65281Please respect copyright.PENANArZo6x9lsnR65281Please respect copyright.PENANAzL5ktAdba1
Liya
65281Please respect copyright.PENANADME6QGVmMX
Aku terlonjak kaget dari pelukan Mang Dedi saat mendengar suara ketukan pada pintu kontrakannya. Pintu tersebut di gedor begitu keras, di barengi oleh suara seorang wanita yang terdengar seperti marah-marah dengan bahasa yang sama sekali tidak aku mengerti.65281Please respect copyright.PENANA4dxjcaanaB
65281Please respect copyright.PENANAsIWgj9hsLN
Segera saja ku tatap wajah Mang Dedi untuk meminta penjelasan. Namun dengan santainya Mang Dedi tersenyum melihatku yang tampak panik duluan.65281Please respect copyright.PENANAD24XzSm8eq
65281Please respect copyright.PENANAkn5PXFxgBb
“Udah biarin aja Dek!” ucap Mang Dedi mengencengkan pelukannya.65281Please respect copyright.PENANAQLeLF0iPf5
65281Please respect copyright.PENANA2oQoPY54O3
Tapi suara ketukan di pintu kontrakannya itu terdenger semakin keras, “Capat buka pintunya Dedi!! ato ta langsung dobrek ini!!” teriak suara perempuan itu.65281Please respect copyright.PENANASKnvvPFbWe
65281Please respect copyright.PENANADHWLkypG6S
“Marah tuh dia Mas!!” ucapku semakin panik walau tidak mengerti apa yang wanita itu katakan.65281Please respect copyright.PENANAnnC9JxSw1Y
65281Please respect copyright.PENANAkwpHAwAVvq
Mang lalu Dedi berdecih malas, “Kamu pakai baju dulu aja Dek! Biar aku yang buka pintu” ucapnya melepas pelukan.65281Please respect copyright.PENANATzd7WXuYEc
65281Please respect copyright.PENANATXwX0CmwIH
“Tapi itu siapa??” tanyaku ikut penasaran.65281Please respect copyright.PENANAB1K22653yN
65281Please respect copyright.PENANAdUdVTo6chC
“Hmm.., Kakak aku paling...,” jawab Mang Dedi begitu santai.65281Please respect copyright.PENANAYbUUX9Twq6
65281Please respect copyright.PENANAIM5aj5fubY
Saat itu juga jantungku serasa mau copot mengetahui kalau ternyata yang menggedor pintu tersebut adalah kakak dari Mang Dedi. Aku kaget dan langsung mencabut batang penis Mang Dedi yang sedari tadi masih tertancap nyaman dalam vaginaku dengan cepat, “Awwh...,” ucapku merasa sedikit ngilu.65281Please respect copyright.PENANAc2roPZ6zYL
65281Please respect copyright.PENANAUZ3Mg6sr9Z
“Ka—kakak kamu Mas?” sambungku bertanya dengan gugupnya.65281Please respect copyright.PENANAnz9We93lmB
65281Please respect copyright.PENANAWhX7ysLZkH
Pikiran dan rasa maluku tiba-tiba muncul saat membayangkan kalau sebentar lagi aku mungkin akan bertemu dengan salah satu anggota keluarga Mang Dedi. Hatiku semakin panik dan perasaanku ikut bingung karena aku tidak tau bagaimana harus bersikap dan memperkenalkan diriku jika seandainya kami bertatap muka.65281Please respect copyright.PENANAPudncrpkyR
65281Please respect copyright.PENANAoSUubAmvoU
“Hehehee.. gausah salting gitu sayang..” celetuk Mang Dedi terkekeh.65281Please respect copyright.PENANAczILG6b7ru
65281Please respect copyright.PENANArZRw86w7RH
Kupukul bahunya dengan pelan karena dia seperti menganggap remeh situasi seperti ini, “Ih serius Mas!! Aku harus gimana ini Mas??” tanyaku semakin panik.65281Please respect copyright.PENANAU64NQeeiIG
65281Please respect copyright.PENANAWf6sEmIJ3R
“Gimana apanya?? kamu tinggal pake bajumu doang sayang.” balas Mang Dedi bangkit dari atas kasur dan memakai celana pendeknya.65281Please respect copyright.PENANA8t94OhjLPm
65281Please respect copyright.PENANAk0JnKAELE1
“Atau kamu mau tetep begitu aja di depan kakak aku??” goda Mang Dedi tertawa nyeleneh.65281Please respect copyright.PENANA1H7OivTUY2
65281Please respect copyright.PENANAOB4OvvmK5B
65281Please respect copyright.PENANAZ2u3DlVW5D
“Dih!! serius Mas!! Nanti kalau kakak Mas liat aku gimana??” tanyaku balik.65281Please respect copyright.PENANAo6F81EMCT2
65281Please respect copyright.PENANAlBuMBVfdO1
Mang Dedi lalu tersenyum santai ke arahku, “Ya gapapa Dek! kamu kan istri aku..” balasnya tertawa.65281Please respect copyright.PENANABMESxGkiKa
65281Please respect copyright.PENANA3OO7jbdc8b
