7926Please respect copyright.PENANAxMXimc0jZL
7926Please respect copyright.PENANAbKFHgJFyIY
Sudah 2 hari lamanya Cita dan Andi diam-diaman. Sebenarnya Andi sudah berusaha mengajak bicara Cita, tapi Cita terlihat masih marah pada Andi. Pembicaraan merekapun hanya sekedarnya saja, seperti mengingatkan untuk mandi, mengajak makan atau pamit waktu mau berangkat kerja. Selama 2 hari ini juga Cita masih pulang pergi kantor sendiri, tidak mau diantar oleh Andi. Biasanya Andi mengantarnya, sedangkan pulangnya Cita akan nebeng temannya yang kebetulan searah. Tapi karena masih kesal pada Andi, Cita masih saja berangkat sendirian kekantor. Sebenarnya Andi mengikutinya dari belakang, hanya untuk memastikan istrinya sampai kantor dengan selamat.7926Please respect copyright.PENANAQ4X4230zdb
7926Please respect copyright.PENANAs7vs8AWAZH
Perang dingin mereka bisa dirahasiakan rapat-rapat dari orang lain, termasuk ibu Andi. Meskipun sempat curiga kalau anak dan menantunya ini sedang ada masalah, namun setiap didepan ibu Andi mereka berdua tampak biasa saja. Melihat itu, ibunyapun tidak jadi bertanya. Dia menganggap kalau Andi maupun Cita sudah cukup dewasa untuk bisa menyelesaikan masalah mereka sendiri. Ibu Andi yakin kalaupun mereka ada masalah, pasti bukanlah masalah yang berat. Dan dia juga berharap kalau masalah keduanya bisa cepat selesai.7926Please respect copyright.PENANAijEgx5j3pD
7926Please respect copyright.PENANAUrB0gKDyyI
Andi memang jarang bisa terbuka pada ibunya. Dulu waktu ayahnya masih ada, dia biasa curhat kepada ayahnya. Masalah apapun dia curhatkan pada ayahnya. Mungkin karena sama-sama laki-laki jadi dia merasa lebih nyaman saja kalau curhat dengan ayahnya. Setiap masukan dari ayahnya sepertinya cocok sekali dengan apa yang Andi harapkan. Nasehat dari ayahnya juga rasanya gampang sekali masuk ke kepalanya.7926Please respect copyright.PENANAFzfsBZijAg
7926Please respect copyright.PENANAzcCbagghyT
Beda cerita kalau dengan ibunya. Setelah ayahnya meninggal, Andi memang beberapa kali mencoba untuk curhat dengan ibunya. Tapi dia tetap merasa kurang nyaman. Sehingga lebih sering menyimpan sendiri apa yang dia rasakan. Hanya beberapa saja dia ceritakan pada ibunya, itupun hal-hal yang dirasa tidak terlalu penting. Ya pokoknya yang penting ibunya cukup tahu saja, begitulah kira-kira.7926Please respect copyright.PENANAO3w4hqFcHx
7926Please respect copyright.PENANADguugATQTb
Satu-satunya orang tempatnya berbagi setelah ayahnya tidak ada hanyalah dengan Cita. Dengan Cita dia jadi terbiasa terbuka, terbiasa untuk menceritakan apapun tanpa ada yang ditutup-tutupi. Karena dia sudah merasa nyaman dengan Cita, begitupula Cita kepadanya. Cita juga selalu bercerita apapun kepadanya. Bahkan termasuk dm-dm yang masuk dibeberapa sosmednya, Cita selalu memperlihatkan kepada Andi. Kadang Andipun memerikas hp Cita, dan memang tak ada apapun yang mencurigakan disana.7926Please respect copyright.PENANA5Dilb0kE4y
7926Please respect copyright.PENANAm32oDqNOom
Tapi sayangnya sekarang malah mereka sedang marahan. Dan itu semua bermula dari kebodohan Andi sendiri. Dia terlalu baper dengan apa yang didengar dari pak Bowo. Memang kata-kata pak Bowo itu sudah keterlaluan sehingga wajar membuatnya emosi. Tapi pak Bowo tidak pernah benar-benar langsung mengatakan itu didepannya. Dia hanya tak sengaja mendengar saja waktu bosnya itu bergumam sambil melihat foto-foto Cita. Tapi hanya dengan begitu saja bayangannya sudah kemana-mana.7926Please respect copyright.PENANAboJ89dfhtc
7926Please respect copyright.PENANADUkloCsXMw
