5108Please respect copyright.PENANADd4u5gHouQ
5108Please respect copyright.PENANA8I7SMicmyG
Sejak pergi bersama ke waterpark, pak Bowo jadi lebih sering datang kerumah Cita. Memang setiap dia datang selalu saja ada keperluannya, bukan sekedar untuk menemui dan mendekati Cita. Keperluan itu tak lain adalah mengurus hak-hak Andi sebagai karyawan yang sudah mengundurkan diri dari tempat kerjanya. Dan kedatangan pak Bowo selalu disambut baik oleh Cita dan ibu mertuanya, termasuk Putra juga.5108Please respect copyright.PENANA6o3pE80KWf
5108Please respect copyright.PENANAvq0S5qqkDJ
Cita sebenarnya merasa tak enak dengan pak Bowo yang mengurusi semuanya, tapi dia sendiri juga tak punya waktu untuk mengurusnya. Selain karena dia juga bekerja, kalau sudah dirumah dia inginnya menghabiskan waktu dengan anaknya. Ibu mertuanyapun sepertinya juga merasakan hal yang sama, tapi dia juga tidak tahu menahu soal urusan itu, sehingga mempercayakan semuanya kepada pak Bowo. Dan lagi dia merasa sangat terbantu dengan semua bantuan dari pak Bowo.5108Please respect copyright.PENANAiE6UljkB4a
5108Please respect copyright.PENANAJX3RwKXAYd
Cita sendiri meskipun sudah pernah disuruh oleh pak Bowo untuk menjenguk Andi, tapi sampai saat ini dia belum juga melakukannya, padahal sudah sebulan ini Andi dipenjara. Sedangkan ibu mertuanya selalu menyempatkan seminggu sekali untuk mengunjungi Andi. Cita juga selalu mendapat pesan yang sama dari Andi lewat ibu mertuanya, yang intinya Andi masih berusaha untuk meminta maaf kepada Cita dan masih terus berharap agar Cita mau menemuinya. Tapi ibu mertuanya tak memaksa, karena dia juga tahu kalau Cita masih menyimpan amarah kepada Andi.5108Please respect copyright.PENANA2U1C2DAvXx
5108Please respect copyright.PENANAkq08yULu6O
Dilain hal, Cita tidak mau terlalu memikirkan itu. Dia mau fokus dengan kerjaannya. Dikantornya dia sudah semakin nyaman karena sikap teman-temannya. Meskipun kadang dia merasa agak risih dengan perubahan sikap beberapa temannya yang pria, yang dia nilai mulai berlebihan sikapnya. Dan semua itu akhir-akhir ini dia ceritakan pada pak Bowo, jika mereka sedang ngobrol dirumah tanpa ada ibu mertuanya yang ikut nimbrung.5108Please respect copyright.PENANAgDLwpIFqGZ
5108Please respect copyright.PENANAcYLtetWgof
Pak Bowo terlihat bersikap dewasa dan selalu menasehati Cita untuk tidak berburuk sangka, tapi juga harus tetap hati-hati. Dia berbicara seolah-olah ingin menjadi pelindung bagi Cita, padahal didalam otaknya dia jauh lebih menginginkan Cita ketimbang teman-teman kantornya Cita. Tapi Cita tidak menyadari hal itu karena sikap pak Bowo selama ini tidak menunjukan hal itu, sikapnya masih sama, biasa-biasa saja.5108Please respect copyright.PENANALtS8NaK6c6
5108Please respect copyright.PENANASNDfz0xp3g
Sabtu sore, Cita sedang dirumah dengan ibu mertuanya dan juga anaknya. Hari ini Nada tidak datang kemari. Nada bilang tadi ditelpon kalau sedang ada suaminya sehingga tidak bisa main dan menginap dirumah Cita. Citapun tak masalah, karena memang Nada sudah jarang sekali datang kerumahnya. Kalaupun datang paling hanya sebentar, tidak pernah berlama-lama.5108Please respect copyright.PENANA3AgZE7XazC
5108Please respect copyright.PENANAe5jecQ56FK
Saat sedang ngobrol dengan ibu mertuanya itu, Cita mendengar suara mobil datang didepan rumahnya. Tak lama kemudian pintu diketuk dan terdengar salam dari luar. Cita menjawab salam itu dan segera menuju ke pintu untuk membukakannya karena dia tahu siapa yang datang.5108Please respect copyright.PENANAl0Nm2CDba7
5108Please respect copyright.PENANA3iTti7oWHk
5108Please respect copyright.PENANAYoy4vX0u9S
“Sore Cita”5108Please respect copyright.PENANArlVVJhlb2y
5108Please respect copyright.PENANAdTQ4Vj8Frq
“Sore pak Bowo, masuk pak”5108Please respect copyright.PENANAeiKCDjJQwG
5108Please respect copyright.PENANAv2AEPgtrFs
“Iya. Mana Putra?”5108Please respect copyright.PENANAjt9e2Wl2jJ
5108Please respect copyright.PENANAxzNir3U5QC
“Itu ada lagi main sama neneknya. Pak Bowo darimana? Duduk pak”5108Please respect copyright.PENANAv2d5K15d51
5108Please respect copyright.PENANAGGLfdW3wyC
“Iya makasih. Dari rumah aja, suntuk dirumah makanya kesini aja, mau ketemu Putra, hehe”5108Please respect copyright.PENANAjIqsstVpD7
5108Please respect copyright.PENANAd8E9mn7up4
“Bentar ya pak aku panggilin Putra dulu”5108Please respect copyright.PENANAxLsQojjOG4
5108Please respect copyright.PENANAdLN9J6b8fM
“Iya”5108Please respect copyright.PENANAnZXnGrJWuk
5108Please respect copyright.PENANAzDVF2pvNdu
5108Please respect copyright.PENANApJNlrIGyUU
Cita kemudian masuk, tak lama kemudian ibu mertuanya dengan Putra datang menghampiri pak Bowo. Putra langsung nemplok dipangkuan pak Bowo, sambil dia ngobrol dengan ibu mertua Cita. Tak lama kemudian Cita datang membawakan minuman untuk pak Bowo. Saat Cita meletakan gelas itu dimeja, pak Bowo sempat melirik bagian belahan kaos Cita yang agak longgar dan sedikit terlihat belahan dadanya. Tapi tak lama dia mengalihkan pandangannya.5108Please respect copyright.PENANAs0ApAcLRBa
5108Please respect copyright.PENANA2W8bnWIe9U
Cita memang tidak sedang memakai jilbabnya. Ini sudah kesekian kalinya, tiap pak Bowo datang dia sudah tidak serisih dulu lagi. Dia yang semakin akrab dengan pak Bowo, merasa tidak begitu risih tanpa jilbab seperti ini. Karena Cita pikir, dia masih memakai pakaian yang cukup sopan, tidak terlalu terbuka.5108Please respect copyright.PENANAPQrZiixNgQ
5108Please respect copyright.PENANAiRQO7SomJ1
5108Please respect copyright.PENANAIPNc8cCces
“Putra, jalan-jalan yuk sama om Bowo” ucap pak Bowo pada Putra.5108Please respect copyright.PENANAw5lpC6seHr
5108Please respect copyright.PENANAeekcRX9pWg
“Kemana om?”5108Please respect copyright.PENANAHODqsoynbL
5108Please respect copyright.PENANApfPlvyCZYb
“Hmm, ke taman aja gimana? Mau nggak?”5108Please respect copyright.PENANATuZXuYjAJc
5108Please respect copyright.PENANArlXROs2iAk
“Mau om. Ayo jalan-jalan”5108Please respect copyright.PENANAI3krolUrRG
5108Please respect copyright.PENANAmQI1ZYxknj
“Yaudah sana ajakin bunda sama eyangnya”5108Please respect copyright.PENANALNDR8Ybq9B
5108Please respect copyright.PENANAQLo30C75no
5108Please respect copyright.PENANAFKkf264E9r
Putra menurut kata pak Bowo. Dia lalu menghampiri neneknya.5108Please respect copyright.PENANAhuDBJV1thM
5108Please respect copyright.PENANAtt25mu8XbM
5108Please respect copyright.PENANAo9LEK1VGWl
“Eyang ayo jalan-jalan ke taman sama om”5108Please respect copyright.PENANABdEtl4Zen6
5108Please respect copyright.PENANAvvpt7gLDKg
“Putra mau jalan-jalan?”5108Please respect copyright.PENANASGhvOVXyLG
5108Please respect copyright.PENANAkMQF3A81kr
“Iya”5108Please respect copyright.PENANAqcxY21Fypy
5108Please respect copyright.PENANAn6eLHPiaJf
“Sama bunda aja ya, eyang lagi sakit sayang”5108Please respect copyright.PENANAsZQXyK6rUt
5108Please respect copyright.PENANABrrRIxF1VG
“Yaah..”5108Please respect copyright.PENANA3y68pQ6jRF
5108Please respect copyright.PENANAGqAWDSIAC1
“Yaudah Putra jangan dipaksa eyangnya, kan eyang lagi sakit. Biar eyang istirahat ya, biar besok bisa jalan-jalan sama Putra lagi” ucap Cita.5108Please respect copyright.PENANAqPGpJ3gQbA
5108Please respect copyright.PENANAXKCCc7aYiq
“Iya bunda”5108Please respect copyright.PENANA0gQnERO9Yz
5108Please respect copyright.PENANAFJIYQvDVRI
“Yaudah sana Cit kamu ganti baju” ucap ibu mertua Cita.5108Please respect copyright.PENANA4fzrQYfEb7
5108Please respect copyright.PENANAZl18SWMHaJ
“Iya bu. Ibu beneran nggak mau ikut?”5108Please respect copyright.PENANAA1kdlVDQHg
5108Please respect copyright.PENANA0f2tBTmX6e
“Nggak, ibu lagi meriang nih, kalian aja”5108Please respect copyright.PENANAs2FZM3VEtp
5108Please respect copyright.PENANALNFxFK2N7W
5108Please respect copyright.PENANAO8rghbH36o
Cita kemudian beranjak kekamarnya untuk berganti baju. Dia memakai model pakaian yang sering dia pakai kalau keluar. Kaos yang tadi dia pakai tidak diganti, hanya dia tutup dengan cardigan saja. Lalu dia memakai jilbabnya. Setelah itu dia berdandan sebentar lalu keluar dengan membawa tas kecilnya. Sedangkan Putra sudah berganti baju dibantu oleh neneknya tadi.5108Please respect copyright.PENANAEQZJ42OY3n
5108Please respect copyright.PENANAMZG7W7TKBI
5108Please respect copyright.PENANArRnrOqq6GA
“Ijin keluar dulu ya bu, saya nggak akan pulangin mereka larut malem kok, hehe” ucap pak Bowo.5108Please respect copyright.PENANA9NWhngrfpw
5108Please respect copyright.PENANAdunG1tJrqC
“Haha iya pak”5108Please respect copyright.PENANAabPsiWmDWB
5108Please respect copyright.PENANAmnr8sxZ6t5
5108Please respect copyright.PENANA1qg6rIyqnV
Setelah itu merekapun berangkat. Rupanya taman yang dimaksud pak Bowo bukanlah taman yang berada di alun-alun kota, melainkan yang berada dipinggiran kota. Cita agak heran juga kenapa pak Bowo tidak membawa mereka ke taman alun-alun. Begitu sampai Cita agak kaget juga karena ternyata ditaman itu ada area khusus untuk bermain anak-anak. Dia baru tahu taman itu, karena sebelumnya belum pernah kesini.5108Please respect copyright.PENANA9EAcCakqZz
5108Please respect copyright.PENANACn51NL8MrC
Putra yang baru sampai langsung meminta main diarea yang sudah disiapkan. Cita dan pak Bowo tidak ikut masuk, hanya melihat dari pagarnya saja, seperti orang tua lain yang juga hanya melihat anak-anak mereka yang sedang bermain.5108Please respect copyright.PENANAUXYalCj1mv