“Emang kakak Mas gak bakal curiga??” tanyaku lagi.65281Please respect copyright.PENANAlijXMxxtFs
65281Please respect copyright.PENANAVc8EyBvcy7
“Curiga kenapa sih sayang?? udah gede ini kok. Dia pasti ngerti lah” jawab Mang Dedi mengerlingkan matanya. “Udah gapapa.. kamu pake baju aja.” lanjutnya kemudian berlalu ke arah depan.65281Please respect copyright.PENANAUrqikg7Dex
65281Please respect copyright.PENANAdZwiJIIN2g
Sambil berjalan Mang Dedi terdengar membalas perkataan kakaknya dengan suara tak kalah tinggi, “Sabar sadiki kwa!! Ada sakit ngana bataria terus” ucapnya dalam bahasa yang ikut tak kumengerti.65281Please respect copyright.PENANABIuGFYl2Fb
65281Please respect copyright.PENANAcurFGDemxb
Dengan cepat akupun beranjak dari atas kasur menuju kamar mandi Mang Dedi. Tanpa sadar kusentuh vaginaku dengan tangan sambil menatap nanar wajahku65281Please respect copyright.PENANAQexdkaeoeq
di depan cermin. Gelenyar panas dan ngilu masih amat terasa pada liang yang menerima sodokan penis si tukang sayur langgananku itu. Semuanya terasa seperti candu yang ingin kunikmati lagi, lagi dan lagi.65281Please respect copyright.PENANA5aNVGIqAm4
65281Please respect copyright.PENANABiydWmAz1i
Dan aku benci itu semua. Benci karena hubungan kita adalah hubungan yang begitu terlarang.65281Please respect copyright.PENANAZfQt8iwhsV
65281Please respect copyright.PENANAqc3RmUfkZ9
Bagaimana aku akan menjelaskan kepada kakak Mang Dedi tentang keberadaanku ini?? Bagaimana pula cara aku memperkenalkan diri kalau seandainya dia menanyakan apa hubunganku dengan adiknya?? atau yang lebih parah, bagaimana kalau dia mengetahui apa yang telah kami perbuat barusan??65281Please respect copyright.PENANARNp7fgc0k1
65281Please respect copyright.PENANAI7BJm1rEdk
Plakk!!65281Please respect copyright.PENANAflE1d2zZo8
65281Please respect copyright.PENANAndCXuR6LoZ
Aku menampar pipiku sendiri mencoba meraih kesadaran dari rasa gugup yang menumbuhkan banyak sekali pertanyaan-pertanyaan dalam hatiku. Setelah beberapa saat mengatur nafas, aku lalu merapikan make up wajahku yang sedikit berantakan akibat pergumulanku dengan Mang Dedi barusan, lalu kemudian memakai kembali pakaianku satu persatu dan beranjak keluar dari kamar mandi.65281Please respect copyright.PENANAPR1h31r89Z
65281Please respect copyright.PENANAvnK2vTDaYJ
Begitu aku membuka pintu, telingaku langsung menangkap beberapa suara dari arah depan kontrakan Mang Dedi seperti riuh dengan beberapa orang.65281Please respect copyright.PENANACe6wQYeqkJ
65281Please respect copyright.PENANA9lYKr3ruvX
"So tau jomblo, pas dapa suruh kaweng ngana nimau" Ucap kakak Mang Dedi dengan logat yang terdengar sangat kental seperti logat dari indonesia timur.65281Please respect copyright.PENANAQDJGPXEe4F
65281Please respect copyright.PENANAPM40t01IzU
"Serta saki, beking siksa banya orang ngana.." Lanjut kakaknya lagi.65281Please respect copyright.PENANAK3Jli3gRNd
65281Please respect copyright.PENANA6p9r24yqA8
Lalu Mang Dedi terdengar membalas, "Sok tau ngoni samua!! Kita so nda jomblo skarang doe" ucapnya dengan nada tak kalah tinggi.65281Please respect copyright.PENANAyIjsJN7Uiv
65281Please respect copyright.PENANA7Hg4fX3L47
"Co mo lia depe foto?" Kata kakak Mang Dedi sekali lagi.65281Please respect copyright.PENANAIqCnwPfcjF
65281Please respect copyright.PENANAtIwkAESPlu
Karena aku penasaran, akupun melangkahkan kakiku berjalan pelan menuju tempat Mang Dedi berada dengan hati yang berdebar-debar. Aku takut kalau Mang Dedi sedang ada masalah dengan kakaknya sehingga mereka terdengar sedikit agak ribut.65281Please respect copyright.PENANAqLt69z1k8n
65281Please respect copyright.PENANAHyGBwnYc7H
"Nda perlu foto, depe orang langsung leh kita se lia" Jawab Mang Dedi yang tiba-tiba saja berjalan muncul di depanku.65281Please respect copyright.PENANAhozA6j5LIG
65281Please respect copyright.PENANABoHWhM5ahn
Aku panik melihat hal tersebut sedangkan Mang Dedi hanya tersenyum menggenggam tanganku, “Ke—kenapa Mas??” tanyaku bingung.65281Please respect copyright.PENANAHCvKTPTm6R
