Hanahaki Byou atau yang biasa disebut Hanahaki Disease, merupakan sebuah penyakit yang menyerang saluran pernapasan manusia. Penyakit ini mengakibatkan tumbuhnya kebun bunga di paru-paru manusia. Bunga-bunga itu akan terus mekar dan bertumbuh hingga menyumbat sistem pernapasan, termasuk batang tenggorokan. Bila sudah parah, penderitanya dapat meninggal karena kekurangan oksigen. (Ini penyakit fiksi ya!)
Hanahaki Disease menceritakan tentang kisah seseorang yang cintanya bertepuk sebelah tangan, dimana mereka yang cintanya tak pernah terbalas akan mulai mengalami batuk berkepanjangan disertai dengan muntah bunga. Bunga yang keluar tersebut adalah akibat dari layunya beberapa bunga di kebun paru-paru itu. Seperti yang sudah diketahui, penyakit ini dapat menjadi mematikan bila tak segera diobati.
Ada dua cara yang bisa digunakan, yaitu :
1. Yang pertama adalah dengan membuat si X yang kamu cinta membalas kembali cintamu sehingga rasa rindumu dapat terpenuhi. Kemungkinan terjadi cara ini sangatlah kecil, sebab tak mudah bagi si X untuk tiba-tiba berbalik dan mencintaimu, apalagi dalam jangka waktu yang relatif pendek.
2. Cara yang ini jauh lebih mudah dari yang pertama. Kamu tinggal harus menjalani operasi pengangkatan bunga-bunga itu dari paru-parumu. Konsekuensinya, perasaanmu pada si X akan hilang atau musnah bersamaan dengan kebun bunga tersebut.
•••••
Kalian percaya takdir tidak?
Aku percaya, bahkan membuatku sakit.
Ada alasan untuk setiap orang yang hadir di hidup yang kalian jalani.
Walau, mungkin hanya dalam mimpi.
- Myoui Mina, 28.01.2021
•••••
Mina berjalan menyusuri jalan setapak yang ada di taman yang ia kunjungi. Ia tersenyum menatap seseorang yang akhir-akhir ini sering dilihatnya dan membuat hatinya menghangat. Orang itu sedang asyik bercengkrama dengan teman-temannya. Tawa orang itu membuat Mina ingin ikut tertawa bahagia.
"Andai dia melihatku" Gumam Mina sendu
"Mina, ayo." Panggil Momo, sahabat Mina. Perempuan manis itu tersadar dari fokusnya lalu mempercepat langkahnya menyusul Momo yang sudah jauh di depan sana.
"Nanti keburu abis menunya. Ayo cepat" Momo menarik pelan tangan Mina agar melangkah lebih cepat. Mereka menuju sebuah kafe yang baru buka.
Momo tak ingin ketinggalan karena perempuan bersurai dark brown itu merupakan anak hits instagram yang suka ngepost tentang review menu makanan atau pun minuman. Followersnya jangan ditanya, sudah jutaan.
Mina sering menjadi modelnya (untuk berfoto dengan memegang makanan/ minuman ataupun membuat video sedang makan). Itung-itung makan gratis. Mina tidak mau menolak rejeki. Sering juga Momo membelikannya barang-barang branded sebagai balasan karena sudah mau ikut dengannya.
"Kamu liatin apa Min?" Tanya Momo yang melihat Mina tidak fokus dengan makanan mereka yang sudah tertata rapi diatas meja.
"Oh, gak penting kok" Mina kembali tersenyum namun dadanya berdenyut sakit.
•••••
"Huek...uhuk...uhuk" Mina membuka matanya lalu duduk dan memuntahkan beberapa kelopak bunga Anemone merah di lantai. Ia menatap miris kearah kelopak-kelopak bunga yang tengah berserakan di lantai kamarnya tersebut. Indah, namun tak seindah kisahnya.
Ia mengambil beberapa lembar tisu lalu menyeka darah yang tersisa di sekitar mulutnya. Kemudian ia turun dari ranjang untuk membersihkan kelopak-kelopak bunga tersebut.
•••••
"Ini, minum" Mina menerima satu botol susu pisang dari Haruto, sahabatnya sejak awal kuliah
"Makasih, Haruto" Ucap Mina lalu kembali menengadah ke langit sore. Mina dan Haruto kini masih berada di kampus, tepatnya di taman Fakultas mereka, Fakultas Ekonomi. Mina dan Haruto satu jurusan yaitu, Manajemen.
"Mikirin apa?" Celetuk Haruto yang penasaran Sahabatnya satu minggu ini semakin aneh dan murung
"Gapapa" Balas Mina masih menatap langit.