5108Please respect copyright.PENANA81acSefdEx
5108Please respect copyright.PENANAJ34GxWTwFT
“Kenapa Cit? kok kayak kaget gitu?”5108Please respect copyright.PENANAhDjB89pLIs
5108Please respect copyright.PENANAtNbUM9hmY3
“Eh ini pak, nggak sih, cuma baru tahu aja taman ini”5108Please respect copyright.PENANAtTkGl4FcA2
5108Please respect copyright.PENANACQdcffGsOP
“Loh kamu belum tahu emangnya?”5108Please respect copyright.PENANAtCzrDwYhyH
5108Please respect copyright.PENANAFPHfFnzw5K
“Tahunya cuma sempat lihat doang pas lewat sekitar sini. Kalau suasananya ya baru tahu malem ini”5108Please respect copyright.PENANAouWDzkRTCO
5108Please respect copyright.PENANAOdWkMsajWq
“Ooh gitu”5108Please respect copyright.PENANA1UUzUecfkB
5108Please respect copyright.PENANAc4SxhVRO1M
“Iya. Tapi kok pak Bowo ngajak kami kesini? Nggak yang di alun-alun aja? Kan ini lebih jauh pak”5108Please respect copyright.PENANA5MxHNHkODX
5108Please respect copyright.PENANAuDJS8lyzSg
“Kalau malem minggu gini, disana ramai banget Cit. Dan aku juga nggak mau kalau kita kesana, nanti ada orang yang kenal sama kita lihat kita. Kamu nggak mau kan jadi omongan orang?”5108Please respect copyright.PENANAgnHJspfhnl
5108Please respect copyright.PENANAtcSHHQUOC9
5108Please respect copyright.PENANA52kcCxM4OP
Cita sejenak menatap pak Bowo, tapi dia akhirnya mengerti maksud pak Bowo. Memang kalau ditaman alun-alun, kemungkinan untuk bertemu dengan teman-temannya lebih besar. Jika ada yang melihatnya pergi dengan pak Bowo, pasti bisa jadi omongan orang. Apalagi saat ini suaminya sedang didalam penjara. Apa kata orang nanti ketika suaminya masih dipenjara dirinya malah jalan dengan pria lain?5108Please respect copyright.PENANAZFyBCsg4VP
5108Please respect copyright.PENANAS5sMAUZJV2
5108Please respect copyright.PENANAu1Te1hK7tX
“Iya juga sih pak. Tapi, emangnya disini nggak ada yang kenal sama kita gitu?”5108Please respect copyright.PENANACxTP27z5Ch
5108Please respect copyright.PENANAwJ06agQJbf
“Yaa nggak tahu juga. Kalau orang-orang kantorku sih nggak ada yang tinggal deket sini, jadi kecil kemungkinan mereka kesini. Kalau teman-temanmu, aku nggak tahu”5108Please respect copyright.PENANAYtwpjDcvXM
5108Please respect copyright.PENANA6mEXzNr9bB
5108Please respect copyright.PENANAt5bbsBgG7D
Cita diam sebentar, mengingat tempat tinggal teman-teman kantornya.5108Please respect copyright.PENANA9W4JcNx5Rr
5108Please respect copyright.PENANAzFIHdny3VM
5108Please respect copyright.PENANAbe0VyHJvwH
“Kayaknya temenku juga nggak ada yang rumahnya daerah sini sih pak”5108Please respect copyright.PENANAe5fLoUsvM9
5108Please respect copyright.PENANASlgGTfPxqx
“Nah berarti aman dong? Haha”5108Please respect copyright.PENANAcNOmeZCBUd
5108Please respect copyright.PENANAy1SoH0dw8W
“Haha iya pak, aman”5108Please respect copyright.PENANAJnbEKx2wYc
5108Please respect copyright.PENANAg85OMoLNup
5108Please respect copyright.PENANAydjCpYbFYJ
Setelah itu mereka terdiam sambil kembali mengawasi Putra. Sesekali mereka tertawa dan mengomentari kelakuan Putra yang sedang bermain dengan teman-teman sebayanya.5108Please respect copyright.PENANAipQpJv7GhA
5108Please respect copyright.PENANAZBbz408ni0
5108Please respect copyright.PENANAo6ha4RwxEs
“Cit”5108Please respect copyright.PENANAB2vKtNTpIZ
5108Please respect copyright.PENANAluNhZsp1w1
“Iya pak?”5108Please respect copyright.PENANAj69oQLgYYE
5108Please respect copyright.PENANAhsgdE7FZGy
“Kamu masih sering digodain sama temen-temenmu?”5108Please respect copyright.PENANAL48oVKBnkI
5108Please respect copyright.PENANAE1lUKMZA52
Cita menatap pak Bowo sejenak. “Iya, masih pak. Huh mereka tuh bikin jengkel aja deh”5108Please respect copyright.PENANAOWohelaYDj
5108Please respect copyright.PENANAAT1D6LxTqW
“Emang sekarang digodainnya gimana?”5108Please respect copyright.PENANAGlL7ovycbQ
5108Please respect copyright.PENANAB79rffiqdH
“Yaa masih sama sih pak, pada nawarin buat antar jemput gitu, padahal kan aku bisa pulang pergi sendiri. Terus ada juga yang ngajakin keluar, jalan lah, makan lah, gitu-gitulah pak”5108Please respect copyright.PENANARh2uq1cVwS
5108Please respect copyright.PENANATayuK8fAjD
“Terus?”5108Please respect copyright.PENANAlzZEdKbLGm
5108Please respect copyright.PENANA9ZRb0uT0pz
“Ya nggak pakai terus. Aku kan nggak mau”5108Please respect copyright.PENANAKQtFo9HCt8
5108Please respect copyright.PENANAYpliRioLdl
“Lha ini kamu mau aku ajakin jalan?”5108Please respect copyright.PENANAqAihK93fTb
5108Please respect copyright.PENANAVrnoFbRxb1
“Ya kan beda pak”5108Please respect copyright.PENANAsW87CY3azT
5108Please respect copyright.PENANAtvOyNdW9yq
“Beda gimana?”5108Please respect copyright.PENANAYCVEU0jguS
5108Please respect copyright.PENANAQWPcRzg0wu
“Ya beda. Kan pak Bowo ngajaknya sama Putra juga. Lagian pak Bowo juga udah dapet ijin dari ibu kan. Kalau mereka tuh ngajakinnya cuma jalan berdua aja coba”5108Please respect copyright.PENANAfcfGo1gu7z
5108Please respect copyright.PENANAMLAjnaFKC8
“Haha, kurang pinter berarti mereka Cit. harusnya kayak aku kan ya? Haha”5108Please respect copyright.PENANAmt3CK3SbF0
5108Please respect copyright.PENANAz4PVphd80V
“Haha ya nggak gitu juga pak”5108Please respect copyright.PENANAPP2kX0RkRp
5108Please respect copyright.PENANAGXATOwWWd2
“Nggak gitu juga gimana? Berarti nanti kalau aku ajakin jalan berdua aja kamu mau gitu?”5108Please respect copyright.PENANAOH1JWdZ6Lu
5108Please respect copyright.PENANA91s7fGL28y
“Lha terus Putra gimana?”5108Please respect copyright.PENANAtKEK4sKtAq
5108Please respect copyright.PENANAwnL7qcciOc
“Ya Putra sama neneknya, haha”5108Please respect copyright.PENANAv2Oy9cpAcP
5108Please respect copyright.PENANA2Oc3yNkkHN
“Haha nggak ah pak, aku nggak berani. Lagian mana mungkin ibu kasih ijin. Aku juga maunya jalan kalau ada Putra pak”5108Please respect copyright.PENANAj8CtFLybwg
5108Please respect copyright.PENANA7tEDa7M2LW
“Haha iya sih, mana mungkin ibu ngijinin. Dan emang bener, mending jalannya ngajak Putra aja, biar nggak diomongin yang nggak nggak sama orang”5108Please respect copyright.PENANA7d6WM03BSq
5108Please respect copyright.PENANAAMWdjDHCee
5108Please respect copyright.PENANApNoQM7aaNA
Cita mengangguk, setuju dengan ucapan pak Bowo.5108Please respect copyright.PENANAN9vY6THpcl
5108Please respect copyright.PENANA9vB6sHBnYs
5108Please respect copyright.PENANArUYa3oRQKb
“Tapi aku masih suka kesel pak sama temen-temenku itu. Padahal udah sering aku tolak lho, tapi masih aja kayak gitu. Gimana ya pak?”5108Please respect copyright.PENANA6fheiV5yEJ
5108Please respect copyright.PENANAnQb4wSlG7A
“Kamu nolaknya dengan halus kan?”5108Please respect copyright.PENANASlJI6FmhMz
5108Please respect copyright.PENANAztAYXgkkja
“Iya, seperti yang pak Bowo bilang kemarin itu”5108Please respect copyright.PENANA8d1TA8lIZ1
5108Please respect copyright.PENANAzK9UcTdDsC
“Hmm, ya harusnya sih orang-orang itu ngerti ya kalau udah ditolak gitu, apalagi udah lebih dari sekali kan?”5108Please respect copyright.PENANAzeZ57w2ydJ
5108Please respect copyright.PENANAqB42SS3GGW
Cita menggangguk. “Iya, makanya aku jadi bingung. Kok mereka jadi kayak ngebet gitu sih”5108Please respect copyright.PENANAIZ7PzrRZl6
5108Please respect copyright.PENANAMt2IswkIkx
“Yaa, mungkin mereka mau cari kesempatan Cit. mereka tahu kamu lagi sendiri kan, suami kamu lagi nggak sama kamu. Ya jadi mereka pikir, siapa tahu aja kamu bisa mereka ajakin pergi, dan mungkin mengharap lebih dari sekedar jalan sama kamu”5108Please respect copyright.PENANA4QxeuFY6U0
5108Please respect copyright.PENANAGXVCXri7Sk
“Iya pak, makanya jadi risih lama-lama sama mereka”5108Please respect copyright.PENANAFnWJI5NgmD
5108Please respect copyright.PENANAKRVX68gFAH
“Yaudah yang sabar aja, selama mereka nggak sampai kelewatan sama kamu, ya tetep aja tolak dengan halus. Kalau udah mulai kelewatan, ya baru diomongin lebih tegas, atau kalau perlu bilang aja sama aku”5108Please respect copyright.PENANAGn1VAxFxss
5108Please respect copyright.PENANAkUcPu4hg4Q
“Haha emang kalau aku ngomong sama pak Bowo terus bapak mau ngapain?”5108Please respect copyright.PENANAbQWk3h9LWn
5108Please respect copyright.PENANA97qX55jxAp
“Ya aku datengin mereka, aku labrak aja, haha”5108Please respect copyright.PENANAswX1aA5pys
5108Please respect copyright.PENANA5TW0X4nu7t
“Haha emang situ siapanya aku coba? Hmm, pak Bowo juga nggak lagi cari-cari kesempatan kan?” tanya Cita, tapi dengan nada bercanda.5108Please respect copyright.PENANAJivqVkfZHx
5108Please respect copyright.PENANAr6wdnT70UH
“Haha kalau aku nyari kesempatan, udah dari dulu aku ajakin kamu cuma berdua aja tanpa ngajak Putra. Kalau dulu, kamu pasti lebih gampang diajak”5108Please respect copyright.PENANAFyVBqoQnUy
5108Please respect copyright.PENANAuHPYEowrtb
“Loh kok gitu pak?”5108Please respect copyright.PENANAkgFMaPiOKc
5108Please respect copyright.PENANAV4MCsKZUfj
“Iya, karena kamu dulu pasti pikirannya masih kalut, jadi nggak bisa mikir panjang, nggak bisa bedain mana yang bener mana yang salah. Jadi aku lebih gampang buat pengaruhin kamu, iya kan?”5108Please respect copyright.PENANAdxVIcEapMj
5108Please respect copyright.PENANAxFv6a7EA9N
“Hmm, iya juga sih”5108Please respect copyright.PENANAv7YGLsd7LO
5108Please respect copyright.PENANAazPiExMyWv