65281Please respect copyright.PENANAVI2TksL6Lx
Namun Mang Dedi tidak menjawab dan hanya menarik tanganku berjalan mengikutinya ke arah depan, “Ni orangnya!!” ucap Mang Dedi dengan lantang.65281Please respect copyright.PENANAitmdH8RyGn
65281Please respect copyright.PENANA4agRmLKMG4
Aku tersentak ketika melihat kalau ternyata di ruangan itu terdapat tiga orang lagi selain Mang Dedi. Mereka tampak tak kalah kaget pula melihatku tiba-tiba muncul di hadapan mereka. Rasanya kikuk, canggung dan malu saat ketiga orang yang semuanya wanita berbeda usia itu menatapku dengan tatapan tidak percaya.65281Please respect copyright.PENANATiaU7CtVfi
65281Please respect copyright.PENANA7HHwuOegWd
“Sapa pe anak leh yang ngana di bawa ka rumah?” Tanya wanita paling muda yang ternyata adalah kakak dari Mang Dedi. Kutahu itu dari suaranya yang dari tadi paling sering terdengar.65281Please respect copyright.PENANAEoZVlDB05Q
65281Please respect copyright.PENANAraKYH9pPcB
Kakak Mang Dedi itu terlihat masih sedikit muda dengan kulit yang amat putih, jauh berbeda dari kulitnya Mang Dedi. Rambutnya panjang tidak diikat dan dicat dengan warna ke kuning-kuningan.65281Please respect copyright.PENANAwwUxN92a3P
65281Please respect copyright.PENANAAfItAjlAsj
“Kita pe cewe nooo!!” balas Mang Dedi mengangkat tanganku.65281Please respect copyright.PENANAz56jaHKXYu
65281Please respect copyright.PENANAHRCpPQuMW5
Tiba-tiba aku menjadi kian gugup, walau tidak terlalu mengerti apa yang diucapkan oleh Mang Dedi dan kakaknya itu, namun aku dapat sedikit menerka bahwa aku sedang di perkenalkannya kepada mereka.65281Please respect copyright.PENANAXJddBax6FH
65281Please respect copyright.PENANAAsQTRn2vDH
“Jang mangaku-mangaku ngana. Mana mungkin cewe pe pasung bagini mo mau pa ngana!!” ucap salah satu wanita lagi.65281Please respect copyright.PENANADcGoBVceUG
65281Please respect copyright.PENANA0CAtiadB6t
Kuperhatikan wanita yang berbicara seperti meledek itu tampak lebih tua dari kakak Mang Dedi, namun lebih muda dari yang ada di sebelahnya. Dandanan wanita itu cukup mencolok, dengan make up yang cukup tebal dan lipstick merah menyala seperti yang ku pakai, rambutnya juga hitam pekat disasak cukup tinggi, memberi kesan angkuh pada penampilannya.65281Please respect copyright.PENANAzlRJVIclNu
65281Please respect copyright.PENANAi4H8yHwI4c
“Tante boleh tanya langsung jo pa dia..” jawab Mang Dedi menunjukku.65281Please respect copyright.PENANAyPTq15n16J
65281Please respect copyright.PENANAvVGvkJK1q0
“Kenalin Dek. Ini Tante aku namanya Julie.” ucap Mang Dedi memberitahuku kalau yang barusan berbicara ternyata adalah tantenya.65281Please respect copyright.PENANA4k4vKIGJRP
65281Please respect copyright.PENANA0AUvbmpj1E
Aku mengangguk pelan sambil mengulurkan tanganku, “Liya Tante” ucapku memperkenalkan diri. Ditatapnya aku penuh selidik dan nanar dari ujung kaki sampai ujung kepala sebelum akhirnya dia menjabat tanganku, “Julie” jawabnya tersenyum.65281Please respect copyright.PENANAsSw9allqCv
65281Please respect copyright.PENANAAYCjoknnsQ
“Kalau yang dari tadi cerewet terus, itu kakak aku Dek. panggil aja Kak Bela” lanjut Mang Dedi memperkenalkan kakaknya, kusalami dan kuperkenalkan namaku juga.65281Please respect copyright.PENANASQ1NJgJdbO
65281Please respect copyright.PENANAX7Or2H7In9
Terakhir, tinggallah wanita yang paling tua diantara mereka bertiga. “Nah.. kalau yang terkahir ini, Mama aku tercinta. Namanya Mama Martha!!” Ucap Mang Dedi lantang seperti seorang MC di acara dangdutan.65281Please respect copyright.PENANAEtoc2Mlb8v
65281Please respect copyright.PENANAEPiKtjU2Ul
Kusapa Ibu Mang Dedi tersebut dengan penuh ramah tamah sambil mengulurkan tangan. Beliau menjawabnya sambil tersenyum tak kalah ramah kepadaku. Disambutnya uluran tanganku dan kuciumi punggung tangannya dengan sopan.65281Please respect copyright.PENANAYXgDdv6Fzx
65281Please respect copyright.PENANArSIU74TF9k
“Sa--saya Liya Bu” ucapku tergugup mengucap salam.65281Please respect copyright.PENANANEb15OWck3