Akibatnya, dia tak mampu mengendalikan emosi saat sedang bersama Cita. Dia terlalu takut apa yang dia bayangkan itu benar-benar terjadi. Sehingga tanpa sadar emosi membuatnya memperlakukan Cita dengan kasar, bukan selayaknya perlakuan suami kepada istrinya.7926Please respect copyright.PENANAP0vIcoNSrM
7926Please respect copyright.PENANADBkPtI8V5Q
Hal itu tentu saja membuat Cita kaget dan marah. Sejak kenal dan akhirnya menjalani kehidupan rumah tangga selama 3 tahun, tak pernah Andi sekasar itu pada Cita. Apalagi setelah pertama kali Andi melakukan itu dia sudah sempat menyesal dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Tapi nyatanya, bukan hanya mengulangi, tapi Andi justru lebih kasar dari sebelumnya. Cita sudah berusaha mengingatkan tapi Andi sama sekali tak mendengarnya. Hingga membuat Cita benar-benar sakit, baik itu fisik maupun hatinya.7926Please respect copyright.PENANADtCTxWwb8R
7926Please respect copyright.PENANAnW0qweXe6w
Cita marah dengan semua itu. Dia tak tahu apa yang membuat suaminya bisa seperti itu, sekasar dan seberingas itu dalam memperlakukannya. Tapi dia tak bisa menerima apapun alasan dari Andi karena Andi sudah berjanji kepadanya. Dan sampai saat ini dia belum bisa memaafkan apa yang diperbuat oleh Andi itu. Malam itu dia merasa kalau Andi tidak menganggap dirinya sebagai istri, tapi sebagai pemuas nafsunya saja. Istri mana yang mau diperlakukan seperti itu?7926Please respect copyright.PENANA2fQpKq2bOB
7926Please respect copyright.PENANAXLMdcDEcrD
Namun setiap ada ibu mertuanya, Cita berusaha bersikap biasa saja. Kadang saat seperti itu dimanfaatkan oleh Andi untuk bicara dengannya. Tapi karena masih kesal dengan perbuatan Andi dia hanya menjawab seperlunya saja. Cita tahu, ibu mertuanya pasti menyadari ada yang tidak beres antara dirinya dengan Andi. Tapi Cita tidak bisa menceritakan hal itu pada ibu mertuanya. Dia tidak ingin ibu mertuanya justru jadi kepikiran masalah mereka berdua.7926Please respect copyright.PENANAw108tGd9MV
7926Please respect copyright.PENANAHOkWpee8I4
Selama ini, dia memang sudah cukup dekat dengan ibu mertuanya. Bahkan bisa dibilang, Cita bisa lebih dekat pada ibu mertuanya itu daripada Andi. Apalagi sejak kelahiran anaknya, dimana ibu mertuanya yang lebih sering mengurus anaknya karena dia masih bekerja. Tapi untuk hal yang satu ini, Cita merasa belum perlu untuk cerita pada ibu mertuanya. Dia juga berharap kalau masalah ini bisa cepat selesai. Tapi untuk saat ini, dia masih belum bisa memaafkan Andi.7926Please respect copyright.PENANADpKb2IRrOS
7926Please respect copyright.PENANA6OcsVowcxl
Selama beberapa hari, kondisi mereka masih belum membaik. Cita masih menolak untuk diantar kerja oleh Andi. Dia masih selalu naik motor maticnya sendiri. Setiap malampun, meskipun masih tidur seranjang, dia hampir tidak bicara dengan Andi. Permintaan maaf Andi masih dia diamkan saja. Kata-kata Andi juga hanya dijawab seperlunya. Sebenarnya dia ingin Andi berterus terang tentang penyebab yang membuat dirinya berubah menjadi begitu kasar. Tapi sepertinya Andi belum menyadari hal itu. Hanya kata maaf saja yang terus terucap, yang lama-lama membuat jengkel Cita juga.7926Please respect copyright.PENANA5t4c6kVzcF
7926Please respect copyright.PENANAZoxrd0heJW
Sampai akhirnya pada hari sabtu, hari dimana biasanya dia melakukan foto-foto untuk barang endorsenya dengan Andi. Hari ini Cita punya rencana lain. Karena masih perang dingin dengan Andi, dia berencana untuk minta difoto oleh orang lain saja. Dan dia juga sudah janjian dengan orang itu.7926Please respect copyright.PENANAQtWc4cKl5H
7926Please respect copyright.PENANA0q2u1sVRUU
