68904Please respect copyright.PENANAoZeNP7CT5b68904Please respect copyright.PENANAXHLi49NyNU
Liya
68904Please respect copyright.PENANAyr4tAN15Uz
Aku terlonjak kaget dari pelukan Mang Dedi saat mendengar suara ketukan pada pintu kontrakannya. Pintu tersebut di gedor begitu keras, di barengi oleh suara seorang wanita yang terdengar seperti marah-marah dengan bahasa yang sama sekali tidak aku mengerti.68904Please respect copyright.PENANAGn3ADZrrAI
68904Please respect copyright.PENANAmB7wgvxPuu
Segera saja ku tatap wajah Mang Dedi untuk meminta penjelasan. Namun dengan santainya Mang Dedi tersenyum melihatku yang tampak panik duluan.68904Please respect copyright.PENANA3DWVuYib9O
68904Please respect copyright.PENANAym1dFt9XEU
“Udah biarin aja Dek!” ucap Mang Dedi mengencengkan pelukannya.68904Please respect copyright.PENANA821DkNZJp2
68904Please respect copyright.PENANAur7Cr1ZVX2
Tapi suara ketukan di pintu kontrakannya itu terdenger semakin keras, “Capat buka pintunya Dedi!! ato ta langsung dobrek ini!!” teriak suara perempuan itu.68904Please respect copyright.PENANAYXYl7JG4Cg
68904Please respect copyright.PENANAkuXJ0QjXgg
“Marah tuh dia Mas!!” ucapku semakin panik walau tidak mengerti apa yang wanita itu katakan.68904Please respect copyright.PENANAi4zfmOQvBY
68904Please respect copyright.PENANA2Rhr211I5L
Mang lalu Dedi berdecih malas, “Kamu pakai baju dulu aja Dek! Biar aku yang buka pintu” ucapnya melepas pelukan.68904Please respect copyright.PENANAOpdRzsjHEa
68904Please respect copyright.PENANAqQYH89uoVk
“Tapi itu siapa??” tanyaku ikut penasaran.68904Please respect copyright.PENANAq1s7iVHh2N
68904Please respect copyright.PENANAVytE9GcoYd
“Hmm.., Kakak aku paling...,” jawab Mang Dedi begitu santai.68904Please respect copyright.PENANAA4AUgKNu8r
68904Please respect copyright.PENANANYyZnGAGkE
Saat itu juga jantungku serasa mau copot mengetahui kalau ternyata yang menggedor pintu tersebut adalah kakak dari Mang Dedi. Aku kaget dan langsung mencabut batang penis Mang Dedi yang sedari tadi masih tertancap nyaman dalam vaginaku dengan cepat, “Awwh...,” ucapku merasa sedikit ngilu.68904Please respect copyright.PENANAcoI6ApCmpt
68904Please respect copyright.PENANAgq0zJQ6P2o
“Ka—kakak kamu Mas?” sambungku bertanya dengan gugupnya.68904Please respect copyright.PENANAaeMJI1kavK
68904Please respect copyright.PENANApANkxRtVqN
Pikiran dan rasa maluku tiba-tiba muncul saat membayangkan kalau sebentar lagi aku mungkin akan bertemu dengan salah satu anggota keluarga Mang Dedi. Hatiku semakin panik dan perasaanku ikut bingung karena aku tidak tau bagaimana harus bersikap dan memperkenalkan diriku jika seandainya kami bertatap muka.68904Please respect copyright.PENANAfUn374vYJw
68904Please respect copyright.PENANAYPe3jL0VgF
“Hehehee.. gausah salting gitu sayang..” celetuk Mang Dedi terkekeh.68904Please respect copyright.PENANA3Kb7iJsFsn
68904Please respect copyright.PENANAwdojR1QI05
Kupukul bahunya dengan pelan karena dia seperti menganggap remeh situasi seperti ini, “Ih serius Mas!! Aku harus gimana ini Mas??” tanyaku semakin panik.68904Please respect copyright.PENANA4esR24reMt
68904Please respect copyright.PENANAoyhjd64DPl
“Gimana apanya?? kamu tinggal pake bajumu doang sayang.” balas Mang Dedi bangkit dari atas kasur dan memakai celana pendeknya.68904Please respect copyright.PENANATUHPSdghmy
68904Please respect copyright.PENANA6049TVmmTj
“Atau kamu mau tetep begitu aja di depan kakak aku??” goda Mang Dedi tertawa nyeleneh.68904Please respect copyright.PENANADsQljfSSmj
68904Please respect copyright.PENANA8UqFGuqchg
68904Please respect copyright.PENANAHAYa0CleX1
“Dih!! serius Mas!! Nanti kalau kakak Mas liat aku gimana??” tanyaku balik.68904Please respect copyright.PENANAZHTEBj80gF
68904Please respect copyright.PENANANafnz4pr6b
Mang Dedi lalu tersenyum santai ke arahku, “Ya gapapa Dek! kamu kan istri aku..” balasnya tertawa.68904Please respect copyright.PENANAqPQDyN8zU5
68904Please respect copyright.PENANAIkFvNvfHc6
