Selamat Hari Raya Nyepi 😊🙏
Taeri merasa ada yang aneh hari ini. Tapi tak tahu apa. Tapi terasa aneh. Seperti ada suatu rutinitas yang setiap harinya ia lakukan, namun tidak ia lakukan hari ini. Tapi ia tak bisa ingat, kebiasaan apa itu.134Please respect copyright.PENANAaCzDhQAuU4
"Bomi, coba lihat aku sebentar!" Ucap Taeri pada sahabatnya yang tengah khusyuk mengerjakan tugas yang diberikan guru Jung sebelum pergi ke kantor guru untuk rapat.
"Hm?" Gumam Bomi yang rela melepas atensinya pada tugasnya yang hampir rampung.
"Apa ada yang aneh dari penampilan ku?" Tanya Taeri. Bomi menggeleng. Tak biasanya Taeri bertanya tentang penampilan padanya.
"Dasi! Apa aku pakai dasi? Baju seragam ku sudah lengkap kan? Eh? Atau aku salah pakai seragam?" tanya Taeri bertubi-tubi. la mengabsen satu persatu atribut sekolah yang ia kenakan.
"Kau ini kenapa sih, Taeri?" Bukannya menjawab, Bomi justru balik bertanya. Sahabatnya benar-benar aneh. Sudah sama anehnya dengan kekasihnya.
"Heh.. entahlah. Aku hanya berfikir sepertinya aku melupakan sesuatu. Tapi aku tidak tau apa" ucap Taeri dengan nada sedihnya. la benar-benar frustasi kali ini.
"Sudah lah. Mungkin kau hanya lupa sarapan saja tadi pagi. Kerjakan soalnya, lalu kita menyelinap ke kantin. Oke?" Hibur Bomi.
"Hm" gumam Taeri membalas.
°
°
°
Suasana kantin mulai ramai dipenuhi siswa-siswi lainnya yang berebut antrian makan. Beruntung saja Taeri dan Bomi kini sudah duduk nyaman di bangku makannya. Menu makan siang kali ini adalah daging panggang, makanan kesukaan Taeri. Tapi anehnya, Taeri tak selera. Fikirannya melayang entah kemana. Yang jelas otak kecilnya sedang mecari kepingan ingatannya yang ia lupakan.
"Boleh aku bergabung?" Ucap seseorang yang kini berdiri di ujung meja, menunggu persetujuan kedua perempuan manis itu.
"Tentu saja. Duduk lah, Jisung!" Ucap Bomi dengan entengnya. Tak ingat saja, kekasih Taeri akan berubah menjadi gorila saat melihat Taeri berdekatan dengan mantannya.
"Nih!" Tiga lembar daging panggang milik Jisung kini sudah berpindah tempat ke piring Taeri.
"Oh? Hai Jisung" sapa Taeri yang baru menyadari ada Jisung yang duduk disebelahnya.
Taeri sedikit menggeser badannya yang sedikit berdempetan ke arah Jisung, agar mantan kekasihnya itu bisa makan dengan nyaman.
"Kau sedang tak selera makan yah?" Tebak Jisung dan tepat sekali.
"Hmm.. aku hanya tak lapar" elak Taeri.
"Tunggu sebentar!" Ucap Jisung yang kini tengah berlari ke tempat penjual camilan. Beberapa menit kemudian, Jisung kembali dengan se cup mie instan dan juga sekotak susu strawberry kesukaan Taeri.
"Isi lah perut mu sedikit saja. Ingat! Kau punya sakit maag!" Ucap Lembut Jisung.
Mantan kekasih Taeri itu dengan telaten mengaduk-aduk mie agar tidak terlalu panas saat dimakan Taeri, hingga Jisung juga menaruh sumpit ke tangan Taeri.
"Makan lah!" Ucap Jisung dengan menepuk-bnepuk lembut surai karamel Taeri sebelum menyantap makanannya sendiri.
Taeri hanya bisa mengerjabkan matanya tak percaya. Bagaimana Jisung masih bisa memperlakukannya seperti sebelum mereka putus sampai saat ini. Taeri tak suka. la yang memutuskan Jisung, seharusnya Jisung membencinya. Bukan malah berlaku lembut seperti ini pada Taeri.
°
°
°
Taeri membulatkan matanya saat menemukan Hyunjin yang berkeringat, berdiri di depan tiang bendera bersama kedua temannya. Taeri ingat sekarang!
Hal mengganjal yang dirasakan Taeri sepanjang hari ini adalah tak mendapati kelakuan ajaib kekasihnya. Dan kali ini apa lagi yang kekasihnya buat sampai ia harus dijemur di bawah terik sinar matahari yang sudah meninggi di atas kepala.
Bahkan ia bisa lihat jelas lelehan keringat memenuhi wajah tampan kekasihnya juga kedua kakak kelasnya.
Taeri berlari menyebrangi lapangan untuk menghampiri kekasihnya yang berdiri dengan kedua tangan terangkat keatas.
"Oppa!" Panggil Taeri tepat saat berdiri di depan kekasihnya. Hyunjin melirik sebentar lalu mendongakkan kepalanya lagi ke atas menatap bendera.
"Apa lagi yang kau lakukan? Astaga! lihat keringat mu.."
"Masuk kelas sana! Sudah mau bel masuk!" Ucap Hyunjin, tanpa menoleh pada Taeri.
Aneh. Tak biasanya Hyunjin berucap dingin pada Taeri. Bahkan saat mereka bertengkar sekalipun.
"Sini ku lap dulu keringat mu!" Taeri mengusap keringat Hyunjin dengan lengan kemejanya sendiri. Namun belum sempat Taeri mengelap semua lelehan keringat Hyunjin, lelaki itu sudah mengelakkan kepalanya menolak usapan Taeri.
"Sudah lah! Masuk! Atau kau akan berakhir sama seperti ku sampai bel pulang sekolah!" Ucap Hyunjin datar.
Taeri menurut. Siapa tahu Hyunjin sedang berada di suasana hati yang buruk. la akan menunggu sampai kekasihnya mau bercerita padanya. Seperti yang biasanya mereka lakukan saat memiliki masalah satu sama lain atau masalah mereka bersama.
•••TBC•••
ns 172.69.58.58da2