7277Please respect copyright.PENANALgXqysCe6t
7277Please respect copyright.PENANAwXDMwh2Uzr
Sejak pergi bersama ke waterpark, pak Bowo jadi lebih sering datang kerumah Cita. Memang setiap dia datang selalu saja ada keperluannya, bukan sekedar untuk menemui dan mendekati Cita. Keperluan itu tak lain adalah mengurus hak-hak Andi sebagai karyawan yang sudah mengundurkan diri dari tempat kerjanya. Dan kedatangan pak Bowo selalu disambut baik oleh Cita dan ibu mertuanya, termasuk Putra juga.7277Please respect copyright.PENANAkFnkknb33o
7277Please respect copyright.PENANAYijXoEqQW5
Cita sebenarnya merasa tak enak dengan pak Bowo yang mengurusi semuanya, tapi dia sendiri juga tak punya waktu untuk mengurusnya. Selain karena dia juga bekerja, kalau sudah dirumah dia inginnya menghabiskan waktu dengan anaknya. Ibu mertuanyapun sepertinya juga merasakan hal yang sama, tapi dia juga tidak tahu menahu soal urusan itu, sehingga mempercayakan semuanya kepada pak Bowo. Dan lagi dia merasa sangat terbantu dengan semua bantuan dari pak Bowo.7277Please respect copyright.PENANAJ7VPdMAaNM
7277Please respect copyright.PENANAzm1errPkle
Cita sendiri meskipun sudah pernah disuruh oleh pak Bowo untuk menjenguk Andi, tapi sampai saat ini dia belum juga melakukannya, padahal sudah sebulan ini Andi dipenjara. Sedangkan ibu mertuanya selalu menyempatkan seminggu sekali untuk mengunjungi Andi. Cita juga selalu mendapat pesan yang sama dari Andi lewat ibu mertuanya, yang intinya Andi masih berusaha untuk meminta maaf kepada Cita dan masih terus berharap agar Cita mau menemuinya. Tapi ibu mertuanya tak memaksa, karena dia juga tahu kalau Cita masih menyimpan amarah kepada Andi.7277Please respect copyright.PENANAVWNUvrzrR4
7277Please respect copyright.PENANAmvKxLA1neY
Dilain hal, Cita tidak mau terlalu memikirkan itu. Dia mau fokus dengan kerjaannya. Dikantornya dia sudah semakin nyaman karena sikap teman-temannya. Meskipun kadang dia merasa agak risih dengan perubahan sikap beberapa temannya yang pria, yang dia nilai mulai berlebihan sikapnya. Dan semua itu akhir-akhir ini dia ceritakan pada pak Bowo, jika mereka sedang ngobrol dirumah tanpa ada ibu mertuanya yang ikut nimbrung.7277Please respect copyright.PENANAve308n9PT3
7277Please respect copyright.PENANAp21ae31Wsq
Pak Bowo terlihat bersikap dewasa dan selalu menasehati Cita untuk tidak berburuk sangka, tapi juga harus tetap hati-hati. Dia berbicara seolah-olah ingin menjadi pelindung bagi Cita, padahal didalam otaknya dia jauh lebih menginginkan Cita ketimbang teman-teman kantornya Cita. Tapi Cita tidak menyadari hal itu karena sikap pak Bowo selama ini tidak menunjukan hal itu, sikapnya masih sama, biasa-biasa saja.7277Please respect copyright.PENANAY6I0cynT8T
7277Please respect copyright.PENANAMzMa1KqQPL
Sabtu sore, Cita sedang dirumah dengan ibu mertuanya dan juga anaknya. Hari ini Nada tidak datang kemari. Nada bilang tadi ditelpon kalau sedang ada suaminya sehingga tidak bisa main dan menginap dirumah Cita. Citapun tak masalah, karena memang Nada sudah jarang sekali datang kerumahnya. Kalaupun datang paling hanya sebentar, tidak pernah berlama-lama.7277Please respect copyright.PENANA08v9KGdHCb
7277Please respect copyright.PENANAEvoEqfIzJA
Saat sedang ngobrol dengan ibu mertuanya itu, Cita mendengar suara mobil datang didepan rumahnya. Tak lama kemudian pintu diketuk dan terdengar salam dari luar. Cita menjawab salam itu dan segera menuju ke pintu untuk membukakannya karena dia tahu siapa yang datang.7277Please respect copyright.PENANATRenbV7Sny
7277Please respect copyright.PENANAiy3mQc9LXO
7277Please respect copyright.PENANANitYscuWHW
“Sore Cita”7277Please respect copyright.PENANA5d7C9yz3DC
7277Please respect copyright.PENANAbbvRVdIdCK
“Sore pak Bowo, masuk pak”7277Please respect copyright.PENANAxDcCh2eWhT
7277Please respect copyright.PENANAFXZNHBsPoV
“Iya. Mana Putra?”7277Please respect copyright.PENANA1YR5wafeJz
7277Please respect copyright.PENANAs0sBpSoH4X
“Itu ada lagi main sama neneknya. Pak Bowo darimana? Duduk pak”7277Please respect copyright.PENANARIeKmbVktM
7277Please respect copyright.PENANAidaqZBQ1tZ
“Iya makasih. Dari rumah aja, suntuk dirumah makanya kesini aja, mau ketemu Putra, hehe”7277Please respect copyright.PENANA7FX0h6FJjU
7277Please respect copyright.PENANAwi2DH0lrBZ
“Bentar ya pak aku panggilin Putra dulu”7277Please respect copyright.PENANAU7qQBS8ELe
7277Please respect copyright.PENANAmkbda33eSR
“Iya”7277Please respect copyright.PENANAmcnuKy6PXz
7277Please respect copyright.PENANAlAkKkCFcpk
7277Please respect copyright.PENANAcT3tk7mOHa
Cita kemudian masuk, tak lama kemudian ibu mertuanya dengan Putra datang menghampiri pak Bowo. Putra langsung nemplok dipangkuan pak Bowo, sambil dia ngobrol dengan ibu mertua Cita. Tak lama kemudian Cita datang membawakan minuman untuk pak Bowo. Saat Cita meletakan gelas itu dimeja, pak Bowo sempat melirik bagian belahan kaos Cita yang agak longgar dan sedikit terlihat belahan dadanya. Tapi tak lama dia mengalihkan pandangannya.7277Please respect copyright.PENANAwxzXVrFm2f
7277Please respect copyright.PENANAwplgVg7dsI
Cita memang tidak sedang memakai jilbabnya. Ini sudah kesekian kalinya, tiap pak Bowo datang dia sudah tidak serisih dulu lagi. Dia yang semakin akrab dengan pak Bowo, merasa tidak begitu risih tanpa jilbab seperti ini. Karena Cita pikir, dia masih memakai pakaian yang cukup sopan, tidak terlalu terbuka.7277Please respect copyright.PENANAKQKnnPgsuw
7277Please respect copyright.PENANAOo9y5ReKh7
7277Please respect copyright.PENANApehOoAyOrZ
“Putra, jalan-jalan yuk sama om Bowo” ucap pak Bowo pada Putra.7277Please respect copyright.PENANA2vmQDVd8vq
7277Please respect copyright.PENANAs3oFnchV4a
“Kemana om?”7277Please respect copyright.PENANA4chEGf7XKg
7277Please respect copyright.PENANAlmi9uxIF5K
“Hmm, ke taman aja gimana? Mau nggak?”7277Please respect copyright.PENANA1nc0tZEjN1
7277Please respect copyright.PENANAMHhPRm6S7g
“Mau om. Ayo jalan-jalan”7277Please respect copyright.PENANArOgjCi4bfc
7277Please respect copyright.PENANAEW9tnklKk2
“Yaudah sana ajakin bunda sama eyangnya”7277Please respect copyright.PENANAxB7sxsGbzB
7277Please respect copyright.PENANA1HjtL3r3YG
7277Please respect copyright.PENANAZuhiOxzdn7
Putra menurut kata pak Bowo. Dia lalu menghampiri neneknya.7277Please respect copyright.PENANAZABn9RMxCT
7277Please respect copyright.PENANAVTxtjCqjCR
7277Please respect copyright.PENANAoyKbmEJZ5e
“Eyang ayo jalan-jalan ke taman sama om”7277Please respect copyright.PENANA0w1tLWKpMr
7277Please respect copyright.PENANAKswz5pimS5
“Putra mau jalan-jalan?”7277Please respect copyright.PENANA12ImEsjbWj
7277Please respect copyright.PENANAU1jWdyogKV
“Iya”7277Please respect copyright.PENANAOpx0BN9ySN
7277Please respect copyright.PENANA6Mywztv15z
“Sama bunda aja ya, eyang lagi sakit sayang”7277Please respect copyright.PENANA2I50OHmDq7
7277Please respect copyright.PENANAGqAlxcCVAw
“Yaah..”7277Please respect copyright.PENANAmcIlgRdpKQ
7277Please respect copyright.PENANAKbuNhauGAm
“Yaudah Putra jangan dipaksa eyangnya, kan eyang lagi sakit. Biar eyang istirahat ya, biar besok bisa jalan-jalan sama Putra lagi” ucap Cita.7277Please respect copyright.PENANAdSXeoQA0ZI
7277Please respect copyright.PENANAUTH8EXIDdf
“Iya bunda”7277Please respect copyright.PENANAvDvyYeIqit
7277Please respect copyright.PENANAmNWxz8b9Z8
“Yaudah sana Cit kamu ganti baju” ucap ibu mertua Cita.7277Please respect copyright.PENANAvpI0DeEM1a
7277Please respect copyright.PENANAvtxNHiGP1l
“Iya bu. Ibu beneran nggak mau ikut?”7277Please respect copyright.PENANA9L72jnz2K3
7277Please respect copyright.PENANAmQI9DnUdsQ
“Nggak, ibu lagi meriang nih, kalian aja”7277Please respect copyright.PENANAmt8t0zfCgu
7277Please respect copyright.PENANA8zbXeZH8mr
7277Please respect copyright.PENANABBMYF3shlc
Cita kemudian beranjak kekamarnya untuk berganti baju. Dia memakai model pakaian yang sering dia pakai kalau keluar. Kaos yang tadi dia pakai tidak diganti, hanya dia tutup dengan cardigan saja. Lalu dia memakai jilbabnya. Setelah itu dia berdandan sebentar lalu keluar dengan membawa tas kecilnya. Sedangkan Putra sudah berganti baju dibantu oleh neneknya tadi.7277Please respect copyright.PENANAx6mqugac2U
7277Please respect copyright.PENANAvpBk7RIpmq
7277Please respect copyright.PENANAQYreNherDz
“Ijin keluar dulu ya bu, saya nggak akan pulangin mereka larut malem kok, hehe” ucap pak Bowo.7277Please respect copyright.PENANAFv61UIvZ7z
7277Please respect copyright.PENANAu2N2ZXeJY1
“Haha iya pak”7277Please respect copyright.PENANAMPIYOeALg8
7277Please respect copyright.PENANAjsXvpH1lYw
7277Please respect copyright.PENANAWvAE1lt44W
Setelah itu merekapun berangkat. Rupanya taman yang dimaksud pak Bowo bukanlah taman yang berada di alun-alun kota, melainkan yang berada dipinggiran kota. Cita agak heran juga kenapa pak Bowo tidak membawa mereka ke taman alun-alun. Begitu sampai Cita agak kaget juga karena ternyata ditaman itu ada area khusus untuk bermain anak-anak. Dia baru tahu taman itu, karena sebelumnya belum pernah kesini.7277Please respect copyright.PENANA0isGgqDizU
7277Please respect copyright.PENANAnUY57zN9Of
Putra yang baru sampai langsung meminta main diarea yang sudah disiapkan. Cita dan pak Bowo tidak ikut masuk, hanya melihat dari pagarnya saja, seperti orang tua lain yang juga hanya melihat anak-anak mereka yang sedang bermain.7277Please respect copyright.PENANAbiCIjKeIEJ