“Emang kakak Mas gak bakal curiga??” tanyaku lagi.68904Please respect copyright.PENANAXIRvYvnyaS
68904Please respect copyright.PENANAcH8bAtHZgg
“Curiga kenapa sih sayang?? udah gede ini kok. Dia pasti ngerti lah” jawab Mang Dedi mengerlingkan matanya. “Udah gapapa.. kamu pake baju aja.” lanjutnya kemudian berlalu ke arah depan.68904Please respect copyright.PENANAANe4HOyqNo
68904Please respect copyright.PENANAbW4Uk7dxBZ
Sambil berjalan Mang Dedi terdengar membalas perkataan kakaknya dengan suara tak kalah tinggi, “Sabar sadiki kwa!! Ada sakit ngana bataria terus” ucapnya dalam bahasa yang ikut tak kumengerti.68904Please respect copyright.PENANAcpzBz2RixT
68904Please respect copyright.PENANAmB2oAyas28
Dengan cepat akupun beranjak dari atas kasur menuju kamar mandi Mang Dedi. Tanpa sadar kusentuh vaginaku dengan tangan sambil menatap nanar wajahku68904Please respect copyright.PENANAKFazM5TMcj
di depan cermin. Gelenyar panas dan ngilu masih amat terasa pada liang yang menerima sodokan penis si tukang sayur langgananku itu. Semuanya terasa seperti candu yang ingin kunikmati lagi, lagi dan lagi.68904Please respect copyright.PENANAhaIBeOqm9W
68904Please respect copyright.PENANAYAMRU75eSC
Dan aku benci itu semua. Benci karena hubungan kita adalah hubungan yang begitu terlarang.68904Please respect copyright.PENANAConWaujuK0
68904Please respect copyright.PENANA4sKGFAbAyH
Bagaimana aku akan menjelaskan kepada kakak Mang Dedi tentang keberadaanku ini?? Bagaimana pula cara aku memperkenalkan diri kalau seandainya dia menanyakan apa hubunganku dengan adiknya?? atau yang lebih parah, bagaimana kalau dia mengetahui apa yang telah kami perbuat barusan??68904Please respect copyright.PENANAC8mLiDLTHa
68904Please respect copyright.PENANAHSl0jg1UKU
Plakk!!68904Please respect copyright.PENANApcKwbVq8fu
68904Please respect copyright.PENANAEbRiri3j1R
Aku menampar pipiku sendiri mencoba meraih kesadaran dari rasa gugup yang menumbuhkan banyak sekali pertanyaan-pertanyaan dalam hatiku. Setelah beberapa saat mengatur nafas, aku lalu merapikan make up wajahku yang sedikit berantakan akibat pergumulanku dengan Mang Dedi barusan, lalu kemudian memakai kembali pakaianku satu persatu dan beranjak keluar dari kamar mandi.68904Please respect copyright.PENANAmu431sC9yE
68904Please respect copyright.PENANAmN7i85AFqu
Begitu aku membuka pintu, telingaku langsung menangkap beberapa suara dari arah depan kontrakan Mang Dedi seperti riuh dengan beberapa orang.68904Please respect copyright.PENANAieFQySX5bR
68904Please respect copyright.PENANAZMz4gPA9L7
"So tau jomblo, pas dapa suruh kaweng ngana nimau" Ucap kakak Mang Dedi dengan logat yang terdengar sangat kental seperti logat dari indonesia timur.68904Please respect copyright.PENANAOha3kfj1lb
68904Please respect copyright.PENANAdKHKZKbOjk
"Serta saki, beking siksa banya orang ngana.." Lanjut kakaknya lagi.68904Please respect copyright.PENANASHgyZFZEnV
68904Please respect copyright.PENANAz1nJmKHWRs
Lalu Mang Dedi terdengar membalas, "Sok tau ngoni samua!! Kita so nda jomblo skarang doe" ucapnya dengan nada tak kalah tinggi.68904Please respect copyright.PENANAFJv1upXbHk
68904Please respect copyright.PENANAGTguDDwllH
"Co mo lia depe foto?" Kata kakak Mang Dedi sekali lagi.68904Please respect copyright.PENANA7j09s9cvwe
68904Please respect copyright.PENANAeWRlZc5LDQ
Karena aku penasaran, akupun melangkahkan kakiku berjalan pelan menuju tempat Mang Dedi berada dengan hati yang berdebar-debar. Aku takut kalau Mang Dedi sedang ada masalah dengan kakaknya sehingga mereka terdengar sedikit agak ribut.68904Please respect copyright.PENANAsy4hlqQJTW
68904Please respect copyright.PENANAFJ2VSoGPbz
"Nda perlu foto, depe orang langsung leh kita se lia" Jawab Mang Dedi yang tiba-tiba saja berjalan muncul di depanku.68904Please respect copyright.PENANAc0dVY3yOnD
68904Please respect copyright.PENANAYazHzIpefQ
Aku panik melihat hal tersebut sedangkan Mang Dedi hanya tersenyum menggenggam tanganku, “Ke—kenapa Mas??” tanyaku bingung.68904Please respect copyright.PENANAG6ApCLBZQt
