#29 Pukulan Telak5711Please respect copyright.PENANAKCB1Cgwqlk
5711Please respect copyright.PENANALqeUid5QxN
5711Please respect copyright.PENANAeeDTj5QANL
Hari minggu pagi, sekitar jam 9 Cita sudah selesai bersih-bersih rumah. Sebenarnya dia masih malas untuk melakukan apapun, karena sampai saat ini dia masih sangat khawatir dengan dm yang dikirim kepadanya beberapa hari yang lalu. Sebenarnya, dm itu sudah lebih dari seminggu dikirim, tapi memang baru beberapa hari yang lalu dia buka.5711Please respect copyright.PENANALGXLjMlJlj
5711Please respect copyright.PENANA7CodGvxMqw
Dia masih kepikiran, siapa yang mengirimnya, dan apa tujuan dari si pengirim itu. Apalagi dia juga sudah sempat membalas untuk menanyakan apa mau orang misterius itu, tapi belum dibalas sampai sekarang. Ditambah lagi, sejak beberapa hari yang lalu, pak Bowo memang tidak lagi muncul dirumah ini. Memang dia yang meminta pak Bowo untuk tak lagi menemuinya, tapi karena pak Bowo bilang akan mencari orang itu dan membuat perhitungan, dan juga menyuruhnya untuk menunggu kabar, membuatnya semakin khawatir.5711Please respect copyright.PENANA2ZAQKv1cUx
5711Please respect copyright.PENANA0dMBzoqqEw
Sampai hari ini, belum ada kabar sama sekali dari pak Bowo. Dia berharap, segera ada kabar dari lelaki itu. Hanya sekedar kabar tentang hasil pencarian orang misterius itu saja, sehingga dirinya bisa tenang. Namun lebih daripada itu, dia sudah benar-benar memutuskan untuk tidak mau bertemu dengan pak Bowo lagi. Dia sudah benar-benar menyesali perbuatannya, meskipun sampai sekarang dia belum bilang apa-apa kepada ibu mertuanya.5711Please respect copyright.PENANA3KPetPC5fx
5711Please respect copyright.PENANAJ9VGv6WpJF
Ibu mertuanya sendiri tidak lagi membahas hal itu. Melihat Cita yang kadang seperti orang linglung, membuat ibu mertuanya menganggap bahwa Cita masih memikirkan penyesalan atas perselingkuhannya, dan dia memutuskan untuk menunggu Cita merasa lebih baik baru diajak ngobrol masalah itu. Tapi dia tak tahu, apa yang dipikikan Cita ternyata lebih berat daripada itu.5711Please respect copyright.PENANAm7PQEcblVA
5711Please respect copyright.PENANAmgYqOGz9lV
Dan pagi ini, terlihat ibu mertua Cita dan juga Putra sudah rapi. Mereka akan pergi hari ini. Sedangkan Cita masih memakai daster rumahan seperti biasa saat sedang mengerjakan pekerjaan rumah tangganya.5711Please respect copyright.PENANAasqcPRV5P1
5711Please respect copyright.PENANA57tzR3Kuf9
5711Please respect copyright.PENANAKPnooOpvie
“Cit, kamu mau ikut nggak?” tanya ibu mertuanya.5711Please respect copyright.PENANALQXPPk5gzA
5711Please respect copyright.PENANAAAketyjTGi
“Emang mau kemana bu? Cita kayaknya dirumah aja deh, pengen istirahat” jawab Cita.5711Please respect copyright.PENANAwV3teIcyce
5711Please respect copyright.PENANAcaNYAFkufB
“Kamu kenapa nak? Kamu sakit?”5711Please respect copyright.PENANAPyoC3yG03M
5711Please respect copyright.PENANAK0jwVDAtqw
“Hmm, nggak tahu bu, cuma kurang enak badan aja. Mungkin istirahat sebentar nanti juga baikan kok”5711Please respect copyright.PENANAvwo94Yk6o9
5711Please respect copyright.PENANAVOGpKJTdzj
“Yaudah kalau gitu, baik-baik dirumah ya. Ibu sama Putra pergi dulu”5711Please respect copyright.PENANALeXTfxLJ51
5711Please respect copyright.PENANAtWlo4cKFSd
“Iya bu hati-hati”5711Please respect copyright.PENANATm9VtXrsYx
5711Please respect copyright.PENANAYeGr4dDrPV
5711Please respect copyright.PENANA82nFoAxSmr
Akhirnya ibu mertuanya hanya pergi berdua dengan Putra. Cita hanya mengantarnya sampai didepan rumah saja, dimana taksi online yang dipesan sudah menunggu. Setelah ibu mertuanya berangkat, Cita masuk lagi kedalam rumah untuk duduk beristirahat sebentar diruang tengah.5711Please respect copyright.PENANAoB8T7pifmL
5711Please respect copyright.PENANAGIFmBqzIZh
Sebenarnya Cita tidak ikut ajakan ibu mertuanya bukan karena dia ingin istirahat, tapi karena dia ada rencana lain hari ini. Dia ingin menemui seseorang, yang tak lain adalah Nada. Dari kemarin, Cita sudah berpikir masak-masak. Dia rupanya tak kuat menanggung beban ini sendirian. Dia ingin bisa berbagi dengan orang lain. Paling tidak, orang itu mau mendengarnya, meskipun pada akhirnya akan menghakiminya, menyalahkannya, bahkan menghujatnya, dia siap. Yang pasti, dia ingin berbagi.5711Please respect copyright.PENANAjY3NpJcaqY
5711Please respect copyright.PENANAKNWXb9EDCM
Seharusnya, memang dia mencurahkan isi hatinya itu kepada ibu mertuanya, orang yang paling dekat dan paling bisa mengerti dia. Terlebih lagi, dengan curhat ke ibu mertuanya, maka aib ini tidak akan menyebar terlalu luas dan hanya diketahui oleh keluarganya saja. Tapi, Cita tidak siap untuk bercerita kepada ibu mertuanya. Dia terlalu takut dan malu, mengingat betapa baik dan sayangnya ibu mertuanya kepadanya.5711Please respect copyright.PENANAErcIFY0ZUO
5711Please respect copyright.PENANApUtYorQ2pZ
Dan akhirnya pilihan Cita jatuh kepada Nada, satu-satunya sahabat yang dia punya dan dia percaya saat ini. Dia merasa tak memiliki teman lain lagi yang bisa diajak cerita mengenai hal ini. Karena sebelumnya, saat dia bermasalah dengan Andi dulu, dengan Nada lah dia bercerita. Meskipun saat itu Gunawan juga sempat ikut mendengar ceritanya, tapi diapun percaya pada Gunawan. Dan bila hari ini ada Gunawan juga dirumah Nada, dia juga sudah siap, karena dia percaya pada mereka berdua.5711Please respect copyright.PENANA2mRbkBWYNJ
5711Please respect copyright.PENANA4b0yoyIPtl
Akhirnya setelah merasa cukup beristirahat, Cita kemudian mandi. Setelah mengganti baju, dia tak langsung berangkat. Dia kembali duduk diruang tengah. Kembali hatinya terasa bimbang. Haruskah dia menceritakan hal ini kepada Nada? Bagaimana kira-kira reaksi Nada nanti? Apakah Nada akan menertawakannya karena telah benar-benar berselingkuh dan tuduhan Andi menjadi benar adanya? Atau apakah Nada akan bersimpati padanya?5711Please respect copyright.PENANAevSwwM56ii
5711Please respect copyright.PENANAMTNLRrDaX2
Dan jika ada Gunawan disana, bagaimana pula reaksi Gunawan? Akankah dia juga bersimpati padanya? Atau justru memandangnya sebagai perempuan murahan yang rela memberikan hati dan tubuhnya kepada pria lain demi sebuah kenikmatan duniawi?5711Please respect copyright.PENANAYhTNL6N6wY
5711Please respect copyright.PENANAWAr6bNwoim
Padahal semalam Cita sudah memantapkan diri untuk menemui Nada, dan kalaupun Gunawan ada disana, dengan dia juga. Dia sudah menyiapkan diri menghadapi apapun reaksi dari mereka. Tapi kini tiba-tiba dia jadi merasa ragu lagi.5711Please respect copyright.PENANA81z47yFPcc
5711Please respect copyright.PENANACrvvt0Bk7W
Setelah berdiam diri disana, setelah mengela nafas yang cukup panjang, kembali Cita memantapkan dirinya, menyiapkan hatinya, untuk apapun yang akan dia terima dari Nada dan Gunawan nanti setelah mendengar ceritanya. Dia siap. Yang terjadi, terjadilah.5711Please respect copyright.PENANAUbSjxEyu4w
5711Please respect copyright.PENANA9nxnBE1Tqd
*5711Please respect copyright.PENANAgHCJuMDeH0
*5711Please respect copyright.PENANAmb4nMFRRJw
*5711Please respect copyright.PENANAykPRKPY6mI
*5711Please respect copyright.PENANAC2NdFnbOL7
