85949Please respect copyright.PENANAy9omympxjn
"Jangan minta maaf Mas" ucapku melumat balik bibirnya.85949Please respect copyright.PENANARJDActSTV3
85949Please respect copyright.PENANAog6Oy86MQ8
Akal sehatku saat itu hilang, terkubur dalam bahasa tubuh yang menginginkan sesuatu yang sebenarnya sudah melanggar semua kode etik ku sebagai seorang istri dan seorang wanita yang agamis.85949Please respect copyright.PENANA2jmiEvJ567
85949Please respect copyright.PENANAXiPV4i8q3I
Kami hanyut dalam cumbuan tabu itu. Rasanya hangat dan lembut, namun masih ada keragu-raguan yang membayanginya.85949Please respect copyright.PENANA2YAmn53ewB
85949Please respect copyright.PENANAIhF9oNmMQM
Mang Dedipun membalas melumat bibirku dengan penuh kehati-hatian. Aku bisa merasakan bahwa kami berdua sedang mencoba meluapkan emosi dengan saling melumat dan mencium satu sama lain.85949Please respect copyright.PENANAGzT2f8e3Bs
85949Please respect copyright.PENANAdoRU0iIr4I
Bibirku mengunci bibir Mang Dedi agar tak lepas dari ciuman itu, mengisyaratkan kalau aku tidak ingin melepaskan momen ini secepat mungkin. Pun kemudian diapun membalas dengan sebuah lumatan yang tak kalah hebat penuh gairah seperti berkata kalau dia juga menginginkan hal yang sama.85949Please respect copyright.PENANAz39qYmI9wp
85949Please respect copyright.PENANAxx701IsVn7
Katakan aku gila, tapi merasakan cumbuan dari laki-laki lain selain suamiku justru memang sungguh-sungguh nikmat dan memberikan sensasi yang berbeda. Apalagi ketika melakukannya di tempat terbuka seperti ini. BIsa saja, seseorang tiba-tiba datang dan akhirnya memergoki kami yang sedang mencumbu satu sama lain.85949Please respect copyright.PENANA186QO6bbGb
85949Please respect copyright.PENANAtAcgJrgxxZ
"Kamu cantik Dek Liya. Sayang bukan milikku" ucap Mang Dedi menahan daguku dengan jari-jarinya.85949Please respect copyright.PENANAxQTJp1Mpgb
85949Please respect copyright.PENANAAGFf2Sr0D0
Kami menghentikan cumbuan itu. Berdiam diri sejenak, mengatur nafas dan menarik oksigen yang habis menipis. Saling tatap dan tersenyum meledek. Seolah-olah kami tau kalau apa yang kami lakukan adalah sebuah kegilaan yang benar-benar gila.85949Please respect copyright.PENANAvK9aQbH9FR
85949Please respect copyright.PENANAo2mSn4ZHyJ
"Mas nakal!!" ungkapku menepuk pelan dadanya.85949Please respect copyright.PENANAv1ka1HMQDv
85949Please respect copyright.PENANAhgA0hVJChx
Aku tersipu malu. Mengalihkan pandanganku yang tak berani menatapnya lama-lama.85949Please respect copyright.PENANARXWHxEGU3J
85949Please respect copyright.PENANA50Ja3tVCws
"Kamu yang agresif loh ya!" Balas Mang Dedi meledekku.85949Please respect copyright.PENANA6LK20fOSEu
85949Please respect copyright.PENANA2EEWg7Mxf9
Akupun kembali tersenyum mendengar perkataannya. Kemudian, aku bangkit dari lesehan tersebut dan duduk membelakangi Mang Dedi.85949Please respect copyright.PENANANRB7PFWFtp
85949Please respect copyright.PENANA3UvuhESJCc
"Mau kemana??" Tanya Mang Dedi memegang tanganku.85949Please respect copyright.PENANAO7G6WmUMJl
85949Please respect copyright.PENANAeZACAswTuG
"Pulang" balasku singkat.85949Please respect copyright.PENANAl7t0HfJdir
85949Please respect copyright.PENANAtI4C35V4z2