Pagi-pagi dia sudah bersiap. Andi masih belum bangun. Memang sudah menjadi kebiasaan Andi kalau setiap weekend dia selalu bangun siang, kecuali mau ada acara pagi-pagi. Cita sengaja tidak membangunkan Andi karena masih malas bicara dengan suaminya itu. Diapun menyiapkan semua yang dia perlukan dan bersiap berangkat.7926Please respect copyright.PENANAn1C91SUFEu
7926Please respect copyright.PENANAECQvbQ0TwN
7926Please respect copyright.PENANACUYAXqIdNL
“Lho Cita, kamu mau kemana pagi-pagi gini udah rapi?” tanya ibu mertuanya.7926Please respect copyright.PENANA3S0ZZ0sdsD
7926Please respect copyright.PENANACMfcrUGYBO
“Saya mau ketempatnya mbak Nada dulu ya bu, mau foto-foto ini” jawab Cita.7926Please respect copyright.PENANAWBNzwvf6Jo
7926Please respect copyright.PENANAdvEinj0BdH
“Nggak sama suamimu?”7926Please respect copyright.PENANAZrRLYk5cr9
7926Please respect copyright.PENANA1ukfY0YVsQ
“Nggak bu, mas Andi masih tidur. Saya udah janjian juga sama mbak Nada soalnya”7926Please respect copyright.PENANAbmyBFv0Gv2
7926Please respect copyright.PENANAqCXYYQunkf
“Ooh gitu. Hmm, kalian masih marahan ya?” tanya ibu mertuanya.7926Please respect copyright.PENANAhYePbm0BFE
7926Please respect copyright.PENANAFSKdGKBRvg
“Eh.. hmm, ya begitulah bu” jawab Cita.7926Please respect copyright.PENANAyvRluZfOVw
7926Please respect copyright.PENANAWzz16mvN6A
“Ibu sih tidak tau apa masalah kalian, dan ibu juga nggak maksa kalian buat cerita ke ibu. Tapi kalau bisa, ibu minta apapun masalah kalian, secepatnya kalian selesaikan. Kasihan anakmu lho kalau kalian masih marahan gitu”7926Please respect copyright.PENANA0CtMS168CB
7926Please respect copyright.PENANAlrNa7cOOZv
“Iya bu, saya juga pengennya gitu. Tapi ya gitulah bu, mungkin nggak lama lagi kami bakal baikan kok”7926Please respect copyright.PENANApjnO6468SB
7926Please respect copyright.PENANAUY0f0eVdTO
“Yasudah kalau begitu”7926Please respect copyright.PENANAEeMcrSdm26
7926Please respect copyright.PENANA1irL70pkDl
“Iya bu. Kalau gitu Cita pamit dulu bu”7926Please respect copyright.PENANAWkhXAPajdg
7926Please respect copyright.PENANAj7LQG2Er8N
“Iya hati-hati nak”7926Please respect copyright.PENANAfmyCr1AodK
7926Please respect copyright.PENANAOSecWHVyFR
7926Please respect copyright.PENANASEVFSYt95m
Setelah pamit Citapun berangkat. Tak sampai setengah jam dia sudah sampai dirumah Nada. Ternyata Nada sedang sendirian dirumah karena suaminya sedang keluar kota. Tak ada siapapun dirumah selain dia, karena Nada memang belum punya anak sampai sekarang, padahal dia juga sudah lama menikah, hampir sama seperti Cita dan Andi.7926Please respect copyright.PENANAkVKg6nmKBF
7926Please respect copyright.PENANAEtZH9WoSka
7926Please respect copyright.PENANA3vG5LQqZ69
“Pagi mbak” ucap Cita.7926Please respect copyright.PENANA1nXoqRolpu
7926Please respect copyright.PENANAxA0QRweE69
“Pagi Cit. ya ampun udah nyampe aja, kirain entar agak siangan, aku belum mandi lho ini, hehe”7926Please respect copyright.PENANAZp1Ob4Mbbm
7926Please respect copyright.PENANAPGPBesTSOs
“Hehe iya mbak, nggak papa juga kan kita emang nggak kemana-mana mbak”7926Please respect copyright.PENANAgaaPCHXM6P
7926Please respect copyright.PENANAoSN9pYZZRb
“Iya Cit. jadi kamu mau langsung foto-foto sekarang?”7926Please respect copyright.PENANAcqD1NNTx3L
7926Please respect copyright.PENANAYyQ3Cm21Kh
“Entar aja deh mbak, atau terserah mbak Nada aja gimana enaknya”7926Please respect copyright.PENANAJHmaCAirjv
7926Please respect copyright.PENANAT0Cgplrutc
“Yaudah entar dulu aja ya. Sarapan dulu aja Cit, kamu udah sarapan belum?”7926Please respect copyright.PENANAToVnv0Ir6H
7926Please respect copyright.PENANAApvFLY6ea9
“Belum mbak, hehe”7926Please respect copyright.PENANA7QJHKDP7ky
7926Please respect copyright.PENANAQyWTlMHp9Z