5711Please respect copyright.PENANARSeda30PbC
Sementara itu, ibu mertua Cita telah sampai ditempat tujuannya. Dia memang tak memberi tahu kemana akan pergi kepada Cita. Harapannya, Cita yang terlihat sedang suntuk dan banyak pikiran, mau ikut dengannya. Dan yang pasti, ketika sampai ditempat ini, dia akan sangat terkejut. Mungkin akan senang, atau entah seperti apa. Tapi sayang, dia tidak ikut.5711Please respect copyright.PENANAYK4szyKmiB
5711Please respect copyright.PENANAuGRDSavKy6
Setelah membayar ongkos taksi, diapun turun menggendong Putra. Memasuki tempat yang dia tuju, dia disapa oleh seorang penjaga yang sudah cukup mengenalnya dan juga Putra karena sering berkunjung kemari.5711Please respect copyright.PENANApetPvxrK7m
5711Please respect copyright.PENANAAPn0u1ebaV
5711Please respect copyright.PENANAfctaVlZmde
“Selamat pagi bu Warni, selamat pagi Putra” sapa penjaga itu.5711Please respect copyright.PENANA8147f7boqw
5711Please respect copyright.PENANAx4gUdOfSxt
“Selamat pagi om Galih” balas ibu mertua Cita.5711Please respect copyright.PENANA5qYvQYmpvH
5711Please respect copyright.PENANAHWJdsDjFIU
“Mau jemput mas Andi bu?” tanya penjaga itu.5711Please respect copyright.PENANAC8Jg6g2LI4
5711Please respect copyright.PENANA1XfzSLs5mL
“Iya mas, kan hari ini dia keluar” jawab ibu Andi sambil tersenyum.5711Please respect copyright.PENANAkuDRbrYrbd
5711Please respect copyright.PENANAQ2q7AozYci
“Iya bu, silahkan ditunggu disana dulu” ucap penjaga itu sambil menunjuk kekursi tunggu. “Mas Andi kayaknya tadi lagi siap-siap, mungkin bentar lagi keluar” lanjutnya.5711Please respect copyright.PENANABMSjwIy2Ma
5711Please respect copyright.PENANA0myjpNxy08
“Makasih mas”5711Please respect copyright.PENANApXYNV2Xd5M
5711Please respect copyright.PENANAU8m2YnHkyn
5711Please respect copyright.PENANAq9Ox8oFCpN
Ibu Andi dan Putra kemudian menuju ke kursi tempat menunggu seperti yang ditunjuk oleh penjaga tadi. Mereka berdua memang menuju ke lapas, tempat Andi dipenjara. Dan hari ini, Andi dibebaskan. Belum waktunya memang, tapi ada sesuatu yang bisa membuat Andi bebas hari ini, yang Andi belum mau menceritakan apa sebabnya kepada ibunya.5711Please respect copyright.PENANAIF8Z5cX9Qy
5711Please respect copyright.PENANA3PpaIzQoPC
Sekitar 15 menit mereka menunggu. Tak terasa karena tingkah Putra cukup menghibur disitu. Mereka juga didatangi dan disapa beberapa orang petugas disitu yang memang sudah merasa cukup akrab dengan mereka, terutama Putra. Tak berapa lama kemudian, Andi keluar dengan membawa sebuah tas ransel kecil.5711Please respect copyright.PENANANmGMuvZTk5
5711Please respect copyright.PENANATHiRYjThxs
Penampilan Andi terlihat cukup segar dan rapi. Tubuhnya juga terlihat lebih berisi, karena selama didalam penjara ini cukup banyak kegiatan yang dia lakukan. Dia tersenyum melihat ibu dan anaknya sudah menunggunya, namun agak kecewa karena tidak ada Cita yang ikut menjemputnya. Tapi dia segera menghampiri ibunya, mencium tangannya lalu memeluknya. Kemudian dia menggendong, memeluk dan menciumi Putra yang tertawa-tawa dan terlihat geli diciumi oleh ayahnya.5711Please respect copyright.PENANA2MhDv3nUEl
5711Please respect copyright.PENANA7z6cTBNGl9
5711Please respect copyright.PENANAvllxWXqx3y
“Sehat Di?” tanya ibunya.5711Please respect copyright.PENANA4KtHVOxLwg
5711Please respect copyright.PENANApEdig2QQLx
“Alhamdulillah, seperti yang ibu lihat” jawab Andi sambil tersenyum.5711Please respect copyright.PENANA0Ovtea01Fn
5711Please respect copyright.PENANAprA8CXjcDu
“Yaudah, yuk pulang” ajak ibunya.5711Please respect copyright.PENANAiuYJfT3XFS
5711Please respect copyright.PENANA4nUEFfBGQ2
“Iya bu, ayo”5711Please respect copyright.PENANAPw7oUiLxsE
5711Please respect copyright.PENANAiEbu8agd1c
5711Please respect copyright.PENANAhkjmp6f5V8
Setelah bersalaman dengan para petugas lapas dan berpamitan, juga sempat mendapat sedikit wajangan dan nasehat dari para petugas lapas, merekapun akhirnya meninggalkan tempat yang sudah beberapa bulan menjadi tempat tinggal Andi itu.5711Please respect copyright.PENANAhNDPTBD5d1
5711Please respect copyright.PENANAn8CpmBKB81
Sesaat, Andi berbalik dan menatap lapas itu. Dia tersenyum, mengingat apa yang selama ini dia alami disana.5711Please respect copyright.PENANAS9WeoU1q0G
5711Please respect copyright.PENANA1wcs77f2eu
Saat pertama kali masuk kesini, Andi memang sudah ketakutan. Cerita dari polisi yang mengatarnya benar-benar membuatnya takut. Apalagi dia dipenjara karena kasus kekerasan pada seorang perempuan. Dan kabar bahwa pelaku kekerasan terhadap perempuan akan mendapatkan perlakuan buruk seperti kekerasan fisik atau kekerasan seksual sangat menghantuinya.5711Please respect copyright.PENANAoJ0FUdk6h1
5711Please respect copyright.PENANASh9MVrWnMQ
Dan memang benar, hari-hari pertama didalam penjara itu, Andi sempat mengalami ‘ospek’ dari para napi senior. Beberapa kali dia mendapatkan pukulan diwajah dan tubuhnya. Namun nasibnya itu terselamatkan beberapa minggu setelahnya, saat ada seorang narapidana masuk ke lapas ini. Narapidana itu begitu masuk langsung disegani oleh para napi lainnya, karena dia termasuk salah satu preman yang menguasai hampir semua lahan parkir dikota ini.5711Please respect copyright.PENANAirXw9HaLu9
5711Please respect copyright.PENANArFuAt6Wfxg
Hanya lahan parkir, memang. Tapi dikota kecil seperti ini, keberadaan preman seperti dirinya tentu saja sangatlah disegani. Apalagi meskipun statusnya adalah seorang preman, bukan berarti dia seenaknya saja sering melakukan kejahatan. Kalau anak buahnya, memang iya. Tapi kalau dia, jarang sekali. Dia ditangkap dan dipenjara karena kasus penganiayaan terhadap seorang pejabat dikota ini. Sebenarnya bukan sepenuhnya salah dia, karena memang pejabat itu terlalu arogan, hingga membuat mereka adu mulut, dan si preman itu lepas kendali hingga memukulnya. Hanya sekali pukul sebenarnya, tapi berhadapan dengan orang yang sok berkuasa, tentu akan jadi panjang masalahnya, hingga akhirnya preman itu berakhir dipenjara.5711Please respect copyright.PENANA5jiBb5IhxP
5711Please respect copyright.PENANAnmbTfVKl3D
Hari pertama preman itu berada didalam penjara, dia melihat seseorang memukuli Andi. Karena merasa familiar dengan Andi, diapun menghentikan aksi itu dan menyuruh napi yang memukul Andi pergi. Meskipun statusnya napi senior, tapi karena mengenal siapa preman bertubuh tinggi besar itu, napi itu takut juga dan akhirnya pergi.5711Please respect copyright.PENANA3d8iKzBupH
5711Please respect copyright.PENANAYi6P4foZ5Y
Dan ternyata benar, napi itu mengenal Andi sebagai orang yang bekerja di bank tak jauh dari tempat dia biasa nongkrong. Andipun juga mengenalnya karena cukup sering bertemu dengan preman itu, bahkan beberapa kali membelikan preman itu rokok ataupun minuman. Akhirnya merekapun berkenalan dan saling tukar cerita. Preman itu sempat tertawa mendengar sebab kenapa Andi dipenjara, tapi tidak sampai melakukan pemukulan seperti napi-napi lainnya. Bahkan sejak saat itu dia berteman dengan Andi. Dan karena pertemanannya dengan si preman, akhirnya Andi terbebas dari bullyan didalam penjara.5711Please respect copyright.PENANArFdq20lEqR
