#29 Pukulan Telak4296Please respect copyright.PENANAOB1e2CaHBC
4296Please respect copyright.PENANAT0Ung6WE3v
4296Please respect copyright.PENANA0n1olUnFPK
Hari minggu pagi, sekitar jam 9 Cita sudah selesai bersih-bersih rumah. Sebenarnya dia masih malas untuk melakukan apapun, karena sampai saat ini dia masih sangat khawatir dengan dm yang dikirim kepadanya beberapa hari yang lalu. Sebenarnya, dm itu sudah lebih dari seminggu dikirim, tapi memang baru beberapa hari yang lalu dia buka.4296Please respect copyright.PENANAavcIhs2KNP
4296Please respect copyright.PENANAHHP7WeXYb9
Dia masih kepikiran, siapa yang mengirimnya, dan apa tujuan dari si pengirim itu. Apalagi dia juga sudah sempat membalas untuk menanyakan apa mau orang misterius itu, tapi belum dibalas sampai sekarang. Ditambah lagi, sejak beberapa hari yang lalu, pak Bowo memang tidak lagi muncul dirumah ini. Memang dia yang meminta pak Bowo untuk tak lagi menemuinya, tapi karena pak Bowo bilang akan mencari orang itu dan membuat perhitungan, dan juga menyuruhnya untuk menunggu kabar, membuatnya semakin khawatir.4296Please respect copyright.PENANAUTGikeUpMo
4296Please respect copyright.PENANAjEWJFBqryX
Sampai hari ini, belum ada kabar sama sekali dari pak Bowo. Dia berharap, segera ada kabar dari lelaki itu. Hanya sekedar kabar tentang hasil pencarian orang misterius itu saja, sehingga dirinya bisa tenang. Namun lebih daripada itu, dia sudah benar-benar memutuskan untuk tidak mau bertemu dengan pak Bowo lagi. Dia sudah benar-benar menyesali perbuatannya, meskipun sampai sekarang dia belum bilang apa-apa kepada ibu mertuanya.4296Please respect copyright.PENANAX1MImxT6SP
4296Please respect copyright.PENANAXdL0WAkr5F
Ibu mertuanya sendiri tidak lagi membahas hal itu. Melihat Cita yang kadang seperti orang linglung, membuat ibu mertuanya menganggap bahwa Cita masih memikirkan penyesalan atas perselingkuhannya, dan dia memutuskan untuk menunggu Cita merasa lebih baik baru diajak ngobrol masalah itu. Tapi dia tak tahu, apa yang dipikikan Cita ternyata lebih berat daripada itu.4296Please respect copyright.PENANAyeae9T5iqF
4296Please respect copyright.PENANAvJojtNGr7G
Dan pagi ini, terlihat ibu mertua Cita dan juga Putra sudah rapi. Mereka akan pergi hari ini. Sedangkan Cita masih memakai daster rumahan seperti biasa saat sedang mengerjakan pekerjaan rumah tangganya.4296Please respect copyright.PENANA6sj87ftinJ
4296Please respect copyright.PENANAn5wHVolI9o
4296Please respect copyright.PENANA0IiKzgffgT
“Cit, kamu mau ikut nggak?” tanya ibu mertuanya.4296Please respect copyright.PENANAoVM40MH0PE
4296Please respect copyright.PENANA0EsWBj5ZsQ
“Emang mau kemana bu? Cita kayaknya dirumah aja deh, pengen istirahat” jawab Cita.4296Please respect copyright.PENANAbIbUO4JM4z
4296Please respect copyright.PENANAtnZNA46Hrx
“Kamu kenapa nak? Kamu sakit?”4296Please respect copyright.PENANAqcPyDJqJfP
4296Please respect copyright.PENANAVcnlje7gxU
“Hmm, nggak tahu bu, cuma kurang enak badan aja. Mungkin istirahat sebentar nanti juga baikan kok”4296Please respect copyright.PENANABYCEktRRwl
4296Please respect copyright.PENANAokDWLeSQpj
“Yaudah kalau gitu, baik-baik dirumah ya. Ibu sama Putra pergi dulu”4296Please respect copyright.PENANAn6NHUJcfRr
4296Please respect copyright.PENANANB7JNCRKTA
“Iya bu hati-hati”4296Please respect copyright.PENANAqSedUZBXMH
4296Please respect copyright.PENANABgUTZcy9He
4296Please respect copyright.PENANAmIGRXShhC9
Akhirnya ibu mertuanya hanya pergi berdua dengan Putra. Cita hanya mengantarnya sampai didepan rumah saja, dimana taksi online yang dipesan sudah menunggu. Setelah ibu mertuanya berangkat, Cita masuk lagi kedalam rumah untuk duduk beristirahat sebentar diruang tengah.4296Please respect copyright.PENANAIXJIaOaD62
4296Please respect copyright.PENANAKo7AzbLjOm
Sebenarnya Cita tidak ikut ajakan ibu mertuanya bukan karena dia ingin istirahat, tapi karena dia ada rencana lain hari ini. Dia ingin menemui seseorang, yang tak lain adalah Nada. Dari kemarin, Cita sudah berpikir masak-masak. Dia rupanya tak kuat menanggung beban ini sendirian. Dia ingin bisa berbagi dengan orang lain. Paling tidak, orang itu mau mendengarnya, meskipun pada akhirnya akan menghakiminya, menyalahkannya, bahkan menghujatnya, dia siap. Yang pasti, dia ingin berbagi.4296Please respect copyright.PENANAYUx91V1z4I
4296Please respect copyright.PENANApGYZa3Uek2
Seharusnya, memang dia mencurahkan isi hatinya itu kepada ibu mertuanya, orang yang paling dekat dan paling bisa mengerti dia. Terlebih lagi, dengan curhat ke ibu mertuanya, maka aib ini tidak akan menyebar terlalu luas dan hanya diketahui oleh keluarganya saja. Tapi, Cita tidak siap untuk bercerita kepada ibu mertuanya. Dia terlalu takut dan malu, mengingat betapa baik dan sayangnya ibu mertuanya kepadanya.4296Please respect copyright.PENANACEoBVL9Oe3
4296Please respect copyright.PENANAEisrtNnNkz
Dan akhirnya pilihan Cita jatuh kepada Nada, satu-satunya sahabat yang dia punya dan dia percaya saat ini. Dia merasa tak memiliki teman lain lagi yang bisa diajak cerita mengenai hal ini. Karena sebelumnya, saat dia bermasalah dengan Andi dulu, dengan Nada lah dia bercerita. Meskipun saat itu Gunawan juga sempat ikut mendengar ceritanya, tapi diapun percaya pada Gunawan. Dan bila hari ini ada Gunawan juga dirumah Nada, dia juga sudah siap, karena dia percaya pada mereka berdua.4296Please respect copyright.PENANArYKRLS5a08
4296Please respect copyright.PENANAUahe7OCz8k
Akhirnya setelah merasa cukup beristirahat, Cita kemudian mandi. Setelah mengganti baju, dia tak langsung berangkat. Dia kembali duduk diruang tengah. Kembali hatinya terasa bimbang. Haruskah dia menceritakan hal ini kepada Nada? Bagaimana kira-kira reaksi Nada nanti? Apakah Nada akan menertawakannya karena telah benar-benar berselingkuh dan tuduhan Andi menjadi benar adanya? Atau apakah Nada akan bersimpati padanya?4296Please respect copyright.PENANAttJzzHiY7o
4296Please respect copyright.PENANAFyUJcPA5Xo
Dan jika ada Gunawan disana, bagaimana pula reaksi Gunawan? Akankah dia juga bersimpati padanya? Atau justru memandangnya sebagai perempuan murahan yang rela memberikan hati dan tubuhnya kepada pria lain demi sebuah kenikmatan duniawi?4296Please respect copyright.PENANAdz3QrUOpdP
4296Please respect copyright.PENANAAmbVtpKtKu
Padahal semalam Cita sudah memantapkan diri untuk menemui Nada, dan kalaupun Gunawan ada disana, dengan dia juga. Dia sudah menyiapkan diri menghadapi apapun reaksi dari mereka. Tapi kini tiba-tiba dia jadi merasa ragu lagi.4296Please respect copyright.PENANAdAGamyKzT0
4296Please respect copyright.PENANADuSARUoMaS
Setelah berdiam diri disana, setelah mengela nafas yang cukup panjang, kembali Cita memantapkan dirinya, menyiapkan hatinya, untuk apapun yang akan dia terima dari Nada dan Gunawan nanti setelah mendengar ceritanya. Dia siap. Yang terjadi, terjadilah.4296Please respect copyright.PENANALBiVnep0fl
4296Please respect copyright.PENANAJrz5Bd1Co6
*4296Please respect copyright.PENANAi1wKmwekEJ
*4296Please respect copyright.PENANA17hX8aqyjU
*4296Please respect copyright.PENANAW2oqncL7Wu
*4296Please respect copyright.PENANAYdfxgkJrRf
