8211Please respect copyright.PENANA8M8N1Pn9Ii
8211Please respect copyright.PENANAhGKDbcnBGL
Sudah 2 hari lamanya Cita dan Andi diam-diaman. Sebenarnya Andi sudah berusaha mengajak bicara Cita, tapi Cita terlihat masih marah pada Andi. Pembicaraan merekapun hanya sekedarnya saja, seperti mengingatkan untuk mandi, mengajak makan atau pamit waktu mau berangkat kerja. Selama 2 hari ini juga Cita masih pulang pergi kantor sendiri, tidak mau diantar oleh Andi. Biasanya Andi mengantarnya, sedangkan pulangnya Cita akan nebeng temannya yang kebetulan searah. Tapi karena masih kesal pada Andi, Cita masih saja berangkat sendirian kekantor. Sebenarnya Andi mengikutinya dari belakang, hanya untuk memastikan istrinya sampai kantor dengan selamat.8211Please respect copyright.PENANAyC98ClC1KP
8211Please respect copyright.PENANAPlM7hi4Ksn
Perang dingin mereka bisa dirahasiakan rapat-rapat dari orang lain, termasuk ibu Andi. Meskipun sempat curiga kalau anak dan menantunya ini sedang ada masalah, namun setiap didepan ibu Andi mereka berdua tampak biasa saja. Melihat itu, ibunyapun tidak jadi bertanya. Dia menganggap kalau Andi maupun Cita sudah cukup dewasa untuk bisa menyelesaikan masalah mereka sendiri. Ibu Andi yakin kalaupun mereka ada masalah, pasti bukanlah masalah yang berat. Dan dia juga berharap kalau masalah keduanya bisa cepat selesai.8211Please respect copyright.PENANAJZyLriDPkH
8211Please respect copyright.PENANAGzcWBdswGd
Andi memang jarang bisa terbuka pada ibunya. Dulu waktu ayahnya masih ada, dia biasa curhat kepada ayahnya. Masalah apapun dia curhatkan pada ayahnya. Mungkin karena sama-sama laki-laki jadi dia merasa lebih nyaman saja kalau curhat dengan ayahnya. Setiap masukan dari ayahnya sepertinya cocok sekali dengan apa yang Andi harapkan. Nasehat dari ayahnya juga rasanya gampang sekali masuk ke kepalanya.8211Please respect copyright.PENANAEauq3QpYvu
8211Please respect copyright.PENANANVln7l9pYy
Beda cerita kalau dengan ibunya. Setelah ayahnya meninggal, Andi memang beberapa kali mencoba untuk curhat dengan ibunya. Tapi dia tetap merasa kurang nyaman. Sehingga lebih sering menyimpan sendiri apa yang dia rasakan. Hanya beberapa saja dia ceritakan pada ibunya, itupun hal-hal yang dirasa tidak terlalu penting. Ya pokoknya yang penting ibunya cukup tahu saja, begitulah kira-kira.8211Please respect copyright.PENANA5pXLSBB1pc
8211Please respect copyright.PENANAm9mHvdM5h3
Satu-satunya orang tempatnya berbagi setelah ayahnya tidak ada hanyalah dengan Cita. Dengan Cita dia jadi terbiasa terbuka, terbiasa untuk menceritakan apapun tanpa ada yang ditutup-tutupi. Karena dia sudah merasa nyaman dengan Cita, begitupula Cita kepadanya. Cita juga selalu bercerita apapun kepadanya. Bahkan termasuk dm-dm yang masuk dibeberapa sosmednya, Cita selalu memperlihatkan kepada Andi. Kadang Andipun memerikas hp Cita, dan memang tak ada apapun yang mencurigakan disana.8211Please respect copyright.PENANAuRmGNtlA8F
8211Please respect copyright.PENANAe24acvGO6F
Tapi sayangnya sekarang malah mereka sedang marahan. Dan itu semua bermula dari kebodohan Andi sendiri. Dia terlalu baper dengan apa yang didengar dari pak Bowo. Memang kata-kata pak Bowo itu sudah keterlaluan sehingga wajar membuatnya emosi. Tapi pak Bowo tidak pernah benar-benar langsung mengatakan itu didepannya. Dia hanya tak sengaja mendengar saja waktu bosnya itu bergumam sambil melihat foto-foto Cita. Tapi hanya dengan begitu saja bayangannya sudah kemana-mana.8211Please respect copyright.PENANAWgjidggvNO
8211Please respect copyright.PENANACyVIfsYksv
