11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbwvkw8QQXw
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡascj4ExnkX
Sudah 2 hari lamanya Cita dan Andi diam-diaman. Sebenarnya Andi sudah berusaha mengajak bicara Cita, tapi Cita terlihat masih marah pada Andi. Pembicaraan merekapun hanya sekedarnya saja, seperti mengingatkan untuk mandi, mengajak makan atau pamit waktu mau berangkat kerja. Selama 2 hari ini juga Cita masih pulang pergi kantor sendiri, tidak mau diantar oleh Andi. Biasanya Andi mengantarnya, sedangkan pulangnya Cita akan nebeng temannya yang kebetulan searah. Tapi karena masih kesal pada Andi, Cita masih saja berangkat sendirian kekantor. Sebenarnya Andi mengikutinya dari belakang, hanya untuk memastikan istrinya sampai kantor dengan selamat.11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡko8Nk7Df2M
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbZ9mF2bfXS
Perang dingin mereka bisa dirahasiakan rapat-rapat dari orang lain, termasuk ibu Andi. Meskipun sempat curiga kalau anak dan menantunya ini sedang ada masalah, namun setiap didepan ibu Andi mereka berdua tampak biasa saja. Melihat itu, ibunyapun tidak jadi bertanya. Dia menganggap kalau Andi maupun Cita sudah cukup dewasa untuk bisa menyelesaikan masalah mereka sendiri. Ibu Andi yakin kalaupun mereka ada masalah, pasti bukanlah masalah yang berat. Dan dia juga berharap kalau masalah keduanya bisa cepat selesai.11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjZK049ObPt
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFaxIgbuP1M
Andi memang jarang bisa terbuka pada ibunya. Dulu waktu ayahnya masih ada, dia biasa curhat kepada ayahnya. Masalah apapun dia curhatkan pada ayahnya. Mungkin karena sama-sama laki-laki jadi dia merasa lebih nyaman saja kalau curhat dengan ayahnya. Setiap masukan dari ayahnya sepertinya cocok sekali dengan apa yang Andi harapkan. Nasehat dari ayahnya juga rasanya gampang sekali masuk ke kepalanya.11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBgQGzRmTPl
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL7zXEttGnQ
Beda cerita kalau dengan ibunya. Setelah ayahnya meninggal, Andi memang beberapa kali mencoba untuk curhat dengan ibunya. Tapi dia tetap merasa kurang nyaman. Sehingga lebih sering menyimpan sendiri apa yang dia rasakan. Hanya beberapa saja dia ceritakan pada ibunya, itupun hal-hal yang dirasa tidak terlalu penting. Ya pokoknya yang penting ibunya cukup tahu saja, begitulah kira-kira.11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoBo706Otpw
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVoyyPSfOcD
Satu-satunya orang tempatnya berbagi setelah ayahnya tidak ada hanyalah dengan Cita. Dengan Cita dia jadi terbiasa terbuka, terbiasa untuk menceritakan apapun tanpa ada yang ditutup-tutupi. Karena dia sudah merasa nyaman dengan Cita, begitupula Cita kepadanya. Cita juga selalu bercerita apapun kepadanya. Bahkan termasuk dm-dm yang masuk dibeberapa sosmednya, Cita selalu memperlihatkan kepada Andi. Kadang Andipun memerikas hp Cita, dan memang tak ada apapun yang mencurigakan disana.11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGkrRKZsZ35
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0RJ7Q6mBxx
Tapi sayangnya sekarang malah mereka sedang marahan. Dan itu semua bermula dari kebodohan Andi sendiri. Dia terlalu baper dengan apa yang didengar dari pak Bowo. Memang kata-kata pak Bowo itu sudah keterlaluan sehingga wajar membuatnya emosi. Tapi pak Bowo tidak pernah benar-benar langsung mengatakan itu didepannya. Dia hanya tak sengaja mendengar saja waktu bosnya itu bergumam sambil melihat foto-foto Cita. Tapi hanya dengan begitu saja bayangannya sudah kemana-mana.11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGMtH4FNWox
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡflfS4e25Kj
Akibatnya, dia tak mampu mengendalikan emosi saat sedang bersama Cita. Dia terlalu takut apa yang dia bayangkan itu benar-benar terjadi. Sehingga tanpa sadar emosi membuatnya memperlakukan Cita dengan kasar, bukan selayaknya perlakuan suami kepada istrinya.11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3odjQrPCgE
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjt26dqFLeG
Hal itu tentu saja membuat Cita kaget dan marah. Sejak kenal dan akhirnya menjalani kehidupan rumah tangga selama 3 tahun, tak pernah Andi sekasar itu pada Cita. Apalagi setelah pertama kali Andi melakukan itu dia sudah sempat menyesal dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Tapi nyatanya, bukan hanya mengulangi, tapi Andi justru lebih kasar dari sebelumnya. Cita sudah berusaha mengingatkan tapi Andi sama sekali tak mendengarnya. Hingga membuat Cita benar-benar sakit, baik itu fisik maupun hatinya.11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgBfxSMB9Fw
