Hyunjin mengunyah roti bakarnya dengan ogah-ogahan. Setelah kepalanya dipukul barbel oleh sang ayah, Hwang Minhyun, Hyunjin jadi mogok bicara. Terlebih setelah dipukul barbel, ia masih mendapat omelan dari ibunya, Hwang Chaeyeon. Alasannya, Hyunjin ingin membolos sekolah hari ini. Tak tahu saja mereka, hampir setiap hari anaknya selalu membolos di markas kumuhnya bersama kedua temannya.
Tapi hari ini, Hyunjin benar-benar tak ingin rasanya berangkat ke sekolah. Mungkin karna efek dijemur guru Jung kemarin setelah membuat gigi palsu guru tua itu copot dari mulutnya. Yah, setidaknya itu alasan paling masuk akal untuk Hyunjin, sih.
"Ibu akan telfon Taeri, untuk memastikan kau sampai di sekolah betulan atau tidak!" Ancam Chaeyeon yang sedang mengoleskan selai strawberry di rotinya nya dengan gaya sok cantik. Tak tahu saja wanita cantik itu, suami dan anaknya sedang menatapnya dengan pandangan jengah dan jijik.
"Tak usah telfon Taeri! Ibu kalau sudah telfonan dengan Taeri itu tak tahu waktu. Bisa-bisa Taeri yang jadinya bolos!" Hyunjin masih ingat, ibunya kalau sudah berhubungan dengan Taeri, pasti akan sangat heboh.
"Dasar anak durhaka!" Chaeyeon hampir saja melempar garpu ke kepala anaknya kalau tak ingat ia hanya punya satu anak saja.
°
°
°
"Sudah siap?" Tanya Hyunjin dengan menundukkan kepalanya. Seolah, Taeri yang ia ajak bicara adalah semut yang baru saja lewat di bawah kakinya.
"Sudah. Ayo oppa!" Taeri sudah akan menggandeng lengan kekasihnya, namun tak jadi saat Hyunjin sudah lebih dulu berjalan mendahului kekasihnya.
Taeri mengerutkan dahinya tak mengerti. Bukan kah sikap Hyunjin aneh pagi ini? Yah, walaupun semua sikap Hyunjin tak bisa dibilang tak aneh sih. Terlebih saat Hyunjin mengedikan dagunya, menyuruh Taeri berjalan didepan lelaki itu yang sejak tadi terus menunduk.
Taeri sesekali menolehkan kepalanya ke belakang. Tepatnya ke arah kekasihnya yang berjalan beberapa langkah dibelakangnya. Lelaki gila itu berjalan lebih lamban dari biasanya. Sesekali Hyunjin juga menendang kaleng atau sampah lainnya yang ia temui di bawah kakinya.
Taeri mengeryit bingung melihat tingkah kekasihnya. Hyunjin si gila yang berisik entah kenapa sejak dijemur kemarin berubah menjadi pendiam. Apa kegilaannya sedikit menguap setelah dijemur seharian kemarin?
"Lima belas menit lagi bel berbunyi, oppa! Kau bisa membuat kita berdua berakhir di ruang kedisiplinan lagi!" Sungut Taeri yang sudah tak sabar. Hyunjin menghentikan langkahnya, membuat Taeri otomatis juga ikut menghentikan langkahnya juga. Hyunjin menghela nafas panjang dengan mata yang menatap lekat Taeri yang ada di depannya.
"Masuklah! Aku tunggu di gerbang pulang sekolah nanti!" Ucap Hyunjin masih tak mau menatap kekasihnya.
Taeri menahan lengan Hyunjin sebelum lelaki yang lebih tua membalikkan badannya, berniat pergi. Selama berpacaran dengan Taeri, Hyunjin sudah tidak pernah lagi bolos keluar sekolahan. Paling jika pun membolos hanya di markas kotornya di balik kantin atau di dekat gudang. Kali ini Taeri benar-benar yakin, ada yang tidak beres dengan kekasih gilanya.
"Kau mau kemana?" Tanya Taeri. Tangannya menahan ujung lengan jas Hyunjin, tak membiarkan si gila itu kabur.
"Paling ke warnet atau dekat-dekat sini saja. Sudah! Sana masuk lah! Masih ada waktu lima menit sebelum bel berbunyi!" Balas Hyunjin dengan kepala menunduk, menghindari tatapan kekasihnya.
"Kau kenapa sih? Sakit?" Tanya Taeri khawatir yang dibalas Hyunjin menggeleng.