“Nah, kalau sekarang, pikiran kamu jauh lebih tenang, dan kamu pasti bisa lebih waspada. Lebih bisa bedain juga, mana yang niatnya tulus, sama mana yang niatnya nyari kesempatan, iya nggak?”5108Please respect copyright.PENANAB5E754UVE1
5108Please respect copyright.PENANAMnofDhNKk8
Lagi-lagi Cita mengangguk. “Bener juga sih pak”5108Please respect copyright.PENANABSgSjsjfnN
5108Please respect copyright.PENANAe3TAWV9qCF
“Tapi kalau aku bilang sih, kamu ya tetep harus waspada, meskipun sama aku”5108Please respect copyright.PENANAEMxGVh6iJZ
5108Please respect copyright.PENANAuD2c7gXuM8
“Kok gitu? Kok malah ngingetin gitu pak?”5108Please respect copyright.PENANALzuatDMaff
5108Please respect copyright.PENANAn8xBtxC1hl
“Iya, aku ingetin ini ke kamu karena aku emang nggak punya niat buat nyari kesempatan dalam kesempitan. Tapi aku kan orang biasa Cit, yang suatu saat bisa aja berubah. Niatku yang baik, bisa aja suatu saat nanti berubah jadi buruk. Kalau kamu nggak waspada, coba bayangin apa yang akan terjadi?”5108Please respect copyright.PENANAKlTeCIcHVL
5108Please respect copyright.PENANAnhroFjAmsI
5108Please respect copyright.PENANAMun5qvGBXV
Cita terdiam berpikir sejenak. Apa yang diucapkan oleh pak Bowo cukup masuk akal baginya. Selama ini yang dia lihat pak Bowo memang tidak punya niat buruk padanya. Seringnya pak Bowo main kerumahnya dan ngobrol, omongan pak Bowo selalu terjaga, tidak pernah menyerempet hal-hal pribadi dan yang tak sopan.5108Please respect copyright.PENANAKfM3jmkCow
5108Please respect copyright.PENANAKGfTCoRALh
Lagian juga, mana mungkin pak Bowo punya niat jelek kalau malah ngingetin aku kayak gini? Batin Cita.5108Please respect copyright.PENANA5CvB16DOei
5108Please respect copyright.PENANAmGpkwpBCO2
Cukup lama mereka berada ditaman itu. Selain Putra bermain diarea untuk anak-anak itu, mereka juga berkeliling untuk menikmati jajanan yang dijual diarea taman. Sampai akhirnya taman sudah mulai sepi karena satu persatu pengunjungnya mulai pulang. Kini Cita dan pak Bowo berjalan menuju mobil karena mereka juga mau pulang. Pak Bowo menggendong Putra yang sudah tertidur.5108Please respect copyright.PENANAmBXMChbntk
5108Please respect copyright.PENANApMjODofzJ9
Dalam perjalanan pulang mereka tak terlalu banyak ngobrol, takut malah jadinya membangungkan Putra. Sampai didepan rumah Cita, sama saat pertama kali Cita keluar dengan pak Bowo, dengan sigap pak Bowo membukakan pintu karena Cita cukup kerepotan dengan Putra yang tertidur dipangkuannya.5108Please respect copyright.PENANAicjjvYWyvq
5108Please respect copyright.PENANAMvdWV0YuC1
Dan kembali pak Bowo meraih tubuh Putra untuk menggendongnya. Cita terkejut dan badannya agak menggelinjang. Lagi-lagi tangan pak Bowo mengenai tubuhnya. Kali ini benar-benar tepat dipayudaranya. Dan jika yang pertama dulu hanya menyentuh sebentar, kali ini lebih lama karena memang posisi Putra yang akan diambil oleh pak Bowo. Cita bahkan sempat mendesis pelan saat tangan pak Bowo terasa agak menekan payudaranya waktu menggeser tubuh Putra sebelum benar-benar diambil pak Bowo.5108Please respect copyright.PENANA3h5vmMqExW
5108Please respect copyright.PENANAk7yprXTKlk
Cita menatap pak Bowo, pak Bowopun juga menatap Cita. Pak Bowo menggerakan mulutnya tanpa mengeluarkan suara. “Maaf”5108Please respect copyright.PENANATwPcx86tYV
5108Please respect copyright.PENANAMT7tEEvmif
Cita hanya mengangguk karena menganggap tidak ada kesengajaan dari apa yang pak Bowo lakukan tadi. Citapun kemudian segera turun dari mobil dan berjalan lebih dulu untuk membukakan pintu.5108Please respect copyright.PENANAXV2d1KMrMc
5108Please respect copyright.PENANAAfxEeJGv92
5108Please respect copyright.PENANA8G0BTOQK7U
“Ibu mana?” tanya pak Bowo dengan suara lirih.5108Please respect copyright.PENANAgg8BQTulI6
5108Please respect copyright.PENANAX4naY3u5Yy
“Udah tidur kayaknya” ucap Cita sambil berjalan kearah kamar ibu mertuanya, yang juga jadi kamar Putra.5108Please respect copyright.PENANA80ZP7ORmO9
5108Please respect copyright.PENANA9N0DYSqhPl
5108Please respect copyright.PENANAR1laSwZP05
Cita sedikit memuka pintu kamar untuk mengintip, dan ternyata ibu mertuanya memang sudah tidur. Karena dia tak ingin membangunkan ibu mertuanya yang tadi sempat bilang kalau sedang meriang, diapun terpikir agar Putra tidur dikamarnya saja dengan dia.5108Please respect copyright.PENANALxc110pIls
5108Please respect copyright.PENANA3Lf6YkS0Hy
5108Please respect copyright.PENANALIJ0mnNN2X
“Dikamarku aja pak” bisik Cita, pak Bowo mengangguk.5108Please respect copyright.PENANARCY9hsohIO
5108Please respect copyright.PENANAzWQuM7qEQV
5108Please respect copyright.PENANA0TD9LUpttf
Mereka kemudian menuju ke kamar Cita. Pak Bowo menidurkan Putra diranjang lalu langsung keluar, diikuti oleh Cita. Cita sempat ingin membuatkan pak Bowo minum dan mempersilahkan pak Bowo untuk duduk, tapi pak Bowo melarangnya.5108Please respect copyright.PENANA1wFli5uRKI
5108Please respect copyright.PENANARGh0Y9nph5
5108Please respect copyright.PENANAMsSMDTbCWU
“Nggak usah, aku langsung pulang aja”5108Please respect copyright.PENANAPKdi3g2Tas
5108Please respect copyright.PENANAPCf50q7PjO
“Tapi pak..”5108Please respect copyright.PENANA9532d9mfp8
5108Please respect copyright.PENANA453RyECQhf
“Udah malem Cit, nggak enak sama tetangga. Besok, atau lain kali aku datang lagi kesini, masih boleh kan?”5108Please respect copyright.PENANArQwRyiDVDU
5108Please respect copyright.PENANA2xTSwByHfs
“Iya pak, boleh kok”5108Please respect copyright.PENANAVqeGgbQ7R0
5108Please respect copyright.PENANA4iaOQcPz3Y
“Yaudah kalau gitu aku pulang dulu ya”5108Please respect copyright.PENANAf0YUYRdWQp
5108Please respect copyright.PENANA6UZffJXPK0
5108Please respect copyright.PENANA9SJxL1AlrV
Cita hanya mengangguk. Dia mengantarkan pak Bowo sampai kedepan pintu, lalu baru masuk lagi setelah mobil pak Bowo menghilang dari pandangannya.5108Please respect copyright.PENANAMVXU5GC9Fy
5108Please respect copyright.PENANAlT7la9bI20
Didalam kamar, Cita berbaring disamping anaknya yang sudah pulas tertidur. Beberapa kali dia tersenyum mengingat apa yang terjadi hari ini. Dia sangat senang saat melihat wajah bahagia Putra tadi ditaman. Namun dia juga bercampur sedih, memikirkan bahwa anaknya merasa bahagia justru bukan dengan ayahnya. Cita bahkan lupa, kapan terakhir kali Putra tertawa sebahagia itu saat bersama Andi.5108Please respect copyright.PENANACVBCMJHNIr
5108Please respect copyright.PENANAnUFnIePuKx
Gara-gara apa yang sudah kamu lakuin, Putra akhirnya malah bisa bahagia karena orang lain mas. Kenapa bukan kamu yang bikin Putra bahagia? Kenapa kamu harus melakukan semua itu? Apa aku harus memaafkanmu mas? Apa kamu bisa berubah setelah keluar dari penjara nanti? Batin Cita.5108Please respect copyright.PENANA56Gof5qHEA
5108Please respect copyright.PENANAS7MUYtIuEp
Dia masih bimbang untuk memaafkan Andi. Mungkin untuk apa yang dilakukan Andi dengan menampar dirinya dulu, dia bisa memaafkannya. Lagipula dia sudah tidak merasakan lagi rasa sakit dipipinya akibat tamparan itu. Tapi sakit dihatinya masih ada. Tuduhan perselingkuhan yang dilayangkan Andi, yang sama sekali tidak pernah dia lakukan. Lalu ternyata justru Andi yang telah berselingkuh dibelakangnya. Bahkan yang membuat Cita makin marah kepada Andi, adalah apa yang dilakukan Andi kepada Isna.5108Please respect copyright.PENANAZxJA6aBbwX
5108Please respect copyright.PENANAlIGrBp7eeb
Cita memang marah dan jadi membenci Isna karena telah menjadi selingkuhan Andi. Tapi Cita tidak bisa menerima perlakuan kasar Andi kepada Isna. Dia merasa, dia dan Isna sama-sama perempuan. Dia merasa mereka tidak layak mendapatkan perlakuan kasar seperti yang dilakukan Andi kepada Isna. Bagaimana dia bisa setega itu memukuli wanita? Hal yang selama ini sama sekali tak pernah terbesit dalam bayangan Cita. Andi yang dia kenal tidaklah seperti itu, Andi yang dia kenal adalah pria yang baik dan lemah lembut. Tapi ternyata dibalik itu, Andi ternyata bisa sekejam itu kepada wanita.5108Please respect copyright.PENANAxWCgyO26SI
5108Please respect copyright.PENANAFfe3Ps1Hx8
Memikirkan hal itu rasanya Cita jadi makin kesal kepada Andi. Kalau saja tidak ada Putra, mungkin Cita sudah dari dulu, sejak mengetahui perselingkuhan Andi dulu, dia akan meminta cerai dari Andi. Tapi adanya Putra, membuat semuanya tidak semudah itu dalam pikiran Cita. Ada Putra yang harus dia pikirkan nasib dan masa depannya, yang membuatnya makin bingung sekarang.5108Please respect copyright.PENANA94nSXCAClj
5108Please respect copyright.PENANATZiitITDZI
Lama dia memikirkan itu, pikirannya jadi teralih dengan apa yang terjadi tadi, saat pak Bowo kembali tanpa sengaja menyentuh tubuhnya, lebih tepatnya menyentuh payudaranya. Ada desiran yang lebih kuat yang Cita rasakan ketimbang yang pertama dulu. Dulu, karena hanya sesaat, hanya membuat Cita merasa geli, itupun sebentar lalu hilang lagi. Tapi yang tadi beda. Meskipun sebenarnya hanya sebentar, tidak lebih dari 3 detik, tapi bagi Cita itu menimbulkan sebuah getaran dalam dirinya.5108Please respect copyright.PENANAX3LRSUlvoW
5108Please respect copyright.PENANAKtYmAFDMBz
