11297Please respect copyright.PENANAxndKkMN9Ct
11297Please respect copyright.PENANATK5nLBBC1p
Sudah 2 hari lamanya Cita dan Andi diam-diaman. Sebenarnya Andi sudah berusaha mengajak bicara Cita, tapi Cita terlihat masih marah pada Andi. Pembicaraan merekapun hanya sekedarnya saja, seperti mengingatkan untuk mandi, mengajak makan atau pamit waktu mau berangkat kerja. Selama 2 hari ini juga Cita masih pulang pergi kantor sendiri, tidak mau diantar oleh Andi. Biasanya Andi mengantarnya, sedangkan pulangnya Cita akan nebeng temannya yang kebetulan searah. Tapi karena masih kesal pada Andi, Cita masih saja berangkat sendirian kekantor. Sebenarnya Andi mengikutinya dari belakang, hanya untuk memastikan istrinya sampai kantor dengan selamat.11297Please respect copyright.PENANAxUAteZKv4i
11297Please respect copyright.PENANAVP2ZFUgj7e
Perang dingin mereka bisa dirahasiakan rapat-rapat dari orang lain, termasuk ibu Andi. Meskipun sempat curiga kalau anak dan menantunya ini sedang ada masalah, namun setiap didepan ibu Andi mereka berdua tampak biasa saja. Melihat itu, ibunyapun tidak jadi bertanya. Dia menganggap kalau Andi maupun Cita sudah cukup dewasa untuk bisa menyelesaikan masalah mereka sendiri. Ibu Andi yakin kalaupun mereka ada masalah, pasti bukanlah masalah yang berat. Dan dia juga berharap kalau masalah keduanya bisa cepat selesai.11297Please respect copyright.PENANAALNm3Qu3SO
11297Please respect copyright.PENANAi4TrGafDfJ
Andi memang jarang bisa terbuka pada ibunya. Dulu waktu ayahnya masih ada, dia biasa curhat kepada ayahnya. Masalah apapun dia curhatkan pada ayahnya. Mungkin karena sama-sama laki-laki jadi dia merasa lebih nyaman saja kalau curhat dengan ayahnya. Setiap masukan dari ayahnya sepertinya cocok sekali dengan apa yang Andi harapkan. Nasehat dari ayahnya juga rasanya gampang sekali masuk ke kepalanya.11297Please respect copyright.PENANAEljK7hovdq
11297Please respect copyright.PENANABadbXk2NU4
Beda cerita kalau dengan ibunya. Setelah ayahnya meninggal, Andi memang beberapa kali mencoba untuk curhat dengan ibunya. Tapi dia tetap merasa kurang nyaman. Sehingga lebih sering menyimpan sendiri apa yang dia rasakan. Hanya beberapa saja dia ceritakan pada ibunya, itupun hal-hal yang dirasa tidak terlalu penting. Ya pokoknya yang penting ibunya cukup tahu saja, begitulah kira-kira.11297Please respect copyright.PENANAEy2xuGhjXU
11297Please respect copyright.PENANA28N1aQiTOQ
Satu-satunya orang tempatnya berbagi setelah ayahnya tidak ada hanyalah dengan Cita. Dengan Cita dia jadi terbiasa terbuka, terbiasa untuk menceritakan apapun tanpa ada yang ditutup-tutupi. Karena dia sudah merasa nyaman dengan Cita, begitupula Cita kepadanya. Cita juga selalu bercerita apapun kepadanya. Bahkan termasuk dm-dm yang masuk dibeberapa sosmednya, Cita selalu memperlihatkan kepada Andi. Kadang Andipun memerikas hp Cita, dan memang tak ada apapun yang mencurigakan disana.11297Please respect copyright.PENANAMhbmKMB0zw
11297Please respect copyright.PENANAOfKsTCQGtX
Tapi sayangnya sekarang malah mereka sedang marahan. Dan itu semua bermula dari kebodohan Andi sendiri. Dia terlalu baper dengan apa yang didengar dari pak Bowo. Memang kata-kata pak Bowo itu sudah keterlaluan sehingga wajar membuatnya emosi. Tapi pak Bowo tidak pernah benar-benar langsung mengatakan itu didepannya. Dia hanya tak sengaja mendengar saja waktu bosnya itu bergumam sambil melihat foto-foto Cita. Tapi hanya dengan begitu saja bayangannya sudah kemana-mana.11297Please respect copyright.PENANAt9xQONAVpD
11297Please respect copyright.PENANASHnskaBQhb