5711Please respect copyright.PENANAUG3WCw8dZO
Selanjutnya, hari-hari Andi didalam penjara diisi dengan mengikuti berbagai kegiatan yang disiapkan oleh para sipir. Kegiatan-kegiatan itu beberapa ada yang menguras fisik. Bagi Andi, tak ubahnya seperti sebuah latihan fisik, yang pada akhirnya sekarang membentuk tubuhnya menjadi lebih berotot.5711Please respect copyright.PENANAShQxio5SR1
5711Please respect copyright.PENANA6AMDl0LPZF
5711Please respect copyright.PENANA2pReYqjkMv
“Di, kenapa?” tanya ibunya saat melihat Andi melamun, yang membuyarkan lamunannya.5711Please respect copyright.PENANAiTzYD75tbW
5711Please respect copyright.PENANAk1qTCAFoHw
“Ah nggak kok bu, cuma keinget aja hari-hari disini, hehe” jawab Andi.5711Please respect copyright.PENANAnUKBoebn2y
5711Please respect copyright.PENANAhHxwtbD9R3
“Emangnya kenapa? Kamu bilang kamu baik-baik aja dipenjara? Udah nggak pernah dipukuli lagi kan?” tanya ibunya. Dia baru tahu kalau Andi pernah dipukuli saat Andi cerita, tapi pemukulan itu sudah lama berlalu.5711Please respect copyright.PENANAPJrTFHJh0I
5711Please respect copyright.PENANAlpq8TTBNTQ
“Nggak kok bu, emang udah nggak pernah dipukulin sejak Andi deket sama Toni” jawab Andi.5711Please respect copyright.PENANAEFV0HzCKNi
5711Please respect copyright.PENANACkCaujPZe8
“Ooh. Lha terus yang kamu inget-inget tadi apa emangnya?”5711Please respect copyright.PENANAeoC2cszxmE
5711Please respect copyright.PENANAXQ3XC6i6bO
“Ya temen-temen Andi disitu, terus sipir-sipirnya juga. Sama kegiatan-kegiatan Andi selama didalam bu. Yaudah, mending kita pulang aja bu sekarang” ucap Andi.5711Please respect copyright.PENANAWu4QgnZLdV
5711Please respect copyright.PENANAV5FaKaX5TV
5711Please respect copyright.PENANAOu6DymFti1
Ibunya mengangguk, dan merekapun mencegat taksi yang mangkal disekitar situ. Dalam perjalanan pulang, nampak mereka tertawa-tawa mendengar celotahan Putra. Anak itu nampak senang sekali karena ayahnya sudah akan pulang. Putra memang masih belum mengerti tentang penjara, yang dia tahu, ayahnya di lapas itu sedang bekerja. Dan saat ini, hari ini, ayahnya akan pulang. Dia senang karena bisa bermain lagi setiap hari ayahnya.5711Please respect copyright.PENANALvoqbZAyjb
5711Please respect copyright.PENANAoNeELNJjfu
Perjalanan hari itu terasa lancar dan akhirnya mereka sampai dirumah. Terlihat pintu rumah tertutup rapat. Andi sempat mengecek garasi, dan ternyata motor Cita juga tidak ada.5711Please respect copyright.PENANAVBTWjMwSPM
5711Please respect copyright.PENANAzDDdPb6CSh
5711Please respect copyright.PENANA6GKUgFjbgl
“Cita lagi keluar bu” ucap Andi.5711Please respect copyright.PENANA9kP3FB4jFY
5711Please respect copyright.PENANAhT5NiPCZJQ
“Loh, tadi dia bilang mau istirahat katanya” jawab ibunya.5711Please respect copyright.PENANAnfqnYNxZwg
5711Please respect copyright.PENANA0fgKtQFvvh
“Coba itu tanya dia lagi dimana”5711Please respect copyright.PENANAgmGvBtjegq
5711Please respect copyright.PENANAyzZNSZXCe4
“Bentar ya”5711Please respect copyright.PENANAWtA3XLkFiM
5711Please respect copyright.PENANAyMUbPCyr7S
5711Please respect copyright.PENANAL9V6cC9UCa
Ibu Andi lalu mencoba menghubungi Cita. Setelah berbicara beberapa saat melalui telpon, dia menghampiri Andi.5711Please respect copyright.PENANAkbdIc5ZDnQ
5711Please respect copyright.PENANAKKhn48SNig
5711Please respect copyright.PENANAsYMIILGclq
“Cita lagi dirumah Nada”5711Please respect copyright.PENANAC3S261w7xP
5711Please respect copyright.PENANAyssLPTzjtW
“Ooh gitu. Yaudah biar Andi susul kesana bu”5711Please respect copyright.PENANAabq9CyYCyB
5711Please respect copyright.PENANAN5T9yxeOSR
“Kamu nggak istirahat dulu?”5711Please respect copyright.PENANAqbmE3AONMg
5711Please respect copyright.PENANApetqUbGS35
“Nggak bu, Andi udah kangen banget sama Cita, Andi pengen cepet-cepet ketemu dia, hehe”5711Please respect copyright.PENANA9LbS02zvLN
5711Please respect copyright.PENANA8Mctp9ycYR
“Hmm nak, apa nggak sebaiknya ditunggu dirumah aja? Dia, mungkin, hmm…” ibunya terlihat ragu untuk menceritakan apa yang dia tahu, apa yang dia pikirkan, kepada Andi.5711Please respect copyright.PENANA41KVP5tFTU
5711Please respect copyright.PENANAp6yq9DZoi4
5711Please respect copyright.PENANAcChR6ofuN4
Melihat ibunya yang sepertinya ragu untuk bercerita, Andi tersenyum lalu memeluk ibunya. Ibunya tentu heran dengan sikap Andi ini. Kemudian Andi melepaskan pelukannya dan masih tetap tersenyum pada ibunya.5711Please respect copyright.PENANAOTXRlbrMT1
5711Please respect copyright.PENANA66z1ZEnECk
5711Please respect copyright.PENANAe51XY9smsd
“Bu, ibu tenang aja. Andi udah tahu semuanya” ucap Andi dengan tenang.5711Please respect copyright.PENANAmlGKsEXsB3
5711Please respect copyright.PENANAelwEiIJJ01
“Maksud kamu?”5711Please respect copyright.PENANAaFSIU1DCkg
5711Please respect copyright.PENANATxEMsYpfea
“Semuanya bu, Andi udah tahu. Dan ibu nggak usah khawatir, Andi akan nemuin Cita, dan bawa Cita pulang lagi kerumah ini. Andi akan membawa Cita pulang baik-baik, dan Andi akan mencoba membawa Cita pulang dengan tersenyum” jawab Andi, masih tenang dan tersenyum.5711Please respect copyright.PENANA3oE2GkNdDk
5711Please respect copyright.PENANAaTsSILGpyS
5711Please respect copyright.PENANAcM7N4jhkPK
Ibunya sebenarnya belum begitu paham maksud Andi, tapi melihat senyum dan ketenangan Andi, dia sedikit bernafas lega, dan berharap semuanya akan baik-baik saja. Diapun akhirnya mengangguk dan memberi ijin Andi untuk menjemput Cita.5711Please respect copyright.PENANAHWEDc7Ednw
5711Please respect copyright.PENANAhnLewaBYtm
Setelah mendapat ijin dari ibunya, Andi segera menuju mobilnya. Memanaskan mesinnya sebentar, karena mobilnya sudah jarang sekali digunakan, karena baik Cita maupun ibunya tidak ada yang bisa mengendarainya. Mereka hanya sesekali saja menyalakannya untuk memanaskan mesin mobil itu. Setelah dirasa cukup, barulah Andi memacu mobilnya dengan santai menuju rumah Nada.5711Please respect copyright.PENANARH8bJVOyvs
5711Please respect copyright.PENANATquXrnUgIw
5711Please respect copyright.PENANAVSWo7snF0A
“Tunggulan istriku sayang, aku akan menjemputmu. Aku akan membawamu pulang, dan kita akan memulai semuanya lagi, dari awal.”5711Please respect copyright.PENANAd2HZO045Xe
5711Please respect copyright.PENANAaPSznbn4Fj
*5711Please respect copyright.PENANAM6KtqpWoez
*5711Please respect copyright.PENANAsf4JrrINvd
*5711Please respect copyright.PENANAoxKRfug1RW
*5711Please respect copyright.PENANA4JIRVB7fHx
5711Please respect copyright.PENANAjpXc12op1X
Beberapa saat sebelumnya5711Please respect copyright.PENANA1hGLO7xtM3
5711Please respect copyright.PENANACf1QWUX4lb
Meskipun sudah memantapkan hatinya, tetap saja dada Cita berdebar kencang selama perjalanan menuju rumah Nada. Dalam hati dia berharap yang ada dirumah hanyalah Nada, tidak perlu ada Gunawan, sehingga dia bisa lebih bebas bercerita. Jadi meskipun nantinya Nada akan menghakiminya, dia akan lebih siap, ketimbang kalau disitu ada Gunawan juga.5711Please respect copyright.PENANASdVpCjQ0ll
5711Please respect copyright.PENANACXFyNiMt24