Namun dari posisi belakang itu, Mang Dedi tiba-tiba memeluk tubuhku dengan kuat, "Jangan dulu" tahannya memelas.85949Please respect copyright.PENANAhaT2j0Lr9P
85949Please respect copyright.PENANA4UcXDER8q3
"Lepasin Mas! nanti dilihat orang loh" protesku berusaha melepaskan diri.85949Please respect copyright.PENANAzHprNW8Q1N
85949Please respect copyright.PENANAWYoLZD7u0w
"Kalau begitu ayo tiduran lagi sayang!" Ajak Mang Dedi padaku.85949Please respect copyright.PENANAIWb0DgZde4
85949Please respect copyright.PENANAFw6RczRIfJ
Aku menggeleng menolaknya, "Sudah Mas! Nanti ketahuan sama orang ih" Ucapku.85949Please respect copyright.PENANAvITZ1vpqgA
85949Please respect copyright.PENANAl6bfILULpM
Untungnya, Mang Dedi pun tampak sadar dengan situasi yang sudah semakin siang tersebut dan sebentar lagi akan banyak kendaraan yang berlalu lalang.85949Please respect copyright.PENANADIHAznYmV9
85949Please respect copyright.PENANAWiEkivSNgT
Tapi sebelum melepaskan pelukannya, Mang Dedi kembali memajukan wajahnya kearah wajahku. "CUPPPPPP" sebuah ciuman kembali mendarat di bibirku. Bahkan dia langsung melumatnya begitu saja.85949Please respect copyright.PENANAKHDjIt4ZH5
85949Please respect copyright.PENANABVNZpmKKC1
Akupun menggeliat memprotesnya dan mencoba melepaskan diri, tapi kali ini ciuman Mang Dedi itu sedikit lebih intens dari yang pertama dan terkesan sangat bernafsu.85949Please respect copyright.PENANAyTHkSpCYPK
85949Please respect copyright.PENANAFWr32sLBNt
Tidak hanya melumat bibirku, lidah Mang Dedi pun mulai ikut masuk dan menggelitik setiap rongga mulutku. Aku bisa merasakan kelembutan dari lidah Pria penjual sayur itu bermain-main dalam mulutku. Bahkan terkadang ia berusaha melilit lidahku dan menarik-nariknya sehingga tak lama lidah kamipun bertautan dan saling bertukar air liur.85949Please respect copyright.PENANAtgj5UxWXaZ
85949Please respect copyright.PENANAKnIXpBW8Lt
Untuk kesekian kalinya, akupun kembali berciuman dengan Mang Dedi tanpa ada lagi penolakan yang berarti. Bahkan untuk berhenti saja rasanya aku enggan karena pikiranku sudah tidak selaras dengan nafsu yang mengambil alih tubuhku.85949Please respect copyright.PENANALqKBrmSt0W
85949Please respect copyright.PENANAgf2h6USFNh
Tapi disisi lain aku tau kalau semua ini sudah melewati batas kenormaan yang aku yakini. Ini salah dan Ini adalah dosa. Hanya saja, pembenaran demi pembenaran telah aku lakukan sejak pertama kali Mang Dedi menciumku. Sehingga tak ada lagi jalan balik yang dapat ku tempuh untuk kembali seperti semula.85949Please respect copyright.PENANAADxPA2PrJx
85949Please respect copyright.PENANAIXQ6zkh8kT
Tanpa sadar badanku kembali ditarik oleh Mang Dedi ke lesehan bambu yang ada disana sehingga mau tak mau aku jatuh memutar badanku dan berada dalam posisi miring saling peluk dan berhadap-hadapan.85949Please respect copyright.PENANAE7ld5RASJ7
85949Please respect copyright.PENANARWGzZOHkj6
Aku tidak berkata apa-apa untuk memprotesnya, malah aku menutup mataku dan tersenyum menantikan cumbuannya kembali. Mang Dedipun tampak tak menyia-nyiakan waktunya dengan langsung memajukan wajahnya ke wajahku, dan bibir kami kembali berciuman dengan lembut dan mesra.85949Please respect copyright.PENANA8bK8t60xRm
85949Please respect copyright.PENANAJ58lRiWfne