Akibatnya, dia tak mampu mengendalikan emosi saat sedang bersama Cita. Dia terlalu takut apa yang dia bayangkan itu benar-benar terjadi. Sehingga tanpa sadar emosi membuatnya memperlakukan Cita dengan kasar, bukan selayaknya perlakuan suami kepada istrinya.11297Please respect copyright.PENANAahQBrW04O9
11297Please respect copyright.PENANAAgCagsbC5M
Hal itu tentu saja membuat Cita kaget dan marah. Sejak kenal dan akhirnya menjalani kehidupan rumah tangga selama 3 tahun, tak pernah Andi sekasar itu pada Cita. Apalagi setelah pertama kali Andi melakukan itu dia sudah sempat menyesal dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Tapi nyatanya, bukan hanya mengulangi, tapi Andi justru lebih kasar dari sebelumnya. Cita sudah berusaha mengingatkan tapi Andi sama sekali tak mendengarnya. Hingga membuat Cita benar-benar sakit, baik itu fisik maupun hatinya.11297Please respect copyright.PENANA08Ee9SXA2u
11297Please respect copyright.PENANASJ1ZNnNUKs
Cita marah dengan semua itu. Dia tak tahu apa yang membuat suaminya bisa seperti itu, sekasar dan seberingas itu dalam memperlakukannya. Tapi dia tak bisa menerima apapun alasan dari Andi karena Andi sudah berjanji kepadanya. Dan sampai saat ini dia belum bisa memaafkan apa yang diperbuat oleh Andi itu. Malam itu dia merasa kalau Andi tidak menganggap dirinya sebagai istri, tapi sebagai pemuas nafsunya saja. Istri mana yang mau diperlakukan seperti itu?11297Please respect copyright.PENANA3yqAQ3eQb1
11297Please respect copyright.PENANACK1znOuAX4
Namun setiap ada ibu mertuanya, Cita berusaha bersikap biasa saja. Kadang saat seperti itu dimanfaatkan oleh Andi untuk bicara dengannya. Tapi karena masih kesal dengan perbuatan Andi dia hanya menjawab seperlunya saja. Cita tahu, ibu mertuanya pasti menyadari ada yang tidak beres antara dirinya dengan Andi. Tapi Cita tidak bisa menceritakan hal itu pada ibu mertuanya. Dia tidak ingin ibu mertuanya justru jadi kepikiran masalah mereka berdua.11297Please respect copyright.PENANAhlLHv9bGl2
11297Please respect copyright.PENANAW0JR51IS25
Selama ini, dia memang sudah cukup dekat dengan ibu mertuanya. Bahkan bisa dibilang, Cita bisa lebih dekat pada ibu mertuanya itu daripada Andi. Apalagi sejak kelahiran anaknya, dimana ibu mertuanya yang lebih sering mengurus anaknya karena dia masih bekerja. Tapi untuk hal yang satu ini, Cita merasa belum perlu untuk cerita pada ibu mertuanya. Dia juga berharap kalau masalah ini bisa cepat selesai. Tapi untuk saat ini, dia masih belum bisa memaafkan Andi.11297Please respect copyright.PENANATiJWGU3r90
11297Please respect copyright.PENANApb3k3GmgMa
Selama beberapa hari, kondisi mereka masih belum membaik. Cita masih menolak untuk diantar kerja oleh Andi. Dia masih selalu naik motor maticnya sendiri. Setiap malampun, meskipun masih tidur seranjang, dia hampir tidak bicara dengan Andi. Permintaan maaf Andi masih dia diamkan saja. Kata-kata Andi juga hanya dijawab seperlunya. Sebenarnya dia ingin Andi berterus terang tentang penyebab yang membuat dirinya berubah menjadi begitu kasar. Tapi sepertinya Andi belum menyadari hal itu. Hanya kata maaf saja yang terus terucap, yang lama-lama membuat jengkel Cita juga.11297Please respect copyright.PENANAXwEertY82J
11297Please respect copyright.PENANAkWdyowgN6F
Sampai akhirnya pada hari sabtu, hari dimana biasanya dia melakukan foto-foto untuk barang endorsenya dengan Andi. Hari ini Cita punya rencana lain. Karena masih perang dingin dengan Andi, dia berencana untuk minta difoto oleh orang lain saja. Dan dia juga sudah janjian dengan orang itu.11297Please respect copyright.PENANAM9uUrtE4bT
11297Please respect copyright.PENANAhb6xndhNbJ