"Aku disini, Min" Haruto meraih tangan Mina lalu menggenggamnya. Ia mengusap pelan tangan mungil itu.
"Aku tau. Makasih ya" Haruto tersenyum, ia paham jika mina belum siap untuk cerita padanya.
"Kalau kamu udah bisa cerita, cerita sama aku ya" Mina mengangguk dan tersenyum.
"Ayo balik, udah ga ada kelas juga" Mereka kemudian meninggalkan kampus bersama.
•••••
Mina melemparkan tasnya ke karpet lalu menjatuhkan dirinya di ranjang Momo. Ia sangat kelelahan akhir-akhir ini karena penyakitnya yang begitu aneh. Ia mulai memejamkan mata lalu menyelam ke dunia mimpinya.
•
•
Perempuan manis itu menatap laki-laki bersurai hitam yang duduk dua meja di depannya. Saat mereka bertemu tatap, si manis mengalihkan pandangannya.
"Boleh aku duduk disini?" Si manis mendongak dan membulatkan matanya kaget. Laki-laki bersurai Hitam itu mengambil tempat duduk di meja perempuan manis tersebut.
"Namamu siapa?" Tanya laki-laki itu
"M-Mina." Cicit si manis.
"K-Kamu?" Tanya si manis yang bernama Mina itu.
"Aku Nakamoto-"
•
•
"Huek...uhukuhuk" Mina kembali terbangun dari tidur siangnya dan memuntahkan beberapa kelopak bunga anemone yang masih berwarna merah.
"Kamu gapapa?" Tanya Momo khawatir. Ia buru-buru mengambil tisu dan membantu membersihkan sekitar mulut Mina. Setelah itu Momo membersihkan semua kelopak bunga yang dimuntahkan Mina di ranjangnya.
Mina saat ini berada di apartemen Momo, sahabatnya sejak SMA. Sekarang mereka masih satu kampus, namun beda jurusan. Momo jurusan akuntansi.
"Sejak kapan?" Tanya Momo setelah membersihkan seluruh muntahan Momo dan perempuan manis itu sudah tenang.
"Hampir dua minggu. Tapi gak tiap hari" Cerita Mina. Momo mendengarkan dengan serius
"Sama siapa?" Lanjut Momo
"Gak tau" Momo menaikkan satu alisnya bingung.
"Masa gak tau? Penyakit seserius ini kamu gak tau karena siapa?" Tanyanya tidak percaya.
"Beneran. Aku gak tau dia siapa"
"Anak fakultas mana?" Momo masih bertanya kalem
"Momo, kamu pasti mikir aku aneh ntar kalo aku ngasih tau"
"Kita udah sahabatan dari lama. Lagian, gak ada yang aneh didunia ini. Kalau kamu sakit, pasti ada obatnya dan kamu pasti bisa sembuh kalau mencoba berusaha" Ucap momo meyakinkan Mina.
"Aku.. Kayak gini... Karena orang di mimpiku." Mina menunduk. Momo speechless.
•••••
"Kak, kalau teman lo ada masalah tapi dia belum siap cerita, lo gimana?" Tanya Haruto kepada kakak sepupunya, Nakamoto Yuta.
Yuta yang sedang sibuk dengan tugas kuliahnya beralih menatap wajah adik sepupunya tersebut yang duduk di pinggir ranjangnya. Tumben sekali Haruto berkunjung ke apartemennya. Mereka memang tinggal di gedung apartemen yang sama, namun beda unit. Mereka juga tidak terlalu sering ngumpul. Sibuk dengan urusan masing-masing.
"Setiap orang beda-beda, Ruto. Kalau dia belum siap buat cerita, ya tunggu aja. Kadang, gak semua masalah harus dikasih tau ke yang lain, walau itu sahabat lo sendiri. Kalau gue jadi lo, gue bakal tetap support, walau gak tau masalahnya. Yang penting kita selalu ada."
Haruto mengetuk-ngetuk dagunya dengan jari tanda mengerti
"Gimana orang yang lo bilang minggu kemarin kak? Udah ada kemajuan?" Haruto merubah topik pembicaraan.
Yuta menutup laptopnya lalu berdiri dan menatap keluar jendela kamarnya.
"Dia...terlalu jauh dan misterius. Gue gak yakin yang gue lihat di kampus itu beneran dia" Haruto mengernyit bingung.
"Lah? Kok gitu? Kan kakak udah ketemu katanya?" Yuta tersenyum miris.