Semakin dekat dengan rumah Nada membuat perasaan Cita makin tak karuan, detak jantungnya juga terasa makin kencang. Dia sedikit mengurangi kecepatan motornya, sambil berpikir, benarkah keputusannya untuk bercerita pada Nada. Kalau misalnya dia mengurungkan niatnya, maka masih belum terlambat untuk putar balik dan pulang kerumahnya.5711Please respect copyright.PENANAt4AfxrP4vp
5711Please respect copyright.PENANAmefda7AWs2
Tapi, pulang kerumah hanya akan membuat batinnya makin tersiksa. Bebannya juga tidak akan berkurang. Dia memang butuh tempat berbagi. Apalagi sudah 4 hari lamanya pak Bowo yang katanya mau mencari informasi soal orang misterius yang mengirimkan dm kepadanya, belum ada kabarnya sama sekali, dan tentu saja Cita enggan untuk menghubungi dan bertanya terlebih dahulu karena dia sudah meminta pak Bowo untuk tak lagi menemuinya.5711Please respect copyright.PENANAeYi52xGSP4
5711Please respect copyright.PENANAJvq1z3zX2B
Akhirnya, Cita sampai juga dirumah Nada. Dia parkirkan motornya dihalaman rumah Nada. Rumah itu terlihat sepi, tapi dia tahu kalau Nada ada dirumah. Dia berdiri mematung sebentar, lalu menarik nafas panjang dan menghembuskannya lagi, untuk sekali lagi memantapkan hatinya. Perlahan dia melangkah mendekati pintu rumah Nada.5711Please respect copyright.PENANAQC0jLWwTuS
5711Please respect copyright.PENANAnYi520Pv2j
Tok tok tok5711Please respect copyright.PENANAPvSB5AyVXb
5711Please respect copyright.PENANAUkR4QOS05v
Dia ketuk perlahan pintu rumah itu, namun tak ada jawaban dari dalam. Sekali lagi dia ketuk dengan agak keras, tapi masih belum ada juga jawaban dari dalam. Dia sempat berpikir, apakah sebenarnya Nada tidak ada dirumah? Tapi mobilnya ada, terparkir ditempat biasanya.5711Please respect copyright.PENANAryZqJ5zyGW
5711Please respect copyright.PENANAqYGyafSAiX
Tok tok tok5711Please respect copyright.PENANABxiW2Dk3hk
5711Please respect copyright.PENANAhiz5bymiLN
Sekali lagi Cita mengetuk pintu rumah Nada. Masih juga belum ada jawaban. Lalu pikiran Cita jadi ragu. Ragu apakah memang Nada tidak ada dirumah. Apakah Nada sedang pergi dengan orang lain? Dan juga perasaan ragu, apakah dengan tidak adanya Nada itu tandanya dia memang tidak diperbolehkan untuk menceritakan apa yang menjadi beban pikirannya kepada orang lain?5711Please respect copyright.PENANAanYPkFZq4E
5711Please respect copyright.PENANAIgowaxsq3B
Cita menghela nafas panjangnya. Mungkin memang benar, dia tak harus menceritakan hal itu kepada orang lain. Lalu dia memutuskan untuk sekali lagi mengetuk pintu rumah ini, kalau memang benar-benar tidak ada jawaban, tidak ada orang dirumah, maka dia akan pulang. Menyimpan semua beban pikirannya itu seorang diri, entah sampai kapan.5711Please respect copyright.PENANAQ5DLvnEF7n
5711Please respect copyright.PENANA2SliJooDp9
Tok tok tok5711Please respect copyright.PENANALFS1pFf3N9
5711Please respect copyright.PENANAGad3kAs8Wm
Tak ada jawaban, dan membuat Cita tertunduk lesu. Dia sudah putus asa, sudah mengira bahwa memang dia harus menanggung beban pikirannya ini seorang diri. Perlahan air matanya turun, menetes membasahi pipinya. Dia sudah akan beranjak meninggalkan rumah ini, ketika tiba-tiba terdengar handle pintu bergerak, dan tak lama kemudian pintu terbuka.5711Please respect copyright.PENANArT8OJS9yGz
5711Please respect copyright.PENANACkI7nBiwgb
5711Please respect copyright.PENANA1bkuwqoKtz
“Cita?”5711Please respect copyright.PENANAtt6t6idk2f
5711Please respect copyright.PENANA5MppbT7Wsb
“Mbak Nadaaaa… hiks…”5711Please respect copyright.PENANAsrl4JJXrFS
5711Please respect copyright.PENANAwwZsrE2yH1
5711Please respect copyright.PENANAGITNxOM8ui
Begitu pintu terbuka, Cita langsung saja menghambur memeluk Nada. Dipeluknya sahabatnya itu erat-erat. Nada, tentu saja sangat terkejut. Pertama, dia terkejut sekaligus lega karena ternyata yang datang adalah Cita, bukan pak Bowo seperti yang dia takutkan. Lalu, dia terkejut dengan tingkah Cita, yang datang-datang langsung menangis dan menghambur kearahnya, memeluknya erat-erat. Memang belum jelas apa masalahnya, tapi Nada menebak bahwa tingkah Cita yang menangis dan langsung memeluknya ini pasti ada kaitannya dengan pak Bowo.5711Please respect copyright.PENANAolxOrVuMqT
5711Please respect copyright.PENANAUbStgTRXnE
Apakah Cita kesini ada hubungannya dengan pak Bowo? Apa dia mau cerita sama aku? Batin Nada.5711Please respect copyright.PENANAOdebc9WEM3
5711Please respect copyright.PENANAFHyDKBoSmR
Akhirnya Nada menari tubuh Cita yang masih terus memeluknya kedalam rumah, sambil sedikit menutup pintu rumahnya. Dia membawa Cita keruang tengah tempatnya duduk melamun tadi. Sesampainya disana dia mengajak Cita duduk. Tanpa melepas pelukannya, Citapun ikut duduk. Dia masih terus menangis dipelukan Nada. Nada membiarkannya, sembari membalas pelukan Cita, sesekali membelai punggung dan kepala sahabatnya itu. Dia membiarkan Cita menangis menumpahkan semuanya, baru nanti dia akan bertanya apa masalahnya.5711Please respect copyright.PENANAC4r0fR2Fu3
5711Please respect copyright.PENANAyCB2SnBIdb
Cukup lama Cita menangis hingga Nada merasa tangisan Cita mulai mereda. Pelukan Citapun sudah mulai renggang. Akhirnya Nada bisa menatap wajah Cita, dan dengan lembut dia bantu untuk mengusap air mata dipipi Cita.5711Please respect copyright.PENANA5jdWz2OVO9
5711Please respect copyright.PENANAHL2wXTOHDw
5711Please respect copyright.PENANAMKKWgj9iWS
“Ada apa Cit? Kamu lagi ada masalah?” tanya Nada dengan lembut.5711Please respect copyright.PENANANBHgbeagvd
5711Please respect copyright.PENANA5UJfeqCOIG
Cita menganggukan kepalanya. “Iya mbak”5711Please respect copyright.PENANAvR01Lbg2jR
5711Please respect copyright.PENANASDcSkCrTAI
5711Please respect copyright.PENANAeEsVt3HCTB
Nada tersenyum melepaskan pelukan Cita. Dia bangkit untuk mengambilkan air minum untuk Cita. Dia tak ingin buru-buru bertanya. Selain karena untuk memberikan waktu kepada Cita untuk menata hatinya setelah menangis, dia sendiri juga ingin mempersiapkan dirinya sendiri. Jika memang Cita akan bercerita tentang pak Bowo, maka dia juga bertekad akan menceritakan apa yang terjadi pada dirinya, yang juga berkaitan dengan pak Bowo. Dia merasa, ini adalah saat yang tepat baginya untuk berbagi, mengingat orang yang akan dia ajak berbagi, mungkin bernasib sama sepertinya. Mungkin.5711Please respect copyright.PENANAh68ezw2HFG
5711Please respect copyright.PENANAgmfUVxXtdI
5711Please respect copyright.PENANAvJuz2Al5dT
“Nih diminum dulu” ucap Nada sambil memberikan segelas air putih kepada Cita, sambil dia kembali duduk disebelah Cita.5711Please respect copyright.PENANAg1Y8vJqLlN
5711Please respect copyright.PENANAcAvLvf33iQ
“Makasih mbak” jawab Cita yang sudah mulai tenang, tangisnya sudah berhenti, dan air yang diberikan Nada kepadanya membuatnya sedikit lebih tenang.5711Please respect copyright.PENANASRBM2OzvPY
5711Please respect copyright.PENANAFj0ZzfZIi0
“Jadi kamu lagi ada masalah apa? Sini cerita sama aku” ucap Nada.5711Please respect copyright.PENANAfpDpFODpi1
5711Please respect copyright.PENANAINFvAWuB3a
“Hmm…” Cita hanya bergumam, sambil berpikir. Dia bingung harus memulai ceritanya dari mana.5711Please respect copyright.PENANAT8tH40645V