Pagi-pagi dia sudah bersiap. Andi masih belum bangun. Memang sudah menjadi kebiasaan Andi kalau setiap weekend dia selalu bangun siang, kecuali mau ada acara pagi-pagi. Cita sengaja tidak membangunkan Andi karena masih malas bicara dengan suaminya itu. Diapun menyiapkan semua yang dia perlukan dan bersiap berangkat.11297Please respect copyright.PENANAdh8OHBXHOl
11297Please respect copyright.PENANAkjQnRwWBfg
11297Please respect copyright.PENANANHM5HTpzfb
“Lho Cita, kamu mau kemana pagi-pagi gini udah rapi?” tanya ibu mertuanya.11297Please respect copyright.PENANAue66HgYvgu
11297Please respect copyright.PENANAajLODbhIMj
“Saya mau ketempatnya mbak Nada dulu ya bu, mau foto-foto ini” jawab Cita.11297Please respect copyright.PENANAwyUGNW6U2U
11297Please respect copyright.PENANAdl6bwKwGOD
“Nggak sama suamimu?”11297Please respect copyright.PENANADvXOVywhx5
11297Please respect copyright.PENANAw88QvQbqJl
“Nggak bu, mas Andi masih tidur. Saya udah janjian juga sama mbak Nada soalnya”11297Please respect copyright.PENANAb5MoOiuQ2f
11297Please respect copyright.PENANArCHBH61Adv
“Ooh gitu. Hmm, kalian masih marahan ya?” tanya ibu mertuanya.11297Please respect copyright.PENANAiFyGQfmSey
11297Please respect copyright.PENANA1EfwMjfYiC
“Eh.. hmm, ya begitulah bu” jawab Cita.11297Please respect copyright.PENANAaMdCPcv1SA
11297Please respect copyright.PENANAp5gtYHIKlR
“Ibu sih tidak tau apa masalah kalian, dan ibu juga nggak maksa kalian buat cerita ke ibu. Tapi kalau bisa, ibu minta apapun masalah kalian, secepatnya kalian selesaikan. Kasihan anakmu lho kalau kalian masih marahan gitu”11297Please respect copyright.PENANAlQ3dSpezys
11297Please respect copyright.PENANAZ9pwme50bu
“Iya bu, saya juga pengennya gitu. Tapi ya gitulah bu, mungkin nggak lama lagi kami bakal baikan kok”11297Please respect copyright.PENANA5N7I1PIwB7
11297Please respect copyright.PENANAWLr8pO214M
“Yasudah kalau begitu”11297Please respect copyright.PENANAgiNrh8C7CC
11297Please respect copyright.PENANA5LvnPAb1sT
“Iya bu. Kalau gitu Cita pamit dulu bu”11297Please respect copyright.PENANA0qOrd84P4l
11297Please respect copyright.PENANAeSnBpnMYal
“Iya hati-hati nak”11297Please respect copyright.PENANAuweijOS8j1
11297Please respect copyright.PENANAP2Xxo8Wdck
11297Please respect copyright.PENANA2AhMx6UCk7
Setelah pamit Citapun berangkat. Tak sampai setengah jam dia sudah sampai dirumah Nada. Ternyata Nada sedang sendirian dirumah karena suaminya sedang keluar kota. Tak ada siapapun dirumah selain dia, karena Nada memang belum punya anak sampai sekarang, padahal dia juga sudah lama menikah, hampir sama seperti Cita dan Andi.11297Please respect copyright.PENANAqPgeuT9W9b
11297Please respect copyright.PENANAVPM5bTKwVa
11297Please respect copyright.PENANAlRXSmmLJqZ
“Pagi mbak” ucap Cita.11297Please respect copyright.PENANAcdkxq0jj3J
11297Please respect copyright.PENANACNLQMGzwh2
“Pagi Cit. ya ampun udah nyampe aja, kirain entar agak siangan, aku belum mandi lho ini, hehe”11297Please respect copyright.PENANAKKpw0tyQwd
11297Please respect copyright.PENANAS5bWCV26PR
“Hehe iya mbak, nggak papa juga kan kita emang nggak kemana-mana mbak”11297Please respect copyright.PENANANvoA7TIobm
11297Please respect copyright.PENANAqtbVH9yhed
“Iya Cit. jadi kamu mau langsung foto-foto sekarang?”11297Please respect copyright.PENANARjL4Fc2VUq
11297Please respect copyright.PENANAF0leCEaZtg
“Entar aja deh mbak, atau terserah mbak Nada aja gimana enaknya”11297Please respect copyright.PENANAD2UxBs4dpk
11297Please respect copyright.PENANAHMwk7DtcBN
“Yaudah entar dulu aja ya. Sarapan dulu aja Cit, kamu udah sarapan belum?”11297Please respect copyright.PENANAe8g2cpkURs
11297Please respect copyright.PENANAxu2kEnG3kD
“Belum mbak, hehe”11297Please respect copyright.PENANAwdSViP5Vpb
11297Please respect copyright.PENANA8GcXWiao2e