Dia kembali teringat, sudah lebih dari 2 bulan dirinya tidak disentuh oleh Andi. Sebagai wanita normal yang sudah menikah dan sudah mengenal dan merasakan seks, tentunya Cita juga memiliki kerinduan untuk merasakan itu lagi. Selama ini Cita bisa membuang jauh-jauh pikirannya itu. Tapi sentuhan pak Bowo tadi, mau tak mau kembali mengingatkannya akan kerinduannya itu.5108Please respect copyright.PENANAtaPuyDScVa
5108Please respect copyright.PENANAQue5WLHd6z
Perlahan tangan Cita bergerak meraba payudaranya sendiri, payudara yang tadi tersentuh oleh pak Bowo. Dia memejamkan mata dan mendesis, tubuhnya juga sedikit menggelinjang. Diremasnya pelan payudaranya, desiran itu makin kuat. Rasanya makin geli, membuat tubuhnya makin bergetar. Payudaranya yang hanya tertutup baju tidurnya tanpa bh, membuat tangannya bisa merasakan puting susunya perlahan mengeras.5108Please respect copyright.PENANARc2iEKwKpf
5108Please respect copyright.PENANA5JrkMscKco
Jarinya kemudian menyentuh puting itu dari balik baju tidurnya. Ssssshhhhh… Cita mulai mendesah ringan. Tubuhnya seperti tersengat, beberapa bagian tubuhnya terasa gatal, termasuk kemaluannya. Tangan Cita satunya sudah mulai bergerak kebawah untuk mengelus kemaluannya yang juga hanya tertutup baju tidur tanpa celana dalam. Saat tersentuh, tubuhnya makin bergetar. Ssshhhhh… kembali Cita mendesah, kali ini lebih panjang dari yang tadi.5108Please respect copyright.PENANAuVWOoo2qZx
5108Please respect copyright.PENANAb38p9wPw1r
5108Please respect copyright.PENANAT3nGveT9zH
“Hheempphh… ndaaaa…”5108Please respect copyright.PENANAD0Rx2fl8C6
5108Please respect copyright.PENANAvjYHgvMTt5
5108Please respect copyright.PENANATC6FXpLMeT
Tiba-tiba Cita terkejut oleh suara gumaman dari Putra. Dia membuka matanya dan melihat kesamping. Putra masih tertidur, dia hanya mengigau saja. Tapi itu sudah sukses untuk menghentikan apa yang Cita lakukan barusan. Sukses membuat Cita yang tadi sudah mulai terbang ke awang-awang jadi turun lagi ke bumi. Bahkan libidonya yang sempat naik langsung turun lagi. Dia seolah tersadar dengan apa yang tadi dia lakukan.5108Please respect copyright.PENANAM1q2cNa0q9
5108Please respect copyright.PENANAexMvKRa6xF
Astaga, apa yang sudah aku lakukan tadi? Hufh, untung ada Putra. Makasih ya nak, kamu udah ingetin bunda. Batin Cita sambil menatap anaknya, lalu memeluknya dan tidur menyusul Putra ke alam mimpi.5108Please respect copyright.PENANAEXeb7x1EJM
5108Please respect copyright.PENANAg1BrPY1kuc
*5108Please respect copyright.PENANAmX8UvPwPrb
*5108Please respect copyright.PENANA3wqTP730VE
*5108Please respect copyright.PENANAkRWDpjx3vM
*5108Please respect copyright.PENANAiKbft10qGr
5108Please respect copyright.PENANA5jn41T9ddu
Waktu berjalan dengan cukup cepat. Secepat itu juga Cita jadi lebih sering tersenyum. Dikantor sikap teman-temannya cukup baik, meskipun masih ada saja 1-2 orang temannya yang pria menggoda dan berusaha agar bisa mengajaknya keluar, tapi sekarang dia sudah tak terlalu memikirkannya. Dia ingat saja kata-kata pak Bowo untuk tak terlalu mempedulikan mereka, karena wajar saja mereka ingin mencari kesempatan dengan tidak adanya suaminya sekarang ini. Asalkan dia tetap hati-hati, dan pria-pria itu tidak keterlaluan padanya.5108Please respect copyright.PENANAFNyCA4YweU
5108Please respect copyright.PENANAJhI6ZY9syH
Selain itu, Cita juga jadi lebih ceria tanpa dia sadari adalah karena kehadiran pak Bowo. Sejak malam itu mengajak Cita dan Putra jalan-jalan, pak Bowo memang sempat beberapa kali lagi datang. Tidak terlalu sering, karena pak Bowo bilang tidak enak dengan tetangga kalau dia terlalu sering datang.5108Please respect copyright.PENANAjM6r8gEUoK
5108Please respect copyright.PENANAMvPIfR2WST
Kedatangan pak Bowo tidak pernah mendapat penolakan baik dari Cita maupun dari ibu mertuanya. Kalau dulu alasannya datang karena masih ada hubungannya dengan urusan-urusan Andi, sekarang pak Bowo datang untuk alasan Putra. Ya, tiap kali pak Bowo datang pasti yang pertama kali ditanyakan adalah Putra. Putra sendiri juga makin dekat dengan pak Bowo. Dari yang awalnya takut-takut, kini bahkan sering bertanya kepada Cita kalau pak Bowo beberapa hari saja tidak datang kesana. Putra jadi terlihat lebih bahagia sekarang daripada dibandingkan sebelum Cita dan Andi bermasalah dulu.5108Please respect copyright.PENANA8oFPDvVuKp
5108Please respect copyright.PENANAJNciMehDZn
Namun tentu saja pak Bowo tidak hanya dengan Putra tiap main kesana. Dia pasti ngobrol dengan Cita juga. Kalau dengan ibu mertua Cita memang agak jarang ngobrol, lebih seringnya dengan Cita. Dari situlah yang membuat Cita kini makin dekat dengan pak Bowo. Dia tak lagi sungkan untuk curhat kepada pak Bowo, terutama mengenai sikap teman-temannya dikantor. Sedangkan untuk masalahnya dengan Andi, Cita memang sering cerita tapi belum terbuka sepenuhnya.5108Please respect copyright.PENANAIwyjlUewYG
5108Please respect copyright.PENANAyYLy4vErNQ
Melihat kebahagiaan Putra, tentu saja Cita juga ikut bahagia. Tapi dalam hati dia juga menyimpan rasa sedih. Dia sedih karena justru Putra bisa seperti itu karena orang lain, bukan dari ayah kandungnya sendiri. Dia ingat-ingat lagi, Putra memang pernah tersenyum lebar kalau dengan ayahnya, tapi tidak seperti saat dengan pak Bowo. Beda. Dan demi melihat kebahagiaan anaknya itulah kedatangan pak Bowo tak pernah mendapat penolakan.5108Please respect copyright.PENANAAerqnsRw0J
5108Please respect copyright.PENANA5oAqLucFhG
Hari minggu siang waktu Cita baru saja selesai menjemur cucian, dia mendengar suara mobil berhenti didepan rumahnya. Dia sudah cukup akrab dengan suara itu. Mobil pak Bowo. Belum sempat dia apa-apa pak Bowo sudah mengetuk pintu dan mengucapkan salam. Cita menjawab salam dan membukakan pintu.5108Please respect copyright.PENANAOrbx3y3kt7
5108Please respect copyright.PENANAMCGvQE0BoM
5108Please respect copyright.PENANA4Lto8zc8EK
“Siang Cita” sapa pak Bowo tersenyum.5108Please respect copyright.PENANAxX3VyPgoqB
5108Please respect copyright.PENANAcoKt68gsMY
“Siang juga pak. Mari masuk pak” balas Cita juga sambil tersenyum. “Bawa apa tu pak?” tanya Cita saat dilihatnya pak Bowo membawa plastik hitam.5108Please respect copyright.PENANA9F13q3AxoX
5108Please respect copyright.PENANAUC57minSL5
“Ooh ini bakso, katanya Putra pengen bakso? Mana sekarang dia?”5108Please respect copyright.PENANALINMOsA7gb
5108Please respect copyright.PENANA3rNMpqe8vH
“Haha dibeliin bener ya? Ya ampun ngerepotin aja sih pak? Dia lagi keluar sama neneknya pak”5108Please respect copyright.PENANAlgHJi5qRjR
5108Please respect copyright.PENANAWMCTWOps0F
“Lha semalam kamu bilang dia rewel pengen bakso, ya aku beliin, hehe. Oh keluar tho, kemana emang?”5108Please respect copyright.PENANAuFswJKKLGK
5108Please respect copyright.PENANAuLkIyk5wd6
“Tadi ke tempat bu Hari, arisan gitu si Putranya diajak”5108Please respect copyright.PENANA2ZGHYbvgqH
5108Please respect copyright.PENANA0y5TEjzvB1
“Ooh kok bukan kamu yang arisan Cit?”5108Please respect copyright.PENANAvo9DVeMEm3
5108Please respect copyright.PENANAgxhxXF2H86
“Aku bagian nyuci ama bersih-bersih rumah pak, kasihan kan kalau ibu yang ngerjain”5108Please respect copyright.PENANAd01SCdWthQ
5108Please respect copyright.PENANAF60rGEeKrc
“Iya juga sih. Yaudah ini baksonya simpen dulu aja, taruh di magicom aja biar anget”5108Please respect copyright.PENANA2VlbxToLdu
5108Please respect copyright.PENANAr9FJXrc9PD
“Iya pak”5108Please respect copyright.PENANAb4QrLUHFAH
5108Please respect copyright.PENANAFQOiQ3wmDA
5108Please respect copyright.PENANAlu5aV328Gy
Cita lalu ke dapur untuk menaruh bakso pemberian pak Bowo. Tadi malam dia memang sempat chating dengan pak Bowo dan mengatakan kalau anaknya lagi rewel minta dibelikan bakso, padahal sudah malam sekali. Tak tahunya malah hari ini pak Bowo datang membawakannya. Cita memang mulai sering komunikasi dengan pak Bowo lewat hp, tapi malah mereka tak terlalu banyak yang diobrolkan kalau sedang chating, lebih enak ketemu langsung katanya.5108Please respect copyright.PENANAxbL2V5fBch
5108Please respect copyright.PENANAlvkfUFEo5J
Cita kembali ke ruang tamu dengan membawakan minum untuk pak Bowo. Waktu meletakan minuman itu, lagi-lagi pak Bowo mengintip celah belahan dada Cita, yang kali ini terlihat lebih jelas lagi. Sudah sering pak Bowo melakukan itu, karena Cita mulai cuek dengan penampilannya kalau ada pak Bowo bertamu kesini. Hampir selalu dia menemui pak Bowo tanpa jilbab kalau dirumah. Jadi menghidangkan minuman selalu jadi momen pak Bowo mengintip belahan dada Cita.5108Please respect copyright.PENANAjVa9KdyI5H
5108Please respect copyright.PENANAuU5xJTvjSV
Tapi kali ini lain, lebih jelas. Hal ini karena hari ini Cita hanya memakai daster rumahan karena memang tadi dia sehabis mencuci pakaian. Daster itu berlengan pendek dan panjangnya tak sampai selutut, tapi memiliki belahan yang cukup lebar. Sehingga ketika Cita menunduk tadi, bahkan dengan jelas pak Bowo bisa melihat sebagian besar payudara putih nan mungil milik Cita yang masih terbungkus bh.5108Please respect copyright.PENANAVK4xVHz2Uo
5108Please respect copyright.PENANAghwwom8oDm
5108Please respect copyright.PENANA2jlfSLSQGh
“Diminum pak” ucap Cita.5108Please respect copyright.PENANA6kPQfH1t2T
5108Please respect copyright.PENANAIbSTEj92SD
“Iya makasih. Ibu udah lama perginya?”5108Please respect copyright.PENANAJn6Abtnfq5
5108Please respect copyright.PENANAx5oHxBAP1r
“Belum sih, baru 2 jam”5108Please respect copyright.PENANAc5fL3VDJbG
5108Please respect copyright.PENANAbq0Qmou4Jz