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3Cb0WPbDlA
Cita marah dengan semua itu. Dia tak tahu apa yang membuat suaminya bisa seperti itu, sekasar dan seberingas itu dalam memperlakukannya. Tapi dia tak bisa menerima apapun alasan dari Andi karena Andi sudah berjanji kepadanya. Dan sampai saat ini dia belum bisa memaafkan apa yang diperbuat oleh Andi itu. Malam itu dia merasa kalau Andi tidak menganggap dirinya sebagai istri, tapi sebagai pemuas nafsunya saja. Istri mana yang mau diperlakukan seperti itu?11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGkXJVe0IYd
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAInMGh3OHs
Namun setiap ada ibu mertuanya, Cita berusaha bersikap biasa saja. Kadang saat seperti itu dimanfaatkan oleh Andi untuk bicara dengannya. Tapi karena masih kesal dengan perbuatan Andi dia hanya menjawab seperlunya saja. Cita tahu, ibu mertuanya pasti menyadari ada yang tidak beres antara dirinya dengan Andi. Tapi Cita tidak bisa menceritakan hal itu pada ibu mertuanya. Dia tidak ingin ibu mertuanya justru jadi kepikiran masalah mereka berdua.11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9Oj66RVIma
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVotUFq3Ydu
Selama ini, dia memang sudah cukup dekat dengan ibu mertuanya. Bahkan bisa dibilang, Cita bisa lebih dekat pada ibu mertuanya itu daripada Andi. Apalagi sejak kelahiran anaknya, dimana ibu mertuanya yang lebih sering mengurus anaknya karena dia masih bekerja. Tapi untuk hal yang satu ini, Cita merasa belum perlu untuk cerita pada ibu mertuanya. Dia juga berharap kalau masalah ini bisa cepat selesai. Tapi untuk saat ini, dia masih belum bisa memaafkan Andi.11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtdMPr7Kavx
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDFVGboYgmO
Selama beberapa hari, kondisi mereka masih belum membaik. Cita masih menolak untuk diantar kerja oleh Andi. Dia masih selalu naik motor maticnya sendiri. Setiap malampun, meskipun masih tidur seranjang, dia hampir tidak bicara dengan Andi. Permintaan maaf Andi masih dia diamkan saja. Kata-kata Andi juga hanya dijawab seperlunya. Sebenarnya dia ingin Andi berterus terang tentang penyebab yang membuat dirinya berubah menjadi begitu kasar. Tapi sepertinya Andi belum menyadari hal itu. Hanya kata maaf saja yang terus terucap, yang lama-lama membuat jengkel Cita juga.11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡskue7HAgEf
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5UOYz1gWL4
Sampai akhirnya pada hari sabtu, hari dimana biasanya dia melakukan foto-foto untuk barang endorsenya dengan Andi. Hari ini Cita punya rencana lain. Karena masih perang dingin dengan Andi, dia berencana untuk minta difoto oleh orang lain saja. Dan dia juga sudah janjian dengan orang itu.11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVYJQMCz2v5
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAYrx9XJCGg
Pagi-pagi dia sudah bersiap. Andi masih belum bangun. Memang sudah menjadi kebiasaan Andi kalau setiap weekend dia selalu bangun siang, kecuali mau ada acara pagi-pagi. Cita sengaja tidak membangunkan Andi karena masih malas bicara dengan suaminya itu. Diapun menyiapkan semua yang dia perlukan dan bersiap berangkat.11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡanfmf9YFmG
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxoRC7jmDY0
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡviD20PZtYE
“Lho Cita, kamu mau kemana pagi-pagi gini udah rapi?” tanya ibu mertuanya.11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9oMbvZah7Z
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYaaIA3PcTp
“Saya mau ketempatnya mbak Nada dulu ya bu, mau foto-foto ini” jawab Cita.11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7tTCICPyPK
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVOrxq1QaNi
“Nggak sama suamimu?”11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6Sgn7Zzdk1
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8xyZpk7TxV
“Nggak bu, mas Andi masih tidur. Saya udah janjian juga sama mbak Nada soalnya”11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy9cxIXpaUo
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWuaN3HsfZr
“Ooh gitu. Hmm, kalian masih marahan ya?” tanya ibu mertuanya.11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZroCVXWovS
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTdW3jFd9Ae
“Eh.. hmm, ya begitulah bu” jawab Cita.11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWKJpCwIYAK
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbq6WWyRy8A
“Ibu sih tidak tau apa masalah kalian, dan ibu juga nggak maksa kalian buat cerita ke ibu. Tapi kalau bisa, ibu minta apapun masalah kalian, secepatnya kalian selesaikan. Kasihan anakmu lho kalau kalian masih marahan gitu”11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ88rnUEybnd