65281Please respect copyright.PENANA58IGkwSNkH
Namun belum sempat ku salami dengan benar, Ibu Mang Dedi tersebut memegang erat tanganku dan langsung bertanya, “Kamu beneran pacar anak saya??” ucapnya dengan nada yang tidak percaya.65281Please respect copyright.PENANAltcwLKuN4I
65281Please respect copyright.PENANANzLQVqOzUC
"Ah.., masa mama ba bilang bagitu!!” protes Mang Dedi cemberut.65281Please respect copyright.PENANAOuGly4QUPx
65281Please respect copyright.PENANA7JGvjSV8GZ
Lalu dia segera di marahi oleh ibunya, “Sudah jo badiang jo ngana!!” tatapnya tajam.65281Please respect copyright.PENANA4giKhDslwT
65281Please respect copyright.PENANAyMfQib6h58
Aku terhening menatap ke arah Mang Dedi sebentar sebelum aku menjawab, “I—iya Bu, saya pacarnya Mas Dedi” balasku tersenyum.65281Please respect copyright.PENANAYA7yPMGL4E
65281Please respect copyright.PENANA0Eq5bvm7iX
Entah apa yang terlintas dipikiranku saat itu hingga aku dengan beraninya mengaku sebagai pacarnya Mang Dedi di depan orang tuanya sendiri. Sementara pada kenyataannya, kami berdua tak lebih dari sekedar pasangan selingkuh. Namun kulihat Mang Dedi berdengus bangga mendengar jawabanku tersebut.65281Please respect copyright.PENANATQwfGxbW8L
65281Please respect copyright.PENANAq1YMZo3cKD
“Tuh kan. Kalian saja yang gak pernah percaya!!” Ucapnya mencibir ketiga wanita yang ada didepannya. Sedangkan kakak dan tante Mang Dedi malah senyum-senyum sumringah meledek ke arahnya.65281Please respect copyright.PENANAw7lSCILQ7c
65281Please respect copyright.PENANAxZ7ckkUBOG
“Jangan panggil Ibu! Panggil mama saja.” ucap Ibu Mang Dedi memegang tanganku dengan kedua tangannya.65281Please respect copyright.PENANAMIBZvCDDAp
65281Please respect copyright.PENANA5lxijTvgO7
Kuperhatikan sejenak raut muka ibu Mang Dedi yang sudah bisa dibilang cukup berumur, tapi dengan potongan rambutnya yang dibuat sependek mungkin itu menambah kesan kalau dia masihlah cukup awet muda untuk ukuran wanita seusianya.65281Please respect copyright.PENANAIqzml69fJt
65281Please respect copyright.PENANAU7npNR5ZqC
Kuanggukkan kepalaku pelan, “I--iya Ma!” jawabku gugup memaksa tersenyum.65281Please respect copyright.PENANAHEw1piTB4T
65281Please respect copyright.PENANAB8EDegN4Aq
“Kamu umur berapa sekarang??” tanya Ibu Mang Dedi sekali lagi.65281Please respect copyright.PENANAWnsJ3fltXP
65281Please respect copyright.PENANAXtsT0ESt1V
“27 tahun, Ma” balasku singkat.65281Please respect copyright.PENANAnQC04w7oA4
65281Please respect copyright.PENANAOOCAdxn6KS
“Hmm... masih muda” ucap Ibu Mang Dedi mengangguk-angguk pelan.65281Please respect copyright.PENANA6YL8OVsC4O
65281Please respect copyright.PENANA3X27ggQMBQ
Disebelahnya, kakak Mang Dedi bertepuk tangan, “Luar biasa pelet kau Dedi” ucapnya meledek.65281Please respect copyright.PENANApZ2hVGkk6H
65281Please respect copyright.PENANAgnWGI0BYm3
“Enak saja! Ini murni karena cinta woi. Iya gak Dek??” tanya Mang Dedi menyentuh punggungku dengan pelan.65281Please respect copyright.PENANAt0lcLdCI8L
65281Please respect copyright.PENANAJIeLV4FaH4
Dengan sedikit malu aku kemudian mengangguk, “I—iya Kak, Mas Dedi gak pakai pelet kok” jawabku membela Mang Dedi.65281Please respect copyright.PENANAqAv0UYU3XU
65281Please respect copyright.PENANAi7BCn2c8CZ
Memang bukanlah ilmu hitam ataupun pelet yang membuatku jatuh ke dalam pelukan Mang Dedi. Justru sikap dan caranya berkomunikasilah yang membuatku hanyut semakin melupakan diri. Apalagi di tambah dengan keperkasaan dan kejantanannya yang senantiasa memberikan kepuasan syahwat kepadaku, membuat aku semakin tidak bisa melepaskan diri dari daya pikat tukang sayur langgananku tersebut.65281Please respect copyright.PENANAxURbbIRwd8
65281Please respect copyright.PENANAXORbQBnrOi
“Emang sudah edan dunia ini” timpal Tante Mang Dedi menggeleng tidak percaya.65281Please respect copyright.PENANAo12Bm5x71x
65281Please respect copyright.PENANAUf3s2in2ak
