Taeri memandang punggung lebar kekasihnya yang mulai menjauh. Ingin sekali ia menyusul Hyunjin, menenangkan lelaki gila itu yang sedang larut dengan pemikiran rumit yang ia buat sendiri. Tapi, lelaki tampan didepannya kini tengah menunggu jawaban dari Taeri. Taeri menghembuskan nafas panjangnya. Memantapkan hati untuk memberi jawaban untuk mantan kekasihnya. Sekali lagi, biarkan Taeri untuk menjadi orang tak waras setelah ini.
"Jisung, ku fikir kau sudah tau apa jawaban ku. Maafkan aku" lirih Taeri.
Bukan menyesali penolakan untuk mantan kekasihnya yang baru saja mengajaknya kembali bersama lagi, namun karena rasa bersalah sekali lagi telah membuat mantan kekasihnya itu kecewa. Jisung orang baik. Sangat. Saat mereka berpacaran dulu, Jisung sangat perhatian dan juga pengertian. Tapi hatinya memang tak waras. Hatinya tak bergetar seperti saat pertama bertemu si gila Hyunjin di rumah Jisung.
Taeri pikir, itu normal karena untuk pertama kalinya, ia bertemu dengan saudara Jisung. Tapi ketika Hyunjin semakin gencar mendekatinya, Taeri baru sadar. Perasaannya pada Jisung adalah perasaan sayang pada teman. Bukan untuk seseorang spesial. Ada saat dimana hati menolak bereaksi bahkan pada orang yang sangat baik, walau dibujuk atau dipaksa sekalipun. Ada kala juga kita tidak menyadari degub jantung yang bekerja dua kali lebih cepat pada orang dan kesempatan yang tidak tepat.
Jisung tersenyum kecil. Tangannya bergerak mengacak surai perempuan manis didepannya. Bohong jika Jisung tak kecewa. Tapi setidaknya Jisung lega, ada alasan yang tepat untuk rasa kecewanya. Jisung bangga pada Taeri yang kini berani menolak saat hatinya berkata tidak.
"Tak apa. Sana susul Hyunjin hyung!" Ucap Jisung.
"Kalau begitu sampai jumpa lagi Jisung!" Taeri melambaikan tangan mungilnya pada Jisung diikuti kakinya yang berlari kecil-kecil. Bagaimana Jisung bisa cepat Move on jika Taeri masih menjadi satu-satunya orang yang sangat teramat spesial dihatinya. Apa lagi melihat tingkah Taeri yang selalu menggemaskan dimatanya.
°
°
°
"Hyunjin oppa!" Hyunjin memasukkan ponselnya kedalam saku jas nya setelah mendengar namanya dipanggil kekasihnya yang kini berlari-lari kecil menghampirinya. Terlihat imut untuk mata normal dan terlihat menakutkan untuk mata Hyunjin.
"Jangan lari, kau bisa jatuh!" Hyunjin menarik tangan kecil Taeri, agar bisa berteduh di bawah pohon sebelah pintu gerbang. Taeri tertegun. Biasanya Hyunjin akan mengomel ini itu jika melihatnya bersama Jisung. Tapi lagi-lagi hari ini Hyunjin membuatnya merasa semakin ada yang janggal dengan kekasih tak warasnya itu.
"Kenapa cepat sekali bicaranya?" Tanya Hyunjin. Lelaki gila itu kini sibuk merapikan poni acak-acakan Taeri.
"Oppa?" Taeri menatap lekat mata Hyunjin yang entah sengaja atau tidak, menghindari kontak mata mereka.
"Hmm?" Gumam Hyunjin, masih asik memainkan rambut Taerinya, membuat bentuk-bentuk abstrak.
"Aku tak ada apapun dengan Jisung" Taeri menahan tangan Hyunjin yang kembali bergerak memelintir rambutnya.
"Hmm" gumam Hyunjin, membalas ucapan kekasihnya.
"Kau tak percaya? Kenapa tanggapan mu hanya 'Hmm'? Kau marah-marah saja seperti biasanya. Kau yang begini malah membuat ku ngeri Oppa!" Omel Taeri.
Sangat aneh kan, si gila Hyunjin yang tak bisa tenang sedetik saja kini berubah menjadi setenang air. Yah, walaupun Taeri tak tau, ada gelombang juga di dalam air yang tenang.
"Aku percaya, makanya aku hanya bilang 'hmm' saja. Lagian, udara terlalu panas untuk marah-marah. Buang-buang energi saja kan?" Ucap ngawur Hyunjin.
