#29 Pukulan Telak4122Please respect copyright.PENANAFIpe1nfYRj
4122Please respect copyright.PENANAuVe64ipTuZ
4122Please respect copyright.PENANAkuqsK9F3c9
Hari minggu pagi, sekitar jam 9 Cita sudah selesai bersih-bersih rumah. Sebenarnya dia masih malas untuk melakukan apapun, karena sampai saat ini dia masih sangat khawatir dengan dm yang dikirim kepadanya beberapa hari yang lalu. Sebenarnya, dm itu sudah lebih dari seminggu dikirim, tapi memang baru beberapa hari yang lalu dia buka.4122Please respect copyright.PENANAd2MwadeBY7
4122Please respect copyright.PENANAoPmJeKwQYS
Dia masih kepikiran, siapa yang mengirimnya, dan apa tujuan dari si pengirim itu. Apalagi dia juga sudah sempat membalas untuk menanyakan apa mau orang misterius itu, tapi belum dibalas sampai sekarang. Ditambah lagi, sejak beberapa hari yang lalu, pak Bowo memang tidak lagi muncul dirumah ini. Memang dia yang meminta pak Bowo untuk tak lagi menemuinya, tapi karena pak Bowo bilang akan mencari orang itu dan membuat perhitungan, dan juga menyuruhnya untuk menunggu kabar, membuatnya semakin khawatir.4122Please respect copyright.PENANAt4spv0P26A
4122Please respect copyright.PENANAtpDchklOkI
Sampai hari ini, belum ada kabar sama sekali dari pak Bowo. Dia berharap, segera ada kabar dari lelaki itu. Hanya sekedar kabar tentang hasil pencarian orang misterius itu saja, sehingga dirinya bisa tenang. Namun lebih daripada itu, dia sudah benar-benar memutuskan untuk tidak mau bertemu dengan pak Bowo lagi. Dia sudah benar-benar menyesali perbuatannya, meskipun sampai sekarang dia belum bilang apa-apa kepada ibu mertuanya.4122Please respect copyright.PENANA118GyrL0Ih
4122Please respect copyright.PENANAUgVu5tzg5n
Ibu mertuanya sendiri tidak lagi membahas hal itu. Melihat Cita yang kadang seperti orang linglung, membuat ibu mertuanya menganggap bahwa Cita masih memikirkan penyesalan atas perselingkuhannya, dan dia memutuskan untuk menunggu Cita merasa lebih baik baru diajak ngobrol masalah itu. Tapi dia tak tahu, apa yang dipikikan Cita ternyata lebih berat daripada itu.4122Please respect copyright.PENANAEwTxoCOpMf
4122Please respect copyright.PENANAu8E6y6Uwt3
Dan pagi ini, terlihat ibu mertua Cita dan juga Putra sudah rapi. Mereka akan pergi hari ini. Sedangkan Cita masih memakai daster rumahan seperti biasa saat sedang mengerjakan pekerjaan rumah tangganya.4122Please respect copyright.PENANAgWpSNAjjdI
4122Please respect copyright.PENANA2yDDPQZCu9
4122Please respect copyright.PENANAzLv05oBdC4
“Cit, kamu mau ikut nggak?” tanya ibu mertuanya.4122Please respect copyright.PENANAI6ojKzE3vl
4122Please respect copyright.PENANAz6aWX5flMr
“Emang mau kemana bu? Cita kayaknya dirumah aja deh, pengen istirahat” jawab Cita.4122Please respect copyright.PENANALIHEC2TmZp
4122Please respect copyright.PENANADS4BBYrQKM
“Kamu kenapa nak? Kamu sakit?”4122Please respect copyright.PENANA3WRAT4lCYx
4122Please respect copyright.PENANA9xrVM0ifqv
“Hmm, nggak tahu bu, cuma kurang enak badan aja. Mungkin istirahat sebentar nanti juga baikan kok”4122Please respect copyright.PENANATZXsiTWmFn
4122Please respect copyright.PENANAYcPmwuZW4h
“Yaudah kalau gitu, baik-baik dirumah ya. Ibu sama Putra pergi dulu”4122Please respect copyright.PENANAXxORf4Hn0m
4122Please respect copyright.PENANA9GhrpMIyxw
“Iya bu hati-hati”4122Please respect copyright.PENANAgD9AcMXlNW
4122Please respect copyright.PENANABeZlajJdLC
4122Please respect copyright.PENANAL0hX5eCs2X
Akhirnya ibu mertuanya hanya pergi berdua dengan Putra. Cita hanya mengantarnya sampai didepan rumah saja, dimana taksi online yang dipesan sudah menunggu. Setelah ibu mertuanya berangkat, Cita masuk lagi kedalam rumah untuk duduk beristirahat sebentar diruang tengah.4122Please respect copyright.PENANA1mi0CFYOgc
4122Please respect copyright.PENANAfWotoFSmge
Sebenarnya Cita tidak ikut ajakan ibu mertuanya bukan karena dia ingin istirahat, tapi karena dia ada rencana lain hari ini. Dia ingin menemui seseorang, yang tak lain adalah Nada. Dari kemarin, Cita sudah berpikir masak-masak. Dia rupanya tak kuat menanggung beban ini sendirian. Dia ingin bisa berbagi dengan orang lain. Paling tidak, orang itu mau mendengarnya, meskipun pada akhirnya akan menghakiminya, menyalahkannya, bahkan menghujatnya, dia siap. Yang pasti, dia ingin berbagi.4122Please respect copyright.PENANAFVO2XczJVr
4122Please respect copyright.PENANA6M5yZrBNag
Seharusnya, memang dia mencurahkan isi hatinya itu kepada ibu mertuanya, orang yang paling dekat dan paling bisa mengerti dia. Terlebih lagi, dengan curhat ke ibu mertuanya, maka aib ini tidak akan menyebar terlalu luas dan hanya diketahui oleh keluarganya saja. Tapi, Cita tidak siap untuk bercerita kepada ibu mertuanya. Dia terlalu takut dan malu, mengingat betapa baik dan sayangnya ibu mertuanya kepadanya.4122Please respect copyright.PENANATqtBYmNe2r
4122Please respect copyright.PENANAlCONCdSSlD
Dan akhirnya pilihan Cita jatuh kepada Nada, satu-satunya sahabat yang dia punya dan dia percaya saat ini. Dia merasa tak memiliki teman lain lagi yang bisa diajak cerita mengenai hal ini. Karena sebelumnya, saat dia bermasalah dengan Andi dulu, dengan Nada lah dia bercerita. Meskipun saat itu Gunawan juga sempat ikut mendengar ceritanya, tapi diapun percaya pada Gunawan. Dan bila hari ini ada Gunawan juga dirumah Nada, dia juga sudah siap, karena dia percaya pada mereka berdua.4122Please respect copyright.PENANABX7YINUmrR
4122Please respect copyright.PENANALlNB666WTj
Akhirnya setelah merasa cukup beristirahat, Cita kemudian mandi. Setelah mengganti baju, dia tak langsung berangkat. Dia kembali duduk diruang tengah. Kembali hatinya terasa bimbang. Haruskah dia menceritakan hal ini kepada Nada? Bagaimana kira-kira reaksi Nada nanti? Apakah Nada akan menertawakannya karena telah benar-benar berselingkuh dan tuduhan Andi menjadi benar adanya? Atau apakah Nada akan bersimpati padanya?4122Please respect copyright.PENANAjHEDnaEtTC
4122Please respect copyright.PENANAc24cM7pSAU
Dan jika ada Gunawan disana, bagaimana pula reaksi Gunawan? Akankah dia juga bersimpati padanya? Atau justru memandangnya sebagai perempuan murahan yang rela memberikan hati dan tubuhnya kepada pria lain demi sebuah kenikmatan duniawi?4122Please respect copyright.PENANABe0vdauPvv
4122Please respect copyright.PENANAxAIHQxG6gE
Padahal semalam Cita sudah memantapkan diri untuk menemui Nada, dan kalaupun Gunawan ada disana, dengan dia juga. Dia sudah menyiapkan diri menghadapi apapun reaksi dari mereka. Tapi kini tiba-tiba dia jadi merasa ragu lagi.4122Please respect copyright.PENANAynqhyacR5G
4122Please respect copyright.PENANAiTQut8l01Y
Setelah berdiam diri disana, setelah mengela nafas yang cukup panjang, kembali Cita memantapkan dirinya, menyiapkan hatinya, untuk apapun yang akan dia terima dari Nada dan Gunawan nanti setelah mendengar ceritanya. Dia siap. Yang terjadi, terjadilah.4122Please respect copyright.PENANAMvEdtXipaM
4122Please respect copyright.PENANA7rgfAeDuDm
*4122Please respect copyright.PENANAYq8aReFEUn
*4122Please respect copyright.PENANAytilrTzhCg
*4122Please respect copyright.PENANAO40vYZ76Mf
*4122Please respect copyright.PENANARASL9V8GyB
