Dentingan gelas-gelas memenuhi sebuah restoran di pusat kota. Hari ini para alumni mahasiswa Kedokteran tahun 2016 berkumpul untuk reunian mereka setelah 2 tahun lulus. Nathan mungkin akan jadi orang yang paling bahagia saat ini. Karena bertepatan dengan malam ini, ia resmi melamar Cintya kekasihnya yang sudah ia pacari selama 4 tahun lamanya. Semua orang bersorak ria kecuali Violet. Dia hanya meminum wine nya dengan rasa sedih di pojok sana. Kurang ajar. Bagaimana mungkin dia dilukai oleh orang yang paling ia cintai pada saat-saat seperti ini?
"Kapan kalian akan menikah?" Tanya salah satu teman di seberang Violet.
"Mungkin satu tahun lagi. Aku belum melamar Cintya secara resmi hehe..." Nathan menggaruk kepala bagian belakangnya pelan. Sementara Cintya yang duduk di sampingnya terus saja tersenyum karena rasa bahagianya malam ini.
Violet sudah tidak tahan dengan suasana menyesakkan ini. Dia pun memilih pergi. Mungkin pulang lalu mengurung diri dikamar akan terasa jauh lebih baik daripada terus-terusan melihat kebahagiaan sahabatnya itu.
"Jangan pulang dulu..."
"Maaf." Violet tak memperdulikan seruan salah seorang temannya, Anggi. Bahkan ia tak sadar jika Nathan sudah mengikutinya dari belakang.
"Kau pasti sedang dalam mood yang buruk." Violet menoleh ke arah Nathan setelah mereka tiba di parkiran.
"Tidak juga."
"Lalu kenapa kau pergi?"
"Bisakah kau memelukku? Sekali saja?"
"Kau pasti sudah sangat mabuk. Sudah sana pulang."
Sudahlah.. Memangnya sejak kapan Nathan menganggap seluruh perkataan Violet sebagai sebuah keseriusan?
°
°
°
Satu tahun berikutnya Violet kembali diundang ke acara pesta lajang Nathan. Mereka sudah saling kenal sejak tahun pertama SMA, dan Violet juga berteman dekat dengan Cintya sejak di universitas. Disaat orang lain bercanda dan mengobrol di ruang tamu, Violet malah memutuskan untuk menyendiri di taman belakang rumah Nathan. Dengan sebotol anggur sebagai temannya.
Lusa Nathan akan resmi menyandang gelar sebagai suami Cintya, dan Violet belum rela akan hal itu. Sejak lama Violet sudah berusaha memberitahu Nathan perihal perasaannya, namun Nathan selalu tertawa dan mengabaikannya. Violet memang tipikal orang yang suka bercanda, mungkin itulah yang membuat Nathan meragukan ungkapan Violet.
"Kenapa menyediri?"
"Aku benci keramaian." Balas Violet datar. Mulut nya kembali menyesap minuman merah tersebut.
"Hey, sejak kapan hah?"
"Sejak 2 bulan lalu."
"Baiklah. Ceritakan padaku, kau sedang ada masalah apa?"
"Bisakah kau memelukku?" Pinta Violet.
Satu tahun yang lalu Nathan hanya mengabaikan permintaan kecil tersebut. Namun berbeda dengan malam ini.
"Baiklah. Kemarilah..."
mereka pun akhirnya berpelukan. Violet tak menyia-nyiakan kesempatan. la menyesap wangi parfum Nathan untuk yang terakhir kalinya.
"Aku selalu bilang padamu, jika aku mencintaimu bukan?"
"Hey Violet, aku ini calon suami sahabatmu sendiri." Balas Nathan mulai tak bersahabat.
"Sahabat? Sahabat mana yang merebut pria yang sahabatnya suka hah?"
"Hentikan candaanmu Violet."
"Aku selalu mencintaimu. Aku yang lebih dulu mengenalmu. Tapi kau malah memilih Cintya. Kau lebih memilih orang yang baru kau kenal selama beberapa minggu dibandingkan aku."
"Aku minta maaf." Ujar Nathan menyesal.
"Kalau begitu bagaimana dengan ciuman perpisahan?"
"Kau gila?!"
"Laki-laki ini." Violet menunjuk dada Nathan. "Seharusnya laki-laki ini lah yang menjadi suamiku. Tak bisakah aku memilikimu selama beberapa detik saja?"
Nathan pun mulai terbuai dengan ucapan Violet dan mengiyakan permintaan gila sahabatnya itu. Mereka pun berciuman di taman belakang rumah Natyan. Namun kegiatan mereka di ketahui oleh Cintya. Langsung saja wanita cantik itu mendorong tubuh Violet lalu menampar pipi Nathan. (Hahahah mampus)
"Apa yang kalian lakukan?"
"Berciuman. Memangnya apa lagi?" Balas Violet.
"Aku bisa jelaskan-" ucapan Nathan terpotong dengan kalimat Violet.
"Kami sudah berselingkuh Cintya. Sejak 2 tahun lalu." Cintya menatap Nathan tajam.
"Benarkah? Jadi kau mengkhianati ku selama ini? Baiklah! Pernikahan kita batal."