"Iya, udah sering ketemu
119Please respect copyright.PENANAbPFn9bDgPW
119Please respect copyright.PENANADuRK0QpNbU
119Please respect copyright.PENANAftBAKfCyDE
119Please respect copyright.PENANADaO34PFgXZ
di mimpi."
Haruto melongo seperti orang bego.
•••••
Haruto mengambil duduk di samping Mina. Mereka siang ini ada jadwal kuliah.
"Hei" Haruto menepuk pelan bahu perempuan manis di sampingnya yang masih melamun. Tampak menyedihkan sekali.
"Hm" Balas Mina singkat.
"Kenapa lagi? Mau ke kantin gak? Masih satu jam lagi kan kelas dimulai" Mina menggeleng pelan
"Yha, padahal aku lapar. Temenin dong?" Bujuk Haruto dengan mengalungkan tangannya di lengan Mina dan memasang muka memelas.
Mina menghela napas pasrah.
"Ayo" Akhirnya mereka berjalan ke kantin.
Mina memainkan ponsel Haruto sambil menunggu pemuda tinggi itu selesai memesan makanan. Ia ingin melihat hasil foto mereka ketika nonton konser EXO satu bulan yang lalu. Mereka merupakan boy grup yang sedang terkenal di kalangan anak muda.
Mina, Momo dan Haruto merupakan Fans garis tegang tanpa kendor.
"Eh, ini? Kyak pernah liat" Mina bermonolog sendiri ketika melihat foto-fotonya bersama Haruto dan Momo.
"Hm...mungkin cuma fans lain yang lewat-lewat doang pas kita foto" sambungnya lagi, hingga Haruto kembali dengan senampan makanan dan minuman.
"Liat apa?" Tanya Haruto lalu meletakkan nampan di atas meja.
"Liat foto kita waktu konser bulan kemarin"
"Kamu belum ngirim dari ponsel aku kan?" Mina mengangguk
"Ntar aku kirim. Sekarang mau liat aja" Ujar Mina. Haruto melahap makanannya.
"Aaa.." Haruto menyodorkan satu sendok nasi goreng seafood kepada Mina. Perempuan manis itu membuka mulutnya dan menerima suapan Haruto.
"Jangan murung terus. Aku jadi sedih" Celetuk Haruto dengan memasang wajah sedih.
Mina tersenyum di paksakan
"Iya, kamu gak perlu khawatir kok. Bukan masalah serius" jawab Mina.
Haruto menghela napas berat.
"Hai, kak Mina" Sapa adik tingkat Mina yang kini tidak memakai behel lagi, dulu pas awal-awal kuliah ia memakai behel seingat Mina.
"Hai juga Asahi" Sapa Mina. Haruto sudah melayangkan tatapan tak bersahabat
"Kak Mina makin manis aja" Goda Asahi.
"Heh bocah, kuliah sana. Jangan ngerdus mulu!" Ujar Haruto tajam.
"Hilih, kalah saing bilang" Ucap yang lebih muda sinis. Lalu Asahi melengos begitu saja meninggalkan kedua kakak tingkatnya tersebut setelah melayangkan sebuah kedipan ke Mina. (Genit bat)
Ting!
Kak Yuta
|Nanti gue nebeng lo ya? Mobil gue masuk bengkel
Mina memperhatikan Haruto yang tengah membaca pesan di ponselnya.
"Dari siapa? Serius banget" Tanya Mina
"Ini, kakak sepupu aku. Tumben banget ngechat. Jadi aku kaget" Mina mengangguk mengerti
"Huh? Kamu punya kakak sepupu?" Tanya Mina ketika sudah menyerap semua kalimat Haruto. Pemuda yang lebih tinggi itu mengangguk
"Aku belum cerita ya? Dia anak teknik. Satu angkatan di atas kita. Tapi aku jarang bareng dia, makanya kamu gak tau" Mina mengangguk paham.
•••••
Mina mematikan lampu kamarnya.
"Please, jangan datang ke mimpiku". Setelah mengucapkan hal tersebut, Mina memejamkan matanya dan mulai tidur.
•
•
"Woi yang rambut peach, gerakan lo salah" Teriak Haruto. Mina yang diteriaki cuma menunduk dan menahan air matanya agar tidak jatuh.
"Sini, kakak bantuin. Ini kamu kakinya jangan terlalu kedepan" Mina menatap dalam ke dalam manik kelam ketua club dance tersebut. Haruto di sudut ruangan hanya menatap tak suka.
"Kalau mau ngasih tau tuh baik-baik Ruto. Mereka kan masih baru" Ujar pemuda surai dark itu kepada Haruto.