4122Please respect copyright.PENANAaSLB3YgWcs
Sementara itu, ibu mertua Cita telah sampai ditempat tujuannya. Dia memang tak memberi tahu kemana akan pergi kepada Cita. Harapannya, Cita yang terlihat sedang suntuk dan banyak pikiran, mau ikut dengannya. Dan yang pasti, ketika sampai ditempat ini, dia akan sangat terkejut. Mungkin akan senang, atau entah seperti apa. Tapi sayang, dia tidak ikut.4122Please respect copyright.PENANAA74CByHCUv
4122Please respect copyright.PENANA30YtX48lXx
Setelah membayar ongkos taksi, diapun turun menggendong Putra. Memasuki tempat yang dia tuju, dia disapa oleh seorang penjaga yang sudah cukup mengenalnya dan juga Putra karena sering berkunjung kemari.4122Please respect copyright.PENANA0qJFMb3pXh
4122Please respect copyright.PENANAZ3j6f4xg87
4122Please respect copyright.PENANAmbL6mtL9eN
“Selamat pagi bu Warni, selamat pagi Putra” sapa penjaga itu.4122Please respect copyright.PENANAgn7EMTZbrs
4122Please respect copyright.PENANAN4ZC62fmHz
“Selamat pagi om Galih” balas ibu mertua Cita.4122Please respect copyright.PENANA7MLNNXc7sy
4122Please respect copyright.PENANAXd4FptI4X1
“Mau jemput mas Andi bu?” tanya penjaga itu.4122Please respect copyright.PENANA2vHCWqJJEY
4122Please respect copyright.PENANAd2UBxhdZ5S
“Iya mas, kan hari ini dia keluar” jawab ibu Andi sambil tersenyum.4122Please respect copyright.PENANAUiUSWsnwkX
4122Please respect copyright.PENANATMvR7AtWkM
“Iya bu, silahkan ditunggu disana dulu” ucap penjaga itu sambil menunjuk kekursi tunggu. “Mas Andi kayaknya tadi lagi siap-siap, mungkin bentar lagi keluar” lanjutnya.4122Please respect copyright.PENANAg2cKikoKII
4122Please respect copyright.PENANAhO7mjMQSaC
“Makasih mas”4122Please respect copyright.PENANAE6GBjiHjrx
4122Please respect copyright.PENANAYWjsJC883u
4122Please respect copyright.PENANAiI5Saj9TpH
Ibu Andi dan Putra kemudian menuju ke kursi tempat menunggu seperti yang ditunjuk oleh penjaga tadi. Mereka berdua memang menuju ke lapas, tempat Andi dipenjara. Dan hari ini, Andi dibebaskan. Belum waktunya memang, tapi ada sesuatu yang bisa membuat Andi bebas hari ini, yang Andi belum mau menceritakan apa sebabnya kepada ibunya.4122Please respect copyright.PENANADBHZP9shmn
4122Please respect copyright.PENANAly3l1ZBHev
Sekitar 15 menit mereka menunggu. Tak terasa karena tingkah Putra cukup menghibur disitu. Mereka juga didatangi dan disapa beberapa orang petugas disitu yang memang sudah merasa cukup akrab dengan mereka, terutama Putra. Tak berapa lama kemudian, Andi keluar dengan membawa sebuah tas ransel kecil.4122Please respect copyright.PENANARgB6KTN8xy
4122Please respect copyright.PENANAAUbQ2dcwIO
Penampilan Andi terlihat cukup segar dan rapi. Tubuhnya juga terlihat lebih berisi, karena selama didalam penjara ini cukup banyak kegiatan yang dia lakukan. Dia tersenyum melihat ibu dan anaknya sudah menunggunya, namun agak kecewa karena tidak ada Cita yang ikut menjemputnya. Tapi dia segera menghampiri ibunya, mencium tangannya lalu memeluknya. Kemudian dia menggendong, memeluk dan menciumi Putra yang tertawa-tawa dan terlihat geli diciumi oleh ayahnya.4122Please respect copyright.PENANAmvqW6qHEXV
4122Please respect copyright.PENANAJGcAD3UlNH
4122Please respect copyright.PENANAd6fw62WRwy
“Sehat Di?” tanya ibunya.4122Please respect copyright.PENANAm0AdzHlWew
4122Please respect copyright.PENANAJfH7wqo7cI
“Alhamdulillah, seperti yang ibu lihat” jawab Andi sambil tersenyum.4122Please respect copyright.PENANAYoOi5emSV1
4122Please respect copyright.PENANAlmWhsR72ZP
“Yaudah, yuk pulang” ajak ibunya.4122Please respect copyright.PENANAq5DFJNp4pE
4122Please respect copyright.PENANA4rFlaVeidk
“Iya bu, ayo”4122Please respect copyright.PENANArmtyW4lcnh
4122Please respect copyright.PENANA1BAUhO1kOk
4122Please respect copyright.PENANA1Vl9V1u9yU
Setelah bersalaman dengan para petugas lapas dan berpamitan, juga sempat mendapat sedikit wajangan dan nasehat dari para petugas lapas, merekapun akhirnya meninggalkan tempat yang sudah beberapa bulan menjadi tempat tinggal Andi itu.4122Please respect copyright.PENANA5St2bVhARS
4122Please respect copyright.PENANAhjWNkABZuR
Sesaat, Andi berbalik dan menatap lapas itu. Dia tersenyum, mengingat apa yang selama ini dia alami disana.4122Please respect copyright.PENANA4kmpv5drui
4122Please respect copyright.PENANABVgD6iCRtW
Saat pertama kali masuk kesini, Andi memang sudah ketakutan. Cerita dari polisi yang mengatarnya benar-benar membuatnya takut. Apalagi dia dipenjara karena kasus kekerasan pada seorang perempuan. Dan kabar bahwa pelaku kekerasan terhadap perempuan akan mendapatkan perlakuan buruk seperti kekerasan fisik atau kekerasan seksual sangat menghantuinya.4122Please respect copyright.PENANAVJ4S3qZD4w
4122Please respect copyright.PENANA8dfuKJ4e2R
Dan memang benar, hari-hari pertama didalam penjara itu, Andi sempat mengalami ‘ospek’ dari para napi senior. Beberapa kali dia mendapatkan pukulan diwajah dan tubuhnya. Namun nasibnya itu terselamatkan beberapa minggu setelahnya, saat ada seorang narapidana masuk ke lapas ini. Narapidana itu begitu masuk langsung disegani oleh para napi lainnya, karena dia termasuk salah satu preman yang menguasai hampir semua lahan parkir dikota ini.4122Please respect copyright.PENANAAuDtTD9HAs
4122Please respect copyright.PENANAVqHlhJEAuq
Hanya lahan parkir, memang. Tapi dikota kecil seperti ini, keberadaan preman seperti dirinya tentu saja sangatlah disegani. Apalagi meskipun statusnya adalah seorang preman, bukan berarti dia seenaknya saja sering melakukan kejahatan. Kalau anak buahnya, memang iya. Tapi kalau dia, jarang sekali. Dia ditangkap dan dipenjara karena kasus penganiayaan terhadap seorang pejabat dikota ini. Sebenarnya bukan sepenuhnya salah dia, karena memang pejabat itu terlalu arogan, hingga membuat mereka adu mulut, dan si preman itu lepas kendali hingga memukulnya. Hanya sekali pukul sebenarnya, tapi berhadapan dengan orang yang sok berkuasa, tentu akan jadi panjang masalahnya, hingga akhirnya preman itu berakhir dipenjara.4122Please respect copyright.PENANAojo55MOtFQ
4122Please respect copyright.PENANAKr3E68GRdM
Hari pertama preman itu berada didalam penjara, dia melihat seseorang memukuli Andi. Karena merasa familiar dengan Andi, diapun menghentikan aksi itu dan menyuruh napi yang memukul Andi pergi. Meskipun statusnya napi senior, tapi karena mengenal siapa preman bertubuh tinggi besar itu, napi itu takut juga dan akhirnya pergi.4122Please respect copyright.PENANAHjJA9oGdvk
4122Please respect copyright.PENANAM0K61p6UmT
Dan ternyata benar, napi itu mengenal Andi sebagai orang yang bekerja di bank tak jauh dari tempat dia biasa nongkrong. Andipun juga mengenalnya karena cukup sering bertemu dengan preman itu, bahkan beberapa kali membelikan preman itu rokok ataupun minuman. Akhirnya merekapun berkenalan dan saling tukar cerita. Preman itu sempat tertawa mendengar sebab kenapa Andi dipenjara, tapi tidak sampai melakukan pemukulan seperti napi-napi lainnya. Bahkan sejak saat itu dia berteman dengan Andi. Dan karena pertemanannya dengan si preman, akhirnya Andi terbebas dari bullyan didalam penjara.4122Please respect copyright.PENANANV5jZnE2TH
