Semanggi berdaun empat. Empat makna yang sebenarnya hanya tiga dan satu kesimpulan.
Harapan…
Kepercayaan…
Perhatian…
Bila semuanya terpenuhi maka merujuk pada bagian yang keempat.
Keberuntungan.
Karena itulah, adakalanya dinamai semanggi berdaun empat. Tiga simbol dengan satu kesimpulan.
Biasanya termaktub dalam kisah persahabatan empat serangkai. Keempatnya saling mendukung. Keempatnya selalu bersama. Keempatnya terdiri dari individu sebanyak empat orang.
Satu rencana dibuat dan diselesaikan oleh keempatnya.
Namun apapun itu simbolnya, keabadian tidak dimiliki oleh apapun yang ada di dunia ini.
Karena itu masing – masing dari satu empat serangkai itu punya tujuannya. Tidak peduli itu akan lurus, atau berseberangan dengan ketiga teman yang lainnya. Tidak peduli yang lain, yang bahkan yang lainnya pun juga sama – sama tidak peduli. Satu atau tidak sama sekali.
Satu rencana dibuat dan diselesaikan oleh satu, kedua, ketiga, dan satu yang lainnya lagi, keempat.
Tak ada semanggi berdaun empat lagi
Itulah yang kusadari dari Mlle. Voyles, M. Marsh dan dua korban M. Gill dan Mlle. Howell.
“Eira, apa maksudnya itu?” M. Marsh tampak tidak terlalu percaya.
Sementara Mlle. Voyles mengernyitkan dahinya, sedangkan tangan kanannya menutup mulutnya. Tangan kanannya sedikit bergetaran.
“Ya, Billy!”
Ungkapan Mlle. Voyles setelahnya bak petir menyambar. Ia mengatakan sejelas – jelasnya dan sejujur – jujurnya, bahwa kejadiannya adalah ketika tiga orang, dirinya dengan pasangan M. Gill dan Mlle Howell, sedang di wahana dodgems. Saat itu cukup sepi hingga mereka bisa melakukan berulang – ulang. Saking sepinya sampai wahana itu ditakdirkan seperti seolah gelanggang gladiator bagi tiga orang itu.
M. Gill hanya ikut satu permainan, sedangkan Mlle. Voyles dan Mlle. Howell sampai ke permainan ketiga. Satu kali putaran dodgems selama 10 menit.
Yang terjadi adalah, pada permainan kedua, M. Gill membawa tiga lemon soda, yang satu untuk dirinya sendiri. Kemudian keduanya menenggak sedikit, baik Mlle. Howell maupun Mlle. Voyles.
Setelahnya adalah sama seperti yang kubayangkan. Mlle. Voyles merasa keracunan dan bingung dengan situasi yang terjadi. Itulah semua yang dikatakan Mlle. Voyles.
“Baik Nick atau Alwen, s-saya tidak tahu siapa yang merencanakan ini. Yang j-jelas… tuhan memberikan saya kesadaran u-untuk mengurungkan tekad saya-t-tentang rencana jahat pada Alwen, sungguh!”
“K-kau benar – benar keracunan, Eira!?”
Mlle. Voyles mengangguk kecil. Kedua bola matanya memelas dan berkilauan menatap M. Marsh.
“Bu-bukannya kau bawa penawarnya!?” masih tanya M. Marsh yang semakin lama semakin nadanya khawatir.
“Non, monsieur. Itu karena Mlle. Voyles tidak membawa suntik dan infus,” balasku menimpali agar kekhawatiran dan kebingungan bisa mereda. “Fomepizole bukanlah penawar yang diteguk dengan mulut,”
Melalui Mlle. Rachel Flemming yang baik hatinya dan luas pengetahuannya, meski aku harus berusaha keras menelpon sebanyak lima kali.
Fomepizole, bukan sembarang obat penawar pada umumnya. Fasadnya sekilas saat kupandangi seharusnya benakku menyadarkan ketika Mlle. Voyles bilang ‘meminumnya’ bahwa itu seharusnya bohong. Namun pernyataan Feline yang menjadi titik bulat. Feline benar soal botol kecil itu serupa dengan botol insulin yang dijadikan alat untuk membunuh seseorang di kasus yang lalu. Meskipun yang satu ini agak berbeda.