Akibatnya, dia tak mampu mengendalikan emosi saat sedang bersama Cita. Dia terlalu takut apa yang dia bayangkan itu benar-benar terjadi. Sehingga tanpa sadar emosi membuatnya memperlakukan Cita dengan kasar, bukan selayaknya perlakuan suami kepada istrinya.8211Please respect copyright.PENANAnSOVLzqCEh
8211Please respect copyright.PENANAin6KIgYmEd
Hal itu tentu saja membuat Cita kaget dan marah. Sejak kenal dan akhirnya menjalani kehidupan rumah tangga selama 3 tahun, tak pernah Andi sekasar itu pada Cita. Apalagi setelah pertama kali Andi melakukan itu dia sudah sempat menyesal dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Tapi nyatanya, bukan hanya mengulangi, tapi Andi justru lebih kasar dari sebelumnya. Cita sudah berusaha mengingatkan tapi Andi sama sekali tak mendengarnya. Hingga membuat Cita benar-benar sakit, baik itu fisik maupun hatinya.8211Please respect copyright.PENANAXeq9iUwwq8
8211Please respect copyright.PENANAYraXljU6B5
Cita marah dengan semua itu. Dia tak tahu apa yang membuat suaminya bisa seperti itu, sekasar dan seberingas itu dalam memperlakukannya. Tapi dia tak bisa menerima apapun alasan dari Andi karena Andi sudah berjanji kepadanya. Dan sampai saat ini dia belum bisa memaafkan apa yang diperbuat oleh Andi itu. Malam itu dia merasa kalau Andi tidak menganggap dirinya sebagai istri, tapi sebagai pemuas nafsunya saja. Istri mana yang mau diperlakukan seperti itu?8211Please respect copyright.PENANAm8H6oDPoTb
8211Please respect copyright.PENANAkLqVHVLT7k
Namun setiap ada ibu mertuanya, Cita berusaha bersikap biasa saja. Kadang saat seperti itu dimanfaatkan oleh Andi untuk bicara dengannya. Tapi karena masih kesal dengan perbuatan Andi dia hanya menjawab seperlunya saja. Cita tahu, ibu mertuanya pasti menyadari ada yang tidak beres antara dirinya dengan Andi. Tapi Cita tidak bisa menceritakan hal itu pada ibu mertuanya. Dia tidak ingin ibu mertuanya justru jadi kepikiran masalah mereka berdua.8211Please respect copyright.PENANACrA6krS87R
8211Please respect copyright.PENANAgvNBD133YO
Selama ini, dia memang sudah cukup dekat dengan ibu mertuanya. Bahkan bisa dibilang, Cita bisa lebih dekat pada ibu mertuanya itu daripada Andi. Apalagi sejak kelahiran anaknya, dimana ibu mertuanya yang lebih sering mengurus anaknya karena dia masih bekerja. Tapi untuk hal yang satu ini, Cita merasa belum perlu untuk cerita pada ibu mertuanya. Dia juga berharap kalau masalah ini bisa cepat selesai. Tapi untuk saat ini, dia masih belum bisa memaafkan Andi.8211Please respect copyright.PENANAIQIRPqBrNc
8211Please respect copyright.PENANAJDydCRynpc
Selama beberapa hari, kondisi mereka masih belum membaik. Cita masih menolak untuk diantar kerja oleh Andi. Dia masih selalu naik motor maticnya sendiri. Setiap malampun, meskipun masih tidur seranjang, dia hampir tidak bicara dengan Andi. Permintaan maaf Andi masih dia diamkan saja. Kata-kata Andi juga hanya dijawab seperlunya. Sebenarnya dia ingin Andi berterus terang tentang penyebab yang membuat dirinya berubah menjadi begitu kasar. Tapi sepertinya Andi belum menyadari hal itu. Hanya kata maaf saja yang terus terucap, yang lama-lama membuat jengkel Cita juga.8211Please respect copyright.PENANAyt6VPMuIO8
8211Please respect copyright.PENANAXi2Cp18FO9
Sampai akhirnya pada hari sabtu, hari dimana biasanya dia melakukan foto-foto untuk barang endorsenya dengan Andi. Hari ini Cita punya rencana lain. Karena masih perang dingin dengan Andi, dia berencana untuk minta difoto oleh orang lain saja. Dan dia juga sudah janjian dengan orang itu.8211Please respect copyright.PENANAD1tKJz9Khv
8211Please respect copyright.PENANAvqsttQLsDP