“Lah, 2 jam kok baru, udah lama berarti, haha”5108Please respect copyright.PENANAjWjFBCNG4G
5108Please respect copyright.PENANAMh02ulUUQD
“Haha abisnya kalau arisan gitu, pulangnya bisa sampai sore sih pak”5108Please respect copyright.PENANAHARLdN5wRe
5108Please respect copyright.PENANAYaIpPYSL8V
“Lho emang ngapain aja? Kan cuma arisan doang?”5108Please respect copyright.PENANA0PiIuAG7rb
5108Please respect copyright.PENANAfmstpkZkzm
“Pak Bowo sih nggak tahu acaranya ibu-ibu kalau arisan. Arisannya ya emang cuma bentar, tapi abis itu kan ngobrol, nah itu yang paling lama pak, hehe”5108Please respect copyright.PENANAOvTiBXreaC
5108Please respect copyright.PENANAPqrXv9SBuT
“Halah, paling ngegosip aja kan?”5108Please respect copyright.PENANAsFnxbstZFw
5108Please respect copyright.PENANA2o96CuFflL
“Haha ya begitulah pak. Makanya aku kurang suka ikut arisan, untung ada ibu, hehe”5108Please respect copyright.PENANAEQQrT4Srq7
5108Please respect copyright.PENANATXr24B0J2M
“Gitu ya. Wah, jadi kita punya waktu lumayan lama dong buat berduaan Cit? haha”5108Please respect copyright.PENANAJAfbt154MB
5108Please respect copyright.PENANAkwSCpceDbe
“Haha iya pak”5108Please respect copyright.PENANAPlW2LQV4Pa
5108Please respect copyright.PENANAbEXxOgmzHk
5108Please respect copyright.PENANA1X4c3OtNWG
Cita tak lagi merasa risih hanya berdua saja dengan pak Bowo seperti ini, karena ini bukan pertama kalinya. Dia cukup sering hanya ngobrol berdua dengan pak Bowo seperti ini. Itu terjadi ketika Putra sedang bermain dengan neneknya, atau sedang ditidurkan dikamar oleh neneknya. Yang jelas meskipun hanya ngobrol berdua tapi ibu mertua Cita masih berada disekitaran rumah ini. Tapi ini adalah benar-benar pertama kalinya Cita hanya berdua dengan pak Bowo tanpa ada ibu mertuanya. Tapi, Cita tak risau, karena merasa sudah cukup dekat dengan pak Bowo. Dan karena Cita juga tak punya pikiran negatif kepada pak Bowo.5108Please respect copyright.PENANAvdF2lPX5m1
5108Please respect copyright.PENANA9i8CvCwrFE
Mereka banyak ngobrol, hingga Cita mengajak pak Bowo untuk makan siang. Cita menyiapkan semuanya. Dan lagi-lagi, ada saja momen dimana pak Bowo bisa mengintip celah payudara Cita dengan semakin jelas, bahkan sampai beberapa kali. Cita benar-benar tidak menyadarinya, karena dia berpikir positif terhadap pak Bowo. Dan pak Bowo juga sangat menjaga sikapnya kepada Cita.5108Please respect copyright.PENANAlmtLA4o3aR
5108Please respect copyright.PENANAC5OldkB8kM
Selesai makan siang mereka tidak kembali keruang tamu tapi pindah keruang tengah. Disana mereka duduk di satu sofa namun mereka duduk dimasing-masing ujungnya, jadi masih cukup berjarak.5108Please respect copyright.PENANAgAGyA9nEmd
5108Please respect copyright.PENANAuHajJ5jAHL
5108Please respect copyright.PENANAl9TuR6DF6i
“Kamu, belum lagi jenguk Andi Cit?” tanya pak Bowo. Suasana ceria mereka langsung berubah.5108Please respect copyright.PENANA6TB7WAgN6R
5108Please respect copyright.PENANApv0rCUOusV
Cita menggeleng. “Belum pak”5108Please respect copyright.PENANANsxLdQVjxo
5108Please respect copyright.PENANAmMibo6cuFa
“Udah sebulan lebih lho, sekalipun kamu belum jenguk dia di lapas? Kenapa?”5108Please respect copyright.PENANAGKdamaA8T6
5108Please respect copyright.PENANAAMd0VXAXyH
5108Please respect copyright.PENANAiuqAYHJucR
Cita terdiam sebentar, tatapannya menerawang tak jelas kemana.5108Please respect copyright.PENANAVHDpF0uqjO
5108Please respect copyright.PENANANNNdDjU7Ox
5108Please respect copyright.PENANA00IIrnkVcz
“Masih marah sama dia?” tanya pak Bowo lagi.5108Please respect copyright.PENANAqFLiTamud8
5108Please respect copyright.PENANA2Iy0qxW2Lk
“Aku nggak tahu pak, tapi, rasanya aku masih belum bisa, atau mungkin belum mau ketemu dia” jawab Cita.5108Please respect copyright.PENANAxnnPdXvozy
5108Please respect copyright.PENANAIsI5fowWPK
“Cit, lihat aku” ucap pak Bowo. Cita kemudian menatap pak Bowo. “Kamu mau ngebiarin hatimu itu galau berlarut-larut?”5108Please respect copyright.PENANAezKobfr8Ol
5108Please respect copyright.PENANA2H8YwHzbaf
“Siapa yang galau?” kilah Cita.5108Please respect copyright.PENANA14fq9chDNE
5108Please respect copyright.PENANASHbai8afPR
Pak Bowo tersenyum. “Kalau kamu nggak galau, kamu pasti udah jenguk Andi. Buktinya, sampai sekarang kamu belum pernah jenguk Andi lagi kan?”5108Please respect copyright.PENANAzOMRoBwXC7
5108Please respect copyright.PENANAjfQyTeoZyP
5108Please respect copyright.PENANAHd8AMndAmD
Cita menunduk, lalu menggelengkan kepalanya.5108Please respect copyright.PENANAKIhav2yO6H
5108Please respect copyright.PENANAfZItHrqoBM
5108Please respect copyright.PENANAdCt6EpMzKv
“Kamu tahu nggak Andi sekarang gimana kabarnya? Gimana kondisinya sekarang?”5108Please respect copyright.PENANA2GBBMsbzZF
5108Please respect copyright.PENANAI1tixUUAzJ
5108Please respect copyright.PENANAiCrjbblrIT
Kembali, Cita menggelengkan kepalanya.5108Please respect copyright.PENANAdODF2kMsfP
5108Please respect copyright.PENANAAvJfQjYKrR
5108Please respect copyright.PENANArp0LpjmbAh
“Apa kamu nggak pengen tahu?”5108Please respect copyright.PENANARMwEnl3RM4
5108Please respect copyright.PENANA9Fd6XTgLN6
5108Please respect copyright.PENANA96D4tTah3I
Kali ini Cita diam, tapi masih tetap menunduk. Tiba-tiba saja pak Bowo meraih tangan Cita, dan menggenggam lembut telapak tangannya.5108Please respect copyright.PENANAFbdcELOwJ8
5108Please respect copyright.PENANAXfF1Az9gxv
5108Please respect copyright.PENANAIGHM4PtbWj
“Cita, sebenarnya apa yang kamu mau dari semua ini?”5108Please respect copyright.PENANAg2nhtMoM6U
5108Please respect copyright.PENANA3HMDUITZA2
5108Please respect copyright.PENANAHNgOnJ3AmI
Cita menggelengkan kepala, tanda bahwa dia masih belum tahu apa yang diinginkan, belum tahu apa yang harus diputuskan dari semua masalah yang dia hadapi.5108Please respect copyright.PENANAOM64pYE7E2
5108Please respect copyright.PENANAqELM7USbar
5108Please respect copyright.PENANAjBqDh1BaYA
“Coba kamu jawab jujur, dari dasar hatimu yang paling dalam. Kamu udah maafin Andi belum?” tanya pak Bowo sambil meremas lembut tangan Cita.5108Please respect copyright.PENANAYUoTwlAQLS
5108Please respect copyright.PENANArFaeWTbX9u
5108Please respect copyright.PENANAjDjAd7llxH
Cita terdiam sebentar, berpikir. Dia mencoba benar mencari jawaban yang sesungguhnya dari pertanyaan pak Bowo tadi. Dan perlahan, dia menggelengkan kepalanya.5108Please respect copyright.PENANAGyYjlXjgvy
5108Please respect copyright.PENANArPmpgVv5rl
5108Please respect copyright.PENANAymTwQVbfB2
“Belum memaafkan dia? Apa yang paling bikin kamu masih belum bisa maafin dia?”5108Please respect copyright.PENANAhW5QLVWgF1
5108Please respect copyright.PENANAJr7TLeohx6
5108Please respect copyright.PENANAUOuiQTODyr
Cita terdiam lagi. Sebenarnya, pilihan jawaban sudah ada dikepalanya. Tuduhan Andi padanya, kekerasan yang dilakukan Andi padanya, perselingkuhan Andi dibelakangnya, dan apa yang sudah dilakukan Andi kepada Isna. Tapi, dia bimbang untuk memilih, mana yang harus dia katakan untuk mewakili perasaannya saat ini.5108Please respect copyright.PENANAu896n1LE8m
5108Please respect copyright.PENANAAzU8k0d1xJ
Pak Bowo kembali meremas tangan Cita dengan lembut, yang perlahan-lahan membuat perasaan Cita jadi lebih tenang, jadi lebih damai. Tapi disisi lain, entah bagaimana remasan itu justru membuat keempat hal yang telah dilakukan Andi yang masih membuatnya belum bisa memberi kata maaf, muncul perlahan satu demi satu, dan semakin jelas. Semakin lama semakin jelas, hingga akhirnya membuat matanya perih, perlahan berkaca-kaca, dan badannya mulai sedikit bergetar.5108Please respect copyright.PENANAMFoCrpP0AH
5108Please respect copyright.PENANA4LwIGkYvJP
5108Please respect copyright.PENANAtKLhdB7OxS
“Sini” ucap pak Bowo sambil merengkuh tubuh Cita kepelukannya.5108Please respect copyright.PENANApnldHbcdId
5108Please respect copyright.PENANALH87Qci0QC
5108Please respect copyright.PENANAMLzB3l4KTq
Untuk pertama kalinya Cita dipeluk oleh pak Bowo. Dia tidak menolak. Malah, ketika kepalanya menempel didada pak Bowo, air matanya turun tak tertahankan. Dia menangis. Pak Bowo terus merangkulnya. Tangan kirinya mengusap-usap kepala Cita, sedangkan tangan kanannya mengusap lembut lengan dan punggung Cita bergantian. Dia biarkan Cita menangis meluapkan segala keresahan dan kesedihannya.5108Please respect copyright.PENANAkLW3FMo8vu
5108Please respect copyright.PENANA9zfhXKRyMU
5108Please respect copyright.PENANAsT7GePqvKR
“Hiks hiks paak.. hiks hisk..”5108Please respect copyright.PENANAArIO5yBWqz
5108Please respect copyright.PENANAq42NPtYNnv
“Ssstt.. udah nangis aja dulu, keluarin semuanya sampai kamu lega” ucap pak Bowo.5108Please respect copyright.PENANA3zbGO5HX2L
5108Please respect copyright.PENANAY0b0gySfLs
5108Please respect copyright.PENANAHR2avgtghR
Cita tak jadi bicara, dan kembali menangis. Menenggelamkan kepalanya didada pak Bowo, membuat dada lelaki itu perlahan mulai terasa basah. Pak Bowo membiarkan saja Cita menangis sepuasnya. Dia juga tak bicara apapun untuk menenangkan Cita, hanya terus memeluk dan mengusap kepala dan punggung Cita saja.5108Please respect copyright.PENANAVHAOIiO9PB
5108Please respect copyright.PENANAg7XCDqtlQO