"Kau aneh dari kemarin. Kau marah pada ku?" Taeri mengeryit bingung dengan Hyunjin yang hanya diam, tak lagi menjawabnya walau hanya sekedar gelengan kepala.
"Hehh.. Kau harus masuk sekolah! Aku tak perduli kau akan bolos ke markas kotor mu atau kemanapun selama masih di lingkungan sekolah. Tapi kalau kau masih ngeyel ingin bolos ke luar sekolah, aku akan ikut!" Ucap Taeri final, tak mau dibantah sepatah kata pun.
Hyunjin menghela nafas panjang. la menarik ujung lengan jasnya yang ditahan Taeri lalu menggenggam tangan kekasihnya.
"Ayo!" Hyunjin menarik tangan Taeri melanjutkan perjalanannya ke sekolah mereka. la tak mau Taeri ikut bolos ke luar sekolah bersamanya. Merepotkan nanti jadinya.
°
°
°
Taeri menghela nafas lega saat melihat kekasihnya kembali berbuat onar. Kali ini korbannya adalah bibi Na, pegawai kantin .
"Yaampun, kekasih mu itu, Taeri! Untung kekasihku masih lebih mendingan" Bomi bernafas lega saat hanya Hyunjin saja yang dipukuli bibi Na. Padahal kekasihnya itu sama gilanya dengan kekasih Taeri.
Taeri tertawa kecil saat bibi Na memukul kepala Hyunjin dengan spatula besarnya. Kekasihnya itu berteriak kesakitan sambil menutupi kepala dan badannya yang sudah meringkuk di lantai. Beberapa siswa tertawa juga seperti Taeri, beberapa lainnya hanya cuek dan memakan makanan mereka sendiri tanpa mau perduli kebodohan yang dibuat si gila itu.
"Awas! Jangan berani-berani lagi kau menyusup ke dapur!" Ancam bibi Na sebelum berbalik badan, kembali ke dapur kantin. Taeri mendekat ke kekasihnya yang masih meringkuk aneh di lantai dengan nafas memburu. Seakan-akan saja Hyunjin habis dipukuli oleh preman.
"Bangun Oppa! Memalukan!" Taeri membantu membangunkan kekasihnya yang terlihat kaget menemukan Taeri tepat didepannya. Taeri kembali mengeryit bingung. Tak biasanya Hyunjin kaget saat Taeri memergokinya yang sedang beraksi gila.
"Sedang apa kau disini?" Tanya Hyunjin. Lelaki itu memundurkan badannya beberapa langkah dari Taeri.
"Makan lah, tentu saja! Aneh!" Sungut Taeri.
"Oh!" Gumam singkat Hyunjin sebelum berniat kabur.
"Kau tak makan?" Tanya Taeri sebelum kekasihnya berhasil kabur.
"Aku tak lapar!" Balas Hyunjin. Lelaki gila itu berlari ke luar pintu kantin meninggalkan Taeri sendiri yang semakin kebingungan dengan sikap anehnya.
"Hyunjin!" Panggil Taeri yang tak digubris Hyunjin.
"Ada apa sih dengan kekasih mu?" Tanya Bomi yang juga merasa aneh dengan sikap si aneh Hyunjin.
"Entah lah. Sejak pagi dia begitu" balas Taeri.
Hyunjin mengacuhkan Taeri, eh? Tak mungkin! Walaupun Hyunjin itu tak waras, namun jika menyangkut semua hal tentang Taeri, otaknya akan berubah seperti Einstein. Seorang Hyunjin tak akan bisa dijauhkan dari semua hal yang berhubungan dengan Taeri. Tipikal budak cinta yang patuh pada majikannya. Tapi hari ini? Bisakah tingkah Hyunjin dikategorikan sebagai 'mengacuhkan' Taeri? Tidak kan?! Tidak akan mungkin seorang Hyunjin mengacuhkan Lee Taeri, kekasihnya!
Hyunjin itu aneh. Tapi tak seaneh sikapnya sejak ia dan kedua temannya dijemur kemarin. Keanehan sikap Hyunjin yang selalu membuat kepala Taeri berdenyut nyeri. Jangan sampai ia pingsan lagi seperti kemarin hanya karna tingkah aneh kekasihnya!
"Apa jangan-jangan Hyunjin melihat mu dan Jisung kemarin ya, Taeri?" Ucap Bomi dengan heboh.
"Eh?.."
•••TBC•••
ns 172.70.178.35da2