5711Please respect copyright.PENANA4xLF51yUOP
5711Please respect copyright.PENANA5lFK8FCU36
Dia kembali dihinggapi rasa ragu. Tapi dia tahu, dia sudah tak mungkin mundur lagi dan membatalkan semuanya. Dia sudah terlanjur sampai disini, bahkan sudah menangis dipelukan Nada. Meskipun dia tahu Nada tak akan memaksanya bila memang dia akan membatalkan, tapi Nada juga pasti akan sangat penasaran dibuatnya. Dia akan menceritakannya, hanya bingung harus memulai dari mana.5711Please respect copyright.PENANAr728rqPdjG
5711Please respect copyright.PENANAwn0kNXvVbM
Nada sendiri mencoba tersenyum melihat Cita. Dia tahu sahabatnya itu masih bingung, karena jika dia dalam posisi yang sama, dia juga pasti seperti itu. Dan dia memang tidak ingin memaksa Cita. Dia akan membiarkan, dan berharap Cita memulai ceritanya, karena nanti dia juga akan bercerita kepada Cita, tentang semua yang dia alami, semuanya.5711Please respect copyright.PENANAO5BJuIzSXD
5711Please respect copyright.PENANA1kfn3Y2NHR
5711Please respect copyright.PENANAlcXDlYpyJ4
“Mbak, hmm, sebenarnya aku malu untuk menceritakannya, tapi, hmm, cuma mbak yang aku punya. Cuma mbak Nada yang bisa aku percaya, jadi aku mohon mbak, apapun yang aku ceritakan, mbak jangan cerita ke siapa-siapa ya” ucap Cita.5711Please respect copyright.PENANAJMF59HjN8a
5711Please respect copyright.PENANAOcaC3Jx0sD
5711Please respect copyright.PENANAOyMKeXbNnj
Untuk sesaat, hati Nada terasa sakit mendengar ucapan Cita. Betapa Cita begitu mempercayainya, tapi dia ingat apa yang dia lakukan. Memang, secara langsung dia tak menjerumuskan Cita, tapi mengetahui sahabatnya sedang diincar oleh seorang penjahat kelamin, dia hanya bisa diam saja, tak bisa berbuat apapun termasuk memperingatkan Cita, hanya demi menyelamatkan harga dirinya sendiri. Tapi Nada berusaha untuk menyembunyikan hal itu saat ini, lalu diapun tersenyum dan mengangguk.5711Please respect copyright.PENANAcARiUFbdnQ
5711Please respect copyright.PENANAQbAfB3D4IR
5711Please respect copyright.PENANA3ydOZ01Psl
“Apapun cerita kamu, akan aku dengarkan. Apapun masalah kamu, aku nggak akan ceritain kesiapapun” ucap Nada.5711Please respect copyright.PENANAH3ksG3GXkn
5711Please respect copyright.PENANAzUUS5ybKd5
Citapun tersenyum mendengarnya. “Ini semua, tentang, hmm, tentang… tentang aku sama pak Bowo” ucap Cita sambil menunduk, malu.5711Please respect copyright.PENANAT9CqvWEeLT
5711Please respect copyright.PENANAho19LhvGI6
“Pak Bowo?”5711Please respect copyright.PENANAgoMc7K7GJe
5711Please respect copyright.PENANAITUebSlgLc
Cita mengangguk. “Iya mbak. Sebenarnya, hmm, sebenarnya, aku sama pak Bowo, hmm, kami ada, hmm… ada sesuatu”5711Please respect copyright.PENANAAmWzxY5G2q
5711Please respect copyright.PENANA2E0Jnf86bc
“Sesuatu?”5711Please respect copyright.PENANApPuWHsJFNY
5711Please respect copyright.PENANAwcyTW0Mems
5711Please respect copyright.PENANA1XdnCcUEv4
Cita kembali mengangguk, tapi tak langsung meneruskan ceritanya. Dia sedang berusaha memilih kata-kata apa yang harus dia sampaikan ke Nada. Nada yang melihat sahabatnya kembali ragu, memegang tangan Cita dan menggenggamnya. Dia ingin meyakinkan sahabatnya itu, kalau Cita bisa bercerita apapun kepadanya.5711Please respect copyright.PENANAewY9mrUeni
5711Please respect copyright.PENANA1adu5h3OUy
Citapun kemudian menghela nafasnya panjang-panjang. Diapun akhirnya mulai bercerita dari awal bagaimana pak Bowo bisa masuk dalam kehidupannya. Dari sejak ketika Andi dipenjara, dia cerita bagaimana pak Bowo menawarkan bantuan untuk mengurusi semuanya, yang berkaitan dengan pekerjaan dan pengunduran diri Andi, serta bantuan untuk mengurus semua hal yang berhubungan dengan itu.5711Please respect copyright.PENANALVsECBi891
5711Please respect copyright.PENANAUGdTZqaRzu
Lalu setelah itu, dia bercerita bagaimana dia dan pak Bowo bisa mulai akrab, dari yang tadinya pak Bowo hanya sekedar main kerumahnya untuk urusan Andi, sampai akhirnya pak Bowo sering kesana untuk lebih banyak bermain dengan Putra. Dia juga bercerita saat pak Bowo mulai mengajaknya dan Putra pergi keluar, ke waterpark dikota sebelah.5711Please respect copyright.PENANA6x5vlEicER
5711Please respect copyright.PENANA5Um8zkjHMU
Nada hanya diam saja mendengarkan, sambil tangannya tak lepas menggenggam tangan Cita. Cita sempat berhenti cerita saat ibu mertuanya menelpon. Hanya sebentar, dia memberi tahu kalau sedang berada dirumah Nada. Setelah itu, kembali Cita melanjutkan ceritanya.5711Please respect copyright.PENANAa2qmp6HRgp
5711Please respect copyright.PENANAcPzuLZyzQy
Cita kemudian bercerita setelah kepergian mereka ke waterpark itu dia dan pak Bowo makin dekat. Bahkan ketika dirumah, Cita mulai berani menemui pak Bowo tanpa memakai jilbabnya karena sudah merasa makin nyaman dengan pak Bowo. Bahkan lama-lama, pakaiannya juga tak terlalu diperhatikan ketika ada pak Bowo disana, termasuk ketika dia hanya memakai daster yang bisa dibilang cukup tipis, atau ketika dia hanya memakai tanktop dan yoga pants yang cukup ketat.5711Please respect copyright.PENANADb0ErisQ8v
5711Please respect copyright.PENANA7aDZJUYyNN
Cita lalu menceritakan pak Bowo mengajak dia dan Putra untuk keluar lagi, ke taman kota. Dia bahkan menceritakan apa saja yang dia bicarakan dengan pak Bowo. Tidak terlalu mirip benar dengan obrolan mereka waktu itu, tapi intinya sama. Semakin lama Cita makin merasa nyaman dengan pak Bowo, bahkan ketika hanya ada dia sendiri dirumah, tak sungkan dia menerima kedatangan pak Bowo, hingga tiba pada saat dia semakin intim dengan pak Bowo.5711Please respect copyright.PENANAuTTLmqq4JJ
5711Please respect copyright.PENANA5U4bDEdezh
Cita menceritakan kepada Nada, bagaimana mereka mulai berani saling berpelukan saat hanya berdua saja dirumah. Bahkan ketika pak Bowo mulai berani mencium keningnya, dan dia membiarkannya saja. Dia cerita kepada Nada, bagaimana didalam hatinya mulai muncul rasa suka kepada pak Bowo. Apalagi dengan adanya pak Bowo, dia jadi merasa makin nyaman, dia merasa ada yang melindunginya, dan juga menasehatinya.5711Please respect copyright.PENANARshpyG87pf
5711Please respect copyright.PENANAt6RdTvublh
Saat terdiam mendengarkan cerita Cita, dalam hatinya Nada mencibir pak Bowo, betapa lelaki itu begitu cerdik dalam memanfaatkan kondisi hati dan perasaan Cita, mencari celah untuk bisa memasukinya, dan pada akhirnya dia berhasil mendapatkan hati Cita. Dia mengakui, bahwa apa yang dilakukan pak Bowo itu, bahkan jika kepada dirinya yang sedang tidak ada masalah dengan suaminya sekalipun, bisa saja membuatnya luluh. Apalagi dengan bertindak seolah tak menginginkan tubuh Cita, tentu saja itu membuat Cita makin simpati kepadanya.5711Please respect copyright.PENANAhgTXhs9H5p
5711Please respect copyright.PENANApYWWRO8vJL
Cita melanjutkan ceritanya kembali, dan kali ini sambil meminta maaf kepada Nada karena saat itu berbohong kepada ibu mertuanya dengan membawa-bawa namanya. Dia cerita apa adanya kepada Nada bahwa saat itu dia pergi bersama dengan pak Bowo ke villa diluar kota. Cita bercerita dengan menundukan kepala karena malu, dan juga takut melihat reaksi Nada. Dia takut Nada marah karena hal itu, padahal sebenarnya Nada sudah tahu sebelumnya. Tapi Nada memilih untuk tetap diam mendengarkan lanjutan cerita dari Cita.5711Please respect copyright.PENANAnmJDpViUva