4296Please respect copyright.PENANATFMUfWSDPy
Sementara itu, ibu mertua Cita telah sampai ditempat tujuannya. Dia memang tak memberi tahu kemana akan pergi kepada Cita. Harapannya, Cita yang terlihat sedang suntuk dan banyak pikiran, mau ikut dengannya. Dan yang pasti, ketika sampai ditempat ini, dia akan sangat terkejut. Mungkin akan senang, atau entah seperti apa. Tapi sayang, dia tidak ikut.4296Please respect copyright.PENANAQEhnustgMO
4296Please respect copyright.PENANAshfLMRVdh1
Setelah membayar ongkos taksi, diapun turun menggendong Putra. Memasuki tempat yang dia tuju, dia disapa oleh seorang penjaga yang sudah cukup mengenalnya dan juga Putra karena sering berkunjung kemari.4296Please respect copyright.PENANATRgPACJVum
4296Please respect copyright.PENANAQHJGyYTCs3
4296Please respect copyright.PENANAt3ulUDLE7C
“Selamat pagi bu Warni, selamat pagi Putra” sapa penjaga itu.4296Please respect copyright.PENANAloTqGy1Iyd
4296Please respect copyright.PENANA0pvTLZwgoP
“Selamat pagi om Galih” balas ibu mertua Cita.4296Please respect copyright.PENANA3cbolAQybs
4296Please respect copyright.PENANA4y8gNYSaNl
“Mau jemput mas Andi bu?” tanya penjaga itu.4296Please respect copyright.PENANACehq15N3tj
4296Please respect copyright.PENANAth6F83QNrz
“Iya mas, kan hari ini dia keluar” jawab ibu Andi sambil tersenyum.4296Please respect copyright.PENANAOx3fx7Dc8p
4296Please respect copyright.PENANAaSb32uai2h
“Iya bu, silahkan ditunggu disana dulu” ucap penjaga itu sambil menunjuk kekursi tunggu. “Mas Andi kayaknya tadi lagi siap-siap, mungkin bentar lagi keluar” lanjutnya.4296Please respect copyright.PENANAUveM2Jci5c
4296Please respect copyright.PENANAvOr83EeQUc
“Makasih mas”4296Please respect copyright.PENANA5vPbl1lWuy
4296Please respect copyright.PENANATXhLfr1jds
4296Please respect copyright.PENANAzUmky8rrDb
Ibu Andi dan Putra kemudian menuju ke kursi tempat menunggu seperti yang ditunjuk oleh penjaga tadi. Mereka berdua memang menuju ke lapas, tempat Andi dipenjara. Dan hari ini, Andi dibebaskan. Belum waktunya memang, tapi ada sesuatu yang bisa membuat Andi bebas hari ini, yang Andi belum mau menceritakan apa sebabnya kepada ibunya.4296Please respect copyright.PENANAY5rAOMOPnh
4296Please respect copyright.PENANATw625zMMFE
Sekitar 15 menit mereka menunggu. Tak terasa karena tingkah Putra cukup menghibur disitu. Mereka juga didatangi dan disapa beberapa orang petugas disitu yang memang sudah merasa cukup akrab dengan mereka, terutama Putra. Tak berapa lama kemudian, Andi keluar dengan membawa sebuah tas ransel kecil.4296Please respect copyright.PENANA09yMl7CYIb
4296Please respect copyright.PENANASaPBi4vwxB
Penampilan Andi terlihat cukup segar dan rapi. Tubuhnya juga terlihat lebih berisi, karena selama didalam penjara ini cukup banyak kegiatan yang dia lakukan. Dia tersenyum melihat ibu dan anaknya sudah menunggunya, namun agak kecewa karena tidak ada Cita yang ikut menjemputnya. Tapi dia segera menghampiri ibunya, mencium tangannya lalu memeluknya. Kemudian dia menggendong, memeluk dan menciumi Putra yang tertawa-tawa dan terlihat geli diciumi oleh ayahnya.4296Please respect copyright.PENANAA40LDj4gHJ
4296Please respect copyright.PENANAyxDAztlJoE
4296Please respect copyright.PENANADrSQMbYgrb
“Sehat Di?” tanya ibunya.4296Please respect copyright.PENANAfrvVjzBakm
4296Please respect copyright.PENANAcUhZ0E9kSw
“Alhamdulillah, seperti yang ibu lihat” jawab Andi sambil tersenyum.4296Please respect copyright.PENANA8Uco4qM5nd
4296Please respect copyright.PENANASW4b9tAV0K
“Yaudah, yuk pulang” ajak ibunya.4296Please respect copyright.PENANA1T1tXaKwsZ
4296Please respect copyright.PENANAoX88U2ohM8
“Iya bu, ayo”4296Please respect copyright.PENANAP5CAa0FDCI
4296Please respect copyright.PENANAVz3HyotpMm
4296Please respect copyright.PENANAqEFdNGoihX
Setelah bersalaman dengan para petugas lapas dan berpamitan, juga sempat mendapat sedikit wajangan dan nasehat dari para petugas lapas, merekapun akhirnya meninggalkan tempat yang sudah beberapa bulan menjadi tempat tinggal Andi itu.4296Please respect copyright.PENANAUsYYrkF100
4296Please respect copyright.PENANA7cnalibAUs
Sesaat, Andi berbalik dan menatap lapas itu. Dia tersenyum, mengingat apa yang selama ini dia alami disana.4296Please respect copyright.PENANAnSqKKPje4Z
4296Please respect copyright.PENANAlV5H6gcyvF
Saat pertama kali masuk kesini, Andi memang sudah ketakutan. Cerita dari polisi yang mengatarnya benar-benar membuatnya takut. Apalagi dia dipenjara karena kasus kekerasan pada seorang perempuan. Dan kabar bahwa pelaku kekerasan terhadap perempuan akan mendapatkan perlakuan buruk seperti kekerasan fisik atau kekerasan seksual sangat menghantuinya.4296Please respect copyright.PENANAehkrjNOCyJ
4296Please respect copyright.PENANAByqPQC7pco
Dan memang benar, hari-hari pertama didalam penjara itu, Andi sempat mengalami ‘ospek’ dari para napi senior. Beberapa kali dia mendapatkan pukulan diwajah dan tubuhnya. Namun nasibnya itu terselamatkan beberapa minggu setelahnya, saat ada seorang narapidana masuk ke lapas ini. Narapidana itu begitu masuk langsung disegani oleh para napi lainnya, karena dia termasuk salah satu preman yang menguasai hampir semua lahan parkir dikota ini.4296Please respect copyright.PENANADrTysv6R5H
4296Please respect copyright.PENANAxfhFfamS6e
Hanya lahan parkir, memang. Tapi dikota kecil seperti ini, keberadaan preman seperti dirinya tentu saja sangatlah disegani. Apalagi meskipun statusnya adalah seorang preman, bukan berarti dia seenaknya saja sering melakukan kejahatan. Kalau anak buahnya, memang iya. Tapi kalau dia, jarang sekali. Dia ditangkap dan dipenjara karena kasus penganiayaan terhadap seorang pejabat dikota ini. Sebenarnya bukan sepenuhnya salah dia, karena memang pejabat itu terlalu arogan, hingga membuat mereka adu mulut, dan si preman itu lepas kendali hingga memukulnya. Hanya sekali pukul sebenarnya, tapi berhadapan dengan orang yang sok berkuasa, tentu akan jadi panjang masalahnya, hingga akhirnya preman itu berakhir dipenjara.4296Please respect copyright.PENANAhgBa8FnsxX
4296Please respect copyright.PENANAfOMS9zna76
Hari pertama preman itu berada didalam penjara, dia melihat seseorang memukuli Andi. Karena merasa familiar dengan Andi, diapun menghentikan aksi itu dan menyuruh napi yang memukul Andi pergi. Meskipun statusnya napi senior, tapi karena mengenal siapa preman bertubuh tinggi besar itu, napi itu takut juga dan akhirnya pergi.4296Please respect copyright.PENANAVHOTKAWM7Y
4296Please respect copyright.PENANAFnSjGesEju
Dan ternyata benar, napi itu mengenal Andi sebagai orang yang bekerja di bank tak jauh dari tempat dia biasa nongkrong. Andipun juga mengenalnya karena cukup sering bertemu dengan preman itu, bahkan beberapa kali membelikan preman itu rokok ataupun minuman. Akhirnya merekapun berkenalan dan saling tukar cerita. Preman itu sempat tertawa mendengar sebab kenapa Andi dipenjara, tapi tidak sampai melakukan pemukulan seperti napi-napi lainnya. Bahkan sejak saat itu dia berteman dengan Andi. Dan karena pertemanannya dengan si preman, akhirnya Andi terbebas dari bullyan didalam penjara.4296Please respect copyright.PENANAoueTv39fn7