“Yaudah yuk bareng”11297Please respect copyright.PENANA7zHLdd0CwZ
11297Please respect copyright.PENANAXsEoZER2Tu
“Iya mbak”11297Please respect copyright.PENANAvNZfs809M7
11297Please respect copyright.PENANANYFSTxhzX8
11297Please respect copyright.PENANAHvsgliSQLU
Kedua wanita itu kemudian sarapan bersama diselingi dengan obrolan ringan. Nada sebenarnya sudah menduga kalau Cita sedang ada masalah dengan suaminya. Karena selama ini yang Nada tahu, Cita tiap foto untuk barang endorse selalu dengan Andi. Kali ini dia minta dirinya yang memfotokan. Apalagi sekarang dia juga datang sendiri, dan belum sarapan lagi. Tapi Nada masih menahan diri untuk bertanya lebih banyak, takut merusak suasana.11297Please respect copyright.PENANAdBtuU7p6T7
11297Please respect copyright.PENANAxXs3DmxANu
Setelah makan, mereka lanjut ngobrol diruang keluarga. Masih juga yang diobrolkan adalah hal-hal ringan saja. Setelah itu tak lama Nada pamit untuk mandi. Setelah itu barulah mereka foto-foto. Bukan hanya Cita saja yang difoto oleh Nada, tapi Nada juga difoto oleh Cita. Memang hasilnya tidak sebagus kalau difoto oleh fotografer beneran, tapi untuk posting barang endorse saja itupun sudah cukup.11297Please respect copyright.PENANASTsGrHpjRh
11297Please respect copyright.PENANAKa5xScaf0L
Sampai siang hari Cita berada dirumah Nada. Mereka sudah selesai foto-foto, dan sepertinya Cita masih malas untuk pulang. Lagian dia merasa nggak enak dengan Nada. Dia ingin menemani Nada lebih lama daripada mantan kakak kelasnya itu sendirian dirumah.11297Please respect copyright.PENANAJW73v6WWX9
11297Please respect copyright.PENANAnMRRKDMnIP
*11297Please respect copyright.PENANAn6W1IojXoD
*11297Please respect copyright.PENANAD5QMu20eup
*11297Please respect copyright.PENANAUvljtiF4OC
*11297Please respect copyright.PENANA1YIyMEe4wL
11297Please respect copyright.PENANAoNrwj7EcyV
“Lho, Cita kemana bu?” tanya Andi pada ibunya. Dia baru saja bangun tidur dan tak mendapati Cita ada dirumahnya. Apalagi motor matic Cita juga tidak ada.11297Please respect copyright.PENANAWxPauGvtcs
11297Please respect copyright.PENANADd7Em7tO5z
“Kerumahnya Nada katanya Di” jawab ibunya.11297Please respect copyright.PENANA2C8C9oxXbQ
11297Please respect copyright.PENANAA5d723gzTK
“Kerumah Nada? Ngapain bu?”11297Please respect copyright.PENANAY7wz3GOGLn
11297Please respect copyright.PENANApgv8UBKqh2
“Lha ya nggak tau ibu, emang dia nggak ngomong sama kamu?” tanya ibunya. Sebenarnya ibunya tahu kalau Cita memang tidak pamit pada Andi. Dia juga tahu kalau Cita kerumah Nada untuk foto-foto. Dia hanya ingin tahu saja, seberapa parah keributan antara Andi dengan Cita.11297Please respect copyright.PENANAocMz4Ggvty
11297Please respect copyright.PENANABr6Xi7vS54
“Dia nggak bilang apa-apa sama aku tuh bu. Ngapain ya dia kesana?”11297Please respect copyright.PENANAtQNt2s411O
11297Please respect copyright.PENANAQxDeOBc41o
11297Please respect copyright.PENANAkvlX0gsMbz
Ibunya tak menjawab, membuat Andi tambah bingung. Tapi Andi sudah menebak kalau mungkin Cita ketempat Nada untuk foto-foto, atau untuk curhat. Hanya ada 2 kemungkinan itu yang ada dikepala Andi.11297Please respect copyright.PENANAgrLqpqnFbS
11297Please respect copyright.PENANAh7XhXfCHBn
Eh, tunggu dulu. Kalau foto-foto, siapa yang motoin ya? Masa Nada sendiri? Atau suaminya Nada? Atau jangan-jangan, si Salim itu yang diminta buat motoin? Batin Andi dengan bermacam pertanyaan.11297Please respect copyright.PENANAgaYSK02ov7
11297Please respect copyright.PENANAUMDWxL0QPZ
Kalau Salim ada disana, apa iya mereka cuma foto-foto doang? Apa mungkin tidak melakukan hal yang lain? Kalau beneran Nada udah jadi gundiknya Salim, kan bisa aja Cita dijebak, disuruh dateng kesana sendirian, terus digarap sama Salim. Batin Andi.11297Please respect copyright.PENANACcZokEsXI0