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpdmzRnso6h
“Iya bu, saya juga pengennya gitu. Tapi ya gitulah bu, mungkin nggak lama lagi kami bakal baikan kok”11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNSDHqwEK03
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr94LYLIlBl
“Yasudah kalau begitu”11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRnZP1oDVQc
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVn8iqjFG1M
“Iya bu. Kalau gitu Cita pamit dulu bu”11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1ZDNTLTO1c
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB0ryzpWZ1o
“Iya hati-hati nak”11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡb2fDPc6fqa
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡh0huuKs4rL
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLKnNMFZv3p
Setelah pamit Citapun berangkat. Tak sampai setengah jam dia sudah sampai dirumah Nada. Ternyata Nada sedang sendirian dirumah karena suaminya sedang keluar kota. Tak ada siapapun dirumah selain dia, karena Nada memang belum punya anak sampai sekarang, padahal dia juga sudah lama menikah, hampir sama seperti Cita dan Andi.11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjNEShmRGFD
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ74Sof5FRU0
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡECOxOJxMAQ
“Pagi mbak” ucap Cita.11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr1rSLTcTUA
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLUpqbMWvqg
“Pagi Cit. ya ampun udah nyampe aja, kirain entar agak siangan, aku belum mandi lho ini, hehe”11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5n33d6whP4
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd1kgIQEVvc
“Hehe iya mbak, nggak papa juga kan kita emang nggak kemana-mana mbak”11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFhfMUawI40
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAlv4TgFqxY
“Iya Cit. jadi kamu mau langsung foto-foto sekarang?”11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZDINV6mBGU
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡylOIOqFtJn
“Entar aja deh mbak, atau terserah mbak Nada aja gimana enaknya”11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhzwmvwfkaG
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2VaooErq2d
“Yaudah entar dulu aja ya. Sarapan dulu aja Cit, kamu udah sarapan belum?”11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhpotIYm3TR
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrPtsm9GRLt
“Belum mbak, hehe”11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQEh2MbyhHR
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE7srrMQZOR
“Yaudah yuk bareng”11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPaRKy1fEwe
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaYAprOjZsq
“Iya mbak”11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3IWWYK1otu
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiSfSjcY4j1
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqEX9sQFIBA
Kedua wanita itu kemudian sarapan bersama diselingi dengan obrolan ringan. Nada sebenarnya sudah menduga kalau Cita sedang ada masalah dengan suaminya. Karena selama ini yang Nada tahu, Cita tiap foto untuk barang endorse selalu dengan Andi. Kali ini dia minta dirinya yang memfotokan. Apalagi sekarang dia juga datang sendiri, dan belum sarapan lagi. Tapi Nada masih menahan diri untuk bertanya lebih banyak, takut merusak suasana.11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVaK4aoN8A5
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEnJGCbdw4w
Setelah makan, mereka lanjut ngobrol diruang keluarga. Masih juga yang diobrolkan adalah hal-hal ringan saja. Setelah itu tak lama Nada pamit untuk mandi. Setelah itu barulah mereka foto-foto. Bukan hanya Cita saja yang difoto oleh Nada, tapi Nada juga difoto oleh Cita. Memang hasilnya tidak sebagus kalau difoto oleh fotografer beneran, tapi untuk posting barang endorse saja itupun sudah cukup.11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmJ4jj77Tt9
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRlqj5WueQQ
Sampai siang hari Cita berada dirumah Nada. Mereka sudah selesai foto-foto, dan sepertinya Cita masih malas untuk pulang. Lagian dia merasa nggak enak dengan Nada. Dia ingin menemani Nada lebih lama daripada mantan kakak kelasnya itu sendirian dirumah.11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw8ufSSKL1l
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRPLM6EYOma
*11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLStzjkpSEW
*11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbqS6ESnVVT
*11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLxjz93yLlg