4296Please respect copyright.PENANAAkcLX2wc0Q
Selanjutnya, hari-hari Andi didalam penjara diisi dengan mengikuti berbagai kegiatan yang disiapkan oleh para sipir. Kegiatan-kegiatan itu beberapa ada yang menguras fisik. Bagi Andi, tak ubahnya seperti sebuah latihan fisik, yang pada akhirnya sekarang membentuk tubuhnya menjadi lebih berotot.4296Please respect copyright.PENANAW0dCNZRWFf
4296Please respect copyright.PENANATNE4XV7TsO
4296Please respect copyright.PENANA1WyZ3Mt709
“Di, kenapa?” tanya ibunya saat melihat Andi melamun, yang membuyarkan lamunannya.4296Please respect copyright.PENANAj3xqGLh8LD
4296Please respect copyright.PENANAW2GWTwplC8
“Ah nggak kok bu, cuma keinget aja hari-hari disini, hehe” jawab Andi.4296Please respect copyright.PENANAmTninP6YM5
4296Please respect copyright.PENANASv7QQ5xGYl
“Emangnya kenapa? Kamu bilang kamu baik-baik aja dipenjara? Udah nggak pernah dipukuli lagi kan?” tanya ibunya. Dia baru tahu kalau Andi pernah dipukuli saat Andi cerita, tapi pemukulan itu sudah lama berlalu.4296Please respect copyright.PENANAyNkFjuXR14
4296Please respect copyright.PENANAVdbdQT3o4n
“Nggak kok bu, emang udah nggak pernah dipukulin sejak Andi deket sama Toni” jawab Andi.4296Please respect copyright.PENANAOkdzfhu9rR
4296Please respect copyright.PENANAto0UUnDVqz
“Ooh. Lha terus yang kamu inget-inget tadi apa emangnya?”4296Please respect copyright.PENANA5nijc25efk
4296Please respect copyright.PENANA0YiRAKynS1
“Ya temen-temen Andi disitu, terus sipir-sipirnya juga. Sama kegiatan-kegiatan Andi selama didalam bu. Yaudah, mending kita pulang aja bu sekarang” ucap Andi.4296Please respect copyright.PENANAUnc4S4fu1d
4296Please respect copyright.PENANAWi8QkrOpQ9
4296Please respect copyright.PENANAabgCQaG215
Ibunya mengangguk, dan merekapun mencegat taksi yang mangkal disekitar situ. Dalam perjalanan pulang, nampak mereka tertawa-tawa mendengar celotahan Putra. Anak itu nampak senang sekali karena ayahnya sudah akan pulang. Putra memang masih belum mengerti tentang penjara, yang dia tahu, ayahnya di lapas itu sedang bekerja. Dan saat ini, hari ini, ayahnya akan pulang. Dia senang karena bisa bermain lagi setiap hari ayahnya.4296Please respect copyright.PENANAPMVDdAbFOW
4296Please respect copyright.PENANAWiZxPAjPbl
Perjalanan hari itu terasa lancar dan akhirnya mereka sampai dirumah. Terlihat pintu rumah tertutup rapat. Andi sempat mengecek garasi, dan ternyata motor Cita juga tidak ada.4296Please respect copyright.PENANAcPwGcakWn3
4296Please respect copyright.PENANAMlvldpl6zy
4296Please respect copyright.PENANAsR2mpSoxSo
“Cita lagi keluar bu” ucap Andi.4296Please respect copyright.PENANAoYDUjKA81y
4296Please respect copyright.PENANA3lgda8BJdx
“Loh, tadi dia bilang mau istirahat katanya” jawab ibunya.4296Please respect copyright.PENANADkuN8z7DrT
4296Please respect copyright.PENANALa90FjjwZ7
“Coba itu tanya dia lagi dimana”4296Please respect copyright.PENANAgYqhoZjvg5
4296Please respect copyright.PENANAidpaulEJiG
“Bentar ya”4296Please respect copyright.PENANAWsZ468I5ac
4296Please respect copyright.PENANAUaE50M9ddQ
4296Please respect copyright.PENANA6J75rKopT4
Ibu Andi lalu mencoba menghubungi Cita. Setelah berbicara beberapa saat melalui telpon, dia menghampiri Andi.4296Please respect copyright.PENANAbTdMMCjY8P
4296Please respect copyright.PENANAR2Lzpem0nh
4296Please respect copyright.PENANAFd7nmx7pq6
“Cita lagi dirumah Nada”4296Please respect copyright.PENANA69YljNcOf3
4296Please respect copyright.PENANAhbsEPxNDAV
“Ooh gitu. Yaudah biar Andi susul kesana bu”4296Please respect copyright.PENANAYvDlUHG2mE
4296Please respect copyright.PENANAM5YlbDLs56
“Kamu nggak istirahat dulu?”4296Please respect copyright.PENANACH9YBYRynj
4296Please respect copyright.PENANALX9TTCYNcP
“Nggak bu, Andi udah kangen banget sama Cita, Andi pengen cepet-cepet ketemu dia, hehe”4296Please respect copyright.PENANARQAWdLJHyD
4296Please respect copyright.PENANAajDNW5U0E4
“Hmm nak, apa nggak sebaiknya ditunggu dirumah aja? Dia, mungkin, hmm…” ibunya terlihat ragu untuk menceritakan apa yang dia tahu, apa yang dia pikirkan, kepada Andi.4296Please respect copyright.PENANAe88qtlbw2D
4296Please respect copyright.PENANA3VRNDosCOJ
4296Please respect copyright.PENANANRIxqV4gw5
Melihat ibunya yang sepertinya ragu untuk bercerita, Andi tersenyum lalu memeluk ibunya. Ibunya tentu heran dengan sikap Andi ini. Kemudian Andi melepaskan pelukannya dan masih tetap tersenyum pada ibunya.4296Please respect copyright.PENANAzElMMQc6Ka
4296Please respect copyright.PENANAE0U0MfPJIz
4296Please respect copyright.PENANASNsS4SY6Ok
“Bu, ibu tenang aja. Andi udah tahu semuanya” ucap Andi dengan tenang.4296Please respect copyright.PENANA07uJI8ou5r
4296Please respect copyright.PENANAjMdboI40Dc
“Maksud kamu?”4296Please respect copyright.PENANAdYwt50c56Y
4296Please respect copyright.PENANATTTcIWMtsh
“Semuanya bu, Andi udah tahu. Dan ibu nggak usah khawatir, Andi akan nemuin Cita, dan bawa Cita pulang lagi kerumah ini. Andi akan membawa Cita pulang baik-baik, dan Andi akan mencoba membawa Cita pulang dengan tersenyum” jawab Andi, masih tenang dan tersenyum.4296Please respect copyright.PENANAGZqi6dnFpL
4296Please respect copyright.PENANAuRgoNHoqh9
4296Please respect copyright.PENANA8DCnjVeJKC
Ibunya sebenarnya belum begitu paham maksud Andi, tapi melihat senyum dan ketenangan Andi, dia sedikit bernafas lega, dan berharap semuanya akan baik-baik saja. Diapun akhirnya mengangguk dan memberi ijin Andi untuk menjemput Cita.4296Please respect copyright.PENANAs724Eu47Gz
4296Please respect copyright.PENANAJBdHKVsMiO
Setelah mendapat ijin dari ibunya, Andi segera menuju mobilnya. Memanaskan mesinnya sebentar, karena mobilnya sudah jarang sekali digunakan, karena baik Cita maupun ibunya tidak ada yang bisa mengendarainya. Mereka hanya sesekali saja menyalakannya untuk memanaskan mesin mobil itu. Setelah dirasa cukup, barulah Andi memacu mobilnya dengan santai menuju rumah Nada.4296Please respect copyright.PENANALtqnZN7LMk
4296Please respect copyright.PENANAlu4EBPZOr5
4296Please respect copyright.PENANAxFtLtXSzJl
“Tunggulan istriku sayang, aku akan menjemputmu. Aku akan membawamu pulang, dan kita akan memulai semuanya lagi, dari awal.”4296Please respect copyright.PENANAnkTKlLaTIx
4296Please respect copyright.PENANACnfEyvz45N
*4296Please respect copyright.PENANAWouarBptN2
*4296Please respect copyright.PENANAdv1HVTzuN6
*4296Please respect copyright.PENANAyUx9KFiUvc
*4296Please respect copyright.PENANAkRY5unlsnO
4296Please respect copyright.PENANAroKmoRwXaa
Beberapa saat sebelumnya4296Please respect copyright.PENANASwLvWyHB2b
4296Please respect copyright.PENANA90XYS9Q25F
Meskipun sudah memantapkan hatinya, tetap saja dada Cita berdebar kencang selama perjalanan menuju rumah Nada. Dalam hati dia berharap yang ada dirumah hanyalah Nada, tidak perlu ada Gunawan, sehingga dia bisa lebih bebas bercerita. Jadi meskipun nantinya Nada akan menghakiminya, dia akan lebih siap, ketimbang kalau disitu ada Gunawan juga.4296Please respect copyright.PENANAMEAaAB3Oow
4296Please respect copyright.PENANApvBz7Ik3n0