4122Please respect copyright.PENANAeJzE4TnT35
Selanjutnya, hari-hari Andi didalam penjara diisi dengan mengikuti berbagai kegiatan yang disiapkan oleh para sipir. Kegiatan-kegiatan itu beberapa ada yang menguras fisik. Bagi Andi, tak ubahnya seperti sebuah latihan fisik, yang pada akhirnya sekarang membentuk tubuhnya menjadi lebih berotot.4122Please respect copyright.PENANA7tyYR5zfQI
4122Please respect copyright.PENANAIap23GaSFP
4122Please respect copyright.PENANA8DQhYiqs3D
“Di, kenapa?” tanya ibunya saat melihat Andi melamun, yang membuyarkan lamunannya.4122Please respect copyright.PENANAZyTxzxGbn1
4122Please respect copyright.PENANAZUkbdUyd8X
“Ah nggak kok bu, cuma keinget aja hari-hari disini, hehe” jawab Andi.4122Please respect copyright.PENANAA5QQDJ2xSa
4122Please respect copyright.PENANA7XkhssKmu1
“Emangnya kenapa? Kamu bilang kamu baik-baik aja dipenjara? Udah nggak pernah dipukuli lagi kan?” tanya ibunya. Dia baru tahu kalau Andi pernah dipukuli saat Andi cerita, tapi pemukulan itu sudah lama berlalu.4122Please respect copyright.PENANA9ItIcFaj7r
4122Please respect copyright.PENANAofkMxEogD4
“Nggak kok bu, emang udah nggak pernah dipukulin sejak Andi deket sama Toni” jawab Andi.4122Please respect copyright.PENANAJCg6F8fUat
4122Please respect copyright.PENANAZFNL9K6bBf
“Ooh. Lha terus yang kamu inget-inget tadi apa emangnya?”4122Please respect copyright.PENANAlYrRfv8xOJ
4122Please respect copyright.PENANARZvq5uYaXM
“Ya temen-temen Andi disitu, terus sipir-sipirnya juga. Sama kegiatan-kegiatan Andi selama didalam bu. Yaudah, mending kita pulang aja bu sekarang” ucap Andi.4122Please respect copyright.PENANAkARkX9Pq8Y
4122Please respect copyright.PENANATfmhkOn0Q3
4122Please respect copyright.PENANAt8fOPSRs72
Ibunya mengangguk, dan merekapun mencegat taksi yang mangkal disekitar situ. Dalam perjalanan pulang, nampak mereka tertawa-tawa mendengar celotahan Putra. Anak itu nampak senang sekali karena ayahnya sudah akan pulang. Putra memang masih belum mengerti tentang penjara, yang dia tahu, ayahnya di lapas itu sedang bekerja. Dan saat ini, hari ini, ayahnya akan pulang. Dia senang karena bisa bermain lagi setiap hari ayahnya.4122Please respect copyright.PENANApKSYJyJqfC
4122Please respect copyright.PENANAY52V7D680L
Perjalanan hari itu terasa lancar dan akhirnya mereka sampai dirumah. Terlihat pintu rumah tertutup rapat. Andi sempat mengecek garasi, dan ternyata motor Cita juga tidak ada.4122Please respect copyright.PENANAsvunFldVdg
4122Please respect copyright.PENANAB1dIT4HaBe
4122Please respect copyright.PENANAN9QWzDNLJp
“Cita lagi keluar bu” ucap Andi.4122Please respect copyright.PENANAoA1C9I8wG5
4122Please respect copyright.PENANAujB097EGKR
“Loh, tadi dia bilang mau istirahat katanya” jawab ibunya.4122Please respect copyright.PENANAj2IIpnve42
4122Please respect copyright.PENANAQdFq9lA8s9
“Coba itu tanya dia lagi dimana”4122Please respect copyright.PENANATVKoat63Id
4122Please respect copyright.PENANAKE3ItJSdeC
“Bentar ya”4122Please respect copyright.PENANAUACxdf4dnd
4122Please respect copyright.PENANAYf0oJNakCF
4122Please respect copyright.PENANAUYBdRuYi0M
Ibu Andi lalu mencoba menghubungi Cita. Setelah berbicara beberapa saat melalui telpon, dia menghampiri Andi.4122Please respect copyright.PENANAQtITbdB0n3
4122Please respect copyright.PENANAe9rU1W9moh
4122Please respect copyright.PENANAcf0hi4Qp8o
“Cita lagi dirumah Nada”4122Please respect copyright.PENANA6JEQ20yPo9
4122Please respect copyright.PENANAYAlTiM2zt1
“Ooh gitu. Yaudah biar Andi susul kesana bu”4122Please respect copyright.PENANAVGewwxjxwy
4122Please respect copyright.PENANAXlMHuYYP3s
“Kamu nggak istirahat dulu?”4122Please respect copyright.PENANA8blQ6oIbcV
4122Please respect copyright.PENANAVTulNeHzik
“Nggak bu, Andi udah kangen banget sama Cita, Andi pengen cepet-cepet ketemu dia, hehe”4122Please respect copyright.PENANAWGoVVPnrWR
4122Please respect copyright.PENANAJfB8MoWvwp
“Hmm nak, apa nggak sebaiknya ditunggu dirumah aja? Dia, mungkin, hmm…” ibunya terlihat ragu untuk menceritakan apa yang dia tahu, apa yang dia pikirkan, kepada Andi.4122Please respect copyright.PENANAKtmUtuH3My
4122Please respect copyright.PENANAGHhi6jwPwL
4122Please respect copyright.PENANAQT9aIU6bgW
Melihat ibunya yang sepertinya ragu untuk bercerita, Andi tersenyum lalu memeluk ibunya. Ibunya tentu heran dengan sikap Andi ini. Kemudian Andi melepaskan pelukannya dan masih tetap tersenyum pada ibunya.4122Please respect copyright.PENANAEs4LN162cG
4122Please respect copyright.PENANAkw7jqN4WnL
4122Please respect copyright.PENANAlFhGxgSYmt
“Bu, ibu tenang aja. Andi udah tahu semuanya” ucap Andi dengan tenang.4122Please respect copyright.PENANAcv7f3XWjAn
4122Please respect copyright.PENANADqwTOkQVk8
“Maksud kamu?”4122Please respect copyright.PENANAsjcRQjv8hP
4122Please respect copyright.PENANA8sOGCxra6n
“Semuanya bu, Andi udah tahu. Dan ibu nggak usah khawatir, Andi akan nemuin Cita, dan bawa Cita pulang lagi kerumah ini. Andi akan membawa Cita pulang baik-baik, dan Andi akan mencoba membawa Cita pulang dengan tersenyum” jawab Andi, masih tenang dan tersenyum.4122Please respect copyright.PENANA5ZDeA7Uyhs
4122Please respect copyright.PENANAINqpwfWS42
4122Please respect copyright.PENANA8MqcLPxzw0
Ibunya sebenarnya belum begitu paham maksud Andi, tapi melihat senyum dan ketenangan Andi, dia sedikit bernafas lega, dan berharap semuanya akan baik-baik saja. Diapun akhirnya mengangguk dan memberi ijin Andi untuk menjemput Cita.4122Please respect copyright.PENANALUFo6qJuj9
4122Please respect copyright.PENANATydXvHP6Rb
Setelah mendapat ijin dari ibunya, Andi segera menuju mobilnya. Memanaskan mesinnya sebentar, karena mobilnya sudah jarang sekali digunakan, karena baik Cita maupun ibunya tidak ada yang bisa mengendarainya. Mereka hanya sesekali saja menyalakannya untuk memanaskan mesin mobil itu. Setelah dirasa cukup, barulah Andi memacu mobilnya dengan santai menuju rumah Nada.4122Please respect copyright.PENANAX8dWV2mCer
4122Please respect copyright.PENANAClUupDuVGA
4122Please respect copyright.PENANAySxXbDPgHf
“Tunggulan istriku sayang, aku akan menjemputmu. Aku akan membawamu pulang, dan kita akan memulai semuanya lagi, dari awal.”4122Please respect copyright.PENANA26Lp4bR84u
4122Please respect copyright.PENANAUvqXS1jGFT
*4122Please respect copyright.PENANAuZjeAdjDBQ
*4122Please respect copyright.PENANA5B0Dk8zV0S
*4122Please respect copyright.PENANAEauE1YZJwK
*4122Please respect copyright.PENANAa7AslJD9Fg
4122Please respect copyright.PENANAbNE3s7oz7m
Beberapa saat sebelumnya4122Please respect copyright.PENANAESgidKegRM
4122Please respect copyright.PENANAb0MBjAI3io
Meskipun sudah memantapkan hatinya, tetap saja dada Cita berdebar kencang selama perjalanan menuju rumah Nada. Dalam hati dia berharap yang ada dirumah hanyalah Nada, tidak perlu ada Gunawan, sehingga dia bisa lebih bebas bercerita. Jadi meskipun nantinya Nada akan menghakiminya, dia akan lebih siap, ketimbang kalau disitu ada Gunawan juga.4122Please respect copyright.PENANAQrkGhCNHYS
4122Please respect copyright.PENANAsehK31UTyI