Sudah hampir 10 menit akhirnya tangisan Cita mereda, tapi masih sisa sedikit sesenggukan. Dia masih belum juga menarik kepalanya dari pelukan pak Bowo. Dia mulai merasa nyaman dalam dekapan lelaki itu. Biasanya, kalau dia menangis dipelukan Nada, dia juga bisa merasa plong. Tapi kali ini beda, lebih damai, lebih hangat.5108Please respect copyright.PENANAAjghOJLuaI
5108Please respect copyright.PENANAtBeuMZqYd2
5108Please respect copyright.PENANAzcY4xQ8XxD
“Udah nangisnya?” tanya pak Bowo. Cita hanya mengangguk.5108Please respect copyright.PENANAgqy5meMp2L
5108Please respect copyright.PENANAZ3KIJ7oXlC
“Udah puas?” tanya pak Bowo lagi, dan Cita mengangguk lagi.5108Please respect copyright.PENANAwjm8VfkQ5Y
5108Please respect copyright.PENANAPyGYRpTIef
“Bagus deh, jadi kan nggak makin basah bajuku” ucapnya berkelakar.5108Please respect copyright.PENANAdkpCthTY2S
5108Please respect copyright.PENANAIod6aduRNr
“Iiih apaan sih” balas Cita malu-malu, dan malah menenggelamkan kepalanya didekapan pak Bowo.5108Please respect copyright.PENANAXwK1KU9aVc
5108Please respect copyright.PENANA3N17De1xPs
“Jadi, udah mau cerita sekarang?” tanya pak Bowo sambil sedikit mendorong tubuh Cita agar terlepas dari pelukannya. Dia meraih wajah Cita, lalu menyeka sisa air mata wanita itu.5108Please respect copyright.PENANAnszd5OuNFI
5108Please respect copyright.PENANA2qHc4VuucU
5108Please respect copyright.PENANASpR7Q3VmmS
Cita sudah mulai tenang. Dia mengatur nafasnya. Menarik nafas dalam-dalam, lalu menghembuskanya. Dia melakukannya beberapa kali, sampai debaran didadanya akibat tangisannya tadi berangsur mereda dan normal.5108Please respect copyright.PENANAQtlh90b4qw
5108Please respect copyright.PENANAjJqnlPyVL3
5108Please respect copyright.PENANAo3VLfMsvXa
“Sebenarnya, aku bingung pak” ucap Cita.5108Please respect copyright.PENANA5BGJxj9bPb
5108Please respect copyright.PENANANhAsufFHsd
“Bingung gimana?”5108Please respect copyright.PENANAluoMWYD3kU
5108Please respect copyright.PENANASSifoQVyXl
“Ada beberapa hal, yang dilakukan sama mas Andi, yang membuatku susah untuk memaafkannya”5108Please respect copyright.PENANAWIuHK57rS9
5108Please respect copyright.PENANA7V9A2q3Xvk
“Aku punya banyak waktu kok buat dengerin cerita kamu” ucap pak Bowo.5108Please respect copyright.PENANA10eXgW13Bu
5108Please respect copyright.PENANASyknQULE81
5108Please respect copyright.PENANAHB4R7UOBiG
Cita menatapnya sejenak. Dia menimbang-nimbang, apakah harus menceritakannya pada pak Bowo atau tidak. Dia sudah menceritakan semua yang dia rasakan itu ke Nada, tapi selama ini Nada hanyalah menjadi pendengar yang baik bagi Cita. Tak banyak solusi yang diberikan oleh Nada. Tapi yang pasti Nada akan selalu ada dan mendukung semua keputusan Cita nantinya.5108Please respect copyright.PENANAInHTanG3AC
5108Please respect copyright.PENANAeTzD1tBuEs
Kali ini dia berpikir, apakah dengan cerita pada pak Bowo dia akan mendapatkan respon yang lain? Kalau hanya seperti Nada, percuma saja dia cerita. Justru akan makin banyak orang yang akan tahu aib rumah tangganya. Tapi disisi lain, Cita butuh saran, butuh solusi. Dan mungkin, pak Bowo bisa memberinya itu. Pak Bowo lebih tua, dan mungkin lebih dewasa, pandangan dia dari sudut pandang laki-laki mungkin ada gunanya, pikir Cita.5108Please respect copyright.PENANAYiRTvTfHNg
5108Please respect copyright.PENANAaj2jQsgpTu
5108Please respect copyright.PENANAEnuNnCtEl3
“Paling nggak, ada 4 hal yang masih bikin aku susah maafin dia pak. Dan ya memang, masalah kami berawal dari keempat hal itu” ucap Cita.5108Please respect copyright.PENANAu80DbQlMUH
5108Please respect copyright.PENANAvFwWWpezFh
“4? Banyak amat? Bisa dikorting nggak? Hehe”5108Please respect copyright.PENANAwzD5TeUWw5
5108Please respect copyright.PENANApbRB91qORr
“Pak Bowo iihh.. serius ini. Jadi mau dengerin nggak sih?” ucap Cita kesal, tapi tak ayal dia ikut tersenyum juga.5108Please respect copyright.PENANAIfXwzq1f9c
5108Please respect copyright.PENANAyzr7vYlzQl
“Hahaa iya iya, bercanda Cit, biar kamu nggak sepaneng gitu. Yaudah cerita, apa aja keempat hal itu?”5108Please respect copyright.PENANAfCpURJA9n0
5108Please respect copyright.PENANATCOQO6NJeS
“Hmm, soal tuduhan mas Andi ke aku, perselingkuhan dia, kekerasan dia ke aku dan ke Isna”5108Please respect copyright.PENANAFydVuomJd7
5108Please respect copyright.PENANAoyrS5IqSFB
“Tunggu tunggu. Kalau soal tuduhan, perselingkuhan dia dan kekerasan dia sama Isna, aku udah tahu. Terus, kekerasan dia ke kamu, itu maksudnya gimana? Dia kasar sama kamu gitu?” tanya pak Bowo.5108Please respect copyright.PENANAAkeQw6pisz
5108Please respect copyright.PENANAY0evg65KI3
5108Please respect copyright.PENANALYrXSungiq
Jelas saja pak Bowo hanya pura-pura tidak tahu. Karena nyatanya dia sudah tahu semua itu. Dari siapa lagi kalau bukan dari Isna, yang mendapat cerita langsung dari Andi. Kekerasan yang dimaksud Cita pastinya adalah soal tamparan-tamparan itu, dan juga waktu Andi menyetubuhi Cita dengan kasar 2 kali.5108Please respect copyright.PENANAHg6arwqb9E
5108Please respect copyright.PENANAPcTZuTSODs
5108Please respect copyright.PENANAe9IydyFKBO
“Iya pak. Dia pernah namparin aku buat maksa aku ngaku kalau aku udah selingkuh”5108Please respect copyright.PENANAcLewe3WZC3
5108Please respect copyright.PENANAaXxrdBNNAb
“Apa? Gila si Andi! Sampai segitunya dia ke kamu?” ucap pak Bowo, pura-pura marah.5108Please respect copyright.PENANArpLxp2ANqC
5108Please respect copyright.PENANAJqIxPIPltJ
“Iya pak”5108Please respect copyright.PENANAW7V0u5fcdX
5108Please respect copyright.PENANAmR1wNISY5x
“Terus, kamu gimana?”5108Please respect copyright.PENANAeIiwqrOmM1
5108Please respect copyright.PENANAxjnYx0P3AM
“Gimana apanya? Ngaku kalau aku selingkuh? Ya nggak lah, orang aku sama sekali nggak pernah selingkuh kok”5108Please respect copyright.PENANAVubaz2E90D
5108Please respect copyright.PENANARmDYbKyR1u
5108Please respect copyright.PENANA5AmxDQdFKF
Pak Bowo cuma geleng-geleng kepala. Dimata Cita, pak Bowo menggelengkan kepala itu karena tak habis pikir dengan kelakuan Andi. Padahal sebenarnya yang pak Bowo pikirkan adalah bahwa ternyata memang benar-benar tidak pernah berselingkuh dibelakang Andi. Dan tentu saja ini membuatnya gembira, karena itu artinya Cita bersih, belum disentuh oleh siapapun kecuali Andi, yang dia tahu dari Isna kalau penis Andi itu kecil. Makin terbuka lebar kesempatan buatnya untuk memuaskan Cita dan membuat Cita lupa kepada Andi.5108Please respect copyright.PENANARCR2mPA9l7
5108Please respect copyright.PENANAaaV0eWLnm8
5108Please respect copyright.PENANAO0Rbiu8K2F
“Aku udah coba berkompromi pak. Tapi gimana ya, rasanya sebagai wanita, aku tuh ngerasa kalau direndahin, dan itu yang bikin aku masih belum bisa terima” ucap Cita, yang matanya terlihat kembali berkaca-kaca.5108Please respect copyright.PENANA9T4iKQwxfl
5108Please respect copyright.PENANAo5TZgv0i0u
“Bener-bener bodoh si Andi itu” gumam pak Bowo perlahan, tapi masih cukup untuk bisa didengar Cita.5108Please respect copyright.PENANA3GWaKApwLB
5108Please respect copyright.PENANAMEALS8FBev
5108Please respect copyright.PENANAWpMwVkAZPv
Cita mengangguk, mengiyakan kata-kata pak Bowo, meskipun maksud mereka berbeda. Cita menganggap, maksud pak Bowo adalah kebodohan Andi dengan semua prasangkanya sampai membuat justru dirinya sendiri yang selingkuh. Tapi lagi-lagi dikepala pak Bowo beda. Dia menganggap Andi bodoh karena sudah menyia-nyiakan istri seperti Cita. Sebuah kebodohan yang justru akan berbuah menyenangkan untuknya.5108Please respect copyright.PENANAHGdEVGsPAh
5108Please respect copyright.PENANAeVmjKiOnY8
5108Please respect copyright.PENANAPIFtzFzuFi
“Aku emang belum lama kenal Andi, tapi aku beneran nggak nyangka kalau dibalik sikapnya yang kalem itu, dia bisa sekasar itu sama cewek. Aku pikir cuma ke Isna, tapi ternyata ke kamu juga” ucap pak Bowo.5108Please respect copyright.PENANApchvUxVO2U
5108Please respect copyright.PENANAdJY2BeHHhW
“Jangankan pak Bowo, aku yang udah lebih lama kenal dia aja beneran nggak nyangka kok” sahut Cita.5108Please respect copyright.PENANArSXbz6J8vj
5108Please respect copyright.PENANAPamsSGRJB0
5108Please respect copyright.PENANAhVrsFniDuh
Waktu pak Bowo mau bertanya lagi pada Cita, dia melihat air mata Cita mulai meleleh lagi. Cita kembali menangis. Kali ini tanpa direngkuh oleh pak Bowo, Cita sendiri yang membenamkan kepalanya didada lelaki itu.5108Please respect copyright.PENANAZWC6meUXVW
5108Please respect copyright.PENANAy2tg4YWCS0
5108Please respect copyright.PENANAdAS8DDBnTN
“Hiks, kenapa sih pak mas Andi sebodoh itu? Kenapa dia nggak percaya sama aku?”5108Please respect copyright.PENANAIrRxhzJPZo
5108Please respect copyright.PENANAECLJFzxk3k
5108Please respect copyright.PENANABBACO5LAEy
Cita mulai kembali mengeluarkan uneg-unegnya, luapan emosinya.5108Please respect copyright.PENANAGNXzUCDdrr
5108Please respect copyright.PENANAZa3NPdAZQL
5108Please respect copyright.PENANArBncUrh81a
“Kenapa dia nggak bisa percaya sama aku? Kenapa dia nggak bisa mikir kalau aku nggak mungkin menghianatinya?”5108Please respect copyright.PENANATIcGCVFcS5
5108Please respect copyright.PENANA4DK1CyQOMi
Pak Bowo mulai mengusap kepala Cita lagi. “Mungkin dia takut kehilangan kamu Cit” ucap pak Bowo.5108Please respect copyright.PENANAYk0k9TPx7C
5108Please respect copyright.PENANAjiCLa9OeNR