Semakin dekat dengan rumah Nada membuat perasaan Cita makin tak karuan, detak jantungnya juga terasa makin kencang. Dia sedikit mengurangi kecepatan motornya, sambil berpikir, benarkah keputusannya untuk bercerita pada Nada. Kalau misalnya dia mengurungkan niatnya, maka masih belum terlambat untuk putar balik dan pulang kerumahnya.4296Please respect copyright.PENANAiKUnHx4BR8
4296Please respect copyright.PENANABbh2SZaXyc
Tapi, pulang kerumah hanya akan membuat batinnya makin tersiksa. Bebannya juga tidak akan berkurang. Dia memang butuh tempat berbagi. Apalagi sudah 4 hari lamanya pak Bowo yang katanya mau mencari informasi soal orang misterius yang mengirimkan dm kepadanya, belum ada kabarnya sama sekali, dan tentu saja Cita enggan untuk menghubungi dan bertanya terlebih dahulu karena dia sudah meminta pak Bowo untuk tak lagi menemuinya.4296Please respect copyright.PENANANVjejiD0Rd
4296Please respect copyright.PENANAFASzmL64Mp
Akhirnya, Cita sampai juga dirumah Nada. Dia parkirkan motornya dihalaman rumah Nada. Rumah itu terlihat sepi, tapi dia tahu kalau Nada ada dirumah. Dia berdiri mematung sebentar, lalu menarik nafas panjang dan menghembuskannya lagi, untuk sekali lagi memantapkan hatinya. Perlahan dia melangkah mendekati pintu rumah Nada.4296Please respect copyright.PENANAXAtTxpDvGJ
4296Please respect copyright.PENANAHv6gWKDysy
Tok tok tok4296Please respect copyright.PENANAHkN8LMfY4v
4296Please respect copyright.PENANAwC1WXqIKbf
Dia ketuk perlahan pintu rumah itu, namun tak ada jawaban dari dalam. Sekali lagi dia ketuk dengan agak keras, tapi masih belum ada juga jawaban dari dalam. Dia sempat berpikir, apakah sebenarnya Nada tidak ada dirumah? Tapi mobilnya ada, terparkir ditempat biasanya.4296Please respect copyright.PENANAfkr0XQvYoS
4296Please respect copyright.PENANAmQqOYBbjWC
Tok tok tok4296Please respect copyright.PENANAYwlF27Sj9E
4296Please respect copyright.PENANAxJ6w8XJnz9
Sekali lagi Cita mengetuk pintu rumah Nada. Masih juga belum ada jawaban. Lalu pikiran Cita jadi ragu. Ragu apakah memang Nada tidak ada dirumah. Apakah Nada sedang pergi dengan orang lain? Dan juga perasaan ragu, apakah dengan tidak adanya Nada itu tandanya dia memang tidak diperbolehkan untuk menceritakan apa yang menjadi beban pikirannya kepada orang lain?4296Please respect copyright.PENANAWhEg2EGv95
4296Please respect copyright.PENANAmVngFlZ285
Cita menghela nafas panjangnya. Mungkin memang benar, dia tak harus menceritakan hal itu kepada orang lain. Lalu dia memutuskan untuk sekali lagi mengetuk pintu rumah ini, kalau memang benar-benar tidak ada jawaban, tidak ada orang dirumah, maka dia akan pulang. Menyimpan semua beban pikirannya itu seorang diri, entah sampai kapan.4296Please respect copyright.PENANASi5xUMOMiC
4296Please respect copyright.PENANAFHC5Jis4AN
Tok tok tok4296Please respect copyright.PENANA6hNZvNlMC7
4296Please respect copyright.PENANAhSgX9VYg8n
Tak ada jawaban, dan membuat Cita tertunduk lesu. Dia sudah putus asa, sudah mengira bahwa memang dia harus menanggung beban pikirannya ini seorang diri. Perlahan air matanya turun, menetes membasahi pipinya. Dia sudah akan beranjak meninggalkan rumah ini, ketika tiba-tiba terdengar handle pintu bergerak, dan tak lama kemudian pintu terbuka.4296Please respect copyright.PENANAG1PhLPUq8K
4296Please respect copyright.PENANAYWeQ2ERbjb
4296Please respect copyright.PENANACM1ShnOQuS
“Cita?”4296Please respect copyright.PENANA0aH6bATpA0
4296Please respect copyright.PENANAsBYVC2vvEM
“Mbak Nadaaaa… hiks…”4296Please respect copyright.PENANALrs1auu1Hw
4296Please respect copyright.PENANAXTASpqRDKc
4296Please respect copyright.PENANA0tKEM3cILm
Begitu pintu terbuka, Cita langsung saja menghambur memeluk Nada. Dipeluknya sahabatnya itu erat-erat. Nada, tentu saja sangat terkejut. Pertama, dia terkejut sekaligus lega karena ternyata yang datang adalah Cita, bukan pak Bowo seperti yang dia takutkan. Lalu, dia terkejut dengan tingkah Cita, yang datang-datang langsung menangis dan menghambur kearahnya, memeluknya erat-erat. Memang belum jelas apa masalahnya, tapi Nada menebak bahwa tingkah Cita yang menangis dan langsung memeluknya ini pasti ada kaitannya dengan pak Bowo.4296Please respect copyright.PENANA33aNSEDFLj
4296Please respect copyright.PENANA7A2MkXv60W
Apakah Cita kesini ada hubungannya dengan pak Bowo? Apa dia mau cerita sama aku? Batin Nada.4296Please respect copyright.PENANAoOOmb93aHi
4296Please respect copyright.PENANAebcLLHLOaD
Akhirnya Nada menari tubuh Cita yang masih terus memeluknya kedalam rumah, sambil sedikit menutup pintu rumahnya. Dia membawa Cita keruang tengah tempatnya duduk melamun tadi. Sesampainya disana dia mengajak Cita duduk. Tanpa melepas pelukannya, Citapun ikut duduk. Dia masih terus menangis dipelukan Nada. Nada membiarkannya, sembari membalas pelukan Cita, sesekali membelai punggung dan kepala sahabatnya itu. Dia membiarkan Cita menangis menumpahkan semuanya, baru nanti dia akan bertanya apa masalahnya.4296Please respect copyright.PENANAclcC2tLKdI
4296Please respect copyright.PENANAc78zOEdxiW
Cukup lama Cita menangis hingga Nada merasa tangisan Cita mulai mereda. Pelukan Citapun sudah mulai renggang. Akhirnya Nada bisa menatap wajah Cita, dan dengan lembut dia bantu untuk mengusap air mata dipipi Cita.4296Please respect copyright.PENANANsVp4VDLLo
4296Please respect copyright.PENANAmmhNffOvs3
4296Please respect copyright.PENANAmFXTSKGr4G
“Ada apa Cit? Kamu lagi ada masalah?” tanya Nada dengan lembut.4296Please respect copyright.PENANAGn5PA8CNQN
4296Please respect copyright.PENANAXZ4IgFUJpa
Cita menganggukan kepalanya. “Iya mbak”4296Please respect copyright.PENANAIlztO69pzS
4296Please respect copyright.PENANAeuR1CGXzhx
4296Please respect copyright.PENANAxp5IABP7Yv
Nada tersenyum melepaskan pelukan Cita. Dia bangkit untuk mengambilkan air minum untuk Cita. Dia tak ingin buru-buru bertanya. Selain karena untuk memberikan waktu kepada Cita untuk menata hatinya setelah menangis, dia sendiri juga ingin mempersiapkan dirinya sendiri. Jika memang Cita akan bercerita tentang pak Bowo, maka dia juga bertekad akan menceritakan apa yang terjadi pada dirinya, yang juga berkaitan dengan pak Bowo. Dia merasa, ini adalah saat yang tepat baginya untuk berbagi, mengingat orang yang akan dia ajak berbagi, mungkin bernasib sama sepertinya. Mungkin.4296Please respect copyright.PENANAskeWV6cQHI
4296Please respect copyright.PENANApRmvOhwgmX
4296Please respect copyright.PENANAwebkA8Sr1y
“Nih diminum dulu” ucap Nada sambil memberikan segelas air putih kepada Cita, sambil dia kembali duduk disebelah Cita.4296Please respect copyright.PENANAkWEil00HZr
4296Please respect copyright.PENANAjSEfKy9OIf
“Makasih mbak” jawab Cita yang sudah mulai tenang, tangisnya sudah berhenti, dan air yang diberikan Nada kepadanya membuatnya sedikit lebih tenang.4296Please respect copyright.PENANAbI4QZhRGd8
4296Please respect copyright.PENANAce6sTTZoLO
“Jadi kamu lagi ada masalah apa? Sini cerita sama aku” ucap Nada.4296Please respect copyright.PENANAsipMGgJzZw
4296Please respect copyright.PENANAcA3NiSD9ct
“Hmm…” Cita hanya bergumam, sambil berpikir. Dia bingung harus memulai ceritanya dari mana.4296Please respect copyright.PENANArcfiADFquv