Semakin dekat dengan rumah Nada membuat perasaan Cita makin tak karuan, detak jantungnya juga terasa makin kencang. Dia sedikit mengurangi kecepatan motornya, sambil berpikir, benarkah keputusannya untuk bercerita pada Nada. Kalau misalnya dia mengurungkan niatnya, maka masih belum terlambat untuk putar balik dan pulang kerumahnya.4122Please respect copyright.PENANAahLbpvTibq
4122Please respect copyright.PENANAyAkhRhrznC
Tapi, pulang kerumah hanya akan membuat batinnya makin tersiksa. Bebannya juga tidak akan berkurang. Dia memang butuh tempat berbagi. Apalagi sudah 4 hari lamanya pak Bowo yang katanya mau mencari informasi soal orang misterius yang mengirimkan dm kepadanya, belum ada kabarnya sama sekali, dan tentu saja Cita enggan untuk menghubungi dan bertanya terlebih dahulu karena dia sudah meminta pak Bowo untuk tak lagi menemuinya.4122Please respect copyright.PENANAWPU7UNg4jP
4122Please respect copyright.PENANAUstE40MuQR
Akhirnya, Cita sampai juga dirumah Nada. Dia parkirkan motornya dihalaman rumah Nada. Rumah itu terlihat sepi, tapi dia tahu kalau Nada ada dirumah. Dia berdiri mematung sebentar, lalu menarik nafas panjang dan menghembuskannya lagi, untuk sekali lagi memantapkan hatinya. Perlahan dia melangkah mendekati pintu rumah Nada.4122Please respect copyright.PENANAj0IGfgCVHg
4122Please respect copyright.PENANAAUWNGrrLiW
Tok tok tok4122Please respect copyright.PENANAKtYNbBQL3c
4122Please respect copyright.PENANAwrww0JGgU5
Dia ketuk perlahan pintu rumah itu, namun tak ada jawaban dari dalam. Sekali lagi dia ketuk dengan agak keras, tapi masih belum ada juga jawaban dari dalam. Dia sempat berpikir, apakah sebenarnya Nada tidak ada dirumah? Tapi mobilnya ada, terparkir ditempat biasanya.4122Please respect copyright.PENANAVuNTKvVUkh
4122Please respect copyright.PENANAZGuOBEfYqS
Tok tok tok4122Please respect copyright.PENANA6TmdJTA0du
4122Please respect copyright.PENANAgo2eVBj5AA
Sekali lagi Cita mengetuk pintu rumah Nada. Masih juga belum ada jawaban. Lalu pikiran Cita jadi ragu. Ragu apakah memang Nada tidak ada dirumah. Apakah Nada sedang pergi dengan orang lain? Dan juga perasaan ragu, apakah dengan tidak adanya Nada itu tandanya dia memang tidak diperbolehkan untuk menceritakan apa yang menjadi beban pikirannya kepada orang lain?4122Please respect copyright.PENANADyZ47eeYF4
4122Please respect copyright.PENANAsVSJkbzlwQ
Cita menghela nafas panjangnya. Mungkin memang benar, dia tak harus menceritakan hal itu kepada orang lain. Lalu dia memutuskan untuk sekali lagi mengetuk pintu rumah ini, kalau memang benar-benar tidak ada jawaban, tidak ada orang dirumah, maka dia akan pulang. Menyimpan semua beban pikirannya itu seorang diri, entah sampai kapan.4122Please respect copyright.PENANAQpCyfwZylh
4122Please respect copyright.PENANApvrVhqR1mC
Tok tok tok4122Please respect copyright.PENANAYZDuCZzbp8
4122Please respect copyright.PENANAsdTjnYpAXB
Tak ada jawaban, dan membuat Cita tertunduk lesu. Dia sudah putus asa, sudah mengira bahwa memang dia harus menanggung beban pikirannya ini seorang diri. Perlahan air matanya turun, menetes membasahi pipinya. Dia sudah akan beranjak meninggalkan rumah ini, ketika tiba-tiba terdengar handle pintu bergerak, dan tak lama kemudian pintu terbuka.4122Please respect copyright.PENANA07jVhy9evq
4122Please respect copyright.PENANAjXQiqaBZ2p
4122Please respect copyright.PENANAu8OXAvDzBn
“Cita?”4122Please respect copyright.PENANAvN4UIo8oou
4122Please respect copyright.PENANAk5D4V43Idj
“Mbak Nadaaaa… hiks…”4122Please respect copyright.PENANAGDI1u59kuB
4122Please respect copyright.PENANAzGlTUhz7NL
4122Please respect copyright.PENANABtJJBu1cbx
Begitu pintu terbuka, Cita langsung saja menghambur memeluk Nada. Dipeluknya sahabatnya itu erat-erat. Nada, tentu saja sangat terkejut. Pertama, dia terkejut sekaligus lega karena ternyata yang datang adalah Cita, bukan pak Bowo seperti yang dia takutkan. Lalu, dia terkejut dengan tingkah Cita, yang datang-datang langsung menangis dan menghambur kearahnya, memeluknya erat-erat. Memang belum jelas apa masalahnya, tapi Nada menebak bahwa tingkah Cita yang menangis dan langsung memeluknya ini pasti ada kaitannya dengan pak Bowo.4122Please respect copyright.PENANAg547NQ6laf
4122Please respect copyright.PENANAcKhet9FGJZ
Apakah Cita kesini ada hubungannya dengan pak Bowo? Apa dia mau cerita sama aku? Batin Nada.4122Please respect copyright.PENANAH5bp252SVb
4122Please respect copyright.PENANAD7PxPykReN
Akhirnya Nada menari tubuh Cita yang masih terus memeluknya kedalam rumah, sambil sedikit menutup pintu rumahnya. Dia membawa Cita keruang tengah tempatnya duduk melamun tadi. Sesampainya disana dia mengajak Cita duduk. Tanpa melepas pelukannya, Citapun ikut duduk. Dia masih terus menangis dipelukan Nada. Nada membiarkannya, sembari membalas pelukan Cita, sesekali membelai punggung dan kepala sahabatnya itu. Dia membiarkan Cita menangis menumpahkan semuanya, baru nanti dia akan bertanya apa masalahnya.4122Please respect copyright.PENANA2d9U2LfRPL
4122Please respect copyright.PENANAoc8iIpRTPI
Cukup lama Cita menangis hingga Nada merasa tangisan Cita mulai mereda. Pelukan Citapun sudah mulai renggang. Akhirnya Nada bisa menatap wajah Cita, dan dengan lembut dia bantu untuk mengusap air mata dipipi Cita.4122Please respect copyright.PENANAOdKPPSqwAf
4122Please respect copyright.PENANANUIJZskpkn
4122Please respect copyright.PENANATw1gVwXfsL
“Ada apa Cit? Kamu lagi ada masalah?” tanya Nada dengan lembut.4122Please respect copyright.PENANAf4MsKBUsor
4122Please respect copyright.PENANA8fTahlIzSI
Cita menganggukan kepalanya. “Iya mbak”4122Please respect copyright.PENANAkbW05G50v8
4122Please respect copyright.PENANAocH3YSDlem
4122Please respect copyright.PENANAfXI44M5e8a
Nada tersenyum melepaskan pelukan Cita. Dia bangkit untuk mengambilkan air minum untuk Cita. Dia tak ingin buru-buru bertanya. Selain karena untuk memberikan waktu kepada Cita untuk menata hatinya setelah menangis, dia sendiri juga ingin mempersiapkan dirinya sendiri. Jika memang Cita akan bercerita tentang pak Bowo, maka dia juga bertekad akan menceritakan apa yang terjadi pada dirinya, yang juga berkaitan dengan pak Bowo. Dia merasa, ini adalah saat yang tepat baginya untuk berbagi, mengingat orang yang akan dia ajak berbagi, mungkin bernasib sama sepertinya. Mungkin.4122Please respect copyright.PENANAaCh6rPkuou
4122Please respect copyright.PENANAYi3SZzQk17
4122Please respect copyright.PENANAeKVUPj6oh0
“Nih diminum dulu” ucap Nada sambil memberikan segelas air putih kepada Cita, sambil dia kembali duduk disebelah Cita.4122Please respect copyright.PENANAkOQZVEHk73
4122Please respect copyright.PENANAz90SoCBHZk
“Makasih mbak” jawab Cita yang sudah mulai tenang, tangisnya sudah berhenti, dan air yang diberikan Nada kepadanya membuatnya sedikit lebih tenang.4122Please respect copyright.PENANAUQNQRBjIiJ
4122Please respect copyright.PENANAFJqZShbSWg
“Jadi kamu lagi ada masalah apa? Sini cerita sama aku” ucap Nada.4122Please respect copyright.PENANAD7w0dlVKtq
4122Please respect copyright.PENANA8T55amqkUL
“Hmm…” Cita hanya bergumam, sambil berpikir. Dia bingung harus memulai ceritanya dari mana.4122Please respect copyright.PENANAqPASxgr1xe