“Yaudah yuk bareng”7926Please respect copyright.PENANALJ1WAnMWij
7926Please respect copyright.PENANArgcHnKwaiD
“Iya mbak”7926Please respect copyright.PENANALmFJO4PU8O
7926Please respect copyright.PENANAfeccXZWGuD
7926Please respect copyright.PENANAJ1pv9PHIdw
Kedua wanita itu kemudian sarapan bersama diselingi dengan obrolan ringan. Nada sebenarnya sudah menduga kalau Cita sedang ada masalah dengan suaminya. Karena selama ini yang Nada tahu, Cita tiap foto untuk barang endorse selalu dengan Andi. Kali ini dia minta dirinya yang memfotokan. Apalagi sekarang dia juga datang sendiri, dan belum sarapan lagi. Tapi Nada masih menahan diri untuk bertanya lebih banyak, takut merusak suasana.7926Please respect copyright.PENANA0aS93nG4C1
7926Please respect copyright.PENANA5tsGu9KxTd
Setelah makan, mereka lanjut ngobrol diruang keluarga. Masih juga yang diobrolkan adalah hal-hal ringan saja. Setelah itu tak lama Nada pamit untuk mandi. Setelah itu barulah mereka foto-foto. Bukan hanya Cita saja yang difoto oleh Nada, tapi Nada juga difoto oleh Cita. Memang hasilnya tidak sebagus kalau difoto oleh fotografer beneran, tapi untuk posting barang endorse saja itupun sudah cukup.7926Please respect copyright.PENANA4Ih1ROtKW9
7926Please respect copyright.PENANAOrHUlA314g
Sampai siang hari Cita berada dirumah Nada. Mereka sudah selesai foto-foto, dan sepertinya Cita masih malas untuk pulang. Lagian dia merasa nggak enak dengan Nada. Dia ingin menemani Nada lebih lama daripada mantan kakak kelasnya itu sendirian dirumah.7926Please respect copyright.PENANAGERnpQBLvm
7926Please respect copyright.PENANAP497ITyghN
*7926Please respect copyright.PENANATFgcqwrqdM
*7926Please respect copyright.PENANARsusGDqktl
*7926Please respect copyright.PENANAbN7fBN6cjx
*7926Please respect copyright.PENANADQDmXMus8X
7926Please respect copyright.PENANAsqY6irP8Qk
“Lho, Cita kemana bu?” tanya Andi pada ibunya. Dia baru saja bangun tidur dan tak mendapati Cita ada dirumahnya. Apalagi motor matic Cita juga tidak ada.7926Please respect copyright.PENANAFrGyx8KV75
7926Please respect copyright.PENANALcGfkZO0fP
“Kerumahnya Nada katanya Di” jawab ibunya.7926Please respect copyright.PENANAyNCaJtoGdX
7926Please respect copyright.PENANARqEkpuwwMf
“Kerumah Nada? Ngapain bu?”7926Please respect copyright.PENANAldxQQO9FdM
7926Please respect copyright.PENANAk6tIQeJzxf
“Lha ya nggak tau ibu, emang dia nggak ngomong sama kamu?” tanya ibunya. Sebenarnya ibunya tahu kalau Cita memang tidak pamit pada Andi. Dia juga tahu kalau Cita kerumah Nada untuk foto-foto. Dia hanya ingin tahu saja, seberapa parah keributan antara Andi dengan Cita.7926Please respect copyright.PENANAcZlSxdFssn
7926Please respect copyright.PENANAPXmq5DEXbT
“Dia nggak bilang apa-apa sama aku tuh bu. Ngapain ya dia kesana?”7926Please respect copyright.PENANASsAc0SlcpU
7926Please respect copyright.PENANA2tbg9JhVyT
7926Please respect copyright.PENANAFys0gDuIYF
Ibunya tak menjawab, membuat Andi tambah bingung. Tapi Andi sudah menebak kalau mungkin Cita ketempat Nada untuk foto-foto, atau untuk curhat. Hanya ada 2 kemungkinan itu yang ada dikepala Andi.7926Please respect copyright.PENANAUbTfwwvg9O
7926Please respect copyright.PENANA2hViYpeBDx
Eh, tunggu dulu. Kalau foto-foto, siapa yang motoin ya? Masa Nada sendiri? Atau suaminya Nada? Atau jangan-jangan, si Salim itu yang diminta buat motoin? Batin Andi dengan bermacam pertanyaan.7926Please respect copyright.PENANA7OQQbOrIuV
7926Please respect copyright.PENANAbiyuaoxfK7
Kalau Salim ada disana, apa iya mereka cuma foto-foto doang? Apa mungkin tidak melakukan hal yang lain? Kalau beneran Nada udah jadi gundiknya Salim, kan bisa aja Cita dijebak, disuruh dateng kesana sendirian, terus digarap sama Salim. Batin Andi.7926Please respect copyright.PENANANViTOjTuFs