4296Please respect copyright.PENANAgFVNxQQaai
4296Please respect copyright.PENANArdpi1J9LGV
Dia kembali dihinggapi rasa ragu. Tapi dia tahu, dia sudah tak mungkin mundur lagi dan membatalkan semuanya. Dia sudah terlanjur sampai disini, bahkan sudah menangis dipelukan Nada. Meskipun dia tahu Nada tak akan memaksanya bila memang dia akan membatalkan, tapi Nada juga pasti akan sangat penasaran dibuatnya. Dia akan menceritakannya, hanya bingung harus memulai dari mana.4296Please respect copyright.PENANAguVZnNudOn
4296Please respect copyright.PENANA2Uw8RHzlmZ
Nada sendiri mencoba tersenyum melihat Cita. Dia tahu sahabatnya itu masih bingung, karena jika dia dalam posisi yang sama, dia juga pasti seperti itu. Dan dia memang tidak ingin memaksa Cita. Dia akan membiarkan, dan berharap Cita memulai ceritanya, karena nanti dia juga akan bercerita kepada Cita, tentang semua yang dia alami, semuanya.4296Please respect copyright.PENANAIMMuxfMObL
4296Please respect copyright.PENANA1kfC81Wpu1
4296Please respect copyright.PENANApYrZPAAAmV
“Mbak, hmm, sebenarnya aku malu untuk menceritakannya, tapi, hmm, cuma mbak yang aku punya. Cuma mbak Nada yang bisa aku percaya, jadi aku mohon mbak, apapun yang aku ceritakan, mbak jangan cerita ke siapa-siapa ya” ucap Cita.4296Please respect copyright.PENANAoZxyobqm4J
4296Please respect copyright.PENANAcKIxaTKIwe
4296Please respect copyright.PENANAOqXB62KROK
Untuk sesaat, hati Nada terasa sakit mendengar ucapan Cita. Betapa Cita begitu mempercayainya, tapi dia ingat apa yang dia lakukan. Memang, secara langsung dia tak menjerumuskan Cita, tapi mengetahui sahabatnya sedang diincar oleh seorang penjahat kelamin, dia hanya bisa diam saja, tak bisa berbuat apapun termasuk memperingatkan Cita, hanya demi menyelamatkan harga dirinya sendiri. Tapi Nada berusaha untuk menyembunyikan hal itu saat ini, lalu diapun tersenyum dan mengangguk.4296Please respect copyright.PENANA0D7jJZlgkS
4296Please respect copyright.PENANAlqnHcTLdTq
4296Please respect copyright.PENANAX56lsevoVd
“Apapun cerita kamu, akan aku dengarkan. Apapun masalah kamu, aku nggak akan ceritain kesiapapun” ucap Nada.4296Please respect copyright.PENANABH84YUzMqT
4296Please respect copyright.PENANAI0SyMh3X6m
Citapun tersenyum mendengarnya. “Ini semua, tentang, hmm, tentang… tentang aku sama pak Bowo” ucap Cita sambil menunduk, malu.4296Please respect copyright.PENANAac8lk9QJFO
4296Please respect copyright.PENANAkPAatdB97G
“Pak Bowo?”4296Please respect copyright.PENANAMG9R5hD8Ew
4296Please respect copyright.PENANAvVXnS5jTBI
Cita mengangguk. “Iya mbak. Sebenarnya, hmm, sebenarnya, aku sama pak Bowo, hmm, kami ada, hmm… ada sesuatu”4296Please respect copyright.PENANAHHvCtAvpEy
4296Please respect copyright.PENANAOULGDdeW6k
“Sesuatu?”4296Please respect copyright.PENANAFZ0IrkFkMb
4296Please respect copyright.PENANA7Fp9aMBhqV
4296Please respect copyright.PENANA5iv7KHRTXK
Cita kembali mengangguk, tapi tak langsung meneruskan ceritanya. Dia sedang berusaha memilih kata-kata apa yang harus dia sampaikan ke Nada. Nada yang melihat sahabatnya kembali ragu, memegang tangan Cita dan menggenggamnya. Dia ingin meyakinkan sahabatnya itu, kalau Cita bisa bercerita apapun kepadanya.4296Please respect copyright.PENANAab5dAZ9XK6
4296Please respect copyright.PENANAVQoFIWH46f
Citapun kemudian menghela nafasnya panjang-panjang. Diapun akhirnya mulai bercerita dari awal bagaimana pak Bowo bisa masuk dalam kehidupannya. Dari sejak ketika Andi dipenjara, dia cerita bagaimana pak Bowo menawarkan bantuan untuk mengurusi semuanya, yang berkaitan dengan pekerjaan dan pengunduran diri Andi, serta bantuan untuk mengurus semua hal yang berhubungan dengan itu.4296Please respect copyright.PENANAertO0uC9E2
4296Please respect copyright.PENANA3ySL4gONhh
Lalu setelah itu, dia bercerita bagaimana dia dan pak Bowo bisa mulai akrab, dari yang tadinya pak Bowo hanya sekedar main kerumahnya untuk urusan Andi, sampai akhirnya pak Bowo sering kesana untuk lebih banyak bermain dengan Putra. Dia juga bercerita saat pak Bowo mulai mengajaknya dan Putra pergi keluar, ke waterpark dikota sebelah.4296Please respect copyright.PENANAsy4c7mhnKB
4296Please respect copyright.PENANAExdrtQRpHW
Nada hanya diam saja mendengarkan, sambil tangannya tak lepas menggenggam tangan Cita. Cita sempat berhenti cerita saat ibu mertuanya menelpon. Hanya sebentar, dia memberi tahu kalau sedang berada dirumah Nada. Setelah itu, kembali Cita melanjutkan ceritanya.4296Please respect copyright.PENANA6PPx7LSeDc
4296Please respect copyright.PENANAaMYXfIIcO5
Cita kemudian bercerita setelah kepergian mereka ke waterpark itu dia dan pak Bowo makin dekat. Bahkan ketika dirumah, Cita mulai berani menemui pak Bowo tanpa memakai jilbabnya karena sudah merasa makin nyaman dengan pak Bowo. Bahkan lama-lama, pakaiannya juga tak terlalu diperhatikan ketika ada pak Bowo disana, termasuk ketika dia hanya memakai daster yang bisa dibilang cukup tipis, atau ketika dia hanya memakai tanktop dan yoga pants yang cukup ketat.4296Please respect copyright.PENANAObd3RNSkGu
4296Please respect copyright.PENANA63RZb8DXlV
Cita lalu menceritakan pak Bowo mengajak dia dan Putra untuk keluar lagi, ke taman kota. Dia bahkan menceritakan apa saja yang dia bicarakan dengan pak Bowo. Tidak terlalu mirip benar dengan obrolan mereka waktu itu, tapi intinya sama. Semakin lama Cita makin merasa nyaman dengan pak Bowo, bahkan ketika hanya ada dia sendiri dirumah, tak sungkan dia menerima kedatangan pak Bowo, hingga tiba pada saat dia semakin intim dengan pak Bowo.4296Please respect copyright.PENANAUQUN9qc4dG
4296Please respect copyright.PENANAUnj24pp6ol
Cita menceritakan kepada Nada, bagaimana mereka mulai berani saling berpelukan saat hanya berdua saja dirumah. Bahkan ketika pak Bowo mulai berani mencium keningnya, dan dia membiarkannya saja. Dia cerita kepada Nada, bagaimana didalam hatinya mulai muncul rasa suka kepada pak Bowo. Apalagi dengan adanya pak Bowo, dia jadi merasa makin nyaman, dia merasa ada yang melindunginya, dan juga menasehatinya.4296Please respect copyright.PENANA785kSfUOnw
4296Please respect copyright.PENANA276FsSWqss
Saat terdiam mendengarkan cerita Cita, dalam hatinya Nada mencibir pak Bowo, betapa lelaki itu begitu cerdik dalam memanfaatkan kondisi hati dan perasaan Cita, mencari celah untuk bisa memasukinya, dan pada akhirnya dia berhasil mendapatkan hati Cita. Dia mengakui, bahwa apa yang dilakukan pak Bowo itu, bahkan jika kepada dirinya yang sedang tidak ada masalah dengan suaminya sekalipun, bisa saja membuatnya luluh. Apalagi dengan bertindak seolah tak menginginkan tubuh Cita, tentu saja itu membuat Cita makin simpati kepadanya.4296Please respect copyright.PENANAAzMcoNZ1U1
4296Please respect copyright.PENANAhM8svE568X
Cita melanjutkan ceritanya kembali, dan kali ini sambil meminta maaf kepada Nada karena saat itu berbohong kepada ibu mertuanya dengan membawa-bawa namanya. Dia cerita apa adanya kepada Nada bahwa saat itu dia pergi bersama dengan pak Bowo ke villa diluar kota. Cita bercerita dengan menundukan kepala karena malu, dan juga takut melihat reaksi Nada. Dia takut Nada marah karena hal itu, padahal sebenarnya Nada sudah tahu sebelumnya. Tapi Nada memilih untuk tetap diam mendengarkan lanjutan cerita dari Cita.4296Please respect copyright.PENANALpLMg9xoaz