Namun kemudian Ibu Mang Dedi tampak menyadari kalau di jari manisku terdapat sebuah cincin, “Kamu sudah menikah Liya??” tanyanya tiba-tiba mengangkat jariku.65281Please respect copyright.PENANAJTfGwTPJ3r
65281Please respect copyright.PENANA2ixqrUQAK9
DEGH!65281Please respect copyright.PENANAlstnrs0D3U
65281Please respect copyright.PENANAA7KIfmoSGi
Hatiku berdetak kaget, jantungku bergemuruh kencang dan tubuhku merasa panas. Rasanya aliran darahku berhenti seperti terbakar dan meledak seketika, mungkin juga saat ini wajahku sedang pucat pasi kehilangan kata-kata untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh ibu Mang Dedi tersebut.65281Please respect copyright.PENANAMN3bybb7vJ
65281Please respect copyright.PENANA4vnkFVFDhp
“Jujur aja sama Mama! Gapapa kok” sambung Ibu Mang Dedi sekali lagi.65281Please respect copyright.PENANAcTQf4gPGof
65281Please respect copyright.PENANAoV86bIyhF9
Aku kemudian mengalihkan pandanganku lagi kearah Mang Dedi seolah meminta bantuan darinya, akan tetapi Mang Dedi hanya mengangguk tersenyum memintaku agar menjawabnya sendiri entah harus berbohong atau jujur.65281Please respect copyright.PENANAtX5fwiRBaj
65281Please respect copyright.PENANAspmcvn3RVJ
Ku hela nafasku pelan dan mengangguk ragu, “Su—sudah Ma” jawabku tergugup. Aku rasa tak ada gunanya berbohong karena pasti akan langsung ketahuan.65281Please respect copyright.PENANAkPig7sjdGg
65281Please respect copyright.PENANAEqLnNSd0xy
“Tapi tetep masih mau sama bujang lapuk ini??” tanyanya kembali menunjuk Mang Dedi. Lagi-lagi aku berdiam diri sebentar, kehabisan kata-kata.65281Please respect copyright.PENANAxhlTMoyC7F
65281Please respect copyright.PENANABjuXBReBY0
Beruntung, akhirnya Mang Dedi memotong pembicaraan ini dan langsung saja menjawab, “Ya pasti mau lah Ma!!! Kalau gak, ngapain dia mau kesini segala. Iya gak Dek??” tanya Mang Dedi merangkul bahuku.65281Please respect copyright.PENANAglwX7cQDhc
65281Please respect copyright.PENANAeIUJaIvgKb
Aku lalu menatap bingung padanya, seolah meminta penjelasan dari perkataannya tersebut. Tapi yang kudapat dari sorot mata Mang Dedi justru sebuah permintaan untuk mengiyakan saja perkataannya mengikuti arus pembicaraan.65281Please respect copyright.PENANAIATYZ8fWDT
65281Please respect copyright.PENANAjcQEYsHrpl
“I—iya Ma! Masih kok” jawabku mengangguk.65281Please respect copyright.PENANAqJlfIyv58g
65281Please respect copyright.PENANArguCmdTO4B
Hatiku bergemuruh dengan kencang penuh penolakan, disatu sisi aku memang masih ingin melanjutkan hubungan terlarangku ini bersama Mang Dedi, tapi di sisi lain nuraniku berkata kalau aku sudah terlalu jauh melangkah mengkhinati suamiku sendiri, bahkan dengan memberitahu ibu Mang Dedi bahwa aku masih menginginkan anaknya walau aku sudah mempunyai suamisekalipun.65281Please respect copyright.PENANA37j1365vn2
65281Please respect copyright.PENANAfjehVTJLFk
Namun tanpa kuduga reaksi Ibu Mang Dedi begitu berlawanan dengan apa yang aku takutkan, ia tersenyum sumringah, “Yasudah kalau gitu gapapa” ucapnya padaku.65281Please respect copyright.PENANAw3SiC2ASu6
65281Please respect copyright.PENANAt25QqRYyXV
Cukup kaget juga mendengar persetujuan dari Ibu Mang Dedi walaupun dia tahu kalau statusku sudah menjadi istri dari orang lain. Namun entah kenapa dia tampak senang-senang saja setelah mengetahui hal tersebut.65281Please respect copyright.PENANAGXWvZJ1H0O
65281Please respect copyright.PENANAnZZ6t1VqtR
“Mama tidak masalah selama kamu menjaga anak Mama dengan baik” sambung Ibu Mang Dedi sekali lagi.65281Please respect copyright.PENANANQHMaBNNrv
65281Please respect copyright.PENANAbEJfsXU1Sf
Disebelahnya, kakak Mang Dedi ikut menimpali, “Iya Ma! Daripada kita terus yang repot jagain dia kalau ada apa-apa” ucapnya.65281Please respect copyright.PENANANBIdtS1Bsy
65281Please respect copyright.PENANAmx2eXGPElo
“Jang ngana lupa kase selamat pa dia Dedi. Gagah ini ngana beking jadi ngana pe bini” sahut tante Mang Dedi tiba-tiba tersenyum.65281Please respect copyright.PENANAf1RXouCcvc
65281Please respect copyright.PENANAOzvj3whDO3
