7197Please respect copyright.PENANAx8p66uhLiz
7197Please respect copyright.PENANAcKVmarEmp4
Sejak pergi bersama ke waterpark, pak Bowo jadi lebih sering datang kerumah Cita. Memang setiap dia datang selalu saja ada keperluannya, bukan sekedar untuk menemui dan mendekati Cita. Keperluan itu tak lain adalah mengurus hak-hak Andi sebagai karyawan yang sudah mengundurkan diri dari tempat kerjanya. Dan kedatangan pak Bowo selalu disambut baik oleh Cita dan ibu mertuanya, termasuk Putra juga.7197Please respect copyright.PENANAPpAdrNBwGQ
7197Please respect copyright.PENANA7w3K3YoOZD
Cita sebenarnya merasa tak enak dengan pak Bowo yang mengurusi semuanya, tapi dia sendiri juga tak punya waktu untuk mengurusnya. Selain karena dia juga bekerja, kalau sudah dirumah dia inginnya menghabiskan waktu dengan anaknya. Ibu mertuanyapun sepertinya juga merasakan hal yang sama, tapi dia juga tidak tahu menahu soal urusan itu, sehingga mempercayakan semuanya kepada pak Bowo. Dan lagi dia merasa sangat terbantu dengan semua bantuan dari pak Bowo.7197Please respect copyright.PENANAv40P3GHgir
7197Please respect copyright.PENANAuaGV6nOJWL
Cita sendiri meskipun sudah pernah disuruh oleh pak Bowo untuk menjenguk Andi, tapi sampai saat ini dia belum juga melakukannya, padahal sudah sebulan ini Andi dipenjara. Sedangkan ibu mertuanya selalu menyempatkan seminggu sekali untuk mengunjungi Andi. Cita juga selalu mendapat pesan yang sama dari Andi lewat ibu mertuanya, yang intinya Andi masih berusaha untuk meminta maaf kepada Cita dan masih terus berharap agar Cita mau menemuinya. Tapi ibu mertuanya tak memaksa, karena dia juga tahu kalau Cita masih menyimpan amarah kepada Andi.7197Please respect copyright.PENANACiPNyYYhSM
7197Please respect copyright.PENANAVKtLU4yJSn
Dilain hal, Cita tidak mau terlalu memikirkan itu. Dia mau fokus dengan kerjaannya. Dikantornya dia sudah semakin nyaman karena sikap teman-temannya. Meskipun kadang dia merasa agak risih dengan perubahan sikap beberapa temannya yang pria, yang dia nilai mulai berlebihan sikapnya. Dan semua itu akhir-akhir ini dia ceritakan pada pak Bowo, jika mereka sedang ngobrol dirumah tanpa ada ibu mertuanya yang ikut nimbrung.7197Please respect copyright.PENANAwSjhdaP4Sk
7197Please respect copyright.PENANAvXAgZEDKug
Pak Bowo terlihat bersikap dewasa dan selalu menasehati Cita untuk tidak berburuk sangka, tapi juga harus tetap hati-hati. Dia berbicara seolah-olah ingin menjadi pelindung bagi Cita, padahal didalam otaknya dia jauh lebih menginginkan Cita ketimbang teman-teman kantornya Cita. Tapi Cita tidak menyadari hal itu karena sikap pak Bowo selama ini tidak menunjukan hal itu, sikapnya masih sama, biasa-biasa saja.7197Please respect copyright.PENANAVqZ5MgatsN
7197Please respect copyright.PENANAfDfecb3xbX
Sabtu sore, Cita sedang dirumah dengan ibu mertuanya dan juga anaknya. Hari ini Nada tidak datang kemari. Nada bilang tadi ditelpon kalau sedang ada suaminya sehingga tidak bisa main dan menginap dirumah Cita. Citapun tak masalah, karena memang Nada sudah jarang sekali datang kerumahnya. Kalaupun datang paling hanya sebentar, tidak pernah berlama-lama.7197Please respect copyright.PENANA8t2ba4u9HM
7197Please respect copyright.PENANAuyGnnLogY6
Saat sedang ngobrol dengan ibu mertuanya itu, Cita mendengar suara mobil datang didepan rumahnya. Tak lama kemudian pintu diketuk dan terdengar salam dari luar. Cita menjawab salam itu dan segera menuju ke pintu untuk membukakannya karena dia tahu siapa yang datang.7197Please respect copyright.PENANAYTdxe5rZeR
7197Please respect copyright.PENANAn2KNVWX4Lr
7197Please respect copyright.PENANAAx3zYBevST
“Sore Cita”7197Please respect copyright.PENANAH4qkPN66jP
7197Please respect copyright.PENANAE0l3qyvJrt
“Sore pak Bowo, masuk pak”7197Please respect copyright.PENANAwkDT1aRxkg
7197Please respect copyright.PENANAEgGA9NXQcO
“Iya. Mana Putra?”7197Please respect copyright.PENANAE6yM7u7rlm
7197Please respect copyright.PENANA7oSjzw5Znz
“Itu ada lagi main sama neneknya. Pak Bowo darimana? Duduk pak”7197Please respect copyright.PENANA9YnvkLanEb
7197Please respect copyright.PENANALxKxedC4aP
“Iya makasih. Dari rumah aja, suntuk dirumah makanya kesini aja, mau ketemu Putra, hehe”7197Please respect copyright.PENANA0xBQuQnFeD
7197Please respect copyright.PENANA3zEZwHCmoE
“Bentar ya pak aku panggilin Putra dulu”7197Please respect copyright.PENANAbUZTj5pGZu
7197Please respect copyright.PENANAYajX86aQs9
“Iya”7197Please respect copyright.PENANA6aI4iNLSu7
7197Please respect copyright.PENANAG7ZikgNFUj
7197Please respect copyright.PENANA4NvCnkNcGQ
Cita kemudian masuk, tak lama kemudian ibu mertuanya dengan Putra datang menghampiri pak Bowo. Putra langsung nemplok dipangkuan pak Bowo, sambil dia ngobrol dengan ibu mertua Cita. Tak lama kemudian Cita datang membawakan minuman untuk pak Bowo. Saat Cita meletakan gelas itu dimeja, pak Bowo sempat melirik bagian belahan kaos Cita yang agak longgar dan sedikit terlihat belahan dadanya. Tapi tak lama dia mengalihkan pandangannya.7197Please respect copyright.PENANAT0sth23fq0
7197Please respect copyright.PENANAGft2YnqNNq
Cita memang tidak sedang memakai jilbabnya. Ini sudah kesekian kalinya, tiap pak Bowo datang dia sudah tidak serisih dulu lagi. Dia yang semakin akrab dengan pak Bowo, merasa tidak begitu risih tanpa jilbab seperti ini. Karena Cita pikir, dia masih memakai pakaian yang cukup sopan, tidak terlalu terbuka.7197Please respect copyright.PENANAC53BixjgoO
7197Please respect copyright.PENANAJDb5ObAqo7
7197Please respect copyright.PENANAKvdAJCjdXQ
“Putra, jalan-jalan yuk sama om Bowo” ucap pak Bowo pada Putra.7197Please respect copyright.PENANAtx76SCd3gF
7197Please respect copyright.PENANALqqtf7gZtC
“Kemana om?”7197Please respect copyright.PENANAWJoy5vkeJQ
7197Please respect copyright.PENANAiQheGCUPLW
“Hmm, ke taman aja gimana? Mau nggak?”7197Please respect copyright.PENANAyhk4KviWUA
7197Please respect copyright.PENANAj1O1iDB4PC
“Mau om. Ayo jalan-jalan”7197Please respect copyright.PENANAxDvw9YoEuJ
7197Please respect copyright.PENANA0FAQ8wJsLL
“Yaudah sana ajakin bunda sama eyangnya”7197Please respect copyright.PENANAE1kM6mZZpC
7197Please respect copyright.PENANA09fP448oU2
7197Please respect copyright.PENANAlwwrwaMI8q
Putra menurut kata pak Bowo. Dia lalu menghampiri neneknya.7197Please respect copyright.PENANAuA4pTbE6YJ
7197Please respect copyright.PENANARUs6g5hDVZ
7197Please respect copyright.PENANASqAzwCKLSZ
“Eyang ayo jalan-jalan ke taman sama om”7197Please respect copyright.PENANANUJrzo8KGl
7197Please respect copyright.PENANA0yxP0HjHIA
“Putra mau jalan-jalan?”7197Please respect copyright.PENANAYd7CbvRq8k
7197Please respect copyright.PENANAMwLfe8wAkp
“Iya”7197Please respect copyright.PENANASglhJEcq43
7197Please respect copyright.PENANAYkX3O8kRMD
“Sama bunda aja ya, eyang lagi sakit sayang”7197Please respect copyright.PENANAkC3GHQSIYI
7197Please respect copyright.PENANAzFPrHVp07s
“Yaah..”7197Please respect copyright.PENANAgZiikYa6AJ
7197Please respect copyright.PENANArBKgR0vtGH
“Yaudah Putra jangan dipaksa eyangnya, kan eyang lagi sakit. Biar eyang istirahat ya, biar besok bisa jalan-jalan sama Putra lagi” ucap Cita.7197Please respect copyright.PENANADR19EWV8OR
7197Please respect copyright.PENANARSGnCFtZx6
“Iya bunda”7197Please respect copyright.PENANAuWb4jU1R0u
7197Please respect copyright.PENANAXxSDQD56cA
“Yaudah sana Cit kamu ganti baju” ucap ibu mertua Cita.7197Please respect copyright.PENANAfEhFbNVDT3
7197Please respect copyright.PENANA66NNLEdtbo
“Iya bu. Ibu beneran nggak mau ikut?”7197Please respect copyright.PENANAILA1PxQNEa
7197Please respect copyright.PENANAg5sI3J8C9w
“Nggak, ibu lagi meriang nih, kalian aja”7197Please respect copyright.PENANAokeqYH5nKW
7197Please respect copyright.PENANAPNazVmoJjn
7197Please respect copyright.PENANAfvniEFDzin
Cita kemudian beranjak kekamarnya untuk berganti baju. Dia memakai model pakaian yang sering dia pakai kalau keluar. Kaos yang tadi dia pakai tidak diganti, hanya dia tutup dengan cardigan saja. Lalu dia memakai jilbabnya. Setelah itu dia berdandan sebentar lalu keluar dengan membawa tas kecilnya. Sedangkan Putra sudah berganti baju dibantu oleh neneknya tadi.7197Please respect copyright.PENANAUaa2q9m9NE
7197Please respect copyright.PENANAs0OniMmrv3
7197Please respect copyright.PENANAPTUacoIeGL
“Ijin keluar dulu ya bu, saya nggak akan pulangin mereka larut malem kok, hehe” ucap pak Bowo.7197Please respect copyright.PENANAtVl7BhUmLQ
7197Please respect copyright.PENANATRW59JCLOr
“Haha iya pak”7197Please respect copyright.PENANA9YMV0bhSle
7197Please respect copyright.PENANAvpzwsUh6b5
7197Please respect copyright.PENANA5KmP0ySCxt
Setelah itu merekapun berangkat. Rupanya taman yang dimaksud pak Bowo bukanlah taman yang berada di alun-alun kota, melainkan yang berada dipinggiran kota. Cita agak heran juga kenapa pak Bowo tidak membawa mereka ke taman alun-alun. Begitu sampai Cita agak kaget juga karena ternyata ditaman itu ada area khusus untuk bermain anak-anak. Dia baru tahu taman itu, karena sebelumnya belum pernah kesini.7197Please respect copyright.PENANAigRmPmcGJM
7197Please respect copyright.PENANA2jtegqwh4D
Putra yang baru sampai langsung meminta main diarea yang sudah disiapkan. Cita dan pak Bowo tidak ikut masuk, hanya melihat dari pagarnya saja, seperti orang tua lain yang juga hanya melihat anak-anak mereka yang sedang bermain.7197Please respect copyright.PENANAjfnwKfqdbC
