HYUNJIN AKHIR NYA MUNCUL KE PERMUKAAN 😭 POKOK NYA NAGIS KEJER 😭
Ini jadi chapter terakhir dari Crazy Namja..
Happy reading 🐣
°
°
°
Pluk!
"Diamlah! Taeri! Aku mengantuk!" Hyunjin menaikan lagi selimutnya yang diseret paksa oknum Hwang Taeri yang kini menyandang status sebagai istrinya. Ya. Setelah lulus kuliah, tiga tahun kemudian Hyunjin resmi menikahi Taeri. Totalnya kurang lebih 10 tahun mereka berpacaran. Bagaimana Taeri tahan dengan kegilaan Hyunjin yang tak berkurang sedikitpun? Tentu saja karna Taeri cinta. Yah, walaupun beberapa kali Taeri harus berpikir mencekik leher kekasihnya saat Hyunjin kembali berulah.
"Ish! Bangun dulu bodoh!" Taeri memukul kencang pantat suaminya yang tidur membelakangi dirinya.
"Eh! Tak sopan ya kau, memanggil ku bodoh! Kalau kau butuh diingatkan lagi, aku ini suami mu!" Omel Hyunjin yang kini mau tak mau sudah duduk bersandar di kepala ranjang mereka.
"Aku ingin memberi mu hadiah!" Taeri memamerkan cengiran bodohnya dimata Hyunjin.
"Kalau tak penting, ku lempar kau keluar jendela!" Ancam Hyunjin.
"Tutup mata mu dulu!"
"Tak mau! Kau mau memb.."
Cup!
Taeri melepaskan ciuman bibir nya dengan Hyunjin setelah puas menyesap kuat bibir suaminya yang tak berhenti protes. Bawel sekali.
"Tutup mata, suami ku sayang!" Mau tak mau Hyunjin menutup matanya setelah mendengar nada halus namun mencekam dari istrinya.
"Sudah! Buka mata mu!" Hyunjin harus sedikit menjauhkan wajahnya sendiri saat sebuah benda berbentuk pipih tepat ada di depan hidungnya. Dua garis.
"Hm. benda apa ini, Taeri?" Hyunjin memiringkan kepalanya.
"Kau yakin kau tak tau, Papa?" Taeri mengulum senyumnya.
"Hm.. ayo kita ke rumah ibu ku!" Hyunjin mengangkat Taeri keluar dari pintu kamar mereka.
"Untuk apa? Kau mau memberi tau ibu ya, kalau aku hamil?" Taeri mengeratkan pelukannya dileher calon Papa muda dari anaknya.
"Untuk meminjam heals ibu. Ku fikir aku bermimpi"
Plak!
"BODOH!"
°
°
°
2 bulan-
"Oppa kau jahat sekali pada ku!" Taeri mengusap air matanya sendiri dengan tangan kanannya yang bebas. Sementara tangan kirinya kini berada digandengan Hyunjin
"Eh? Taeri? Kenapa menangis?" Chaeyeon terkejut saat mendapati anak dan menantunya datang ke rumah dengan kondisi Taeri yang menangis.
"Ibuuu... aku benci Hyunjin!" Taeri melepas paksa genggaman Hyunjin dan berlari ke pelukan ibu mertuanya. Tak sadar saja Taeri, ada dua pasang mata yang menatap ngeri ke arahnya.
"Jangan lari, Taeri! Di perut mu ada bayi kita!" Ucap Hyunjin
"DIAM KAU OPA! HUAAA!" Tangis Taeri semakin kencang.
"Ada apa sih sebenarnya? Hyunjin?" Tanya Chaeyeon yang semakin bingung dengan menantu dan anaknya. Chaeyeon mengusap rambut menantunya yang kini memeluknya erat.
"Hahh.. aku mau menitipkan Taeri pada mu ibu. Aku harus dinas ke luar kota mendadak hari ini" Hyunjin menarik dasi merah maroon nya yang sudah terpasang rapih kini sudah lepas dari sampulnya.
"Untuk berapa hari?" Tanya Chaeyeon
"Sampai malam ini saja. Itu pun aku tak menginap" Hyunjin meletakan tas yang berisi sepasang pakaian ganti dan susu hamil Taeri
"Lalu apa yang membuat Taeri menangis?" Tanya Chaeyeon pada Taeri. Chaeyeon mengusap rambut Taeri yang sedikit basah karena keringat.
"Katanya aku tidak boleh ikut, Ibu! Aku kesal!" Taeri mengeratkan pelukannya di pinggang ramping mertuanya.
"Ooh.. jadi Taeri mau ikut?" Chayeon mengangguk mengerti. Taeri juga menggangguk, membalas ucapan mertuanya.
"Taeri kan sedang hamil. Baru dua bulan. Kandungan kamu kan belum kuat. Nanti kalau terjadi sesuatu dengan adik bayi nya, kan kamu dan Minho juga yang sedih" dengan sabar Chaeyeon memberi Taeri pengertian.
"Eh?." Taeri memiringkan kepalanya.