7277Please respect copyright.PENANAwgGcfRzjzF
7277Please respect copyright.PENANA0oJKujd7Ja
“Kenapa Cit? kok kayak kaget gitu?”7277Please respect copyright.PENANAntCBC8TsbX
7277Please respect copyright.PENANADizMpQaubP
“Eh ini pak, nggak sih, cuma baru tahu aja taman ini”7277Please respect copyright.PENANA4NLYv68Dqc
7277Please respect copyright.PENANAUsOPpKrcIF
“Loh kamu belum tahu emangnya?”7277Please respect copyright.PENANAvmrILVtZ6o
7277Please respect copyright.PENANAHcSScqleP8
“Tahunya cuma sempat lihat doang pas lewat sekitar sini. Kalau suasananya ya baru tahu malem ini”7277Please respect copyright.PENANAPSRzUP4qjr
7277Please respect copyright.PENANA0oC1IWNC5e
“Ooh gitu”7277Please respect copyright.PENANA3A7QtGf4eA
7277Please respect copyright.PENANA1MXpkQeX9i
“Iya. Tapi kok pak Bowo ngajak kami kesini? Nggak yang di alun-alun aja? Kan ini lebih jauh pak”7277Please respect copyright.PENANAooJNalEc3u
7277Please respect copyright.PENANAS3WUnnDh3p
“Kalau malem minggu gini, disana ramai banget Cit. Dan aku juga nggak mau kalau kita kesana, nanti ada orang yang kenal sama kita lihat kita. Kamu nggak mau kan jadi omongan orang?”7277Please respect copyright.PENANARca9MlosJD
7277Please respect copyright.PENANAKQdT4OnAO7
7277Please respect copyright.PENANAwecvu8zVrw
Cita sejenak menatap pak Bowo, tapi dia akhirnya mengerti maksud pak Bowo. Memang kalau ditaman alun-alun, kemungkinan untuk bertemu dengan teman-temannya lebih besar. Jika ada yang melihatnya pergi dengan pak Bowo, pasti bisa jadi omongan orang. Apalagi saat ini suaminya sedang didalam penjara. Apa kata orang nanti ketika suaminya masih dipenjara dirinya malah jalan dengan pria lain?7277Please respect copyright.PENANApNPFN1I6Ps
7277Please respect copyright.PENANAq3jzNRFJFY
7277Please respect copyright.PENANAXRz48dyk4j
“Iya juga sih pak. Tapi, emangnya disini nggak ada yang kenal sama kita gitu?”7277Please respect copyright.PENANAmssYALGEtr
7277Please respect copyright.PENANAc7ndSGOG73
“Yaa nggak tahu juga. Kalau orang-orang kantorku sih nggak ada yang tinggal deket sini, jadi kecil kemungkinan mereka kesini. Kalau teman-temanmu, aku nggak tahu”7277Please respect copyright.PENANAgQbJcZufo2
7277Please respect copyright.PENANAQUsiId4T4i
7277Please respect copyright.PENANAOcDmx3lziW
Cita diam sebentar, mengingat tempat tinggal teman-teman kantornya.7277Please respect copyright.PENANAZ5m7VuweVz
7277Please respect copyright.PENANAC3p7aBxlxK
7277Please respect copyright.PENANAroXIcTmauT
“Kayaknya temenku juga nggak ada yang rumahnya daerah sini sih pak”7277Please respect copyright.PENANAHZHg5VdD07
7277Please respect copyright.PENANACRxB0miUQU
“Nah berarti aman dong? Haha”7277Please respect copyright.PENANAS27zrr3Z4c
7277Please respect copyright.PENANAVaXCBGhgyS
“Haha iya pak, aman”7277Please respect copyright.PENANAy8V7ORk1NE
7277Please respect copyright.PENANAHwR402wg7W
7277Please respect copyright.PENANAgXgK8lX2Hf
Setelah itu mereka terdiam sambil kembali mengawasi Putra. Sesekali mereka tertawa dan mengomentari kelakuan Putra yang sedang bermain dengan teman-teman sebayanya.7277Please respect copyright.PENANAvG763yQUOe
7277Please respect copyright.PENANAet46XOf6n2
7277Please respect copyright.PENANAlplL6P176Q
“Cit”7277Please respect copyright.PENANAYNs33RbKP4
7277Please respect copyright.PENANAde7kN4FaHh
“Iya pak?”7277Please respect copyright.PENANAU86J87ldma
7277Please respect copyright.PENANA2sgjlpUOK7
“Kamu masih sering digodain sama temen-temenmu?”7277Please respect copyright.PENANAkHkZBWfb41
7277Please respect copyright.PENANAP08Oct4FQB
Cita menatap pak Bowo sejenak. “Iya, masih pak. Huh mereka tuh bikin jengkel aja deh”7277Please respect copyright.PENANAeKTlPlBsM2
7277Please respect copyright.PENANAihdVwb3ha3
“Emang sekarang digodainnya gimana?”7277Please respect copyright.PENANA1mQaupodfs
7277Please respect copyright.PENANA4Ln6Q84PNf
“Yaa masih sama sih pak, pada nawarin buat antar jemput gitu, padahal kan aku bisa pulang pergi sendiri. Terus ada juga yang ngajakin keluar, jalan lah, makan lah, gitu-gitulah pak”7277Please respect copyright.PENANAeBCrMo2i8m
7277Please respect copyright.PENANApLQ4jNHCRk
“Terus?”7277Please respect copyright.PENANAe89EERQPuC
7277Please respect copyright.PENANA8tm8XCQss2
“Ya nggak pakai terus. Aku kan nggak mau”7277Please respect copyright.PENANAnhwBneYEmO
7277Please respect copyright.PENANA8XO4OI8yRv
“Lha ini kamu mau aku ajakin jalan?”7277Please respect copyright.PENANAAZmTbqHEBO
7277Please respect copyright.PENANAz8Pl9yRfRX
“Ya kan beda pak”7277Please respect copyright.PENANArG1jFVe5r0
7277Please respect copyright.PENANA4U9cv2d1G4
“Beda gimana?”7277Please respect copyright.PENANA6HlQfEpEeM
7277Please respect copyright.PENANAK1aZTWDUWC
“Ya beda. Kan pak Bowo ngajaknya sama Putra juga. Lagian pak Bowo juga udah dapet ijin dari ibu kan. Kalau mereka tuh ngajakinnya cuma jalan berdua aja coba”7277Please respect copyright.PENANAMZI1tdp7i3
7277Please respect copyright.PENANA5fyRe0NI59
“Haha, kurang pinter berarti mereka Cit. harusnya kayak aku kan ya? Haha”7277Please respect copyright.PENANAqckHHodpRO
7277Please respect copyright.PENANAgfgGFjQ1GJ
“Haha ya nggak gitu juga pak”7277Please respect copyright.PENANA57dGyVmYMV
7277Please respect copyright.PENANAj4gcKvZfps
“Nggak gitu juga gimana? Berarti nanti kalau aku ajakin jalan berdua aja kamu mau gitu?”7277Please respect copyright.PENANAAqqcVI82vV
7277Please respect copyright.PENANA0p87eviARM
“Lha terus Putra gimana?”7277Please respect copyright.PENANA6QIKWuNLri
7277Please respect copyright.PENANAmEYDTbqxX5
“Ya Putra sama neneknya, haha”7277Please respect copyright.PENANACKgdX6dRL6
7277Please respect copyright.PENANAn3DcYUfH0R
“Haha nggak ah pak, aku nggak berani. Lagian mana mungkin ibu kasih ijin. Aku juga maunya jalan kalau ada Putra pak”7277Please respect copyright.PENANApxh3WLuuY3
7277Please respect copyright.PENANA1QTUVx3ZZW
“Haha iya sih, mana mungkin ibu ngijinin. Dan emang bener, mending jalannya ngajak Putra aja, biar nggak diomongin yang nggak nggak sama orang”7277Please respect copyright.PENANABsydlAnIYJ
7277Please respect copyright.PENANAlxXhU8YAtJ
7277Please respect copyright.PENANAMkgZKzqbz1
Cita mengangguk, setuju dengan ucapan pak Bowo.7277Please respect copyright.PENANAWBw9ei7Ks9
7277Please respect copyright.PENANAX6o899jiYr
7277Please respect copyright.PENANAMh0AtLBk96
“Tapi aku masih suka kesel pak sama temen-temenku itu. Padahal udah sering aku tolak lho, tapi masih aja kayak gitu. Gimana ya pak?”7277Please respect copyright.PENANAsRuZfPNYvw
7277Please respect copyright.PENANAGvJSvXF7uA
“Kamu nolaknya dengan halus kan?”7277Please respect copyright.PENANADZFSjWJFoa
7277Please respect copyright.PENANAjJ9o0dk5AS
“Iya, seperti yang pak Bowo bilang kemarin itu”7277Please respect copyright.PENANAva8IHg8Qv0
7277Please respect copyright.PENANAXxro40jTRo
“Hmm, ya harusnya sih orang-orang itu ngerti ya kalau udah ditolak gitu, apalagi udah lebih dari sekali kan?”7277Please respect copyright.PENANAo4zM92G1eF
7277Please respect copyright.PENANAYT2jz9CMF1
Cita menggangguk. “Iya, makanya aku jadi bingung. Kok mereka jadi kayak ngebet gitu sih”7277Please respect copyright.PENANA0mMeIolKQR
7277Please respect copyright.PENANAO9pmR2gDHB
“Yaa, mungkin mereka mau cari kesempatan Cit. mereka tahu kamu lagi sendiri kan, suami kamu lagi nggak sama kamu. Ya jadi mereka pikir, siapa tahu aja kamu bisa mereka ajakin pergi, dan mungkin mengharap lebih dari sekedar jalan sama kamu”7277Please respect copyright.PENANArwy4Cgacog
7277Please respect copyright.PENANAUrQO8wFlrl
“Iya pak, makanya jadi risih lama-lama sama mereka”7277Please respect copyright.PENANAubDsQYnBfM
7277Please respect copyright.PENANA2jk3GQF6Kc
“Yaudah yang sabar aja, selama mereka nggak sampai kelewatan sama kamu, ya tetep aja tolak dengan halus. Kalau udah mulai kelewatan, ya baru diomongin lebih tegas, atau kalau perlu bilang aja sama aku”7277Please respect copyright.PENANAGG0XMn3k58
7277Please respect copyright.PENANAp1fkwXVHRD
“Haha emang kalau aku ngomong sama pak Bowo terus bapak mau ngapain?”7277Please respect copyright.PENANAutrkR4xNZT
7277Please respect copyright.PENANAxBe2bZ9VnR
“Ya aku datengin mereka, aku labrak aja, haha”7277Please respect copyright.PENANAJtgxaJXbJD
7277Please respect copyright.PENANAPK4xxSmtCx
“Haha emang situ siapanya aku coba? Hmm, pak Bowo juga nggak lagi cari-cari kesempatan kan?” tanya Cita, tapi dengan nada bercanda.7277Please respect copyright.PENANAdIrNFAMU5d
7277Please respect copyright.PENANAiy5yzDXFxM
“Haha kalau aku nyari kesempatan, udah dari dulu aku ajakin kamu cuma berdua aja tanpa ngajak Putra. Kalau dulu, kamu pasti lebih gampang diajak”7277Please respect copyright.PENANAAxoLMVHtSW
7277Please respect copyright.PENANA1eduPWXWII
“Loh kok gitu pak?”7277Please respect copyright.PENANANgFyKbZzCU
7277Please respect copyright.PENANAyMH6a0ZNlA
“Iya, karena kamu dulu pasti pikirannya masih kalut, jadi nggak bisa mikir panjang, nggak bisa bedain mana yang bener mana yang salah. Jadi aku lebih gampang buat pengaruhin kamu, iya kan?”7277Please respect copyright.PENANAOxXAtJzN7M
7277Please respect copyright.PENANArywxCcWj9c
“Hmm, iya juga sih”7277Please respect copyright.PENANADZpBbUGo6z
7277Please respect copyright.PENANAJDjgQ9uC3i