Mang Dedi mengelus hidungnya sambil tertawa, "Wahaha.. batenang jo tante. sementara olah ini” ucapnya dengan bangga.65281Please respect copyright.PENANAVYusFnnANv
65281Please respect copyright.PENANAVy9ZUrsa0o
Walau aku tidak mengerti sama sekali apa yang mereka bicarakan tersebut, namun hatiku amat senang mendapati kalau aku cukup di terima baik oleh keluarga Mang Dedi. Rasanya perkenalan awalku berjalan mulus meski selanjutnya tampak seperti sebuah ajang wawancara.65281Please respect copyright.PENANAYdWFBVmUJa
65281Please respect copyright.PENANAuIvULtfSzy
Ibu, Tante, dan Kakak Mang Dedi begitu mendominasi pembicaraan dengan melontarkan banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang mengorek lebih jauh kehidupan pribadiku. Mulai dari tempat dan asalku berada, keseharianku, hingga yang paling gila tentang hubunganku dengan suamiku sendiri.65281Please respect copyright.PENANAhrgCGdJXnE
65281Please respect copyright.PENANAWkEmcHpAx2
"So itu kwa dia suka pa ngana, lantaran depe suami pe lolo kacili." ucap Kakak Mang Dedi masih dengan bahasa daerahnya.65281Please respect copyright.PENANAWnEe7t93wM
65281Please respect copyright.PENANA6vzIw1u0eY
Mang Dedipun tertawa membalas, “Butul komaling. Liar deng binal ini parampuan satu. Nyanda pias deng depe laki" jawabnya memelukku.65281Please respect copyright.PENANAlJV3U08CiV
65281Please respect copyright.PENANAJwt5Xsfg4t
“Kalian pada ngomong apaan sih??” ucapku bingung dan heran.65281Please respect copyright.PENANA3fA6hbBIwL
65281Please respect copyright.PENANAe24Ycyhsh1
Kini giliran tante Mang Dedi yang menimpali, “Mereka pada bilang kamu cantik Liya” balasnya menjelaskan padaku.65281Please respect copyright.PENANA27iNEgjU6E
65281Please respect copyright.PENANANeVav1FPqK
Seketika aku bersemu merah mendengar hal tersebut, "Dia le lebe sanang kalo kita mo bilang binal." Sambung tante Mang Dedi lagi.65281Please respect copyright.PENANAnzoz9gRWCk
65281Please respect copyright.PENANAFllqG6odsQ
"Brenti jo. Kiapa ngoni ni dia be tatawa kita pe maitua." protes Mang Dedi pada keluarganya.65281Please respect copyright.PENANAUbeEAhy3uB
65281Please respect copyright.PENANApIxIfIm5ug
Namun ibu Mang Dedi tidak tinggal diam menyahuti, "So dapa ba cuki frey tagal itu ngana bela" ucapnya.65281Please respect copyright.PENANAarJbIdN1CR
65281Please respect copyright.PENANArkteXJzs8l
“Yang penting kita so rasa depe sadap ma" balas Mang meledek.65281Please respect copyright.PENANAjj4bh4HBGM
65281Please respect copyright.PENANAoQK7t3Ab86
Mereka bersama-sama tertawa berbarengan tanpa aku ketahui sama sekali apa yang mereka bicarakan tersebut. Aku hanya sesekali menyahuti pertanyaan mereka jika aku mengerti apa yang mereka bicarakan, lalu sisanya aku mengikuti mereka tertawa dan mengangguk-angguk saja seperti orang bodoh.65281Please respect copyright.PENANAgYbE8QpyK3
65281Please respect copyright.PENANA1qP7CTG4k3
Pembicaraan kamipun semakin asik dan mulai lugas seperti orang yang sudah akrab satu sama lain, bahkan tak jarang baik Ibu ataupun tante Mang Dedi begitu bersemangat menggodaku jika hal tersebut bersangkutan dengan urusan ranjang dan topik-topik mesum.65281Please respect copyright.PENANA9UEg3GYqvr
65281Please respect copyright.PENANAHt3HEPA9YP
“Wah. Berarti tadi Mama mengganggu kalian dong ya?” ucap Ibu Mang Dedi.65281Please respect copyright.PENANAbx3EVflAHK
65281Please respect copyright.PENANAeGvGheQ25e
Dengan santai Mang Dedi lalu menjawab, “Gak kok Ma! Udah selesai satu ronde” ucap Mang Dedi tersenyum.65281Please respect copyright.PENANALg1d0eUOg2
65281Please respect copyright.PENANAajRMPH3zCH
“Silahkan kalau kalian mau lanjut, Mama mau balik dulu” ucap Ibu Mang Dedi mengerlingkan mata padaku. “Jangan lupa bikinin Mama cucu ya Liya” sambungnya menahan tawa menggodaku.65281Please respect copyright.PENANAubO05jvMGl
65281Please respect copyright.PENANAACGT3V8zXc
Aku menunduk malu mengetahui kalau ibu Mang Dedi ternyata amat paham dengan apa yang baru saja aku lakukan dengan anaknya. Rasanya seperti tertangkap basah sudah berbuat sesuatu, namun ujung-ujungnya diizinkan begitu saja.65281Please respect copyright.PENANAujEbhi4UOZ