"cllpp... cllppp... cllpp..." Begitulah suara perpaduan bibir kami berdua yang terdengar basah dan begitu menggairahkan di telingaku.85949Please respect copyright.PENANAukh6RuNBWA
85949Please respect copyright.PENANAZxxfYmu9aU
Perlahan tapi pasti, nafsu birahi mulai mengambil alih dan semakin kuat menguasaiku. Harus kuakui, Mang Dedi sangat pandai memainkan ritme dalam kecupan-kecupannya sehingga aku terhanyut dalam kenikmatan. Bahkan dengan suamiku sekalipun, aku belum pernah merasakan rangsangan sehebat ini.85949Please respect copyright.PENANAlvTOPlL2hB
85949Please respect copyright.PENANAt1TodvcDG5
Akupun tidak tau kemana ombak birahi ini akan membawaku hanyut. Tapi yang pasti, perasaan dan hatiku lama-lama menjadi tenang meski tadinya aku sempat merasa gelisah karena keadaan dan tempat aku berada saat ini.85949Please respect copyright.PENANAUSYO6Jw8Gj
85949Please respect copyright.PENANAggEQ9CiYaQ
“Dek, Mas mau minta sesuatu boleh gak?” tanya Mang Dedi menghentikan ciumannya.85949Please respect copyright.PENANAwERbsNigy4
85949Please respect copyright.PENANABQbMDAbxMH
Aku mengangkat alisku, “Minta apa Mas?” tanyaku penasaran.85949Please respect copyright.PENANAsbm4hNxBqr
85949Please respect copyright.PENANAgENIDIv5CE
“Ini sayang!” ucap Mang dedi tiba-tiba saja memindahkan tangannya dari pinggangku menuju ke bagian buah dadaku.85949Please respect copyright.PENANAAzfOSzSMCB
85949Please respect copyright.PENANAVlHJLOya61
Aku betul-betul kaget dan terkejut. Tanganku secara reflek menahan tangan Mang Dedi, “Jangan Mas! Jangan disitu” ucapku meminta pengertiannya.85949Please respect copyright.PENANAUNR8LgSO4G
85949Please respect copyright.PENANAjRXd6tBzly
Mang Dedi kemudian benar-benar menjauhkan tangannya dari buah dadaku, Akan tetapi kedua tangannya yang kekar dan kuat itu kembali beranjak memeluk pinggang rampingku dengan erat dan memaksaku untuk semakin merapat.85949Please respect copyright.PENANA7p2QeJQPXx
85949Please respect copyright.PENANAufPfEEl8Ly
“Kenapa Sayang?? Apa aku gak berhak??” tanya Mang Dedi setengah berbisik dan memelas.85949Please respect copyright.PENANAz7haB10yP7
85949Please respect copyright.PENANAYjlOs38pup
Ada perasaan bersalah saat aku mendengar pertanyaan Mang Dedi tersebut. Dalam hati aku ikut bertanya kenapa aku melarangnya. Bukankah daritadi aku juga sudah mengikhlaskan bagian tubuhku yang lain untuk dinikmatinya. Lalu apa yang membuat ini menjadi berbeda??85949Please respect copyright.PENANAaxap2UAQhY
85949Please respect copyright.PENANAQziY61DP2N
Entahlah. Rasanya aku masih ragu untuk memberikan raga dan hatiku untuknya. Karena akupun tau kalau aku tak akan pernah bisa melakukan hal tersebut. Sebab aku adalah wanita yang sudah mengikat janji suci bersama pria lain. Itu berarti, tak peduli seberapa inginnya aku menghamburkan diriku pada Mang Dedi, separuh dari apa yang aku dia inginkan saat ini tetaplah menjadi milik dari suamiku.85949Please respect copyright.PENANA8FEEov5GGh
85949Please respect copyright.PENANAYnpDTWlylB
“Aku istri orang Mas!” ucapku memasang tembok pertahanan yang tinggi untuknya.85949Please respect copyright.PENANAVP8g4rJXjh
85949Please respect copyright.PENANAv4ZDEpUaIX