*11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVID9A1Z2RN
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYX2Pa0YsNL
“Lho, Cita kemana bu?” tanya Andi pada ibunya. Dia baru saja bangun tidur dan tak mendapati Cita ada dirumahnya. Apalagi motor matic Cita juga tidak ada.11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsSlfyxns6J
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2SrTKbGIhw
“Kerumahnya Nada katanya Di” jawab ibunya.11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLYqizsWPTk
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS8flvhwt2Y
“Kerumah Nada? Ngapain bu?”11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCMDek6KsGr
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8txH6VPcN6
“Lha ya nggak tau ibu, emang dia nggak ngomong sama kamu?” tanya ibunya. Sebenarnya ibunya tahu kalau Cita memang tidak pamit pada Andi. Dia juga tahu kalau Cita kerumah Nada untuk foto-foto. Dia hanya ingin tahu saja, seberapa parah keributan antara Andi dengan Cita.11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxUzAF4l3pM
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTPjsFMX2Un
“Dia nggak bilang apa-apa sama aku tuh bu. Ngapain ya dia kesana?”11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkJD5f4J0Op
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm7qSWNpWc6
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7JWGdotWwb
Ibunya tak menjawab, membuat Andi tambah bingung. Tapi Andi sudah menebak kalau mungkin Cita ketempat Nada untuk foto-foto, atau untuk curhat. Hanya ada 2 kemungkinan itu yang ada dikepala Andi.11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ76S2znRQ0
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjOwSrqoPuK
Eh, tunggu dulu. Kalau foto-foto, siapa yang motoin ya? Masa Nada sendiri? Atau suaminya Nada? Atau jangan-jangan, si Salim itu yang diminta buat motoin? Batin Andi dengan bermacam pertanyaan.11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC1ZCcwAK2A
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGwedqIOBOU
Kalau Salim ada disana, apa iya mereka cuma foto-foto doang? Apa mungkin tidak melakukan hal yang lain? Kalau beneran Nada udah jadi gundiknya Salim, kan bisa aja Cita dijebak, disuruh dateng kesana sendirian, terus digarap sama Salim. Batin Andi.11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2HIa68BnvM
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5akM5nYUOe
Andi mulai gelisah memikirkan segala kemungkinan itu. Pikirannya saat ini sedang dipenuhi bayang-bayang apa yang terjadi pada istrinya. Entah Salim, atau siapapun yang diminta untuk memfoto Cita, dia membayangkan lelaki itu sekarang sedang tertawa-tawa penuh kepuasan karena sudah berhasil menikmati tubuh istrinya.11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvfMR9YNcN8
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2P87gv7amC
Seketika itu juga emosinya memuncak. Bayangan yang silih berganti muncul dikepalanya itu membuat amarahnya naik tak tertahan. Dia melihat jam, sudah jam 11 lewat. Dia tak tahu sejak kapan Cita berangkat, tapi dia tahu istirnya sudah ada dirumah Nada cukup lama. Cukup untuk membuat lelaki yang dia curigai untuk bisa memperdaya Cita.11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJDiNzhsaPy
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKYk67T281C
Dengan buru-buru sekali Andi mengambil kunci mobilnya dan bergegas menuju rumah Nada. Dia ingin secepatnya sampai disana, berharap dia belum terlambat. Berharap dia bisa menghentikan aksi bejat lelaki yang ingin menikmati tubuh istrinya. Sampai ditengah jalan dia baru sadar, dimana rumah Nada? Dia kemudian pinggirkan mobilnya, berpikir bagaimana caranya mencari rumah Nada. Menghubungi Cita atau Nada pasti akan percuma. Bisa jadi mereka sekarang sedang ‘sibuk’ dan tak akan membalas ataupun mengangkat telponnya. Andi kebingungan bagaimana bisa mencari rumah Nada. Ditambah dirinya yang sedang emosi, membuat otaknya makin tumpul.11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2cH91ZjeVr
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwVcUzRBZ71
Ada sekitar 5 menit Andi berhenti disitu, berusaha menenangkan dirinya. Barulah setelah tenang dia ingat ada beberapa orang yang bisa dia hubungi, yang siapa tahu saja salah satu diantara mereka tahu rumah Nada. Setelah mencoba beberapa kali, akhirnya ada yang benar-benar tahu rumah Nada dan Andi mendapatkan alamat lengkapnya. Sialnya, ternyata alamat rumah itu harus berputar cukup jauh dari tempatnya berhenti sekarang.11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBV4W8aCYDI
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBVuLVsdmHt
Dengan sangat tergesa-gesa Andi memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Tak peduli dengan orang lain yang hampir dibuatnya celaka. Tak peduli dengan makian orang-orang yang dia lewati. Dia hanya ingin secepat mungkin sampai dirumah Nada untuk menyelamatkan Cita. Selama dijalan Andi hanya bisa mengumpat. Karena dia membawa mobil, jadi tidak bisa selincah motor untuk menembus kemacetan, meskipun sebenarnya tidak terlalu parah macetnya, masalahnya dia sedang sangat terburu-buru.11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjISV3mSIi6
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTiTMZs7Z8K
Akhirnya setelah hampir sejam berkutat dengan jalanan, Andi sampai ke komplek perumahan Nada. Tak lama kemudian dia menemukan rumah yang dia cari. Apalagi didepan rumah itu terparkir motor yang dia kenal, motor Cita. Buru-buru dia parkirkan mobilnya, lalu turun dan segera masuk ke rumah Nada. Terlihat Cita dan Nada sedang duduk-duduk sambil ngobrol santai diruang keluarga.11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIbZ7IxtjFc
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5NDwTaLCUT
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTUqULZVX1W
“Mas Andi?” ucap Nada terkejut mengetahui kedatangan Andi. Apalagi saat itu kondisi Andi masih kucel karena baru bangun tidur dan belum mandi, ditambah rambutnya yang acak-acakan karena pusingnya memikirkan apa yang terjadi pada Cita.11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBlWlDDIHqA
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡanxcfmCRKL
“Ma, kamu ngapain disini?” tanya Andi tanpa mempedulikan Nada.11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3HGH7BFWO3
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEe9i8PVGb7
“Kamu sendiri ngapain disini?” balas Cita dengan dingin dan datar.11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFpNf6vFsGd
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMY8SJUXu89
“Kalau ditanya itu jawab ma. Kamu ngapain aja disini? Sama siapa aja kalian disini?” tanya Andi, dengan agak membentak yang membuat Nada terkejut. Dia juga menengok kekanan kiri mencari siapa tahu ada orang lain dirumah itu, orang yang dia curigai dalam bayangannya tadi.11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwpyENLjIWI
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4jXFE90LkP
“Apa pentingnya buat kamu tahu?” balas Cita yang juga mulai meninggi nadanya, terpancing emosinya.11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2NFKVTI0qx
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv28e8hx64m
“Aku ini suami kamu. Kamu kalau pergi-pergi harus dengan seijinku!” bentak Andi.11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR2igXJ0e51
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMZ3lEvryrz
“Jadi kamu masih nganggep aku ini istri kamu?” balas Cita.11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBkk2q20ZcH
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6b6kQELXQI
“Apa maksudmu?”11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyGCvSLncMc
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuEBdIDOQe9
“Kamu nggak ngerti apa maksudku? Kamu inget yang kamu lakuin malem itu hah?” balas Cita juga dengan membentak.11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡskTUlrSdk1
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaHxOY0tyKY
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqxuNarnBQi
Andi sontak terkejut, tak pernah dia mendengar Cita bicara dengan nada seperti itu. Bahkan dirinya tak sadar kalau dia juga sebelumnya membentak Cita, yang membuat Cita bereaksi seperti itu.11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDObR3LNVse
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsLAxMsjZCm
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB01QNGbayC
“Apa yang kamu lakuin waktu itu, apa itu perlakuan dari seorang suami kepada istrinya? Dan sekarang seenaknya kamu bilang seperti tadi itu hah?” ucap Cita yang masih dengan nada tinggi, tapi kali ini agak bergetar karena dia menahan tangis.11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVtRH2ME5hA
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwZPCt3cvoN
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡui38fe6C1h
Andi kembali terdiam. Dia tak punya jawaban untuk pertanyaan Cita itu. Ada sebenarnya, tapi tak mungkin Andi mengatakannya. Terbayang betapa konyolnya jawaban itu kalau sampai terucap. Dan entah apa reaksi Cita kalau mendengar jawaban darinya itu.11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhz8eoUUkVU
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUf1JnDUVki
Air mata Cita sudah turun mengalir tapi dibiarkan saja tanpa diseka. Tatapanya terlihat sangat marah sekali kepada Andi. Andi yang tadinya begitu emosi, juga dengan amarah waktu memasuki rumah Nada, sekarang jadi berubah dengan melihat Cita menangis. Hatinya jadi bimbang. Apakah yang aku pikirkan tadi itu berlebihan? Apakah sebenarnya memang tidak terjadi apapun kepada Cita? Batin Andi.11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡun0nL3Pf74