65281Please respect copyright.PENANAzgigKZUzfC
“Wiihh.. Baru direstuin udah mau minta cucu aja nih!” sahut Kakak Mang Dedi. “Emang bisa kamu bisa ngasih Ded??” sambungnya menyenggol lengan Mang Dedi.65281Please respect copyright.PENANAN6BhZd1R50
65281Please respect copyright.PENANAbZvkWRXDp2
Dengan wajah yang di tegakkan Mang Dedi lalu menjawabnya, “Ya tentu bisa dong. Ya gak Dek?” balasnya menatapku.65281Please respect copyright.PENANAFctOlkzeuc
65281Please respect copyright.PENANACxMPrCtnYn
“Apaan sih Mas!! malu ahh” jawabku mencubit lengannya.65281Please respect copyright.PENANA5fqeQ1Vbud
65281Please respect copyright.PENANADrEmx8UASh
Merekapun kembali tertawa terbahak-bahak begitu senang, “MAMAM!!” ucap Tante Mang Dedi meledek keponakannya itu.65281Please respect copyright.PENANAvVvqLPVBP4
65281Please respect copyright.PENANAHFMAfoYRdm
Tidak berapa lama kemudian keluarga Mang Dedipun berpamitan pulang kepadaku usai berbicara panjang lebar dan bercanda riuh denganku. Tak lupa aku berjanji kepada mereka untuk sesegera mungkin mampir ke rumah besar keluarga Mang Dedi, setelah tadinya mereka mengatakan kalau mereka ingin bertemu denganku dilain hari.65281Please respect copyright.PENANAVjDsTklB4R
65281Please respect copyright.PENANAVReurwXC2f
Setelah kepergian keluarga Mang Dedi tersebut, Beberapa kali aku melirik ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul lima sore, yang itu berarti sudah lebih dari tiga jam lamanya aku berada di rumah Mang Dedi.65281Please respect copyright.PENANATOVFe2LsxZ
65281Please respect copyright.PENANAv1pPLlGHOY
“Udah mau pulang Dek??” tanya Mang Dedi melihatku merapikan tempat makan yang tadi ku bawa dari rumah.65281Please respect copyright.PENANA8Nc28nZZa5
65281Please respect copyright.PENANAE6WNDbuMlH
Aku mengangguk pelan, “Iya Mas! Nanti aku dicariin suamiku. Sudah jam lima soalnya” balasku menjelaskan .65281Please respect copyright.PENANAKzilMjPNsu
65281Please respect copyright.PENANAXqQqQ59lsQ
“Tapi aku masih pengen lagi nih” ucap Mang Dedi memelukku dari belakang. “Nanti biar aku yang nganterin kamu ke rumah deh” sambungnya sambil berbisik.65281Please respect copyright.PENANAQfjDuOKbVa
65281Please respect copyright.PENANA3Fk1M9qliM
“Mas lagi sakit juga. Gausah!” balasku menolak.65281Please respect copyright.PENANAFDX2G4aBJk
65281Please respect copyright.PENANAxIADIfmMlF
“Ayolah Dek. Aku kalau sama kamu bisa sembuh kok” katanya tidak menyerah.65281Please respect copyright.PENANA7KnpHkf564
65281Please respect copyright.PENANAVxQxWpcuPV
Kueratkan pejaman mataku dan cengkraman pada baju gamisku. Begitu menggiurkannya tawaran kenikmatan dari perlakuan Mang Dedi hingga tanpa sadar aku menggigit bibir bawahku menahan gejolak birahi yang sekali lagi datang mendorong-dorong.65281Please respect copyright.PENANAzTCuHmsUs9
65281Please respect copyright.PENANAEQGrWEk7od
Aku mencoba sekuat tenaga untuk tidak terpengaruh dengan kata tersebut mengingat saat ini hari sudah cukup sore. Aku pasti akan dicurigai suamiku jika aku terlambat untuk pulang. Namun sekali lagi, aku tak dapat menguasai diriku didalam pelukan dan tindakan hangat Mang Dedi tersebut.65281Please respect copyright.PENANAYB7yUysx5k
65281Please respect copyright.PENANA4XoaJWRYCA
“Tuh! Kamu sebenernya masih pengen juga kan!!” ucap Mang Dedi setengah berbisik.65281Please respect copyright.PENANAo8cuAYsadB
65281Please respect copyright.PENANAFTzeb7S7ge
Mang Dedi merayapkan tangannya ke perutku, memelukku erat hingga merapatkan tubuh kami berdua. Dadanya yang sedikit berlemak itu melekat erat di punggungku. Wajahnya diletakkan begitu saja di bahuku, diantara lekukan leher yang tertutupi oleh hijab yang ku pakai.65281Please respect copyright.PENANA7Af0QkRWdE
65281Please respect copyright.PENANAXTX9ySSPcT