Pagi-pagi dia sudah bersiap. Andi masih belum bangun. Memang sudah menjadi kebiasaan Andi kalau setiap weekend dia selalu bangun siang, kecuali mau ada acara pagi-pagi. Cita sengaja tidak membangunkan Andi karena masih malas bicara dengan suaminya itu. Diapun menyiapkan semua yang dia perlukan dan bersiap berangkat.8211Please respect copyright.PENANAiHfVQi5mv1
8211Please respect copyright.PENANAlK5GOvQyio
8211Please respect copyright.PENANAEMlKfQ3dio
“Lho Cita, kamu mau kemana pagi-pagi gini udah rapi?” tanya ibu mertuanya.8211Please respect copyright.PENANAZgAYLWfvFi
8211Please respect copyright.PENANAKaxMQljdxy
“Saya mau ketempatnya mbak Nada dulu ya bu, mau foto-foto ini” jawab Cita.8211Please respect copyright.PENANAcLHXJoSUIC
8211Please respect copyright.PENANABIYolpW42G
“Nggak sama suamimu?”8211Please respect copyright.PENANAMVzFS3wfpr
8211Please respect copyright.PENANACWN9ZEvbIx
“Nggak bu, mas Andi masih tidur. Saya udah janjian juga sama mbak Nada soalnya”8211Please respect copyright.PENANAdoAKjNzjnq
8211Please respect copyright.PENANA5VP5jPiUHx
“Ooh gitu. Hmm, kalian masih marahan ya?” tanya ibu mertuanya.8211Please respect copyright.PENANAmQAYh0i5ow
8211Please respect copyright.PENANA0QeLm94RyW
“Eh.. hmm, ya begitulah bu” jawab Cita.8211Please respect copyright.PENANATe7QuPaxPR
8211Please respect copyright.PENANAnqoJz8FdK4
“Ibu sih tidak tau apa masalah kalian, dan ibu juga nggak maksa kalian buat cerita ke ibu. Tapi kalau bisa, ibu minta apapun masalah kalian, secepatnya kalian selesaikan. Kasihan anakmu lho kalau kalian masih marahan gitu”8211Please respect copyright.PENANAJgGGAa0ziE
8211Please respect copyright.PENANAVKP1DIpuP1
“Iya bu, saya juga pengennya gitu. Tapi ya gitulah bu, mungkin nggak lama lagi kami bakal baikan kok”8211Please respect copyright.PENANAE9rGHmTHGu
8211Please respect copyright.PENANAqihoNPqbfX
“Yasudah kalau begitu”8211Please respect copyright.PENANAoLEaCk3Ext
8211Please respect copyright.PENANA010tnjJ64k
“Iya bu. Kalau gitu Cita pamit dulu bu”8211Please respect copyright.PENANAhMQYLdqYLz
8211Please respect copyright.PENANAjDlgZlGK4n
“Iya hati-hati nak”8211Please respect copyright.PENANA3vCXXPlQGL
8211Please respect copyright.PENANAk4pf3JL7kL
8211Please respect copyright.PENANApE9AIkOpGD
Setelah pamit Citapun berangkat. Tak sampai setengah jam dia sudah sampai dirumah Nada. Ternyata Nada sedang sendirian dirumah karena suaminya sedang keluar kota. Tak ada siapapun dirumah selain dia, karena Nada memang belum punya anak sampai sekarang, padahal dia juga sudah lama menikah, hampir sama seperti Cita dan Andi.8211Please respect copyright.PENANAXbxuFKNcso
8211Please respect copyright.PENANAPIXXUByHEV
8211Please respect copyright.PENANAB63r7IermX
“Pagi mbak” ucap Cita.8211Please respect copyright.PENANAeY8xz6eiBL
8211Please respect copyright.PENANAfuB9YbUj7X
“Pagi Cit. ya ampun udah nyampe aja, kirain entar agak siangan, aku belum mandi lho ini, hehe”8211Please respect copyright.PENANAWkeaINGkux
8211Please respect copyright.PENANAVai98AU9xI
“Hehe iya mbak, nggak papa juga kan kita emang nggak kemana-mana mbak”8211Please respect copyright.PENANAdi8hHmbt8z
8211Please respect copyright.PENANAki02zFl0xK
“Iya Cit. jadi kamu mau langsung foto-foto sekarang?”8211Please respect copyright.PENANAiGumAvsgfp
8211Please respect copyright.PENANAMWDwMmpKph
“Entar aja deh mbak, atau terserah mbak Nada aja gimana enaknya”8211Please respect copyright.PENANAYV9IwojRue
8211Please respect copyright.PENANACCibXL5gM8
“Yaudah entar dulu aja ya. Sarapan dulu aja Cit, kamu udah sarapan belum?”8211Please respect copyright.PENANA3LBGogDgWA
8211Please respect copyright.PENANAqbiGcGiOBI
“Belum mbak, hehe”8211Please respect copyright.PENANAdcK3mYZtdU
8211Please respect copyright.PENANAbgBV8zCWDt