5711Please respect copyright.PENANALM5DSAkdsB
5711Please respect copyright.PENANAICU6GH7vDo
“Jadi, aku bener-bener minta maaf mbak, waktu itu pakai nama mbak Nada segala” ucap Cita.5711Please respect copyright.PENANAIj6O7gObA1
5711Please respect copyright.PENANAPbjRrUflcK
“Kok kamu bohong sama ibu mertuamu Cit? Apa disuruh sama pak Bowo?”5711Please respect copyright.PENANA4moK5FVnR2
5711Please respect copyright.PENANAHBBJT9DYpo
Cita menggeleng. “Nggak mbak, aku yang kepikiran buat seperti itu. Pak Bowo juga waktu itu kaget waktu tahu aku bohong sama ibu”5711Please respect copyright.PENANAOaFQ3rOq37
5711Please respect copyright.PENANAL6yCqo8pUo
“Hmm, jadi emang kamu sendiri yang kepengen pergi?”5711Please respect copyright.PENANAbx68u0ZMwD
5711Please respect copyright.PENANAalf2HeQiqS
Cita mengangguk. “Iya mbak. Sebenarnya, aku pengen refreshing, aku capek, penat sama semua yang aku hadapi mbak. Dan karena waktu itu, hmm, aku juga udah ngerasa nyaman banget sama dia” jawab Cita.5711Please respect copyright.PENANAWslMggPGBT
5711Please respect copyright.PENANAtW6Qav00uX
5711Please respect copyright.PENANAdhT8oS62kG
Kemudian Cita melanjutkan ceritanya, namun kali ini beberapa kali terputus, karena dia makin ragu dan tidak yakin untuk cerita sejujur-jujurnya pada Nada. Tapi dia juga kembali menyadari, bahwa dia sudah terlanjur memulai, maka dia harus menceritakan semuanya sampai tuntas, sepahit apapun itu.5711Please respect copyright.PENANAwtTxEr4Vtv
5711Please respect copyright.PENANA0ECyNfor4f
5711Please respect copyright.PENANAQR5s4tvUCX
“Dan malam itu, aku, sama dia… kami… hmm, kami…” ucap Cita terputus, dia benar-benar merasa ragu. “Kami, gituan mbak” sambungnya, pada akhirnya.5711Please respect copyright.PENANAC9d1hor8iP
5711Please respect copyright.PENANAIQC0QzCl62
5711Please respect copyright.PENANAsB5ioYN8kB
Kali ini air mata tak tertahankan lagi dari matanya. Perasaan malu, dan rasa bersalah yang kembali muncul, dan segala yang dia rasakan tercurah dari air mata itu. Nada langsung meraih tubuh Cita, memeluknya. Nada membiarkan Cita untuk menangis dulu sebelum melanjutkan ceritanya.5711Please respect copyright.PENANANNGeuh72w0
5711Please respect copyright.PENANAT5yD4c7Gl6
5711Please respect copyright.PENANAGJUJEOm5Y5
“Malam itu kami melakukannya cuma sekali mbak, terusnya kami tidur” sambung Cita, masih disela-sela tangisnya.5711Please respect copyright.PENANAWwn0uh85lk
5711Please respect copyright.PENANA2dNqyrQvgt
5711Please respect copyright.PENANAcSUz3SqOIU
Diapun diam sebentar, lalu setelah sedikit bisa menguasai dirinya, dia kembali melanjutkan. Dia bercerita tentang keesokan harinya, dimana dia dan pak Bowo masih sama-sama canggung, namun kemudian mereka kembali mengulangi persetubuhan itu. Cita menyebutnya dengan melakukan hal yang lebih gila lagi.5711Please respect copyright.PENANADe2aWjyA4X
5711Please respect copyright.PENANA3izNFyGfId
5711Please respect copyright.PENANATX9ZLjMqDz
“Aku melakukan dan mengalami banyak hal yang belum pernah aku lakukan sebelumnya sama mas Andi mbak. Waktu itu, aku sama sekali nggak merasa jijik, aku sama sekali nggak merasa aneh. Justru, waktu itu aku merasa, entahlah, seperti keenakan” ucap Cita.5711Please respect copyright.PENANAgFExcCTRuS
5711Please respect copyright.PENANAbp6l7CXDgY
“Kami melakukannya cukup lama, dan aku benar-benar capek nggak bertenaga mbak. Sampai mandi, pakai baju, dan jalan ke mobil pas mau pulang aja harus dia papah” lanjutnya.5711Please respect copyright.PENANATdHguL54nh
5711Please respect copyright.PENANAVRg0eR33zR
5711Please respect copyright.PENANAPaj4g2wgCb
Setelah itu kemudian dia menceritakan semua yang terjadi setelah peristiwa di villa itu. Sampai pada akhirnya, dia ngobrol dengan ibu mertuanya, dan terbukalah matanya yang selama ini dibutakan oleh cinta semu.5711Please respect copyright.PENANAEtuZoPyXlV
5711Please respect copyright.PENANAE3X72UoQfk
5711Please respect copyright.PENANANHqEKLAwo5
“Saat itu aku baru merasa sangat jijik mbak. Aku merasa hina, sangat kotor, apalagi aku melakukannya bukan dengan suamiku” ucap Cita dan tangisnya kembali pecah dipelukan Nada.5711Please respect copyright.PENANAiGBR8Tz1yA
5711Please respect copyright.PENANA7r4dXUQtOK
5711Please respect copyright.PENANAhj940jv3Eo
Nada hanya diam. Dia memang sudah bisa menebak, tapi tetap saja dia syok mendengar cerita itu langsung dari mulut Cita. Dia merasa iba dengan apa yang terjadi pada Cita. Namun dia bisa sedikit memakluminya, mengingat saat itu suasana hati Cita sedang kacau, dan pak Bowo masuk disaat yang tepat, dengan cara yang tepat, yang akhirnya membuat Cita rela menyerahkan hati dan tubuhnya. Dan yang jelas, dia jadi sangat marah kepada pak Bowo.5711Please respect copyright.PENANAX53GVVokF3
5711Please respect copyright.PENANAQHVcXrBo1m
5711Please respect copyright.PENANAdIgsh7YRQn
“Aku udah mikir masak-masak, dan aku udah putusin untuk menghentikan itu semua. Aku udah nggak mau lagi ketemu sama dia mbak. Tapi…”5711Please respect copyright.PENANAO5Newgwh7s
5711Please respect copyright.PENANA2WPx74km7o
“Tapi apa Cit?”5711Please respect copyright.PENANAQwUvHnytJz
5711Please respect copyright.PENANAYrWDcEWgNz
5711Please respect copyright.PENANAzoWRpLcj2o
Cita tak menjawab. Dia lalu mengambil hpnya, lalu membuka instagramnya. Diapun memperlihatkan dm yang mengirim foto-foto dirinya dengan pak Bowo kepada Nada. Dan langsung saja mata Nada terbelalak melihatnya, terutama saat membaca tulisan-tulisan di dm itu.5711Please respect copyright.PENANAJjw7lj0Ym9
5711Please respect copyright.PENANA8sCFv5N8d2
5711Please respect copyright.PENANADQnS2lb2Uo
“Astaga, jadi ini yang dimaksud sama pak Bowo?” ucap Nada, dan tentu saja itu membuat Cita jadi bingung.5711Please respect copyright.PENANA8PMMrkad3i
5711Please respect copyright.PENANAEgk2RUoV3K
“Maksud mbak Nada?” tanya Cita.5711Please respect copyright.PENANAmBYSqCc5bt
5711Please respect copyright.PENANAOA4waxv5Rk
5711Please respect copyright.PENANAHAvxn7yl02
Nada mengembalikan hp itu kepada Cita. Dia menghela nafasnya panjang-panjang. Kini saatnya dia yang bercerita kepada Cita.5711Please respect copyright.PENANAyIuNE3Hmdj
5711Please respect copyright.PENANAHyI7cezaxc
5711Please respect copyright.PENANAMVC1UCfDVc
“Sebelumnya aku minta maaf Cit. Aku juga mau cerita sesuatu sama kamu, dan aku akan ceritakan semuanya. Aku nggak tahu setelah ini kamu bisa maafin aku atau nggak, tapi paling nggak, kamu harus tahu yang sebenarnya” ucap Nada.5711Please respect copyright.PENANA5KEFEAizYo
5711Please respect copyright.PENANAkLdzMOYJTN
5711Please respect copyright.PENANAbtKEJ3i0DX
Cita benar-benar kebingungan dengan ucapan Nada, tapi dia diam saja menunggu Nada bercerita.5711Please respect copyright.PENANATOGmqILO45
5711Please respect copyright.PENANAuGdrXxuuju
5711Please respect copyright.PENANA2IgDMaaswI
“Sebenarnya, hampir semua yang kamu ceritain diawal tadi, aku sudah tahu Cit” ucap Nada.5711Please respect copyright.PENANAlY2sYvobQS
5711Please respect copyright.PENANAr91VmVJonf