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMf9QPzAMjS
Nada sejak tadi hanya terdiam saja. Dia jadi semakin yakin kalau dugaannya tadi memang benar. Cita dan Andi memang sedang ada masalah. Meskipun terjadi dirumahnya, dia tidak ingin terlalu ikut campur masalah rumah tangga temannya itu. Dia hanya berharap suara ribut Andi dan Cita tadi tak sampai kedengaran oleh orang lain.11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmFGetVa8sQ
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKPn9Lch298
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqmL6QVuBSx
“Aku disini buat foto-foto, dan disini cuma ada aku sama mbak Nada. Kamu masuk kerumah orang nggak pake salam, nggak ada sopan-sopannya. Jadi lebih baik kamu pulang aja sekarang. Aku baik-baik aja disini” ucap Cita. Kali ini nadanya tidak setinggi tadi, tapi suaranya makin bergetar diiringi oleh isak tangisnya.11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOTreNgm6ey
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOKpQp52Z7t
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs04YQywc4L
Dan dengan bodohnya, Andi menurut begitu saja ucapan Cita. Sesuatu yang sangat tidak diharapkan oleh Cita. Dia berharap, paling tidak Andi meminta maaf kepada Nada sebagai pemilik rumah, karena dengan tidak sopannya langsung masuk dan membuat keributan. Tadi yang dilakukan Andi malah berbalik, dengan gontai melangkah keluar, lalu masuk ke mobil dan pergi begitu saja.11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPQdTRJ1xFo
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ10DZ9Uc7I4
Seketika itu Cita jatuh terduduk sambil masih terus menangis. Dia menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Nada yang melihat itupun langsung menghampiri Cita, membantu Cita untuk berdiri dan memapahnya agar duduk disofa. Cita masih terus menangis, Nada hanya memeluknya dan mengelus punggungnya, berusaha menenangkannya.11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYCvXXfMTvR
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIIEYgMQBWW
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡryzU4ZEPlr
“Huks, mbak Nada, maafin mas Andi tadi ya, huks. Maaf udah bikin keributan disini” ucap Cita sambil sesenggukan.11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1Cph3dQxMU
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuu4qcbnRKD
“Iya iya udah nggak papa. Udah kamu tenangin diri dulu” ucap Nada.11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQqSrxUxyYq
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡb1LMIIfJgl
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHST0rbY9qj
Setelah cukup lama akhirnya Cita sudah mulai tenang. Dia masih berada dipelukan Nada yang dengan sabar menenangkannya. Karena tak tahu apa masalahnya, Nada hanya sekedar menyuruh Cita untuk sabar. Setelah tahu Cita sudah mulai bisa menguasai dirinya, barulah Nada bertanya pelan-pelan.11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ3fpbD9XP7
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFcVxwax6n4
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbFUBewACPN
“Cit, sebenarnya aku dari tadi udah nebak, kalau kamu lagi ada masalah sama mas Andi. Cuma aku nggak tau apa masalah kalian” ucap Nada.11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCilvAT0F0J
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp9gq38p6m0
“Iya mbak, kami emang sedang ada masalah. Sebenarnya aku udah mulai berpikir buat maafin dia, tapi nggak tau kenapa dia malah kesini tadi, nggak ada sopan-sopannya, malah ngajakin ribut juga. Maaf banget ya mbak”11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtGiSPh50j3
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKuapCs5x0t
“Iya udah nggak papa. Tapi, kalau boleh tau nih, emang kalian sedang ada masalah apa sih?”11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUQ7oZ8Y6BK
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeTgQSE86m8
“Hmm maaf banget mbak Nada, untuk sekarang aku belum bisa cerita. Tapi aku nanti pasti cerita kok sama mbak, karena sekarang mbak satu-satunya orang yang aku percaya. Tapi jangan sekarang ya mbak?”11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhanDBpuvgp
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ92IX5UYcax
“Oh gitu. Yaudah nggak papa, yang penting kamunya sekarang tenang aja ya. Semua masalah pasti ada solusinya kok Cit. semoga masalah kalian bisa cepat selesai”11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEcHnZ2PhqV
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsnTYD9sxH8