“Yaudah yuk bareng”8211Please respect copyright.PENANA4ayYeDLfuQ
8211Please respect copyright.PENANA5lSbvFZv0l
“Iya mbak”8211Please respect copyright.PENANAEGLXV02d3A
8211Please respect copyright.PENANA0JdU74pbtz
8211Please respect copyright.PENANATsjmy4wFtl
Kedua wanita itu kemudian sarapan bersama diselingi dengan obrolan ringan. Nada sebenarnya sudah menduga kalau Cita sedang ada masalah dengan suaminya. Karena selama ini yang Nada tahu, Cita tiap foto untuk barang endorse selalu dengan Andi. Kali ini dia minta dirinya yang memfotokan. Apalagi sekarang dia juga datang sendiri, dan belum sarapan lagi. Tapi Nada masih menahan diri untuk bertanya lebih banyak, takut merusak suasana.8211Please respect copyright.PENANAejEl8d4Uic
8211Please respect copyright.PENANAgggshLlXeK
Setelah makan, mereka lanjut ngobrol diruang keluarga. Masih juga yang diobrolkan adalah hal-hal ringan saja. Setelah itu tak lama Nada pamit untuk mandi. Setelah itu barulah mereka foto-foto. Bukan hanya Cita saja yang difoto oleh Nada, tapi Nada juga difoto oleh Cita. Memang hasilnya tidak sebagus kalau difoto oleh fotografer beneran, tapi untuk posting barang endorse saja itupun sudah cukup.8211Please respect copyright.PENANAHRleGQp7s1
8211Please respect copyright.PENANA5ZX2M4GlYt
Sampai siang hari Cita berada dirumah Nada. Mereka sudah selesai foto-foto, dan sepertinya Cita masih malas untuk pulang. Lagian dia merasa nggak enak dengan Nada. Dia ingin menemani Nada lebih lama daripada mantan kakak kelasnya itu sendirian dirumah.8211Please respect copyright.PENANA2NW1S4hmW9
8211Please respect copyright.PENANA56qWkStewL
*8211Please respect copyright.PENANA0o4d1bSx0k
*8211Please respect copyright.PENANAhnq9QGcsNv
*8211Please respect copyright.PENANA96JH7VvEx0
*8211Please respect copyright.PENANAYaugEFvs4N
8211Please respect copyright.PENANAMAUNqWVWKu
“Lho, Cita kemana bu?” tanya Andi pada ibunya. Dia baru saja bangun tidur dan tak mendapati Cita ada dirumahnya. Apalagi motor matic Cita juga tidak ada.8211Please respect copyright.PENANA2UImTgZYES
8211Please respect copyright.PENANAPXMh5D9J2l
“Kerumahnya Nada katanya Di” jawab ibunya.8211Please respect copyright.PENANAHOmMsKkyoZ
8211Please respect copyright.PENANASk5dirjiEd
“Kerumah Nada? Ngapain bu?”8211Please respect copyright.PENANAiRptVHBhnY
8211Please respect copyright.PENANAfFmwLZN0Qv
“Lha ya nggak tau ibu, emang dia nggak ngomong sama kamu?” tanya ibunya. Sebenarnya ibunya tahu kalau Cita memang tidak pamit pada Andi. Dia juga tahu kalau Cita kerumah Nada untuk foto-foto. Dia hanya ingin tahu saja, seberapa parah keributan antara Andi dengan Cita.8211Please respect copyright.PENANAu1pgVyV5Ws
8211Please respect copyright.PENANAylobz1EzoV
“Dia nggak bilang apa-apa sama aku tuh bu. Ngapain ya dia kesana?”8211Please respect copyright.PENANAZwcpxsDYOT
8211Please respect copyright.PENANA2B3X2MSIU2
8211Please respect copyright.PENANAE0SFUmAGGc
Ibunya tak menjawab, membuat Andi tambah bingung. Tapi Andi sudah menebak kalau mungkin Cita ketempat Nada untuk foto-foto, atau untuk curhat. Hanya ada 2 kemungkinan itu yang ada dikepala Andi.8211Please respect copyright.PENANA5PGmti0Wp0
8211Please respect copyright.PENANAqksiBeOIlN
Eh, tunggu dulu. Kalau foto-foto, siapa yang motoin ya? Masa Nada sendiri? Atau suaminya Nada? Atau jangan-jangan, si Salim itu yang diminta buat motoin? Batin Andi dengan bermacam pertanyaan.8211Please respect copyright.PENANAE7jEzTqQqm
8211Please respect copyright.PENANAyIFWYrJ0Ft
Kalau Salim ada disana, apa iya mereka cuma foto-foto doang? Apa mungkin tidak melakukan hal yang lain? Kalau beneran Nada udah jadi gundiknya Salim, kan bisa aja Cita dijebak, disuruh dateng kesana sendirian, terus digarap sama Salim. Batin Andi.8211Please respect copyright.PENANArK6mf72IfX
