11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqnLi0IaSqT
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlB584TUBWR
Sudah 2 hari lamanya Cita dan Andi diam-diaman. Sebenarnya Andi sudah berusaha mengajak bicara Cita, tapi Cita terlihat masih marah pada Andi. Pembicaraan merekapun hanya sekedarnya saja, seperti mengingatkan untuk mandi, mengajak makan atau pamit waktu mau berangkat kerja. Selama 2 hari ini juga Cita masih pulang pergi kantor sendiri, tidak mau diantar oleh Andi. Biasanya Andi mengantarnya, sedangkan pulangnya Cita akan nebeng temannya yang kebetulan searah. Tapi karena masih kesal pada Andi, Cita masih saja berangkat sendirian kekantor. Sebenarnya Andi mengikutinya dari belakang, hanya untuk memastikan istrinya sampai kantor dengan selamat.11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf88PQScnOV
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE2HOwwn6qv
Perang dingin mereka bisa dirahasiakan rapat-rapat dari orang lain, termasuk ibu Andi. Meskipun sempat curiga kalau anak dan menantunya ini sedang ada masalah, namun setiap didepan ibu Andi mereka berdua tampak biasa saja. Melihat itu, ibunyapun tidak jadi bertanya. Dia menganggap kalau Andi maupun Cita sudah cukup dewasa untuk bisa menyelesaikan masalah mereka sendiri. Ibu Andi yakin kalaupun mereka ada masalah, pasti bukanlah masalah yang berat. Dan dia juga berharap kalau masalah keduanya bisa cepat selesai.11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN2oJaeBRZP
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvBMfnO54aI
Andi memang jarang bisa terbuka pada ibunya. Dulu waktu ayahnya masih ada, dia biasa curhat kepada ayahnya. Masalah apapun dia curhatkan pada ayahnya. Mungkin karena sama-sama laki-laki jadi dia merasa lebih nyaman saja kalau curhat dengan ayahnya. Setiap masukan dari ayahnya sepertinya cocok sekali dengan apa yang Andi harapkan. Nasehat dari ayahnya juga rasanya gampang sekali masuk ke kepalanya.11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT4eCfLgsg5
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX0YJu4yjVY
Beda cerita kalau dengan ibunya. Setelah ayahnya meninggal, Andi memang beberapa kali mencoba untuk curhat dengan ibunya. Tapi dia tetap merasa kurang nyaman. Sehingga lebih sering menyimpan sendiri apa yang dia rasakan. Hanya beberapa saja dia ceritakan pada ibunya, itupun hal-hal yang dirasa tidak terlalu penting. Ya pokoknya yang penting ibunya cukup tahu saja, begitulah kira-kira.11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoVK04ab0gF
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXA8rIKe15I
Satu-satunya orang tempatnya berbagi setelah ayahnya tidak ada hanyalah dengan Cita. Dengan Cita dia jadi terbiasa terbuka, terbiasa untuk menceritakan apapun tanpa ada yang ditutup-tutupi. Karena dia sudah merasa nyaman dengan Cita, begitupula Cita kepadanya. Cita juga selalu bercerita apapun kepadanya. Bahkan termasuk dm-dm yang masuk dibeberapa sosmednya, Cita selalu memperlihatkan kepada Andi. Kadang Andipun memerikas hp Cita, dan memang tak ada apapun yang mencurigakan disana.11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkLD8XV9zSy
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6sPsPu0GKj
Tapi sayangnya sekarang malah mereka sedang marahan. Dan itu semua bermula dari kebodohan Andi sendiri. Dia terlalu baper dengan apa yang didengar dari pak Bowo. Memang kata-kata pak Bowo itu sudah keterlaluan sehingga wajar membuatnya emosi. Tapi pak Bowo tidak pernah benar-benar langsung mengatakan itu didepannya. Dia hanya tak sengaja mendengar saja waktu bosnya itu bergumam sambil melihat foto-foto Cita. Tapi hanya dengan begitu saja bayangannya sudah kemana-mana.11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLohny0qE1x
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRacaHqdDMZ
Akibatnya, dia tak mampu mengendalikan emosi saat sedang bersama Cita. Dia terlalu takut apa yang dia bayangkan itu benar-benar terjadi. Sehingga tanpa sadar emosi membuatnya memperlakukan Cita dengan kasar, bukan selayaknya perlakuan suami kepada istrinya.11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyRNLI1c1lh
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbOyhIsZSEQ
Hal itu tentu saja membuat Cita kaget dan marah. Sejak kenal dan akhirnya menjalani kehidupan rumah tangga selama 3 tahun, tak pernah Andi sekasar itu pada Cita. Apalagi setelah pertama kali Andi melakukan itu dia sudah sempat menyesal dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Tapi nyatanya, bukan hanya mengulangi, tapi Andi justru lebih kasar dari sebelumnya. Cita sudah berusaha mengingatkan tapi Andi sama sekali tak mendengarnya. Hingga membuat Cita benar-benar sakit, baik itu fisik maupun hatinya.11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj3sKP1zgws