Namun bukannya mundur, Mang Dedi malah tersenyum mendengar hal tersebut, “Apa bedanya Dek Liya?? aku dan kamu sama-sama menginginkan ini bukan??” Ucap Mang Dedi kembali menciumku.85949Please respect copyright.PENANAgMbIH3H6d7
85949Please respect copyright.PENANAnuJHEYpl9q
Aku lagi-lagi terbawa, terbius oleh kata-kata dan perbuatan Mang Dedi yang semakin pandai memainkan emosi dan meruntuhkan pertahananku. Bahkan permainan tarik ulur yang dimainkannya ini telah sukses membuatku berpikir kalau tak ada lagi yang perlu aku sesali.85949Please respect copyright.PENANA5ctUDCMMN9
85949Please respect copyright.PENANAHPiHqMlxux
Aku meraih tangan Mang Dedi yang tadi berada di pinggangku. Kuarahkan tangan tersebut tepat dibagian dada, seolah mengisyaratkan padanya bahwa aku telah memberikan izin untuk kepadanya untuk menyentuh gundukan gunung kembar milikku itu.85949Please respect copyright.PENANA7RIanISyyd
85949Please respect copyright.PENANAGnqwJlYdDn
Mang Dedi tersenyum, mengecupku pelan beberapa kali hingga dia mulai menggerakkan tangannya didadaku. Pelan dia menggenggam bongkahan daging mungil yang tak pernah disentuh oleh laki-laki lain selain suamiku itu. Bahkan tak sampai menggenggam, tangan Mang Dedi itupun memijat-mijat kedua buah dadaku dan meremas-remasnya bergantian.85949Please respect copyright.PENANAEEgFKzt3ZG
85949Please respect copyright.PENANAurTJx1JL2Y
“Masshh--” aku langsung menutup mulutku dengan tanganku sendiri. Hampir saja aku kelepasan dan mendesah akibat perbuatan Mang Dedi tersebut.85949Please respect copyright.PENANAELzKlLFEWr
85949Please respect copyright.PENANASgTVyTRGky
Namun Mang Dedi tak mempedulikan, dia terus melancarkan aksi mesumnya pada tubuhku dengan terus bergerak nakal. Satu tangannya bahkan beralih ke area bokongku dan juga ikut meremasnya.85949Please respect copyright.PENANAI0GLqDeMVI
85949Please respect copyright.PENANAeApTcz8flb
“Ohh tuhan ini nikmat sekali” kataku dalam hati.85949Please respect copyright.PENANA5WYW5UmFMn
85949Please respect copyright.PENANAnKdvxbS6ff
Aku terbawa suasana, aku menikmati ini dan bahkan aku mulai agresif menyodorkan tubuhku agar dapat digerayangi oleh tangan kasar Mang Dedi. Dibawah sana, pangkal pahaku juga sudah terasa panas dan basah, seperti ada sesuatu mengalir keluar. Rasanya geli sekali, seolah-olah tingkat sesitifitasnya meningkat berkali-kali lipat.85949Please respect copyright.PENANAsKau4eHqU1
85949Please respect copyright.PENANAMt2tgXXJzC
“Acccchhhhhh..” Tanpa disengaja, aku memekikkan desahan yang lumayan keras. Cukup keras hingga Mang Dedi terpaksa berhenti melancarkan aksinya.85949Please respect copyright.PENANAqJM8gkyC3w
85949Please respect copyright.PENANAEiOZzY8dEw
“Hmmm...Kamu basah sayang??” tanya Mang Dedi yang tanpa aba-aba menyentuh selangkanganku dari balik baju gamis yang aku gunakan.85949Please respect copyright.PENANAz61NpoBRNW
85949Please respect copyright.PENANAByH8gFxpkA
Aku terpekik kaget merasakannya. Tapi apa yang terjadi, badanku malah tak mau beranjak dan tanganku tak mau bergerak untuk mencegah tangan Mang Dedi. Malah rasanya semakin lama semakin nikmat saat Mang Dedipun mulai bergerak pelan mengelusnya.85949Please respect copyright.PENANA3PspZqQbQF
85949Please respect copyright.PENANAdYBb8p049n