4296Please respect copyright.PENANAJThEIPo3xt
4296Please respect copyright.PENANAaaIXfz1AJ8
“Jadi, aku bener-bener minta maaf mbak, waktu itu pakai nama mbak Nada segala” ucap Cita.4296Please respect copyright.PENANAFIRrR5wdKV
4296Please respect copyright.PENANAGI4SJV8WYe
“Kok kamu bohong sama ibu mertuamu Cit? Apa disuruh sama pak Bowo?”4296Please respect copyright.PENANAm6k8PFphxJ
4296Please respect copyright.PENANArDAayivml3
Cita menggeleng. “Nggak mbak, aku yang kepikiran buat seperti itu. Pak Bowo juga waktu itu kaget waktu tahu aku bohong sama ibu”4296Please respect copyright.PENANAM7Jnoh4Me3
4296Please respect copyright.PENANAQ6FAswYiMf
“Hmm, jadi emang kamu sendiri yang kepengen pergi?”4296Please respect copyright.PENANADFx8enuLv5
4296Please respect copyright.PENANACoDwUuZQ5u
Cita mengangguk. “Iya mbak. Sebenarnya, aku pengen refreshing, aku capek, penat sama semua yang aku hadapi mbak. Dan karena waktu itu, hmm, aku juga udah ngerasa nyaman banget sama dia” jawab Cita.4296Please respect copyright.PENANACNLzYESjIy
4296Please respect copyright.PENANArQAf17E5T9
4296Please respect copyright.PENANA5BJnERrd2K
Kemudian Cita melanjutkan ceritanya, namun kali ini beberapa kali terputus, karena dia makin ragu dan tidak yakin untuk cerita sejujur-jujurnya pada Nada. Tapi dia juga kembali menyadari, bahwa dia sudah terlanjur memulai, maka dia harus menceritakan semuanya sampai tuntas, sepahit apapun itu.4296Please respect copyright.PENANA94x1fvDtrb
4296Please respect copyright.PENANAwU6Vt1VfFm
4296Please respect copyright.PENANAPTyO7W8gPU
“Dan malam itu, aku, sama dia… kami… hmm, kami…” ucap Cita terputus, dia benar-benar merasa ragu. “Kami, gituan mbak” sambungnya, pada akhirnya.4296Please respect copyright.PENANABMwj4J69kB
4296Please respect copyright.PENANAscZmPnw5xJ
4296Please respect copyright.PENANAYGJxqgF9ez
Kali ini air mata tak tertahankan lagi dari matanya. Perasaan malu, dan rasa bersalah yang kembali muncul, dan segala yang dia rasakan tercurah dari air mata itu. Nada langsung meraih tubuh Cita, memeluknya. Nada membiarkan Cita untuk menangis dulu sebelum melanjutkan ceritanya.4296Please respect copyright.PENANA0nVKC8PdpZ
4296Please respect copyright.PENANA2acZ4Ld6Ce
4296Please respect copyright.PENANAtDbR3UfcfR
“Malam itu kami melakukannya cuma sekali mbak, terusnya kami tidur” sambung Cita, masih disela-sela tangisnya.4296Please respect copyright.PENANAEToTm4slXf
4296Please respect copyright.PENANABi3j3RbDq7
4296Please respect copyright.PENANASIa43lq3DR
Diapun diam sebentar, lalu setelah sedikit bisa menguasai dirinya, dia kembali melanjutkan. Dia bercerita tentang keesokan harinya, dimana dia dan pak Bowo masih sama-sama canggung, namun kemudian mereka kembali mengulangi persetubuhan itu. Cita menyebutnya dengan melakukan hal yang lebih gila lagi.4296Please respect copyright.PENANA1JBHpqUHWi
4296Please respect copyright.PENANA8jbCmwWOFn
4296Please respect copyright.PENANAA137GZQRAi
“Aku melakukan dan mengalami banyak hal yang belum pernah aku lakukan sebelumnya sama mas Andi mbak. Waktu itu, aku sama sekali nggak merasa jijik, aku sama sekali nggak merasa aneh. Justru, waktu itu aku merasa, entahlah, seperti keenakan” ucap Cita.4296Please respect copyright.PENANAQoVRoqehdg
4296Please respect copyright.PENANAVmAn1UU0TZ
“Kami melakukannya cukup lama, dan aku benar-benar capek nggak bertenaga mbak. Sampai mandi, pakai baju, dan jalan ke mobil pas mau pulang aja harus dia papah” lanjutnya.4296Please respect copyright.PENANA2xbBzEENLs
4296Please respect copyright.PENANAhQIaVktJww
4296Please respect copyright.PENANArSyQvEd1pv
Setelah itu kemudian dia menceritakan semua yang terjadi setelah peristiwa di villa itu. Sampai pada akhirnya, dia ngobrol dengan ibu mertuanya, dan terbukalah matanya yang selama ini dibutakan oleh cinta semu.4296Please respect copyright.PENANAoWmmrxJzTG
4296Please respect copyright.PENANAXcLliZDrk2
4296Please respect copyright.PENANA1GMQmhmxH5
“Saat itu aku baru merasa sangat jijik mbak. Aku merasa hina, sangat kotor, apalagi aku melakukannya bukan dengan suamiku” ucap Cita dan tangisnya kembali pecah dipelukan Nada.4296Please respect copyright.PENANAm77utjduZH
4296Please respect copyright.PENANAfRK80D7m0c
4296Please respect copyright.PENANAq5EYlupFr2
Nada hanya diam. Dia memang sudah bisa menebak, tapi tetap saja dia syok mendengar cerita itu langsung dari mulut Cita. Dia merasa iba dengan apa yang terjadi pada Cita. Namun dia bisa sedikit memakluminya, mengingat saat itu suasana hati Cita sedang kacau, dan pak Bowo masuk disaat yang tepat, dengan cara yang tepat, yang akhirnya membuat Cita rela menyerahkan hati dan tubuhnya. Dan yang jelas, dia jadi sangat marah kepada pak Bowo.4296Please respect copyright.PENANAlzzmMg3YPw
4296Please respect copyright.PENANAOujXbzNEvV
4296Please respect copyright.PENANA2iz22hQnEA
“Aku udah mikir masak-masak, dan aku udah putusin untuk menghentikan itu semua. Aku udah nggak mau lagi ketemu sama dia mbak. Tapi…”4296Please respect copyright.PENANAgQMwBiqAvy
4296Please respect copyright.PENANA1hUYjA8xiW
“Tapi apa Cit?”4296Please respect copyright.PENANAt6Uzu7dQC2
4296Please respect copyright.PENANArUzM0x9cQk
4296Please respect copyright.PENANAI0AAZql6Ev
Cita tak menjawab. Dia lalu mengambil hpnya, lalu membuka instagramnya. Diapun memperlihatkan dm yang mengirim foto-foto dirinya dengan pak Bowo kepada Nada. Dan langsung saja mata Nada terbelalak melihatnya, terutama saat membaca tulisan-tulisan di dm itu.4296Please respect copyright.PENANA0m0BVD6ZUA
4296Please respect copyright.PENANAR5MDossY4Y
4296Please respect copyright.PENANAGpt8st9v6j
“Astaga, jadi ini yang dimaksud sama pak Bowo?” ucap Nada, dan tentu saja itu membuat Cita jadi bingung.4296Please respect copyright.PENANA7U82y0v3Jm
4296Please respect copyright.PENANAlKmnGtLDtl
“Maksud mbak Nada?” tanya Cita.4296Please respect copyright.PENANAxmy8bgaMrx
4296Please respect copyright.PENANASSUp7nVMKg
4296Please respect copyright.PENANALUE3SfdzHc
Nada mengembalikan hp itu kepada Cita. Dia menghela nafasnya panjang-panjang. Kini saatnya dia yang bercerita kepada Cita.4296Please respect copyright.PENANAWGkhjDsupv
4296Please respect copyright.PENANA9jLryQJHkf
4296Please respect copyright.PENANADEJC7v7ISq
“Sebelumnya aku minta maaf Cit. Aku juga mau cerita sesuatu sama kamu, dan aku akan ceritakan semuanya. Aku nggak tahu setelah ini kamu bisa maafin aku atau nggak, tapi paling nggak, kamu harus tahu yang sebenarnya” ucap Nada.4296Please respect copyright.PENANAaBtPlJuIqT
4296Please respect copyright.PENANAokL2IihC5B
4296Please respect copyright.PENANAHL44IpNWD4
Cita benar-benar kebingungan dengan ucapan Nada, tapi dia diam saja menunggu Nada bercerita.4296Please respect copyright.PENANA5xzQljDcRA
4296Please respect copyright.PENANAub4IjxaJZ2
4296Please respect copyright.PENANAFUkCVpvsT9
“Sebenarnya, hampir semua yang kamu ceritain diawal tadi, aku sudah tahu Cit” ucap Nada.4296Please respect copyright.PENANAoYdYib16iI
4296Please respect copyright.PENANAV1UJi5IrXT