11297Please respect copyright.PENANAwFMLrF98gO
Andi mulai gelisah memikirkan segala kemungkinan itu. Pikirannya saat ini sedang dipenuhi bayang-bayang apa yang terjadi pada istrinya. Entah Salim, atau siapapun yang diminta untuk memfoto Cita, dia membayangkan lelaki itu sekarang sedang tertawa-tawa penuh kepuasan karena sudah berhasil menikmati tubuh istrinya.11297Please respect copyright.PENANAOeD5WCCWBq
11297Please respect copyright.PENANAbh0uuqAOKE
Seketika itu juga emosinya memuncak. Bayangan yang silih berganti muncul dikepalanya itu membuat amarahnya naik tak tertahan. Dia melihat jam, sudah jam 11 lewat. Dia tak tahu sejak kapan Cita berangkat, tapi dia tahu istirnya sudah ada dirumah Nada cukup lama. Cukup untuk membuat lelaki yang dia curigai untuk bisa memperdaya Cita.11297Please respect copyright.PENANAJ9cxTZnhPS
11297Please respect copyright.PENANADSRpJmYq5f
Dengan buru-buru sekali Andi mengambil kunci mobilnya dan bergegas menuju rumah Nada. Dia ingin secepatnya sampai disana, berharap dia belum terlambat. Berharap dia bisa menghentikan aksi bejat lelaki yang ingin menikmati tubuh istrinya. Sampai ditengah jalan dia baru sadar, dimana rumah Nada? Dia kemudian pinggirkan mobilnya, berpikir bagaimana caranya mencari rumah Nada. Menghubungi Cita atau Nada pasti akan percuma. Bisa jadi mereka sekarang sedang ‘sibuk’ dan tak akan membalas ataupun mengangkat telponnya. Andi kebingungan bagaimana bisa mencari rumah Nada. Ditambah dirinya yang sedang emosi, membuat otaknya makin tumpul.11297Please respect copyright.PENANA95BaVIFfGg
11297Please respect copyright.PENANAYLfQkOEcwV
Ada sekitar 5 menit Andi berhenti disitu, berusaha menenangkan dirinya. Barulah setelah tenang dia ingat ada beberapa orang yang bisa dia hubungi, yang siapa tahu saja salah satu diantara mereka tahu rumah Nada. Setelah mencoba beberapa kali, akhirnya ada yang benar-benar tahu rumah Nada dan Andi mendapatkan alamat lengkapnya. Sialnya, ternyata alamat rumah itu harus berputar cukup jauh dari tempatnya berhenti sekarang.11297Please respect copyright.PENANAJOvE2RF8N2
11297Please respect copyright.PENANARpqSHwWalW
Dengan sangat tergesa-gesa Andi memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Tak peduli dengan orang lain yang hampir dibuatnya celaka. Tak peduli dengan makian orang-orang yang dia lewati. Dia hanya ingin secepat mungkin sampai dirumah Nada untuk menyelamatkan Cita. Selama dijalan Andi hanya bisa mengumpat. Karena dia membawa mobil, jadi tidak bisa selincah motor untuk menembus kemacetan, meskipun sebenarnya tidak terlalu parah macetnya, masalahnya dia sedang sangat terburu-buru.11297Please respect copyright.PENANARgqd1HDUsc
11297Please respect copyright.PENANA9pNcV9JpZy
Akhirnya setelah hampir sejam berkutat dengan jalanan, Andi sampai ke komplek perumahan Nada. Tak lama kemudian dia menemukan rumah yang dia cari. Apalagi didepan rumah itu terparkir motor yang dia kenal, motor Cita. Buru-buru dia parkirkan mobilnya, lalu turun dan segera masuk ke rumah Nada. Terlihat Cita dan Nada sedang duduk-duduk sambil ngobrol santai diruang keluarga.11297Please respect copyright.PENANAya2zs4AbP4
11297Please respect copyright.PENANAPxtbg5cljl
11297Please respect copyright.PENANAy4aLOdC38Y
“Mas Andi?” ucap Nada terkejut mengetahui kedatangan Andi. Apalagi saat itu kondisi Andi masih kucel karena baru bangun tidur dan belum mandi, ditambah rambutnya yang acak-acakan karena pusingnya memikirkan apa yang terjadi pada Cita.11297Please respect copyright.PENANATNPfGYpT1x
11297Please respect copyright.PENANAxInUwui6iN
