya yang menghukum Azril dari pada Abinya.27891Please respect copyright.PENANAw5RxJpMRBT
27891Please respect copyright.PENANA5ec4rOkmQ5
Plaaakk...27891Please respect copyright.PENANAafql1YMocL
27891Please respect copyright.PENANAVGffJdjcIE
"Aaauuww..." Jerit Azril.27891Please respect copyright.PENANATCiAVfrc3N
27891Please respect copyright.PENANA2c0xTJvyQx
Sebuah pukulan keras mendarat di pantat Azril, hingga terasa pedih di pantat Azril. Dalam keadaan bingung, berulang kali Laras memukul pantat Azril hingga handuk Azril terlepas dari pinggangnya.27891Please respect copyright.PENANAbyEe9G9sY9
27891Please respect copyright.PENANA5PnYyv2kWL
Laras dapat melihat bekas merah di pantat putranya, tapi itu tidak mengendurkan pukulannya dari pantat putranya.27891Please respect copyright.PENANAx6ohth4Ucu
27891Please respect copyright.PENANA9eBbKi2O7F
"Aduh Umi... Sakit!" Mohon Azril.27891Please respect copyright.PENANA5HOygSYHQE
27891Please respect copyright.PENANA7YBfyvnzjH
Plaaakk... Plaaakk... Plaaakk...27891Please respect copyright.PENANAAG5OWjwhru
27891Please respect copyright.PENANAROLo6RImNZ
"Ini hukuman buat anak Umi yang gak mau nurut apa kata Umi." Ujar Laras.27891Please respect copyright.PENANA9vgoVhkG4L
27891Please respect copyright.PENANAb3MizPJ7if
Plaaakk... Plaaakk... Plaaakk...27891Please respect copyright.PENANAT8Wf5jF69b
27891Please respect copyright.PENANAKvjwxW0MbV
"Auww... Uhkk... Ampun Umi." Mohon Azril.27891Please respect copyright.PENANAA8SuzMModS
27891Please respect copyright.PENANAAD1ibaUEk2
Jeritan manja Azril malah membuat Laras semakin gemas terhadap putranya. Yang awalnya tidak begitu keras, kini ia melakukannya sekuat tenaga seakan ia lupa kalau yang ia pukul saat ini adalah anak kesayangannya.27891Please respect copyright.PENANAXHVrS4Rjbt
27891Please respect copyright.PENANANVwUdLhSmB
Hal yang sama juga di rasakan Azril. Rasa sakit dari pukulan Laras, malah membuat pemuda itu terangsang. Sadar atau tidak kontol Azril kini telah tegang maksimal.27891Please respect copyright.PENANAmpUPCNok4v
27891Please respect copyright.PENANAjg4hAESeOm
Puluhan pukulan di layangkan Laras ke pantat putranya, sampai ia merasa capek sendiri, barulah Laras berhenti memukuli pantat putranya yang kini memar memerah akibat kerasnya pukulan Laras. Tapi anehnya Laras malah tersenyum melihat pantat putih putranya kini berwarna merah.27891Please respect copyright.PENANAq5Qis3HFHe
27891Please respect copyright.PENANAwHEonX9QU6
"Ayo duduk!" Perintah Laras. Ketika Azril hendak kembali memakai handuknya, Laras mencegahnya. "Tidak usah di pakai, toh Umi juga sudah lihat." Ujar Laras sembari memandangi kontol Azril yang tidak berbulu, karena Azril sangat rajin mencukur habis rambut kemaluannya.27891Please respect copyright.PENANAWL80FaqW4n
27891Please respect copyright.PENANA6ahCqwRhYL
Laras tersenyum geli melihat selangkangan putranya. Sudah botak ukuran kontol Azril juga sangat kecil, seukuran jari kelingkingnya, padahal saat ini Azril sudah tegang maksimal.27891Please respect copyright.PENANAAtcE7vRgqA
27891Please respect copyright.PENANAha32coZZkw
"Sakit Mi." Rengek manja Azril.27891Please respect copyright.PENANAk60ceWLyqQ
27891Please respect copyright.PENANAAEJ1MaiOc7
Sanking gemasnya dengan Azril, Laras memeluk putranya yang tengah merengek. "Habis kamu bandel si Dek, makanya Umi pukul." Ujar Laras enteng.27891Please respect copyright.PENANAt18smj2Sty
27891Please respect copyright.PENANAwU4K1FuFf6
"Iya Umi!" Lirih Azril. "Azril sayang Umi." Sambungnya.27891Please respect copyright.PENANAymrs7JASxL
27891Please respect copyright.PENANAQTkVwpOMRB
"Umi juga sayang Azril."27891Please respect copyright.PENANAKm4aY3s9PR
27891Please respect copyright.PENANA3I9DJrGAUa
*****27891Please respect copyright.PENANAxU6Y9rvSPu