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZr9RZWDnyA
Cita marah dengan semua itu. Dia tak tahu apa yang membuat suaminya bisa seperti itu, sekasar dan seberingas itu dalam memperlakukannya. Tapi dia tak bisa menerima apapun alasan dari Andi karena Andi sudah berjanji kepadanya. Dan sampai saat ini dia belum bisa memaafkan apa yang diperbuat oleh Andi itu. Malam itu dia merasa kalau Andi tidak menganggap dirinya sebagai istri, tapi sebagai pemuas nafsunya saja. Istri mana yang mau diperlakukan seperti itu?11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNKlWO3hwtC
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZdF4jf8hvN
Namun setiap ada ibu mertuanya, Cita berusaha bersikap biasa saja. Kadang saat seperti itu dimanfaatkan oleh Andi untuk bicara dengannya. Tapi karena masih kesal dengan perbuatan Andi dia hanya menjawab seperlunya saja. Cita tahu, ibu mertuanya pasti menyadari ada yang tidak beres antara dirinya dengan Andi. Tapi Cita tidak bisa menceritakan hal itu pada ibu mertuanya. Dia tidak ingin ibu mertuanya justru jadi kepikiran masalah mereka berdua.11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzaAuisWavA
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJvsayYjkuZ
Selama ini, dia memang sudah cukup dekat dengan ibu mertuanya. Bahkan bisa dibilang, Cita bisa lebih dekat pada ibu mertuanya itu daripada Andi. Apalagi sejak kelahiran anaknya, dimana ibu mertuanya yang lebih sering mengurus anaknya karena dia masih bekerja. Tapi untuk hal yang satu ini, Cita merasa belum perlu untuk cerita pada ibu mertuanya. Dia juga berharap kalau masalah ini bisa cepat selesai. Tapi untuk saat ini, dia masih belum bisa memaafkan Andi.11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUO1V8yKL1K
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmgerZD1ZVe
Selama beberapa hari, kondisi mereka masih belum membaik. Cita masih menolak untuk diantar kerja oleh Andi. Dia masih selalu naik motor maticnya sendiri. Setiap malampun, meskipun masih tidur seranjang, dia hampir tidak bicara dengan Andi. Permintaan maaf Andi masih dia diamkan saja. Kata-kata Andi juga hanya dijawab seperlunya. Sebenarnya dia ingin Andi berterus terang tentang penyebab yang membuat dirinya berubah menjadi begitu kasar. Tapi sepertinya Andi belum menyadari hal itu. Hanya kata maaf saja yang terus terucap, yang lama-lama membuat jengkel Cita juga.11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7m5bfKCRrk
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK29EiuwEta
Sampai akhirnya pada hari sabtu, hari dimana biasanya dia melakukan foto-foto untuk barang endorsenya dengan Andi. Hari ini Cita punya rencana lain. Karena masih perang dingin dengan Andi, dia berencana untuk minta difoto oleh orang lain saja. Dan dia juga sudah janjian dengan orang itu.11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlNhZstwLjE
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWxWmsU0dCo
Pagi-pagi dia sudah bersiap. Andi masih belum bangun. Memang sudah menjadi kebiasaan Andi kalau setiap weekend dia selalu bangun siang, kecuali mau ada acara pagi-pagi. Cita sengaja tidak membangunkan Andi karena masih malas bicara dengan suaminya itu. Diapun menyiapkan semua yang dia perlukan dan bersiap berangkat.11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFJHVC3wGGv
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfpjx4ODFOq
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVoffrN8dGD
“Lho Cita, kamu mau kemana pagi-pagi gini udah rapi?” tanya ibu mertuanya.11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIql0WilLuf
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYDQ0rFEeCx
“Saya mau ketempatnya mbak Nada dulu ya bu, mau foto-foto ini” jawab Cita.11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy5n7uOp7WG
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLBVVJCS88T
“Nggak sama suamimu?”11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrlAsYBsENr
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdLt3lHwnpe
“Nggak bu, mas Andi masih tidur. Saya udah janjian juga sama mbak Nada soalnya”11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHH6vha5XH0
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlEuIUTu6H4
“Ooh gitu. Hmm, kalian masih marahan ya?” tanya ibu mertuanya.11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ79aof3iEcf
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ48waVCeNZ3
“Eh.. hmm, ya begitulah bu” jawab Cita.11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo7ec1AEfrO
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoQCtEQpIAG
“Ibu sih tidak tau apa masalah kalian, dan ibu juga nggak maksa kalian buat cerita ke ibu. Tapi kalau bisa, ibu minta apapun masalah kalian, secepatnya kalian selesaikan. Kasihan anakmu lho kalau kalian masih marahan gitu”11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWUME5v49Ob