7197Please respect copyright.PENANAuMdKLOyuXj
7197Please respect copyright.PENANA6CpX1VczuG
“Kenapa Cit? kok kayak kaget gitu?”7197Please respect copyright.PENANA0GVWGkvC3g
7197Please respect copyright.PENANAUTXxJOUfft
“Eh ini pak, nggak sih, cuma baru tahu aja taman ini”7197Please respect copyright.PENANA5vTL9kR7t4
7197Please respect copyright.PENANAoE6qKgUqoZ
“Loh kamu belum tahu emangnya?”7197Please respect copyright.PENANAk3950RA7S1
7197Please respect copyright.PENANAs3ygtFBBUL
“Tahunya cuma sempat lihat doang pas lewat sekitar sini. Kalau suasananya ya baru tahu malem ini”7197Please respect copyright.PENANABGpN4CGDfY
7197Please respect copyright.PENANAnGGm6WgZa2
“Ooh gitu”7197Please respect copyright.PENANA8iPHgL466i
7197Please respect copyright.PENANAmNeorpkCCG
“Iya. Tapi kok pak Bowo ngajak kami kesini? Nggak yang di alun-alun aja? Kan ini lebih jauh pak”7197Please respect copyright.PENANAxfdUT7m5Uq
7197Please respect copyright.PENANAHhNjC1BQqQ
“Kalau malem minggu gini, disana ramai banget Cit. Dan aku juga nggak mau kalau kita kesana, nanti ada orang yang kenal sama kita lihat kita. Kamu nggak mau kan jadi omongan orang?”7197Please respect copyright.PENANADJKCTvaZon
7197Please respect copyright.PENANAOYSHLOw2lg
7197Please respect copyright.PENANAxI5a1fKwgj
Cita sejenak menatap pak Bowo, tapi dia akhirnya mengerti maksud pak Bowo. Memang kalau ditaman alun-alun, kemungkinan untuk bertemu dengan teman-temannya lebih besar. Jika ada yang melihatnya pergi dengan pak Bowo, pasti bisa jadi omongan orang. Apalagi saat ini suaminya sedang didalam penjara. Apa kata orang nanti ketika suaminya masih dipenjara dirinya malah jalan dengan pria lain?7197Please respect copyright.PENANAPSgV45EPhR
7197Please respect copyright.PENANAdvE4Wq8X0Q
7197Please respect copyright.PENANAwzR8fTvGBO
“Iya juga sih pak. Tapi, emangnya disini nggak ada yang kenal sama kita gitu?”7197Please respect copyright.PENANAgdduesuyuJ
7197Please respect copyright.PENANAGUCr6Ctspt
“Yaa nggak tahu juga. Kalau orang-orang kantorku sih nggak ada yang tinggal deket sini, jadi kecil kemungkinan mereka kesini. Kalau teman-temanmu, aku nggak tahu”7197Please respect copyright.PENANAoypQ7jlzCL
7197Please respect copyright.PENANAN1p8wOK6Ts
7197Please respect copyright.PENANA3thwwyPPoM
Cita diam sebentar, mengingat tempat tinggal teman-teman kantornya.7197Please respect copyright.PENANAnqK9D41VG1
7197Please respect copyright.PENANAd1FLou1Aps
7197Please respect copyright.PENANAg4rSIT6gRt
“Kayaknya temenku juga nggak ada yang rumahnya daerah sini sih pak”7197Please respect copyright.PENANAiXvz5Tlixo
7197Please respect copyright.PENANALcMehsnmwf
“Nah berarti aman dong? Haha”7197Please respect copyright.PENANA4gjgD69JtD
7197Please respect copyright.PENANAaeCRbwqpjT
“Haha iya pak, aman”7197Please respect copyright.PENANAgkfklQXbjD
7197Please respect copyright.PENANAjtI22CvJHv
7197Please respect copyright.PENANAurWf7dx6e0
Setelah itu mereka terdiam sambil kembali mengawasi Putra. Sesekali mereka tertawa dan mengomentari kelakuan Putra yang sedang bermain dengan teman-teman sebayanya.7197Please respect copyright.PENANA0HgEchMslO
7197Please respect copyright.PENANAIyCKSZ7cC7
7197Please respect copyright.PENANAwknbefXzNS
“Cit”7197Please respect copyright.PENANAljo8g4Sgnm
7197Please respect copyright.PENANAvYUQGRDKEl
“Iya pak?”7197Please respect copyright.PENANAbIMdTa75mz
7197Please respect copyright.PENANAlCcwsfdq8T
“Kamu masih sering digodain sama temen-temenmu?”7197Please respect copyright.PENANAhTu0IBRUfR
7197Please respect copyright.PENANAip6RwygSVX
Cita menatap pak Bowo sejenak. “Iya, masih pak. Huh mereka tuh bikin jengkel aja deh”7197Please respect copyright.PENANAaW7PSSj1va
7197Please respect copyright.PENANAjnGNp7ilJH
“Emang sekarang digodainnya gimana?”7197Please respect copyright.PENANAFbzZCMVxGN
7197Please respect copyright.PENANAGJR4MN1JJY
“Yaa masih sama sih pak, pada nawarin buat antar jemput gitu, padahal kan aku bisa pulang pergi sendiri. Terus ada juga yang ngajakin keluar, jalan lah, makan lah, gitu-gitulah pak”7197Please respect copyright.PENANAtuq6wSIPGH
7197Please respect copyright.PENANAFUFcQIZzny
“Terus?”7197Please respect copyright.PENANATYeMD5gxJ3
7197Please respect copyright.PENANAI6tHDuakxQ
“Ya nggak pakai terus. Aku kan nggak mau”7197Please respect copyright.PENANAW0ZKcJcUpU
7197Please respect copyright.PENANA47sGapSGv2
“Lha ini kamu mau aku ajakin jalan?”7197Please respect copyright.PENANADsQrh0hwrX
7197Please respect copyright.PENANAHtsVOtj5Ei
“Ya kan beda pak”7197Please respect copyright.PENANAyx6Hwr2uGb
7197Please respect copyright.PENANAXlXFErEvew
“Beda gimana?”7197Please respect copyright.PENANA0ISdWNAdkB
7197Please respect copyright.PENANAFWZY4pRbp3
“Ya beda. Kan pak Bowo ngajaknya sama Putra juga. Lagian pak Bowo juga udah dapet ijin dari ibu kan. Kalau mereka tuh ngajakinnya cuma jalan berdua aja coba”7197Please respect copyright.PENANAPtC3fjcMBp
7197Please respect copyright.PENANAXQwh9hkhdu
“Haha, kurang pinter berarti mereka Cit. harusnya kayak aku kan ya? Haha”7197Please respect copyright.PENANAXhABG75WiF
7197Please respect copyright.PENANAVZdRDFmMoT
“Haha ya nggak gitu juga pak”7197Please respect copyright.PENANAZdq6pKXnBQ
7197Please respect copyright.PENANA8iducbnlM5
“Nggak gitu juga gimana? Berarti nanti kalau aku ajakin jalan berdua aja kamu mau gitu?”7197Please respect copyright.PENANA4A8KYtpIxC
7197Please respect copyright.PENANAXhVyGoRQVZ
“Lha terus Putra gimana?”7197Please respect copyright.PENANAmrRRhQUxZ6
7197Please respect copyright.PENANAtA5sXsdSlM
“Ya Putra sama neneknya, haha”7197Please respect copyright.PENANAfkmib0xAi9
7197Please respect copyright.PENANAWop8NBorgo
“Haha nggak ah pak, aku nggak berani. Lagian mana mungkin ibu kasih ijin. Aku juga maunya jalan kalau ada Putra pak”7197Please respect copyright.PENANADLr1BdBT7p
7197Please respect copyright.PENANA9B4WeMiCkN
“Haha iya sih, mana mungkin ibu ngijinin. Dan emang bener, mending jalannya ngajak Putra aja, biar nggak diomongin yang nggak nggak sama orang”7197Please respect copyright.PENANAh9KqQnTqQW
7197Please respect copyright.PENANAYa3mDG5hg4
7197Please respect copyright.PENANAZDrQL1t71Y
Cita mengangguk, setuju dengan ucapan pak Bowo.7197Please respect copyright.PENANAv7blydSN72
7197Please respect copyright.PENANAsPi0nwUqvw
7197Please respect copyright.PENANAUAMLtHouQH
“Tapi aku masih suka kesel pak sama temen-temenku itu. Padahal udah sering aku tolak lho, tapi masih aja kayak gitu. Gimana ya pak?”7197Please respect copyright.PENANAfTKsP7Ga5w
7197Please respect copyright.PENANAxiXuvKkzZv
“Kamu nolaknya dengan halus kan?”7197Please respect copyright.PENANAJG2q5dTbJm
7197Please respect copyright.PENANAkaCCtTC8yg
“Iya, seperti yang pak Bowo bilang kemarin itu”7197Please respect copyright.PENANAzX8z2D5QG1
7197Please respect copyright.PENANA5vEMTlYwA9
“Hmm, ya harusnya sih orang-orang itu ngerti ya kalau udah ditolak gitu, apalagi udah lebih dari sekali kan?”7197Please respect copyright.PENANAivmbMmvrqr
7197Please respect copyright.PENANAAWNGMNtbeG
Cita menggangguk. “Iya, makanya aku jadi bingung. Kok mereka jadi kayak ngebet gitu sih”7197Please respect copyright.PENANAnTsauuNME9
7197Please respect copyright.PENANARRqasGJwNj
“Yaa, mungkin mereka mau cari kesempatan Cit. mereka tahu kamu lagi sendiri kan, suami kamu lagi nggak sama kamu. Ya jadi mereka pikir, siapa tahu aja kamu bisa mereka ajakin pergi, dan mungkin mengharap lebih dari sekedar jalan sama kamu”7197Please respect copyright.PENANAEjeNGrgHiX
7197Please respect copyright.PENANAN6is8DA737
“Iya pak, makanya jadi risih lama-lama sama mereka”7197Please respect copyright.PENANApDbdmA5E09
7197Please respect copyright.PENANAkz7ce9AgTY
“Yaudah yang sabar aja, selama mereka nggak sampai kelewatan sama kamu, ya tetep aja tolak dengan halus. Kalau udah mulai kelewatan, ya baru diomongin lebih tegas, atau kalau perlu bilang aja sama aku”7197Please respect copyright.PENANAoWl6xpOPTP
7197Please respect copyright.PENANAXTy8WG6guK
“Haha emang kalau aku ngomong sama pak Bowo terus bapak mau ngapain?”7197Please respect copyright.PENANAOFy785DPGR
7197Please respect copyright.PENANAgKztz7afoJ
“Ya aku datengin mereka, aku labrak aja, haha”7197Please respect copyright.PENANAOmW9SCBXT9
7197Please respect copyright.PENANApf0jElLkh8
“Haha emang situ siapanya aku coba? Hmm, pak Bowo juga nggak lagi cari-cari kesempatan kan?” tanya Cita, tapi dengan nada bercanda.7197Please respect copyright.PENANAGxXV2HOtIo
7197Please respect copyright.PENANAZ8DtqzrUTC
“Haha kalau aku nyari kesempatan, udah dari dulu aku ajakin kamu cuma berdua aja tanpa ngajak Putra. Kalau dulu, kamu pasti lebih gampang diajak”7197Please respect copyright.PENANAQXNbiUAELj
7197Please respect copyright.PENANAr7a1Ob5sDR
“Loh kok gitu pak?”7197Please respect copyright.PENANAmH5KVdxBfv
7197Please respect copyright.PENANAd3tdkf0cQX
“Iya, karena kamu dulu pasti pikirannya masih kalut, jadi nggak bisa mikir panjang, nggak bisa bedain mana yang bener mana yang salah. Jadi aku lebih gampang buat pengaruhin kamu, iya kan?”7197Please respect copyright.PENANABKV317g4a4
7197Please respect copyright.PENANAt9awNOCyGS
“Hmm, iya juga sih”7197Please respect copyright.PENANA5YRi4BTrvs
7197Please respect copyright.PENANAk0XbU4UEHA