“Ma, kamu ngapain disini?” tanya Andi tanpa mempedulikan Nada.11297Please respect copyright.PENANAFI9ZdXrHKf
11297Please respect copyright.PENANAKxU5BMAJW7
“Kamu sendiri ngapain disini?” balas Cita dengan dingin dan datar.11297Please respect copyright.PENANAm79EAkPbRd
11297Please respect copyright.PENANAQsViFjEZXd
“Kalau ditanya itu jawab ma. Kamu ngapain aja disini? Sama siapa aja kalian disini?” tanya Andi, dengan agak membentak yang membuat Nada terkejut. Dia juga menengok kekanan kiri mencari siapa tahu ada orang lain dirumah itu, orang yang dia curigai dalam bayangannya tadi.11297Please respect copyright.PENANA83e8aeQZjs
11297Please respect copyright.PENANA10wSsqI0N8
“Apa pentingnya buat kamu tahu?” balas Cita yang juga mulai meninggi nadanya, terpancing emosinya.11297Please respect copyright.PENANA5cYoVucBuM
11297Please respect copyright.PENANA7qmba54BzC
“Aku ini suami kamu. Kamu kalau pergi-pergi harus dengan seijinku!” bentak Andi.11297Please respect copyright.PENANAjI7POaoURl
11297Please respect copyright.PENANABKISFL3QUg
“Jadi kamu masih nganggep aku ini istri kamu?” balas Cita.11297Please respect copyright.PENANAXQZnxsLYez
11297Please respect copyright.PENANA3OUk2vk8It
“Apa maksudmu?”11297Please respect copyright.PENANA3NNGJYUV8J
11297Please respect copyright.PENANAhXdVtzFOH9
“Kamu nggak ngerti apa maksudku? Kamu inget yang kamu lakuin malem itu hah?” balas Cita juga dengan membentak.11297Please respect copyright.PENANApOsGdptSpD
11297Please respect copyright.PENANAJVvASLn98T
11297Please respect copyright.PENANA8d9CZgOouF
Andi sontak terkejut, tak pernah dia mendengar Cita bicara dengan nada seperti itu. Bahkan dirinya tak sadar kalau dia juga sebelumnya membentak Cita, yang membuat Cita bereaksi seperti itu.11297Please respect copyright.PENANA9loIEnbg8l
11297Please respect copyright.PENANARLZyFvkLZ4
11297Please respect copyright.PENANAP36mMluUrc
“Apa yang kamu lakuin waktu itu, apa itu perlakuan dari seorang suami kepada istrinya? Dan sekarang seenaknya kamu bilang seperti tadi itu hah?” ucap Cita yang masih dengan nada tinggi, tapi kali ini agak bergetar karena dia menahan tangis.11297Please respect copyright.PENANAetqYbVsaBY
11297Please respect copyright.PENANAfVKVWgq20X
11297Please respect copyright.PENANAK9p9XomFpk
Andi kembali terdiam. Dia tak punya jawaban untuk pertanyaan Cita itu. Ada sebenarnya, tapi tak mungkin Andi mengatakannya. Terbayang betapa konyolnya jawaban itu kalau sampai terucap. Dan entah apa reaksi Cita kalau mendengar jawaban darinya itu.11297Please respect copyright.PENANAIgmgtAdomv
11297Please respect copyright.PENANAHSeVlYZONP
Air mata Cita sudah turun mengalir tapi dibiarkan saja tanpa diseka. Tatapanya terlihat sangat marah sekali kepada Andi. Andi yang tadinya begitu emosi, juga dengan amarah waktu memasuki rumah Nada, sekarang jadi berubah dengan melihat Cita menangis. Hatinya jadi bimbang. Apakah yang aku pikirkan tadi itu berlebihan? Apakah sebenarnya memang tidak terjadi apapun kepada Cita? Batin Andi.11297Please respect copyright.PENANA2WiTyjpyIs
11297Please respect copyright.PENANAb8HaAInyM9
Nada sejak tadi hanya terdiam saja. Dia jadi semakin yakin kalau dugaannya tadi memang benar. Cita dan Andi memang sedang ada masalah. Meskipun terjadi dirumahnya, dia tidak ingin terlalu ikut campur masalah rumah tangga temannya itu. Dia hanya berharap suara ribut Andi dan Cita tadi tak sampai kedengaran oleh orang lain.11297Please respect copyright.PENANAhaYCVXgH4c
11297Please respect copyright.PENANA87UBKbl9B4
11297Please respect copyright.PENANAanSt303Zpw