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkZCjYtJRyt
“Iya bu, saya juga pengennya gitu. Tapi ya gitulah bu, mungkin nggak lama lagi kami bakal baikan kok”11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVgd4Vi8Lg4
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡERRiW31lvP
“Yasudah kalau begitu”11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6BHDe0lSj0
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj3QwPjjso3
“Iya bu. Kalau gitu Cita pamit dulu bu”11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0cAspTtI1r
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLYCyehDRpC
“Iya hati-hati nak”11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5KjCidCvFj
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEymYlwUpTE
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXVj4yaCbuQ
Setelah pamit Citapun berangkat. Tak sampai setengah jam dia sudah sampai dirumah Nada. Ternyata Nada sedang sendirian dirumah karena suaminya sedang keluar kota. Tak ada siapapun dirumah selain dia, karena Nada memang belum punya anak sampai sekarang, padahal dia juga sudah lama menikah, hampir sama seperti Cita dan Andi.11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwdaLLM7gW5
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0Hp6e5C8TY
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡveGmnoHGqL
“Pagi mbak” ucap Cita.11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡevJh3QS4Ed
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ7TlCKaNtB
“Pagi Cit. ya ampun udah nyampe aja, kirain entar agak siangan, aku belum mandi lho ini, hehe”11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx625FHTybH
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBlryorzGHe
“Hehe iya mbak, nggak papa juga kan kita emang nggak kemana-mana mbak”11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSsLtByBC3m
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwsyAyDC7Xl
“Iya Cit. jadi kamu mau langsung foto-foto sekarang?”11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡW9Rm2Vo432
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkxGntbgyGk
“Entar aja deh mbak, atau terserah mbak Nada aja gimana enaknya”11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbP9VyCyeh9
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJq6k6QGtTV
“Yaudah entar dulu aja ya. Sarapan dulu aja Cit, kamu udah sarapan belum?”11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKXpFLT7TD2
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZREdSpMhp0
“Belum mbak, hehe”11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwDnCwdh9cC
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX49ybYWamY
“Yaudah yuk bareng”11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHUq2wDWYc1
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡarAmIGitqf
“Iya mbak”11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTqBLZOdzQw
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSp4lDHYunW
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm9a7cAGOia
Kedua wanita itu kemudian sarapan bersama diselingi dengan obrolan ringan. Nada sebenarnya sudah menduga kalau Cita sedang ada masalah dengan suaminya. Karena selama ini yang Nada tahu, Cita tiap foto untuk barang endorse selalu dengan Andi. Kali ini dia minta dirinya yang memfotokan. Apalagi sekarang dia juga datang sendiri, dan belum sarapan lagi. Tapi Nada masih menahan diri untuk bertanya lebih banyak, takut merusak suasana.11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ89cOM9USWA
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3bwDSnLG1c
Setelah makan, mereka lanjut ngobrol diruang keluarga. Masih juga yang diobrolkan adalah hal-hal ringan saja. Setelah itu tak lama Nada pamit untuk mandi. Setelah itu barulah mereka foto-foto. Bukan hanya Cita saja yang difoto oleh Nada, tapi Nada juga difoto oleh Cita. Memang hasilnya tidak sebagus kalau difoto oleh fotografer beneran, tapi untuk posting barang endorse saja itupun sudah cukup.11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYBaH8T4GKA
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBoVrrnPfaN
Sampai siang hari Cita berada dirumah Nada. Mereka sudah selesai foto-foto, dan sepertinya Cita masih malas untuk pulang. Lagian dia merasa nggak enak dengan Nada. Dia ingin menemani Nada lebih lama daripada mantan kakak kelasnya itu sendirian dirumah.11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUnRWZKIuHo
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ92zU0iHKKA
*11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD8d4sV00iz
*11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7nKTZcWzU4
*11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqhoUVLXxSR
*11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwaBpT9Z9zF
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJKIWPtznL4
“Lho, Cita kemana bu?” tanya Andi pada ibunya. Dia baru saja bangun tidur dan tak mendapati Cita ada dirumahnya. Apalagi motor matic Cita juga tidak ada.11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZJ1nPQAq8Z
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6vf57r7MO1
“Kerumahnya Nada katanya Di” jawab ibunya.11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqy8KGn5tDf
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjEK84z6gv3
“Kerumah Nada? Ngapain bu?”11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiwC5Fy9SrX
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcsCjkLICnJ
“Lha ya nggak tau ibu, emang dia nggak ngomong sama kamu?” tanya ibunya. Sebenarnya ibunya tahu kalau Cita memang tidak pamit pada Andi. Dia juga tahu kalau Cita kerumah Nada untuk foto-foto. Dia hanya ingin tahu saja, seberapa parah keributan antara Andi dengan Cita.11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5hmLAGfsmV
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGA4wHHKYqK
“Dia nggak bilang apa-apa sama aku tuh bu. Ngapain ya dia kesana?”11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO2q9WCUQyy
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzxrnjwnyZZ
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkXLHGRiaFE
Ibunya tak menjawab, membuat Andi tambah bingung. Tapi Andi sudah menebak kalau mungkin Cita ketempat Nada untuk foto-foto, atau untuk curhat. Hanya ada 2 kemungkinan itu yang ada dikepala Andi.11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGbI7LjFk6D
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ44mCshJHEt
Eh, tunggu dulu. Kalau foto-foto, siapa yang motoin ya? Masa Nada sendiri? Atau suaminya Nada? Atau jangan-jangan, si Salim itu yang diminta buat motoin? Batin Andi dengan bermacam pertanyaan.11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMaHhiCbUXi
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZsmQT48toX
Kalau Salim ada disana, apa iya mereka cuma foto-foto doang? Apa mungkin tidak melakukan hal yang lain? Kalau beneran Nada udah jadi gundiknya Salim, kan bisa aja Cita dijebak, disuruh dateng kesana sendirian, terus digarap sama Salim. Batin Andi.11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2ytvcE1hUa
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5Cfi49bbpc
Andi mulai gelisah memikirkan segala kemungkinan itu. Pikirannya saat ini sedang dipenuhi bayang-bayang apa yang terjadi pada istrinya. Entah Salim, atau siapapun yang diminta untuk memfoto Cita, dia membayangkan lelaki itu sekarang sedang tertawa-tawa penuh kepuasan karena sudah berhasil menikmati tubuh istrinya.11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeAEZ8ftwaJ
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB7Tlji4xVh
Seketika itu juga emosinya memuncak. Bayangan yang silih berganti muncul dikepalanya itu membuat amarahnya naik tak tertahan. Dia melihat jam, sudah jam 11 lewat. Dia tak tahu sejak kapan Cita berangkat, tapi dia tahu istirnya sudah ada dirumah Nada cukup lama. Cukup untuk membuat lelaki yang dia curigai untuk bisa memperdaya Cita.11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo3amPn7B68
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNHaoePB7J8
Dengan buru-buru sekali Andi mengambil kunci mobilnya dan bergegas menuju rumah Nada. Dia ingin secepatnya sampai disana, berharap dia belum terlambat. Berharap dia bisa menghentikan aksi bejat lelaki yang ingin menikmati tubuh istrinya. Sampai ditengah jalan dia baru sadar, dimana rumah Nada? Dia kemudian pinggirkan mobilnya, berpikir bagaimana caranya mencari rumah Nada. Menghubungi Cita atau Nada pasti akan percuma. Bisa jadi mereka sekarang sedang ‘sibuk’ dan tak akan membalas ataupun mengangkat telponnya. Andi kebingungan bagaimana bisa mencari rumah Nada. Ditambah dirinya yang sedang emosi, membuat otaknya makin tumpul.11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbzYlfW98vO
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡejkhKqT7qD
Ada sekitar 5 menit Andi berhenti disitu, berusaha menenangkan dirinya. Barulah setelah tenang dia ingat ada beberapa orang yang bisa dia hubungi, yang siapa tahu saja salah satu diantara mereka tahu rumah Nada. Setelah mencoba beberapa kali, akhirnya ada yang benar-benar tahu rumah Nada dan Andi mendapatkan alamat lengkapnya. Sialnya, ternyata alamat rumah itu harus berputar cukup jauh dari tempatnya berhenti sekarang.11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcYAgfRLNKO
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs612uDWqLc
