Hyunjin berdiri di depan cermin kecil di kamarnya. Sekali lagi, ia merapikan rambutnya agar terlihat semakin rapih. Tak lupa, Hyunjin juga mengecek kelengkapan atribut seragamnya yang rapih dan wangi. Tak sia-sia ia dilempar sapu setelah mencuri parfum ayahnya. Terakhir, Hyunjin mengambil tas hitamnya yang terisi penuh dengan buku-buku sekolah yang masih terlihat bersih dan baru. Hyunjin tersenyum puas, setelah memastikan penampilannya terlihat sempurna seperti yang diharapkannya. Sangat 'tak biasa' untuk ukuran seorang Hwang Hyunjin. Si gila yang biasa berpenampilan asal-asalan dan sangat cuek pada pendapat orang lain.
"Hyunjin? Kau mau kemana?" Minhyun hampir menyemburkan kopinya saat melihat penampilan anak semata wayangnya yang sangat bukan Hyunjin sekali.
"Sekolah. Kenapa?" Hyunjin memasang senyum bangganya. Ayahnya saja sampai terpesona padanya, bagaimana Taeri nanti?
"Kau baik-baik saja kan? Apa ayah memukul kepala mu terlalu keras?" Hyunjin menepis tangan ayahnya yang hampir bergerak mengacak rambutnya yang sudah ia sisir rapih.
"Hyunjin berangkat dulu yah" pamit Hyunjin pada ayahnya lalu mencium pipi ibu nya, Chaeyeon, yang hanya diam memperhatikan tingkah suami dan anaknya yang tak waras.
°
°
°
Hyunjin menyandarkan punggungnya di tiang listrik didepan gerbang rumah Taeri yang masih tertutup. Jam masih menunjukan pukul 6 pagi, masih ada satu jam lagi sebelum bel sekolah berbunyi. Lagi-lagi hal tak biasa Hyunjin lakukan sekali lagi. Biasanya Taeri yang akan mengomelinya panjang lebar karna hampir membuat mereka telat karna Hyunjin yang menjemputnya 20 menit sebelum bel sekolah mereka berbunyi. Tapi kini, Hyunjin sengaja datang lebih pagi dari biasanya.
"Eh? Hyunjin? Sedang apa disini? Kenapa tak masuk saja?" Yerim membelalakkan matanya saat menemukan kekasih anak manisnya berdiri dengan pose tampannya di depan pagar rumahnya, ketika ibu Taeri itu akan membuang sampah.
"Pagi, Mom" sapa Hyunjin dengan senyum tampannya. Andai saja Yerim tak ingat suami dan anak manisnya, maka sudah dijadikan si tampan Hwang Hyunjin ini sugar baby nya.
"Taeri masih mandi. Tunggu di dalam saja yuk! Hyunjin belum sarapan kan?" Ajak Yerim. Hyunjin menggelengkan kepalanya, menolak tawaran ibu kekasihnya. Biar pun Hyunjin lapar karna tak sarapan tadi di rumah, ia harus tetap menjaga image nya di depan Taeri. Jangan sampai Taeri memandang dirinya seperti pengemis yang terlantar dan berakhir meminta makanan ke rumahnya.
"Hyunjin tunggu disini saja Mom. Bilang Taeri, jangan buru-buru, dan jangan sampai tak sarapan" Hyunjin merasa bangga dengan ucapannya sendiri. Sangat manly sekali!
"Benar tak mau masuk?" Tanya Yerim sekali lagi.
"Benar Mom" ucap Hyunjin.
"Yasudah, biar Mom suruh Taeri cepat siap-siapnya yah. Tunggu sebentar!" Yerim berlari masuk ke dalam dengan hebohnya. Lalu tak lama terdengar suara nyaring wanita cantik itu memanggil anak kesayangannya.
"Oppa! Kenapa pagi sekali sih dat...angnya?" Taeri membulatkan matanya dengan sempurna. la tak yakin lelaki tampan dan rapih didepannya adalah kekasihnya yang luar biasa berantakan.
"Kenapa buru-buru? Kau sudah sarapan kan?" Ucap Hyunjin yang tersirat sekali dengan nada khawatirnya.
"Mom, membawakan kita bekal" Tangan Taeri mengeluarkan sekotak besar bekal yang tadi disiapkan Mommy nya untuk mereka berdua.
"Eh? Kenapa Mom repot-repot sekali sih? Bilang pada Mom rasa terimakasih ku ya" Hyunjin mengakhiri ucapannya dengan senyum termanis yang baru pertama kali Taeri lihat.
"Ayo, berangkat!" Hyunjin melingkarkan tangannya pada tangan Taeri. Menggandeng yang lebih muda dengan posesif.