7926Please respect copyright.PENANAkob29bVnF0
Andi mulai gelisah memikirkan segala kemungkinan itu. Pikirannya saat ini sedang dipenuhi bayang-bayang apa yang terjadi pada istrinya. Entah Salim, atau siapapun yang diminta untuk memfoto Cita, dia membayangkan lelaki itu sekarang sedang tertawa-tawa penuh kepuasan karena sudah berhasil menikmati tubuh istrinya.7926Please respect copyright.PENANAla758bBEdM
7926Please respect copyright.PENANAtN7QetsbDQ
Seketika itu juga emosinya memuncak. Bayangan yang silih berganti muncul dikepalanya itu membuat amarahnya naik tak tertahan. Dia melihat jam, sudah jam 11 lewat. Dia tak tahu sejak kapan Cita berangkat, tapi dia tahu istirnya sudah ada dirumah Nada cukup lama. Cukup untuk membuat lelaki yang dia curigai untuk bisa memperdaya Cita.7926Please respect copyright.PENANAZ5PBhGi3Ag
7926Please respect copyright.PENANAI8I6jETFpn
Dengan buru-buru sekali Andi mengambil kunci mobilnya dan bergegas menuju rumah Nada. Dia ingin secepatnya sampai disana, berharap dia belum terlambat. Berharap dia bisa menghentikan aksi bejat lelaki yang ingin menikmati tubuh istrinya. Sampai ditengah jalan dia baru sadar, dimana rumah Nada? Dia kemudian pinggirkan mobilnya, berpikir bagaimana caranya mencari rumah Nada. Menghubungi Cita atau Nada pasti akan percuma. Bisa jadi mereka sekarang sedang ‘sibuk’ dan tak akan membalas ataupun mengangkat telponnya. Andi kebingungan bagaimana bisa mencari rumah Nada. Ditambah dirinya yang sedang emosi, membuat otaknya makin tumpul.7926Please respect copyright.PENANAHku7fU9C5M
7926Please respect copyright.PENANAQi3cGQCeyV
Ada sekitar 5 menit Andi berhenti disitu, berusaha menenangkan dirinya. Barulah setelah tenang dia ingat ada beberapa orang yang bisa dia hubungi, yang siapa tahu saja salah satu diantara mereka tahu rumah Nada. Setelah mencoba beberapa kali, akhirnya ada yang benar-benar tahu rumah Nada dan Andi mendapatkan alamat lengkapnya. Sialnya, ternyata alamat rumah itu harus berputar cukup jauh dari tempatnya berhenti sekarang.7926Please respect copyright.PENANAslOdo0T0yv
7926Please respect copyright.PENANA5PxpLPgcKv
Dengan sangat tergesa-gesa Andi memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Tak peduli dengan orang lain yang hampir dibuatnya celaka. Tak peduli dengan makian orang-orang yang dia lewati. Dia hanya ingin secepat mungkin sampai dirumah Nada untuk menyelamatkan Cita. Selama dijalan Andi hanya bisa mengumpat. Karena dia membawa mobil, jadi tidak bisa selincah motor untuk menembus kemacetan, meskipun sebenarnya tidak terlalu parah macetnya, masalahnya dia sedang sangat terburu-buru.7926Please respect copyright.PENANA4x3krBQ036
7926Please respect copyright.PENANAvmZbUsUEpN
Akhirnya setelah hampir sejam berkutat dengan jalanan, Andi sampai ke komplek perumahan Nada. Tak lama kemudian dia menemukan rumah yang dia cari. Apalagi didepan rumah itu terparkir motor yang dia kenal, motor Cita. Buru-buru dia parkirkan mobilnya, lalu turun dan segera masuk ke rumah Nada. Terlihat Cita dan Nada sedang duduk-duduk sambil ngobrol santai diruang keluarga.7926Please respect copyright.PENANAWq9aemyBn3
7926Please respect copyright.PENANA08QFj3eWHV
7926Please respect copyright.PENANADqCEkS0DIl
“Mas Andi?” ucap Nada terkejut mengetahui kedatangan Andi. Apalagi saat itu kondisi Andi masih kucel karena baru bangun tidur dan belum mandi, ditambah rambutnya yang acak-acakan karena pusingnya memikirkan apa yang terjadi pada Cita.7926Please respect copyright.PENANAUgu5Sr3knG
7926Please respect copyright.PENANAL5SNc35xjj