Dengan sangat tergesa-gesa Andi memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Tak peduli dengan orang lain yang hampir dibuatnya celaka. Tak peduli dengan makian orang-orang yang dia lewati. Dia hanya ingin secepat mungkin sampai dirumah Nada untuk menyelamatkan Cita. Selama dijalan Andi hanya bisa mengumpat. Karena dia membawa mobil, jadi tidak bisa selincah motor untuk menembus kemacetan, meskipun sebenarnya tidak terlalu parah macetnya, masalahnya dia sedang sangat terburu-buru.11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHNeRxcw4fb
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEsfHIRhaXs
Akhirnya setelah hampir sejam berkutat dengan jalanan, Andi sampai ke komplek perumahan Nada. Tak lama kemudian dia menemukan rumah yang dia cari. Apalagi didepan rumah itu terparkir motor yang dia kenal, motor Cita. Buru-buru dia parkirkan mobilnya, lalu turun dan segera masuk ke rumah Nada. Terlihat Cita dan Nada sedang duduk-duduk sambil ngobrol santai diruang keluarga.11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8MTFXVnTTB
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlV8xnjGmaI
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuIRAv7DtvJ
“Mas Andi?” ucap Nada terkejut mengetahui kedatangan Andi. Apalagi saat itu kondisi Andi masih kucel karena baru bangun tidur dan belum mandi, ditambah rambutnya yang acak-acakan karena pusingnya memikirkan apa yang terjadi pada Cita.11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkUb0yfmKHB
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyC42qe2ogq
“Ma, kamu ngapain disini?” tanya Andi tanpa mempedulikan Nada.11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ40Ye3WmtUy
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdYZwQ0WaSL
“Kamu sendiri ngapain disini?” balas Cita dengan dingin dan datar.11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡA3qtn5xb4E
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVMN9eIpSe8
“Kalau ditanya itu jawab ma. Kamu ngapain aja disini? Sama siapa aja kalian disini?” tanya Andi, dengan agak membentak yang membuat Nada terkejut. Dia juga menengok kekanan kiri mencari siapa tahu ada orang lain dirumah itu, orang yang dia curigai dalam bayangannya tadi.11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4o0TCkbnlx
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkBCewbrPBg
“Apa pentingnya buat kamu tahu?” balas Cita yang juga mulai meninggi nadanya, terpancing emosinya.11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC6KzYEEf2Y
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhu3f74dfEF
“Aku ini suami kamu. Kamu kalau pergi-pergi harus dengan seijinku!” bentak Andi.11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIGFfmg4UMH
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6WV1vASOFU
“Jadi kamu masih nganggep aku ini istri kamu?” balas Cita.11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcxf4oJrEeK
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMVJFJeMLXL
“Apa maksudmu?”11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRx5mn2PHlr
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnfhD8sUnlu
“Kamu nggak ngerti apa maksudku? Kamu inget yang kamu lakuin malem itu hah?” balas Cita juga dengan membentak.11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGF3thSOrx6
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC8dn3ijeuz
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZRoT2sTmIi
Andi sontak terkejut, tak pernah dia mendengar Cita bicara dengan nada seperti itu. Bahkan dirinya tak sadar kalau dia juga sebelumnya membentak Cita, yang membuat Cita bereaksi seperti itu.11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9Wh8kTKubE
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC9UKYxzSui
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPCxjk8b7Vt
“Apa yang kamu lakuin waktu itu, apa itu perlakuan dari seorang suami kepada istrinya? Dan sekarang seenaknya kamu bilang seperti tadi itu hah?” ucap Cita yang masih dengan nada tinggi, tapi kali ini agak bergetar karena dia menahan tangis.11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5NetAhpEd8
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxfm2oIr7Nz
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB4MNTSLuWc
Andi kembali terdiam. Dia tak punya jawaban untuk pertanyaan Cita itu. Ada sebenarnya, tapi tak mungkin Andi mengatakannya. Terbayang betapa konyolnya jawaban itu kalau sampai terucap. Dan entah apa reaksi Cita kalau mendengar jawaban darinya itu.11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlZkbE8JEZ6
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlrWP9kR1US
Air mata Cita sudah turun mengalir tapi dibiarkan saja tanpa diseka. Tatapanya terlihat sangat marah sekali kepada Andi. Andi yang tadinya begitu emosi, juga dengan amarah waktu memasuki rumah Nada, sekarang jadi berubah dengan melihat Cita menangis. Hatinya jadi bimbang. Apakah yang aku pikirkan tadi itu berlebihan? Apakah sebenarnya memang tidak terjadi apapun kepada Cita? Batin Andi.11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9ON9q7A6AU
