Beruntung belum sampai strike ketiga. Kendatipun belum homerun, setidaknya aku telah memukul tiga dari empat bola sebelum mendapatkan sebuah base.
Pukulan pertama adalah berdasarkan informasi yang dilontarkan M. Marsh minimal memberi gambaran positif bahwa dirinya memang dinyatakan tidak bersalah. Pasalnya waktu telah menginjak pukul 04.30 PM, kami telah diberitahu Inspektur Sharp. Tim yang diperintahkan Inspektur Sharp telah menemukan botol rum hitam yang isinya telah dibuang dan menyisakan botolnya saja.
Bagaimanapun juga, terdapat sedikit jejak cairan dalam konten botol itu yang setelah dilakukan tes forensik menghasilkan positif racun hemlock. Pertanda bagus dan masuk akal dari M. Marsh yang telah jujur memberikan keterangan.
Pukulan kedua, adalah bagaimana bisa racun pada korban yang dideteksi bertentangan dengan kesaksian teman korban. Racun hemlock yang ditemukan pada bekas kopi hitam pahit panas ukuran besar yang tumpah milik M. Gill ternyata setelah Inspektur Sharp bertanya tentang kehadiran Rum barangkali M. Marsh berbohong, ternyata memang benar tak ada kandungan Rum yang tercampur.
Sementara slushies varian susu dan strawberry serta toping marshmallow, coklat batang, permen, gula kapas, krim dan taburan cocoa yang telah bercampur Ethylene Glycol di dalamnya.
Mlle. Howell yang tidak suka pahit, justru menurut forensik ditemukan racun hemlock di dalam tubuhnya bersamaan dengan campuran kopi tersebut walaupun juga terdapat juga sebagaian Ethylene Glycol. Sementara M. Gill malah sebaliknya, malah ditambah dengan fakta bahwa dirinya punya pneumonia dan hypoglycemia.
Kedua keterangan itu mempunyai satu fakta yang saling bertolak belakang
Pukulan ketiga telah berlalu setelah aku mengobrol singkat dan padat dengan Mlle. Rachel Flemming melalui ponsel. Aku telah mendapati informasi diantaranya yang paling utama adalah jawaban dari keraguanku terhadap pernyataan Mlle. Voyles. Dia mungkin berhasil mengelabui kami, tapi sandiwara itu tidak akan bertahan lama.
Yang kini menjadikan dasar niatan untuk membuka forum perdiskusian kembali dengan Inspektur Sharp, mengenai bagaimana Mlle. Voyles bisa berkata demikian dengan fakta yang teramat meragukan.
Dengan usaha yang cukup dan segala upayaku yang mengotot, pada akhirnya Inspektur Sharp mau memberikanku kesempatan. Kartu as ku masih tersembunyi dalam saku pikiran, yang pada kenyataannya aku tak perlu melontarkan itu di hadapannya.
Kini kami bertiga dengan Mlle. Voyles yang terajak kembali, berhadapan dengan dua constable, Inspektur Sharp dan satu bawahannnya, di dalam ruangan interogasi monoton. Tembok kotak biru muda, meja persegi panjang, kami bertiga duduk bersebalahan menghadap ke Tuan berdagu pantat. Sementara Mlle. Voyles duduk di sisi kanan meja dalam kondisi terborgol yang tepat di sebelahnya constable Hodge berjaga. Ada pun dua botol penghantar racun yang diambil dari TKP telah berada di atas meja karea aku yang minta.
“Wow, wow, wow, sebentar! Ini cukup banyak hal baru yang bertentangan. Saya menghargai pendapat itu, sir, tapi kalau berbicara ke arah sana, maka ada kalanya anda menyiapkan seluruh script alasan yang berlogika sehingga anda tidak terhitung memberi informasi palsu atau perilaku hingga usaha menyesatkan. Itu hal yang umum, jadi anda jangan kaget. Jadi, sebelum anda menjelaskan lebih lanjut, boleh kita hentikan sampai di sini demi kebaikan anda?” jelasnya dengan nada memperingatkan dan tatapan tajam.
Lihat, aku ini tidak mudah terintimidasi oleh siapapun yang mencoba. Dia berkata begitu seolah – olah aku beropini atau sekedar bicara. Atau, dia hanya tidak tahu dengan siapa berbicara.Walau begitu lagi – lagi hatiku ini memang seluas samudera.
Inspektur Sharp mulai mengambil pulpen dari saku celananya dan mengambil secarik kertas kecil dari buku catatan kecil adalah pertanda ia telah siap menerima keterangan hipotesa yang kukatakan.
“Ahh.. Lebih baik mendengar keterangan daripada menuliskan karya ilmiah di laporan jurnal kasus nanti,” ucap M. Sharp letih dan berpangku pasrah, tak punya pilihan lagi terhadap fakta baru tersebut. Memang sebaiknya begitu.