“Nah, kalau sekarang, pikiran kamu jauh lebih tenang, dan kamu pasti bisa lebih waspada. Lebih bisa bedain juga, mana yang niatnya tulus, sama mana yang niatnya nyari kesempatan, iya nggak?”7197Please respect copyright.PENANAz3bXIPBhos
7197Please respect copyright.PENANAs5R81Kk7jI
Lagi-lagi Cita mengangguk. “Bener juga sih pak”7197Please respect copyright.PENANARBOEdqMPtI
7197Please respect copyright.PENANA4ljTBpSL2k
“Tapi kalau aku bilang sih, kamu ya tetep harus waspada, meskipun sama aku”7197Please respect copyright.PENANAghWVo3K84t
7197Please respect copyright.PENANAYCnDB8gnuo
“Kok gitu? Kok malah ngingetin gitu pak?”7197Please respect copyright.PENANAcKMVhNhGns
7197Please respect copyright.PENANAQAiqdgMGJk
“Iya, aku ingetin ini ke kamu karena aku emang nggak punya niat buat nyari kesempatan dalam kesempitan. Tapi aku kan orang biasa Cit, yang suatu saat bisa aja berubah. Niatku yang baik, bisa aja suatu saat nanti berubah jadi buruk. Kalau kamu nggak waspada, coba bayangin apa yang akan terjadi?”7197Please respect copyright.PENANA5LRlUyI8NA
7197Please respect copyright.PENANAwKwOxAVkHz
7197Please respect copyright.PENANAadIqTCeOMw
Cita terdiam berpikir sejenak. Apa yang diucapkan oleh pak Bowo cukup masuk akal baginya. Selama ini yang dia lihat pak Bowo memang tidak punya niat buruk padanya. Seringnya pak Bowo main kerumahnya dan ngobrol, omongan pak Bowo selalu terjaga, tidak pernah menyerempet hal-hal pribadi dan yang tak sopan.7197Please respect copyright.PENANAY8LAyxRC3h
7197Please respect copyright.PENANAXvH0uQEvi5
Lagian juga, mana mungkin pak Bowo punya niat jelek kalau malah ngingetin aku kayak gini? Batin Cita.7197Please respect copyright.PENANAnsnQAb7FyN
7197Please respect copyright.PENANAV2QyBFFDWO
Cukup lama mereka berada ditaman itu. Selain Putra bermain diarea untuk anak-anak itu, mereka juga berkeliling untuk menikmati jajanan yang dijual diarea taman. Sampai akhirnya taman sudah mulai sepi karena satu persatu pengunjungnya mulai pulang. Kini Cita dan pak Bowo berjalan menuju mobil karena mereka juga mau pulang. Pak Bowo menggendong Putra yang sudah tertidur.7197Please respect copyright.PENANAtiyAnUIRLa
7197Please respect copyright.PENANAYEs1sM2eRz
Dalam perjalanan pulang mereka tak terlalu banyak ngobrol, takut malah jadinya membangungkan Putra. Sampai didepan rumah Cita, sama saat pertama kali Cita keluar dengan pak Bowo, dengan sigap pak Bowo membukakan pintu karena Cita cukup kerepotan dengan Putra yang tertidur dipangkuannya.7197Please respect copyright.PENANASaqnWDFN0d
7197Please respect copyright.PENANA4gdnvIMnbX
Dan kembali pak Bowo meraih tubuh Putra untuk menggendongnya. Cita terkejut dan badannya agak menggelinjang. Lagi-lagi tangan pak Bowo mengenai tubuhnya. Kali ini benar-benar tepat dipayudaranya. Dan jika yang pertama dulu hanya menyentuh sebentar, kali ini lebih lama karena memang posisi Putra yang akan diambil oleh pak Bowo. Cita bahkan sempat mendesis pelan saat tangan pak Bowo terasa agak menekan payudaranya waktu menggeser tubuh Putra sebelum benar-benar diambil pak Bowo.7197Please respect copyright.PENANAgUbuML1dk0
7197Please respect copyright.PENANANAC1uR0CF3
Cita menatap pak Bowo, pak Bowopun juga menatap Cita. Pak Bowo menggerakan mulutnya tanpa mengeluarkan suara. “Maaf”7197Please respect copyright.PENANATVTvO8LCoz
7197Please respect copyright.PENANAxq7pKV5YSG
Cita hanya mengangguk karena menganggap tidak ada kesengajaan dari apa yang pak Bowo lakukan tadi. Citapun kemudian segera turun dari mobil dan berjalan lebih dulu untuk membukakan pintu.7197Please respect copyright.PENANAtopi1da3Gr
7197Please respect copyright.PENANAJZln271z0r
7197Please respect copyright.PENANAFwuYIRtpbs
“Ibu mana?” tanya pak Bowo dengan suara lirih.7197Please respect copyright.PENANA5Y9ygaxVeO
7197Please respect copyright.PENANAaR0GN7vBDZ
“Udah tidur kayaknya” ucap Cita sambil berjalan kearah kamar ibu mertuanya, yang juga jadi kamar Putra.7197Please respect copyright.PENANAOrcHsqhb77
7197Please respect copyright.PENANAshoxEomDNJ
7197Please respect copyright.PENANAcLnYq2q0ex
Cita sedikit memuka pintu kamar untuk mengintip, dan ternyata ibu mertuanya memang sudah tidur. Karena dia tak ingin membangunkan ibu mertuanya yang tadi sempat bilang kalau sedang meriang, diapun terpikir agar Putra tidur dikamarnya saja dengan dia.7197Please respect copyright.PENANAE75ofCO0oV
7197Please respect copyright.PENANAkSXVKJ7cVT
7197Please respect copyright.PENANAwKMfchlSTr
“Dikamarku aja pak” bisik Cita, pak Bowo mengangguk.7197Please respect copyright.PENANAmKE45DERQM
7197Please respect copyright.PENANAkdXLV0C6PB
7197Please respect copyright.PENANAI84TEhQsSk
Mereka kemudian menuju ke kamar Cita. Pak Bowo menidurkan Putra diranjang lalu langsung keluar, diikuti oleh Cita. Cita sempat ingin membuatkan pak Bowo minum dan mempersilahkan pak Bowo untuk duduk, tapi pak Bowo melarangnya.7197Please respect copyright.PENANAeqLTSG7Lfe
7197Please respect copyright.PENANAv0bM9dR4FC
7197Please respect copyright.PENANAsdr8nHxt6i
“Nggak usah, aku langsung pulang aja”7197Please respect copyright.PENANAsHJMIm4Iz2
7197Please respect copyright.PENANAc1cRhT7z09
“Tapi pak..”7197Please respect copyright.PENANAqQ6EQ3NGz2
7197Please respect copyright.PENANA9iRRCz42dp
“Udah malem Cit, nggak enak sama tetangga. Besok, atau lain kali aku datang lagi kesini, masih boleh kan?”7197Please respect copyright.PENANAvqiWHYvNq6
7197Please respect copyright.PENANAxjIVssa4UM
“Iya pak, boleh kok”7197Please respect copyright.PENANAysjVDuc6OP
7197Please respect copyright.PENANArAvXWbUV6r
“Yaudah kalau gitu aku pulang dulu ya”7197Please respect copyright.PENANA6huWlkumOX
7197Please respect copyright.PENANAbhTowO3jTb
7197Please respect copyright.PENANAyFIxP0vA68
Cita hanya mengangguk. Dia mengantarkan pak Bowo sampai kedepan pintu, lalu baru masuk lagi setelah mobil pak Bowo menghilang dari pandangannya.7197Please respect copyright.PENANAPfpc3fAdkg
7197Please respect copyright.PENANAp23M9sRSFw
Didalam kamar, Cita berbaring disamping anaknya yang sudah pulas tertidur. Beberapa kali dia tersenyum mengingat apa yang terjadi hari ini. Dia sangat senang saat melihat wajah bahagia Putra tadi ditaman. Namun dia juga bercampur sedih, memikirkan bahwa anaknya merasa bahagia justru bukan dengan ayahnya. Cita bahkan lupa, kapan terakhir kali Putra tertawa sebahagia itu saat bersama Andi.7197Please respect copyright.PENANAkEMqTassny
7197Please respect copyright.PENANAEZlB46U8DK
Gara-gara apa yang sudah kamu lakuin, Putra akhirnya malah bisa bahagia karena orang lain mas. Kenapa bukan kamu yang bikin Putra bahagia? Kenapa kamu harus melakukan semua itu? Apa aku harus memaafkanmu mas? Apa kamu bisa berubah setelah keluar dari penjara nanti? Batin Cita.7197Please respect copyright.PENANACZG3G8IOfE
7197Please respect copyright.PENANAr0KYOUUBAv
Dia masih bimbang untuk memaafkan Andi. Mungkin untuk apa yang dilakukan Andi dengan menampar dirinya dulu, dia bisa memaafkannya. Lagipula dia sudah tidak merasakan lagi rasa sakit dipipinya akibat tamparan itu. Tapi sakit dihatinya masih ada. Tuduhan perselingkuhan yang dilayangkan Andi, yang sama sekali tidak pernah dia lakukan. Lalu ternyata justru Andi yang telah berselingkuh dibelakangnya. Bahkan yang membuat Cita makin marah kepada Andi, adalah apa yang dilakukan Andi kepada Isna.7197Please respect copyright.PENANAdDccldcvoh
7197Please respect copyright.PENANAXbTcPBdEcd
Cita memang marah dan jadi membenci Isna karena telah menjadi selingkuhan Andi. Tapi Cita tidak bisa menerima perlakuan kasar Andi kepada Isna. Dia merasa, dia dan Isna sama-sama perempuan. Dia merasa mereka tidak layak mendapatkan perlakuan kasar seperti yang dilakukan Andi kepada Isna. Bagaimana dia bisa setega itu memukuli wanita? Hal yang selama ini sama sekali tak pernah terbesit dalam bayangan Cita. Andi yang dia kenal tidaklah seperti itu, Andi yang dia kenal adalah pria yang baik dan lemah lembut. Tapi ternyata dibalik itu, Andi ternyata bisa sekejam itu kepada wanita.7197Please respect copyright.PENANAvZjf8tIAoL
7197Please respect copyright.PENANA0U0bogEgdy
Memikirkan hal itu rasanya Cita jadi makin kesal kepada Andi. Kalau saja tidak ada Putra, mungkin Cita sudah dari dulu, sejak mengetahui perselingkuhan Andi dulu, dia akan meminta cerai dari Andi. Tapi adanya Putra, membuat semuanya tidak semudah itu dalam pikiran Cita. Ada Putra yang harus dia pikirkan nasib dan masa depannya, yang membuatnya makin bingung sekarang.7197Please respect copyright.PENANAC30hXBp5GY
7197Please respect copyright.PENANAEhhAuqO3yB
Lama dia memikirkan itu, pikirannya jadi teralih dengan apa yang terjadi tadi, saat pak Bowo kembali tanpa sengaja menyentuh tubuhnya, lebih tepatnya menyentuh payudaranya. Ada desiran yang lebih kuat yang Cita rasakan ketimbang yang pertama dulu. Dulu, karena hanya sesaat, hanya membuat Cita merasa geli, itupun sebentar lalu hilang lagi. Tapi yang tadi beda. Meskipun sebenarnya hanya sebentar, tidak lebih dari 3 detik, tapi bagi Cita itu menimbulkan sebuah getaran dalam dirinya.7197Please respect copyright.PENANAWmypzmSsbY
7197Please respect copyright.PENANABFlfkQacbC