“Nah, kalau sekarang, pikiran kamu jauh lebih tenang, dan kamu pasti bisa lebih waspada. Lebih bisa bedain juga, mana yang niatnya tulus, sama mana yang niatnya nyari kesempatan, iya nggak?”7277Please respect copyright.PENANAMhC8XPg7bF
7277Please respect copyright.PENANAfEFpx5vtd3
Lagi-lagi Cita mengangguk. “Bener juga sih pak”7277Please respect copyright.PENANAumq2wzX9tJ
7277Please respect copyright.PENANAeyE3LlOJI2
“Tapi kalau aku bilang sih, kamu ya tetep harus waspada, meskipun sama aku”7277Please respect copyright.PENANAlGYvKfsqs7
7277Please respect copyright.PENANAeFy2yvSb5t
“Kok gitu? Kok malah ngingetin gitu pak?”7277Please respect copyright.PENANAoGGQttGlVh
7277Please respect copyright.PENANAvYz5ZOsgQQ
“Iya, aku ingetin ini ke kamu karena aku emang nggak punya niat buat nyari kesempatan dalam kesempitan. Tapi aku kan orang biasa Cit, yang suatu saat bisa aja berubah. Niatku yang baik, bisa aja suatu saat nanti berubah jadi buruk. Kalau kamu nggak waspada, coba bayangin apa yang akan terjadi?”7277Please respect copyright.PENANAvmUf9KQUcP
7277Please respect copyright.PENANAv85EJbvQ8Q
7277Please respect copyright.PENANAEMq42nhM3w
Cita terdiam berpikir sejenak. Apa yang diucapkan oleh pak Bowo cukup masuk akal baginya. Selama ini yang dia lihat pak Bowo memang tidak punya niat buruk padanya. Seringnya pak Bowo main kerumahnya dan ngobrol, omongan pak Bowo selalu terjaga, tidak pernah menyerempet hal-hal pribadi dan yang tak sopan.7277Please respect copyright.PENANAE4ukpO3Hmf
7277Please respect copyright.PENANAXvxAsLK15R
Lagian juga, mana mungkin pak Bowo punya niat jelek kalau malah ngingetin aku kayak gini? Batin Cita.7277Please respect copyright.PENANAO2QkGlII0o
7277Please respect copyright.PENANAZ9nY1DttvG
Cukup lama mereka berada ditaman itu. Selain Putra bermain diarea untuk anak-anak itu, mereka juga berkeliling untuk menikmati jajanan yang dijual diarea taman. Sampai akhirnya taman sudah mulai sepi karena satu persatu pengunjungnya mulai pulang. Kini Cita dan pak Bowo berjalan menuju mobil karena mereka juga mau pulang. Pak Bowo menggendong Putra yang sudah tertidur.7277Please respect copyright.PENANAFQc3SlUOEV
7277Please respect copyright.PENANANoALoyuxRM
Dalam perjalanan pulang mereka tak terlalu banyak ngobrol, takut malah jadinya membangungkan Putra. Sampai didepan rumah Cita, sama saat pertama kali Cita keluar dengan pak Bowo, dengan sigap pak Bowo membukakan pintu karena Cita cukup kerepotan dengan Putra yang tertidur dipangkuannya.7277Please respect copyright.PENANAjuFMLk850f
7277Please respect copyright.PENANAE0VWDV2cmW
Dan kembali pak Bowo meraih tubuh Putra untuk menggendongnya. Cita terkejut dan badannya agak menggelinjang. Lagi-lagi tangan pak Bowo mengenai tubuhnya. Kali ini benar-benar tepat dipayudaranya. Dan jika yang pertama dulu hanya menyentuh sebentar, kali ini lebih lama karena memang posisi Putra yang akan diambil oleh pak Bowo. Cita bahkan sempat mendesis pelan saat tangan pak Bowo terasa agak menekan payudaranya waktu menggeser tubuh Putra sebelum benar-benar diambil pak Bowo.7277Please respect copyright.PENANAnHEouVvOqZ
7277Please respect copyright.PENANAxnL6kuPnnd
Cita menatap pak Bowo, pak Bowopun juga menatap Cita. Pak Bowo menggerakan mulutnya tanpa mengeluarkan suara. “Maaf”7277Please respect copyright.PENANAd3WKWNPdJE
7277Please respect copyright.PENANABddEo1qzUC
Cita hanya mengangguk karena menganggap tidak ada kesengajaan dari apa yang pak Bowo lakukan tadi. Citapun kemudian segera turun dari mobil dan berjalan lebih dulu untuk membukakan pintu.7277Please respect copyright.PENANATzfl550tp3
7277Please respect copyright.PENANAIbefjjjsLI
7277Please respect copyright.PENANAAHIIcCMGdN
“Ibu mana?” tanya pak Bowo dengan suara lirih.7277Please respect copyright.PENANAjR3HWPwIj3
7277Please respect copyright.PENANAjZgB1FV1cg
“Udah tidur kayaknya” ucap Cita sambil berjalan kearah kamar ibu mertuanya, yang juga jadi kamar Putra.7277Please respect copyright.PENANA2WM0P1w5hY
7277Please respect copyright.PENANA88m3cPSBNb
7277Please respect copyright.PENANACCGaAvqxeu
Cita sedikit memuka pintu kamar untuk mengintip, dan ternyata ibu mertuanya memang sudah tidur. Karena dia tak ingin membangunkan ibu mertuanya yang tadi sempat bilang kalau sedang meriang, diapun terpikir agar Putra tidur dikamarnya saja dengan dia.7277Please respect copyright.PENANAWKQUktns1Y
7277Please respect copyright.PENANAEMHFjPeFSN
7277Please respect copyright.PENANAQZkyTW5i04
“Dikamarku aja pak” bisik Cita, pak Bowo mengangguk.7277Please respect copyright.PENANAt83bjJqCb8
7277Please respect copyright.PENANAlfRPRzmAVY
7277Please respect copyright.PENANAYdczgoqm8B
Mereka kemudian menuju ke kamar Cita. Pak Bowo menidurkan Putra diranjang lalu langsung keluar, diikuti oleh Cita. Cita sempat ingin membuatkan pak Bowo minum dan mempersilahkan pak Bowo untuk duduk, tapi pak Bowo melarangnya.7277Please respect copyright.PENANAkmldZoynWk
7277Please respect copyright.PENANAWpV1XsUTT6
7277Please respect copyright.PENANANFWQJCvTZm
“Nggak usah, aku langsung pulang aja”7277Please respect copyright.PENANA5a9YYJqPwS
7277Please respect copyright.PENANAxnIGM0uFy1
“Tapi pak..”7277Please respect copyright.PENANAIcj2fndWpW
7277Please respect copyright.PENANATRcX8jDsAd
“Udah malem Cit, nggak enak sama tetangga. Besok, atau lain kali aku datang lagi kesini, masih boleh kan?”7277Please respect copyright.PENANABonJZjU4Fz
7277Please respect copyright.PENANA1IekcwGb82
“Iya pak, boleh kok”7277Please respect copyright.PENANAxnpgRnJLUt
7277Please respect copyright.PENANAX9epriGZyf
“Yaudah kalau gitu aku pulang dulu ya”7277Please respect copyright.PENANAJe95qQd88E
7277Please respect copyright.PENANAGu3YZVYo84
7277Please respect copyright.PENANAODeCHrgNet
Cita hanya mengangguk. Dia mengantarkan pak Bowo sampai kedepan pintu, lalu baru masuk lagi setelah mobil pak Bowo menghilang dari pandangannya.7277Please respect copyright.PENANAxp0AEFLOag
7277Please respect copyright.PENANAtRQ4yNFBFE
Didalam kamar, Cita berbaring disamping anaknya yang sudah pulas tertidur. Beberapa kali dia tersenyum mengingat apa yang terjadi hari ini. Dia sangat senang saat melihat wajah bahagia Putra tadi ditaman. Namun dia juga bercampur sedih, memikirkan bahwa anaknya merasa bahagia justru bukan dengan ayahnya. Cita bahkan lupa, kapan terakhir kali Putra tertawa sebahagia itu saat bersama Andi.7277Please respect copyright.PENANATL4ytAAcu7
7277Please respect copyright.PENANACbrmFCRhiq
Gara-gara apa yang sudah kamu lakuin, Putra akhirnya malah bisa bahagia karena orang lain mas. Kenapa bukan kamu yang bikin Putra bahagia? Kenapa kamu harus melakukan semua itu? Apa aku harus memaafkanmu mas? Apa kamu bisa berubah setelah keluar dari penjara nanti? Batin Cita.7277Please respect copyright.PENANAu8LjVvpxlE
7277Please respect copyright.PENANA4fYpxKLjZ2
Dia masih bimbang untuk memaafkan Andi. Mungkin untuk apa yang dilakukan Andi dengan menampar dirinya dulu, dia bisa memaafkannya. Lagipula dia sudah tidak merasakan lagi rasa sakit dipipinya akibat tamparan itu. Tapi sakit dihatinya masih ada. Tuduhan perselingkuhan yang dilayangkan Andi, yang sama sekali tidak pernah dia lakukan. Lalu ternyata justru Andi yang telah berselingkuh dibelakangnya. Bahkan yang membuat Cita makin marah kepada Andi, adalah apa yang dilakukan Andi kepada Isna.7277Please respect copyright.PENANAvs2MatVm4w
7277Please respect copyright.PENANACn4dLTlskt
Cita memang marah dan jadi membenci Isna karena telah menjadi selingkuhan Andi. Tapi Cita tidak bisa menerima perlakuan kasar Andi kepada Isna. Dia merasa, dia dan Isna sama-sama perempuan. Dia merasa mereka tidak layak mendapatkan perlakuan kasar seperti yang dilakukan Andi kepada Isna. Bagaimana dia bisa setega itu memukuli wanita? Hal yang selama ini sama sekali tak pernah terbesit dalam bayangan Cita. Andi yang dia kenal tidaklah seperti itu, Andi yang dia kenal adalah pria yang baik dan lemah lembut. Tapi ternyata dibalik itu, Andi ternyata bisa sekejam itu kepada wanita.7277Please respect copyright.PENANAhp6owuKkLm
7277Please respect copyright.PENANAmjjj8PkGnT
Memikirkan hal itu rasanya Cita jadi makin kesal kepada Andi. Kalau saja tidak ada Putra, mungkin Cita sudah dari dulu, sejak mengetahui perselingkuhan Andi dulu, dia akan meminta cerai dari Andi. Tapi adanya Putra, membuat semuanya tidak semudah itu dalam pikiran Cita. Ada Putra yang harus dia pikirkan nasib dan masa depannya, yang membuatnya makin bingung sekarang.7277Please respect copyright.PENANA0W9QYuL2sE
7277Please respect copyright.PENANAXTOw6rWd6e
Lama dia memikirkan itu, pikirannya jadi teralih dengan apa yang terjadi tadi, saat pak Bowo kembali tanpa sengaja menyentuh tubuhnya, lebih tepatnya menyentuh payudaranya. Ada desiran yang lebih kuat yang Cita rasakan ketimbang yang pertama dulu. Dulu, karena hanya sesaat, hanya membuat Cita merasa geli, itupun sebentar lalu hilang lagi. Tapi yang tadi beda. Meskipun sebenarnya hanya sebentar, tidak lebih dari 3 detik, tapi bagi Cita itu menimbulkan sebuah getaran dalam dirinya.7277Please respect copyright.PENANAjCzbjkTYGS
7277Please respect copyright.PENANAnnlZwjF09d
