#29 Pukulan Telak4147Please respect copyright.PENANAneuiadOK8h
4147Please respect copyright.PENANAb3mm7tOUDu
4147Please respect copyright.PENANAaqZq1JQhAy
Hari minggu pagi, sekitar jam 9 Cita sudah selesai bersih-bersih rumah. Sebenarnya dia masih malas untuk melakukan apapun, karena sampai saat ini dia masih sangat khawatir dengan dm yang dikirim kepadanya beberapa hari yang lalu. Sebenarnya, dm itu sudah lebih dari seminggu dikirim, tapi memang baru beberapa hari yang lalu dia buka.4147Please respect copyright.PENANAr6wPxM3rcl
4147Please respect copyright.PENANAg5GCtShzJm
Dia masih kepikiran, siapa yang mengirimnya, dan apa tujuan dari si pengirim itu. Apalagi dia juga sudah sempat membalas untuk menanyakan apa mau orang misterius itu, tapi belum dibalas sampai sekarang. Ditambah lagi, sejak beberapa hari yang lalu, pak Bowo memang tidak lagi muncul dirumah ini. Memang dia yang meminta pak Bowo untuk tak lagi menemuinya, tapi karena pak Bowo bilang akan mencari orang itu dan membuat perhitungan, dan juga menyuruhnya untuk menunggu kabar, membuatnya semakin khawatir.4147Please respect copyright.PENANAZl279b9Lzt
4147Please respect copyright.PENANAT2u3zUxnqJ
Sampai hari ini, belum ada kabar sama sekali dari pak Bowo. Dia berharap, segera ada kabar dari lelaki itu. Hanya sekedar kabar tentang hasil pencarian orang misterius itu saja, sehingga dirinya bisa tenang. Namun lebih daripada itu, dia sudah benar-benar memutuskan untuk tidak mau bertemu dengan pak Bowo lagi. Dia sudah benar-benar menyesali perbuatannya, meskipun sampai sekarang dia belum bilang apa-apa kepada ibu mertuanya.4147Please respect copyright.PENANA0DD4C0d8lE
4147Please respect copyright.PENANATTvPg7VLlj
Ibu mertuanya sendiri tidak lagi membahas hal itu. Melihat Cita yang kadang seperti orang linglung, membuat ibu mertuanya menganggap bahwa Cita masih memikirkan penyesalan atas perselingkuhannya, dan dia memutuskan untuk menunggu Cita merasa lebih baik baru diajak ngobrol masalah itu. Tapi dia tak tahu, apa yang dipikikan Cita ternyata lebih berat daripada itu.4147Please respect copyright.PENANAcMapXB6T8U
4147Please respect copyright.PENANAoWxtNsOsdu
Dan pagi ini, terlihat ibu mertua Cita dan juga Putra sudah rapi. Mereka akan pergi hari ini. Sedangkan Cita masih memakai daster rumahan seperti biasa saat sedang mengerjakan pekerjaan rumah tangganya.4147Please respect copyright.PENANAy5JerwwDL7
4147Please respect copyright.PENANAlUHopAxGeg
4147Please respect copyright.PENANAEQ5eJxpREw
“Cit, kamu mau ikut nggak?” tanya ibu mertuanya.4147Please respect copyright.PENANADdFSTMAR1B
4147Please respect copyright.PENANAtVfvv0imx3
“Emang mau kemana bu? Cita kayaknya dirumah aja deh, pengen istirahat” jawab Cita.4147Please respect copyright.PENANAnQM5ndVQSS
4147Please respect copyright.PENANAFxt622WcbV
“Kamu kenapa nak? Kamu sakit?”4147Please respect copyright.PENANAMPuEzoPguF
4147Please respect copyright.PENANA3fhGEuezKi
“Hmm, nggak tahu bu, cuma kurang enak badan aja. Mungkin istirahat sebentar nanti juga baikan kok”4147Please respect copyright.PENANAL5Nc4G08wn
4147Please respect copyright.PENANAgchwAzyUqM
“Yaudah kalau gitu, baik-baik dirumah ya. Ibu sama Putra pergi dulu”4147Please respect copyright.PENANAr0b30sidyc