“Tapi nggak gini caranya pak. Apa dia nggak mikirin Putra? Apa dia nggak mikir gimana jadinya Putra kalau nanti kami pisah cuma gara-gara kebodohan dan keegoisan dia? Apa dia nggak kasihan sama Putra?”5108Please respect copyright.PENANA2o50fJWpDi
5108Please respect copyright.PENANAXSsBqs1zFr
“Waktu sama dia, Putra nggak pernah bisa sebahagia waktu sama pak Bowo. Padahal dia ayah kandungnya. Kenapa dia nggak mikirin anaknya sendiri? Kalaupun dia curiga sama aku, apa nggak ada sedikitpun Putra didalam kepalanya?”5108Please respect copyright.PENANARbLptC63Ba
5108Please respect copyright.PENANAf8cU8V45FS
5108Please respect copyright.PENANAfQYGEtxNDY
Deg. Pak Bowo terkejut mendengar kata-kata Cita. Putra tak pernah sebahagia itu ketika bersama Andi? Putra lebih bahagia bersamanya? Pak Bowo hanya bisa diam.5108Please respect copyright.PENANAy8tuvapdQr
5108Please respect copyright.PENANAat4UbLpvoP
5108Please respect copyright.PENANAkO2xkfcziN
“Jujur pak, mungkin kalau nggak ada Putra, aku udah pergi. Aku udah balik ke orang tuaku. Aku udah minta pisah sama dia. Tapi ada Putra, yang membuatku masih bisa bertahan sampai sekarang. Aku masih mikirin Putra. Tapi apa dia mikirin Putra?”5108Please respect copyright.PENANA3WBCf6VeNX
5108Please respect copyright.PENANAWeQzCM76h0
5108Please respect copyright.PENANAT0zP4bgwEn
Dada pak Bowo berdetak hebat. Sebuah perasaan yang sudah sangat lama tidak dia rasakan. Ucapan Cita membuatnya teringat akan momen-momen kebersamaannya dengan Putra. Memang tujuannya bisa dekat dengan Putra adalah untuk bisa mengambil hati Cita. Tapi selama ini dia tulus dengan Putra. Mungkin hanya saat pertama kali mengajak ke waterpark saja yang tidak tulus, tapi selebihnya, dia benar-benar menikmati waktunya dengan Putra.5108Please respect copyright.PENANAwlokURH4u2
5108Please respect copyright.PENANAq7z4UEckPB
5108Please respect copyright.PENANAq7SaWNaIpW
“Putra itu anaknya mas Andi, kenapa Putra malah lebih bahagia sama pak Bowo? Hiks” ucap Cita sambil memukul-mukul ringan dada pak Bowo, yang sama sekali tak dihentikan oleh lelaki itu. Dia membiarkan saja Cita melakukannya, menumpahkan segala rasa kesalnya.5108Please respect copyright.PENANAS0zqEzUh87
5108Please respect copyright.PENANAEg2yVsTRr7
5108Please respect copyright.PENANAGeEFkDBGcT
Setelah itu, yang terdengar dari mulut Cita hanyalah tangisan, yang jauh lebih lama dari yang tadi. Pak Bowo sama sekali tak bisa menjawab semua ucapan Cita. Semua akal bulusnya seperti sirna. Dekapannya ke tubuh Cita makin erat, tapi tulus. Citapun bahkan membalas pelukan pak Bowo. Jelas terasa oleh pak Bowo bagian tubuh Cita, terutama payudaranya menempel ditubuhnya. Tapi, pikirannya sedang tidak kesitu sekarang. Dia tak peduli, dia sedang memikirkan hal lain. Memikirkan kata-kata Cita tentang Putra.5108Please respect copyright.PENANAg7OmWqLO2O
5108Please respect copyright.PENANAzHyKyJWPts
Dan kemudian pak Bowo pikiran pak Bowo melayang ke belasan tahun silam. Waktu itu anaknya juga seusia Putra. Dia saat itu sangat bahagia, apalagi jika melihat anaknya tersenyum lepas. Momen yang belasan tahun lalu itu, ternyata terulang kembali saat dia melihat Putra. Dari kemarin-kemarin pak Bowo tidak memikirkan hal itu, tidak kepikiran lebih tepatnya. Tapi kata-kata Cita tadi seakan menyadarkannya, bahwa dia juga mulai menikmati kebersamaanya dengan Putra, dia jadi sadar kalau dia juga jadi sangat bahagia ketika melihat Putra bahagia.5108Please respect copyright.PENANAmMhFlTHZFT
5108Please respect copyright.PENANAnNeVLyiNZ2
Bermenit-menit berlalu hanya dilalui dengan suara tangisan Cita. Tak ada lagi sepatah katapun terucap dari mereka berdua. Sampai akhirnya kembali tangisan Cita mereda. Namun mereka masih berpelukan cukup erat. Beberapa saat kemudian, nafas Cita terdengar lembut dan tenang. Pak Bowo menggerakan kepalanya, melirik Cita, dikiranya Cita sudah tertidur karena kecapekan menangis, ternyata tidak.5108Please respect copyright.PENANA4NHD7VhcNM
5108Please respect copyright.PENANAQjTOCTShNK
5108Please respect copyright.PENANAEpYjGhuY3N
“Cita”5108Please respect copyright.PENANAur49gtmAH2
5108Please respect copyright.PENANAzGQFbHxYtI
“Hemm?” Cita menatap pak Bowo. “Maaf ya pak, bikin kaosnya makin basah, hehe” sambungnya.5108Please respect copyright.PENANAKGEgEobz8v
5108Please respect copyright.PENANALmQSd78LMB
“Haha nggak papa. Yaudah, itu daster kamu benerin dulu” ucap pak Bowo.5108Please respect copyright.PENANAYBmq5S7BPH
5108Please respect copyright.PENANAFzg1ap5PIP
5108Please respect copyright.PENANA0GisMYob4U
Cita langsung melirik daster yang dia pakai. Ternyata, gara-gara gerakan memukul-mukulnya pada pak Bowo tadi tanpa dia sadari membuat dasternya bergeser hingga ke samping, memperlihatkan pundah kanan Cita yang putih dan mulus, juga termasuk tali bh berwarna hitamnya yang sangat kontras dengan warna kulitnya. Bukannya buru-buru membenarkan dasternya, Cita malah menatap pak Bowo lagi.5108Please respect copyright.PENANAAc6G3bOaQy
5108Please respect copyright.PENANA9nd7sUA58Z
5108Please respect copyright.PENANAXqwxDjVInF
“Kok malah diem? Nggak mau dibenerin dulu itu dasternya? Atau mau ngasih tontonan ke aku ya?” goda pak Bowo membuat Cita tersenyum.5108Please respect copyright.PENANAMPEzZyq7tK
5108Please respect copyright.PENANAkpdIbi86GJ
5108Please respect copyright.PENANA58o2bt1MTz
Tapi Cita masih tak melakukan apapun, hingga kemudian malah tangan pak Bowo yang bergerak. Tangannya bergerak menyusuri lengan Cita, hingga berhenti dipinggiran kerah dasternya disamping pundak. Dia kaitkan jarinya dikain itu, dan sedikit menariknya. Cita hanya diam saja, namun dadanya berdebar sangat kencang, menebak-nebak apa yang dilakukan pak Bowo.5108Please respect copyright.PENANAoH1BkRtplp
5108Please respect copyright.PENANAwdPiUsNeDg
Dia mau ngapain? Apa dasterku mau digeser biar makin terbuka? Atau malah mau dipelorotin sama dia biar tubuhku makin terlihat? Dia udah beberapa kali melihat pundakku, apa mungkin dia mau lihat lebih banyak lagi? Kalau dia melakukan itu, aku harus gimana? Apakah aku harus menahan tangannya? Marah padanya? Atau aku biarkan saja? Aku harus gimana? Batin Cita.5108Please respect copyright.PENANAjEYSRlm2mN
5108Please respect copyright.PENANAs2xMLeGOZC
Pak Bowo memang sudah beberapa kali melihat pundak Cita waktu dia hanya memakai tanktop. Dan selama ini, yang Cita lihat dari pak Bowo, lelaki itu tak pernah mencuri-curi kesempatan untuk menyentuhnya. Kalau hanya melihat, Cita rasa itu masih wajar. Tapi saat ini, pikirannya membayangkan apa yang mau dilakukan pak Bowo. Terlebih saat ini mereka hanya berdua saja dirumah.5108Please respect copyright.PENANAe4OxVxU53t
5108Please respect copyright.PENANAKhNm9KQzTr
Cita yang masih menanti, mulai merasakan tangan pak Bowo bergerak. Debaran didadanya kian kencang. Satu sisi hatinya menyuruh untuk menghentikan tangan pak Bowo, sisi lainnya menyuruh untuk membiarkan saja. Cita tak mengerti perasaan apa ini. Tapi dia hanya diam saja.5108Please respect copyright.PENANAo9ZsihzJjM
5108Please respect copyright.PENANAoc4eK4E22r
Akhirnya, tangan pak Bowo benar-benar menggeser daster Cita. Tapi ternyata tidak seperti yang Cita pikirkan. Cita sampai menoleh lagi kebagian pundaknya. Daster itu digeser pak Bowo kembali ketempat seharusnya, menutupi pundak dan tali bhnya. Cita kemudian menatap pak Bowo yang ternyata sedang tersenyum kepadanya.5108Please respect copyright.PENANArt2dEFLVcZ
5108Please respect copyright.PENANA6OIdzKIz5G
Citapun membalas senyuman pak Bowo. Mereka hanya terdiam tanpa kata. Dan kini, wajah mereka ternyata sudah begitu dekat. Debaran jantung mereka sangat kencang saat ini. Ya benar, mereka. Bukan hanya Cita saja, tapi pak Bowo juga. Pak Bowo sendiri tak mengerti kenapa dia merasakan seperti ini.5108Please respect copyright.PENANArl6dnRD49k
5108Please respect copyright.PENANAMs9YNXbwxX
Wajah mereka perlahan kian mendekat. Semakin dekat, semakin kencang debaran jantung mereka. Masing-masing bahkan bisa merasakan nafas orang yang ada dihadapan mereka. Perlahan, Cita menutup matanya, dan bibirnya sedikit terbuka. Pak Bowo tahu itu, sebuah kesempatan emas yang dia tunggu-tunggu. Sebuah umpan matang kepada dirinya yang berdiri bebas didepan gawang. Tapi entah kenapa, tiba-tiba dia ragu.5108Please respect copyright.PENANAbvBCFc320c
5108Please respect copyright.PENANAMpeYN6nTrQ
Cuuuup…5108Please respect copyright.PENANAwlQLcQho49
5108Please respect copyright.PENANAVEDWJo7K28
Cita makin agak tersentak, lagi-lagi apa yang terjadi tidak seperti apa yang dia bayangkan. Sebuah kecupan halus dan lembut mendarat dikeningnya. Dikening, bukan dibibir. Sekitar 3 detik dia merasa keningnya dikecup, sampai akhirnya bibir itu meninggalkan keningnya, dan diapun membuka matanya. Yang pertama dilihatnya, adalah senyuman dari pak Bowo, yang membuat wajahnya menghangat. Pak Bowo bisa melihat, pipi putih Cita mulai merona merah.5108Please respect copyright.PENANAfuSxN7VT1R
5108Please respect copyright.PENANAbJ3wO9o6wB
Tak tahan dipandangi pak Bowo, Cita langsung mengarahkan kepalanya kedada pak Bowo lagi, sambil tangannya memeluk erat tubuh pria itu. Tak bisa dijelaskan bagaimana rasa didalam hatinya. Yang jelas dia malu. Tapi juga nyaman, tenang dan damai untuk saat ini. Terlebih saat dia mendapat balasan pelukan yang cukup erat dari pak Bowo.5108Please respect copyright.PENANAzuhYCzHBgA
5108Please respect copyright.PENANATWJT57N0WY
5108Please respect copyright.PENANAMT0Zpg6Uu7