8211Please respect copyright.PENANAjEL0qY4Xrc
Andi mulai gelisah memikirkan segala kemungkinan itu. Pikirannya saat ini sedang dipenuhi bayang-bayang apa yang terjadi pada istrinya. Entah Salim, atau siapapun yang diminta untuk memfoto Cita, dia membayangkan lelaki itu sekarang sedang tertawa-tawa penuh kepuasan karena sudah berhasil menikmati tubuh istrinya.8211Please respect copyright.PENANAU8yiyYGDzj
8211Please respect copyright.PENANAqv3YxAL45u
Seketika itu juga emosinya memuncak. Bayangan yang silih berganti muncul dikepalanya itu membuat amarahnya naik tak tertahan. Dia melihat jam, sudah jam 11 lewat. Dia tak tahu sejak kapan Cita berangkat, tapi dia tahu istirnya sudah ada dirumah Nada cukup lama. Cukup untuk membuat lelaki yang dia curigai untuk bisa memperdaya Cita.8211Please respect copyright.PENANAdhwA7VwJYs
8211Please respect copyright.PENANANiISmyIXuQ
Dengan buru-buru sekali Andi mengambil kunci mobilnya dan bergegas menuju rumah Nada. Dia ingin secepatnya sampai disana, berharap dia belum terlambat. Berharap dia bisa menghentikan aksi bejat lelaki yang ingin menikmati tubuh istrinya. Sampai ditengah jalan dia baru sadar, dimana rumah Nada? Dia kemudian pinggirkan mobilnya, berpikir bagaimana caranya mencari rumah Nada. Menghubungi Cita atau Nada pasti akan percuma. Bisa jadi mereka sekarang sedang ‘sibuk’ dan tak akan membalas ataupun mengangkat telponnya. Andi kebingungan bagaimana bisa mencari rumah Nada. Ditambah dirinya yang sedang emosi, membuat otaknya makin tumpul.8211Please respect copyright.PENANALKMi5T0Itf
8211Please respect copyright.PENANAJxv9MLvbyQ
Ada sekitar 5 menit Andi berhenti disitu, berusaha menenangkan dirinya. Barulah setelah tenang dia ingat ada beberapa orang yang bisa dia hubungi, yang siapa tahu saja salah satu diantara mereka tahu rumah Nada. Setelah mencoba beberapa kali, akhirnya ada yang benar-benar tahu rumah Nada dan Andi mendapatkan alamat lengkapnya. Sialnya, ternyata alamat rumah itu harus berputar cukup jauh dari tempatnya berhenti sekarang.8211Please respect copyright.PENANAdDCB0QaJht
8211Please respect copyright.PENANAuKYW4nG2zP
Dengan sangat tergesa-gesa Andi memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Tak peduli dengan orang lain yang hampir dibuatnya celaka. Tak peduli dengan makian orang-orang yang dia lewati. Dia hanya ingin secepat mungkin sampai dirumah Nada untuk menyelamatkan Cita. Selama dijalan Andi hanya bisa mengumpat. Karena dia membawa mobil, jadi tidak bisa selincah motor untuk menembus kemacetan, meskipun sebenarnya tidak terlalu parah macetnya, masalahnya dia sedang sangat terburu-buru.8211Please respect copyright.PENANAxOVgE8UKpd
8211Please respect copyright.PENANAWlimQTkMn8
Akhirnya setelah hampir sejam berkutat dengan jalanan, Andi sampai ke komplek perumahan Nada. Tak lama kemudian dia menemukan rumah yang dia cari. Apalagi didepan rumah itu terparkir motor yang dia kenal, motor Cita. Buru-buru dia parkirkan mobilnya, lalu turun dan segera masuk ke rumah Nada. Terlihat Cita dan Nada sedang duduk-duduk sambil ngobrol santai diruang keluarga.8211Please respect copyright.PENANAYX1WHEyeUy
8211Please respect copyright.PENANA2DdLeo1qpf
8211Please respect copyright.PENANATpi3JkWpkO
“Mas Andi?” ucap Nada terkejut mengetahui kedatangan Andi. Apalagi saat itu kondisi Andi masih kucel karena baru bangun tidur dan belum mandi, ditambah rambutnya yang acak-acakan karena pusingnya memikirkan apa yang terjadi pada Cita.8211Please respect copyright.PENANAZRCR0p2iaI
8211Please respect copyright.PENANAFKIp4fpBmj