“Gatell Masshh...” ucapku yang tanpa sadar menggesek balik bagian selangkanganku di tangannya.85949Please respect copyright.PENANAsex4CAIxoc
85949Please respect copyright.PENANAgFr1i3diEu
Tak cukup itu saja, rangsangan tangan Mang Dedi di selangkanganku tersebut dibarengi dengan sodokan-sodokan sebuah benda keras yang menyundul-nyundul pangkal pahaku. Nampaknya Mang Dedipun juga sudah mulai terangsang.85949Please respect copyright.PENANApVcrSnjGO2
85949Please respect copyright.PENANAMFwGJLS86e
Aku dapat merasakan napasnya mulai terengah-engah. Sementara aku sendiri semakin tidak kuat untuk menahan erangan meski aku sadar kalau saat ini kami masih berada di dalam pos ronda. Maka yang bisa aku lakukan hanyalah mendesis-desis untuk meredam kenikmatan yang mulai membakar kesadaranku.85949Please respect copyright.PENANAke20D5vwO5
85949Please respect copyright.PENANAtUyfrOFYgh
Saat aku terhanyut itulah tanpa kusadari tangan Mang Dedi sudah berhasil mengangkat setengah baju gamisku dan menyusup masuk kedalam celanaku yang longgar. Belum sempat aku bereaksi, tangan itu sudah dengan cekatan menyentuh permukaan vaginaku yang memang sudah basah sedari tadi.85949Please respect copyright.PENANASPC25OiRJa
85949Please respect copyright.PENANAn8sroPNBAH
“Banjir kamu Dek Liya” komentar Mang Dedi setelah ia berhasil mendaratkan tangannya di vaginaku.85949Please respect copyright.PENANA2yp50BxfJ9
85949Please respect copyright.PENANA6ZlTNmQvN9
Reflek aku mengatupkan kedua pahaku sehingga tangan Mang Dedi malah terjepit kuat oleh keduanya. Tangan kasar yang terjepit di selangkanganku itupun malah langsung saja bergerak mengorek-orek kemaluaanku hingga rasa nikmat pun datang tak terhindarkan.85949Please respect copyright.PENANAg7282nAvZj
85949Please respect copyright.PENANAqFAGAhFghD
Namun belum cukup aku dikagetkan dengan aksi Mang Dedi itu, tiba-tiba Hpku berbunyi. Berbunyi sangat keras hingga mampu membuat kesadaranku kembali. Aku langsung mendorong tubuh Mang Dedi dengan kuat dan segera bangkit duduk sambil merapikan pakaianku yang berantakan akibat perlakuan Mang Dedi.85949Please respect copyright.PENANAFHx66gayfp
85949Please respect copyright.PENANAwdfVpFhY5v
Aku meraih smartphone milikku dari dompet dan segera mengangkat panggilan yang ternyata berasal dari suamiku, “Ha—hallo Bi!” angkatku terbata-bata.85949Please respect copyright.PENANAPTDWPQ6wOJ
85949Please respect copyright.PENANAY24DBrUtAL
“Assalamualikum Umi! Umi kok lama?” tanya Suamiku dibalik telfon.85949Please respect copyright.PENANAgFo2P8Cr8C
85949Please respect copyright.PENANAY7iUFHsW2m
Aku berdehem membenarkan pita suaraku, “Waalaikumsalam Bi! Umi tadi ngobrol dulu sama Ibu-ibu komplek” jawabku berbohong. Sudahlah aku berbuat mesum dengan pria lain, sekarang aku malah ikut membohongi suamiku secara langsung.85949Please respect copyright.PENANApneQfNM8Tn
85949Please respect copyright.PENANAPSavKcOxA1
“Buruan dong Mi! Abi udah laper banget nih” pinta suamiku.85949Please respect copyright.PENANA6XoOts9W9U
85949Please respect copyright.PENANAR5Me9UGq0A
“Iya Bi! Ini udah mau jalan pulang kok” lagi-lagi aku berbohong.85949Please respect copyright.PENANANRriR8SxZi
85949Please respect copyright.PENANAWqfRT3Cz0m