4122Please respect copyright.PENANAO6ogaXlvmK
4122Please respect copyright.PENANAgt1ImNHMNo
Dia kembali dihinggapi rasa ragu. Tapi dia tahu, dia sudah tak mungkin mundur lagi dan membatalkan semuanya. Dia sudah terlanjur sampai disini, bahkan sudah menangis dipelukan Nada. Meskipun dia tahu Nada tak akan memaksanya bila memang dia akan membatalkan, tapi Nada juga pasti akan sangat penasaran dibuatnya. Dia akan menceritakannya, hanya bingung harus memulai dari mana.4122Please respect copyright.PENANAfxYbAxKqTK
4122Please respect copyright.PENANAWD8PL0MRBn
Nada sendiri mencoba tersenyum melihat Cita. Dia tahu sahabatnya itu masih bingung, karena jika dia dalam posisi yang sama, dia juga pasti seperti itu. Dan dia memang tidak ingin memaksa Cita. Dia akan membiarkan, dan berharap Cita memulai ceritanya, karena nanti dia juga akan bercerita kepada Cita, tentang semua yang dia alami, semuanya.4122Please respect copyright.PENANA3dGKJwCCyh
4122Please respect copyright.PENANAe1qa7k2xEE
4122Please respect copyright.PENANAKAeBz2UQyV
“Mbak, hmm, sebenarnya aku malu untuk menceritakannya, tapi, hmm, cuma mbak yang aku punya. Cuma mbak Nada yang bisa aku percaya, jadi aku mohon mbak, apapun yang aku ceritakan, mbak jangan cerita ke siapa-siapa ya” ucap Cita.4122Please respect copyright.PENANAQVTDzs4c7V
4122Please respect copyright.PENANAS6ASPTzkBc
4122Please respect copyright.PENANArZYR5wzYeS
Untuk sesaat, hati Nada terasa sakit mendengar ucapan Cita. Betapa Cita begitu mempercayainya, tapi dia ingat apa yang dia lakukan. Memang, secara langsung dia tak menjerumuskan Cita, tapi mengetahui sahabatnya sedang diincar oleh seorang penjahat kelamin, dia hanya bisa diam saja, tak bisa berbuat apapun termasuk memperingatkan Cita, hanya demi menyelamatkan harga dirinya sendiri. Tapi Nada berusaha untuk menyembunyikan hal itu saat ini, lalu diapun tersenyum dan mengangguk.4122Please respect copyright.PENANAe8D29zc9f3
4122Please respect copyright.PENANATv7y02bDNK
4122Please respect copyright.PENANAccyLRK7g4J
“Apapun cerita kamu, akan aku dengarkan. Apapun masalah kamu, aku nggak akan ceritain kesiapapun” ucap Nada.4122Please respect copyright.PENANAbJgSOMVicj
4122Please respect copyright.PENANAnM2ALmVLqS
Citapun tersenyum mendengarnya. “Ini semua, tentang, hmm, tentang… tentang aku sama pak Bowo” ucap Cita sambil menunduk, malu.4122Please respect copyright.PENANAyuWdLRgbT7
4122Please respect copyright.PENANA5veoSODkuf
“Pak Bowo?”4122Please respect copyright.PENANAgCYIo1Uxdq
4122Please respect copyright.PENANA3MSpKD6df2
Cita mengangguk. “Iya mbak. Sebenarnya, hmm, sebenarnya, aku sama pak Bowo, hmm, kami ada, hmm… ada sesuatu”4122Please respect copyright.PENANAiCGl8y2OKS
4122Please respect copyright.PENANAizYjP5kf6S
“Sesuatu?”4122Please respect copyright.PENANAjVz3VExwqx
4122Please respect copyright.PENANAAIXxyr4oKi
4122Please respect copyright.PENANAYeygpXy3zl
Cita kembali mengangguk, tapi tak langsung meneruskan ceritanya. Dia sedang berusaha memilih kata-kata apa yang harus dia sampaikan ke Nada. Nada yang melihat sahabatnya kembali ragu, memegang tangan Cita dan menggenggamnya. Dia ingin meyakinkan sahabatnya itu, kalau Cita bisa bercerita apapun kepadanya.4122Please respect copyright.PENANAWMQLDccAYW
4122Please respect copyright.PENANAxP7THjlSzU
Citapun kemudian menghela nafasnya panjang-panjang. Diapun akhirnya mulai bercerita dari awal bagaimana pak Bowo bisa masuk dalam kehidupannya. Dari sejak ketika Andi dipenjara, dia cerita bagaimana pak Bowo menawarkan bantuan untuk mengurusi semuanya, yang berkaitan dengan pekerjaan dan pengunduran diri Andi, serta bantuan untuk mengurus semua hal yang berhubungan dengan itu.4122Please respect copyright.PENANAjdqYBCHBwk
4122Please respect copyright.PENANA1NZc9MblUY
Lalu setelah itu, dia bercerita bagaimana dia dan pak Bowo bisa mulai akrab, dari yang tadinya pak Bowo hanya sekedar main kerumahnya untuk urusan Andi, sampai akhirnya pak Bowo sering kesana untuk lebih banyak bermain dengan Putra. Dia juga bercerita saat pak Bowo mulai mengajaknya dan Putra pergi keluar, ke waterpark dikota sebelah.4122Please respect copyright.PENANAsQs4csMVKQ
4122Please respect copyright.PENANAL1N099pGE5
Nada hanya diam saja mendengarkan, sambil tangannya tak lepas menggenggam tangan Cita. Cita sempat berhenti cerita saat ibu mertuanya menelpon. Hanya sebentar, dia memberi tahu kalau sedang berada dirumah Nada. Setelah itu, kembali Cita melanjutkan ceritanya.4122Please respect copyright.PENANAk17W4vuwam
4122Please respect copyright.PENANADKvPZUM0ti
Cita kemudian bercerita setelah kepergian mereka ke waterpark itu dia dan pak Bowo makin dekat. Bahkan ketika dirumah, Cita mulai berani menemui pak Bowo tanpa memakai jilbabnya karena sudah merasa makin nyaman dengan pak Bowo. Bahkan lama-lama, pakaiannya juga tak terlalu diperhatikan ketika ada pak Bowo disana, termasuk ketika dia hanya memakai daster yang bisa dibilang cukup tipis, atau ketika dia hanya memakai tanktop dan yoga pants yang cukup ketat.4122Please respect copyright.PENANAVvEaGaW2HS
4122Please respect copyright.PENANAquKXrZoHmj
Cita lalu menceritakan pak Bowo mengajak dia dan Putra untuk keluar lagi, ke taman kota. Dia bahkan menceritakan apa saja yang dia bicarakan dengan pak Bowo. Tidak terlalu mirip benar dengan obrolan mereka waktu itu, tapi intinya sama. Semakin lama Cita makin merasa nyaman dengan pak Bowo, bahkan ketika hanya ada dia sendiri dirumah, tak sungkan dia menerima kedatangan pak Bowo, hingga tiba pada saat dia semakin intim dengan pak Bowo.4122Please respect copyright.PENANAmcCLcao8CH
4122Please respect copyright.PENANA0HZBQvERem
Cita menceritakan kepada Nada, bagaimana mereka mulai berani saling berpelukan saat hanya berdua saja dirumah. Bahkan ketika pak Bowo mulai berani mencium keningnya, dan dia membiarkannya saja. Dia cerita kepada Nada, bagaimana didalam hatinya mulai muncul rasa suka kepada pak Bowo. Apalagi dengan adanya pak Bowo, dia jadi merasa makin nyaman, dia merasa ada yang melindunginya, dan juga menasehatinya.4122Please respect copyright.PENANAaGhUcGJu3u
4122Please respect copyright.PENANAwb4bU2CgdG
Saat terdiam mendengarkan cerita Cita, dalam hatinya Nada mencibir pak Bowo, betapa lelaki itu begitu cerdik dalam memanfaatkan kondisi hati dan perasaan Cita, mencari celah untuk bisa memasukinya, dan pada akhirnya dia berhasil mendapatkan hati Cita. Dia mengakui, bahwa apa yang dilakukan pak Bowo itu, bahkan jika kepada dirinya yang sedang tidak ada masalah dengan suaminya sekalipun, bisa saja membuatnya luluh. Apalagi dengan bertindak seolah tak menginginkan tubuh Cita, tentu saja itu membuat Cita makin simpati kepadanya.4122Please respect copyright.PENANAEn7j0CtKp4
4122Please respect copyright.PENANAmvBIDI5MIx
Cita melanjutkan ceritanya kembali, dan kali ini sambil meminta maaf kepada Nada karena saat itu berbohong kepada ibu mertuanya dengan membawa-bawa namanya. Dia cerita apa adanya kepada Nada bahwa saat itu dia pergi bersama dengan pak Bowo ke villa diluar kota. Cita bercerita dengan menundukan kepala karena malu, dan juga takut melihat reaksi Nada. Dia takut Nada marah karena hal itu, padahal sebenarnya Nada sudah tahu sebelumnya. Tapi Nada memilih untuk tetap diam mendengarkan lanjutan cerita dari Cita.4122Please respect copyright.PENANAJ7iDaJotFa