68904Please respect copyright.PENANA9M2XQV3qy4
Namun Mang Dedi tidak menjawab dan hanya menarik tanganku berjalan mengikutinya ke arah depan, “Ni orangnya!!” ucap Mang Dedi dengan lantang.68904Please respect copyright.PENANAInQoPL00S8
68904Please respect copyright.PENANAeVw15q6hQ2
Aku tersentak ketika melihat kalau ternyata di ruangan itu terdapat tiga orang lagi selain Mang Dedi. Mereka tampak tak kalah kaget pula melihatku tiba-tiba muncul di hadapan mereka. Rasanya kikuk, canggung dan malu saat ketiga orang yang semuanya wanita berbeda usia itu menatapku dengan tatapan tidak percaya.68904Please respect copyright.PENANAgRk0EdMHLl
68904Please respect copyright.PENANAv86NtE3gEF
“Sapa pe anak leh yang ngana di bawa ka rumah?” Tanya wanita paling muda yang ternyata adalah kakak dari Mang Dedi. Kutahu itu dari suaranya yang dari tadi paling sering terdengar.68904Please respect copyright.PENANA1vL5ei7lwq
68904Please respect copyright.PENANA4DD7MYl0om
Kakak Mang Dedi itu terlihat masih sedikit muda dengan kulit yang amat putih, jauh berbeda dari kulitnya Mang Dedi. Rambutnya panjang tidak diikat dan dicat dengan warna ke kuning-kuningan.68904Please respect copyright.PENANAwvZPgOHq3t
68904Please respect copyright.PENANA8nkY7ganlk
“Kita pe cewe nooo!!” balas Mang Dedi mengangkat tanganku.68904Please respect copyright.PENANAqeWVkUv4ZS
68904Please respect copyright.PENANAFtzlDTHG7H
Tiba-tiba aku menjadi kian gugup, walau tidak terlalu mengerti apa yang diucapkan oleh Mang Dedi dan kakaknya itu, namun aku dapat sedikit menerka bahwa aku sedang di perkenalkannya kepada mereka.68904Please respect copyright.PENANAiPUYwc5gJP
68904Please respect copyright.PENANA6iGL0ux9ul
“Jang mangaku-mangaku ngana. Mana mungkin cewe pe pasung bagini mo mau pa ngana!!” ucap salah satu wanita lagi.68904Please respect copyright.PENANAGhKiXZ5oMt
68904Please respect copyright.PENANAW4v383qhiQ
Kuperhatikan wanita yang berbicara seperti meledek itu tampak lebih tua dari kakak Mang Dedi, namun lebih muda dari yang ada di sebelahnya. Dandanan wanita itu cukup mencolok, dengan make up yang cukup tebal dan lipstick merah menyala seperti yang ku pakai, rambutnya juga hitam pekat disasak cukup tinggi, memberi kesan angkuh pada penampilannya.68904Please respect copyright.PENANAKuj5HxFov4
68904Please respect copyright.PENANAqLFOHQfhan
“Tante boleh tanya langsung jo pa dia..” jawab Mang Dedi menunjukku.68904Please respect copyright.PENANAuCQ9tlM2qY
68904Please respect copyright.PENANA8jYIavTbZb
“Kenalin Dek. Ini Tante aku namanya Julie.” ucap Mang Dedi memberitahuku kalau yang barusan berbicara ternyata adalah tantenya.68904Please respect copyright.PENANAY2s6nKjVHc
68904Please respect copyright.PENANApYK3aEpgbk
Aku mengangguk pelan sambil mengulurkan tanganku, “Liya Tante” ucapku memperkenalkan diri. Ditatapnya aku penuh selidik dan nanar dari ujung kaki sampai ujung kepala sebelum akhirnya dia menjabat tanganku, “Julie” jawabnya tersenyum.68904Please respect copyright.PENANAs4btMeGz9i
68904Please respect copyright.PENANAWU3DT2586D
“Kalau yang dari tadi cerewet terus, itu kakak aku Dek. panggil aja Kak Bela” lanjut Mang Dedi memperkenalkan kakaknya, kusalami dan kuperkenalkan namaku juga.68904Please respect copyright.PENANAo9ggZMc6S2
68904Please respect copyright.PENANAVvZ8M6RnLo
Terakhir, tinggallah wanita yang paling tua diantara mereka bertiga. “Nah.. kalau yang terkahir ini, Mama aku tercinta. Namanya Mama Martha!!” Ucap Mang Dedi lantang seperti seorang MC di acara dangdutan.68904Please respect copyright.PENANAkg22zGjCj5
68904Please respect copyright.PENANAhlmiW6N0nF
Kusapa Ibu Mang Dedi tersebut dengan penuh ramah tamah sambil mengulurkan tangan. Beliau menjawabnya sambil tersenyum tak kalah ramah kepadaku. Disambutnya uluran tanganku dan kuciumi punggung tangannya dengan sopan.68904Please respect copyright.PENANACpwYCNk2xU
68904Please respect copyright.PENANAPKSADJDzHV
“Sa--saya Liya Bu” ucapku tergugup mengucap salam.68904Please respect copyright.PENANAdtXBnmZqby