Dia kembali teringat, sudah lebih dari 2 bulan dirinya tidak disentuh oleh Andi. Sebagai wanita normal yang sudah menikah dan sudah mengenal dan merasakan seks, tentunya Cita juga memiliki kerinduan untuk merasakan itu lagi. Selama ini Cita bisa membuang jauh-jauh pikirannya itu. Tapi sentuhan pak Bowo tadi, mau tak mau kembali mengingatkannya akan kerinduannya itu.7277Please respect copyright.PENANAaX7cYTu3qz
7277Please respect copyright.PENANAADrBVmb5WH
Perlahan tangan Cita bergerak meraba payudaranya sendiri, payudara yang tadi tersentuh oleh pak Bowo. Dia memejamkan mata dan mendesis, tubuhnya juga sedikit menggelinjang. Diremasnya pelan payudaranya, desiran itu makin kuat. Rasanya makin geli, membuat tubuhnya makin bergetar. Payudaranya yang hanya tertutup baju tidurnya tanpa bh, membuat tangannya bisa merasakan puting susunya perlahan mengeras.7277Please respect copyright.PENANA9kKjpaVOtd
7277Please respect copyright.PENANA6UM8jE6uY9
Jarinya kemudian menyentuh puting itu dari balik baju tidurnya. Ssssshhhhh… Cita mulai mendesah ringan. Tubuhnya seperti tersengat, beberapa bagian tubuhnya terasa gatal, termasuk kemaluannya. Tangan Cita satunya sudah mulai bergerak kebawah untuk mengelus kemaluannya yang juga hanya tertutup baju tidur tanpa celana dalam. Saat tersentuh, tubuhnya makin bergetar. Ssshhhhh… kembali Cita mendesah, kali ini lebih panjang dari yang tadi.7277Please respect copyright.PENANA0s03PMuBQS
7277Please respect copyright.PENANAkD7i9jjOpq
7277Please respect copyright.PENANAiHWZnGlnQA
“Hheempphh… ndaaaa…”7277Please respect copyright.PENANAoIgTDDc4LN
7277Please respect copyright.PENANAPgugILaJHy
7277Please respect copyright.PENANACZ4Z8dpywu
Tiba-tiba Cita terkejut oleh suara gumaman dari Putra. Dia membuka matanya dan melihat kesamping. Putra masih tertidur, dia hanya mengigau saja. Tapi itu sudah sukses untuk menghentikan apa yang Cita lakukan barusan. Sukses membuat Cita yang tadi sudah mulai terbang ke awang-awang jadi turun lagi ke bumi. Bahkan libidonya yang sempat naik langsung turun lagi. Dia seolah tersadar dengan apa yang tadi dia lakukan.7277Please respect copyright.PENANAHf3gzarXFd
7277Please respect copyright.PENANAYunZ6iY55d
Astaga, apa yang sudah aku lakukan tadi? Hufh, untung ada Putra. Makasih ya nak, kamu udah ingetin bunda. Batin Cita sambil menatap anaknya, lalu memeluknya dan tidur menyusul Putra ke alam mimpi.7277Please respect copyright.PENANACi70IMW2Rm
7277Please respect copyright.PENANAaj5IepQYXI
*7277Please respect copyright.PENANAnVDZk56PqQ
*7277Please respect copyright.PENANATynMpaBcLQ
*7277Please respect copyright.PENANAiPus0oSSBS
*7277Please respect copyright.PENANAZXl3Xx7ZXl
7277Please respect copyright.PENANAgqP5BRW9Xf
Waktu berjalan dengan cukup cepat. Secepat itu juga Cita jadi lebih sering tersenyum. Dikantor sikap teman-temannya cukup baik, meskipun masih ada saja 1-2 orang temannya yang pria menggoda dan berusaha agar bisa mengajaknya keluar, tapi sekarang dia sudah tak terlalu memikirkannya. Dia ingat saja kata-kata pak Bowo untuk tak terlalu mempedulikan mereka, karena wajar saja mereka ingin mencari kesempatan dengan tidak adanya suaminya sekarang ini. Asalkan dia tetap hati-hati, dan pria-pria itu tidak keterlaluan padanya.7277Please respect copyright.PENANAhB83JNu5k3
7277Please respect copyright.PENANAUsbmiS0QoM
Selain itu, Cita juga jadi lebih ceria tanpa dia sadari adalah karena kehadiran pak Bowo. Sejak malam itu mengajak Cita dan Putra jalan-jalan, pak Bowo memang sempat beberapa kali lagi datang. Tidak terlalu sering, karena pak Bowo bilang tidak enak dengan tetangga kalau dia terlalu sering datang.7277Please respect copyright.PENANAjG27fmNp9X
7277Please respect copyright.PENANAei22WB2sza
Kedatangan pak Bowo tidak pernah mendapat penolakan baik dari Cita maupun dari ibu mertuanya. Kalau dulu alasannya datang karena masih ada hubungannya dengan urusan-urusan Andi, sekarang pak Bowo datang untuk alasan Putra. Ya, tiap kali pak Bowo datang pasti yang pertama kali ditanyakan adalah Putra. Putra sendiri juga makin dekat dengan pak Bowo. Dari yang awalnya takut-takut, kini bahkan sering bertanya kepada Cita kalau pak Bowo beberapa hari saja tidak datang kesana. Putra jadi terlihat lebih bahagia sekarang daripada dibandingkan sebelum Cita dan Andi bermasalah dulu.7277Please respect copyright.PENANAG3mKnuNDu9
7277Please respect copyright.PENANAeqDra8An4p
Namun tentu saja pak Bowo tidak hanya dengan Putra tiap main kesana. Dia pasti ngobrol dengan Cita juga. Kalau dengan ibu mertua Cita memang agak jarang ngobrol, lebih seringnya dengan Cita. Dari situlah yang membuat Cita kini makin dekat dengan pak Bowo. Dia tak lagi sungkan untuk curhat kepada pak Bowo, terutama mengenai sikap teman-temannya dikantor. Sedangkan untuk masalahnya dengan Andi, Cita memang sering cerita tapi belum terbuka sepenuhnya.7277Please respect copyright.PENANAirQIPhgqLp
7277Please respect copyright.PENANA8ls9qayYQQ
Melihat kebahagiaan Putra, tentu saja Cita juga ikut bahagia. Tapi dalam hati dia juga menyimpan rasa sedih. Dia sedih karena justru Putra bisa seperti itu karena orang lain, bukan dari ayah kandungnya sendiri. Dia ingat-ingat lagi, Putra memang pernah tersenyum lebar kalau dengan ayahnya, tapi tidak seperti saat dengan pak Bowo. Beda. Dan demi melihat kebahagiaan anaknya itulah kedatangan pak Bowo tak pernah mendapat penolakan.7277Please respect copyright.PENANAzU9xm9eU1C
7277Please respect copyright.PENANAfeDyOHtxxi
Hari minggu siang waktu Cita baru saja selesai menjemur cucian, dia mendengar suara mobil berhenti didepan rumahnya. Dia sudah cukup akrab dengan suara itu. Mobil pak Bowo. Belum sempat dia apa-apa pak Bowo sudah mengetuk pintu dan mengucapkan salam. Cita menjawab salam dan membukakan pintu.7277Please respect copyright.PENANAG4ob5qDzfD
7277Please respect copyright.PENANAgFXL0kVs1a
7277Please respect copyright.PENANAaDPgaSWPp6
“Siang Cita” sapa pak Bowo tersenyum.7277Please respect copyright.PENANAUMZFeHUg52
7277Please respect copyright.PENANALz0SY3HWwL
“Siang juga pak. Mari masuk pak” balas Cita juga sambil tersenyum. “Bawa apa tu pak?” tanya Cita saat dilihatnya pak Bowo membawa plastik hitam.7277Please respect copyright.PENANA50rymbuC97
7277Please respect copyright.PENANAHouUNyqqIe
“Ooh ini bakso, katanya Putra pengen bakso? Mana sekarang dia?”7277Please respect copyright.PENANASa7wnXKpTV
7277Please respect copyright.PENANADl7FNHwjvf
“Haha dibeliin bener ya? Ya ampun ngerepotin aja sih pak? Dia lagi keluar sama neneknya pak”7277Please respect copyright.PENANAciL2Qbu1Dh
7277Please respect copyright.PENANAfTlaCSyN7C
“Lha semalam kamu bilang dia rewel pengen bakso, ya aku beliin, hehe. Oh keluar tho, kemana emang?”7277Please respect copyright.PENANAHT9mkqDAZE
7277Please respect copyright.PENANAdklGlUJFnm
“Tadi ke tempat bu Hari, arisan gitu si Putranya diajak”7277Please respect copyright.PENANArCL1LHEP9m
7277Please respect copyright.PENANAO9r1nfjLt5
“Ooh kok bukan kamu yang arisan Cit?”7277Please respect copyright.PENANAJBDwG8nS9i
7277Please respect copyright.PENANAWcT2x3owTa
“Aku bagian nyuci ama bersih-bersih rumah pak, kasihan kan kalau ibu yang ngerjain”7277Please respect copyright.PENANAOoqgegQJf9
7277Please respect copyright.PENANAGUk5hJ1IYf
“Iya juga sih. Yaudah ini baksonya simpen dulu aja, taruh di magicom aja biar anget”7277Please respect copyright.PENANA0VeTs0zn5N
7277Please respect copyright.PENANAfEsU2VL2yi
“Iya pak”7277Please respect copyright.PENANApmHSMFZrgo
7277Please respect copyright.PENANApSUMz9Nvi2
7277Please respect copyright.PENANA046bjoawcG
Cita lalu ke dapur untuk menaruh bakso pemberian pak Bowo. Tadi malam dia memang sempat chating dengan pak Bowo dan mengatakan kalau anaknya lagi rewel minta dibelikan bakso, padahal sudah malam sekali. Tak tahunya malah hari ini pak Bowo datang membawakannya. Cita memang mulai sering komunikasi dengan pak Bowo lewat hp, tapi malah mereka tak terlalu banyak yang diobrolkan kalau sedang chating, lebih enak ketemu langsung katanya.7277Please respect copyright.PENANASdfCwPZi3H
7277Please respect copyright.PENANANEnjPjpZtu
Cita kembali ke ruang tamu dengan membawakan minum untuk pak Bowo. Waktu meletakan minuman itu, lagi-lagi pak Bowo mengintip celah belahan dada Cita, yang kali ini terlihat lebih jelas lagi. Sudah sering pak Bowo melakukan itu, karena Cita mulai cuek dengan penampilannya kalau ada pak Bowo bertamu kesini. Hampir selalu dia menemui pak Bowo tanpa jilbab kalau dirumah. Jadi menghidangkan minuman selalu jadi momen pak Bowo mengintip belahan dada Cita.7277Please respect copyright.PENANA9c1d5JOFC3
7277Please respect copyright.PENANAj2Z01olM8b
Tapi kali ini lain, lebih jelas. Hal ini karena hari ini Cita hanya memakai daster rumahan karena memang tadi dia sehabis mencuci pakaian. Daster itu berlengan pendek dan panjangnya tak sampai selutut, tapi memiliki belahan yang cukup lebar. Sehingga ketika Cita menunduk tadi, bahkan dengan jelas pak Bowo bisa melihat sebagian besar payudara putih nan mungil milik Cita yang masih terbungkus bh.7277Please respect copyright.PENANAvWoBK3T8Dq
7277Please respect copyright.PENANAwUtWscNdnH
7277Please respect copyright.PENANAxlXtwkJdQ0
“Diminum pak” ucap Cita.7277Please respect copyright.PENANAGanFMEHYuw
7277Please respect copyright.PENANAKKXCpOF1vC
“Iya makasih. Ibu udah lama perginya?”7277Please respect copyright.PENANAhdCL3wRRug
7277Please respect copyright.PENANABDca3iHU1U
“Belum sih, baru 2 jam”7277Please respect copyright.PENANApdr6Xch9nO
7277Please respect copyright.PENANA5Klwvnbf5R