Dia kembali teringat, sudah lebih dari 2 bulan dirinya tidak disentuh oleh Andi. Sebagai wanita normal yang sudah menikah dan sudah mengenal dan merasakan seks, tentunya Cita juga memiliki kerinduan untuk merasakan itu lagi. Selama ini Cita bisa membuang jauh-jauh pikirannya itu. Tapi sentuhan pak Bowo tadi, mau tak mau kembali mengingatkannya akan kerinduannya itu.7197Please respect copyright.PENANAlatmMJd9p1
7197Please respect copyright.PENANA942VWfPQpm
Perlahan tangan Cita bergerak meraba payudaranya sendiri, payudara yang tadi tersentuh oleh pak Bowo. Dia memejamkan mata dan mendesis, tubuhnya juga sedikit menggelinjang. Diremasnya pelan payudaranya, desiran itu makin kuat. Rasanya makin geli, membuat tubuhnya makin bergetar. Payudaranya yang hanya tertutup baju tidurnya tanpa bh, membuat tangannya bisa merasakan puting susunya perlahan mengeras.7197Please respect copyright.PENANAbyJnptYNnb
7197Please respect copyright.PENANAzCSuVe0Urf
Jarinya kemudian menyentuh puting itu dari balik baju tidurnya. Ssssshhhhh… Cita mulai mendesah ringan. Tubuhnya seperti tersengat, beberapa bagian tubuhnya terasa gatal, termasuk kemaluannya. Tangan Cita satunya sudah mulai bergerak kebawah untuk mengelus kemaluannya yang juga hanya tertutup baju tidur tanpa celana dalam. Saat tersentuh, tubuhnya makin bergetar. Ssshhhhh… kembali Cita mendesah, kali ini lebih panjang dari yang tadi.7197Please respect copyright.PENANAcEcm6eAyjB
7197Please respect copyright.PENANA59mqIbMKbE
7197Please respect copyright.PENANAxd2vc0JLJA
“Hheempphh… ndaaaa…”7197Please respect copyright.PENANAaW2IQ4PrX9
7197Please respect copyright.PENANAENy7vd4DNe
7197Please respect copyright.PENANA1fTM56ijV1
Tiba-tiba Cita terkejut oleh suara gumaman dari Putra. Dia membuka matanya dan melihat kesamping. Putra masih tertidur, dia hanya mengigau saja. Tapi itu sudah sukses untuk menghentikan apa yang Cita lakukan barusan. Sukses membuat Cita yang tadi sudah mulai terbang ke awang-awang jadi turun lagi ke bumi. Bahkan libidonya yang sempat naik langsung turun lagi. Dia seolah tersadar dengan apa yang tadi dia lakukan.7197Please respect copyright.PENANAhdrN1h0idt
7197Please respect copyright.PENANAc3bpcTUEHf
Astaga, apa yang sudah aku lakukan tadi? Hufh, untung ada Putra. Makasih ya nak, kamu udah ingetin bunda. Batin Cita sambil menatap anaknya, lalu memeluknya dan tidur menyusul Putra ke alam mimpi.7197Please respect copyright.PENANAWkaGN8RS0j
7197Please respect copyright.PENANAgMEq6gpNMZ
*7197Please respect copyright.PENANAhGn3C20dqD
*7197Please respect copyright.PENANARuKp4pPWwI
*7197Please respect copyright.PENANAFNypAVYoQU
*7197Please respect copyright.PENANA5TzpljneLt
7197Please respect copyright.PENANAmAlWIe3vXD
Waktu berjalan dengan cukup cepat. Secepat itu juga Cita jadi lebih sering tersenyum. Dikantor sikap teman-temannya cukup baik, meskipun masih ada saja 1-2 orang temannya yang pria menggoda dan berusaha agar bisa mengajaknya keluar, tapi sekarang dia sudah tak terlalu memikirkannya. Dia ingat saja kata-kata pak Bowo untuk tak terlalu mempedulikan mereka, karena wajar saja mereka ingin mencari kesempatan dengan tidak adanya suaminya sekarang ini. Asalkan dia tetap hati-hati, dan pria-pria itu tidak keterlaluan padanya.7197Please respect copyright.PENANAQfiIjovoev
7197Please respect copyright.PENANARFKSVePoTN
Selain itu, Cita juga jadi lebih ceria tanpa dia sadari adalah karena kehadiran pak Bowo. Sejak malam itu mengajak Cita dan Putra jalan-jalan, pak Bowo memang sempat beberapa kali lagi datang. Tidak terlalu sering, karena pak Bowo bilang tidak enak dengan tetangga kalau dia terlalu sering datang.7197Please respect copyright.PENANAmtnWimc2fe
7197Please respect copyright.PENANACBKKuSjcZg
Kedatangan pak Bowo tidak pernah mendapat penolakan baik dari Cita maupun dari ibu mertuanya. Kalau dulu alasannya datang karena masih ada hubungannya dengan urusan-urusan Andi, sekarang pak Bowo datang untuk alasan Putra. Ya, tiap kali pak Bowo datang pasti yang pertama kali ditanyakan adalah Putra. Putra sendiri juga makin dekat dengan pak Bowo. Dari yang awalnya takut-takut, kini bahkan sering bertanya kepada Cita kalau pak Bowo beberapa hari saja tidak datang kesana. Putra jadi terlihat lebih bahagia sekarang daripada dibandingkan sebelum Cita dan Andi bermasalah dulu.7197Please respect copyright.PENANAEaMSvzlRGe
7197Please respect copyright.PENANApFTOzhOQID
Namun tentu saja pak Bowo tidak hanya dengan Putra tiap main kesana. Dia pasti ngobrol dengan Cita juga. Kalau dengan ibu mertua Cita memang agak jarang ngobrol, lebih seringnya dengan Cita. Dari situlah yang membuat Cita kini makin dekat dengan pak Bowo. Dia tak lagi sungkan untuk curhat kepada pak Bowo, terutama mengenai sikap teman-temannya dikantor. Sedangkan untuk masalahnya dengan Andi, Cita memang sering cerita tapi belum terbuka sepenuhnya.7197Please respect copyright.PENANAyJT5PBgZGP
7197Please respect copyright.PENANAbzc9R4qOpm
Melihat kebahagiaan Putra, tentu saja Cita juga ikut bahagia. Tapi dalam hati dia juga menyimpan rasa sedih. Dia sedih karena justru Putra bisa seperti itu karena orang lain, bukan dari ayah kandungnya sendiri. Dia ingat-ingat lagi, Putra memang pernah tersenyum lebar kalau dengan ayahnya, tapi tidak seperti saat dengan pak Bowo. Beda. Dan demi melihat kebahagiaan anaknya itulah kedatangan pak Bowo tak pernah mendapat penolakan.7197Please respect copyright.PENANA01Ctfaaptq
7197Please respect copyright.PENANArH5Scz9ECM
Hari minggu siang waktu Cita baru saja selesai menjemur cucian, dia mendengar suara mobil berhenti didepan rumahnya. Dia sudah cukup akrab dengan suara itu. Mobil pak Bowo. Belum sempat dia apa-apa pak Bowo sudah mengetuk pintu dan mengucapkan salam. Cita menjawab salam dan membukakan pintu.7197Please respect copyright.PENANAfMGhSAcPYc
7197Please respect copyright.PENANApG46XS0Pcc
7197Please respect copyright.PENANAtP40Me8k5W
“Siang Cita” sapa pak Bowo tersenyum.7197Please respect copyright.PENANAAMP8Jt0zyw
7197Please respect copyright.PENANAa5vGVnAOrv
“Siang juga pak. Mari masuk pak” balas Cita juga sambil tersenyum. “Bawa apa tu pak?” tanya Cita saat dilihatnya pak Bowo membawa plastik hitam.7197Please respect copyright.PENANAy9fiBVX7tD
7197Please respect copyright.PENANAFHNSs2qLhD
“Ooh ini bakso, katanya Putra pengen bakso? Mana sekarang dia?”7197Please respect copyright.PENANAqaKiFtDxv1
7197Please respect copyright.PENANAqFnsrFQNoJ
“Haha dibeliin bener ya? Ya ampun ngerepotin aja sih pak? Dia lagi keluar sama neneknya pak”7197Please respect copyright.PENANAaxH9OZhVDJ
7197Please respect copyright.PENANAz4f5hogiHB
“Lha semalam kamu bilang dia rewel pengen bakso, ya aku beliin, hehe. Oh keluar tho, kemana emang?”7197Please respect copyright.PENANAh24y4FoTpi
7197Please respect copyright.PENANAu8yZzaQCxs
“Tadi ke tempat bu Hari, arisan gitu si Putranya diajak”7197Please respect copyright.PENANAcm0bnZjl5X
7197Please respect copyright.PENANAgmveum44AD
“Ooh kok bukan kamu yang arisan Cit?”7197Please respect copyright.PENANA03MgDXFcm6
7197Please respect copyright.PENANA1purxIKC4q
“Aku bagian nyuci ama bersih-bersih rumah pak, kasihan kan kalau ibu yang ngerjain”7197Please respect copyright.PENANAbDzp1uqaKX
7197Please respect copyright.PENANA5vpVl3hAUt
“Iya juga sih. Yaudah ini baksonya simpen dulu aja, taruh di magicom aja biar anget”7197Please respect copyright.PENANAQvW23OcAd4
7197Please respect copyright.PENANARI16Sc99lo
“Iya pak”7197Please respect copyright.PENANAkboJkkhuTq
7197Please respect copyright.PENANA1aarmeJKPN
7197Please respect copyright.PENANA0THNdI97Zp
Cita lalu ke dapur untuk menaruh bakso pemberian pak Bowo. Tadi malam dia memang sempat chating dengan pak Bowo dan mengatakan kalau anaknya lagi rewel minta dibelikan bakso, padahal sudah malam sekali. Tak tahunya malah hari ini pak Bowo datang membawakannya. Cita memang mulai sering komunikasi dengan pak Bowo lewat hp, tapi malah mereka tak terlalu banyak yang diobrolkan kalau sedang chating, lebih enak ketemu langsung katanya.7197Please respect copyright.PENANASUA0UFSKA7
7197Please respect copyright.PENANANuIKX3Rw63
Cita kembali ke ruang tamu dengan membawakan minum untuk pak Bowo. Waktu meletakan minuman itu, lagi-lagi pak Bowo mengintip celah belahan dada Cita, yang kali ini terlihat lebih jelas lagi. Sudah sering pak Bowo melakukan itu, karena Cita mulai cuek dengan penampilannya kalau ada pak Bowo bertamu kesini. Hampir selalu dia menemui pak Bowo tanpa jilbab kalau dirumah. Jadi menghidangkan minuman selalu jadi momen pak Bowo mengintip belahan dada Cita.7197Please respect copyright.PENANAnFTPYUWqJU
7197Please respect copyright.PENANAJHVHJ6QUny
Tapi kali ini lain, lebih jelas. Hal ini karena hari ini Cita hanya memakai daster rumahan karena memang tadi dia sehabis mencuci pakaian. Daster itu berlengan pendek dan panjangnya tak sampai selutut, tapi memiliki belahan yang cukup lebar. Sehingga ketika Cita menunduk tadi, bahkan dengan jelas pak Bowo bisa melihat sebagian besar payudara putih nan mungil milik Cita yang masih terbungkus bh.7197Please respect copyright.PENANAx3mvu1PaJy
7197Please respect copyright.PENANAo2svrj7SDX
7197Please respect copyright.PENANAY0mDCTxAuC
“Diminum pak” ucap Cita.7197Please respect copyright.PENANAKgjlJDFQTc
7197Please respect copyright.PENANA82h84H4kIm
“Iya makasih. Ibu udah lama perginya?”7197Please respect copyright.PENANAkSAAfmBZ71
7197Please respect copyright.PENANArN1i1vXn5z
“Belum sih, baru 2 jam”7197Please respect copyright.PENANA4ocTV71vGm
7197Please respect copyright.PENANAnaZhiZIlXp