68904Please respect copyright.PENANAXUA4iRALAA
Namun belum sempat ku salami dengan benar, Ibu Mang Dedi tersebut memegang erat tanganku dan langsung bertanya, “Kamu beneran pacar anak saya??” ucapnya dengan nada yang tidak percaya.68904Please respect copyright.PENANAkFb4BDTSnP
68904Please respect copyright.PENANAQ0LvUaEHPZ
"Ah.., masa mama ba bilang bagitu!!” protes Mang Dedi cemberut.68904Please respect copyright.PENANAOUjqlytgLq
68904Please respect copyright.PENANAyqi1uYu4Y8
Lalu dia segera di marahi oleh ibunya, “Sudah jo badiang jo ngana!!” tatapnya tajam.68904Please respect copyright.PENANACstv7ux6iT
68904Please respect copyright.PENANAIWDWsef3Hd
Aku terhening menatap ke arah Mang Dedi sebentar sebelum aku menjawab, “I—iya Bu, saya pacarnya Mas Dedi” balasku tersenyum.68904Please respect copyright.PENANA6lMKHZvHKc
68904Please respect copyright.PENANAAwk48JdGZ3
Entah apa yang terlintas dipikiranku saat itu hingga aku dengan beraninya mengaku sebagai pacarnya Mang Dedi di depan orang tuanya sendiri. Sementara pada kenyataannya, kami berdua tak lebih dari sekedar pasangan selingkuh. Namun kulihat Mang Dedi berdengus bangga mendengar jawabanku tersebut.68904Please respect copyright.PENANAwt6e145FFD
68904Please respect copyright.PENANAfR8etfANdj
“Tuh kan. Kalian saja yang gak pernah percaya!!” Ucapnya mencibir ketiga wanita yang ada didepannya. Sedangkan kakak dan tante Mang Dedi malah senyum-senyum sumringah meledek ke arahnya.68904Please respect copyright.PENANAOSFlRH2K7f
68904Please respect copyright.PENANAXBa5IQ3nGg
“Jangan panggil Ibu! Panggil mama saja.” ucap Ibu Mang Dedi memegang tanganku dengan kedua tangannya.68904Please respect copyright.PENANAWfjjvHOuWg
68904Please respect copyright.PENANAQ82tr4Q7oN
Kuperhatikan sejenak raut muka ibu Mang Dedi yang sudah bisa dibilang cukup berumur, tapi dengan potongan rambutnya yang dibuat sependek mungkin itu menambah kesan kalau dia masihlah cukup awet muda untuk ukuran wanita seusianya.68904Please respect copyright.PENANAaMwgiR1Kue
68904Please respect copyright.PENANASAGhF56w1c
Kuanggukkan kepalaku pelan, “I--iya Ma!” jawabku gugup memaksa tersenyum.68904Please respect copyright.PENANAai0tx48b1n
68904Please respect copyright.PENANAssT49Ag8zO
“Kamu umur berapa sekarang??” tanya Ibu Mang Dedi sekali lagi.68904Please respect copyright.PENANAqulhghHtil
68904Please respect copyright.PENANA9P1U9maocA
“27 tahun, Ma” balasku singkat.68904Please respect copyright.PENANA8zl5Nscn2l
68904Please respect copyright.PENANA84vFG2S9gU
“Hmm... masih muda” ucap Ibu Mang Dedi mengangguk-angguk pelan.68904Please respect copyright.PENANABVh8SHKbNx
68904Please respect copyright.PENANAzvrcgrsd93
Disebelahnya, kakak Mang Dedi bertepuk tangan, “Luar biasa pelet kau Dedi” ucapnya meledek.68904Please respect copyright.PENANAN0HEFD6CKg
68904Please respect copyright.PENANAwS6aKN6m2m
“Enak saja! Ini murni karena cinta woi. Iya gak Dek??” tanya Mang Dedi menyentuh punggungku dengan pelan.68904Please respect copyright.PENANAtEQLSUJARe
68904Please respect copyright.PENANAzj2UDe18rH
Dengan sedikit malu aku kemudian mengangguk, “I—iya Kak, Mas Dedi gak pakai pelet kok” jawabku membela Mang Dedi.68904Please respect copyright.PENANA3rHDO7ZxGv
68904Please respect copyright.PENANActdmaG6hVM
Memang bukanlah ilmu hitam ataupun pelet yang membuatku jatuh ke dalam pelukan Mang Dedi. Justru sikap dan caranya berkomunikasilah yang membuatku hanyut semakin melupakan diri. Apalagi di tambah dengan keperkasaan dan kejantanannya yang senantiasa memberikan kepuasan syahwat kepadaku, membuat aku semakin tidak bisa melepaskan diri dari daya pikat tukang sayur langgananku tersebut.68904Please respect copyright.PENANA9EaXv4tXQe
68904Please respect copyright.PENANAgQcDQaW0Nc
“Emang sudah edan dunia ini” timpal Tante Mang Dedi menggeleng tidak percaya.68904Please respect copyright.PENANAjbWalp6Rwr
68904Please respect copyright.PENANAQ5SZlwi9op