“Lah, 2 jam kok baru, udah lama berarti, haha”7277Please respect copyright.PENANAJt3yoHHyM2
7277Please respect copyright.PENANA0noJKnNxaA
“Haha abisnya kalau arisan gitu, pulangnya bisa sampai sore sih pak”7277Please respect copyright.PENANAbis4F45Mry
7277Please respect copyright.PENANAyiLQNedWf2
“Lho emang ngapain aja? Kan cuma arisan doang?”7277Please respect copyright.PENANAbHdAneriyr
7277Please respect copyright.PENANAi78mVrH78B
“Pak Bowo sih nggak tahu acaranya ibu-ibu kalau arisan. Arisannya ya emang cuma bentar, tapi abis itu kan ngobrol, nah itu yang paling lama pak, hehe”7277Please respect copyright.PENANA6N4PsAAbue
7277Please respect copyright.PENANAGyXbIuF4Hi
“Halah, paling ngegosip aja kan?”7277Please respect copyright.PENANAdZavnkTz3m
7277Please respect copyright.PENANAh83mnnkilf
“Haha ya begitulah pak. Makanya aku kurang suka ikut arisan, untung ada ibu, hehe”7277Please respect copyright.PENANAl3xBFpTcsk
7277Please respect copyright.PENANAaKYvuYucs4
“Gitu ya. Wah, jadi kita punya waktu lumayan lama dong buat berduaan Cit? haha”7277Please respect copyright.PENANArLKKJm58Pl
7277Please respect copyright.PENANAQl9chG2GuC
“Haha iya pak”7277Please respect copyright.PENANAMGVEi5o4IS
7277Please respect copyright.PENANAv87oO3cfAv
7277Please respect copyright.PENANAU0mK4ZAf8O
Cita tak lagi merasa risih hanya berdua saja dengan pak Bowo seperti ini, karena ini bukan pertama kalinya. Dia cukup sering hanya ngobrol berdua dengan pak Bowo seperti ini. Itu terjadi ketika Putra sedang bermain dengan neneknya, atau sedang ditidurkan dikamar oleh neneknya. Yang jelas meskipun hanya ngobrol berdua tapi ibu mertua Cita masih berada disekitaran rumah ini. Tapi ini adalah benar-benar pertama kalinya Cita hanya berdua dengan pak Bowo tanpa ada ibu mertuanya. Tapi, Cita tak risau, karena merasa sudah cukup dekat dengan pak Bowo. Dan karena Cita juga tak punya pikiran negatif kepada pak Bowo.7277Please respect copyright.PENANAtUUa0caXEH
7277Please respect copyright.PENANAYp9Xz4ztol
Mereka banyak ngobrol, hingga Cita mengajak pak Bowo untuk makan siang. Cita menyiapkan semuanya. Dan lagi-lagi, ada saja momen dimana pak Bowo bisa mengintip celah payudara Cita dengan semakin jelas, bahkan sampai beberapa kali. Cita benar-benar tidak menyadarinya, karena dia berpikir positif terhadap pak Bowo. Dan pak Bowo juga sangat menjaga sikapnya kepada Cita.7277Please respect copyright.PENANAi9GUYvBno3
7277Please respect copyright.PENANA7lYiSxg4c9
Selesai makan siang mereka tidak kembali keruang tamu tapi pindah keruang tengah. Disana mereka duduk di satu sofa namun mereka duduk dimasing-masing ujungnya, jadi masih cukup berjarak.7277Please respect copyright.PENANATIjl5QBpN8
7277Please respect copyright.PENANAu4LM7bTUDz
7277Please respect copyright.PENANA7R16tHPF2v
“Kamu, belum lagi jenguk Andi Cit?” tanya pak Bowo. Suasana ceria mereka langsung berubah.7277Please respect copyright.PENANALbfmEdbuZP
7277Please respect copyright.PENANAf5X1EksqZL
Cita menggeleng. “Belum pak”7277Please respect copyright.PENANAVjkZRAgkxV
7277Please respect copyright.PENANAg6f2H6V2AB
“Udah sebulan lebih lho, sekalipun kamu belum jenguk dia di lapas? Kenapa?”7277Please respect copyright.PENANAfoEMfhXGYP
7277Please respect copyright.PENANABSgeU8qAQL
7277Please respect copyright.PENANAyJELBzyh2k
Cita terdiam sebentar, tatapannya menerawang tak jelas kemana.7277Please respect copyright.PENANAqcdWJfkxi2
7277Please respect copyright.PENANA5xhxNn8PqX
7277Please respect copyright.PENANADeIVRJv1ia
“Masih marah sama dia?” tanya pak Bowo lagi.7277Please respect copyright.PENANANZ4ThLwJLU
7277Please respect copyright.PENANActGgfQZPvE
“Aku nggak tahu pak, tapi, rasanya aku masih belum bisa, atau mungkin belum mau ketemu dia” jawab Cita.7277Please respect copyright.PENANAgc7SmWcvpn
7277Please respect copyright.PENANAZL4DtFdcSt
“Cit, lihat aku” ucap pak Bowo. Cita kemudian menatap pak Bowo. “Kamu mau ngebiarin hatimu itu galau berlarut-larut?”7277Please respect copyright.PENANARiMpZ6f76z
7277Please respect copyright.PENANAFAHSK79CfP
“Siapa yang galau?” kilah Cita.7277Please respect copyright.PENANAHsXiPrVMNH
7277Please respect copyright.PENANAh2ItdwbJzR
Pak Bowo tersenyum. “Kalau kamu nggak galau, kamu pasti udah jenguk Andi. Buktinya, sampai sekarang kamu belum pernah jenguk Andi lagi kan?”7277Please respect copyright.PENANA09sdLCXkEx
7277Please respect copyright.PENANA6zqHYzgnBB
7277Please respect copyright.PENANAqg0Blam4kM
Cita menunduk, lalu menggelengkan kepalanya.7277Please respect copyright.PENANAjhPMHI6V38
7277Please respect copyright.PENANARZY79SmpPq
7277Please respect copyright.PENANAmBoQulBhcQ
“Kamu tahu nggak Andi sekarang gimana kabarnya? Gimana kondisinya sekarang?”7277Please respect copyright.PENANAujXB42AYWX
7277Please respect copyright.PENANAXUpz7S4yGN
7277Please respect copyright.PENANAMJo1A8BpnC
Kembali, Cita menggelengkan kepalanya.7277Please respect copyright.PENANAES6YZI74zO
7277Please respect copyright.PENANAESK1im1yPj
7277Please respect copyright.PENANAdmjXdovfy8
“Apa kamu nggak pengen tahu?”7277Please respect copyright.PENANAkEPzGicHDz
7277Please respect copyright.PENANAJ4etOsUClg
7277Please respect copyright.PENANAJMqkoJrGjt
Kali ini Cita diam, tapi masih tetap menunduk. Tiba-tiba saja pak Bowo meraih tangan Cita, dan menggenggam lembut telapak tangannya.7277Please respect copyright.PENANAsffVglYBb5
7277Please respect copyright.PENANA2yZ1dRKRi3
7277Please respect copyright.PENANAla7Z1P0lns
“Cita, sebenarnya apa yang kamu mau dari semua ini?”7277Please respect copyright.PENANASaOWOrcdQL
7277Please respect copyright.PENANAHnpSsyJTBj
7277Please respect copyright.PENANAbgq9EKbL9t
Cita menggelengkan kepala, tanda bahwa dia masih belum tahu apa yang diinginkan, belum tahu apa yang harus diputuskan dari semua masalah yang dia hadapi.7277Please respect copyright.PENANAXi7k7krbOe
7277Please respect copyright.PENANAGt2uvVVTpI
7277Please respect copyright.PENANAQ5XaDqAzmp
“Coba kamu jawab jujur, dari dasar hatimu yang paling dalam. Kamu udah maafin Andi belum?” tanya pak Bowo sambil meremas lembut tangan Cita.7277Please respect copyright.PENANA68Eytqp3AP
7277Please respect copyright.PENANAEXzztAJUIG
7277Please respect copyright.PENANA0zdMyDRYOG
Cita terdiam sebentar, berpikir. Dia mencoba benar mencari jawaban yang sesungguhnya dari pertanyaan pak Bowo tadi. Dan perlahan, dia menggelengkan kepalanya.7277Please respect copyright.PENANAJwPutJmd4v
7277Please respect copyright.PENANA8wZOHmwYSw
7277Please respect copyright.PENANA8pafkSEMvc
“Belum memaafkan dia? Apa yang paling bikin kamu masih belum bisa maafin dia?”7277Please respect copyright.PENANASAkRtZk9FP
7277Please respect copyright.PENANAtbybmaf6zY
7277Please respect copyright.PENANAC9RKQ6443q
Cita terdiam lagi. Sebenarnya, pilihan jawaban sudah ada dikepalanya. Tuduhan Andi padanya, kekerasan yang dilakukan Andi padanya, perselingkuhan Andi dibelakangnya, dan apa yang sudah dilakukan Andi kepada Isna. Tapi, dia bimbang untuk memilih, mana yang harus dia katakan untuk mewakili perasaannya saat ini.7277Please respect copyright.PENANA6mvNFqnI5N
7277Please respect copyright.PENANAPHwEyfYnm6
Pak Bowo kembali meremas tangan Cita dengan lembut, yang perlahan-lahan membuat perasaan Cita jadi lebih tenang, jadi lebih damai. Tapi disisi lain, entah bagaimana remasan itu justru membuat keempat hal yang telah dilakukan Andi yang masih membuatnya belum bisa memberi kata maaf, muncul perlahan satu demi satu, dan semakin jelas. Semakin lama semakin jelas, hingga akhirnya membuat matanya perih, perlahan berkaca-kaca, dan badannya mulai sedikit bergetar.7277Please respect copyright.PENANAI3tgNlJoZF
7277Please respect copyright.PENANAM95gH1o5ki
7277Please respect copyright.PENANANxbMbEQOGS
“Sini” ucap pak Bowo sambil merengkuh tubuh Cita kepelukannya.7277Please respect copyright.PENANAFTyHUmxe2u
7277Please respect copyright.PENANAE5yY26HeLx
7277Please respect copyright.PENANAJJypY3ST0n
Untuk pertama kalinya Cita dipeluk oleh pak Bowo. Dia tidak menolak. Malah, ketika kepalanya menempel didada pak Bowo, air matanya turun tak tertahankan. Dia menangis. Pak Bowo terus merangkulnya. Tangan kirinya mengusap-usap kepala Cita, sedangkan tangan kanannya mengusap lembut lengan dan punggung Cita bergantian. Dia biarkan Cita menangis meluapkan segala keresahan dan kesedihannya.7277Please respect copyright.PENANAqZKjj741MK
7277Please respect copyright.PENANAz5dXLqf8Ar
7277Please respect copyright.PENANAKc3YDoK13f
“Hiks hiks paak.. hiks hisk..”7277Please respect copyright.PENANAqRphKWISFd
7277Please respect copyright.PENANAE6leV0fAfc
“Ssstt.. udah nangis aja dulu, keluarin semuanya sampai kamu lega” ucap pak Bowo.7277Please respect copyright.PENANAlzB3NFm6Ww
7277Please respect copyright.PENANAgHTCyvuUhH
7277Please respect copyright.PENANAga57znYaly
Cita tak jadi bicara, dan kembali menangis. Menenggelamkan kepalanya didada pak Bowo, membuat dada lelaki itu perlahan mulai terasa basah. Pak Bowo membiarkan saja Cita menangis sepuasnya. Dia juga tak bicara apapun untuk menenangkan Cita, hanya terus memeluk dan mengusap kepala dan punggung Cita saja.7277Please respect copyright.PENANA2TlyhBVGJ7
7277Please respect copyright.PENANAZ5NqTGyVIx