"Kamu istirahat dulu aja ya? Udah latihan tiga jam kan?" Mina mengangguk dan membungkuk kepada ketua klub dancenya itu.
"Makasih ya kak" Ucapnya. Tangan yang lebih tua terangkat untuk mengusak pelan surai peach si manis
"Iya sama-sama. Jangan masukin ke hati ya kalimat gak guna Haruto" Mina hanya tersenyum dan mengangguk paham.
"Nih ambil" Yang lebih tua memberikan satu botol susu stroberi kepada Mina. Mina ragu untuk menerimanya. Haruto di sudut ruangan masih menatap tajam dirinya.
Pemuda bersurai dark itu mengambil tangan mungil mina lalu meletakkan botol susu itu ke telapak tangan Mina.
"Aku beli buat kamu. Diminum ya" Ucapnya lembut dan tersenyum hangat.
"Nanti kita latihan lagi. Kakak mau keluar sebentar mengurus jadwal lomba kita bulan depan." Lalu pemuda tersebut keluar dari klub dance.
"Halah munafik lo! Lo sengaja salah kan biar dapat perhatian ketua? Dasar murahan!" (Julid banget itu mulut)
Deg!
Mina tertohok mendengarkan kalimat panjang wakil ketua klub dancenya. Ia hanya bisa menunduk dengan mata berkaca-kaca menatap satu botol susu stroberi di tangannya.
•
•
Mina berjalan ke arah taman dimana Momo sudah nenunggunya. Mereka duduk di bangku taman yang panjang. Mata Mina menangkap seseorang yang telah mencuri setengah hatinya. Ia memfokuskan atensinya kepada orang itu.
"Kamu gak niat bilang ke dia?" Tanya Momo kepada Mina yang masih saja diam dan memandangi pemuda bersurai dark itu yang berdiri tak jauh darinya yang kini tengah berbicara dengan seorang gadis.
"Aku takut, Momo" Ucap Mina
"Takut? Kamu belum nyoba, Min"
"Aku takut dia bakal benci sama aku" Mina menunduk menatapi jari-jari kakinya.
"Hei, kakak itu baik. Dia sering kan bantuin kamu pas di klub dancenya, kalau kamu masih susah ngapalin gerakan. Gak kayak yang lain ngomel-ngomel terus kalau kita salah, apalagi Haruto. Mulutnya pedes banget kayak cabe!" Momo memegang pundak Mina meyakinkan perempuan itu.
"Tapi....aku takut. Apa aku operasi aja?" Mina menatap Momo dengan tatapan sendu.
"Hai, Mina. Gimana latihan kemarin? Maaf ya, kakak kemarin gak datang dan gak bisa bantuin kamu" Tiba-tiba orang yang mereka bicarakan sudah ada di samping Mina.
Mina sudah membolakan matanya kaget dan menahan denyut di dadanya yang semakin sesak. Ia menutup mulutnya lalu berlari ke toilet meninggalkan Momo dan pemuda bersurai dark tadi.
•
•
"Huek.." Mina membuka matanya paksa dan memuntahkan bunga Anemone yang berwarna kuning. Tanda cemburu.
Mina menangis sejadi-jadinya dan memukul pelan dada kirinya.
"Hiks...kenapa bisa? Lo siapa? Kok cuma muncul di mimpi gue? Hak lo apa bikin gue sesakit ini?" Isaknya sambil memperhatikan kelopak bunga anemone yang berserakan di kasur nya.
•••••
Sudah tiga minggu Mina mengalami mimpi berlanjut dengan orang yang sama, namun ia tak pernah sempat untuk mengetahui namanya. karena setiap orang itu akan nenyebutkan namanya, Mina terbangun paksa dan memuntahkan beberapa kelopak bunga Anemone yang indah.
Momo memberikan segelas iced coffee latte kepada Mina. Ia duduk didepan Perempuan manis itu.
"Kamu benar-benar gak ingat ciri-cirinya kayak gimana? Kamu yakin gak pernah ketemu atau ngeliat dia di suatu tempat sebelumnya?" Tanya Momo. Mina menggeleng pelan.
"Udah warna apa?"
"Kuning".
"Min, gimana kalau kamu operasi aja? Lagian kamu gak kenal orangnya kan. Mungkin aja dia emang gak pernah ada" Saran Momo. Mina tampak berpikir
"Kamu yakin aku bakal sembuh kalau operasi?" Tanya Mina khawatir
"Coba dulu. Aku percaya kamu pasti bisa sembuh. Kalau bukan dia yang jadi penyembuh kamu, mungkin orang lain bakal gantiin posisinya buat nyembuhin kamu"
"Makasih ya Momo. Kamu emang paling ngerti aku." Mina memeluk Momo erat.