Tak lama akhirnya telpon pun di tutup dan aku menghembuskan nafas lega yang begitu panjang. Beberapa menit aku hanya diam mengingat perbuatan gilaku yang benar-benar sudah jauh melampaui batasnya. Tapi dengan cepat aku kuasai diriku karena semuanya sudah kembali normal dan harus dihentikan sekarang juga.85949Please respect copyright.PENANAkTsiLpeTY1
85949Please respect copyright.PENANAppmMKPeUnQ
Aku masih belum bisa berkata apapun. Bahkan untuk membalik badan dan melihat Mang Dedi saja aku tak berani. Ingin rasanya cepat-cepat pergi dari sini. Malu, rasanya malu sekali sampai-sampai wajahku terasa begitu panas dan mungkin sekarang memerah seperti udang rebus.85949Please respect copyright.PENANAnBlLbD6Cpb
85949Please respect copyright.PENANAPWbbg8kkZC
“Kayaknya aku harus pulang” ucapku memecah keheningan dintara kami.85949Please respect copyright.PENANAx2xXxQOqj6
85949Please respect copyright.PENANAjbF96EPVw3
Dari belakangku terdengar Mang Dedi ikut bangkit dari tidurnya, “Iya harus” balasnya singkat.85949Please respect copyright.PENANAdr8nTeRMzA
85949Please respect copyright.PENANAGNJ8M949Nh
Kemudian dengan kikuk aku memaksa diriku untuk berdiri walau masih tenggelam dalam rasa malu yang tak terkira. Rasa malu karena Mang Dedi sudah menangkap basah aku yang sedang terangsang begitu hebat. Rasa malu karena sudah memperlihatkan sisi liarku kepada laki-laki lain selain suamiku.85949Please respect copyright.PENANAqfl6ioYZAW
85949Please respect copyright.PENANAY5ZctJNXvW
“Aku mau sayur bayam dan ikan tongkolnya” Ucapku pada Mang Dedi.85949Please respect copyright.PENANA9dUZiYoYIO
85949Please respect copyright.PENANAl6L8SpW8IV
“Ga sekalian sama terongnya?? Gede-gede loh” balas Mang Dedi melempar candaan.85949Please respect copyright.PENANAQbGNlfoh6I
85949Please respect copyright.PENANAzRE3BTZFO1
Namun sekuat hati aku menahan senyumku, “Ga lucu” balasku berpura-pura jutek padanya.85949Please respect copyright.PENANAbwQoOc3Bj1
85949Please respect copyright.PENANAioUSYdOF62
Usai membeli semua barang belanjaan yang aku butuhkan dari Mang Dedi, aku pun kemudian berpamitan pulang kepadanya. Diakhir sebelum aku pergi, Mang Dedi sempat memberikan kecupan ringan pada bibirku serta meremas buah dadaku sebentar.85949Please respect copyright.PENANAq3YStw6f6b
85949Please respect copyright.PENANAbQZscagQfa
“Hati-hati ya sayang” ucapnya begitu manja padaku.85949Please respect copyright.PENANAwX0Trgng7r
85949Please respect copyright.PENANA8s8FHohEq5
Akupun hanya bisa mengulum senyum sambil beranjak pergi layaknya sepasang kekasih yang baru saja pulang sehabis berkencan. Hatiku senang sekaligus berbunga-bunga diperlakukan seperti seorang wanita spesial oleh tukang sayur langgananku itu.85949Please respect copyright.PENANAet9bvKEleG
85949Please respect copyright.PENANA8fd6HaB1tz
“TING” sebuah pesan masuk ke dalam smartphoneku.85949Please respect copyright.PENANABY6TmQYKto
85949Please respect copyright.PENANAR8E9JMrc7e
Aku segera membukanya dan melihat kalau pesan tersebut ternyata dari Mang Dedi, “Lain kali kamu harus beli terong yang ini!” tulisnya sambil mengirim foto penisnya yang tengah tegang berdiri.85949Please respect copyright.PENANAyUDnDY9YX0
85949Please respect copyright.PENANAg6PRwOArHr
ASTAGFIRULLAH!!!85949Please respect copyright.PENANAI0MJuJmXKo