“Hah? Maksudnya?” tanya Cita yang sangat kaget mendengar ucapan Nada.4296Please respect copyright.PENANAmFtFyqoqPG
4296Please respect copyright.PENANArI0EE6Q3zJ
4296Please respect copyright.PENANAp3KnpXeQUM
Nada kemudian bercerita dari awal, dari pertemuan dia dengan pak Bowo. Lalu dia menceritakan ajakan pak Bowo kerumahnya, yang waktu itu katanya ingin mengajaknya pemotretan. Dan pada akhirnya, dia menceritakan bagaimana akhirnya dia berhasil ditaklukan pak Bowo dengan bantuan Gina, dan yang pasti dengan obat perangsang. Nada menceritakan dengan detail apa yang dia ingat, karena sebagian dia memang lupa saat berada dibawah pengaruh obat perangsang itu.4296Please respect copyright.PENANAbGHJAqNre2
4296Please respect copyright.PENANA9yYgQ0agcI
Jelas Cita sangat terkejut mendengar cerita Nada itu, sampai-sampai dia menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Nada kemudian bercerita tentang hari-hari selanjutnya bagaimana dia menjadi budak seks pak Bowo. Dia juga bilang sama sekali tak bisa menolak pak Bowo karena diancam menggunakan foto dan video persetubuhannya.4296Please respect copyright.PENANA1XAIHKqdpM
4296Please respect copyright.PENANArn7z18bdJK
4296Please respect copyright.PENANAX5pEtcVNuG
“Kalau saja aku mau lapor polisi, aku nggak bisa menuntut pak Bowo merkosa aku, karena di video itu sama sekali nggak kelihatan aku sedang diperkosa. Waktu itu aku berada dibawah pengaruh obat perangsang Cit” ucap Nada.4296Please respect copyright.PENANAzsIZd3DKWo
4296Please respect copyright.PENANAx8CM3IIO1C
4296Please respect copyright.PENANAVjng5svptS
Cita yang masih terkejut, hanya diam saja. Nada lalu melanjutkan ceritanya bahwa akhirnya dia tahu kalau pak Bowo sebenarnya mengincar Cita. Dia hanya menjadikan Nada mangsa untuk digunakan sebagai alat agar bisa membantunya mendapatkan Cita. Tapi semua rencana itu berubah saat pada akhirnya Andi dipenjara. Pada akhirnya pak Bowo sama sekali tak melibatkan Nada dalam rencananya mendapatkan Cita.4296Please respect copyright.PENANAp6NGnIqPKq
4296Please respect copyright.PENANAqkndZqsTlT
4296Please respect copyright.PENANAixpgvMX7Bx
“Dia cuma minta aku untuk diam, dan nggak mengganggunya selagi dia mendekati kamu. Jujur saja, aku ingin sekali membantumu Cit. Aku ingin sekali memperingatkan kamu, tapi aku nggak berani, aku takut dia nyebarin foto dan videoku” ucap Nada yang juga mulai menangis.4296Please respect copyright.PENANAVsDaFFad5N
4296Please respect copyright.PENANAvQz7uPGNsT
“Aku minta maaf sama kamu, karena aku lebih mementingkan diri sendiri daripada menyelamatkan kamu dari dia”4296Please respect copyright.PENANADHUSeI4pZw
4296Please respect copyright.PENANALP1go9Tu1v
4296Please respect copyright.PENANAKhc257g3fY
Cita masih terdiam. Tapi bukan berarti dia sedang marah pada Nada. Dia justru juga iba kepada Nada. Dia tak menyangka, ternyata pak Bowo yang dia kenal selama ini hanyalah sebuah kepalsuan. Ternyata pak Bowo yang sebenarnya adalah seorang predator yang bisa melakukan apa saja untuk mendapatkan wanita yang dia incar.4296Please respect copyright.PENANAUHgTdAX8ah
4296Please respect copyright.PENANAlRcfCYiSv1
Dia merasa kasihan kepada Nada yang harus mengalami itu semua. Dan dia bisa memaklumi kenapa Nada ketakutan, bahkan hanya untuk sekedar mengingatkannya. Karena kalau dia berada didalam posisi Nada, mungkin dia juga akan melakukan hal yang sama. Dia tahu itu sangat berat untuk Nada, dan tentunya Nada pasti akan sangat sakit hati dengan apa yang terjadi. Sudah kehilangan kehormatannya sebagai istri, lalu hanya bisa diam saja saat sahabatnya juga diincar oleh pria yang sama.4296Please respect copyright.PENANArDjBGE3AvX
4296Please respect copyright.PENANAUTMasF1LuO
4296Please respect copyright.PENANAouhyBkwLQa
“Dan beberapa hari yang lalu, pak Bowo datang kesini, setelah sekian lama dia nggak menemui ataupun menghubungiku sama sekali. Dia datang dengan penuh emosi. Dia menuduhku yang aku sendiri nggak tahu maksudnya. Dia sampai menggeledah rumah ini, membuat semuanya berantakan, mencari bukti bahwa aku yang bersalah”4296Please respect copyright.PENANAWczD6TSvyM
4296Please respect copyright.PENANAnzyxFpwFBr
“Dan pada akhirnya, dia, memperkosa aku dengan brutal”4296Please respect copyright.PENANAQXlpDDMCjw
4296Please respect copyright.PENANAAY4OndLAtJ
4296Please respect copyright.PENANAHzBqHJOySe
Kembali Cita terkejut setengah mati. Nada menceritakan peristiwa yang dia alami 4 hari yang lalu. Termasuk juga ancaman yang diberikan pak Bowo jika lelaki itu berhasil membuktikan bahwa dia bersalah. Hal yang selama 4 hari ini dia pikirkan terus, karena dia sama sekali tak tahu menahu apa yang dituduhkan oleh pak Bowo itu.4296Please respect copyright.PENANAPBtmKPRXEi
4296Please respect copyright.PENANAdvB8YXERM4
4296Please respect copyright.PENANAApAqZAVKoH
“Dan aku baru tahu apa maksud pak Bowo waktu kamu ngasih lihat itu tadi” ucap Nada mengakhiri ceritanya.4296Please respect copyright.PENANAClPzUVW4A3
4296Please respect copyright.PENANAJ5jdxAFV55
“Jadi waktu itu pak Bowo kesini mbak?”4296Please respect copyright.PENANAtEdPxUiHWF
4296Please respect copyright.PENANAsJjClEu8hy
“Iya. Dia nuduh aku yang melakukannya. Padahal, jangankan mengikuti kalian, untuk datang kerumahmu waktu ada dia aja aku nggak berani, karena dia udah melarangku, dan yaah, dengan mengancam akan menyebar foto dan videoku kalau aku nekat”4296Please respect copyright.PENANAkcknKy1EvQ
4296Please respect copyright.PENANA3lU1FFshbu
4296Please respect copyright.PENANATW9pt81qO0
Mereka berdua kemudian berpelukan sambil kembali menangis. Saling mengasihani satu sama lain, mengingat nasib buruk yang menimpa mereka. Namun Cita merasa, bahwa nasib Nada jelas lebih buruk darinya. Karena tujuan utama pak Bowo jelas-jelas adalah dirinya, tapi membuat Nada harus terseret menjadi korban juga. Bahkan entah sudah berapa kali Nada terpaksa melayani nafsu pak Bowo, sedangkan dirinya baru 2 kali saja.4296Please respect copyright.PENANALPPJOLVkul
4296Please respect copyright.PENANASyofQxqIbc
Sekian lama mereka saling peluk dan menangis, hingga tangisan merekapun akhirnya mulai reda. Tapi mereka masih terdiam, sibuk dengan pikirannya masing-masing. Tapi yang jelas, mereka sama-sama mengutuk pak Bowo untuk apa yang telah dilakukan oleh pria itu selama ini.4296Please respect copyright.PENANAWcuKjTkoJl
4296Please respect copyright.PENANAePkkGmFmzc
4296Please respect copyright.PENANA8kdEryO44O
“Cit” ucap Nada memecah keheningan.4296Please respect copyright.PENANALC0frb8M6E
4296Please respect copyright.PENANAatN6bVSmfg
“Iya mbak?”4296Please respect copyright.PENANAzXY3C9LOly
4296Please respect copyright.PENANAR7aX2dwQlu
“Kamu, mau maafin aku?”4296Please respect copyright.PENANAzfjh9EKstq
4296Please respect copyright.PENANAXKepIJTqAQ
Cita menggenggam tangan Nada. “Mbak, aku tahu dan bisa mengerti posisimu. Seandainya aku ada diposisimu, mungkin aku juga akan melakukan hal yang sama. Jadi nggak ada alasan aku untuk marah sama kamu mbak. Justru, aku yang harusnya minta maaf sama mbak Nada”4296Please respect copyright.PENANATrUVREogI0
4296Please respect copyright.PENANA70pbjI1sH7