“Ma, kamu ngapain disini?” tanya Andi tanpa mempedulikan Nada.8211Please respect copyright.PENANA0uxIVhJfY2
8211Please respect copyright.PENANAnXZ5TJXihi
“Kamu sendiri ngapain disini?” balas Cita dengan dingin dan datar.8211Please respect copyright.PENANAaYrd1C7EIe
8211Please respect copyright.PENANA7KJqtfIRND
“Kalau ditanya itu jawab ma. Kamu ngapain aja disini? Sama siapa aja kalian disini?” tanya Andi, dengan agak membentak yang membuat Nada terkejut. Dia juga menengok kekanan kiri mencari siapa tahu ada orang lain dirumah itu, orang yang dia curigai dalam bayangannya tadi.8211Please respect copyright.PENANAfWm88NjTL8
8211Please respect copyright.PENANAB4g9vlpekX
“Apa pentingnya buat kamu tahu?” balas Cita yang juga mulai meninggi nadanya, terpancing emosinya.8211Please respect copyright.PENANAkvWO87XU2K
8211Please respect copyright.PENANAh2xS5erWad
“Aku ini suami kamu. Kamu kalau pergi-pergi harus dengan seijinku!” bentak Andi.8211Please respect copyright.PENANAdCnQWcQYuE
8211Please respect copyright.PENANAU5IT4kB6qm
“Jadi kamu masih nganggep aku ini istri kamu?” balas Cita.8211Please respect copyright.PENANA3q8e7HM0o4
8211Please respect copyright.PENANAlXY8vvArz6
“Apa maksudmu?”8211Please respect copyright.PENANAh90I9vHeU1
8211Please respect copyright.PENANAX5VZ8IhtiW
“Kamu nggak ngerti apa maksudku? Kamu inget yang kamu lakuin malem itu hah?” balas Cita juga dengan membentak.8211Please respect copyright.PENANA0TwvVvMIRH
8211Please respect copyright.PENANA367UOju7q2
8211Please respect copyright.PENANABTCKqcjlow
Andi sontak terkejut, tak pernah dia mendengar Cita bicara dengan nada seperti itu. Bahkan dirinya tak sadar kalau dia juga sebelumnya membentak Cita, yang membuat Cita bereaksi seperti itu.8211Please respect copyright.PENANAqodmTL2okU
8211Please respect copyright.PENANAxoSDXEWwYt
8211Please respect copyright.PENANAsjQVd8llx9
“Apa yang kamu lakuin waktu itu, apa itu perlakuan dari seorang suami kepada istrinya? Dan sekarang seenaknya kamu bilang seperti tadi itu hah?” ucap Cita yang masih dengan nada tinggi, tapi kali ini agak bergetar karena dia menahan tangis.8211Please respect copyright.PENANAq0KJpdf1Q2
8211Please respect copyright.PENANAUZ3EoW0dJJ
8211Please respect copyright.PENANA0em9wzhEAR
Andi kembali terdiam. Dia tak punya jawaban untuk pertanyaan Cita itu. Ada sebenarnya, tapi tak mungkin Andi mengatakannya. Terbayang betapa konyolnya jawaban itu kalau sampai terucap. Dan entah apa reaksi Cita kalau mendengar jawaban darinya itu.8211Please respect copyright.PENANA4Gj4JfQkxF
8211Please respect copyright.PENANA11pqHmuBSc
Air mata Cita sudah turun mengalir tapi dibiarkan saja tanpa diseka. Tatapanya terlihat sangat marah sekali kepada Andi. Andi yang tadinya begitu emosi, juga dengan amarah waktu memasuki rumah Nada, sekarang jadi berubah dengan melihat Cita menangis. Hatinya jadi bimbang. Apakah yang aku pikirkan tadi itu berlebihan? Apakah sebenarnya memang tidak terjadi apapun kepada Cita? Batin Andi.8211Please respect copyright.PENANA9Y6drzkEPl
8211Please respect copyright.PENANAhau927R7Ys
Nada sejak tadi hanya terdiam saja. Dia jadi semakin yakin kalau dugaannya tadi memang benar. Cita dan Andi memang sedang ada masalah. Meskipun terjadi dirumahnya, dia tidak ingin terlalu ikut campur masalah rumah tangga temannya itu. Dia hanya berharap suara ribut Andi dan Cita tadi tak sampai kedengaran oleh orang lain.8211Please respect copyright.PENANALOj6s0d7on
8211Please respect copyright.PENANA4XohSO79OQ
8211Please respect copyright.PENANAZDV5cunBQY