Sudah hampir 10 menit akhirnya tangisan Cita mereda, tapi masih sisa sedikit sesenggukan. Dia masih belum juga menarik kepalanya dari pelukan pak Bowo. Dia mulai merasa nyaman dalam dekapan lelaki itu. Biasanya, kalau dia menangis dipelukan Nada, dia juga bisa merasa plong. Tapi kali ini beda, lebih damai, lebih hangat.7277Please respect copyright.PENANA007qmXQgr9
7277Please respect copyright.PENANAO9fB5uJkrn
7277Please respect copyright.PENANAP2TSD350d6
“Udah nangisnya?” tanya pak Bowo. Cita hanya mengangguk.7277Please respect copyright.PENANAEtOz4NguCU
7277Please respect copyright.PENANAb5DPREh0Mi
“Udah puas?” tanya pak Bowo lagi, dan Cita mengangguk lagi.7277Please respect copyright.PENANA29KEs8bf1X
7277Please respect copyright.PENANAKCdwb9avDj
“Bagus deh, jadi kan nggak makin basah bajuku” ucapnya berkelakar.7277Please respect copyright.PENANAErsNzsdZYn
7277Please respect copyright.PENANAIPDGCylIgx
“Iiih apaan sih” balas Cita malu-malu, dan malah menenggelamkan kepalanya didekapan pak Bowo.7277Please respect copyright.PENANAHkGVbyQzAq
7277Please respect copyright.PENANAmxV9RDWNBn
“Jadi, udah mau cerita sekarang?” tanya pak Bowo sambil sedikit mendorong tubuh Cita agar terlepas dari pelukannya. Dia meraih wajah Cita, lalu menyeka sisa air mata wanita itu.7277Please respect copyright.PENANABoXczToCeR
7277Please respect copyright.PENANAHZ8GPTNxHW
7277Please respect copyright.PENANAoACADpssZI
Cita sudah mulai tenang. Dia mengatur nafasnya. Menarik nafas dalam-dalam, lalu menghembuskanya. Dia melakukannya beberapa kali, sampai debaran didadanya akibat tangisannya tadi berangsur mereda dan normal.7277Please respect copyright.PENANAfJjy9A7XJP
7277Please respect copyright.PENANAnZA2sQPRaO
7277Please respect copyright.PENANAQJ1ubieRlu
“Sebenarnya, aku bingung pak” ucap Cita.7277Please respect copyright.PENANAW0QfDg3pUf
7277Please respect copyright.PENANAU5NDbZl6yH
“Bingung gimana?”7277Please respect copyright.PENANAUy8vsgz1GO
7277Please respect copyright.PENANAOFVAr4eyXZ
“Ada beberapa hal, yang dilakukan sama mas Andi, yang membuatku susah untuk memaafkannya”7277Please respect copyright.PENANA0pCgnVQQZM
7277Please respect copyright.PENANAg0PnzPUYO2
“Aku punya banyak waktu kok buat dengerin cerita kamu” ucap pak Bowo.7277Please respect copyright.PENANALx85kEgMOf
7277Please respect copyright.PENANAIOLDYw3EFA
7277Please respect copyright.PENANAA1FXErqUxZ
Cita menatapnya sejenak. Dia menimbang-nimbang, apakah harus menceritakannya pada pak Bowo atau tidak. Dia sudah menceritakan semua yang dia rasakan itu ke Nada, tapi selama ini Nada hanyalah menjadi pendengar yang baik bagi Cita. Tak banyak solusi yang diberikan oleh Nada. Tapi yang pasti Nada akan selalu ada dan mendukung semua keputusan Cita nantinya.7277Please respect copyright.PENANAeuLx7JJs9V
7277Please respect copyright.PENANAQ7Df2R40LU
Kali ini dia berpikir, apakah dengan cerita pada pak Bowo dia akan mendapatkan respon yang lain? Kalau hanya seperti Nada, percuma saja dia cerita. Justru akan makin banyak orang yang akan tahu aib rumah tangganya. Tapi disisi lain, Cita butuh saran, butuh solusi. Dan mungkin, pak Bowo bisa memberinya itu. Pak Bowo lebih tua, dan mungkin lebih dewasa, pandangan dia dari sudut pandang laki-laki mungkin ada gunanya, pikir Cita.7277Please respect copyright.PENANAPPZcSIGJxD
7277Please respect copyright.PENANAXim7B9HmYD
7277Please respect copyright.PENANAgnyDVDzpJc
“Paling nggak, ada 4 hal yang masih bikin aku susah maafin dia pak. Dan ya memang, masalah kami berawal dari keempat hal itu” ucap Cita.7277Please respect copyright.PENANAa6pMGAsvh8
7277Please respect copyright.PENANA6MWbUqStf3
“4? Banyak amat? Bisa dikorting nggak? Hehe”7277Please respect copyright.PENANAQvSBxp3ZEH
7277Please respect copyright.PENANACk63fPhx3f
“Pak Bowo iihh.. serius ini. Jadi mau dengerin nggak sih?” ucap Cita kesal, tapi tak ayal dia ikut tersenyum juga.7277Please respect copyright.PENANAWxCA2Ngepe
7277Please respect copyright.PENANAft7ZtGnpFp
“Hahaa iya iya, bercanda Cit, biar kamu nggak sepaneng gitu. Yaudah cerita, apa aja keempat hal itu?”7277Please respect copyright.PENANArpdHfcGomc
7277Please respect copyright.PENANA6KF7i0L2aO
“Hmm, soal tuduhan mas Andi ke aku, perselingkuhan dia, kekerasan dia ke aku dan ke Isna”7277Please respect copyright.PENANAJKjeWsBCT7
7277Please respect copyright.PENANAT3W0274urh
“Tunggu tunggu. Kalau soal tuduhan, perselingkuhan dia dan kekerasan dia sama Isna, aku udah tahu. Terus, kekerasan dia ke kamu, itu maksudnya gimana? Dia kasar sama kamu gitu?” tanya pak Bowo.7277Please respect copyright.PENANAB9JWv66bgY
7277Please respect copyright.PENANARVgG5W7U1O
7277Please respect copyright.PENANAY33RDIwxzo
Jelas saja pak Bowo hanya pura-pura tidak tahu. Karena nyatanya dia sudah tahu semua itu. Dari siapa lagi kalau bukan dari Isna, yang mendapat cerita langsung dari Andi. Kekerasan yang dimaksud Cita pastinya adalah soal tamparan-tamparan itu, dan juga waktu Andi menyetubuhi Cita dengan kasar 2 kali.7277Please respect copyright.PENANAhwb7Qbuaqb
7277Please respect copyright.PENANAb32JTslvrQ
7277Please respect copyright.PENANAKQuJ0NSAhR
“Iya pak. Dia pernah namparin aku buat maksa aku ngaku kalau aku udah selingkuh”7277Please respect copyright.PENANALckaHHQXFY
7277Please respect copyright.PENANA05qaJaCAkc
“Apa? Gila si Andi! Sampai segitunya dia ke kamu?” ucap pak Bowo, pura-pura marah.7277Please respect copyright.PENANAxXMKaBi06i
7277Please respect copyright.PENANAhStThNs3e4
“Iya pak”7277Please respect copyright.PENANA0SgEO1aWbr
7277Please respect copyright.PENANAqjmccosa17
“Terus, kamu gimana?”7277Please respect copyright.PENANAekbBl6vKln
7277Please respect copyright.PENANAJNwhURiCf6
“Gimana apanya? Ngaku kalau aku selingkuh? Ya nggak lah, orang aku sama sekali nggak pernah selingkuh kok”7277Please respect copyright.PENANAedDwf71GM1
7277Please respect copyright.PENANA0y7ZJYmIvh
7277Please respect copyright.PENANAJFXu8NJ1Lv
Pak Bowo cuma geleng-geleng kepala. Dimata Cita, pak Bowo menggelengkan kepala itu karena tak habis pikir dengan kelakuan Andi. Padahal sebenarnya yang pak Bowo pikirkan adalah bahwa ternyata memang benar-benar tidak pernah berselingkuh dibelakang Andi. Dan tentu saja ini membuatnya gembira, karena itu artinya Cita bersih, belum disentuh oleh siapapun kecuali Andi, yang dia tahu dari Isna kalau penis Andi itu kecil. Makin terbuka lebar kesempatan buatnya untuk memuaskan Cita dan membuat Cita lupa kepada Andi.7277Please respect copyright.PENANAHDXoXt3u5V
7277Please respect copyright.PENANAChJLJ3LaCM
7277Please respect copyright.PENANALwdQhsgwbV
“Aku udah coba berkompromi pak. Tapi gimana ya, rasanya sebagai wanita, aku tuh ngerasa kalau direndahin, dan itu yang bikin aku masih belum bisa terima” ucap Cita, yang matanya terlihat kembali berkaca-kaca.7277Please respect copyright.PENANABX89Qip9c1
7277Please respect copyright.PENANAYbROtLFu4r
“Bener-bener bodoh si Andi itu” gumam pak Bowo perlahan, tapi masih cukup untuk bisa didengar Cita.7277Please respect copyright.PENANAnpfubLOKG4
7277Please respect copyright.PENANAeHFVSxUzBg
7277Please respect copyright.PENANAR7cKzF7oZB
Cita mengangguk, mengiyakan kata-kata pak Bowo, meskipun maksud mereka berbeda. Cita menganggap, maksud pak Bowo adalah kebodohan Andi dengan semua prasangkanya sampai membuat justru dirinya sendiri yang selingkuh. Tapi lagi-lagi dikepala pak Bowo beda. Dia menganggap Andi bodoh karena sudah menyia-nyiakan istri seperti Cita. Sebuah kebodohan yang justru akan berbuah menyenangkan untuknya.7277Please respect copyright.PENANAEwrB0V6NYQ
7277Please respect copyright.PENANAFjfa33zOhq
7277Please respect copyright.PENANA8Hh4vONvtd
“Aku emang belum lama kenal Andi, tapi aku beneran nggak nyangka kalau dibalik sikapnya yang kalem itu, dia bisa sekasar itu sama cewek. Aku pikir cuma ke Isna, tapi ternyata ke kamu juga” ucap pak Bowo.7277Please respect copyright.PENANAlT6ltnLJxo
7277Please respect copyright.PENANAvjHo2DWpja
“Jangankan pak Bowo, aku yang udah lebih lama kenal dia aja beneran nggak nyangka kok” sahut Cita.7277Please respect copyright.PENANADBR8HstMo2
7277Please respect copyright.PENANA2eu1xvDQaL
7277Please respect copyright.PENANAHLaPXN0IUu
Waktu pak Bowo mau bertanya lagi pada Cita, dia melihat air mata Cita mulai meleleh lagi. Cita kembali menangis. Kali ini tanpa direngkuh oleh pak Bowo, Cita sendiri yang membenamkan kepalanya didada lelaki itu.7277Please respect copyright.PENANAhzWiAD2ebv
7277Please respect copyright.PENANAPchKdnXA1r
7277Please respect copyright.PENANAl3GOF5bVId
“Hiks, kenapa sih pak mas Andi sebodoh itu? Kenapa dia nggak percaya sama aku?”7277Please respect copyright.PENANATgKFsCcOu5
7277Please respect copyright.PENANA8rGzazSQq3
7277Please respect copyright.PENANAYUjWZU26GG
Cita mulai kembali mengeluarkan uneg-unegnya, luapan emosinya.7277Please respect copyright.PENANAP9Ke57rVnu
7277Please respect copyright.PENANAGuaJocgXLH
7277Please respect copyright.PENANAFqSnNcr5Lt
“Kenapa dia nggak bisa percaya sama aku? Kenapa dia nggak bisa mikir kalau aku nggak mungkin menghianatinya?”7277Please respect copyright.PENANAGfH13Ho7cy
7277Please respect copyright.PENANA6RZyIP341Z
Pak Bowo mulai mengusap kepala Cita lagi. “Mungkin dia takut kehilangan kamu Cit” ucap pak Bowo.7277Please respect copyright.PENANA5wUrPQGY3A
7277Please respect copyright.PENANAIossNxi1V3