“Loh kok gitu?”4296Please respect copyright.PENANApGUxnGd8Fn
4296Please respect copyright.PENANAUGndSsAjlC
“Iya. Karena sebenarnya target utamanya kan aku, tapi malah mbak Nada jadinya ikut kebawa-bawa juga. Jadi secara nggak langsung, aku yang salah sama mbak”4296Please respect copyright.PENANA4JfxuecC9V
4296Please respect copyright.PENANAaIO0QtVzgP
“Nggak Cit, kamu nggak salah. Yang salah ya jelas dia. Apapun ceritanya, dialah yang bersalah”4296Please respect copyright.PENANAfnViqgheAr
4296Please respect copyright.PENANAMZcOeLbPR2
“Terus gimana dong mbak?”4296Please respect copyright.PENANAQj4GJq1x58
4296Please respect copyright.PENANAgVPNtEFKZ0
“Aku juga nggak tahu Cit. Aku berharap dia nggak pernah muncul lagi dihadapanku, dihadapan kita. Jujur, aku masih takut dengan semua ancamannya kepadaku. Meskipun 4 hari ini sama sekali nggak ada kesini lagi, tapi, yaa yang jelas aku masih takut Cit” ucap Nada.4296Please respect copyright.PENANAvRVdk19r64
4296Please respect copyright.PENANASpZblHIVSb
4296Please respect copyright.PENANA4wPyKFvllN
Cita dan Nada sama-sama terdiam. Mereka bingung apa yang harus dilakukan setelah ini. Tapi yang jelas, mereka berdua memiliki keinginan yang sama, sama-sama berharap tidak akan pernah bertemu pak Bowo lagi, dalam keadaan apapun.4296Please respect copyright.PENANAxNay1jXUds
4296Please respect copyright.PENANAk7qZHcoRna
4296Please respect copyright.PENANA4sMwZMl6ym
“Kalian berdua nggak perlu takut, nggak perlu khawatir lagi sekarang” ucap seseorang tiba-tiba yang mengagetkan Cita dan Nada, membuat mereka berdua serempak menoleh ke sumber suara.4296Please respect copyright.PENANAVLob0N3mXI
4296Please respect copyright.PENANAYpsnfZT0Gn
“Mas Andi!!” pekik mereka bersamaan.4296Please respect copyright.PENANA6HhpDlwZyv
4296Please respect copyright.PENANAXq25sEq3M2
4296Please respect copyright.PENANAum120pvS3f
Namun hanya Cita yang kemudian bergerak. Dia beranjak bangkit dari duduknya, menghambur kearah Andi. Dia bermaksud untuk bersimpuh, berlutut dikaki Andi, memohon pengampunan dari suaminya, atas apa yang telah dia lakukan selama Andi berada didalam penjara. Namun Andi menahan tubuh Cita, lalu mengangkatnya dan langsung memeluknya.4296Please respect copyright.PENANATqbMyEW85I
4296Please respect copyright.PENANASiQ60zihom
4296Please respect copyright.PENANAOm45Y4MW4V
“Hiks hiks… mas, hiks hiks, maafin Cita maas…”4296Please respect copyright.PENANAT8ncPwf3QE
4296Please respect copyright.PENANAC33xBy7YAH
4296Please respect copyright.PENANARDWJBVSoGI
Tangis Cita tak terbendung lagi dalam pelukan Andi. Dia memeluk suaminya itu sangat erat. Berulang kali kata maaf terucap dari bibirnya disela-sela tangisannya. Andi membalas memeluk Cita tak kalah erat. Kerinduannya begitu besar kepada istrinya itu. Cukup lama Cita memeluk Andi dan terus menangis, sambil terus saja mengucapkan kata maaf.4296Please respect copyright.PENANAmY9BpvYwnb
4296Please respect copyright.PENANA2zYE2fpQHI
Andi yang tadinya berusaha untuk tetap tegar dan tersenyum, lama kelamaan luluh juga. Terlihat air mata mulai menetes membasahi pipinya. Nada yang masih diam tak beranjak dari kursinya, juga ikut menangis melihat Cita dan Andi. Dia tak tahu apa yang akan terjadi, tapi dia memiliki firasat yang baik untuk hal ini.4296Please respect copyright.PENANAh6JcJxQ8HL
4296Please respect copyright.PENANA7dHNqJnVcG
4296Please respect copyright.PENANADGxNqohuft
“Udah sayang, udah” ucap Andi sambil membelai-belai punggung dan kepala Cita.4296Please respect copyright.PENANAsojPH4BXDQ
4296Please respect copyright.PENANAnQYPjIok0a
4296Please respect copyright.PENANAHZU7LG3sCZ
Masih dalam posisi berpelukan, Andi sedikit mendorong tubuh Cita, mengajaknya untuk kembali duduk. Dalam posisi dudukpun, Cita belum mau melepaskan pelukannya pada Andi. Tangisnya juga belum mereka. Kata maaf juga masih belum berhenti terucap dari bibirnya.4296Please respect copyright.PENANACyEsySWo7I
4296Please respect copyright.PENANA0kZK5d9hus
Setelah cukup lama, akhirnya tangisan Cita berhenti, tapi dia masih memeluk suaminya. Nada sempat akan bangkit untuk mengambilkan minum untuk Andi, tapi Andi melarangnya dan memintanya untuk tetap duduk disitu.4296Please respect copyright.PENANAaBNbGeJJQh
4296Please respect copyright.PENANAmlHBgVta2g
4296Please respect copyright.PENANAaQTpT06gEA
“Mas Andi, udah lama datangnya?” tanya Nada.4296Please respect copyright.PENANATxYYzaQi8d
4296Please respect copyright.PENANA4ipCN9ootp
“Yaa lumayan Nad, abisnya pintu nggak kamu tutup rapat gitu, udah gitu kalian lagi asyik cerita” jawab Andi.4296Please respect copyright.PENANAUJzo7aneLv
4296Please respect copyright.PENANAT8UGQ83DAh
“Jadi, mas Andi denger semuanya tadi?” tanya Cita, masih dalam pelukan Andi.4296Please respect copyright.PENANALFUWaXa82m
4296Please respect copyright.PENANAitctL3CbMk
“Nggak semua sih, tapi ya cukup banyak yang aku dengerin dari kamu mah” jawab Andi.4296Please respect copyright.PENANADnvk8Fjspa
4296Please respect copyright.PENANAE4LvDBwiaK
4296Please respect copyright.PENANAYC0dVa0iac
Mendengar Andi masih memanggilnya dengan sebutan mah, kembali membuat air matanya menetes, meski tak sampai menangis sesenggukan seperti tadi. Padahal jika memang sudah cukup banyak yang didengar Andi, berarti dia sudah tahu tentang perselingkuhannya dengan pak Bowo, tapi Andi masih bersikap lembut kepadanya, dan masih memanggilnya mah.4296Please respect copyright.PENANAcaqgHNibOC
4296Please respect copyright.PENANAqmOHwFHCkN
Apakah itu artinya mas Andi memaafkan aku? Batin Cita.4296Please respect copyright.PENANAELOEC8f6Ha
4296Please respect copyright.PENANAlZQEKH56wm
4296Please respect copyright.PENANA7QjlLWanlz
“Dan sebenarnya, aku sudah tahu semuanya, sejak beberapa hari yang lalu” ucap Andi.4296Please respect copyright.PENANAdAt13YnEYW
4296Please respect copyright.PENANAi0lknWChlm
4296Please respect copyright.PENANAuvBmIZiypQ
Ucapannya itu sukses membuat Nada maupun Cita terkejut. Cita bahkan langsung bangkit dari pelukan Andi.4296Please respect copyright.PENANAVGpeFwkiCn
4296Please respect copyright.PENANAfw5OvegzIu
4296Please respect copyright.PENANAHVYFJD3q7Q
“Tahu semuanya? Maksud mas Andi?”4296Please respect copyright.PENANALmJOGBGszA
4296Please respect copyright.PENANAAg8UwnOTij
“Iya, tahu semuanya. Mulai dari apa yang direncanakan pak Bowo, apa yang terjadi pada Nada, apa yang terjadi pada kamu mah, termasuk dm yang dikirimkan ke kamu” jawab Andi.4296Please respect copyright.PENANADK8K6I8diD
4296Please respect copyright.PENANAoItSc7kacy
“Dm? Darimana mas Andi tahu semuanya?” tanya Cita.4296Please respect copyright.PENANAEcnVGy4o21
4296Please respect copyright.PENANAzpnS2bGPmP
“Dari si pengirim dm itu” jawab Andi sambil tersenyum.4296Please respect copyright.PENANAsGsaGAqILx
4296Please respect copyright.PENANAa6TOq2Er3x
“Isna”4296Please respect copyright.PENANAjA2io7Rh7K
4296Please respect copyright.PENANAtnWjNxLJGe
*4296Please respect copyright.PENANA5WXsasNrAc
*4296Please respect copyright.PENANAVYF4IHwGut
*4296Please respect copyright.PENANAS9yjRgVoTq
*4296Please respect copyright.PENANASM7l6Y7fM4
*4296Please respect copyright.PENANAEv5sSVc1Bo