“Oui d’accord, konservatif itu juga perlu, monsieur,” balasku pada si pria berdagu pantat itu.
Aku mengatakan sebagaimana yang kupikirkan sebelumnya, bahwa Mlle. Voyles memang memasukkan Ethylene Glycol pada salah satu dari dua botol lemon soda yang dibelinya.
Tidak peduli entah Mlle. Howell yang ingin titip dibelikan ataukah Mlle. Voyles yang memang berinisiasi membeli dua untuk diberikan.
“Well, setelah itu kalau tidak salah anda mengatakan membeli dua lemon soda yang salah satunya telah diberi racun dan boleh jadi Nona Howell meminum sebagian sebelum dua botol itu kembali pada tas selempang anda ketika naik dodgems?” Inspektur Sharp berpaling ke arah Mlle. Voyles.
“Y-ya… begitulah,” balas Mlle. Voyles dengan nada lemas dan agak serak.
Inspektur Sharp menambahkan sayangnya tidak ditemukan botol minuman lemon soda yang seharusnya ada di dalam tas selempang putih milik Mlle. Voyles. Mlle. Voyles mengakui bahwa botol minuman lemon soda itu telah ditenggelamkannya.
“Karena itulah kita temukan Mlle. Howell mengalami muntah saat menjenguk Mlle. Voyles, itulah titik pentingnya. Yang boleh jadi itu menjadi alasan mengapa kematian Mlle. Howell selain racun hemlock, juga ditemukan tanda – tanda kerusakan oleh Ethylene Glycol. Kesampingkan soal Ethylene Glycol itu untuk sementara. Inspektur, bukannya anda tadi melontarkan pertanyaan yang Mlle. Voyles belum menjawab dengan benar?”
“Eh? Apa itu pernah terjadi sebelumnya?” Inspektur Sharp mengalihkan pandangannya pada Mlle. Voyles.
Tentu saja, sekali diam, Mlle. Voyles akan tetap diam.
“Ini soal motif. Tentang apa motifnya,”
“S-sudah saya bilang sebelumnya, saya membenci Alwen Howell! Dan karena itu saya berniat membunuhnya dan terjadilah!”
“Lalu untuk apa anda meminum dua botol lemon soda di toilet?”
Semua orang tampak kebingungan. Semua orang, kecuali kami berdua. Antara aku yang telah mengerti sedikitnya tentang kasus ini dan Mlle. Voyles yang tidak mau mengaku.
“Karena saya takut kalau itu mencelakai saya. M-maka dari itu saya bawa Fomepizole, ‘kan!?” Mlle. Voyles semakin naik darah dan frustasi terhadapku.
Aku tahu dirinya sedang menjadi samsak yang aku tidak akan pernah membiarkan itu.
“Meski anda mengakui kalau anda yang membeli dan membawakan dua lemon soda itu setelah salah satunya diberi racun?”
“Itu karena-“
“Anda mengutarakan sesuatu yang kontradiktif. Lihat, bagaimana mungkin itu bisa tertukar sementara sedari awal anda yang beli dan telah memasukkan salah satunya?” jelasku yang menimpali perkataannya. Aku lalu berpaling pada Inspektur Sharp yang kepalanya bersandar pada kedua tangannya yang berdiri dan disatukan di atas meja.
Inspektur Sharp mulai
“Well, sangat cerdik. Itu berarti…”
“Apa sebenarnya Nona Voyles berbohong soal menghapus barang bukti itu serta mengenai Fomepizole itu, Tn. Cake?”
Tidak dan juga iya. Itu karena Mlle. Voyles ingin semua orang berpikir bila apa yang dikatakannya tidak benar, maka apa yang menjelaskan lemon soda itu kini tidak ada di dalam tasnya? Yang secara tidak langsung, Mlle. Voyles bukan malah memberikan kesaksian. Tapi pernyataan yang siapapun itu boleh percaya maupun tidak. Begitulah penjelasanku pada Inspektur Sharp, juga pada Feline yang menanyakan soal itu.
“Toh, tidak ada alasannya juga membawa barang yang telah dicampurkan racun, juga barang sejenis yang menimbulkan kecurigaan. Walaupun, tidak bisa juga Mlle. Voyles dikatakan ke toilet untuk muntah hanya karena membuang barang bukti itu,”
“Kenapa tidak, sir?” M. Marsh membuka mulutnya.
“Karena orang itu merencanakan hal yang sama,”
Tidak hanya dua constable, baik M. Marsh, dan juga Feline, bahkan Mlle. Voyles juga terkejut dengan hal itu.
Apakah itu membunyikan sebuah bell? Yang jelas, kini ekspresi Mlle. Voyles lebih pucat dari biasanya.
Karena mulai terbongkar? Atau racun yang masih bernaung di dalam tubuhnya?
ns 172.70.131.88da2