“Aku disini buat foto-foto, dan disini cuma ada aku sama mbak Nada. Kamu masuk kerumah orang nggak pake salam, nggak ada sopan-sopannya. Jadi lebih baik kamu pulang aja sekarang. Aku baik-baik aja disini” ucap Cita. Kali ini nadanya tidak setinggi tadi, tapi suaranya makin bergetar diiringi oleh isak tangisnya.11297Please respect copyright.PENANATjolmvSYaq
11297Please respect copyright.PENANAZVViPRGSkR
11297Please respect copyright.PENANAa0EhmaDA8c
Dan dengan bodohnya, Andi menurut begitu saja ucapan Cita. Sesuatu yang sangat tidak diharapkan oleh Cita. Dia berharap, paling tidak Andi meminta maaf kepada Nada sebagai pemilik rumah, karena dengan tidak sopannya langsung masuk dan membuat keributan. Tadi yang dilakukan Andi malah berbalik, dengan gontai melangkah keluar, lalu masuk ke mobil dan pergi begitu saja.11297Please respect copyright.PENANAuQDC60yhj1
11297Please respect copyright.PENANApUVPPnffhS
Seketika itu Cita jatuh terduduk sambil masih terus menangis. Dia menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Nada yang melihat itupun langsung menghampiri Cita, membantu Cita untuk berdiri dan memapahnya agar duduk disofa. Cita masih terus menangis, Nada hanya memeluknya dan mengelus punggungnya, berusaha menenangkannya.11297Please respect copyright.PENANAfcwGO0MffX
11297Please respect copyright.PENANAAzz7h13gIc
11297Please respect copyright.PENANA3LRtFAYotI
“Huks, mbak Nada, maafin mas Andi tadi ya, huks. Maaf udah bikin keributan disini” ucap Cita sambil sesenggukan.11297Please respect copyright.PENANAIyd13O8vvH
11297Please respect copyright.PENANAKCc1jO2zIn
“Iya iya udah nggak papa. Udah kamu tenangin diri dulu” ucap Nada.11297Please respect copyright.PENANAMKYYMLIwYz
11297Please respect copyright.PENANAPJG5NW9USk
11297Please respect copyright.PENANAluAi4JUrvd
Setelah cukup lama akhirnya Cita sudah mulai tenang. Dia masih berada dipelukan Nada yang dengan sabar menenangkannya. Karena tak tahu apa masalahnya, Nada hanya sekedar menyuruh Cita untuk sabar. Setelah tahu Cita sudah mulai bisa menguasai dirinya, barulah Nada bertanya pelan-pelan.11297Please respect copyright.PENANAg8fMCunyLx
11297Please respect copyright.PENANAIKnyZzO9nP
11297Please respect copyright.PENANAXEn68fNwRR
“Cit, sebenarnya aku dari tadi udah nebak, kalau kamu lagi ada masalah sama mas Andi. Cuma aku nggak tau apa masalah kalian” ucap Nada.11297Please respect copyright.PENANAcGoSWMXI4z
11297Please respect copyright.PENANAxPZwwnrIrC
“Iya mbak, kami emang sedang ada masalah. Sebenarnya aku udah mulai berpikir buat maafin dia, tapi nggak tau kenapa dia malah kesini tadi, nggak ada sopan-sopannya, malah ngajakin ribut juga. Maaf banget ya mbak”11297Please respect copyright.PENANAPbZgWJl35P
11297Please respect copyright.PENANATSB3VRATGq
“Iya udah nggak papa. Tapi, kalau boleh tau nih, emang kalian sedang ada masalah apa sih?”11297Please respect copyright.PENANASUAxFCbhk5
11297Please respect copyright.PENANAyxntyNUQ1F
“Hmm maaf banget mbak Nada, untuk sekarang aku belum bisa cerita. Tapi aku nanti pasti cerita kok sama mbak, karena sekarang mbak satu-satunya orang yang aku percaya. Tapi jangan sekarang ya mbak?”11297Please respect copyright.PENANAR25IZNJmyD
11297Please respect copyright.PENANAn2gblahEBJ
“Oh gitu. Yaudah nggak papa, yang penting kamunya sekarang tenang aja ya. Semua masalah pasti ada solusinya kok Cit. semoga masalah kalian bisa cepat selesai”11297Please respect copyright.PENANAcvqFYBicWx
11297Please respect copyright.PENANAC26B5b3PPf
“Iya mbak makasih”11297Please respect copyright.PENANAJ14MMePmtB
11297Please respect copyright.PENANAMKJFDXknN8
11297Please respect copyright.PENANA7nQgsMOVB7
Cita mulai melepas pelukan Nada. Dia menyandarkan tubuhnya disofa. Nada bangkit untuk mengambilkan Cita minuman.11297Please respect copyright.PENANAtuZjnzdD7h