4122Please respect copyright.PENANAvJYicYzkYM
4122Please respect copyright.PENANAOO3jnqlRH0
“Jadi, aku bener-bener minta maaf mbak, waktu itu pakai nama mbak Nada segala” ucap Cita.4122Please respect copyright.PENANAYrxA0N9C91
4122Please respect copyright.PENANAFjnBtujR9C
“Kok kamu bohong sama ibu mertuamu Cit? Apa disuruh sama pak Bowo?”4122Please respect copyright.PENANAEYL5I4xFf6
4122Please respect copyright.PENANAQXv0GiTTCB
Cita menggeleng. “Nggak mbak, aku yang kepikiran buat seperti itu. Pak Bowo juga waktu itu kaget waktu tahu aku bohong sama ibu”4122Please respect copyright.PENANAYE1JH0ti0S
4122Please respect copyright.PENANAC6CIG0p13g
“Hmm, jadi emang kamu sendiri yang kepengen pergi?”4122Please respect copyright.PENANA26DjSl6rVI
4122Please respect copyright.PENANApSk9tYBRNT
Cita mengangguk. “Iya mbak. Sebenarnya, aku pengen refreshing, aku capek, penat sama semua yang aku hadapi mbak. Dan karena waktu itu, hmm, aku juga udah ngerasa nyaman banget sama dia” jawab Cita.4122Please respect copyright.PENANAtSr7pW4tAG
4122Please respect copyright.PENANAm4O2Wa72C0
4122Please respect copyright.PENANAw5UnGHbZ7n
Kemudian Cita melanjutkan ceritanya, namun kali ini beberapa kali terputus, karena dia makin ragu dan tidak yakin untuk cerita sejujur-jujurnya pada Nada. Tapi dia juga kembali menyadari, bahwa dia sudah terlanjur memulai, maka dia harus menceritakan semuanya sampai tuntas, sepahit apapun itu.4122Please respect copyright.PENANAuqkMBmxjok
4122Please respect copyright.PENANAmhqxnhlNRZ
4122Please respect copyright.PENANA1Xl1mMoJWf
“Dan malam itu, aku, sama dia… kami… hmm, kami…” ucap Cita terputus, dia benar-benar merasa ragu. “Kami, gituan mbak” sambungnya, pada akhirnya.4122Please respect copyright.PENANA2adjVEdvBl
4122Please respect copyright.PENANAw9n8zrWZNU
4122Please respect copyright.PENANA5Bb7z4cPen
Kali ini air mata tak tertahankan lagi dari matanya. Perasaan malu, dan rasa bersalah yang kembali muncul, dan segala yang dia rasakan tercurah dari air mata itu. Nada langsung meraih tubuh Cita, memeluknya. Nada membiarkan Cita untuk menangis dulu sebelum melanjutkan ceritanya.4122Please respect copyright.PENANAg8ABd1wWJf
4122Please respect copyright.PENANAzv9Vq1VnJd
4122Please respect copyright.PENANAofHo1VJMM6
“Malam itu kami melakukannya cuma sekali mbak, terusnya kami tidur” sambung Cita, masih disela-sela tangisnya.4122Please respect copyright.PENANAUi7Usziye9
4122Please respect copyright.PENANAQt4GpJr0iG
4122Please respect copyright.PENANApSXUtimqr2
Diapun diam sebentar, lalu setelah sedikit bisa menguasai dirinya, dia kembali melanjutkan. Dia bercerita tentang keesokan harinya, dimana dia dan pak Bowo masih sama-sama canggung, namun kemudian mereka kembali mengulangi persetubuhan itu. Cita menyebutnya dengan melakukan hal yang lebih gila lagi.4122Please respect copyright.PENANACQmMbRz5wt
4122Please respect copyright.PENANAHLQrNQGhob
4122Please respect copyright.PENANAaKdKAUFf4a
“Aku melakukan dan mengalami banyak hal yang belum pernah aku lakukan sebelumnya sama mas Andi mbak. Waktu itu, aku sama sekali nggak merasa jijik, aku sama sekali nggak merasa aneh. Justru, waktu itu aku merasa, entahlah, seperti keenakan” ucap Cita.4122Please respect copyright.PENANAJKZDHhgGHE
4122Please respect copyright.PENANArFKlPSal7Q
“Kami melakukannya cukup lama, dan aku benar-benar capek nggak bertenaga mbak. Sampai mandi, pakai baju, dan jalan ke mobil pas mau pulang aja harus dia papah” lanjutnya.4122Please respect copyright.PENANAc3LRTN7UPT
4122Please respect copyright.PENANA05dush0PS0
4122Please respect copyright.PENANAOOxQqpZDem
Setelah itu kemudian dia menceritakan semua yang terjadi setelah peristiwa di villa itu. Sampai pada akhirnya, dia ngobrol dengan ibu mertuanya, dan terbukalah matanya yang selama ini dibutakan oleh cinta semu.4122Please respect copyright.PENANA2hplz96z4c
4122Please respect copyright.PENANAW4S6sCTHy8
4122Please respect copyright.PENANAPbTLGoKzkr
“Saat itu aku baru merasa sangat jijik mbak. Aku merasa hina, sangat kotor, apalagi aku melakukannya bukan dengan suamiku” ucap Cita dan tangisnya kembali pecah dipelukan Nada.4122Please respect copyright.PENANAgRMElFSB1f
4122Please respect copyright.PENANAhkxMlJQyEq
4122Please respect copyright.PENANALnaYQmL3Ki
Nada hanya diam. Dia memang sudah bisa menebak, tapi tetap saja dia syok mendengar cerita itu langsung dari mulut Cita. Dia merasa iba dengan apa yang terjadi pada Cita. Namun dia bisa sedikit memakluminya, mengingat saat itu suasana hati Cita sedang kacau, dan pak Bowo masuk disaat yang tepat, dengan cara yang tepat, yang akhirnya membuat Cita rela menyerahkan hati dan tubuhnya. Dan yang jelas, dia jadi sangat marah kepada pak Bowo.4122Please respect copyright.PENANAzZOaf5NrMc
4122Please respect copyright.PENANANAN4A57jWX
4122Please respect copyright.PENANAFtMdZwiuZy
“Aku udah mikir masak-masak, dan aku udah putusin untuk menghentikan itu semua. Aku udah nggak mau lagi ketemu sama dia mbak. Tapi…”4122Please respect copyright.PENANAxcI3eVPb4s
4122Please respect copyright.PENANATEQW4uH41d
“Tapi apa Cit?”4122Please respect copyright.PENANAZXqbkLNvGT
4122Please respect copyright.PENANA0ibmftPiwW
4122Please respect copyright.PENANAzrGPcoa0mf
Cita tak menjawab. Dia lalu mengambil hpnya, lalu membuka instagramnya. Diapun memperlihatkan dm yang mengirim foto-foto dirinya dengan pak Bowo kepada Nada. Dan langsung saja mata Nada terbelalak melihatnya, terutama saat membaca tulisan-tulisan di dm itu.4122Please respect copyright.PENANAUvNC53cAA6
4122Please respect copyright.PENANApMlo7IdruJ
4122Please respect copyright.PENANASbm3e23rgL
“Astaga, jadi ini yang dimaksud sama pak Bowo?” ucap Nada, dan tentu saja itu membuat Cita jadi bingung.4122Please respect copyright.PENANAB45C6Bd6pR
4122Please respect copyright.PENANAymMIaE0Z8P
“Maksud mbak Nada?” tanya Cita.4122Please respect copyright.PENANA6N6wAGn1M9
4122Please respect copyright.PENANAvaRMm2EodY
4122Please respect copyright.PENANAkqTZukGObA
Nada mengembalikan hp itu kepada Cita. Dia menghela nafasnya panjang-panjang. Kini saatnya dia yang bercerita kepada Cita.4122Please respect copyright.PENANAqPzSFCmS1n
4122Please respect copyright.PENANADdvVNqphDb
4122Please respect copyright.PENANAEGd5mQDs3F
“Sebelumnya aku minta maaf Cit. Aku juga mau cerita sesuatu sama kamu, dan aku akan ceritakan semuanya. Aku nggak tahu setelah ini kamu bisa maafin aku atau nggak, tapi paling nggak, kamu harus tahu yang sebenarnya” ucap Nada.4122Please respect copyright.PENANA9pf49xsOBm
4122Please respect copyright.PENANAwipaJmY9zW
4122Please respect copyright.PENANAihwyrbaO6a
Cita benar-benar kebingungan dengan ucapan Nada, tapi dia diam saja menunggu Nada bercerita.4122Please respect copyright.PENANAtRCKj1RFAe
4122Please respect copyright.PENANAKtMe0sB2UZ
4122Please respect copyright.PENANAmhr3ENhF6W
“Sebenarnya, hampir semua yang kamu ceritain diawal tadi, aku sudah tahu Cit” ucap Nada.4122Please respect copyright.PENANAVDD7nLmdGF
4122Please respect copyright.PENANAHyrojIOpQO