Namun kemudian Ibu Mang Dedi tampak menyadari kalau di jari manisku terdapat sebuah cincin, “Kamu sudah menikah Liya??” tanyanya tiba-tiba mengangkat jariku.68904Please respect copyright.PENANAI7DwUGS1Pi
68904Please respect copyright.PENANAel0fyQgSmP
DEGH!68904Please respect copyright.PENANA3xuPZHEOUb
68904Please respect copyright.PENANAcl3URUsGRT
Hatiku berdetak kaget, jantungku bergemuruh kencang dan tubuhku merasa panas. Rasanya aliran darahku berhenti seperti terbakar dan meledak seketika, mungkin juga saat ini wajahku sedang pucat pasi kehilangan kata-kata untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh ibu Mang Dedi tersebut.68904Please respect copyright.PENANAZ5VYSkjH2o
68904Please respect copyright.PENANAxYiU4o4eDj
“Jujur aja sama Mama! Gapapa kok” sambung Ibu Mang Dedi sekali lagi.68904Please respect copyright.PENANAeVmEFEpLJe
68904Please respect copyright.PENANAVE4mIs0lbD
Aku kemudian mengalihkan pandanganku lagi kearah Mang Dedi seolah meminta bantuan darinya, akan tetapi Mang Dedi hanya mengangguk tersenyum memintaku agar menjawabnya sendiri entah harus berbohong atau jujur.68904Please respect copyright.PENANABNTHJ8Qxn1
68904Please respect copyright.PENANAUyayLFtJWK
Ku hela nafasku pelan dan mengangguk ragu, “Su—sudah Ma” jawabku tergugup. Aku rasa tak ada gunanya berbohong karena pasti akan langsung ketahuan.68904Please respect copyright.PENANA5HH9OlHrCR
68904Please respect copyright.PENANA0BxC09dcec
“Tapi tetep masih mau sama bujang lapuk ini??” tanyanya kembali menunjuk Mang Dedi. Lagi-lagi aku berdiam diri sebentar, kehabisan kata-kata.68904Please respect copyright.PENANAu6fvFyp4dN
68904Please respect copyright.PENANApStAqqa26z
Beruntung, akhirnya Mang Dedi memotong pembicaraan ini dan langsung saja menjawab, “Ya pasti mau lah Ma!!! Kalau gak, ngapain dia mau kesini segala. Iya gak Dek??” tanya Mang Dedi merangkul bahuku.68904Please respect copyright.PENANAsVZTfbxiiz
68904Please respect copyright.PENANAaeqvpEKO3b
Aku lalu menatap bingung padanya, seolah meminta penjelasan dari perkataannya tersebut. Tapi yang kudapat dari sorot mata Mang Dedi justru sebuah permintaan untuk mengiyakan saja perkataannya mengikuti arus pembicaraan.68904Please respect copyright.PENANATrTsSYI0VR
68904Please respect copyright.PENANAgqT1I8vGDc
“I—iya Ma! Masih kok” jawabku mengangguk.68904Please respect copyright.PENANAUUvdoDAYYz
68904Please respect copyright.PENANAfmqyYVxCfO
Hatiku bergemuruh dengan kencang penuh penolakan, disatu sisi aku memang masih ingin melanjutkan hubungan terlarangku ini bersama Mang Dedi, tapi di sisi lain nuraniku berkata kalau aku sudah terlalu jauh melangkah mengkhinati suamiku sendiri, bahkan dengan memberitahu ibu Mang Dedi bahwa aku masih menginginkan anaknya walau aku sudah mempunyai suamisekalipun.68904Please respect copyright.PENANAPXhK7gi7lV
68904Please respect copyright.PENANA081wiMe4zT
Namun tanpa kuduga reaksi Ibu Mang Dedi begitu berlawanan dengan apa yang aku takutkan, ia tersenyum sumringah, “Yasudah kalau gitu gapapa” ucapnya padaku.68904Please respect copyright.PENANA9gMPnHiLb5
68904Please respect copyright.PENANA0XDnqlZLQ1
Cukup kaget juga mendengar persetujuan dari Ibu Mang Dedi walaupun dia tahu kalau statusku sudah menjadi istri dari orang lain. Namun entah kenapa dia tampak senang-senang saja setelah mengetahui hal tersebut.68904Please respect copyright.PENANAMtSFucWtiG
68904Please respect copyright.PENANAIIS71ZMndv
“Mama tidak masalah selama kamu menjaga anak Mama dengan baik” sambung Ibu Mang Dedi sekali lagi.68904Please respect copyright.PENANAYVL2vMKZ5A
68904Please respect copyright.PENANA0FC7BzIdwc
Disebelahnya, kakak Mang Dedi ikut menimpali, “Iya Ma! Daripada kita terus yang repot jagain dia kalau ada apa-apa” ucapnya.68904Please respect copyright.PENANAiLrAG1OImL
68904Please respect copyright.PENANAXeGuZlQBsp
“Jang ngana lupa kase selamat pa dia Dedi. Gagah ini ngana beking jadi ngana pe bini” sahut tante Mang Dedi tiba-tiba tersenyum.68904Please respect copyright.PENANA974I20tugj
68904Please respect copyright.PENANAynXDnpJgv2