"Jadi, Taeri disini saja ya dengan ibu? Lagi pula Hyunjin nanti malam pulang kok. Iya, kan?" Ucap Chaeyeon pada Hyunjin yang diangguki anaknya.
"Hm.. iya ibu" akhirnya Taeri luluh juga setelah melihat anggukan suaminya.
"Nah, sekarang, sana baikan dulu dengan suami mu. Ibu bereskan kamar Hyunjin dulu untuk mu menginap!" Chaeyeon melepaskan pelukan menantunya lalu pergi ke kamar anaknya untuk memberi waktu pada calon orang tua baru itu.
"Sini peluk!" Hyunjin merentangkan tangannya pada Taeri.
Brug!
Taeri berlari ke arah suaminya dengan kencang. Taeri kadang tak ingat jika diperutnya kini ada calon anak mereka berdua. (Gemoyy)
"Ck! Pelan-pelan! Ada bayi di perut mu!" Hyunjin menahan geramnya pada istri cantiknya. Tangan kanan Hyunjin mengelus rambut basah istrinya sementara tangan kirinya berada di pinggang Taeri.
"Maaf oppa" cicit Taeri dalam rangkulan Hyunjin. Taeri mengusakan wajah sembabnya di dada hangat suaminya. Hidung mungilnya dengan rakus menghirup bau tubuh suaminya yang sangat ia sukai.
"Aku akan cepat pulang!" Bisik Hyunjin menenangkan di telinga istrinya.
Cup. Hyunjin menghadiahi kecupan di pelipis dan bibir istrinya. Semenjak hamil, Taeri sering sekali bertingkah manja, kekanakan, dan emosinya sering berubah tiba-tiba. Tapi Hyunjin maklum. Hormon ibu hamil, kata ibu nya.
°
°
°
5 Bulan
Hyunjin membuka matanya yang berat saat merasa pipinya ditepuk heboh. Siapa lagi jika bukan Taeri pelaku utamanya.
"Ada apa?" Hyunjin terbangun seketika. Sepertinya kini Hyunjin sudah biasa jika Taeri membangunkannya tengah malam atau dini hari.
"Oppa! Perut ku kraam!" Taeri mengerang kesakitan dengan dahi yang sudah banjir keringat dingin. Kantuk Hyunjin hilang seketika. Si gila itu berlari ke dapur untuk mengambil air hangat dan tak butuh waktu lama, ia kembali lagi ke kamar mereka. Dengan telaten, Hyunjin mengompres perut istrinya yang mulai membuncit dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya ia relakan untuk diremas kuat oleh Taeri.
"Sakit... hiks" isak Taeri. Sejak usia kehamilan Taeri yang ke empat bulan, Taeri lebih sering merasakan kram diperutnya. Si manis itu sampai menangis saat perutnya kembali kram. Tak jarang Taeri akan membangunkan suaminya dini hari seperti ini.
"Ssstt.. tenang. Kau harus tenang Taeri. Perut mu akan semakin sakit jika kau stress" Hyunjin mengusap perut besar istrinya dengan lembut. Berharap lewat usapannya, sakit Taeri bisa semakin berkurang.
Hyunjin mengusap perut Taeri hingga istrinya tenang dan kembali tertidur lelap. Tak apa jika ia kurang tidur, asalkan istri dan anaknya baik-baik saja. (Avv)
°
°
°
8 Bulan-
Hyunjin mengehela nafasnya untuk kesekian kalinya bersama Hwang Minhyun disebelahnya. Kedua lelaki berstatus suami itu kini tengah menunggu istri mereka memilih-milih baju bayi. Padahal di tangan Hyunjin dan juga Minhyun kini sudah penuh dengan kantung belanja dari berbagai merk ternama.
"Bagaimana perasaan mu?" Tanya Minhyun tanpa menoleh pada anaknya.
"Hmm.. aku takut, tak sabar, dan juga penasaran, Yah. Apa ini normal?" Hyunjin tersenyum kecil saat melihat Taeri tertawa renyah bersama ibunya.
"Ini hal ternormal yang pernah kau alami yang pernah ayah tau" ucap Minhyun dengan senyum bangganya.
"Ck!"
"Hyunjin, tugas seorang ayah lebih berat dari tugas seorang suami. Saat pertama mendengar suara anak mu nanti, kau harus berjanji pada dirimu, istrimu, dan juga anak mu, bahwa kau akan menjadi ayah yang bertanggungjawab sampai hembus nafas terakhirmu" Minhyun meremat bahu anaknya .
"Jaga anak dan istri mu dengan baik" Hyunjin tertegun. Baru kali ini Minhyun berbicara padanya sebagai seorang ayah. Ternyata, Minhyun memiliki sisi lain yang Hyunjin tak pernah lihat sebelumnya. (Berdosa kau nak)
°
°
°
"AAAARRGHH!" Hyunjin mengerang frustasi saat rambutnya dijambak kencang oleh istrinya yang kini juga berteriak sama kencang darinya.
"HYUNJIN BODO0OH! PERUT KU SAKIIIIT!"
"Taeri, sayang, lepaskan rambut suami mu yah" Suzy membujuk anaknya yang kini masih betah menjambak rambut menantunya tanpa ampun.