Itu ternyata lebih repot penerapannya dibanding insulin yang tinggal menginjeksikan suntik pada membrane kulit yang terletak sekitar pinggang. Insulin bahkan mudah diinstrumentasikan tanpa bantuan orang lain.
Berbeda dengan Fomepizole yang masuk lewat cairan infus yang biasanya dimasukkan dengan obat lainnya. Kata Mlle. Flemming, alasan itu sudah tertera pada botol obat penawar Fomepizole yaitu :
‘Must be diluted prior to used.’
Harus diencerkan sebelum digunakan.
Saat kutanyakan padanya seolah pertanyaan iseng seperti ‘Mengapa tidak?’ Mlle. Flemming hanya berceloteh, ‘Kau dapatkan cara terbaik melukai Pembuluh Vena, kurasa?,’
Dengan kata lain, itu dapat membuat tangan bengkak dan sangat tidak direkomendasikan.
Beberapa persiapan lainnya adalah bahwa Fomepizole tidak boleh diinjeksikan dengan jarum suntik polikarbonat atau bahkan yang punya filter polikarbonat sekalipun. Itu karena Fomepizole dapat berinteraksi dengan polikarbonat yang dapat membahayakan.
Dan mungkin…
Bukan karena Mlle. Voyles takut atau tak bisa bicara saat diinterogasi tadi. Atau bahkan ia seolah melindungi seseorang dan menyembunyikan maksud lain walau itu mungkin saja. Tapi yang jelas, sejak mengetahui fakta itu Mlle. Voyles kembali dengan kondisinya yang tidak sehat.
Seolah flashback dari kejadian saat dia muntah dan berakhir di klinik. Kalau mengacu pada keteranganku yang benar, itu berarti Ethylene Glycol dalam tubuh Mlle. Voyles masih ada.
Nafasn Mlle. Voyles terlihat tidak beraturan meski tidak dilibatkan lari sepanjang 2 km dan ruangan ini ber-AC. Roman mukanya tampak sangat letih, sementara bibirnya memucat putih.
Lalu ambruk, sigap tepat berpegangan dengan Constable Hodge.
Constable Hodge segera membawa Mlle. Voyles ke Rumah Sakit untuk dilakukan penyembuhan terhadap racun Ethylene Glycol. Karena hal itu terjadi, maka tidak ada pilihan lain bagi Inspektur Sharp selain keselamatan orang lain. Meskipun, masih terikat dengan kasus ini.
M. Marsh merasa khawatir yang membuat dirinya ingin sekali menjenguk. Awalnya tidak diizinkan, namun ketika aku memberikan keterangan yang cukup lengkap, soal ketidakterlibatan M. Marsh atau istilahnya telah aman dari status tersangka.
Sebenarnya Inspektur Sharp cenderung enggan, namun karena aku bersikukuh dan menunjukkan kartu as yang tersembunyi dalam kantong benak, semuanya berjalan lancar.
Sehingga, menyisakan kami bertiga, antara Aku, Feline dan Inspektur Sharp.
“Heh, saya tidak menduga hal ini-well, terserah. Orang - orang Scotland Yard memang merepotkan sederhananya begitu. Tapi, saya masih tetap punya hak untuk mendapat keterangan kasus ini,”
Tentu tidak ada yang bisa kulakukan selain setuju. Permintaan tidak datang dengan sendirinya, itu harus ditemani kesepakatan.
“Oh sûrement, s'il vous plait! (Oh tentu, silahkan!) Kasus ini telah selesai sebetulnya,”
“Anda bercanda?” Feline dan Inspekture Sharp kompak. Agak canggung ketika mereka berdua saling menatap dan saling menggerak – gerakkan alis karena tidak menyangka hal itu.
“Oh, anda tidak bercanda?” masih tanya Inspektur Sharp yang merasa tidak percaya.
“Anda ingin saya bercanda?”
“Ah, tidak apa. Erhh-ehem!” tambah Inspektur Sharp setelah berdeham. “Mari dengarkan hipotesa anda, m-m-monsieur?”