“Lah, 2 jam kok baru, udah lama berarti, haha”7197Please respect copyright.PENANAZC8NgMUmv3
7197Please respect copyright.PENANAKqPAZ5jrIG
“Haha abisnya kalau arisan gitu, pulangnya bisa sampai sore sih pak”7197Please respect copyright.PENANAqv8cqQ2ee2
7197Please respect copyright.PENANApt6QhahP6z
“Lho emang ngapain aja? Kan cuma arisan doang?”7197Please respect copyright.PENANAjvpBiECSbo
7197Please respect copyright.PENANAZQYjoca5Tk
“Pak Bowo sih nggak tahu acaranya ibu-ibu kalau arisan. Arisannya ya emang cuma bentar, tapi abis itu kan ngobrol, nah itu yang paling lama pak, hehe”7197Please respect copyright.PENANAz493UKueRi
7197Please respect copyright.PENANAPRGOQ4vcdI
“Halah, paling ngegosip aja kan?”7197Please respect copyright.PENANAbTvmfLPyiB
7197Please respect copyright.PENANAF8PKZ2Fc9i
“Haha ya begitulah pak. Makanya aku kurang suka ikut arisan, untung ada ibu, hehe”7197Please respect copyright.PENANAHaCF2LrSt0
7197Please respect copyright.PENANA2h7XdUKWtP
“Gitu ya. Wah, jadi kita punya waktu lumayan lama dong buat berduaan Cit? haha”7197Please respect copyright.PENANAeYoe7G51JQ
7197Please respect copyright.PENANAMPnHNBZF1y
“Haha iya pak”7197Please respect copyright.PENANA8dRRccSn8K
7197Please respect copyright.PENANAsXOxxj343P
7197Please respect copyright.PENANAoCmrTxP4dk
Cita tak lagi merasa risih hanya berdua saja dengan pak Bowo seperti ini, karena ini bukan pertama kalinya. Dia cukup sering hanya ngobrol berdua dengan pak Bowo seperti ini. Itu terjadi ketika Putra sedang bermain dengan neneknya, atau sedang ditidurkan dikamar oleh neneknya. Yang jelas meskipun hanya ngobrol berdua tapi ibu mertua Cita masih berada disekitaran rumah ini. Tapi ini adalah benar-benar pertama kalinya Cita hanya berdua dengan pak Bowo tanpa ada ibu mertuanya. Tapi, Cita tak risau, karena merasa sudah cukup dekat dengan pak Bowo. Dan karena Cita juga tak punya pikiran negatif kepada pak Bowo.7197Please respect copyright.PENANAlRuwJ9aXte
7197Please respect copyright.PENANAxo6edoVgsn
Mereka banyak ngobrol, hingga Cita mengajak pak Bowo untuk makan siang. Cita menyiapkan semuanya. Dan lagi-lagi, ada saja momen dimana pak Bowo bisa mengintip celah payudara Cita dengan semakin jelas, bahkan sampai beberapa kali. Cita benar-benar tidak menyadarinya, karena dia berpikir positif terhadap pak Bowo. Dan pak Bowo juga sangat menjaga sikapnya kepada Cita.7197Please respect copyright.PENANAfXJ4Mx3V36
7197Please respect copyright.PENANAB0DFFYHDPC
Selesai makan siang mereka tidak kembali keruang tamu tapi pindah keruang tengah. Disana mereka duduk di satu sofa namun mereka duduk dimasing-masing ujungnya, jadi masih cukup berjarak.7197Please respect copyright.PENANAcKVBMOvBSD
7197Please respect copyright.PENANA5icIAIrhB8
7197Please respect copyright.PENANAQaMB5fukxj
“Kamu, belum lagi jenguk Andi Cit?” tanya pak Bowo. Suasana ceria mereka langsung berubah.7197Please respect copyright.PENANAESYs8dY0B8
7197Please respect copyright.PENANACO1DGnuZfR
Cita menggeleng. “Belum pak”7197Please respect copyright.PENANAXbXDySaHQl
7197Please respect copyright.PENANAgjVIfPTOFt
“Udah sebulan lebih lho, sekalipun kamu belum jenguk dia di lapas? Kenapa?”7197Please respect copyright.PENANA0LXJo0lqNa
7197Please respect copyright.PENANAnpb7pzQ8VF
7197Please respect copyright.PENANAftLGDanFSq
Cita terdiam sebentar, tatapannya menerawang tak jelas kemana.7197Please respect copyright.PENANA2lZrMFgg7E
7197Please respect copyright.PENANAeLoLj1nvLI
7197Please respect copyright.PENANAQiZhf4AuM9
“Masih marah sama dia?” tanya pak Bowo lagi.7197Please respect copyright.PENANAGo0XMWFckc
7197Please respect copyright.PENANAgKnbWKhfeq
“Aku nggak tahu pak, tapi, rasanya aku masih belum bisa, atau mungkin belum mau ketemu dia” jawab Cita.7197Please respect copyright.PENANAetNVaE3IXX
7197Please respect copyright.PENANALPcWzdDVTb
“Cit, lihat aku” ucap pak Bowo. Cita kemudian menatap pak Bowo. “Kamu mau ngebiarin hatimu itu galau berlarut-larut?”7197Please respect copyright.PENANAo8cCy5Euly
7197Please respect copyright.PENANAWdawGAuXbT
“Siapa yang galau?” kilah Cita.7197Please respect copyright.PENANACfewlLyVNy
7197Please respect copyright.PENANArOqbopgd78
Pak Bowo tersenyum. “Kalau kamu nggak galau, kamu pasti udah jenguk Andi. Buktinya, sampai sekarang kamu belum pernah jenguk Andi lagi kan?”7197Please respect copyright.PENANAtYygKp3I7f
7197Please respect copyright.PENANABWAn5VTiCF
7197Please respect copyright.PENANA02sNE4PElB
Cita menunduk, lalu menggelengkan kepalanya.7197Please respect copyright.PENANAzg5pQnZnNQ
7197Please respect copyright.PENANArN8AFHhqRk
7197Please respect copyright.PENANAXrR8pYpWF6
“Kamu tahu nggak Andi sekarang gimana kabarnya? Gimana kondisinya sekarang?”7197Please respect copyright.PENANAqvFP9DA5R2
7197Please respect copyright.PENANAVNUfvSt0xw
7197Please respect copyright.PENANAmdD9Sn1AeQ
Kembali, Cita menggelengkan kepalanya.7197Please respect copyright.PENANAqy7axeJGFL
7197Please respect copyright.PENANADHgTxESRPj
7197Please respect copyright.PENANAGJypSlThAC
“Apa kamu nggak pengen tahu?”7197Please respect copyright.PENANAInW1omii6P
7197Please respect copyright.PENANAVDtkpORGce
7197Please respect copyright.PENANAYiB3yVdBC4
Kali ini Cita diam, tapi masih tetap menunduk. Tiba-tiba saja pak Bowo meraih tangan Cita, dan menggenggam lembut telapak tangannya.7197Please respect copyright.PENANAiaT1tRx0Ly
7197Please respect copyright.PENANAAbMQmBifG1
7197Please respect copyright.PENANA9K8KF8dv9f
“Cita, sebenarnya apa yang kamu mau dari semua ini?”7197Please respect copyright.PENANAKlGwZXfTvA
7197Please respect copyright.PENANAD9zutZ1LZe
7197Please respect copyright.PENANAEXxC8QKbI5
Cita menggelengkan kepala, tanda bahwa dia masih belum tahu apa yang diinginkan, belum tahu apa yang harus diputuskan dari semua masalah yang dia hadapi.7197Please respect copyright.PENANAtDwnt7nLmW
7197Please respect copyright.PENANAoHJmB9Q6K0
7197Please respect copyright.PENANA4TjZSN5SZo
“Coba kamu jawab jujur, dari dasar hatimu yang paling dalam. Kamu udah maafin Andi belum?” tanya pak Bowo sambil meremas lembut tangan Cita.7197Please respect copyright.PENANAzTAtf0Rj9w
7197Please respect copyright.PENANAZ51zoLJedJ
7197Please respect copyright.PENANAUQKPYME6vp
Cita terdiam sebentar, berpikir. Dia mencoba benar mencari jawaban yang sesungguhnya dari pertanyaan pak Bowo tadi. Dan perlahan, dia menggelengkan kepalanya.7197Please respect copyright.PENANAKXFNlO65tO
7197Please respect copyright.PENANAy7rqSHI7gy
7197Please respect copyright.PENANA6L3azfjrFL
“Belum memaafkan dia? Apa yang paling bikin kamu masih belum bisa maafin dia?”7197Please respect copyright.PENANAbcVydAD6qg
7197Please respect copyright.PENANApFGU5rPuy0
7197Please respect copyright.PENANAkCCBZ4aD9Y
Cita terdiam lagi. Sebenarnya, pilihan jawaban sudah ada dikepalanya. Tuduhan Andi padanya, kekerasan yang dilakukan Andi padanya, perselingkuhan Andi dibelakangnya, dan apa yang sudah dilakukan Andi kepada Isna. Tapi, dia bimbang untuk memilih, mana yang harus dia katakan untuk mewakili perasaannya saat ini.7197Please respect copyright.PENANAbPPRAIMK3O
7197Please respect copyright.PENANAx6Y9oWVZQF
Pak Bowo kembali meremas tangan Cita dengan lembut, yang perlahan-lahan membuat perasaan Cita jadi lebih tenang, jadi lebih damai. Tapi disisi lain, entah bagaimana remasan itu justru membuat keempat hal yang telah dilakukan Andi yang masih membuatnya belum bisa memberi kata maaf, muncul perlahan satu demi satu, dan semakin jelas. Semakin lama semakin jelas, hingga akhirnya membuat matanya perih, perlahan berkaca-kaca, dan badannya mulai sedikit bergetar.7197Please respect copyright.PENANAiU9WglqEHM
7197Please respect copyright.PENANAfkbq1dTwEO
7197Please respect copyright.PENANAXD7ZivJa3k
“Sini” ucap pak Bowo sambil merengkuh tubuh Cita kepelukannya.7197Please respect copyright.PENANAsVXbc3HaAm
7197Please respect copyright.PENANAIapa4o1wJM
7197Please respect copyright.PENANAwBbFhll7gZ
Untuk pertama kalinya Cita dipeluk oleh pak Bowo. Dia tidak menolak. Malah, ketika kepalanya menempel didada pak Bowo, air matanya turun tak tertahankan. Dia menangis. Pak Bowo terus merangkulnya. Tangan kirinya mengusap-usap kepala Cita, sedangkan tangan kanannya mengusap lembut lengan dan punggung Cita bergantian. Dia biarkan Cita menangis meluapkan segala keresahan dan kesedihannya.7197Please respect copyright.PENANA97eALCHRQx
7197Please respect copyright.PENANAbRUtZmMqrk
7197Please respect copyright.PENANAHJ6dixcZc2
“Hiks hiks paak.. hiks hisk..”7197Please respect copyright.PENANA5wATtSyncP
7197Please respect copyright.PENANAk6t89ybp7i
“Ssstt.. udah nangis aja dulu, keluarin semuanya sampai kamu lega” ucap pak Bowo.7197Please respect copyright.PENANAnOdolBBkl7
7197Please respect copyright.PENANAyjUIWmJdJm
7197Please respect copyright.PENANAM0vCGbQavm
Cita tak jadi bicara, dan kembali menangis. Menenggelamkan kepalanya didada pak Bowo, membuat dada lelaki itu perlahan mulai terasa basah. Pak Bowo membiarkan saja Cita menangis sepuasnya. Dia juga tak bicara apapun untuk menenangkan Cita, hanya terus memeluk dan mengusap kepala dan punggung Cita saja.7197Please respect copyright.PENANAh3xl0OufPi
7197Please respect copyright.PENANASt6LzE2owa