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD0SBzKX5Wa
Nada sejak tadi hanya terdiam saja. Dia jadi semakin yakin kalau dugaannya tadi memang benar. Cita dan Andi memang sedang ada masalah. Meskipun terjadi dirumahnya, dia tidak ingin terlalu ikut campur masalah rumah tangga temannya itu. Dia hanya berharap suara ribut Andi dan Cita tadi tak sampai kedengaran oleh orang lain.11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡisDk9DK4eC
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMtMcLXa1iN
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvnjG0cLm6s
“Aku disini buat foto-foto, dan disini cuma ada aku sama mbak Nada. Kamu masuk kerumah orang nggak pake salam, nggak ada sopan-sopannya. Jadi lebih baik kamu pulang aja sekarang. Aku baik-baik aja disini” ucap Cita. Kali ini nadanya tidak setinggi tadi, tapi suaranya makin bergetar diiringi oleh isak tangisnya.11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡA4uQlekS7n
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK8n06Q74LY
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkIJ0e4THEL
Dan dengan bodohnya, Andi menurut begitu saja ucapan Cita. Sesuatu yang sangat tidak diharapkan oleh Cita. Dia berharap, paling tidak Andi meminta maaf kepada Nada sebagai pemilik rumah, karena dengan tidak sopannya langsung masuk dan membuat keributan. Tadi yang dilakukan Andi malah berbalik, dengan gontai melangkah keluar, lalu masuk ke mobil dan pergi begitu saja.11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEXwSe9UG5n
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKfDC4Y2O9t
Seketika itu Cita jatuh terduduk sambil masih terus menangis. Dia menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Nada yang melihat itupun langsung menghampiri Cita, membantu Cita untuk berdiri dan memapahnya agar duduk disofa. Cita masih terus menangis, Nada hanya memeluknya dan mengelus punggungnya, berusaha menenangkannya.11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkJL5cBuOHV
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyY6RsgQa7l
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡel5DnsJMOQ
“Huks, mbak Nada, maafin mas Andi tadi ya, huks. Maaf udah bikin keributan disini” ucap Cita sambil sesenggukan.11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfBqDZuCOVw
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHqs2SufnTk
“Iya iya udah nggak papa. Udah kamu tenangin diri dulu” ucap Nada.11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSKWkUONYKP
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5E6TbPsfRk
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0fEVdROyxm
Setelah cukup lama akhirnya Cita sudah mulai tenang. Dia masih berada dipelukan Nada yang dengan sabar menenangkannya. Karena tak tahu apa masalahnya, Nada hanya sekedar menyuruh Cita untuk sabar. Setelah tahu Cita sudah mulai bisa menguasai dirinya, barulah Nada bertanya pelan-pelan.11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB6xjsSbvMj
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwsosVaspKr
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡW0h2Jcrczn
“Cit, sebenarnya aku dari tadi udah nebak, kalau kamu lagi ada masalah sama mas Andi. Cuma aku nggak tau apa masalah kalian” ucap Nada.11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV2OTiTUzUc
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjAwgjrQjH9
“Iya mbak, kami emang sedang ada masalah. Sebenarnya aku udah mulai berpikir buat maafin dia, tapi nggak tau kenapa dia malah kesini tadi, nggak ada sopan-sopannya, malah ngajakin ribut juga. Maaf banget ya mbak”11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXtBa6vdmyA
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiFJIJUyhPh
“Iya udah nggak papa. Tapi, kalau boleh tau nih, emang kalian sedang ada masalah apa sih?”11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUUTffl7L7j
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3NxPwVL04y
“Hmm maaf banget mbak Nada, untuk sekarang aku belum bisa cerita. Tapi aku nanti pasti cerita kok sama mbak, karena sekarang mbak satu-satunya orang yang aku percaya. Tapi jangan sekarang ya mbak?”11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPr2OcoZK3J
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUVg9HVbhLI
“Oh gitu. Yaudah nggak papa, yang penting kamunya sekarang tenang aja ya. Semua masalah pasti ada solusinya kok Cit. semoga masalah kalian bisa cepat selesai”11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4Afz7VZYUP
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx9C9jnyAvL