"Pulang yuk! Aku mengantuk. Ingin cepat-cepat tidur di rumah" ajak Hyunjin.
Hyunjin berjalan mendahului Taeri. Tak seperti tadi pagi, saat Hyunjin tak membiarkan tangannya lepas dari genggaman Hyunjin. Kini lelaki itu sudah berjalan beberapa meter didepan Taeri yang berjalan perlahan menyusul Hyunjin. Taeri kini sedang merangkai semua puzzle keanehan Hyunjin sejak dua hari yang lalu. Satu persatu Taeri rangkai dengan susah payah dengan otak berkapasitas kecilnya. Yang pasti, Hyunjin sudah berubah aneh seperti ini sejak Taeri pingsan setelah keluar dari ruang kedisiplinan. Ah! Apa kah itu yang membuat lelaki gila itu semakin tak waras?
"TAERI!"
Bruk!
Taeri memejamkan matanya dan tak berani membuka atau hanya sekedar mengintip saja. Sebenarnya Taeri tak tahu apa yang terjadi. Dan tak berani mencari tau lebih tepatnya.
"Sampai kapan kau mau memeluk ku seperti ini?" Taeri membuka matanya saat mendengar suara kekasihnya berada dekat sekali dengan telinganya.
"Oppa! Apa yang terjadi?" Taeri memeriksa kelengkapan anggota badannya sendiri. Memastikan tak ada yang kurang atau terluka.
"Ada kecelakaan mobil. Kau hampir terserempet juga" Hyunjin menatap kumpulan orang yang mengelilingi mobil hitam yang kini rusak di bagian depannya. Mobil yang sama, yang kehilangan kendali dan hampir menyerempet Taeri kalau saja Hyunjin telat menarik perempuan itu.
Sebenarnya Hyunjin ingin sekali menghajar si pengendara mobil, tapi tak jadi saat melihat si pengendara sedang di gotong orang-orang keluar dari dalam mobilnya dalam keadaan tak sadarkan diri.
°
°
°
"Masuklah. Kau pasti masih shock kan? Makan setelah itu istirahat. Hubungi aku jika ada apa-apa. Aku pulang.." lengan keras Hyunjin tertahan tangan kecil kekasihnya. Kekasihnya itu sepertinya ingin mengatakan sesuatu padanya.
"Besok, aku tak mau melihat mu pakai baju rapi lagi, jangan pakai parfum ayah mu lagi, jangan pakai pomade juga, dan jangan seperti ini Oppa!" Taeri mengambil nafas panjang. Tangan mungilnya bergerak membuka dasi dan dua kancing atas kemeja Hyunjin. la juga mengacak rambut Hyunjin yang terasa kaku. Lelaki itu pasti terlalu banyak memberikan pomade ke rambutnya.
"Yang aku suka itu Hwang Hyunjin. Bukan doppleganger nya Han Jisung. Aku suka Hwang Hyunjin si gila dari pada sok waras seperti hari ini. Aku suka bau keringat mu dari pada parfum ayah mu. Aku lebih suka cara mu mendekati ku dengan kegilaan mu setiap hari walaupun membuat ku pusing. Dan juga, jangan merasa bersalah pada apapun yang terjadi padaku. Tak semua hal buruk yang ku alami bersumber pada mu Oppa. Hari ini saja kau menyelamatkan aku dari kecelakaan! Itu bukti kau bukan sumber kesialan ku kan? Yah walaupun aku tak bisa mengelak sih kalau kau sumber kepala ku yang berdenyut setiap hari!" Taeri terkekeh manis melihat Hyunjin tersenyum jahil seperti sebelumnya.
Hyunjin nya sudah kembali!
"Jadi, aku boleh jahil lagi kan besok?" Hyunjin menatap jahil pada Taeri.
"Cih!" Decih Taeri
Lega.
Itu yang Hyunjin rasakan. Akhirnya Hyunjin menemukan jawabannya. Lebih tepatnya, Taeri yang menemukannya untuk Hyunjin. Hyunjin tak perlu meniru siapapun, menjadi apapun, berusaha yang bukan dirinya sekali untuk membuat Taeri bahagia bersamanya. Bagi Taeri, ia hanya butuh si gila Hyunjin untuk membuatnya lengkap dan berwarna.
•••TBC•••
Ngestuck bzzzzz
ns 172.70.131.211da2