Sudah hampir 10 menit akhirnya tangisan Cita mereda, tapi masih sisa sedikit sesenggukan. Dia masih belum juga menarik kepalanya dari pelukan pak Bowo. Dia mulai merasa nyaman dalam dekapan lelaki itu. Biasanya, kalau dia menangis dipelukan Nada, dia juga bisa merasa plong. Tapi kali ini beda, lebih damai, lebih hangat.7197Please respect copyright.PENANAAR2dG9IkVq
7197Please respect copyright.PENANAyTWvRZ8g5B
7197Please respect copyright.PENANAcSU4Ed1FLv
“Udah nangisnya?” tanya pak Bowo. Cita hanya mengangguk.7197Please respect copyright.PENANAIIHtDmke9g
7197Please respect copyright.PENANAf8aXmh62hx
“Udah puas?” tanya pak Bowo lagi, dan Cita mengangguk lagi.7197Please respect copyright.PENANA0a9ftXAoNu
7197Please respect copyright.PENANALgvzfYJWMm
“Bagus deh, jadi kan nggak makin basah bajuku” ucapnya berkelakar.7197Please respect copyright.PENANAedCZCsR6eC
7197Please respect copyright.PENANAGwJ8fg2nsV
“Iiih apaan sih” balas Cita malu-malu, dan malah menenggelamkan kepalanya didekapan pak Bowo.7197Please respect copyright.PENANAXQgRKMqzOq
7197Please respect copyright.PENANAcc0r25gN4o
“Jadi, udah mau cerita sekarang?” tanya pak Bowo sambil sedikit mendorong tubuh Cita agar terlepas dari pelukannya. Dia meraih wajah Cita, lalu menyeka sisa air mata wanita itu.7197Please respect copyright.PENANADDzxaaqTTN
7197Please respect copyright.PENANArgYAE6l8q9
7197Please respect copyright.PENANAIbq4W0Ktn6
Cita sudah mulai tenang. Dia mengatur nafasnya. Menarik nafas dalam-dalam, lalu menghembuskanya. Dia melakukannya beberapa kali, sampai debaran didadanya akibat tangisannya tadi berangsur mereda dan normal.7197Please respect copyright.PENANAyAoy1ILFEJ
7197Please respect copyright.PENANAC3okbrw0i3
7197Please respect copyright.PENANADQITIeHg40
“Sebenarnya, aku bingung pak” ucap Cita.7197Please respect copyright.PENANAZKVK6O49ZY
7197Please respect copyright.PENANABse3qJPYI0
“Bingung gimana?”7197Please respect copyright.PENANAwikaof0Xw6
7197Please respect copyright.PENANA0i3NUfDwK9
“Ada beberapa hal, yang dilakukan sama mas Andi, yang membuatku susah untuk memaafkannya”7197Please respect copyright.PENANAmwmT8GdGj4
7197Please respect copyright.PENANAl4K15E1nUk
“Aku punya banyak waktu kok buat dengerin cerita kamu” ucap pak Bowo.7197Please respect copyright.PENANASZ4mKmImKq
7197Please respect copyright.PENANA36b8VmIVLR
7197Please respect copyright.PENANAklVWIUcIXP
Cita menatapnya sejenak. Dia menimbang-nimbang, apakah harus menceritakannya pada pak Bowo atau tidak. Dia sudah menceritakan semua yang dia rasakan itu ke Nada, tapi selama ini Nada hanyalah menjadi pendengar yang baik bagi Cita. Tak banyak solusi yang diberikan oleh Nada. Tapi yang pasti Nada akan selalu ada dan mendukung semua keputusan Cita nantinya.7197Please respect copyright.PENANAVY9bIShpg8
7197Please respect copyright.PENANAFB5mtgw4E0
Kali ini dia berpikir, apakah dengan cerita pada pak Bowo dia akan mendapatkan respon yang lain? Kalau hanya seperti Nada, percuma saja dia cerita. Justru akan makin banyak orang yang akan tahu aib rumah tangganya. Tapi disisi lain, Cita butuh saran, butuh solusi. Dan mungkin, pak Bowo bisa memberinya itu. Pak Bowo lebih tua, dan mungkin lebih dewasa, pandangan dia dari sudut pandang laki-laki mungkin ada gunanya, pikir Cita.7197Please respect copyright.PENANAdJ1j8doEJe
7197Please respect copyright.PENANAAxudzv9NmH
7197Please respect copyright.PENANAwG4ZGmhUBB
“Paling nggak, ada 4 hal yang masih bikin aku susah maafin dia pak. Dan ya memang, masalah kami berawal dari keempat hal itu” ucap Cita.7197Please respect copyright.PENANATPLpnelTAZ
7197Please respect copyright.PENANAAVrNe5o66j
“4? Banyak amat? Bisa dikorting nggak? Hehe”7197Please respect copyright.PENANARPVVNyxX6p
7197Please respect copyright.PENANAekU624V4dJ
“Pak Bowo iihh.. serius ini. Jadi mau dengerin nggak sih?” ucap Cita kesal, tapi tak ayal dia ikut tersenyum juga.7197Please respect copyright.PENANAANqJIPYQbJ
7197Please respect copyright.PENANAuW0bDbLmgn
“Hahaa iya iya, bercanda Cit, biar kamu nggak sepaneng gitu. Yaudah cerita, apa aja keempat hal itu?”7197Please respect copyright.PENANAWt59EkYBpv
7197Please respect copyright.PENANAlTSL921Lza
“Hmm, soal tuduhan mas Andi ke aku, perselingkuhan dia, kekerasan dia ke aku dan ke Isna”7197Please respect copyright.PENANAOdCuUlZU57
7197Please respect copyright.PENANA4V31m9pCQ0
“Tunggu tunggu. Kalau soal tuduhan, perselingkuhan dia dan kekerasan dia sama Isna, aku udah tahu. Terus, kekerasan dia ke kamu, itu maksudnya gimana? Dia kasar sama kamu gitu?” tanya pak Bowo.7197Please respect copyright.PENANAjWIJyzjMmi
7197Please respect copyright.PENANAarfstO1KjS
7197Please respect copyright.PENANAzAJDqohX4J
Jelas saja pak Bowo hanya pura-pura tidak tahu. Karena nyatanya dia sudah tahu semua itu. Dari siapa lagi kalau bukan dari Isna, yang mendapat cerita langsung dari Andi. Kekerasan yang dimaksud Cita pastinya adalah soal tamparan-tamparan itu, dan juga waktu Andi menyetubuhi Cita dengan kasar 2 kali.7197Please respect copyright.PENANAvGY0xJRuav
7197Please respect copyright.PENANAX1p2yt3g3z
7197Please respect copyright.PENANABWGo8Ap93f
“Iya pak. Dia pernah namparin aku buat maksa aku ngaku kalau aku udah selingkuh”7197Please respect copyright.PENANAJNhaOzp7t1
7197Please respect copyright.PENANAyUhGZCLueL
“Apa? Gila si Andi! Sampai segitunya dia ke kamu?” ucap pak Bowo, pura-pura marah.7197Please respect copyright.PENANAPGdZypRW36
7197Please respect copyright.PENANAsz1Q6uosAP
“Iya pak”7197Please respect copyright.PENANAsBUgDxz4hR
7197Please respect copyright.PENANAicrJzwJiub
“Terus, kamu gimana?”7197Please respect copyright.PENANAEbBquoVjue
7197Please respect copyright.PENANAwW03wtdMAQ
“Gimana apanya? Ngaku kalau aku selingkuh? Ya nggak lah, orang aku sama sekali nggak pernah selingkuh kok”7197Please respect copyright.PENANAJYHeDfN0i1
7197Please respect copyright.PENANAalNlsXtHAS
7197Please respect copyright.PENANAEwketnjIBK
Pak Bowo cuma geleng-geleng kepala. Dimata Cita, pak Bowo menggelengkan kepala itu karena tak habis pikir dengan kelakuan Andi. Padahal sebenarnya yang pak Bowo pikirkan adalah bahwa ternyata memang benar-benar tidak pernah berselingkuh dibelakang Andi. Dan tentu saja ini membuatnya gembira, karena itu artinya Cita bersih, belum disentuh oleh siapapun kecuali Andi, yang dia tahu dari Isna kalau penis Andi itu kecil. Makin terbuka lebar kesempatan buatnya untuk memuaskan Cita dan membuat Cita lupa kepada Andi.7197Please respect copyright.PENANAgowoiNgQmf
7197Please respect copyright.PENANAQkUksl3UPE
7197Please respect copyright.PENANA6R5TCuNkxD
“Aku udah coba berkompromi pak. Tapi gimana ya, rasanya sebagai wanita, aku tuh ngerasa kalau direndahin, dan itu yang bikin aku masih belum bisa terima” ucap Cita, yang matanya terlihat kembali berkaca-kaca.7197Please respect copyright.PENANAd35FNNIXUA
7197Please respect copyright.PENANAO4mZR1cyAP
“Bener-bener bodoh si Andi itu” gumam pak Bowo perlahan, tapi masih cukup untuk bisa didengar Cita.7197Please respect copyright.PENANAKfzzMOLtJ7
7197Please respect copyright.PENANAWuBWsi4V7U
7197Please respect copyright.PENANANpvyXDzS7r
Cita mengangguk, mengiyakan kata-kata pak Bowo, meskipun maksud mereka berbeda. Cita menganggap, maksud pak Bowo adalah kebodohan Andi dengan semua prasangkanya sampai membuat justru dirinya sendiri yang selingkuh. Tapi lagi-lagi dikepala pak Bowo beda. Dia menganggap Andi bodoh karena sudah menyia-nyiakan istri seperti Cita. Sebuah kebodohan yang justru akan berbuah menyenangkan untuknya.7197Please respect copyright.PENANAD4E3rjhF5Q
7197Please respect copyright.PENANAeWP9OCzRf9
7197Please respect copyright.PENANAA0mQdyqKXE
“Aku emang belum lama kenal Andi, tapi aku beneran nggak nyangka kalau dibalik sikapnya yang kalem itu, dia bisa sekasar itu sama cewek. Aku pikir cuma ke Isna, tapi ternyata ke kamu juga” ucap pak Bowo.7197Please respect copyright.PENANAc5yHGvwiAr
7197Please respect copyright.PENANAMJnqFMpoTj
“Jangankan pak Bowo, aku yang udah lebih lama kenal dia aja beneran nggak nyangka kok” sahut Cita.7197Please respect copyright.PENANApljpdeut2P
7197Please respect copyright.PENANAar4fF3tb48
7197Please respect copyright.PENANAUlFxGFvISc
Waktu pak Bowo mau bertanya lagi pada Cita, dia melihat air mata Cita mulai meleleh lagi. Cita kembali menangis. Kali ini tanpa direngkuh oleh pak Bowo, Cita sendiri yang membenamkan kepalanya didada lelaki itu.7197Please respect copyright.PENANASk02TGLODc
7197Please respect copyright.PENANAimgMGYW8RZ
7197Please respect copyright.PENANA8i5nTamcQK
“Hiks, kenapa sih pak mas Andi sebodoh itu? Kenapa dia nggak percaya sama aku?”7197Please respect copyright.PENANAgplHexYLpI
7197Please respect copyright.PENANAQPZOSsvNLh
7197Please respect copyright.PENANAd0cGrd57VC
Cita mulai kembali mengeluarkan uneg-unegnya, luapan emosinya.7197Please respect copyright.PENANAiP8ZA6P9eP
7197Please respect copyright.PENANAAi8rkgsuXN
7197Please respect copyright.PENANAuo8X7pPrum
“Kenapa dia nggak bisa percaya sama aku? Kenapa dia nggak bisa mikir kalau aku nggak mungkin menghianatinya?”7197Please respect copyright.PENANArEBJS75GXH
7197Please respect copyright.PENANAgv10pe2HXb
Pak Bowo mulai mengusap kepala Cita lagi. “Mungkin dia takut kehilangan kamu Cit” ucap pak Bowo.7197Please respect copyright.PENANAzgXrjQN9GZ
7197Please respect copyright.PENANAILk8h4kFUT