Taeri yang masih tak percaya dengan sikap kekasihnya yang sangat tak biasa hari ini hanya bisa pasrah saja kemanapun Hyunjin membawanya. Sesekali Hyunjin mengayun-ayunkan genggaman tangan mereka. Saat berhenti di lampu merah dan banyak sekali yang mengantri di sekeliling mereka, Hyunjin menyembunyikan badan Taeri di belakang badannya agar tak terdorong penyeberang jalan lainnya. Taeri merasa ada sesuatu yang membuat kekasihnya berperilaku asing seperti ini padanya. Lihat saja, seragam rapi, rambut tersisir rapi, parfum maskulin, juga tangan mereka yang saling bertaut. Hyunjin biasanya tak mungkin seperti ini.
°
°
°
"Sudah sampai! Belajar yang rajin yah! Nanti aku jemput disini saat istirahat. Sampai nanti!" Hyunjin menyempatkan diri mengusak poni lembut Taeri sebelum pergi berbelok ke lorong kelasnya.
"Hyunjin sunbae sedang apa di depan kelas kita?" Taeri terlonjak kaget saat Bomi tiba-tiba berbicara tepat berada di samping telinga Taeri.
"Pagi, Taeri" sapa Felix yang baru mengantar Bomi sampai di kelas mereka. Kalau Felix yang mengantar Bomi sampai di depan kelas, bukan sesuatu yang aneh dan baru lagi. Tapi ia bertambah heran saat kekasihnya yang hobi bolos itu tiba-tiba saja mau mengantar Taeri sampai depan pintu kelas dengan tangan yang tetap bertaut.
"Bomi, ada yang aneh dengan Hyunjin!" Ucap Taeri setelah Felix pergi, menyusul Hyunjin masuk ke kelasnya.
"Aneh bagaimana lagi? Kan sudah biasa kalau Hyunjin sunbae aneh" ucap Bomi yang tak meleset sama sekali.
"Benar juga yah? Sudah lah! Ayo masuk!" Taeri menggandeng lengan sahabatnya masuk ke ruang kelas mereka yang mulai penuh terisi.
°
°
°
Hyunjin menyuapkan selembar daging ke mulut Taeri kemudian tersenyum puas saat kekasihnya makan dengan sangat lahap. Bibir mengerucut Taeri, pipi menggembungnya dan juga mata bulatnya yang berbinar cantik benar-benar kombinasi pas untuk mengusir rasa laparnya.
"Kau tak makan? Kenapa dari tadi hanya menyuapi aku saja sih?" protes Taeri.
"Aku kenyang tadi pagi makan bekal buatan Mommy mu kok" Hyunjin menyuapkan selembar Kimchi ke mulut Taeri yang diterima dengan senang hati.
"Tapi itu kan tadi pagi. Ini sudah siang. Kau juga harus makan!" Taeri mengambil daging dan nasi lalu di suapkan ke mulut Hyunjin.
"Hm.. makan lewat suapan mu lebih enak ternyata" Hyunjin tersenyum manis disela kunyahannya, membuat pipi Taeri mau tak mau berubah semerah tomat. (idihhh)
"Kenapa kalian tak begini saja sih setiap hari?" Bomi menumpukan dagunya di lipatan tangannya sendiri, menonton acara lovey-Dovey sahabat dan kekasih gilanya yang hari ini tidak gila.
"Tentu saja kami akan seperti ini setiap hari!" Balas Hyunjin tanpa mau menolehkan matanya dari wajah cantik Taeri.
"Oppa, makan saja! Jangan terus melihat ku begitu! Maluu." Taeri menelungkupkan wajahnya di lipatan tangannya diatas meja.
"Imut sekali!" Ucap Hyunjin
"Boleh aku muntah di mangkuk sup kalian?" Sungut Chan yang duduk paling ujung memasang tampang horornya pada kedua pasangan didepannya.
°
°
°
Hyunjin memasang wajah datarnya yang tak pernah sekalipun dilihat oleh siapapun. Mata Hyunjin menyipit, mengikuti setiap pergerakan dua orang yang sangat dikenal Hyunjin beberapa meter dari tempatnya berdiri. Sesekali Hyunjin menggeram tertahan menahan luapan emosinya sendiri.
"Taeri" Hyunjin melewati sepupunya seperti lelaki itu tak terlihat dimatanya.
"Hyunjin? Kenapa kau kemari?" Taeri tergagap saat Hyunjin datang ke kelasnya. Jika saja tidak ada Jisung di depannya, Taeri tak akan segugup ini. Hyunjin itu sangat cemburuan dengan mantan kekasih Taeri yang juga sepupu Hyunjin.
"Sudah selesai? Kalau belum tak apa. Aku tunggu di depan gerbang ya" Hyunjin menyempatkan diri mengacak rambut halus kekasihnya sebelum berjalan menjauhi sepasang mantan kekasih itu. Meninggalkan sepasang mata yang menatap punggung lebar Hyunjin dengan pandangan yang sulit sekali diartikan, sementara sepasang mata lain menatap punggungnya dengan senyum kecut.
•••TBC•••
ns 172.70.131.115da2