“Ma, kamu ngapain disini?” tanya Andi tanpa mempedulikan Nada.7926Please respect copyright.PENANAvkddp7KISw
7926Please respect copyright.PENANAfqmPSlYamg
“Kamu sendiri ngapain disini?” balas Cita dengan dingin dan datar.7926Please respect copyright.PENANA66SxYuBjII
7926Please respect copyright.PENANASe6HMeYKam
“Kalau ditanya itu jawab ma. Kamu ngapain aja disini? Sama siapa aja kalian disini?” tanya Andi, dengan agak membentak yang membuat Nada terkejut. Dia juga menengok kekanan kiri mencari siapa tahu ada orang lain dirumah itu, orang yang dia curigai dalam bayangannya tadi.7926Please respect copyright.PENANA1dXLKt79JI
7926Please respect copyright.PENANAmo2GiKVOiI
“Apa pentingnya buat kamu tahu?” balas Cita yang juga mulai meninggi nadanya, terpancing emosinya.7926Please respect copyright.PENANASFcs9tZ7pK
7926Please respect copyright.PENANAmq1C46PARK
“Aku ini suami kamu. Kamu kalau pergi-pergi harus dengan seijinku!” bentak Andi.7926Please respect copyright.PENANACxa0iOvMvk
7926Please respect copyright.PENANArULSHT6sLv
“Jadi kamu masih nganggep aku ini istri kamu?” balas Cita.7926Please respect copyright.PENANAbjDt9U4Thn
7926Please respect copyright.PENANAG6BeAbljoy
“Apa maksudmu?”7926Please respect copyright.PENANAXzJWT4o9aL
7926Please respect copyright.PENANAybfDhgWPht
“Kamu nggak ngerti apa maksudku? Kamu inget yang kamu lakuin malem itu hah?” balas Cita juga dengan membentak.7926Please respect copyright.PENANAeFDer6r9cy
7926Please respect copyright.PENANAoA9Kb26FPW
7926Please respect copyright.PENANAxFCAVwiaRl
Andi sontak terkejut, tak pernah dia mendengar Cita bicara dengan nada seperti itu. Bahkan dirinya tak sadar kalau dia juga sebelumnya membentak Cita, yang membuat Cita bereaksi seperti itu.7926Please respect copyright.PENANAj4MkFeu8D8
7926Please respect copyright.PENANA4oknSOqbP1
7926Please respect copyright.PENANAlzoyo7ipX7
“Apa yang kamu lakuin waktu itu, apa itu perlakuan dari seorang suami kepada istrinya? Dan sekarang seenaknya kamu bilang seperti tadi itu hah?” ucap Cita yang masih dengan nada tinggi, tapi kali ini agak bergetar karena dia menahan tangis.7926Please respect copyright.PENANA00sHF71Tly
7926Please respect copyright.PENANAB4GqPpJqd2
7926Please respect copyright.PENANAEdEOKt7kFc
Andi kembali terdiam. Dia tak punya jawaban untuk pertanyaan Cita itu. Ada sebenarnya, tapi tak mungkin Andi mengatakannya. Terbayang betapa konyolnya jawaban itu kalau sampai terucap. Dan entah apa reaksi Cita kalau mendengar jawaban darinya itu.7926Please respect copyright.PENANAtayWwuFTlm
7926Please respect copyright.PENANA843ZbZoU99
Air mata Cita sudah turun mengalir tapi dibiarkan saja tanpa diseka. Tatapanya terlihat sangat marah sekali kepada Andi. Andi yang tadinya begitu emosi, juga dengan amarah waktu memasuki rumah Nada, sekarang jadi berubah dengan melihat Cita menangis. Hatinya jadi bimbang. Apakah yang aku pikirkan tadi itu berlebihan? Apakah sebenarnya memang tidak terjadi apapun kepada Cita? Batin Andi.7926Please respect copyright.PENANA7bbV5I0gw7
7926Please respect copyright.PENANAMjCu0xTRZn
Nada sejak tadi hanya terdiam saja. Dia jadi semakin yakin kalau dugaannya tadi memang benar. Cita dan Andi memang sedang ada masalah. Meskipun terjadi dirumahnya, dia tidak ingin terlalu ikut campur masalah rumah tangga temannya itu. Dia hanya berharap suara ribut Andi dan Cita tadi tak sampai kedengaran oleh orang lain.7926Please respect copyright.PENANAiYVWiJ9ew0
7926Please respect copyright.PENANAucNlTFS893
7926Please respect copyright.PENANAcfzEfI3UjP