“Tapi nggak gini caranya pak. Apa dia nggak mikirin Putra? Apa dia nggak mikir gimana jadinya Putra kalau nanti kami pisah cuma gara-gara kebodohan dan keegoisan dia? Apa dia nggak kasihan sama Putra?”7197Please respect copyright.PENANAtPFgivid33
7197Please respect copyright.PENANAk67EtlAiF8
“Waktu sama dia, Putra nggak pernah bisa sebahagia waktu sama pak Bowo. Padahal dia ayah kandungnya. Kenapa dia nggak mikirin anaknya sendiri? Kalaupun dia curiga sama aku, apa nggak ada sedikitpun Putra didalam kepalanya?”7197Please respect copyright.PENANACiDeNotKib
7197Please respect copyright.PENANANKjZ07ZmJM
7197Please respect copyright.PENANAsb2vgVK4qp
Deg. Pak Bowo terkejut mendengar kata-kata Cita. Putra tak pernah sebahagia itu ketika bersama Andi? Putra lebih bahagia bersamanya? Pak Bowo hanya bisa diam.7197Please respect copyright.PENANAAUk7zPbgnb
7197Please respect copyright.PENANAo6EjGwYLsb
7197Please respect copyright.PENANAnXUeDYCRWL
“Jujur pak, mungkin kalau nggak ada Putra, aku udah pergi. Aku udah balik ke orang tuaku. Aku udah minta pisah sama dia. Tapi ada Putra, yang membuatku masih bisa bertahan sampai sekarang. Aku masih mikirin Putra. Tapi apa dia mikirin Putra?”7197Please respect copyright.PENANAq74pmxsNpw
7197Please respect copyright.PENANA7luV55o3Ii
7197Please respect copyright.PENANAEL3VChHZ5p
Dada pak Bowo berdetak hebat. Sebuah perasaan yang sudah sangat lama tidak dia rasakan. Ucapan Cita membuatnya teringat akan momen-momen kebersamaannya dengan Putra. Memang tujuannya bisa dekat dengan Putra adalah untuk bisa mengambil hati Cita. Tapi selama ini dia tulus dengan Putra. Mungkin hanya saat pertama kali mengajak ke waterpark saja yang tidak tulus, tapi selebihnya, dia benar-benar menikmati waktunya dengan Putra.7197Please respect copyright.PENANAjhrudrRu08
7197Please respect copyright.PENANA9WGe3Gn9Fa
7197Please respect copyright.PENANACfb238QrNJ
“Putra itu anaknya mas Andi, kenapa Putra malah lebih bahagia sama pak Bowo? Hiks” ucap Cita sambil memukul-mukul ringan dada pak Bowo, yang sama sekali tak dihentikan oleh lelaki itu. Dia membiarkan saja Cita melakukannya, menumpahkan segala rasa kesalnya.7197Please respect copyright.PENANAblJATzT8gO
7197Please respect copyright.PENANApMajkkl9y4
7197Please respect copyright.PENANAjp2tMpZR0l
Setelah itu, yang terdengar dari mulut Cita hanyalah tangisan, yang jauh lebih lama dari yang tadi. Pak Bowo sama sekali tak bisa menjawab semua ucapan Cita. Semua akal bulusnya seperti sirna. Dekapannya ke tubuh Cita makin erat, tapi tulus. Citapun bahkan membalas pelukan pak Bowo. Jelas terasa oleh pak Bowo bagian tubuh Cita, terutama payudaranya menempel ditubuhnya. Tapi, pikirannya sedang tidak kesitu sekarang. Dia tak peduli, dia sedang memikirkan hal lain. Memikirkan kata-kata Cita tentang Putra.7197Please respect copyright.PENANAfmlhktocX8
7197Please respect copyright.PENANAj3A79mvqtn
Dan kemudian pak Bowo pikiran pak Bowo melayang ke belasan tahun silam. Waktu itu anaknya juga seusia Putra. Dia saat itu sangat bahagia, apalagi jika melihat anaknya tersenyum lepas. Momen yang belasan tahun lalu itu, ternyata terulang kembali saat dia melihat Putra. Dari kemarin-kemarin pak Bowo tidak memikirkan hal itu, tidak kepikiran lebih tepatnya. Tapi kata-kata Cita tadi seakan menyadarkannya, bahwa dia juga mulai menikmati kebersamaanya dengan Putra, dia jadi sadar kalau dia juga jadi sangat bahagia ketika melihat Putra bahagia.7197Please respect copyright.PENANAvfpX18jEd0
7197Please respect copyright.PENANAdNgPYgNDg8
Bermenit-menit berlalu hanya dilalui dengan suara tangisan Cita. Tak ada lagi sepatah katapun terucap dari mereka berdua. Sampai akhirnya kembali tangisan Cita mereda. Namun mereka masih berpelukan cukup erat. Beberapa saat kemudian, nafas Cita terdengar lembut dan tenang. Pak Bowo menggerakan kepalanya, melirik Cita, dikiranya Cita sudah tertidur karena kecapekan menangis, ternyata tidak.7197Please respect copyright.PENANA0S28kR1YW1
7197Please respect copyright.PENANAWm36IxHYbH
7197Please respect copyright.PENANAXyZIJWVvkl
“Cita”7197Please respect copyright.PENANAGJMs6JerQB
7197Please respect copyright.PENANARXy1Ch4jI1
“Hemm?” Cita menatap pak Bowo. “Maaf ya pak, bikin kaosnya makin basah, hehe” sambungnya.7197Please respect copyright.PENANAzvZ5ihYv5W
7197Please respect copyright.PENANArYFcp2vXpD
“Haha nggak papa. Yaudah, itu daster kamu benerin dulu” ucap pak Bowo.7197Please respect copyright.PENANAAmhA57RtOm
7197Please respect copyright.PENANARZb2ZGsPre
7197Please respect copyright.PENANAaFKNGDM7sl
Cita langsung melirik daster yang dia pakai. Ternyata, gara-gara gerakan memukul-mukulnya pada pak Bowo tadi tanpa dia sadari membuat dasternya bergeser hingga ke samping, memperlihatkan pundah kanan Cita yang putih dan mulus, juga termasuk tali bh berwarna hitamnya yang sangat kontras dengan warna kulitnya. Bukannya buru-buru membenarkan dasternya, Cita malah menatap pak Bowo lagi.7197Please respect copyright.PENANA7dVRWzcBzd
7197Please respect copyright.PENANAigxVQmQltr
7197Please respect copyright.PENANAGZ63ADO66B
“Kok malah diem? Nggak mau dibenerin dulu itu dasternya? Atau mau ngasih tontonan ke aku ya?” goda pak Bowo membuat Cita tersenyum.7197Please respect copyright.PENANAIgYNJIIxuI
7197Please respect copyright.PENANAmoNJmMZJMo
7197Please respect copyright.PENANA8MNFbQtxCg
Tapi Cita masih tak melakukan apapun, hingga kemudian malah tangan pak Bowo yang bergerak. Tangannya bergerak menyusuri lengan Cita, hingga berhenti dipinggiran kerah dasternya disamping pundak. Dia kaitkan jarinya dikain itu, dan sedikit menariknya. Cita hanya diam saja, namun dadanya berdebar sangat kencang, menebak-nebak apa yang dilakukan pak Bowo.7197Please respect copyright.PENANAe2Bwwqlt6B
7197Please respect copyright.PENANAT3KUYUzLRM
Dia mau ngapain? Apa dasterku mau digeser biar makin terbuka? Atau malah mau dipelorotin sama dia biar tubuhku makin terlihat? Dia udah beberapa kali melihat pundakku, apa mungkin dia mau lihat lebih banyak lagi? Kalau dia melakukan itu, aku harus gimana? Apakah aku harus menahan tangannya? Marah padanya? Atau aku biarkan saja? Aku harus gimana? Batin Cita.7197Please respect copyright.PENANAngUuGLTRfz
7197Please respect copyright.PENANAPjYH44yEOo
Pak Bowo memang sudah beberapa kali melihat pundak Cita waktu dia hanya memakai tanktop. Dan selama ini, yang Cita lihat dari pak Bowo, lelaki itu tak pernah mencuri-curi kesempatan untuk menyentuhnya. Kalau hanya melihat, Cita rasa itu masih wajar. Tapi saat ini, pikirannya membayangkan apa yang mau dilakukan pak Bowo. Terlebih saat ini mereka hanya berdua saja dirumah.7197Please respect copyright.PENANAEmMhL6mhS4
7197Please respect copyright.PENANAVSmRIUPiTB
Cita yang masih menanti, mulai merasakan tangan pak Bowo bergerak. Debaran didadanya kian kencang. Satu sisi hatinya menyuruh untuk menghentikan tangan pak Bowo, sisi lainnya menyuruh untuk membiarkan saja. Cita tak mengerti perasaan apa ini. Tapi dia hanya diam saja.7197Please respect copyright.PENANAc7mcndAUwH
7197Please respect copyright.PENANAvHYequOblV
Akhirnya, tangan pak Bowo benar-benar menggeser daster Cita. Tapi ternyata tidak seperti yang Cita pikirkan. Cita sampai menoleh lagi kebagian pundaknya. Daster itu digeser pak Bowo kembali ketempat seharusnya, menutupi pundak dan tali bhnya. Cita kemudian menatap pak Bowo yang ternyata sedang tersenyum kepadanya.7197Please respect copyright.PENANAy2KepxEp5p
7197Please respect copyright.PENANABs76bz86gv
Citapun membalas senyuman pak Bowo. Mereka hanya terdiam tanpa kata. Dan kini, wajah mereka ternyata sudah begitu dekat. Debaran jantung mereka sangat kencang saat ini. Ya benar, mereka. Bukan hanya Cita saja, tapi pak Bowo juga. Pak Bowo sendiri tak mengerti kenapa dia merasakan seperti ini.7197Please respect copyright.PENANADITUBZ173L
7197Please respect copyright.PENANAmVn7huBzCb
Wajah mereka perlahan kian mendekat. Semakin dekat, semakin kencang debaran jantung mereka. Masing-masing bahkan bisa merasakan nafas orang yang ada dihadapan mereka. Perlahan, Cita menutup matanya, dan bibirnya sedikit terbuka. Pak Bowo tahu itu, sebuah kesempatan emas yang dia tunggu-tunggu. Sebuah umpan matang kepada dirinya yang berdiri bebas didepan gawang. Tapi entah kenapa, tiba-tiba dia ragu.7197Please respect copyright.PENANAXwuexjo6q4
7197Please respect copyright.PENANAFqjTzpGO8j
Cuuuup…7197Please respect copyright.PENANA9b56DV9ebL
7197Please respect copyright.PENANAfSOrcMberU
Cita makin agak tersentak, lagi-lagi apa yang terjadi tidak seperti apa yang dia bayangkan. Sebuah kecupan halus dan lembut mendarat dikeningnya. Dikening, bukan dibibir. Sekitar 3 detik dia merasa keningnya dikecup, sampai akhirnya bibir itu meninggalkan keningnya, dan diapun membuka matanya. Yang pertama dilihatnya, adalah senyuman dari pak Bowo, yang membuat wajahnya menghangat. Pak Bowo bisa melihat, pipi putih Cita mulai merona merah.7197Please respect copyright.PENANAdBvkUeNG9M
7197Please respect copyright.PENANAMX8nqyvBnS
Tak tahan dipandangi pak Bowo, Cita langsung mengarahkan kepalanya kedada pak Bowo lagi, sambil tangannya memeluk erat tubuh pria itu. Tak bisa dijelaskan bagaimana rasa didalam hatinya. Yang jelas dia malu. Tapi juga nyaman, tenang dan damai untuk saat ini. Terlebih saat dia mendapat balasan pelukan yang cukup erat dari pak Bowo.7197Please respect copyright.PENANAWJYW1ZvudU
7197Please respect copyright.PENANAtKpGFBdyJs
7197Please respect copyright.PENANAxzbHubZVK5