“Cita”5108Please respect copyright.PENANAdYzbdoQuDT
5108Please respect copyright.PENANAjFsc2UjGIm
“Iya pak”5108Please respect copyright.PENANAY45WBXqG1p
5108Please respect copyright.PENANA9CbZ0okBPd
“Cuci muka sana gih”5108Please respect copyright.PENANASxDqWPFl3h
5108Please respect copyright.PENANAJu4VHxgTH6
“Eemm entar dulu aahh” jawab Cita dengan nada manjanya.5108Please respect copyright.PENANAg6Nx9SsndA
5108Please respect copyright.PENANAiwfExIFIzv
“Buruan, entar ibu sama Putra pulang lho”5108Please respect copyright.PENANApySua1jCEe
5108Please respect copyright.PENANASBhP6RNB4Z
“Oh iya” tiba-tiba Cita tersentak, lalu menatap jam dinding.5108Please respect copyright.PENANAHdLkXLadie
5108Please respect copyright.PENANAYfrCDPo5Ae
5108Please respect copyright.PENANAZsSjC91Ij0
Astaga, udah jam segini. Ya ampun, untung diingetin pak Bowo. Batin Cita.5108Please respect copyright.PENANAuHdYr4qy2T
5108Please respect copyright.PENANAFd2RuE2k2C
Buru-buru Cita berdiri dan langsung ke kamar mandi untuk mencuci mukanya. Sebelumnya dia sempat melihat wajahnya dicermin, dan memang terlihat sekali mata sembabnya juga bekas lelehan air mata dipipinya.5108Please respect copyright.PENANAG4ITnVECQT
5108Please respect copyright.PENANARS6h7IY7hh
Dikamar mandi, setelah cuci muka Cita tak langsung keluar. Dia terdiam, merenung mengingat apa yang terjadi tadi. Dia tak mengerti, kenapa dirinya sempat ada harapan pak Bowo melakukan yang lain daripada yang terjadi tadi. Dia tak mengerti kepada dirinya sendiri, yang bahkan sudah bersiap jika saja bibirnyalah yang tadi mendapat kecupan dari pak Bowo. Dia benar-benar tak mengerti dengan situasi tadi, kenapa dirinya bisa sedekat itu dengan pak Bowo. Tapi, kemudian bibirnya tersenyum, karena dia mengingat kata-kata pak Bowo tempo hari.5108Please respect copyright.PENANAAxSxWUgpgn
5108Please respect copyright.PENANA6EHZ8BBaWi
5108Please respect copyright.PENANAyKQb6LTGKf
“Kalau aku nyari kesempatan, udah dari dulu aku ajakin kamu cuma berdua aja tanpa ngajak Putra. Kalau dulu, kamu pasti lebih gampang diajak, karena kamu dulu pasti pikirannya masih kalut, jadi nggak bisa mikir panjang, nggak bisa bedain mana yang bener mana yang salah. Jadi aku lebih gampang buat pengaruhin kamu, iya kan?”5108Please respect copyright.PENANAyT9YhtjyZJ
5108Please respect copyright.PENANAVpRHYBcz9B
5108Please respect copyright.PENANA7aP9LRgAGF
Itu adalah kata-kata yang diucapkan pak Bowo ketika mereka mengajak Putra jalan-jalan kesebuah taman dipinggiran kota. Saat itu mereka sedang membahas tentang teman kantor Cita yang sering menggodanya, yang kelihatannya sedang mencari kesempatan.5108Please respect copyright.PENANAl8hB6K7wmk
5108Please respect copyright.PENANACQMAbvw8Xf
Kalau memang pak Bowo mencari kesempatan, pasti tadi kejadiannya udah lain. Bisa-bisa, dia bener-bener pelorotin daster aku, apalagi aku cuma diem gitu aja tadi. Batin Cita. Dia kemudian teringat kata-kata pak Bowo yang lain, yang juga diucapkan malam itu.5108Please respect copyright.PENANAAG10S8e9si
5108Please respect copyright.PENANAqOqbTa2k6T
5108Please respect copyright.PENANArd9FTbDSm9
“Aku ingetin ini ke kamu karena aku emang nggak punya niat buat nyari kesempatan dalam kesempitan. Tapi aku kan orang biasa Cit, yang suatu saat bisa aja berubah. Niatku yang baik, bisa aja suatu saat nanti berubah jadi buruk. Kalau kamu nggak waspada, coba bayangin apa yang akan terjadi?”5108Please respect copyright.PENANAHj0Fpxlvay
5108Please respect copyright.PENANAqAWnxx7hmM
5108Please respect copyright.PENANASKy5k410fj
Iya bener. Kalau dia emang punya niat jelek sama aku, nggak mungkin dia malah ngingetin aku. Dan yang pasti, nggak mungkin tadi dia malah benerin dasterku. Tapi, kenapa pak Bowo bersikap seperti itu kepadaku? Kenapa aku begitu nyaman berada didekatnya? Kenapa aku tadi bisa semanja itu dipeluk sama dia? Batin Cita.5108Please respect copyright.PENANABYaPMJuFOX
5108Please respect copyright.PENANAOllfE6x2jM
Banyak pertanyaan dikepalanya, yang hanya berputar-putar saja tanpa dia tahu pasti apa jawabannya. Dia masih belum berani menarik kesimpulan, tentang apa yang dia rasakan, atau apa tujuan pak Bowo bersikap seperti itu kepadanya. Tapi kemudian dia tersenyum. Dia tidak ingin menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaannya itu untuk saat ini. Dia hanya ingin menikmatinya. Menikmati kenyamanannya saat bersama dengan pak Bowo.5108Please respect copyright.PENANAGjB9Cj7SyW
5108Please respect copyright.PENANAKCGqeAxhej
Tok.. tok.. tok..5108Please respect copyright.PENANATxxrKguRQq
5108Please respect copyright.PENANAJkAsdkT9vs
5108Please respect copyright.PENANAqWSWGXVqNT
“Cita..” tiba-tiba lamunan Cita dikejutkan oleh bunyi ketukan pintu kamar mandi.5108Please respect copyright.PENANATCDHq5x8g0
5108Please respect copyright.PENANANVyDo8drzQ
“Iya kenapa pak?” tanya Cita sambil membuka pintu kamar mandi, pak Bowo sudah berdiri disitu.5108Please respect copyright.PENANAvjNrIaLD0J
5108Please respect copyright.PENANAZpI92V8AQC
“Kamu lama amat sih cuci mukanya?”5108Please respect copyright.PENANAORazmJZrFo
5108Please respect copyright.PENANAs9IZ22TNwp
“Hehe emang kenapa sih pak?”5108Please respect copyright.PENANA4rmgLfD1GJ
5108Please respect copyright.PENANAKIPipLaIbJ
“Aku kebelet pipis” jawab pak Bowo dengan gestur tubuh kedua tangannya berada didaerah kemaluannya, menahan kencing.5108Please respect copyright.PENANAA0Q5hgFGaJ
5108Please respect copyright.PENANA3WAnpZfOZC
5108Please respect copyright.PENANAhkrs3gODoZ
Cita bukannya menjawab, malah diam. Dan bahkan, kepalanya tertunduk, tertuju pada tangan pak Bowo yang menutupi daerah kemaluannya.5108Please respect copyright.PENANA59LwRECaZ2
5108Please respect copyright.PENANAsXWf6QJHnL
Tuuk…5108Please respect copyright.PENANANezZLKOITe
5108Please respect copyright.PENANAgnAfAmNQC1
5108Please respect copyright.PENANAdPRSTGOZDg
“Aduh, apaan sih pak kok dijitak” ucap Cita sambil memegangi kepalanya yang baru saja dijitak oleh pak Bowo. Tidak sakit, karena hanya jitakan pelan.5108Please respect copyright.PENANABNNSVkDTRr
5108Please respect copyright.PENANAv7H44dA24u
“Malah bengong. Lihat apaan sih? Buruan gantian, udah kebelet ini” ucap pak Bowo sambil meringis.5108Please respect copyright.PENANApGroaI5Avv
5108Please respect copyright.PENANAxogzG5cT3Z
“Oh iya maaf maaf, hehe” jawab Cita terkekeh sambil memberikan jalan kepada pak Bowo.5108Please respect copyright.PENANAvgUZtXlWrl
5108Please respect copyright.PENANAFUCi5xd4Xj
5108Please respect copyright.PENANAXadwjtrgPp
Citapun kembali keruang tengah, duduk disofa yang beberapa saat lalu menjadi tempat untuk momen yang sangat mendebarkan baginya, meskipun tidak terjadi apa-apa. Tak lama kemudian pak Bowo sudah keluar dari kamar mandi.5108Please respect copyright.PENANAAv31LgAUIK
5108Please respect copyright.PENANAxroddZXqQZ
5108Please respect copyright.PENANAIPvEN9wzjo
“Cit aku pamit dulu ya” ucap pak Bowo.5108Please respect copyright.PENANA6uKA7iQ0Ia
5108Please respect copyright.PENANAi6ZGQdNUA4
“Loh pulang? Nggak nungguin Putra?”5108Please respect copyright.PENANAkUG81Fv7cj
5108Please respect copyright.PENANAWgBEMWR0GD
“Iya Cit, aku ada janji soalnya sama temen. Lain kali deh, atau besok aku kesini lagi main sama Putra”5108Please respect copyright.PENANAJfnsZjaoCZ
5108Please respect copyright.PENANAwcsHYVFDcG
“Ooh gitu, yaudah deh pak”5108Please respect copyright.PENANAmekslQLdJO
5108Please respect copyright.PENANAXxxVi9DqoT
5108Please respect copyright.PENANANqarQmkbUh
Cita kemudian mengantar pak Bowo sampai ke pintu. Saat pintu sudah terbuka, pak Bowo tak kunjung keluar, hanya berdiri sambil menatap Cita. Citapun bingung dia juga hanya berdiri menatap pak Bowo. Sampai kemudian tangan pak Bowo terentang, kemudian menarik tubuh Cita, mereka berpelukan lagi.5108Please respect copyright.PENANAZNXh0Z26st
5108Please respect copyright.PENANA1crDG4uB4X
Cita langsung membalas pelukan pak Bowo dengan sangat erat, seperti tidak mau lelaki itu pergi sekarang ini. Cukup lama mereka saling peluk, sampai akhirnya pelukan itu agak direnggangkan sehingga mereka bisa saling tatap. Dan langsung saja pak Bowo mencium kening Cita. Kali ini lebih lama dari yang tadi. Begitu hangat, begitu dalam. Itu yang Cita rasakan.5108Please respect copyright.PENANA0DnmhQ0nYj
5108Please respect copyright.PENANApkkaAvRrQ0
Setelah itu ciuman dikening Cita terlepas, mereka masih saling tatap dengan senyum yang lebih lebar. Mereka berdua terlihat seperti sama-sama tak mau beranjak, tak mau melepaskan pelukannya. Hingga kemudian wajah pak Bowo mendekat lag, bibirnya sudah sangat dekat dengan kening Cita. Cita sudah terpejam matanya, namun sesaat sebelum pak Bowo mencium keningnya, sayup-sayup dia mendengar bisikan dari lelaki yang sedang memeluknya itu.5108Please respect copyright.PENANAFlIAk37GCz
5108Please respect copyright.PENANApQ8PQhJzqR
Aku sayang kamu.5108Please respect copyright.PENANAMR9vQ3k4B3
5108Please respect copyright.PENANASxYzrm7Luo
Cuuppp…5108Please respect copyright.PENANA3tHf4sheMj
5108Please respect copyright.PENANA9JhfEUXzz1
*5108Please respect copyright.PENANATiskGTofMD
*5108Please respect copyright.PENANAsr800xJsiX
*5108Please respect copyright.PENANAyNch4fjRZz
*5108Please respect copyright.PENANACCsX5L3Zip
*
Bersambung5108Please respect copyright.PENANAcvD1bpIbhH