“Hah? Maksudnya?” tanya Cita yang sangat kaget mendengar ucapan Nada.5711Please respect copyright.PENANANsZs5txgmv
5711Please respect copyright.PENANAti1eMfSbuQ
5711Please respect copyright.PENANA6zxycnwnNY
Nada kemudian bercerita dari awal, dari pertemuan dia dengan pak Bowo. Lalu dia menceritakan ajakan pak Bowo kerumahnya, yang waktu itu katanya ingin mengajaknya pemotretan. Dan pada akhirnya, dia menceritakan bagaimana akhirnya dia berhasil ditaklukan pak Bowo dengan bantuan Gina, dan yang pasti dengan obat perangsang. Nada menceritakan dengan detail apa yang dia ingat, karena sebagian dia memang lupa saat berada dibawah pengaruh obat perangsang itu.5711Please respect copyright.PENANA85yRnbMJdD
5711Please respect copyright.PENANAi2gIBAtal3
Jelas Cita sangat terkejut mendengar cerita Nada itu, sampai-sampai dia menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Nada kemudian bercerita tentang hari-hari selanjutnya bagaimana dia menjadi budak seks pak Bowo. Dia juga bilang sama sekali tak bisa menolak pak Bowo karena diancam menggunakan foto dan video persetubuhannya.5711Please respect copyright.PENANAwT08okkn6a
5711Please respect copyright.PENANA4F1WS1OmET
5711Please respect copyright.PENANAk40KDTfyZ9
“Kalau saja aku mau lapor polisi, aku nggak bisa menuntut pak Bowo merkosa aku, karena di video itu sama sekali nggak kelihatan aku sedang diperkosa. Waktu itu aku berada dibawah pengaruh obat perangsang Cit” ucap Nada.5711Please respect copyright.PENANA2hYVt09Y3G
5711Please respect copyright.PENANAaRrXEWjLqU
5711Please respect copyright.PENANAgKsbRNKrK9
Cita yang masih terkejut, hanya diam saja. Nada lalu melanjutkan ceritanya bahwa akhirnya dia tahu kalau pak Bowo sebenarnya mengincar Cita. Dia hanya menjadikan Nada mangsa untuk digunakan sebagai alat agar bisa membantunya mendapatkan Cita. Tapi semua rencana itu berubah saat pada akhirnya Andi dipenjara. Pada akhirnya pak Bowo sama sekali tak melibatkan Nada dalam rencananya mendapatkan Cita.5711Please respect copyright.PENANAqiKBiI4MhQ
5711Please respect copyright.PENANAWHtE51SNfR
5711Please respect copyright.PENANAJ68WtA812h
“Dia cuma minta aku untuk diam, dan nggak mengganggunya selagi dia mendekati kamu. Jujur saja, aku ingin sekali membantumu Cit. Aku ingin sekali memperingatkan kamu, tapi aku nggak berani, aku takut dia nyebarin foto dan videoku” ucap Nada yang juga mulai menangis.5711Please respect copyright.PENANA6p7qhQsQGI
5711Please respect copyright.PENANAHnQirXF1xB
“Aku minta maaf sama kamu, karena aku lebih mementingkan diri sendiri daripada menyelamatkan kamu dari dia”5711Please respect copyright.PENANAJs4OUmU3ms
5711Please respect copyright.PENANAWJuwWp7Hlf
5711Please respect copyright.PENANA03FTCrY7OR
Cita masih terdiam. Tapi bukan berarti dia sedang marah pada Nada. Dia justru juga iba kepada Nada. Dia tak menyangka, ternyata pak Bowo yang dia kenal selama ini hanyalah sebuah kepalsuan. Ternyata pak Bowo yang sebenarnya adalah seorang predator yang bisa melakukan apa saja untuk mendapatkan wanita yang dia incar.5711Please respect copyright.PENANA7zyiIYno6y
5711Please respect copyright.PENANA93yzKAs60m
Dia merasa kasihan kepada Nada yang harus mengalami itu semua. Dan dia bisa memaklumi kenapa Nada ketakutan, bahkan hanya untuk sekedar mengingatkannya. Karena kalau dia berada didalam posisi Nada, mungkin dia juga akan melakukan hal yang sama. Dia tahu itu sangat berat untuk Nada, dan tentunya Nada pasti akan sangat sakit hati dengan apa yang terjadi. Sudah kehilangan kehormatannya sebagai istri, lalu hanya bisa diam saja saat sahabatnya juga diincar oleh pria yang sama.5711Please respect copyright.PENANApGIn6M40a9
5711Please respect copyright.PENANAXwNboWu7Wb
5711Please respect copyright.PENANAgpiyjV1Zem
“Dan beberapa hari yang lalu, pak Bowo datang kesini, setelah sekian lama dia nggak menemui ataupun menghubungiku sama sekali. Dia datang dengan penuh emosi. Dia menuduhku yang aku sendiri nggak tahu maksudnya. Dia sampai menggeledah rumah ini, membuat semuanya berantakan, mencari bukti bahwa aku yang bersalah”5711Please respect copyright.PENANAMiisrgmkQg
5711Please respect copyright.PENANAx8RWt8VHF8
“Dan pada akhirnya, dia, memperkosa aku dengan brutal”5711Please respect copyright.PENANATtbqaqM9MP
5711Please respect copyright.PENANAKREZHA5d5n
5711Please respect copyright.PENANAuXxXL3QsTE
Kembali Cita terkejut setengah mati. Nada menceritakan peristiwa yang dia alami 4 hari yang lalu. Termasuk juga ancaman yang diberikan pak Bowo jika lelaki itu berhasil membuktikan bahwa dia bersalah. Hal yang selama 4 hari ini dia pikirkan terus, karena dia sama sekali tak tahu menahu apa yang dituduhkan oleh pak Bowo itu.5711Please respect copyright.PENANAYA9aS2JSDS
5711Please respect copyright.PENANAcXmZHghmPk
5711Please respect copyright.PENANA8DiWxYG8fh
“Dan aku baru tahu apa maksud pak Bowo waktu kamu ngasih lihat itu tadi” ucap Nada mengakhiri ceritanya.5711Please respect copyright.PENANAgH7y5cpWVd
5711Please respect copyright.PENANAvCXvi2ICZD
“Jadi waktu itu pak Bowo kesini mbak?”5711Please respect copyright.PENANALw4DvRqSmS
5711Please respect copyright.PENANA7lOiY4AxPl
“Iya. Dia nuduh aku yang melakukannya. Padahal, jangankan mengikuti kalian, untuk datang kerumahmu waktu ada dia aja aku nggak berani, karena dia udah melarangku, dan yaah, dengan mengancam akan menyebar foto dan videoku kalau aku nekat”5711Please respect copyright.PENANAWBnHGWHxIK
5711Please respect copyright.PENANAp093sfvZJE
5711Please respect copyright.PENANAoIiPliXnLR
Mereka berdua kemudian berpelukan sambil kembali menangis. Saling mengasihani satu sama lain, mengingat nasib buruk yang menimpa mereka. Namun Cita merasa, bahwa nasib Nada jelas lebih buruk darinya. Karena tujuan utama pak Bowo jelas-jelas adalah dirinya, tapi membuat Nada harus terseret menjadi korban juga. Bahkan entah sudah berapa kali Nada terpaksa melayani nafsu pak Bowo, sedangkan dirinya baru 2 kali saja.5711Please respect copyright.PENANA2RBde7y9Pj
5711Please respect copyright.PENANAGHF4iCdpm6
Sekian lama mereka saling peluk dan menangis, hingga tangisan merekapun akhirnya mulai reda. Tapi mereka masih terdiam, sibuk dengan pikirannya masing-masing. Tapi yang jelas, mereka sama-sama mengutuk pak Bowo untuk apa yang telah dilakukan oleh pria itu selama ini.5711Please respect copyright.PENANAZhe6G55d0T
5711Please respect copyright.PENANAYDYDnWhNga
5711Please respect copyright.PENANAzi9uDlmCQb
“Cit” ucap Nada memecah keheningan.5711Please respect copyright.PENANA9bd5wiWwX3
5711Please respect copyright.PENANARHX2OniiVF
“Iya mbak?”5711Please respect copyright.PENANA28eTQ2LjUC
5711Please respect copyright.PENANAZ1yusY8jYl
“Kamu, mau maafin aku?”5711Please respect copyright.PENANAUUvN2gQQQn
5711Please respect copyright.PENANA51SnrjCgGz
Cita menggenggam tangan Nada. “Mbak, aku tahu dan bisa mengerti posisimu. Seandainya aku ada diposisimu, mungkin aku juga akan melakukan hal yang sama. Jadi nggak ada alasan aku untuk marah sama kamu mbak. Justru, aku yang harusnya minta maaf sama mbak Nada”5711Please respect copyright.PENANAajuYSke127
5711Please respect copyright.PENANAEJIq8tAGVh