Mang Dedi mengelus hidungnya sambil tertawa, "Wahaha.. batenang jo tante. sementara olah ini” ucapnya dengan bangga.68904Please respect copyright.PENANAIzMv43uwh2
68904Please respect copyright.PENANAwGGLOm2mhC
Walau aku tidak mengerti sama sekali apa yang mereka bicarakan tersebut, namun hatiku amat senang mendapati kalau aku cukup di terima baik oleh keluarga Mang Dedi. Rasanya perkenalan awalku berjalan mulus meski selanjutnya tampak seperti sebuah ajang wawancara.68904Please respect copyright.PENANAU1LepcuMaG
68904Please respect copyright.PENANAZCBRWIuBPw
Ibu, Tante, dan Kakak Mang Dedi begitu mendominasi pembicaraan dengan melontarkan banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang mengorek lebih jauh kehidupan pribadiku. Mulai dari tempat dan asalku berada, keseharianku, hingga yang paling gila tentang hubunganku dengan suamiku sendiri.68904Please respect copyright.PENANAMAu2iSvsl3
68904Please respect copyright.PENANAdmczSMzlec
"So itu kwa dia suka pa ngana, lantaran depe suami pe lolo kacili." ucap Kakak Mang Dedi masih dengan bahasa daerahnya.68904Please respect copyright.PENANAaAuSDizeys
68904Please respect copyright.PENANAU5pXoSR8Xx
Mang Dedipun tertawa membalas, “Butul komaling. Liar deng binal ini parampuan satu. Nyanda pias deng depe laki" jawabnya memelukku.68904Please respect copyright.PENANAtBXY2Pz4a4
68904Please respect copyright.PENANAiLZ03hGESv
“Kalian pada ngomong apaan sih??” ucapku bingung dan heran.68904Please respect copyright.PENANA85LYpqAqe1
68904Please respect copyright.PENANADudegG0M4u
Kini giliran tante Mang Dedi yang menimpali, “Mereka pada bilang kamu cantik Liya” balasnya menjelaskan padaku.68904Please respect copyright.PENANAadDZcwLdsf
68904Please respect copyright.PENANANmkq4XOLk7
Seketika aku bersemu merah mendengar hal tersebut, "Dia le lebe sanang kalo kita mo bilang binal." Sambung tante Mang Dedi lagi.68904Please respect copyright.PENANAJ9MPRha6lL
68904Please respect copyright.PENANAa4cuWzukp0
"Brenti jo. Kiapa ngoni ni dia be tatawa kita pe maitua." protes Mang Dedi pada keluarganya.68904Please respect copyright.PENANAq10VNNCMcM
68904Please respect copyright.PENANAv7cnG8ifmr
Namun ibu Mang Dedi tidak tinggal diam menyahuti, "So dapa ba cuki frey tagal itu ngana bela" ucapnya.68904Please respect copyright.PENANAPeEtt5F5bF
68904Please respect copyright.PENANAWo5d7buNQJ
“Yang penting kita so rasa depe sadap ma" balas Mang meledek.68904Please respect copyright.PENANAk0mBZiGyqs
68904Please respect copyright.PENANAtVDUZ9cwky
Mereka bersama-sama tertawa berbarengan tanpa aku ketahui sama sekali apa yang mereka bicarakan tersebut. Aku hanya sesekali menyahuti pertanyaan mereka jika aku mengerti apa yang mereka bicarakan, lalu sisanya aku mengikuti mereka tertawa dan mengangguk-angguk saja seperti orang bodoh.68904Please respect copyright.PENANAf0624iS6XM
68904Please respect copyright.PENANA4sH7xVTI10
Pembicaraan kamipun semakin asik dan mulai lugas seperti orang yang sudah akrab satu sama lain, bahkan tak jarang baik Ibu ataupun tante Mang Dedi begitu bersemangat menggodaku jika hal tersebut bersangkutan dengan urusan ranjang dan topik-topik mesum.68904Please respect copyright.PENANA5r3b1U5IVr
68904Please respect copyright.PENANAdKHo26xK0Y
“Wah. Berarti tadi Mama mengganggu kalian dong ya?” ucap Ibu Mang Dedi.68904Please respect copyright.PENANAjQmqWRKL8K
68904Please respect copyright.PENANAfwVWp9hHIi
Dengan santai Mang Dedi lalu menjawab, “Gak kok Ma! Udah selesai satu ronde” ucap Mang Dedi tersenyum.68904Please respect copyright.PENANAMsB1c9hls4
68904Please respect copyright.PENANAs72c3kPYyH
“Silahkan kalau kalian mau lanjut, Mama mau balik dulu” ucap Ibu Mang Dedi mengerlingkan mata padaku. “Jangan lupa bikinin Mama cucu ya Liya” sambungnya menahan tawa menggodaku.68904Please respect copyright.PENANA9vbwgOQkS2
68904Please respect copyright.PENANAu2hXIEuJ64
Aku menunduk malu mengetahui kalau ibu Mang Dedi ternyata amat paham dengan apa yang baru saja aku lakukan dengan anaknya. Rasanya seperti tertangkap basah sudah berbuat sesuatu, namun ujung-ujungnya diizinkan begitu saja.68904Please respect copyright.PENANAuxb15tfQaU