“Aku disini buat foto-foto, dan disini cuma ada aku sama mbak Nada. Kamu masuk kerumah orang nggak pake salam, nggak ada sopan-sopannya. Jadi lebih baik kamu pulang aja sekarang. Aku baik-baik aja disini” ucap Cita. Kali ini nadanya tidak setinggi tadi, tapi suaranya makin bergetar diiringi oleh isak tangisnya.8211Please respect copyright.PENANAtaRWzdYlEV
8211Please respect copyright.PENANAjkHnPRN04S
8211Please respect copyright.PENANArCW7frkBnv
Dan dengan bodohnya, Andi menurut begitu saja ucapan Cita. Sesuatu yang sangat tidak diharapkan oleh Cita. Dia berharap, paling tidak Andi meminta maaf kepada Nada sebagai pemilik rumah, karena dengan tidak sopannya langsung masuk dan membuat keributan. Tadi yang dilakukan Andi malah berbalik, dengan gontai melangkah keluar, lalu masuk ke mobil dan pergi begitu saja.8211Please respect copyright.PENANAwCWSuzHzqK
8211Please respect copyright.PENANAOZH41ymRIo
Seketika itu Cita jatuh terduduk sambil masih terus menangis. Dia menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Nada yang melihat itupun langsung menghampiri Cita, membantu Cita untuk berdiri dan memapahnya agar duduk disofa. Cita masih terus menangis, Nada hanya memeluknya dan mengelus punggungnya, berusaha menenangkannya.8211Please respect copyright.PENANAelcHkny4Ry
8211Please respect copyright.PENANA98eWd1nE8T
8211Please respect copyright.PENANABSxYrl5dP5
“Huks, mbak Nada, maafin mas Andi tadi ya, huks. Maaf udah bikin keributan disini” ucap Cita sambil sesenggukan.8211Please respect copyright.PENANAxcVgm6Od0A
8211Please respect copyright.PENANAPZBohY0eEB
“Iya iya udah nggak papa. Udah kamu tenangin diri dulu” ucap Nada.8211Please respect copyright.PENANAaZqIgOqXBk
8211Please respect copyright.PENANAVV3vOVMazb
8211Please respect copyright.PENANAYR8ObakyRe
Setelah cukup lama akhirnya Cita sudah mulai tenang. Dia masih berada dipelukan Nada yang dengan sabar menenangkannya. Karena tak tahu apa masalahnya, Nada hanya sekedar menyuruh Cita untuk sabar. Setelah tahu Cita sudah mulai bisa menguasai dirinya, barulah Nada bertanya pelan-pelan.8211Please respect copyright.PENANAkoYnfsBJOP
8211Please respect copyright.PENANAYP5faWJs2q
8211Please respect copyright.PENANA7KhMEpIQT3
“Cit, sebenarnya aku dari tadi udah nebak, kalau kamu lagi ada masalah sama mas Andi. Cuma aku nggak tau apa masalah kalian” ucap Nada.8211Please respect copyright.PENANArmsu5GKVY8
8211Please respect copyright.PENANAXTS2gsNMVj
“Iya mbak, kami emang sedang ada masalah. Sebenarnya aku udah mulai berpikir buat maafin dia, tapi nggak tau kenapa dia malah kesini tadi, nggak ada sopan-sopannya, malah ngajakin ribut juga. Maaf banget ya mbak”8211Please respect copyright.PENANAa0fD9TybJq
8211Please respect copyright.PENANAtpF6pGaXM6
“Iya udah nggak papa. Tapi, kalau boleh tau nih, emang kalian sedang ada masalah apa sih?”8211Please respect copyright.PENANAiEjlxjWSZI
8211Please respect copyright.PENANAcKsQWxSDH0
“Hmm maaf banget mbak Nada, untuk sekarang aku belum bisa cerita. Tapi aku nanti pasti cerita kok sama mbak, karena sekarang mbak satu-satunya orang yang aku percaya. Tapi jangan sekarang ya mbak?”8211Please respect copyright.PENANAjKiNp0zWZh
8211Please respect copyright.PENANA0iBPspaM6v
“Oh gitu. Yaudah nggak papa, yang penting kamunya sekarang tenang aja ya. Semua masalah pasti ada solusinya kok Cit. semoga masalah kalian bisa cepat selesai”8211Please respect copyright.PENANA72vyDBJXOi
8211Please respect copyright.PENANAaMEppudmtw
“Iya mbak makasih”8211Please respect copyright.PENANAa5TiGCI4du
8211Please respect copyright.PENANAm3aPjgUJUX
8211Please respect copyright.PENANAKSIO6USZOw
Cita mulai melepas pelukan Nada. Dia menyandarkan tubuhnya disofa. Nada bangkit untuk mengambilkan Cita minuman.8211Please respect copyright.PENANASI92ftb8J9