Di sisi lain Haruto dan kakak sepupunya sedang memesan makanan dan minuman untuk mereka berdua. Di kafe yang sama. Haruto yang melihat Momo dan Mina lalu ijin menghampiri kedua perempuan itu yang merupakan sahabatnya itu
"Hai, kalian ngapain disini?" Tanya Haruto laku duduk di samping Mina
"Cuma nongkrong aja. Ngisi weekend. Gabut banget di rumah. Kamu sama siapa Ruto?" Tanya Momo
"Sama kakak sepupu. Eh, aku udah dipanggil. Duluan ya. Kapan-kapan kita nongkrong bertiga." lalu Haruto pamit kepada kedua sahabatnya itu. Mina masih diam memerhatikan seseorang yang daritadi mengambil alih seluruh atensinya.
"Min"
"..."
"Mina"
"...."
"Hei" Momo akhirnya menggoyangkan bahu Mina hingga ia kaget dan tersadar dari fokusnya.
"Huh? Apa?" Tanyanya yang sudah kembali menatap Momo. Ketika ia mencari orang yang merebut atensinya tadi, ia sudah kehilangan
"Kamu kenapa? Ngeliatan apa sih?"
"Oh, gapapa. Kita pulang aja yuk?"
Momo mengiyakan ajakan Mina.
•••••
Yuta menyandarkan punggungnya ke sandaran sofa. Ia melayangkan kembali ingatannya ke siang tadi dimana ia berkunjung ke sebuah kafe dengan adik sepupunya.
"Kayak pernah liat. Tapi dimana?" Gumamnya. (Greget euy)
Kerena terlalu kelelahan akhirnya ia tertidur.
•
•
"Kamu udah hapal gerakannya?" Tanya Yuta ke perempuan manis didepannya. Si manis hanya mengangguk dan tersenyum sangat manis.
Tangan Yuta terangkat untuk mengusap pelan pipi perempuan bersurai peach itu.
"Kamu manis" yang lebih muda hanya tersenyum malu-malu. Yuta rasanya ingin menarik si manis ini ke dalam pelukannya saat ini juga. Namu Haruto dan beberapa anggota lain masih ada di ruangan tersebut.
"Nanti aku antar pulang ya?" Perempuan bersurai peach itu mendongak lalu melebarkan matanya kaget, lucu.
"Gak usah kak. Aku bisa pulang sendiri"
"Aku gak nerima penolakan, Mi-"
Tok
Tok
Tok
Yuta membuka matanya kaget ketika mendengar ketokan pintu yang cukup keras dari luar apartemennya.
"Bangsat! Gue hampir tau namanya!" rutuknya.
Cklek
"Ka-"
"Apaan?!" Tanya Yuta tajam memotong kalimat Haruto. Masih kesal karena mimpinya terganggu. Jadi Haruto pelaku yang menghancurkan momen saat Yuta mengetahui nama orang di mimpinya.
•••••
Mina berjalan menelusuri koridor rumah sakit terburu-buru untuk menemui dokternya. Minggu depan ia akan menjalani operasi. Jadi hari ini ia ingin melakukan pemeriksaan terlebih dahulu.
"Aduh!"
Mina mendengus, kala tubuh seseorang menabraknya hingga terdorong mundur.
"Maaf, maaf!" orang tersebut berjongkok untuk memunguti barang-barangnya yang berjatuhan.
Mina menggerutu, namun dia ikut berjongkok dan membantu pemuda itu mengambilkan barang-barangnya.
"Makasih banyak, dan maaf sekali lagi" Ucap pemuda bersurai dark itu.
Pemuda itu mendongak dan Mina seketika merasa nafasnya tercekat, sesuatu dari dalam dadanya mendesak keluar. Si manis bersurai peach itu mendekap mulutnya sebelum terbatuk hebat, dan mendelik saat melihat telapak tangannya.
Ada kelopak-kelopak bunga putih di sana.
Tidak jauh beda dengan laki-laki itu membolakan matanya kaget namun tersenyum ketika menyadari wajah Mina sepenuhnya.
"Kak Yuta, ayo. Eh, Mina?" Teriak Haruto.
•••••
"Ternyata, hari pertama kita bertemu, walau gak saling kenal, itu saat konser EXO ya. Takdir selucu itu" Ujar Mina.
•••END•••
Niatnya mau nulis yang fluffy² ehh malah jadinya yg kyak bgini. Dahlah
ns 172.69.7.74da2