68904Please respect copyright.PENANA8VkMocBYp4
“Wiihh.. Baru direstuin udah mau minta cucu aja nih!” sahut Kakak Mang Dedi. “Emang bisa kamu bisa ngasih Ded??” sambungnya menyenggol lengan Mang Dedi.68904Please respect copyright.PENANA4wB44ZibqF
68904Please respect copyright.PENANA8Ahc0mnF1l
Dengan wajah yang di tegakkan Mang Dedi lalu menjawabnya, “Ya tentu bisa dong. Ya gak Dek?” balasnya menatapku.68904Please respect copyright.PENANAASbnRntGLe
68904Please respect copyright.PENANAk28cMufz69
“Apaan sih Mas!! malu ahh” jawabku mencubit lengannya.68904Please respect copyright.PENANAvbzzsTgriC
68904Please respect copyright.PENANA8tgvZhZYXB
Merekapun kembali tertawa terbahak-bahak begitu senang, “MAMAM!!” ucap Tante Mang Dedi meledek keponakannya itu.68904Please respect copyright.PENANAuiC7iaEYK0
68904Please respect copyright.PENANA7t8lRKiatP
Tidak berapa lama kemudian keluarga Mang Dedipun berpamitan pulang kepadaku usai berbicara panjang lebar dan bercanda riuh denganku. Tak lupa aku berjanji kepada mereka untuk sesegera mungkin mampir ke rumah besar keluarga Mang Dedi, setelah tadinya mereka mengatakan kalau mereka ingin bertemu denganku dilain hari.68904Please respect copyright.PENANA2C6c4UgFAp
68904Please respect copyright.PENANAcTu4jrHKDB
Setelah kepergian keluarga Mang Dedi tersebut, Beberapa kali aku melirik ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul lima sore, yang itu berarti sudah lebih dari tiga jam lamanya aku berada di rumah Mang Dedi.68904Please respect copyright.PENANA1lz1ED8mGz
68904Please respect copyright.PENANAqtHTqcphX1
“Udah mau pulang Dek??” tanya Mang Dedi melihatku merapikan tempat makan yang tadi ku bawa dari rumah.68904Please respect copyright.PENANAR0lTKdnCz8
68904Please respect copyright.PENANA1wtE6tir2w
Aku mengangguk pelan, “Iya Mas! Nanti aku dicariin suamiku. Sudah jam lima soalnya” balasku menjelaskan .68904Please respect copyright.PENANAmjK7WYuBwx
68904Please respect copyright.PENANAZEssL4ZMlG
“Tapi aku masih pengen lagi nih” ucap Mang Dedi memelukku dari belakang. “Nanti biar aku yang nganterin kamu ke rumah deh” sambungnya sambil berbisik.68904Please respect copyright.PENANARZAp79GvZd
68904Please respect copyright.PENANAA1zQYbSSdU
“Mas lagi sakit juga. Gausah!” balasku menolak.68904Please respect copyright.PENANAcRuGM9iS9m
68904Please respect copyright.PENANA4wBBYcnM9C
“Ayolah Dek. Aku kalau sama kamu bisa sembuh kok” katanya tidak menyerah.68904Please respect copyright.PENANAlpJYkBkWEq
68904Please respect copyright.PENANA6Sy8UOVksd
Kueratkan pejaman mataku dan cengkraman pada baju gamisku. Begitu menggiurkannya tawaran kenikmatan dari perlakuan Mang Dedi hingga tanpa sadar aku menggigit bibir bawahku menahan gejolak birahi yang sekali lagi datang mendorong-dorong.68904Please respect copyright.PENANADwHvvOMtpp
68904Please respect copyright.PENANAW6iiRf2j4n
Aku mencoba sekuat tenaga untuk tidak terpengaruh dengan kata tersebut mengingat saat ini hari sudah cukup sore. Aku pasti akan dicurigai suamiku jika aku terlambat untuk pulang. Namun sekali lagi, aku tak dapat menguasai diriku didalam pelukan dan tindakan hangat Mang Dedi tersebut.68904Please respect copyright.PENANAhFu4fHkzh8
68904Please respect copyright.PENANAR0QzgcAkkK
“Tuh! Kamu sebenernya masih pengen juga kan!!” ucap Mang Dedi setengah berbisik.68904Please respect copyright.PENANAtm6uDK0f65
68904Please respect copyright.PENANAENVqudYrCk
Mang Dedi merayapkan tangannya ke perutku, memelukku erat hingga merapatkan tubuh kami berdua. Dadanya yang sedikit berlemak itu melekat erat di punggungku. Wajahnya diletakkan begitu saja di bahuku, diantara lekukan leher yang tertutupi oleh hijab yang ku pakai.68904Please respect copyright.PENANAPrCcEtXYDj
68904Please respect copyright.PENANAk4xOckrNx5