"HEY! CINTYA! Violet mengapa kau berbohong?"
"Aku tak berbohong. Kita memang harusnya sudah berpacaran sejak lama Nathan." Nathan ingin menyumpah serapahi Violet, namun dia memilih untuk mengejar Cintya daripada meladeni Violet sekarang.
"Kerja bagus Violet. Jika kau tidak bisa memiliki Nathan, maka Cintya pun tidak bisa."
°
°
°
Rencana pernikahan Nathan harus di tunda selama beberapa minggu karena perbuatan Violet waktu itu. Setelah kejadian itu mereka tidak lagi bertemu maupun bertukar pesan. Nathan sangat marah padanya. Namun takdir berkata lain, hari ini mereka kembali dipertemukan di reuni tahunan mereka. (Reuni Mulu -_-)
Nathan sedikit menjaga jarak terhadap Violet, ia lebih memilih untuk menemani Cintya dan berkumpul dengan kelompok teman yang lainnya. Sementara Violet kembali duduk di pojok restaurant sambil merokok. Sepertinya kejadian 2 bulan lalu tidak mempengaruhinya.
Brakk
Mejanya tiba-tiba di gebrak kasar oleh Cintya yang mungkin baru sadar akan kehadirannya.
"Karena wanita murahan sepertimu, pernikahanku terganggu. Dasar jalang."
Violet membuang wajahnya kesamping dan menghembuskan asap rokoknya. la pun berdiri dan menatap Cintya remeh.
"Yang jalang disini kau Cintya. Kau ingin kebusukanmu ku bongkar disini hah?"
"Violet hentikan! Kau yang bersalah disini." Sergah Nathan.
Violet merasa kesal bukan main terhadap kedua orang didepannya ini.
"6 tahun yang lalu, 6 tahun yang lalu aku bilang padamu jika aku mencintai Nathan. Namun kau malah merebutnya dariku. Siapa yang jalang disini?" Teriak Violet. Otomatis saja mereka bertiga menjadi tontonan gratis bagi publik.
"Aku selalu bilang padamu jika aku mencintaimu Nathan, namun kau tidak menolakku dengan tegas. Kau lebih memilih untuk mengusap kepala ku dibandingkan mengatakan tidak."
"Sadarlah Violet, aku tidak mungkin bersama mu." Violet menggeleng pelan.
"Maka dari itu, inilah karma kalian berdua karena sudah menyakitiku selama bertahun-tahun sialan!" Nathan dan Cintya melebarkan matanya.
"Aku doakan keluarga kalian akan menderita selama yang aku rasakan selama ini."
Seorang pria lain tiba-tiba muncul ditengah pertengkaran mereka.
"Ayo kita pulang." Pria itu menarik Violet pelan lalu memasangkan jaketnya ke punggung Violet.
"Kau sudah memberi mereka undangannya?" Tanya pria itu. Violet menggeleng pelan. Tangannya merogoh tas kecil yang ia bawa.
"Ini, datanglah ke pernikahan ku besok." Semua orang sontak kaget dengan apa yang baru saja Violet serukan.
"Ayo kita pulang."
°
°
°
Flashback on
"Apa yang kau lakukan hah? Mengapa Nathan dan Cintya tidak jadi menikah?" Violet mengabaikan seruan pria lain dibelakangannya itu. Lebih memfokuskan dirinya pada game yang tengah ia mainkan.
"Hey Violet jawab aku!"
"Berisik Kavin!"
"Kau apakan Nathan sehingga Cintya marah seperti itu hah?"
"Aku hanya berciuman lalu bilang pada Cintya jika kami berselingkuh. Lagipula sudah sepantasnya mereka berpisah. Karena Cintya tidak seharusnya bersama Nathan sejak awal." Kavin menatap Violet dengan sendu.
"Kau masih mengharapkannya?"
"Entah lah.. yang pasti aku lega mereka berpisah."
"Lalu bagaimana dengan kita?" Violet mempause game nya dan menatap Kavin serius .
"Kita harus mengumumkan pernikahan kita."
"Tapi kau baru saja mengaku sebagai selingkuhan pria lain. Tidak masuk akal jika kau--"
"Mau atau tidak?"
"Dasar gila!" Umpat Kavin pelan lalu mengusak kepala Violet dengan lembut.
"Kita sama gilanya Kavin. Jika kau waras kau pasti tidak akan menungguku selama ini. Maaf belum bisa mencintaimu."
"Tak apa... aku bisa menunggumu 10 tahun lagi."
"Jika aku belum bisa juga?"
"Maka aku akan menunggumu 20 tahun lagi. Aku akan menunggu selama yang aku bisa." Seru Kavin. (Avv mau punya pacar kyk Kavin 🥺)
"Untung saja ayahku menjodohkan kita berdua." Sambungnya lagi.
"Nanti di pernikahan kita, kita harus undang seluruh teman-teman kuliah ku termasuk Nathan dan Cintya, oke?"
"Kau ingin pamer hah?"
"lyalah.."
•••END•••
Hayo kamu dukung spa?
#Violet or #Cintya
ns 172.70.127.35da2