“Cita”7197Please respect copyright.PENANA2cwm0L0L4i
7197Please respect copyright.PENANADAzWdDYJHq
“Iya pak”7197Please respect copyright.PENANAa9oNnIPVNu
7197Please respect copyright.PENANAI54hnw159H
“Cuci muka sana gih”7197Please respect copyright.PENANAxV6tfbdeex
7197Please respect copyright.PENANA4zLr4vqC4u
“Eemm entar dulu aahh” jawab Cita dengan nada manjanya.7197Please respect copyright.PENANAi8Z4dpq8gD
7197Please respect copyright.PENANA86zOg9XuFt
“Buruan, entar ibu sama Putra pulang lho”7197Please respect copyright.PENANAAyeWCEvJw4
7197Please respect copyright.PENANAhKUPcVlS38
“Oh iya” tiba-tiba Cita tersentak, lalu menatap jam dinding.7197Please respect copyright.PENANAkQP5aoXMnN
7197Please respect copyright.PENANA9VsMuVwTL6
7197Please respect copyright.PENANAk1UmbLbACL
Astaga, udah jam segini. Ya ampun, untung diingetin pak Bowo. Batin Cita.7197Please respect copyright.PENANA3vRKRVDM4I
7197Please respect copyright.PENANAbsq3XNNrCX
Buru-buru Cita berdiri dan langsung ke kamar mandi untuk mencuci mukanya. Sebelumnya dia sempat melihat wajahnya dicermin, dan memang terlihat sekali mata sembabnya juga bekas lelehan air mata dipipinya.7197Please respect copyright.PENANAmp1kMex3nE
7197Please respect copyright.PENANAJaEJ2ZQMPg
Dikamar mandi, setelah cuci muka Cita tak langsung keluar. Dia terdiam, merenung mengingat apa yang terjadi tadi. Dia tak mengerti, kenapa dirinya sempat ada harapan pak Bowo melakukan yang lain daripada yang terjadi tadi. Dia tak mengerti kepada dirinya sendiri, yang bahkan sudah bersiap jika saja bibirnyalah yang tadi mendapat kecupan dari pak Bowo. Dia benar-benar tak mengerti dengan situasi tadi, kenapa dirinya bisa sedekat itu dengan pak Bowo. Tapi, kemudian bibirnya tersenyum, karena dia mengingat kata-kata pak Bowo tempo hari.7197Please respect copyright.PENANAkMOkBK9Qy6
7197Please respect copyright.PENANANKE81JjQGv
7197Please respect copyright.PENANAXwN6Fl2Tbp
“Kalau aku nyari kesempatan, udah dari dulu aku ajakin kamu cuma berdua aja tanpa ngajak Putra. Kalau dulu, kamu pasti lebih gampang diajak, karena kamu dulu pasti pikirannya masih kalut, jadi nggak bisa mikir panjang, nggak bisa bedain mana yang bener mana yang salah. Jadi aku lebih gampang buat pengaruhin kamu, iya kan?”7197Please respect copyright.PENANA1dkfIsuANG
7197Please respect copyright.PENANArorBj9LxtF
7197Please respect copyright.PENANAAGSKCMjdZx
Itu adalah kata-kata yang diucapkan pak Bowo ketika mereka mengajak Putra jalan-jalan kesebuah taman dipinggiran kota. Saat itu mereka sedang membahas tentang teman kantor Cita yang sering menggodanya, yang kelihatannya sedang mencari kesempatan.7197Please respect copyright.PENANAtWhXEmVPdz
7197Please respect copyright.PENANAKys1fM8V2j
Kalau memang pak Bowo mencari kesempatan, pasti tadi kejadiannya udah lain. Bisa-bisa, dia bener-bener pelorotin daster aku, apalagi aku cuma diem gitu aja tadi. Batin Cita. Dia kemudian teringat kata-kata pak Bowo yang lain, yang juga diucapkan malam itu.7197Please respect copyright.PENANAOlhOJuHp1d
7197Please respect copyright.PENANAz0fqeiErCG
7197Please respect copyright.PENANAYdhSfyQNA7
“Aku ingetin ini ke kamu karena aku emang nggak punya niat buat nyari kesempatan dalam kesempitan. Tapi aku kan orang biasa Cit, yang suatu saat bisa aja berubah. Niatku yang baik, bisa aja suatu saat nanti berubah jadi buruk. Kalau kamu nggak waspada, coba bayangin apa yang akan terjadi?”7197Please respect copyright.PENANAx5cSwHhGI0
7197Please respect copyright.PENANALYBiF2gJVo
7197Please respect copyright.PENANA1ip9zPcIgS
Iya bener. Kalau dia emang punya niat jelek sama aku, nggak mungkin dia malah ngingetin aku. Dan yang pasti, nggak mungkin tadi dia malah benerin dasterku. Tapi, kenapa pak Bowo bersikap seperti itu kepadaku? Kenapa aku begitu nyaman berada didekatnya? Kenapa aku tadi bisa semanja itu dipeluk sama dia? Batin Cita.7197Please respect copyright.PENANAD0B6H3S5w1
7197Please respect copyright.PENANApsheyX93gj
Banyak pertanyaan dikepalanya, yang hanya berputar-putar saja tanpa dia tahu pasti apa jawabannya. Dia masih belum berani menarik kesimpulan, tentang apa yang dia rasakan, atau apa tujuan pak Bowo bersikap seperti itu kepadanya. Tapi kemudian dia tersenyum. Dia tidak ingin menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaannya itu untuk saat ini. Dia hanya ingin menikmatinya. Menikmati kenyamanannya saat bersama dengan pak Bowo.7197Please respect copyright.PENANAb0URxTLLoC
7197Please respect copyright.PENANAIv1b3JkgpA
Tok.. tok.. tok..7197Please respect copyright.PENANAtTFZKQm82O
7197Please respect copyright.PENANADN234RSmBQ
7197Please respect copyright.PENANAa0XMsaDfFP
“Cita..” tiba-tiba lamunan Cita dikejutkan oleh bunyi ketukan pintu kamar mandi.7197Please respect copyright.PENANAEFflJGd09Q
7197Please respect copyright.PENANANC841KNZMK
“Iya kenapa pak?” tanya Cita sambil membuka pintu kamar mandi, pak Bowo sudah berdiri disitu.7197Please respect copyright.PENANAJ7oJo2pYJA
7197Please respect copyright.PENANAmrR0274hzJ
“Kamu lama amat sih cuci mukanya?”7197Please respect copyright.PENANApTg6tvQrum
7197Please respect copyright.PENANAV0GMVsLcKD
“Hehe emang kenapa sih pak?”7197Please respect copyright.PENANAxGknhaz2mn
7197Please respect copyright.PENANAIWKArAXvMY
“Aku kebelet pipis” jawab pak Bowo dengan gestur tubuh kedua tangannya berada didaerah kemaluannya, menahan kencing.7197Please respect copyright.PENANAShpxLiXINV
7197Please respect copyright.PENANAoYSdqPsdVe
7197Please respect copyright.PENANAotxNpLofWn
Cita bukannya menjawab, malah diam. Dan bahkan, kepalanya tertunduk, tertuju pada tangan pak Bowo yang menutupi daerah kemaluannya.7197Please respect copyright.PENANAwi5AbQNYz8
7197Please respect copyright.PENANAJ8CKhwmAch
Tuuk…7197Please respect copyright.PENANA9FWLDjgFpM
7197Please respect copyright.PENANA59gzbnOFJm
7197Please respect copyright.PENANA6nXzoFCSdk
“Aduh, apaan sih pak kok dijitak” ucap Cita sambil memegangi kepalanya yang baru saja dijitak oleh pak Bowo. Tidak sakit, karena hanya jitakan pelan.7197Please respect copyright.PENANAAr62q9Nj12
7197Please respect copyright.PENANARApM7MuE2S
“Malah bengong. Lihat apaan sih? Buruan gantian, udah kebelet ini” ucap pak Bowo sambil meringis.7197Please respect copyright.PENANA4Z75ZmcJM5
7197Please respect copyright.PENANAZUsQJJrKhL
“Oh iya maaf maaf, hehe” jawab Cita terkekeh sambil memberikan jalan kepada pak Bowo.7197Please respect copyright.PENANAIf6S4jAQU8
7197Please respect copyright.PENANAV6a9ltmfW1
7197Please respect copyright.PENANAUJCJ6c0JCL
Citapun kembali keruang tengah, duduk disofa yang beberapa saat lalu menjadi tempat untuk momen yang sangat mendebarkan baginya, meskipun tidak terjadi apa-apa. Tak lama kemudian pak Bowo sudah keluar dari kamar mandi.7197Please respect copyright.PENANAH3ADOqf5eE
7197Please respect copyright.PENANA5wC2Ew5l3S
7197Please respect copyright.PENANAa0EGdWSFjb
“Cit aku pamit dulu ya” ucap pak Bowo.7197Please respect copyright.PENANAu4QRh6ERCw
7197Please respect copyright.PENANApjKVS7q6ov
“Loh pulang? Nggak nungguin Putra?”7197Please respect copyright.PENANAspsYqyke7y
7197Please respect copyright.PENANAVK74XG5z1r
“Iya Cit, aku ada janji soalnya sama temen. Lain kali deh, atau besok aku kesini lagi main sama Putra”7197Please respect copyright.PENANANk5AX8aA4A
7197Please respect copyright.PENANAGqGipYN2p4
“Ooh gitu, yaudah deh pak”7197Please respect copyright.PENANABbrWCALTni
7197Please respect copyright.PENANAgl4HdYSwJE
7197Please respect copyright.PENANAgLz384gY1V
Cita kemudian mengantar pak Bowo sampai ke pintu. Saat pintu sudah terbuka, pak Bowo tak kunjung keluar, hanya berdiri sambil menatap Cita. Citapun bingung dia juga hanya berdiri menatap pak Bowo. Sampai kemudian tangan pak Bowo terentang, kemudian menarik tubuh Cita, mereka berpelukan lagi.7197Please respect copyright.PENANAy6LKWImzi9
7197Please respect copyright.PENANAtNk8kLonWi
Cita langsung membalas pelukan pak Bowo dengan sangat erat, seperti tidak mau lelaki itu pergi sekarang ini. Cukup lama mereka saling peluk, sampai akhirnya pelukan itu agak direnggangkan sehingga mereka bisa saling tatap. Dan langsung saja pak Bowo mencium kening Cita. Kali ini lebih lama dari yang tadi. Begitu hangat, begitu dalam. Itu yang Cita rasakan.7197Please respect copyright.PENANAEbaUEQRpcN
7197Please respect copyright.PENANANDL9bXq62Z
Setelah itu ciuman dikening Cita terlepas, mereka masih saling tatap dengan senyum yang lebih lebar. Mereka berdua terlihat seperti sama-sama tak mau beranjak, tak mau melepaskan pelukannya. Hingga kemudian wajah pak Bowo mendekat lag, bibirnya sudah sangat dekat dengan kening Cita. Cita sudah terpejam matanya, namun sesaat sebelum pak Bowo mencium keningnya, sayup-sayup dia mendengar bisikan dari lelaki yang sedang memeluknya itu.7197Please respect copyright.PENANA6MmihviHHz
7197Please respect copyright.PENANAFY5BAjSF3d
Aku sayang kamu.7197Please respect copyright.PENANA3Y1V8jSLKF
7197Please respect copyright.PENANAE21cKOkoOA
Cuuppp…7197Please respect copyright.PENANAgkmxgFS4zF
7197Please respect copyright.PENANAZwn4ZfdHBa
*7197Please respect copyright.PENANAAmHfh1hn3K
*7197Please respect copyright.PENANAIqStvvT239
*7197Please respect copyright.PENANAizcYFMjKhI
*7197Please respect copyright.PENANA11UGU0oMkR
*
Bersambung7197Please respect copyright.PENANAG7NPUcU82l