“Loh kok gitu?”5711Please respect copyright.PENANAzfiPWA0gvK
5711Please respect copyright.PENANAlrVgoiyIFU
“Iya. Karena sebenarnya target utamanya kan aku, tapi malah mbak Nada jadinya ikut kebawa-bawa juga. Jadi secara nggak langsung, aku yang salah sama mbak”5711Please respect copyright.PENANAR1DNQkTMdK
5711Please respect copyright.PENANApgt4UXDeK6
“Nggak Cit, kamu nggak salah. Yang salah ya jelas dia. Apapun ceritanya, dialah yang bersalah”5711Please respect copyright.PENANADm3vgv5WQn
5711Please respect copyright.PENANA4QBQbv4f5m
“Terus gimana dong mbak?”5711Please respect copyright.PENANAwblfJcGuKm
5711Please respect copyright.PENANAWGJ9fCo28D
“Aku juga nggak tahu Cit. Aku berharap dia nggak pernah muncul lagi dihadapanku, dihadapan kita. Jujur, aku masih takut dengan semua ancamannya kepadaku. Meskipun 4 hari ini sama sekali nggak ada kesini lagi, tapi, yaa yang jelas aku masih takut Cit” ucap Nada.5711Please respect copyright.PENANAkZZ3HKwYJq
5711Please respect copyright.PENANAxeeqKCCAwS
5711Please respect copyright.PENANA5WzAvvNjpu
Cita dan Nada sama-sama terdiam. Mereka bingung apa yang harus dilakukan setelah ini. Tapi yang jelas, mereka berdua memiliki keinginan yang sama, sama-sama berharap tidak akan pernah bertemu pak Bowo lagi, dalam keadaan apapun.5711Please respect copyright.PENANAOvKtjjJMbd
5711Please respect copyright.PENANAYEitIKSn9s
5711Please respect copyright.PENANAEXx2XJIHXB
“Kalian berdua nggak perlu takut, nggak perlu khawatir lagi sekarang” ucap seseorang tiba-tiba yang mengagetkan Cita dan Nada, membuat mereka berdua serempak menoleh ke sumber suara.5711Please respect copyright.PENANAgaJ7nWN4w3
5711Please respect copyright.PENANAZ6XYoatcIe
“Mas Andi!!” pekik mereka bersamaan.5711Please respect copyright.PENANAHLgpNaem5o
5711Please respect copyright.PENANAQrM8XcvKkV
5711Please respect copyright.PENANAVoRnYZPO9N
Namun hanya Cita yang kemudian bergerak. Dia beranjak bangkit dari duduknya, menghambur kearah Andi. Dia bermaksud untuk bersimpuh, berlutut dikaki Andi, memohon pengampunan dari suaminya, atas apa yang telah dia lakukan selama Andi berada didalam penjara. Namun Andi menahan tubuh Cita, lalu mengangkatnya dan langsung memeluknya.5711Please respect copyright.PENANAd9mT7HVhMH
5711Please respect copyright.PENANAiABKbd6sB0
5711Please respect copyright.PENANAId4ryuJ61o
“Hiks hiks… mas, hiks hiks, maafin Cita maas…”5711Please respect copyright.PENANA5b2G6e2g6G
5711Please respect copyright.PENANACBiJxs4bJ7
5711Please respect copyright.PENANAtW3pkZW3YF
Tangis Cita tak terbendung lagi dalam pelukan Andi. Dia memeluk suaminya itu sangat erat. Berulang kali kata maaf terucap dari bibirnya disela-sela tangisannya. Andi membalas memeluk Cita tak kalah erat. Kerinduannya begitu besar kepada istrinya itu. Cukup lama Cita memeluk Andi dan terus menangis, sambil terus saja mengucapkan kata maaf.5711Please respect copyright.PENANAjXvJyEOwF2
5711Please respect copyright.PENANArV41qrjC18
Andi yang tadinya berusaha untuk tetap tegar dan tersenyum, lama kelamaan luluh juga. Terlihat air mata mulai menetes membasahi pipinya. Nada yang masih diam tak beranjak dari kursinya, juga ikut menangis melihat Cita dan Andi. Dia tak tahu apa yang akan terjadi, tapi dia memiliki firasat yang baik untuk hal ini.5711Please respect copyright.PENANAGxFAZqSLQW
5711Please respect copyright.PENANAfkV28dbNME
5711Please respect copyright.PENANAUOGIjmG2xe
“Udah sayang, udah” ucap Andi sambil membelai-belai punggung dan kepala Cita.5711Please respect copyright.PENANAYBsiuweKMR
5711Please respect copyright.PENANAIb3Bt7h5pm
5711Please respect copyright.PENANAPbeBDTD1mH
Masih dalam posisi berpelukan, Andi sedikit mendorong tubuh Cita, mengajaknya untuk kembali duduk. Dalam posisi dudukpun, Cita belum mau melepaskan pelukannya pada Andi. Tangisnya juga belum mereka. Kata maaf juga masih belum berhenti terucap dari bibirnya.5711Please respect copyright.PENANAIyLUTXA6DJ
5711Please respect copyright.PENANA68mK0uJT7m
Setelah cukup lama, akhirnya tangisan Cita berhenti, tapi dia masih memeluk suaminya. Nada sempat akan bangkit untuk mengambilkan minum untuk Andi, tapi Andi melarangnya dan memintanya untuk tetap duduk disitu.5711Please respect copyright.PENANAKkSfEyTkN7
5711Please respect copyright.PENANAZZo4GbwlMh
5711Please respect copyright.PENANAW1idNxyR3V
“Mas Andi, udah lama datangnya?” tanya Nada.5711Please respect copyright.PENANAkaSTeG75AJ
5711Please respect copyright.PENANADKyUnJQzUm
“Yaa lumayan Nad, abisnya pintu nggak kamu tutup rapat gitu, udah gitu kalian lagi asyik cerita” jawab Andi.5711Please respect copyright.PENANAXPptisDWn5
5711Please respect copyright.PENANAeOTqVEI59l
“Jadi, mas Andi denger semuanya tadi?” tanya Cita, masih dalam pelukan Andi.5711Please respect copyright.PENANAu7C0TDDJEw
5711Please respect copyright.PENANAgdHloPDX9l
“Nggak semua sih, tapi ya cukup banyak yang aku dengerin dari kamu mah” jawab Andi.5711Please respect copyright.PENANAhGnbr57ICl
5711Please respect copyright.PENANAcBCb6tdFNn
5711Please respect copyright.PENANABdwHDsJ9ue
Mendengar Andi masih memanggilnya dengan sebutan mah, kembali membuat air matanya menetes, meski tak sampai menangis sesenggukan seperti tadi. Padahal jika memang sudah cukup banyak yang didengar Andi, berarti dia sudah tahu tentang perselingkuhannya dengan pak Bowo, tapi Andi masih bersikap lembut kepadanya, dan masih memanggilnya mah.5711Please respect copyright.PENANATmMHuof3n7
5711Please respect copyright.PENANAOdnvLTLw4l
Apakah itu artinya mas Andi memaafkan aku? Batin Cita.5711Please respect copyright.PENANA2EoaijceMJ
5711Please respect copyright.PENANAHsd4LTbrQi
5711Please respect copyright.PENANABrBlmaSns1
“Dan sebenarnya, aku sudah tahu semuanya, sejak beberapa hari yang lalu” ucap Andi.5711Please respect copyright.PENANAF2Q49ZkW6w
5711Please respect copyright.PENANAPWrEVi5ULP
5711Please respect copyright.PENANAli1gsM8Z27
Ucapannya itu sukses membuat Nada maupun Cita terkejut. Cita bahkan langsung bangkit dari pelukan Andi.5711Please respect copyright.PENANArxjV6baAZV
5711Please respect copyright.PENANAefTocdJlaw
5711Please respect copyright.PENANAE4davVOgIM
“Tahu semuanya? Maksud mas Andi?”5711Please respect copyright.PENANAypMzyNxnGK
5711Please respect copyright.PENANAM2zRlBczZt
“Iya, tahu semuanya. Mulai dari apa yang direncanakan pak Bowo, apa yang terjadi pada Nada, apa yang terjadi pada kamu mah, termasuk dm yang dikirimkan ke kamu” jawab Andi.5711Please respect copyright.PENANAqoOHuxqHEb
5711Please respect copyright.PENANAOmoYzz7n6y
“Dm? Darimana mas Andi tahu semuanya?” tanya Cita.5711Please respect copyright.PENANADqnQUtiKzZ
5711Please respect copyright.PENANAne4Em7mKE4
“Dari si pengirim dm itu” jawab Andi sambil tersenyum.5711Please respect copyright.PENANAfhz20EhvTY
5711Please respect copyright.PENANAAIVm0L1XlK
“Isna”5711Please respect copyright.PENANAS8T2yPeZGq
5711Please respect copyright.PENANAfjO3mm6aUV
*5711Please respect copyright.PENANANT3jXRIRbe
*5711Please respect copyright.PENANAjRSylTkt17
*5711Please respect copyright.PENANAt7hAfHNqdn
*5711Please respect copyright.PENANAfWAIQpyEXY
*5711Please respect copyright.PENANALrhCpXJTIR