“Tapi nggak gini caranya pak. Apa dia nggak mikirin Putra? Apa dia nggak mikir gimana jadinya Putra kalau nanti kami pisah cuma gara-gara kebodohan dan keegoisan dia? Apa dia nggak kasihan sama Putra?”7277Please respect copyright.PENANAkzMG6VQdpJ
7277Please respect copyright.PENANAfJG8counrg
“Waktu sama dia, Putra nggak pernah bisa sebahagia waktu sama pak Bowo. Padahal dia ayah kandungnya. Kenapa dia nggak mikirin anaknya sendiri? Kalaupun dia curiga sama aku, apa nggak ada sedikitpun Putra didalam kepalanya?”7277Please respect copyright.PENANA5BRuoJOmOw
7277Please respect copyright.PENANAXQB5lnNsPM
7277Please respect copyright.PENANAX0G3GaHIQQ
Deg. Pak Bowo terkejut mendengar kata-kata Cita. Putra tak pernah sebahagia itu ketika bersama Andi? Putra lebih bahagia bersamanya? Pak Bowo hanya bisa diam.7277Please respect copyright.PENANAs9edqfNUZA
7277Please respect copyright.PENANA7TcWyRz9ue
7277Please respect copyright.PENANAPkYmzzBBqE
“Jujur pak, mungkin kalau nggak ada Putra, aku udah pergi. Aku udah balik ke orang tuaku. Aku udah minta pisah sama dia. Tapi ada Putra, yang membuatku masih bisa bertahan sampai sekarang. Aku masih mikirin Putra. Tapi apa dia mikirin Putra?”7277Please respect copyright.PENANAl9ED4woaje
7277Please respect copyright.PENANATjYgpxrN0H
7277Please respect copyright.PENANAtCKXBpeP8h
Dada pak Bowo berdetak hebat. Sebuah perasaan yang sudah sangat lama tidak dia rasakan. Ucapan Cita membuatnya teringat akan momen-momen kebersamaannya dengan Putra. Memang tujuannya bisa dekat dengan Putra adalah untuk bisa mengambil hati Cita. Tapi selama ini dia tulus dengan Putra. Mungkin hanya saat pertama kali mengajak ke waterpark saja yang tidak tulus, tapi selebihnya, dia benar-benar menikmati waktunya dengan Putra.7277Please respect copyright.PENANA2cLB0HnTRO
7277Please respect copyright.PENANA4lDE9SP28w
7277Please respect copyright.PENANALRHXP3jV8D
“Putra itu anaknya mas Andi, kenapa Putra malah lebih bahagia sama pak Bowo? Hiks” ucap Cita sambil memukul-mukul ringan dada pak Bowo, yang sama sekali tak dihentikan oleh lelaki itu. Dia membiarkan saja Cita melakukannya, menumpahkan segala rasa kesalnya.7277Please respect copyright.PENANA6D5FGidmXX
7277Please respect copyright.PENANAQiu4AiJkPX
7277Please respect copyright.PENANAcS8ogOa32C
Setelah itu, yang terdengar dari mulut Cita hanyalah tangisan, yang jauh lebih lama dari yang tadi. Pak Bowo sama sekali tak bisa menjawab semua ucapan Cita. Semua akal bulusnya seperti sirna. Dekapannya ke tubuh Cita makin erat, tapi tulus. Citapun bahkan membalas pelukan pak Bowo. Jelas terasa oleh pak Bowo bagian tubuh Cita, terutama payudaranya menempel ditubuhnya. Tapi, pikirannya sedang tidak kesitu sekarang. Dia tak peduli, dia sedang memikirkan hal lain. Memikirkan kata-kata Cita tentang Putra.7277Please respect copyright.PENANAjEhOMZhlWk
7277Please respect copyright.PENANAMYrXLnPAzB
Dan kemudian pak Bowo pikiran pak Bowo melayang ke belasan tahun silam. Waktu itu anaknya juga seusia Putra. Dia saat itu sangat bahagia, apalagi jika melihat anaknya tersenyum lepas. Momen yang belasan tahun lalu itu, ternyata terulang kembali saat dia melihat Putra. Dari kemarin-kemarin pak Bowo tidak memikirkan hal itu, tidak kepikiran lebih tepatnya. Tapi kata-kata Cita tadi seakan menyadarkannya, bahwa dia juga mulai menikmati kebersamaanya dengan Putra, dia jadi sadar kalau dia juga jadi sangat bahagia ketika melihat Putra bahagia.7277Please respect copyright.PENANAPt4JJ3oIGw
7277Please respect copyright.PENANAhMYXbyeIgY
Bermenit-menit berlalu hanya dilalui dengan suara tangisan Cita. Tak ada lagi sepatah katapun terucap dari mereka berdua. Sampai akhirnya kembali tangisan Cita mereda. Namun mereka masih berpelukan cukup erat. Beberapa saat kemudian, nafas Cita terdengar lembut dan tenang. Pak Bowo menggerakan kepalanya, melirik Cita, dikiranya Cita sudah tertidur karena kecapekan menangis, ternyata tidak.7277Please respect copyright.PENANAZgDylWle8K
7277Please respect copyright.PENANAFZmQ9AsYH8
7277Please respect copyright.PENANAyMFFUadUG0
“Cita”7277Please respect copyright.PENANARxlnY5svl6
7277Please respect copyright.PENANAm05HwzjhsV
“Hemm?” Cita menatap pak Bowo. “Maaf ya pak, bikin kaosnya makin basah, hehe” sambungnya.7277Please respect copyright.PENANAw3116EM6GP
7277Please respect copyright.PENANA10Fj9mYuWp
“Haha nggak papa. Yaudah, itu daster kamu benerin dulu” ucap pak Bowo.7277Please respect copyright.PENANADBfQ8aNPa2
7277Please respect copyright.PENANA7IDTgdds4x
7277Please respect copyright.PENANATA1RfZZHlh
Cita langsung melirik daster yang dia pakai. Ternyata, gara-gara gerakan memukul-mukulnya pada pak Bowo tadi tanpa dia sadari membuat dasternya bergeser hingga ke samping, memperlihatkan pundah kanan Cita yang putih dan mulus, juga termasuk tali bh berwarna hitamnya yang sangat kontras dengan warna kulitnya. Bukannya buru-buru membenarkan dasternya, Cita malah menatap pak Bowo lagi.7277Please respect copyright.PENANAdiiC1cEvhk
7277Please respect copyright.PENANAoB01H5vjeu
7277Please respect copyright.PENANAom7agonWE3
“Kok malah diem? Nggak mau dibenerin dulu itu dasternya? Atau mau ngasih tontonan ke aku ya?” goda pak Bowo membuat Cita tersenyum.7277Please respect copyright.PENANAL9eYQXYSgQ
7277Please respect copyright.PENANAFsQ6RyXOzx
7277Please respect copyright.PENANAW0eck2gW86
Tapi Cita masih tak melakukan apapun, hingga kemudian malah tangan pak Bowo yang bergerak. Tangannya bergerak menyusuri lengan Cita, hingga berhenti dipinggiran kerah dasternya disamping pundak. Dia kaitkan jarinya dikain itu, dan sedikit menariknya. Cita hanya diam saja, namun dadanya berdebar sangat kencang, menebak-nebak apa yang dilakukan pak Bowo.7277Please respect copyright.PENANAjRGmqJ5cAe
7277Please respect copyright.PENANAHRGtnCxRW1
Dia mau ngapain? Apa dasterku mau digeser biar makin terbuka? Atau malah mau dipelorotin sama dia biar tubuhku makin terlihat? Dia udah beberapa kali melihat pundakku, apa mungkin dia mau lihat lebih banyak lagi? Kalau dia melakukan itu, aku harus gimana? Apakah aku harus menahan tangannya? Marah padanya? Atau aku biarkan saja? Aku harus gimana? Batin Cita.7277Please respect copyright.PENANArG8QvFrlzz
7277Please respect copyright.PENANAFN4DUfx3AL
Pak Bowo memang sudah beberapa kali melihat pundak Cita waktu dia hanya memakai tanktop. Dan selama ini, yang Cita lihat dari pak Bowo, lelaki itu tak pernah mencuri-curi kesempatan untuk menyentuhnya. Kalau hanya melihat, Cita rasa itu masih wajar. Tapi saat ini, pikirannya membayangkan apa yang mau dilakukan pak Bowo. Terlebih saat ini mereka hanya berdua saja dirumah.7277Please respect copyright.PENANAYWMQuNfzyn
7277Please respect copyright.PENANAfQLnsqemcX
Cita yang masih menanti, mulai merasakan tangan pak Bowo bergerak. Debaran didadanya kian kencang. Satu sisi hatinya menyuruh untuk menghentikan tangan pak Bowo, sisi lainnya menyuruh untuk membiarkan saja. Cita tak mengerti perasaan apa ini. Tapi dia hanya diam saja.7277Please respect copyright.PENANAqCJF4JaXuy
7277Please respect copyright.PENANAe5XcXyl1MT
Akhirnya, tangan pak Bowo benar-benar menggeser daster Cita. Tapi ternyata tidak seperti yang Cita pikirkan. Cita sampai menoleh lagi kebagian pundaknya. Daster itu digeser pak Bowo kembali ketempat seharusnya, menutupi pundak dan tali bhnya. Cita kemudian menatap pak Bowo yang ternyata sedang tersenyum kepadanya.7277Please respect copyright.PENANAVFYeMWAWZh
7277Please respect copyright.PENANAfjaVxfQJwH
Citapun membalas senyuman pak Bowo. Mereka hanya terdiam tanpa kata. Dan kini, wajah mereka ternyata sudah begitu dekat. Debaran jantung mereka sangat kencang saat ini. Ya benar, mereka. Bukan hanya Cita saja, tapi pak Bowo juga. Pak Bowo sendiri tak mengerti kenapa dia merasakan seperti ini.7277Please respect copyright.PENANAAQWOcfYo0G
7277Please respect copyright.PENANA9iHqySDAfs
Wajah mereka perlahan kian mendekat. Semakin dekat, semakin kencang debaran jantung mereka. Masing-masing bahkan bisa merasakan nafas orang yang ada dihadapan mereka. Perlahan, Cita menutup matanya, dan bibirnya sedikit terbuka. Pak Bowo tahu itu, sebuah kesempatan emas yang dia tunggu-tunggu. Sebuah umpan matang kepada dirinya yang berdiri bebas didepan gawang. Tapi entah kenapa, tiba-tiba dia ragu.7277Please respect copyright.PENANAV3qz8jDr0O
7277Please respect copyright.PENANAfoqxtNrUMv
Cuuuup…7277Please respect copyright.PENANAWGcDZpvJEY
7277Please respect copyright.PENANAHmVhVFf0qh
Cita makin agak tersentak, lagi-lagi apa yang terjadi tidak seperti apa yang dia bayangkan. Sebuah kecupan halus dan lembut mendarat dikeningnya. Dikening, bukan dibibir. Sekitar 3 detik dia merasa keningnya dikecup, sampai akhirnya bibir itu meninggalkan keningnya, dan diapun membuka matanya. Yang pertama dilihatnya, adalah senyuman dari pak Bowo, yang membuat wajahnya menghangat. Pak Bowo bisa melihat, pipi putih Cita mulai merona merah.7277Please respect copyright.PENANAHApQNy60Us
7277Please respect copyright.PENANAKzSZ8ASJA8
Tak tahan dipandangi pak Bowo, Cita langsung mengarahkan kepalanya kedada pak Bowo lagi, sambil tangannya memeluk erat tubuh pria itu. Tak bisa dijelaskan bagaimana rasa didalam hatinya. Yang jelas dia malu. Tapi juga nyaman, tenang dan damai untuk saat ini. Terlebih saat dia mendapat balasan pelukan yang cukup erat dari pak Bowo.7277Please respect copyright.PENANA1bDy0bS69b
7277Please respect copyright.PENANABHneMlK5iH
7277Please respect copyright.PENANAhE5fgEHpZl