Kukatakan saja bahwa permasalahan ini sederhana tapi juga kompleks. Bagian terpentingnya, Mlle. Voyles dan M. Marsh tidak melakukan itu.
“Mencurigakan sekali pernyataan itu,”
“Anda harus ingat fakta kematian mereka dulu. Pertama, apa yang menyebabkan M. Gill dan Mlle. Howell meninggal?”
Inspektur Sharp memandang pada kertas hasil forensik tadi.
“Tidak percaya kalau saya harus kembali ke kertas pintar ini,” tambahnya, ”Well, korban pria karena Ethylene Glycol, sementara korban wanita karena Hemlock,”
Aku baru mau melanjutkan pertanyaan, hanya saja Inspektur Sharp mendahuluiku.
“Sebagai jaga – jaga anda tidak bertanya lagi-um…” jelas Inspektur Sharp setelah melirikku sesaat. “Kendatipun demikian racun hemlock ditemukan dari saku blazer korban pria berwarna coklat di dalam botol obat batuk sirup. Racun hemlock terkandung pada kopi yang dibawa korban pria. Sementara Ethylene Glycol dosis mematikan ditemukan pada-uh… panjang sekali….”
Inspektur Sharp memicingkan matanya dan membaca detil itu dengan hati – hati.
“Slushies varian susu dan strawberry serta toping marshmallow, coklat batang, permen, gula kapas, krim dan taburan cocoa. Ethylene Glycol ditemukan di botol kecil Glucagon, yang itu ditemukan di tubuh korban pria dengan dosis yang mematikan. Adapula tanda Ethylene Glycol di tubuh wanita, hanya saja kematian berasal dari Hemlock. Semuanya dalam keadaan tertukar,well?”
“Tolong cek data forensik lagi. Lalu anda tadi juga mendengar fakta bahwa Mlle. Howell tidak suka pahit, sedangkan M. Gill tidak suka manis?”
Inspektur Sharp menghela nafas cukup dalam seolah ia sebal dengan metodeku ini.
“Ya, saya mendengar fakta bahwa Nona Howell tidak suka pahit, sedangkan M. Gill tidak suka manis. Lalu?”
“Tolong cek data forensik itu. Anda juga mengerti dengan fakta bahwa dari forensik, tubuh M. Gill terdeteksi kerusakan paru – paru akibat Pneumonia gejala ringan. Serta kata M. Marsh bahwa M. Gill juga punya Hypoglycemia?”
Ia diam sesaat, sebelum agak meledak karena sebal.
“Ya, saya tahu soal itu! Saya tahu, soal Pneumonia itu dan keduanya saya telah mendengar kebenarannya bahwa Tn. Gill juga punya Hypoglycemia! Tentang apa sih ini!?”
“Tolong cek data forensik anda lagi!”
“Saya sudah cek dan cek! Bukankah sebaiknya anda mulai menjelaskan!?” Inspektur Sharp mulai meninggi dan berdiri.
Namun sebelum pria berdagu pantat yang seolah lebih pintar dan sigap dari kami berbicara lebih lanjut, Feline datang dengan unek – uneknya.
“Um-anu… maaf Inspektur. S-saya tidak bermaksud merendahkan anda, tapi-um… apakah keterangan Tn. Gill punya Hypoglycemia ada di data Forensik?”
“Nona, aku tidak mungkin salah! Semua itu ada di data Foren-“
Seketika ia mengecek kertas itu, aku temukan wajahnya melongo.
“Son of a b*tch!”
Ia hendak tergesa – gesa keluar dari tempat itu dan memerintahkan staff constable lainnya, namun aku menahannya.
“Tetap tenang, butt chin! Itu tidak merubah fakta bahwa kedua orang itu memang tidak melakukan pembunuhan ini,”
Seketika itu kukatakan, Inspektur Sharp yang tadi sempat tenggelam dalam emosi dan terburu – buru, ia mulai mendamaikan dirinya sendiri.
Feline tentunya juga telah belajar banyak. Terutama, betapa rumitnya kasus ini, yang ternyata hanya sederhana.
ns 172.69.7.18da2