“Iya mbak makasih”11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6kQQAePUu5
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT2N9r7FkRC
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5rF75pVkpJ
Cita mulai melepas pelukan Nada. Dia menyandarkan tubuhnya disofa. Nada bangkit untuk mengambilkan Cita minuman.11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5EBWeNazeZ
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK48jp9BIIH
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2Qt7OV80xt
“Mbak”11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhJNF1Tt0F0
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtvLRRKSH62
“Iya kenapa Cit?”11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNtvV29wwrl
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqtUCIGUi20
“Hmm, aku malem ini nginep sini ya? Boleh nggak?”11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgef53meNk4
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz829b6XonO
“Lho nginep sini?”11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5oJHFSJH19
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbSbs8EkXfi
“Iya mbak. Aku males pulang. Lagian mbak Nada kan sendirian, jadi sekalian aku temenin aja ya mbak?”11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3Gq9nOvf4g
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk1yePeogRJ
“Hmm gimana ya Cit”11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjvgdgDcBCT
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE1DBdEAVnJ
“Mbak Nada keberatan ya?”11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNYSl9bOyIf
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJeWQMUXRia
“Aku sih bukannya keberatan. Aku sih seneng-seneng aja ada temennya. Yaudah, boleh aja, tapi kamu ijin sama mas Andi dulu ya”11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfzEh02cBBX
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1Qzhx4F3Ap
“Nggak mau mbak. Aku males ngomong sama dia”11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6GtJC8jAzJ
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡELlbTwHMAJ
“Lho ya jangan gitu. Mau gimanapun keadaan kalian saat ini, kamu itu tetap istrinya lho. Jadi kamu harus tetep ijin sama dia”11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpd9rVAezOi
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVDsK7DDLJY
“Pokoknya nggak mau mbak, aku beneran males sama dia mbak” Cita tetap bersikukuh tidak mau mengikuti kata-kata Nada.11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCf7OaO0obT
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT0iQkjSlVK
“Hmm, yaudah deh. Tapi kalau ada apa-apa, aku nggak mau sampai kebawa-bawa lho ya?”11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi4iIItRklL
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCN4PmieKlg
“Iya mbak, mbak Nada tenang aja. Ini masalah antara aku sama mas Andi, nggak akan bawa-bawa mbak Nada. Aku cuma butuh tempat buat istirahat aja malem ini mbak, dan nggak mungkin aku pulang dengan kondisi kami yang kayak gini”11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJAEvflJ11t
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoSOGQYB58f
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMJwbOy2now
Nadapun mengangguk. Sebenarnya dia tidak keberatan kalau Cita menginap disini, tapi yang membuatnya merasa tak enak adalah Cita menginap tanpa ada ijin dari Andi. Tapi sepertinya memang Cita sedang sangat marah kepada Andi. Mungkin ada baiknya Cita menginap disini dulu, untuk sekedar menenangkan hatinya sebelum nantinya pulang kerumahnya.11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPcn8Q6U2mo
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuFQ5idpng6
Karena memang Cita harus menginap disini, diapun harus membatalkan acaranya malam ini. Dia melihat Cita lebih membutuhkannya saat ini. Apalagi yang dia tahu Cita tidak terlalu banyak punya teman dekat, jadi dialah satu-satunya yang bisa memberikan tempat istirahat untuk Cita malam ini. Nadapun kemudian mengambil hpnya, lalu tanpa sepengetahuan Cita dia menghubungi Andi untuk memintakan ijin agar Cita menginap dirumahnya malam ini. Andi hanya mengiyakan saja tanpa banyak bicara lagi. Dan Nada juga menghubungi seseorang untuk membatalkan acara mereka nanti malam dengan memberi sedikit alasan.11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ52LASMB8Mo
11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiG5s8RJemF
*11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9lyvcA1MAf
*11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHVW8JABTVb
*11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQSens9GdhZ
*11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSzIElgtr03
*11665Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡislYNtT8qV
Penana
search
登入arrow_drop_down
註冊arrow_drop_down