"TAK MAU! ENAK SAJA! MASA CUMA AKU YANG HARUS MERASA KESAKITAN SEPERTI INI?!"
"Pasien Hwang, tolong berikan tangan mu pada ku! Aku harus menyuntikan obat bius agar kau bisa cepat operasi!" Dokter kandungan Taeri tak kalah frustasi. Baru kali ini dokter Park menangani kasus melahirkan semelelahkan ini. (Cerita nya persalinan nya secara sesar)
"Engh.. Mom?" Taeri mengerjabkan matanya perlahan.
"Hai, sayang" Suzy dan Chaeyeon mendekat ke arah Taeri yang baru saja siuman setelah satu jam proses operasi sesar.
"Mana anak ku Mom?" Taeri mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Berharap ia bisa melihat bayi mungilnya.
"Ada di ruang bayi. Nanti Mom minta suster mengantarkannya kemari, yah" Suzy mengusap rambut anaknya.
"Selamat yah sayang. Anak mu laki-laki" ucap Chaeyeon setelah menyematkan kecupan kecil di pipi menantunya.
"Benarkah? Apa dia mirip aku? Atau mirip --- . --.... Hyunjin Oppa? Eh? Mana Hyunjin, Mom, Ibu?" Taeri baru menyadari, suaminya tak ada di ruangan rawatnya.
"Disini!" Hyunjin berjalan di belakang kereta dorong anak mereka yang baru diantar oleh suster.
"Eh? Ada apa dengan rambut mu?" Taeri memicingkan matanya saat melihat penampilan Hyunjin yang luar biasa berantakan. Rambut acak-acakan, kemeja sobek di tiga baris kancingnya, dasi yang hanya menggantung asal. Persis seperti orang gila.
"Ck! Tanya kan saja pada jari-jari mu!" Sungut Hyunjin.
"Sudah, sudah! Kalian tak boleh bertengkar didepan anak kalian!" Lerai Suzy.
"Hm.. Suzy, sebaiknya kita tunggu diluar saja, yuk. Aku tak mau iri dengan pasangan baru ini" Chaeyeon menggandeng tangan Suzy keluar kamar rawat Taeri, meninggalkan sepasang orang tua baru dengan bayi mungil dipelukan Taeri.
"Hidungnya mirip dengan mu" Hyunjin mengusapkan ujung jari telunjuknya ke hidung anaknya.
"Hm.. kau mau memberinya nama apa?" Taeri menatap suaminya dengan binar harunya.
"Bagaimana kalau Hwang Jinhyuk?"
"Hm.. aku suka. Hai, baby Jinhyuk. Ini Mommy. Terimakasih ya, sudah hadir di keluarga kecil kita" Taeri mengecup pipi gembul anaknya diikuti Hyunjin setelahnya
Cup.
Hyunjin mengecup dahi Taeri beberapa saat. la tak pernah merasa seharu ini selama hidupnya.
"Terimakasih" bisik Hyunjin. Taeri tersenyum bahagia. 10 tahun lebih bersama Hyunjin, sepertinya tak akan pernah cukup untuk Taeri. Taeri ingin seluruh hidupnya bisa selalu bersama dengan Hyunjin. Walau suaminya gila, sering membuatnya pusing, dan suka seenaknya sendiri, tapi itulah yang membuat mereka bisa bersama sampai dengan saat ini. Taeri yakin, Hyunjin lebih dari mampu untuk menjadi ayah yang baik untuk Jinhyuk, anak manis mereka.
"Oppa" panggil Taeri.
"Hm?" Gumam Hyunjun.
"Aku belum bisa menjadi istri yang baik. Aku juga tak bisa jamin bisa jadi Mommy yang baik untuk Jinhyuk. Jadi, mau kah kau bersabar mendampingi ku yang masih belajar?" Setetes air mata mengalir di ujung mata Taeri. Hyunjin mengecup kening anaknya dengan lembut, setelahnya Hyunjin juga mengecup kening Taeri juga. Tangan Hyunjin menghapus jejak air mata di pipi istrinya.
"Kau tau sendiri seberapa gilanya aku, Taeri. Aku juga belum bisa menjamin menjadi suami dan ayah yang baik untuk mu dan Jinhyuk. Jadi, ayo, belajar bersama!" Hyunjin mengusap rambut halus istrinya.
"Oweekk." Hyunjin dan Taeri menoleh ke arah anaknya yang baru saja menangis. Sepertinya mereka harus membiasakan diri jika kini keluarga mereka kini telah bertambah satu anggota lagi.
"Baby Jinhyuk ajari kami jadi orang tua yang baik yah" Hyunjin mengecup pipi gembul anaknya.
Taeri menatap anak dan suaminya bergantian. Bersama Hyunjin dan Jinhyuk, Taeri merasa lebih dari cukup. Benar, mereka belum sempurna satu sama lain. Tapi bukan berarti mereka tak mau belajar kan?
•••END•••
Crazy Namja udah selesai yuhuuu
Sorry klo terlalu menye². OMG Hyunjin is back 😭😭
ns 172.69.58.93da2