“Cita”7277Please respect copyright.PENANAa3erRJOHp0
7277Please respect copyright.PENANAzWZ1Ux0BjC
“Iya pak”7277Please respect copyright.PENANAWx4mRT4Aab
7277Please respect copyright.PENANAupa2DjR1qG
“Cuci muka sana gih”7277Please respect copyright.PENANAzFXyP31sss
7277Please respect copyright.PENANAVHfs1gB5ms
“Eemm entar dulu aahh” jawab Cita dengan nada manjanya.7277Please respect copyright.PENANABOvx9Yvinq
7277Please respect copyright.PENANAfyNoqAMomt
“Buruan, entar ibu sama Putra pulang lho”7277Please respect copyright.PENANA01m9LxXhlq
7277Please respect copyright.PENANA8ZTasEJwS5
“Oh iya” tiba-tiba Cita tersentak, lalu menatap jam dinding.7277Please respect copyright.PENANAW1J2VBjPLj
7277Please respect copyright.PENANAOt4yqDMAu1
7277Please respect copyright.PENANAQibqGt6XAx
Astaga, udah jam segini. Ya ampun, untung diingetin pak Bowo. Batin Cita.7277Please respect copyright.PENANAxvJhGzM4yG
7277Please respect copyright.PENANAyXx3ICbaJ8
Buru-buru Cita berdiri dan langsung ke kamar mandi untuk mencuci mukanya. Sebelumnya dia sempat melihat wajahnya dicermin, dan memang terlihat sekali mata sembabnya juga bekas lelehan air mata dipipinya.7277Please respect copyright.PENANA3HL5Mt6nj8
7277Please respect copyright.PENANAVg1LjVI03W
Dikamar mandi, setelah cuci muka Cita tak langsung keluar. Dia terdiam, merenung mengingat apa yang terjadi tadi. Dia tak mengerti, kenapa dirinya sempat ada harapan pak Bowo melakukan yang lain daripada yang terjadi tadi. Dia tak mengerti kepada dirinya sendiri, yang bahkan sudah bersiap jika saja bibirnyalah yang tadi mendapat kecupan dari pak Bowo. Dia benar-benar tak mengerti dengan situasi tadi, kenapa dirinya bisa sedekat itu dengan pak Bowo. Tapi, kemudian bibirnya tersenyum, karena dia mengingat kata-kata pak Bowo tempo hari.7277Please respect copyright.PENANAt6aXHaG1JH
7277Please respect copyright.PENANApsNvDzuvTc
7277Please respect copyright.PENANALDSKmME6eP
“Kalau aku nyari kesempatan, udah dari dulu aku ajakin kamu cuma berdua aja tanpa ngajak Putra. Kalau dulu, kamu pasti lebih gampang diajak, karena kamu dulu pasti pikirannya masih kalut, jadi nggak bisa mikir panjang, nggak bisa bedain mana yang bener mana yang salah. Jadi aku lebih gampang buat pengaruhin kamu, iya kan?”7277Please respect copyright.PENANAds9qGrEoRk
7277Please respect copyright.PENANA144smXuWFf
7277Please respect copyright.PENANAtYyRLfqmK9
Itu adalah kata-kata yang diucapkan pak Bowo ketika mereka mengajak Putra jalan-jalan kesebuah taman dipinggiran kota. Saat itu mereka sedang membahas tentang teman kantor Cita yang sering menggodanya, yang kelihatannya sedang mencari kesempatan.7277Please respect copyright.PENANAsOxpKf7nwD
7277Please respect copyright.PENANAKCZfyVIE3g
Kalau memang pak Bowo mencari kesempatan, pasti tadi kejadiannya udah lain. Bisa-bisa, dia bener-bener pelorotin daster aku, apalagi aku cuma diem gitu aja tadi. Batin Cita. Dia kemudian teringat kata-kata pak Bowo yang lain, yang juga diucapkan malam itu.7277Please respect copyright.PENANAy7MRdE2VEP
7277Please respect copyright.PENANAECLg5fMmLi
7277Please respect copyright.PENANAr4QfegjukV
“Aku ingetin ini ke kamu karena aku emang nggak punya niat buat nyari kesempatan dalam kesempitan. Tapi aku kan orang biasa Cit, yang suatu saat bisa aja berubah. Niatku yang baik, bisa aja suatu saat nanti berubah jadi buruk. Kalau kamu nggak waspada, coba bayangin apa yang akan terjadi?”7277Please respect copyright.PENANAJWNHR3CzSz
7277Please respect copyright.PENANAHcVoZ8u87y
7277Please respect copyright.PENANAiq2z2BYO0s
Iya bener. Kalau dia emang punya niat jelek sama aku, nggak mungkin dia malah ngingetin aku. Dan yang pasti, nggak mungkin tadi dia malah benerin dasterku. Tapi, kenapa pak Bowo bersikap seperti itu kepadaku? Kenapa aku begitu nyaman berada didekatnya? Kenapa aku tadi bisa semanja itu dipeluk sama dia? Batin Cita.7277Please respect copyright.PENANAzzVcxbXXE3
7277Please respect copyright.PENANAgcBRaGOVv6
Banyak pertanyaan dikepalanya, yang hanya berputar-putar saja tanpa dia tahu pasti apa jawabannya. Dia masih belum berani menarik kesimpulan, tentang apa yang dia rasakan, atau apa tujuan pak Bowo bersikap seperti itu kepadanya. Tapi kemudian dia tersenyum. Dia tidak ingin menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaannya itu untuk saat ini. Dia hanya ingin menikmatinya. Menikmati kenyamanannya saat bersama dengan pak Bowo.7277Please respect copyright.PENANAo18QlggpgV
7277Please respect copyright.PENANACUFl8NmGga
Tok.. tok.. tok..7277Please respect copyright.PENANAxebouBSZ4n
7277Please respect copyright.PENANAbJeha4nmEt
7277Please respect copyright.PENANAdHr0ZatIcn
“Cita..” tiba-tiba lamunan Cita dikejutkan oleh bunyi ketukan pintu kamar mandi.7277Please respect copyright.PENANA66KoYcwFgL
7277Please respect copyright.PENANA2eSS7DlAx0
“Iya kenapa pak?” tanya Cita sambil membuka pintu kamar mandi, pak Bowo sudah berdiri disitu.7277Please respect copyright.PENANAdstcvasndi
7277Please respect copyright.PENANA8EsPhzMIBk
“Kamu lama amat sih cuci mukanya?”7277Please respect copyright.PENANAaimVJThFY7
7277Please respect copyright.PENANAWdUAAgsy9O
“Hehe emang kenapa sih pak?”7277Please respect copyright.PENANAzyZWjLORLR
7277Please respect copyright.PENANAFIkg37r1vW
“Aku kebelet pipis” jawab pak Bowo dengan gestur tubuh kedua tangannya berada didaerah kemaluannya, menahan kencing.7277Please respect copyright.PENANAa7foHxGi4Q
7277Please respect copyright.PENANAQbaOV4bZnG
7277Please respect copyright.PENANAZ2sPP1stga
Cita bukannya menjawab, malah diam. Dan bahkan, kepalanya tertunduk, tertuju pada tangan pak Bowo yang menutupi daerah kemaluannya.7277Please respect copyright.PENANA9KDj7hmzlW
7277Please respect copyright.PENANAazt3nkvh2Q
Tuuk…7277Please respect copyright.PENANAgd9JGALD8D
7277Please respect copyright.PENANAXTlHg9RYWp
7277Please respect copyright.PENANALDasJkNYly
“Aduh, apaan sih pak kok dijitak” ucap Cita sambil memegangi kepalanya yang baru saja dijitak oleh pak Bowo. Tidak sakit, karena hanya jitakan pelan.7277Please respect copyright.PENANAWdQSxjXLwA
7277Please respect copyright.PENANARZ1mA8IAfk
“Malah bengong. Lihat apaan sih? Buruan gantian, udah kebelet ini” ucap pak Bowo sambil meringis.7277Please respect copyright.PENANA19E5eUeHs2
7277Please respect copyright.PENANAzGXKloyaR5
“Oh iya maaf maaf, hehe” jawab Cita terkekeh sambil memberikan jalan kepada pak Bowo.7277Please respect copyright.PENANAbTaHiZsI8D
7277Please respect copyright.PENANANqoT1zkZAy
7277Please respect copyright.PENANA6XtS3RWfU8
Citapun kembali keruang tengah, duduk disofa yang beberapa saat lalu menjadi tempat untuk momen yang sangat mendebarkan baginya, meskipun tidak terjadi apa-apa. Tak lama kemudian pak Bowo sudah keluar dari kamar mandi.7277Please respect copyright.PENANAfPY5ZtwqS3
7277Please respect copyright.PENANAhRSk5h0YM5
7277Please respect copyright.PENANANDQT5D3fHI
“Cit aku pamit dulu ya” ucap pak Bowo.7277Please respect copyright.PENANAOMiqg9dthV
7277Please respect copyright.PENANAwPQfuHvQsy
“Loh pulang? Nggak nungguin Putra?”7277Please respect copyright.PENANA4a3EAXoeVc
7277Please respect copyright.PENANAUmndujEdHd
“Iya Cit, aku ada janji soalnya sama temen. Lain kali deh, atau besok aku kesini lagi main sama Putra”7277Please respect copyright.PENANAYOcEHJ9zOb
7277Please respect copyright.PENANAaoszwMIcMv
“Ooh gitu, yaudah deh pak”7277Please respect copyright.PENANA4xJ6Uaglb8
7277Please respect copyright.PENANAOvSdmNg7IR
7277Please respect copyright.PENANAZ6RWHElTMa
Cita kemudian mengantar pak Bowo sampai ke pintu. Saat pintu sudah terbuka, pak Bowo tak kunjung keluar, hanya berdiri sambil menatap Cita. Citapun bingung dia juga hanya berdiri menatap pak Bowo. Sampai kemudian tangan pak Bowo terentang, kemudian menarik tubuh Cita, mereka berpelukan lagi.7277Please respect copyright.PENANA9Gy5Wj6gcy
7277Please respect copyright.PENANALxBsdwHKxk
Cita langsung membalas pelukan pak Bowo dengan sangat erat, seperti tidak mau lelaki itu pergi sekarang ini. Cukup lama mereka saling peluk, sampai akhirnya pelukan itu agak direnggangkan sehingga mereka bisa saling tatap. Dan langsung saja pak Bowo mencium kening Cita. Kali ini lebih lama dari yang tadi. Begitu hangat, begitu dalam. Itu yang Cita rasakan.7277Please respect copyright.PENANArwaj8i5yCA
7277Please respect copyright.PENANAH4tS55kg5B
Setelah itu ciuman dikening Cita terlepas, mereka masih saling tatap dengan senyum yang lebih lebar. Mereka berdua terlihat seperti sama-sama tak mau beranjak, tak mau melepaskan pelukannya. Hingga kemudian wajah pak Bowo mendekat lag, bibirnya sudah sangat dekat dengan kening Cita. Cita sudah terpejam matanya, namun sesaat sebelum pak Bowo mencium keningnya, sayup-sayup dia mendengar bisikan dari lelaki yang sedang memeluknya itu.7277Please respect copyright.PENANAGq0YoweCvc
7277Please respect copyright.PENANAIHcxc15ETN
Aku sayang kamu.7277Please respect copyright.PENANAjQAY45il2C
7277Please respect copyright.PENANAv4wGIqfa9a
Cuuppp…7277Please respect copyright.PENANA2tmrLGJGDP
7277Please respect copyright.PENANAFOb49Wf209
*7277Please respect copyright.PENANAxjXAPExVun
*7277Please respect copyright.PENANAlHZ1PGwriQ
*7277Please respect copyright.PENANAn8Vubu2bmO
*7277Please respect copyright.PENANAWPLLFoPVdh
*
Bersambung7277Please respect copyright.PENANAcpAQ1HGfoy