“Hah? Maksudnya?” tanya Cita yang sangat kaget mendengar ucapan Nada.4122Please respect copyright.PENANARAjlULKUB6
4122Please respect copyright.PENANAvcPxmvOeUJ
4122Please respect copyright.PENANAnf2r82rFYM
Nada kemudian bercerita dari awal, dari pertemuan dia dengan pak Bowo. Lalu dia menceritakan ajakan pak Bowo kerumahnya, yang waktu itu katanya ingin mengajaknya pemotretan. Dan pada akhirnya, dia menceritakan bagaimana akhirnya dia berhasil ditaklukan pak Bowo dengan bantuan Gina, dan yang pasti dengan obat perangsang. Nada menceritakan dengan detail apa yang dia ingat, karena sebagian dia memang lupa saat berada dibawah pengaruh obat perangsang itu.4122Please respect copyright.PENANAouiunlgK5A
4122Please respect copyright.PENANAd9QBHqSHPq
Jelas Cita sangat terkejut mendengar cerita Nada itu, sampai-sampai dia menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Nada kemudian bercerita tentang hari-hari selanjutnya bagaimana dia menjadi budak seks pak Bowo. Dia juga bilang sama sekali tak bisa menolak pak Bowo karena diancam menggunakan foto dan video persetubuhannya.4122Please respect copyright.PENANAP35UtKcQ05
4122Please respect copyright.PENANABIQCjAw13i
4122Please respect copyright.PENANAd1V7N6m1ay
“Kalau saja aku mau lapor polisi, aku nggak bisa menuntut pak Bowo merkosa aku, karena di video itu sama sekali nggak kelihatan aku sedang diperkosa. Waktu itu aku berada dibawah pengaruh obat perangsang Cit” ucap Nada.4122Please respect copyright.PENANAxh2Dro4cYk
4122Please respect copyright.PENANAWJc0tzW2Zj
4122Please respect copyright.PENANArBINaLU4Zs
Cita yang masih terkejut, hanya diam saja. Nada lalu melanjutkan ceritanya bahwa akhirnya dia tahu kalau pak Bowo sebenarnya mengincar Cita. Dia hanya menjadikan Nada mangsa untuk digunakan sebagai alat agar bisa membantunya mendapatkan Cita. Tapi semua rencana itu berubah saat pada akhirnya Andi dipenjara. Pada akhirnya pak Bowo sama sekali tak melibatkan Nada dalam rencananya mendapatkan Cita.4122Please respect copyright.PENANAtQCZo7SLXS
4122Please respect copyright.PENANAR1Ac2iH8ya
4122Please respect copyright.PENANANObunSxJ3n
“Dia cuma minta aku untuk diam, dan nggak mengganggunya selagi dia mendekati kamu. Jujur saja, aku ingin sekali membantumu Cit. Aku ingin sekali memperingatkan kamu, tapi aku nggak berani, aku takut dia nyebarin foto dan videoku” ucap Nada yang juga mulai menangis.4122Please respect copyright.PENANALNbQR0XnXw
4122Please respect copyright.PENANAmKoi3m2idT
“Aku minta maaf sama kamu, karena aku lebih mementingkan diri sendiri daripada menyelamatkan kamu dari dia”4122Please respect copyright.PENANAePHwJYyzIk
4122Please respect copyright.PENANADvMT9fyOgJ
4122Please respect copyright.PENANA1nzhHEwRzs
Cita masih terdiam. Tapi bukan berarti dia sedang marah pada Nada. Dia justru juga iba kepada Nada. Dia tak menyangka, ternyata pak Bowo yang dia kenal selama ini hanyalah sebuah kepalsuan. Ternyata pak Bowo yang sebenarnya adalah seorang predator yang bisa melakukan apa saja untuk mendapatkan wanita yang dia incar.4122Please respect copyright.PENANAbpwLJChQGy
4122Please respect copyright.PENANAbfSVWfpvK3
Dia merasa kasihan kepada Nada yang harus mengalami itu semua. Dan dia bisa memaklumi kenapa Nada ketakutan, bahkan hanya untuk sekedar mengingatkannya. Karena kalau dia berada didalam posisi Nada, mungkin dia juga akan melakukan hal yang sama. Dia tahu itu sangat berat untuk Nada, dan tentunya Nada pasti akan sangat sakit hati dengan apa yang terjadi. Sudah kehilangan kehormatannya sebagai istri, lalu hanya bisa diam saja saat sahabatnya juga diincar oleh pria yang sama.4122Please respect copyright.PENANApIExJVKlwu
4122Please respect copyright.PENANApuyEixTO1y
4122Please respect copyright.PENANAwZ9Bfi3kLC
“Dan beberapa hari yang lalu, pak Bowo datang kesini, setelah sekian lama dia nggak menemui ataupun menghubungiku sama sekali. Dia datang dengan penuh emosi. Dia menuduhku yang aku sendiri nggak tahu maksudnya. Dia sampai menggeledah rumah ini, membuat semuanya berantakan, mencari bukti bahwa aku yang bersalah”4122Please respect copyright.PENANAzombeN2lII
4122Please respect copyright.PENANAQFY812LG7a
“Dan pada akhirnya, dia, memperkosa aku dengan brutal”4122Please respect copyright.PENANApS6VSqJrgs
4122Please respect copyright.PENANATixEtIPWoL
4122Please respect copyright.PENANATvfR8f4bEG
Kembali Cita terkejut setengah mati. Nada menceritakan peristiwa yang dia alami 4 hari yang lalu. Termasuk juga ancaman yang diberikan pak Bowo jika lelaki itu berhasil membuktikan bahwa dia bersalah. Hal yang selama 4 hari ini dia pikirkan terus, karena dia sama sekali tak tahu menahu apa yang dituduhkan oleh pak Bowo itu.4122Please respect copyright.PENANArREg3QZ3lY
4122Please respect copyright.PENANAqWjLDLQVGT
4122Please respect copyright.PENANAbcTedvVw4B
“Dan aku baru tahu apa maksud pak Bowo waktu kamu ngasih lihat itu tadi” ucap Nada mengakhiri ceritanya.4122Please respect copyright.PENANA2m0IdO3g51
4122Please respect copyright.PENANA5TcEYupdvS
“Jadi waktu itu pak Bowo kesini mbak?”4122Please respect copyright.PENANAfaPUbfGolP
4122Please respect copyright.PENANA8aHF163JIG
“Iya. Dia nuduh aku yang melakukannya. Padahal, jangankan mengikuti kalian, untuk datang kerumahmu waktu ada dia aja aku nggak berani, karena dia udah melarangku, dan yaah, dengan mengancam akan menyebar foto dan videoku kalau aku nekat”4122Please respect copyright.PENANAfvCwmAukGX
4122Please respect copyright.PENANAvpTYdZLv7X
4122Please respect copyright.PENANAnyO6bGEqNC
Mereka berdua kemudian berpelukan sambil kembali menangis. Saling mengasihani satu sama lain, mengingat nasib buruk yang menimpa mereka. Namun Cita merasa, bahwa nasib Nada jelas lebih buruk darinya. Karena tujuan utama pak Bowo jelas-jelas adalah dirinya, tapi membuat Nada harus terseret menjadi korban juga. Bahkan entah sudah berapa kali Nada terpaksa melayani nafsu pak Bowo, sedangkan dirinya baru 2 kali saja.4122Please respect copyright.PENANAoXrnng7umx
4122Please respect copyright.PENANAnzPbrbiisy
Sekian lama mereka saling peluk dan menangis, hingga tangisan merekapun akhirnya mulai reda. Tapi mereka masih terdiam, sibuk dengan pikirannya masing-masing. Tapi yang jelas, mereka sama-sama mengutuk pak Bowo untuk apa yang telah dilakukan oleh pria itu selama ini.4122Please respect copyright.PENANAzOTeR3Sxif
4122Please respect copyright.PENANAeIZbxGGQtU
4122Please respect copyright.PENANA4sNWUXI97H
“Cit” ucap Nada memecah keheningan.4122Please respect copyright.PENANAj5MvoKA2oQ
4122Please respect copyright.PENANAQ6iXTGUfIV
“Iya mbak?”4122Please respect copyright.PENANAiDtNJLSfLI
4122Please respect copyright.PENANA2mLh67Crpl
“Kamu, mau maafin aku?”4122Please respect copyright.PENANAUCYWeiAFpF
4122Please respect copyright.PENANATFbuJTKGNm
Cita menggenggam tangan Nada. “Mbak, aku tahu dan bisa mengerti posisimu. Seandainya aku ada diposisimu, mungkin aku juga akan melakukan hal yang sama. Jadi nggak ada alasan aku untuk marah sama kamu mbak. Justru, aku yang harusnya minta maaf sama mbak Nada”4122Please respect copyright.PENANAbSeEhlysRy
4122Please respect copyright.PENANAaZIw9xBiCK