Membuat bulu kudukku meremang seketika, “Udah Mas!! aku mau pulang” pintaku berusaha mengatur nada suaraku yang bergetar. Menutupi debaran jantungku yang semakin tak berirama.68904Please respect copyright.PENANA9yy5LXBTNb
68904Please respect copyright.PENANAE6wPUn2oqj
“Jangan pulang dulu sayang ih” sahutnya santai di telingaku.68904Please respect copyright.PENANAdYnjRFDQAL
68904Please respect copyright.PENANAU0R2icGDvZ
“Tapi ini udah sore Mas!! Suamiku pasti nyariin” balasku memperingatkannya.68904Please respect copyright.PENANA9FxssVpcwC
68904Please respect copyright.PENANAylrIOQUSWc
Namun Mang Dedi tetap saja bersetingkah menekan benda keras yang ada diselangkangannya ke bagian belakang tubuhku. Seolah sedang membuktikan bahwa dia amat bergairah saat ini.68904Please respect copyright.PENANAFDQgShFyGW
68904Please respect copyright.PENANAVmBG28ogiY
“Biar aku yang tanggung jawab Dek Liya” balasnya tiba-tiba mendaratkan sebuah ciuman ringan di leherku.68904Please respect copyright.PENANANMvg9mIs5F
68904Please respect copyright.PENANAhX9Eqqgkpg
“Oh Tuhaan jangan lagi!!” batinku hampir terlonjak.68904Please respect copyright.PENANAc6BtcG5ApO
68904Please respect copyright.PENANAPnzeSADqRH
Membuat satu desahan keluar dan lolos dari bibirku, “Ehhmmm...”68904Please respect copyright.PENANAzjK9aBO3GK
68904Please respect copyright.PENANAqwhWi7sQtg
Mang Dedi tampak senang mendengarnya, apalagi ketika desahan lain segera menyusul keluar dari mulutku saat bibirnya mulai menyusuri bagian leher dan tengkukku. Lalu memperdalam kecupannya disitu sambil menggigit memberikan tanda cupang dari balik hijab lebar yang tengah ku pakai.68904Please respect copyright.PENANAqT6d8AAtYJ
68904Please respect copyright.PENANA7kf0AKLTo9
Hingga akhirnya dia melepas kecupannya, “Jangan pulang dulu ya?” pintanya merajuk seketika memutar tubuhku menghadapnya.68904Please respect copyright.PENANAnISyM0p885
68904Please respect copyright.PENANA8qdTkm7ytJ
Mata Mang Dedi terlihat sayu penuh gairah menatapku. Napas kamu berdua sama-sama mulai memburu. Lalu secepat kilat, bibirnya mendarat di bibirku. Lidahnya begitu saja memasuki mulutku, berusaha melilit dan menarik lidahku.68904Please respect copyright.PENANA5xrmREAPDA
68904Please respect copyright.PENANAyHYL9s6SCf
“Ahhh... terulang lagi..,” batinku akhirnya pasrah dalam ciuman kami yang begitu bergairah.68904Please respect copyright.PENANAx8ybJfrNpa
68904Please respect copyright.PENANABHUym9Nmw3
Rasanya darahku kembali berdesir dan ciumanku terasa menuntut untuk kembali dipenuhi. Apalagi di tambah dengan tangan Mang Dedi yang merayap menjelajah bagian-bagian sensitif tubuhku, membuatku semakin kehilangan akal sehatku yang dari tadi sudah diburu waktu.68904Please respect copyright.PENANAty8Bkh4QGj
68904Please respect copyright.PENANAGENme9a0li
“Mas kamu nakal!!” ucapku tersenyum menepuk pundaknya.68904Please respect copyright.PENANA8K8SyrWV0O
68904Please respect copyright.PENANABCYjNGtMiu
Mang Dedi mengecupku membalasnya, “Tapi kamunya suka kan Dek Liya??” tanyanya terkekeh.68904Please respect copyright.PENANApIOadU4CqI
68904Please respect copyright.PENANAInWD1YXMVa
Mang Dedi lalu memposisikan kedua lengannya di bawah bokongku, dan dengan begitu saja tubuhku tiba-tiba melayang naik saat dia mengangkatku begitu mudah dalam gendongannya. Secara spontan aku mengalungkan lenganku erat di lehernya. Lalu kedua kakiku melingkar di pinggangnya, terkait sempurna pada tubuhnya yang menopang tubuhku dengan kedua tangannya agar aku tidak jatuh.68904Please respect copyright.PENANA8lOjdVe82j
68904Please respect copyright.PENANAZbVYdPupuu
Kami lagi-lagi berciuman dengan liar. Hingga akhirnya suara smartphoneku berdering menghentikan aksi gila ini.68904Please respect copyright.PENANA72XN04doLU
68904Please respect copyright.PENANALCbXJbElYC
“Ahh mengganggu saja!!” Ucap Mang Dedi menggeram menghentikan ciumannya.68904Please respect copyright.PENANAOASlZcCidK
68904Please respect copyright.PENANAwKMjbnczgW
Kulirik layar hapeku sedikit melihat kalau nama “Suamiku” tertera memanggil disana. 68904Please respect copyright.PENANAxgVEx5dMQj