8211Please respect copyright.PENANAAeLGQXIpP0
8211Please respect copyright.PENANA3u2eWSs1RE
“Mbak”8211Please respect copyright.PENANAZv6rdIkBvx
8211Please respect copyright.PENANAbzzHyiQ6zQ
“Iya kenapa Cit?”8211Please respect copyright.PENANA1olQ8XPCbq
8211Please respect copyright.PENANAnibOODJPzf
“Hmm, aku malem ini nginep sini ya? Boleh nggak?”8211Please respect copyright.PENANA1qMbBkWj9h
8211Please respect copyright.PENANAIyeLFLbbfe
“Lho nginep sini?”8211Please respect copyright.PENANATlTr90qwvQ
8211Please respect copyright.PENANA2SWIee8R5y
“Iya mbak. Aku males pulang. Lagian mbak Nada kan sendirian, jadi sekalian aku temenin aja ya mbak?”8211Please respect copyright.PENANAupkVIZp3PB
8211Please respect copyright.PENANACkmY3yiCAO
“Hmm gimana ya Cit”8211Please respect copyright.PENANAjQdds3YQVG
8211Please respect copyright.PENANAO8vovwJRTL
“Mbak Nada keberatan ya?”8211Please respect copyright.PENANATQZF7zPGrH
8211Please respect copyright.PENANA0Eunv0RU6i
“Aku sih bukannya keberatan. Aku sih seneng-seneng aja ada temennya. Yaudah, boleh aja, tapi kamu ijin sama mas Andi dulu ya”8211Please respect copyright.PENANApvPjUOqgKK
8211Please respect copyright.PENANAuPkbAZwfv2
“Nggak mau mbak. Aku males ngomong sama dia”8211Please respect copyright.PENANAIWeRYsmk3a
8211Please respect copyright.PENANAnkh6uCYGhw
“Lho ya jangan gitu. Mau gimanapun keadaan kalian saat ini, kamu itu tetap istrinya lho. Jadi kamu harus tetep ijin sama dia”8211Please respect copyright.PENANAqSssM3R41v
8211Please respect copyright.PENANATq6fA5cyoM
“Pokoknya nggak mau mbak, aku beneran males sama dia mbak” Cita tetap bersikukuh tidak mau mengikuti kata-kata Nada.8211Please respect copyright.PENANAms8HmMu2WZ
8211Please respect copyright.PENANA5LhAeSFVC9
“Hmm, yaudah deh. Tapi kalau ada apa-apa, aku nggak mau sampai kebawa-bawa lho ya?”8211Please respect copyright.PENANAvisJmpB4Ej
8211Please respect copyright.PENANAif5dbONVba
“Iya mbak, mbak Nada tenang aja. Ini masalah antara aku sama mas Andi, nggak akan bawa-bawa mbak Nada. Aku cuma butuh tempat buat istirahat aja malem ini mbak, dan nggak mungkin aku pulang dengan kondisi kami yang kayak gini”8211Please respect copyright.PENANAwRPuRueqgD
8211Please respect copyright.PENANAKbo1q3obKC
8211Please respect copyright.PENANA1SOG37I5WA
Nadapun mengangguk. Sebenarnya dia tidak keberatan kalau Cita menginap disini, tapi yang membuatnya merasa tak enak adalah Cita menginap tanpa ada ijin dari Andi. Tapi sepertinya memang Cita sedang sangat marah kepada Andi. Mungkin ada baiknya Cita menginap disini dulu, untuk sekedar menenangkan hatinya sebelum nantinya pulang kerumahnya.8211Please respect copyright.PENANAjjSxqPUrkM
8211Please respect copyright.PENANAegwEs5QTUd
Karena memang Cita harus menginap disini, diapun harus membatalkan acaranya malam ini. Dia melihat Cita lebih membutuhkannya saat ini. Apalagi yang dia tahu Cita tidak terlalu banyak punya teman dekat, jadi dialah satu-satunya yang bisa memberikan tempat istirahat untuk Cita malam ini. Nadapun kemudian mengambil hpnya, lalu tanpa sepengetahuan Cita dia menghubungi Andi untuk memintakan ijin agar Cita menginap dirumahnya malam ini. Andi hanya mengiyakan saja tanpa banyak bicara lagi. Dan Nada juga menghubungi seseorang untuk membatalkan acara mereka nanti malam dengan memberi sedikit alasan.8211Please respect copyright.PENANAM8sI26Z7R6
8211Please respect copyright.PENANAo77LfrIKyi
*8211Please respect copyright.PENANAaWRYMOZSGM
*8211Please respect copyright.PENANAQIG1ZGVWFj
*8211Please respect copyright.PENANAEoG8wLAznO
*8211Please respect copyright.PENANAMGVfFXkaiS
*8211Please respect copyright.PENANAIfIZAsSSfu