“Loh kok gitu?”4122Please respect copyright.PENANAHb3xAkFPRA
4122Please respect copyright.PENANAhUQxHPJuIK
“Iya. Karena sebenarnya target utamanya kan aku, tapi malah mbak Nada jadinya ikut kebawa-bawa juga. Jadi secara nggak langsung, aku yang salah sama mbak”4122Please respect copyright.PENANA0euIOvbpOm
4122Please respect copyright.PENANA0pgtI2QcvR
“Nggak Cit, kamu nggak salah. Yang salah ya jelas dia. Apapun ceritanya, dialah yang bersalah”4122Please respect copyright.PENANAHCVrAVS8h7
4122Please respect copyright.PENANA4LzOMVEoBo
“Terus gimana dong mbak?”4122Please respect copyright.PENANAjXlslOndDd
4122Please respect copyright.PENANAQLmUMY85y5
“Aku juga nggak tahu Cit. Aku berharap dia nggak pernah muncul lagi dihadapanku, dihadapan kita. Jujur, aku masih takut dengan semua ancamannya kepadaku. Meskipun 4 hari ini sama sekali nggak ada kesini lagi, tapi, yaa yang jelas aku masih takut Cit” ucap Nada.4122Please respect copyright.PENANAJzczm2D6ZQ
4122Please respect copyright.PENANA8SpQKfIgEQ
4122Please respect copyright.PENANAsZaiGsAlmN
Cita dan Nada sama-sama terdiam. Mereka bingung apa yang harus dilakukan setelah ini. Tapi yang jelas, mereka berdua memiliki keinginan yang sama, sama-sama berharap tidak akan pernah bertemu pak Bowo lagi, dalam keadaan apapun.4122Please respect copyright.PENANAzhC6rDFZvI
4122Please respect copyright.PENANAAPBpU8XHsb
4122Please respect copyright.PENANAT1xXWHcGvW
“Kalian berdua nggak perlu takut, nggak perlu khawatir lagi sekarang” ucap seseorang tiba-tiba yang mengagetkan Cita dan Nada, membuat mereka berdua serempak menoleh ke sumber suara.4122Please respect copyright.PENANAK8He9LaFKw
4122Please respect copyright.PENANAnrATjIpoHf
“Mas Andi!!” pekik mereka bersamaan.4122Please respect copyright.PENANAR4CNNQS57c
4122Please respect copyright.PENANAO4ek75Fjbn
4122Please respect copyright.PENANAmZdRC9WRaP
Namun hanya Cita yang kemudian bergerak. Dia beranjak bangkit dari duduknya, menghambur kearah Andi. Dia bermaksud untuk bersimpuh, berlutut dikaki Andi, memohon pengampunan dari suaminya, atas apa yang telah dia lakukan selama Andi berada didalam penjara. Namun Andi menahan tubuh Cita, lalu mengangkatnya dan langsung memeluknya.4122Please respect copyright.PENANAvPO8uzgtmJ
4122Please respect copyright.PENANA4oYcJBxoc8
4122Please respect copyright.PENANAIAJKipHrIU
“Hiks hiks… mas, hiks hiks, maafin Cita maas…”4122Please respect copyright.PENANA9uUUnJEQgL
4122Please respect copyright.PENANATExIkV8fbd
4122Please respect copyright.PENANAaxnFSiou39
Tangis Cita tak terbendung lagi dalam pelukan Andi. Dia memeluk suaminya itu sangat erat. Berulang kali kata maaf terucap dari bibirnya disela-sela tangisannya. Andi membalas memeluk Cita tak kalah erat. Kerinduannya begitu besar kepada istrinya itu. Cukup lama Cita memeluk Andi dan terus menangis, sambil terus saja mengucapkan kata maaf.4122Please respect copyright.PENANAVyZBvcQMNo
4122Please respect copyright.PENANAIIXcRjA8US
Andi yang tadinya berusaha untuk tetap tegar dan tersenyum, lama kelamaan luluh juga. Terlihat air mata mulai menetes membasahi pipinya. Nada yang masih diam tak beranjak dari kursinya, juga ikut menangis melihat Cita dan Andi. Dia tak tahu apa yang akan terjadi, tapi dia memiliki firasat yang baik untuk hal ini.4122Please respect copyright.PENANAhhMJ7VpyUJ
4122Please respect copyright.PENANAZ5XppArS4D
4122Please respect copyright.PENANAw9tIWRLqEZ
“Udah sayang, udah” ucap Andi sambil membelai-belai punggung dan kepala Cita.4122Please respect copyright.PENANAnRpP7Uj4SR
4122Please respect copyright.PENANA78SMTk5bwq
4122Please respect copyright.PENANAxRwPBMmql7
Masih dalam posisi berpelukan, Andi sedikit mendorong tubuh Cita, mengajaknya untuk kembali duduk. Dalam posisi dudukpun, Cita belum mau melepaskan pelukannya pada Andi. Tangisnya juga belum mereka. Kata maaf juga masih belum berhenti terucap dari bibirnya.4122Please respect copyright.PENANAZ1g3x3tipr
4122Please respect copyright.PENANAWmE1acuyPA
Setelah cukup lama, akhirnya tangisan Cita berhenti, tapi dia masih memeluk suaminya. Nada sempat akan bangkit untuk mengambilkan minum untuk Andi, tapi Andi melarangnya dan memintanya untuk tetap duduk disitu.4122Please respect copyright.PENANAj6BPi98Rvy
4122Please respect copyright.PENANAJ9IuIYftjx
4122Please respect copyright.PENANAUodwdnUdp1
“Mas Andi, udah lama datangnya?” tanya Nada.4122Please respect copyright.PENANAcGM5Oko6uN
4122Please respect copyright.PENANA70wU9YXDKC
“Yaa lumayan Nad, abisnya pintu nggak kamu tutup rapat gitu, udah gitu kalian lagi asyik cerita” jawab Andi.4122Please respect copyright.PENANAYVABTb5fCw
4122Please respect copyright.PENANA4hhgDbGUse
“Jadi, mas Andi denger semuanya tadi?” tanya Cita, masih dalam pelukan Andi.4122Please respect copyright.PENANAN0DMsN46BH
4122Please respect copyright.PENANA1eWZtIoeB4
“Nggak semua sih, tapi ya cukup banyak yang aku dengerin dari kamu mah” jawab Andi.4122Please respect copyright.PENANA3gLl6UMpC5
4122Please respect copyright.PENANAvP5P3Y6vqh
4122Please respect copyright.PENANAqcPsQXaviR
Mendengar Andi masih memanggilnya dengan sebutan mah, kembali membuat air matanya menetes, meski tak sampai menangis sesenggukan seperti tadi. Padahal jika memang sudah cukup banyak yang didengar Andi, berarti dia sudah tahu tentang perselingkuhannya dengan pak Bowo, tapi Andi masih bersikap lembut kepadanya, dan masih memanggilnya mah.4122Please respect copyright.PENANAejDdIQFOYE
4122Please respect copyright.PENANAFNR573H4NU
Apakah itu artinya mas Andi memaafkan aku? Batin Cita.4122Please respect copyright.PENANA7QcemiuOlV
4122Please respect copyright.PENANAmmlUKFo9nv
4122Please respect copyright.PENANABxhdNSy13e
“Dan sebenarnya, aku sudah tahu semuanya, sejak beberapa hari yang lalu” ucap Andi.4122Please respect copyright.PENANAZNn1GXpaz3
4122Please respect copyright.PENANAgkpHpKDJTb
4122Please respect copyright.PENANAFHt5wBxKGz
Ucapannya itu sukses membuat Nada maupun Cita terkejut. Cita bahkan langsung bangkit dari pelukan Andi.4122Please respect copyright.PENANAtSG0AISSiB
4122Please respect copyright.PENANAhM88pkjMqT
4122Please respect copyright.PENANAJ2ognaG8SX
“Tahu semuanya? Maksud mas Andi?”4122Please respect copyright.PENANA45VmE0Ovzx
4122Please respect copyright.PENANAqZ6De1kyRr
“Iya, tahu semuanya. Mulai dari apa yang direncanakan pak Bowo, apa yang terjadi pada Nada, apa yang terjadi pada kamu mah, termasuk dm yang dikirimkan ke kamu” jawab Andi.4122Please respect copyright.PENANAwUevNGfMwT
4122Please respect copyright.PENANAK7DD90knVZ
“Dm? Darimana mas Andi tahu semuanya?” tanya Cita.4122Please respect copyright.PENANAO3TgdnVEes
4122Please respect copyright.PENANA8dYGdkUXIe
“Dari si pengirim dm itu” jawab Andi sambil tersenyum.4122Please respect copyright.PENANAPwPGHlpEga
4122Please respect copyright.PENANAOzaVCzmDHe
“Isna”4122Please respect copyright.PENANApkY64GWzAs
4122Please respect copyright.PENANAx4rgCFGRTo
*4122Please respect copyright.PENANAue2u21Bl3s
*4122Please respect copyright.PENANA9dXhXmCNrE
*4122Please respect copyright.PENANAjdDOxLV4z4
*4122Please respect copyright.PENANAAwQkjC5Xjy
*4122Please respect copyright.PENANAqnsBAp24U8