“Iya mbak makasih”11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIdj5gtv3ZF
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0xSyz7VZLD
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPkyuhtuJNN
Cita mulai melepas pelukan Nada. Dia menyandarkan tubuhnya disofa. Nada bangkit untuk mengambilkan Cita minuman.11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL0zkUDHTbH
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡraumLNspyr
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM7HkhTAthI
“Mbak”11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAPH69ll3Hp
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkD4thjgki7
“Iya kenapa Cit?”11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCh5cg75bWD
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCfOCYfAcTt
“Hmm, aku malem ini nginep sini ya? Boleh nggak?”11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNfyHl4LifE
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAl2aqn4vi8
“Lho nginep sini?”11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQa2G01HcPQ
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDWSBfB1J6R
“Iya mbak. Aku males pulang. Lagian mbak Nada kan sendirian, jadi sekalian aku temenin aja ya mbak?”11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUZNTWIPpT7
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8x7NXgFgo3
“Hmm gimana ya Cit”11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf4C73P685X
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaVZVhBkCfJ
“Mbak Nada keberatan ya?”11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCsjhHHfQgd
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7VYOSbwwmP
“Aku sih bukannya keberatan. Aku sih seneng-seneng aja ada temennya. Yaudah, boleh aja, tapi kamu ijin sama mas Andi dulu ya”11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4krBjQb3nY
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTaHnpGH6yW
“Nggak mau mbak. Aku males ngomong sama dia”11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaLKYomeEDU
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk5FBKmY1co
“Lho ya jangan gitu. Mau gimanapun keadaan kalian saat ini, kamu itu tetap istrinya lho. Jadi kamu harus tetep ijin sama dia”11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnXOZc1NI30
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNCS2uXB14j
“Pokoknya nggak mau mbak, aku beneran males sama dia mbak” Cita tetap bersikukuh tidak mau mengikuti kata-kata Nada.11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ6FbN8dCVW
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6vvb8rlpa3
“Hmm, yaudah deh. Tapi kalau ada apa-apa, aku nggak mau sampai kebawa-bawa lho ya?”11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdJUMXV4hlT
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIuxQkf0B3m
“Iya mbak, mbak Nada tenang aja. Ini masalah antara aku sama mas Andi, nggak akan bawa-bawa mbak Nada. Aku cuma butuh tempat buat istirahat aja malem ini mbak, dan nggak mungkin aku pulang dengan kondisi kami yang kayak gini”11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB3CJIQzEfz
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQjGYLNMn5X
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHI08METBrz
Nadapun mengangguk. Sebenarnya dia tidak keberatan kalau Cita menginap disini, tapi yang membuatnya merasa tak enak adalah Cita menginap tanpa ada ijin dari Andi. Tapi sepertinya memang Cita sedang sangat marah kepada Andi. Mungkin ada baiknya Cita menginap disini dulu, untuk sekedar menenangkan hatinya sebelum nantinya pulang kerumahnya.11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1AYBEixQv6
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5dlQZHGOuw
Karena memang Cita harus menginap disini, diapun harus membatalkan acaranya malam ini. Dia melihat Cita lebih membutuhkannya saat ini. Apalagi yang dia tahu Cita tidak terlalu banyak punya teman dekat, jadi dialah satu-satunya yang bisa memberikan tempat istirahat untuk Cita malam ini. Nadapun kemudian mengambil hpnya, lalu tanpa sepengetahuan Cita dia menghubungi Andi untuk memintakan ijin agar Cita menginap dirumahnya malam ini. Andi hanya mengiyakan saja tanpa banyak bicara lagi. Dan Nada juga menghubungi seseorang untuk membatalkan acara mereka nanti malam dengan memberi sedikit alasan.11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZgs1jNZxRR
11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCHV45YZT3k
*11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU9b2fgTjSX
*11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6ddwBjp2l9
*11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeW9POVs1ww
*11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBkUc5DVWSb
*11323Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjmvfpHrFto
Penana
search
登入arrow_drop_down
註冊arrow_drop_down