11297Please respect copyright.PENANA9OWUtN4W32
11297Please respect copyright.PENANAcxnjJzXOwC
“Mbak”11297Please respect copyright.PENANAaPSEv9glHD
11297Please respect copyright.PENANAjqxDdGcPdG
“Iya kenapa Cit?”11297Please respect copyright.PENANA2t6LbNgRJ9
11297Please respect copyright.PENANAL9KMg9Sf7I
“Hmm, aku malem ini nginep sini ya? Boleh nggak?”11297Please respect copyright.PENANAwtIvTLxpfN
11297Please respect copyright.PENANAyEvLvLg1ZZ
“Lho nginep sini?”11297Please respect copyright.PENANARTHjgtixES
11297Please respect copyright.PENANAuIwBUQBuCU
“Iya mbak. Aku males pulang. Lagian mbak Nada kan sendirian, jadi sekalian aku temenin aja ya mbak?”11297Please respect copyright.PENANADdI5sT4RQI
11297Please respect copyright.PENANAKXqtDuhJhY
“Hmm gimana ya Cit”11297Please respect copyright.PENANAOM6Wgq7uvc
11297Please respect copyright.PENANABuGLh0AD6A
“Mbak Nada keberatan ya?”11297Please respect copyright.PENANALNZdPy83YT
11297Please respect copyright.PENANAmRCxLHRIlg
“Aku sih bukannya keberatan. Aku sih seneng-seneng aja ada temennya. Yaudah, boleh aja, tapi kamu ijin sama mas Andi dulu ya”11297Please respect copyright.PENANAauHYhVK4J3
11297Please respect copyright.PENANAyfo54huM0G
“Nggak mau mbak. Aku males ngomong sama dia”11297Please respect copyright.PENANAqBqCVvBrKL
11297Please respect copyright.PENANAXzEf2L6scM
“Lho ya jangan gitu. Mau gimanapun keadaan kalian saat ini, kamu itu tetap istrinya lho. Jadi kamu harus tetep ijin sama dia”11297Please respect copyright.PENANA0txGD7hlvC
11297Please respect copyright.PENANAKZcOoYzyZQ
“Pokoknya nggak mau mbak, aku beneran males sama dia mbak” Cita tetap bersikukuh tidak mau mengikuti kata-kata Nada.11297Please respect copyright.PENANAeyPOd6Pxcm
11297Please respect copyright.PENANAFzBsVLriNd
“Hmm, yaudah deh. Tapi kalau ada apa-apa, aku nggak mau sampai kebawa-bawa lho ya?”11297Please respect copyright.PENANAjPkxcFufz7
11297Please respect copyright.PENANAAgDMQqIWqV
“Iya mbak, mbak Nada tenang aja. Ini masalah antara aku sama mas Andi, nggak akan bawa-bawa mbak Nada. Aku cuma butuh tempat buat istirahat aja malem ini mbak, dan nggak mungkin aku pulang dengan kondisi kami yang kayak gini”11297Please respect copyright.PENANAJVtbZypMhe
11297Please respect copyright.PENANAnQ28GZdzVz
11297Please respect copyright.PENANA7slMr0LbDu
Nadapun mengangguk. Sebenarnya dia tidak keberatan kalau Cita menginap disini, tapi yang membuatnya merasa tak enak adalah Cita menginap tanpa ada ijin dari Andi. Tapi sepertinya memang Cita sedang sangat marah kepada Andi. Mungkin ada baiknya Cita menginap disini dulu, untuk sekedar menenangkan hatinya sebelum nantinya pulang kerumahnya.11297Please respect copyright.PENANAgdIQecWTd9
11297Please respect copyright.PENANAEQpcnUgJhd
Karena memang Cita harus menginap disini, diapun harus membatalkan acaranya malam ini. Dia melihat Cita lebih membutuhkannya saat ini. Apalagi yang dia tahu Cita tidak terlalu banyak punya teman dekat, jadi dialah satu-satunya yang bisa memberikan tempat istirahat untuk Cita malam ini. Nadapun kemudian mengambil hpnya, lalu tanpa sepengetahuan Cita dia menghubungi Andi untuk memintakan ijin agar Cita menginap dirumahnya malam ini. Andi hanya mengiyakan saja tanpa banyak bicara lagi. Dan Nada juga menghubungi seseorang untuk membatalkan acara mereka nanti malam dengan memberi sedikit alasan.11297Please respect copyright.PENANAtZLs1WfUT0
11297Please respect copyright.PENANA283jYD3eIz
*11297Please respect copyright.PENANA3u0Nz1C1qs
*11297Please respect copyright.PENANA4TqvwOCBcA
*11297Please respect copyright.PENANAhhomVjzAj6
*11297Please respect copyright.PENANAJQMBcmE5uv
*11297Please respect copyright.PENANAcpyC8LVf5R