“Aku disini buat foto-foto, dan disini cuma ada aku sama mbak Nada. Kamu masuk kerumah orang nggak pake salam, nggak ada sopan-sopannya. Jadi lebih baik kamu pulang aja sekarang. Aku baik-baik aja disini” ucap Cita. Kali ini nadanya tidak setinggi tadi, tapi suaranya makin bergetar diiringi oleh isak tangisnya.7926Please respect copyright.PENANAL5dFpyiGCN
7926Please respect copyright.PENANAz4YOgPTpbQ
7926Please respect copyright.PENANAIqi1PlmFcu
Dan dengan bodohnya, Andi menurut begitu saja ucapan Cita. Sesuatu yang sangat tidak diharapkan oleh Cita. Dia berharap, paling tidak Andi meminta maaf kepada Nada sebagai pemilik rumah, karena dengan tidak sopannya langsung masuk dan membuat keributan. Tadi yang dilakukan Andi malah berbalik, dengan gontai melangkah keluar, lalu masuk ke mobil dan pergi begitu saja.7926Please respect copyright.PENANAPA6x4Mysiv
7926Please respect copyright.PENANAe8s4vh3LZZ
Seketika itu Cita jatuh terduduk sambil masih terus menangis. Dia menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Nada yang melihat itupun langsung menghampiri Cita, membantu Cita untuk berdiri dan memapahnya agar duduk disofa. Cita masih terus menangis, Nada hanya memeluknya dan mengelus punggungnya, berusaha menenangkannya.7926Please respect copyright.PENANAFTFhxPoIsD
7926Please respect copyright.PENANAdkQBSBteYm
7926Please respect copyright.PENANAbwSRzGDvDe
“Huks, mbak Nada, maafin mas Andi tadi ya, huks. Maaf udah bikin keributan disini” ucap Cita sambil sesenggukan.7926Please respect copyright.PENANAcUoQfbD5Hy
7926Please respect copyright.PENANAkfT4zV2MJg
“Iya iya udah nggak papa. Udah kamu tenangin diri dulu” ucap Nada.7926Please respect copyright.PENANAfebo8Grsp8
7926Please respect copyright.PENANAjbbNZkJd7C
7926Please respect copyright.PENANAKY4PP7Fbwm
Setelah cukup lama akhirnya Cita sudah mulai tenang. Dia masih berada dipelukan Nada yang dengan sabar menenangkannya. Karena tak tahu apa masalahnya, Nada hanya sekedar menyuruh Cita untuk sabar. Setelah tahu Cita sudah mulai bisa menguasai dirinya, barulah Nada bertanya pelan-pelan.7926Please respect copyright.PENANAvU8crFeERP
7926Please respect copyright.PENANAh2twe0E2sL
7926Please respect copyright.PENANAuuA6L7Nkad
“Cit, sebenarnya aku dari tadi udah nebak, kalau kamu lagi ada masalah sama mas Andi. Cuma aku nggak tau apa masalah kalian” ucap Nada.7926Please respect copyright.PENANAMw3A9CQsGc
7926Please respect copyright.PENANAWWoH8KBpgP
“Iya mbak, kami emang sedang ada masalah. Sebenarnya aku udah mulai berpikir buat maafin dia, tapi nggak tau kenapa dia malah kesini tadi, nggak ada sopan-sopannya, malah ngajakin ribut juga. Maaf banget ya mbak”7926Please respect copyright.PENANAEbDoxxNRoV
7926Please respect copyright.PENANAapkIjVB5ZN
“Iya udah nggak papa. Tapi, kalau boleh tau nih, emang kalian sedang ada masalah apa sih?”7926Please respect copyright.PENANAQuIFo9DLYd
7926Please respect copyright.PENANAxhkoq3yUMH
“Hmm maaf banget mbak Nada, untuk sekarang aku belum bisa cerita. Tapi aku nanti pasti cerita kok sama mbak, karena sekarang mbak satu-satunya orang yang aku percaya. Tapi jangan sekarang ya mbak?”7926Please respect copyright.PENANA0gazJBxwt6
7926Please respect copyright.PENANAkSjb3dF94I
“Oh gitu. Yaudah nggak papa, yang penting kamunya sekarang tenang aja ya. Semua masalah pasti ada solusinya kok Cit. semoga masalah kalian bisa cepat selesai”7926Please respect copyright.PENANAM6VWIDswph
7926Please respect copyright.PENANAEmx6c2GX1U
“Iya mbak makasih”7926Please respect copyright.PENANAcvVqwbqS0M
7926Please respect copyright.PENANA4udiZj7RCi
7926Please respect copyright.PENANAcq6zt0gzlu
Cita mulai melepas pelukan Nada. Dia menyandarkan tubuhnya disofa. Nada bangkit untuk mengambilkan Cita minuman.7926Please respect copyright.PENANAPZcSr4JITI