Membuat bulu kudukku meremang seketika, “Udah Mas!! aku mau pulang” pintaku berusaha mengatur nada suaraku yang bergetar. Menutupi debaran jantungku yang semakin tak berirama.65281Please respect copyright.PENANA67Kcw0xdW2
65281Please respect copyright.PENANAT5srXgwrN4
“Jangan pulang dulu sayang ih” sahutnya santai di telingaku.65281Please respect copyright.PENANAgrUeJUMar5
65281Please respect copyright.PENANAjOwAaYktiF
“Tapi ini udah sore Mas!! Suamiku pasti nyariin” balasku memperingatkannya.65281Please respect copyright.PENANA2ZLyz3JviL
65281Please respect copyright.PENANAAmqFvxiSQj
Namun Mang Dedi tetap saja bersetingkah menekan benda keras yang ada diselangkangannya ke bagian belakang tubuhku. Seolah sedang membuktikan bahwa dia amat bergairah saat ini.65281Please respect copyright.PENANAs5bgEyavVC
65281Please respect copyright.PENANAoIEiKtSQvM
“Biar aku yang tanggung jawab Dek Liya” balasnya tiba-tiba mendaratkan sebuah ciuman ringan di leherku.65281Please respect copyright.PENANAyCsnz5KRjJ
65281Please respect copyright.PENANAIKjpMcwR9d
“Oh Tuhaan jangan lagi!!” batinku hampir terlonjak.65281Please respect copyright.PENANA2WUS2YuqxN
65281Please respect copyright.PENANA5Idd6XDXO9
Membuat satu desahan keluar dan lolos dari bibirku, “Ehhmmm...”65281Please respect copyright.PENANAIu4DMWTFAd
65281Please respect copyright.PENANAkzurm10XDr
Mang Dedi tampak senang mendengarnya, apalagi ketika desahan lain segera menyusul keluar dari mulutku saat bibirnya mulai menyusuri bagian leher dan tengkukku. Lalu memperdalam kecupannya disitu sambil menggigit memberikan tanda cupang dari balik hijab lebar yang tengah ku pakai.65281Please respect copyright.PENANA70nFNkJCEM
65281Please respect copyright.PENANAfbxF67ZqSj
Hingga akhirnya dia melepas kecupannya, “Jangan pulang dulu ya?” pintanya merajuk seketika memutar tubuhku menghadapnya.65281Please respect copyright.PENANASbwlGzSFUt
65281Please respect copyright.PENANAolvnVcLWJ9
Mata Mang Dedi terlihat sayu penuh gairah menatapku. Napas kamu berdua sama-sama mulai memburu. Lalu secepat kilat, bibirnya mendarat di bibirku. Lidahnya begitu saja memasuki mulutku, berusaha melilit dan menarik lidahku.65281Please respect copyright.PENANAuh2VtN36NT
65281Please respect copyright.PENANAEdUnC7MZCg
“Ahhh... terulang lagi..,” batinku akhirnya pasrah dalam ciuman kami yang begitu bergairah.65281Please respect copyright.PENANAzqcwJzJcMI
65281Please respect copyright.PENANAkUp5Js79A9
Rasanya darahku kembali berdesir dan ciumanku terasa menuntut untuk kembali dipenuhi. Apalagi di tambah dengan tangan Mang Dedi yang merayap menjelajah bagian-bagian sensitif tubuhku, membuatku semakin kehilangan akal sehatku yang dari tadi sudah diburu waktu.65281Please respect copyright.PENANArJWp9tO4St
65281Please respect copyright.PENANA8muPHuLMUx
“Mas kamu nakal!!” ucapku tersenyum menepuk pundaknya.65281Please respect copyright.PENANAkxjJUOSDKl
65281Please respect copyright.PENANAQ0Wgq2Mhnn
Mang Dedi mengecupku membalasnya, “Tapi kamunya suka kan Dek Liya??” tanyanya terkekeh.65281Please respect copyright.PENANAVxOrGkZ4bh
65281Please respect copyright.PENANAJw9Fx62Cen
Mang Dedi lalu memposisikan kedua lengannya di bawah bokongku, dan dengan begitu saja tubuhku tiba-tiba melayang naik saat dia mengangkatku begitu mudah dalam gendongannya. Secara spontan aku mengalungkan lenganku erat di lehernya. Lalu kedua kakiku melingkar di pinggangnya, terkait sempurna pada tubuhnya yang menopang tubuhku dengan kedua tangannya agar aku tidak jatuh.65281Please respect copyright.PENANAASe1fFLT5A
65281Please respect copyright.PENANAhbIEIp6mgj
Kami lagi-lagi berciuman dengan liar. Hingga akhirnya suara smartphoneku berdering menghentikan aksi gila ini.65281Please respect copyright.PENANAI8bnL6TqyJ
65281Please respect copyright.PENANACXte4XTV6p
“Ahh mengganggu saja!!” Ucap Mang Dedi menggeram menghentikan ciumannya.65281Please respect copyright.PENANAW1hmurvuur
65281Please respect copyright.PENANAmBV45bqgD5
Kulirik layar hapeku sedikit melihat kalau nama “Suamiku” tertera memanggil disana. 65281Please respect copyright.PENANAdx3Aqnhky0