7926Please respect copyright.PENANA0nPHT7xXL7
7926Please respect copyright.PENANA4qUkK0LEIk
“Mbak”7926Please respect copyright.PENANA1UUyAdfGAP
7926Please respect copyright.PENANAtl3kyMjI7a
“Iya kenapa Cit?”7926Please respect copyright.PENANA8Mw8p19WFb
7926Please respect copyright.PENANAOeOcXNEOmH
“Hmm, aku malem ini nginep sini ya? Boleh nggak?”7926Please respect copyright.PENANApQqTKfuD1M
7926Please respect copyright.PENANAT7rCjhXV1k
“Lho nginep sini?”7926Please respect copyright.PENANAtGoyoQwG29
7926Please respect copyright.PENANAlroPao5gDf
“Iya mbak. Aku males pulang. Lagian mbak Nada kan sendirian, jadi sekalian aku temenin aja ya mbak?”7926Please respect copyright.PENANAQE35nX75Pg
7926Please respect copyright.PENANAtURCFwnqti
“Hmm gimana ya Cit”7926Please respect copyright.PENANAybX2RZrBYh
7926Please respect copyright.PENANAnTWquVgOfN
“Mbak Nada keberatan ya?”7926Please respect copyright.PENANAryWs2orTa1
7926Please respect copyright.PENANA8mJHMCr4hA
“Aku sih bukannya keberatan. Aku sih seneng-seneng aja ada temennya. Yaudah, boleh aja, tapi kamu ijin sama mas Andi dulu ya”7926Please respect copyright.PENANAsgSH5NpO62
7926Please respect copyright.PENANADwLkeQShug
“Nggak mau mbak. Aku males ngomong sama dia”7926Please respect copyright.PENANA4Jbj9UIDs7
7926Please respect copyright.PENANA7K4NMYWl0g
“Lho ya jangan gitu. Mau gimanapun keadaan kalian saat ini, kamu itu tetap istrinya lho. Jadi kamu harus tetep ijin sama dia”7926Please respect copyright.PENANA0NX8E2XOlf
7926Please respect copyright.PENANAnqKkErwdFN
“Pokoknya nggak mau mbak, aku beneran males sama dia mbak” Cita tetap bersikukuh tidak mau mengikuti kata-kata Nada.7926Please respect copyright.PENANAf74NzUQuKU
7926Please respect copyright.PENANAsCS9FHDT9d
“Hmm, yaudah deh. Tapi kalau ada apa-apa, aku nggak mau sampai kebawa-bawa lho ya?”7926Please respect copyright.PENANAiiBvTH7QRR
7926Please respect copyright.PENANA73eqWYRWkH
“Iya mbak, mbak Nada tenang aja. Ini masalah antara aku sama mas Andi, nggak akan bawa-bawa mbak Nada. Aku cuma butuh tempat buat istirahat aja malem ini mbak, dan nggak mungkin aku pulang dengan kondisi kami yang kayak gini”7926Please respect copyright.PENANAHc0bVXZJ6j
7926Please respect copyright.PENANAhx52L5YgPO
7926Please respect copyright.PENANAT99OA2DDtR
Nadapun mengangguk. Sebenarnya dia tidak keberatan kalau Cita menginap disini, tapi yang membuatnya merasa tak enak adalah Cita menginap tanpa ada ijin dari Andi. Tapi sepertinya memang Cita sedang sangat marah kepada Andi. Mungkin ada baiknya Cita menginap disini dulu, untuk sekedar menenangkan hatinya sebelum nantinya pulang kerumahnya.7926Please respect copyright.PENANAKfnig9GDpJ
7926Please respect copyright.PENANAY71NEEXVld
Karena memang Cita harus menginap disini, diapun harus membatalkan acaranya malam ini. Dia melihat Cita lebih membutuhkannya saat ini. Apalagi yang dia tahu Cita tidak terlalu banyak punya teman dekat, jadi dialah satu-satunya yang bisa memberikan tempat istirahat untuk Cita malam ini. Nadapun kemudian mengambil hpnya, lalu tanpa sepengetahuan Cita dia menghubungi Andi untuk memintakan ijin agar Cita menginap dirumahnya malam ini. Andi hanya mengiyakan saja tanpa banyak bicara lagi. Dan Nada juga menghubungi seseorang untuk membatalkan acara mereka nanti malam dengan memberi sedikit alasan.7926Please respect copyright.PENANAQB2jBSv7Ap
7926Please respect copyright.PENANAhL2atmjFlw
*7926Please respect copyright.PENANALekLMSSDbT
*7926Please respect copyright.PENANAziwta57j6H
*7926Please respect copyright.PENANA9v9tTCetxa
*7926Please respect copyright.PENANAo3g5KekU2C
*7926Please respect copyright.PENANABdVCiXgwEU