4147Please respect copyright.PENANAWLXpuzR7KD
“Iya bu hati-hati”4147Please respect copyright.PENANAJzFwa1rwrT
4147Please respect copyright.PENANA6VEjIQ4WuY
4147Please respect copyright.PENANAlUNus9yDmv
Akhirnya ibu mertuanya hanya pergi berdua dengan Putra. Cita hanya mengantarnya sampai didepan rumah saja, dimana taksi online yang dipesan sudah menunggu. Setelah ibu mertuanya berangkat, Cita masuk lagi kedalam rumah untuk duduk beristirahat sebentar diruang tengah.4147Please respect copyright.PENANAqBYQpTm75G
4147Please respect copyright.PENANAYHWMTTBU0r
Sebenarnya Cita tidak ikut ajakan ibu mertuanya bukan karena dia ingin istirahat, tapi karena dia ada rencana lain hari ini. Dia ingin menemui seseorang, yang tak lain adalah Nada. Dari kemarin, Cita sudah berpikir masak-masak. Dia rupanya tak kuat menanggung beban ini sendirian. Dia ingin bisa berbagi dengan orang lain. Paling tidak, orang itu mau mendengarnya, meskipun pada akhirnya akan menghakiminya, menyalahkannya, bahkan menghujatnya, dia siap. Yang pasti, dia ingin berbagi.4147Please respect copyright.PENANARhzqwKTLSC
4147Please respect copyright.PENANApgYy6CEG4r
Seharusnya, memang dia mencurahkan isi hatinya itu kepada ibu mertuanya, orang yang paling dekat dan paling bisa mengerti dia. Terlebih lagi, dengan curhat ke ibu mertuanya, maka aib ini tidak akan menyebar terlalu luas dan hanya diketahui oleh keluarganya saja. Tapi, Cita tidak siap untuk bercerita kepada ibu mertuanya. Dia terlalu takut dan malu, mengingat betapa baik dan sayangnya ibu mertuanya kepadanya.4147Please respect copyright.PENANA3ITOOnWxS9
4147Please respect copyright.PENANAzRW0goplea
Dan akhirnya pilihan Cita jatuh kepada Nada, satu-satunya sahabat yang dia punya dan dia percaya saat ini. Dia merasa tak memiliki teman lain lagi yang bisa diajak cerita mengenai hal ini. Karena sebelumnya, saat dia bermasalah dengan Andi dulu, dengan Nada lah dia bercerita. Meskipun saat itu Gunawan juga sempat ikut mendengar ceritanya, tapi diapun percaya pada Gunawan. Dan bila hari ini ada Gunawan juga dirumah Nada, dia juga sudah siap, karena dia percaya pada mereka berdua.4147Please respect copyright.PENANAnGgqPDM8op
4147Please respect copyright.PENANAddmw2B4MDU
Akhirnya setelah merasa cukup beristirahat, Cita kemudian mandi. Setelah mengganti baju, dia tak langsung berangkat. Dia kembali duduk diruang tengah. Kembali hatinya terasa bimbang. Haruskah dia menceritakan hal ini kepada Nada? Bagaimana kira-kira reaksi Nada nanti? Apakah Nada akan menertawakannya karena telah benar-benar berselingkuh dan tuduhan Andi menjadi benar adanya? Atau apakah Nada akan bersimpati padanya?4147Please respect copyright.PENANATShrcBA8Mt
4147Please respect copyright.PENANAsqZh8Odd5W
Dan jika ada Gunawan disana, bagaimana pula reaksi Gunawan? Akankah dia juga bersimpati padanya? Atau justru memandangnya sebagai perempuan murahan yang rela memberikan hati dan tubuhnya kepada pria lain demi sebuah kenikmatan duniawi?4147Please respect copyright.PENANAVLa8szlgjv
4147Please respect copyright.PENANATYCjBKWLjD
Padahal semalam Cita sudah memantapkan diri untuk menemui Nada, dan kalaupun Gunawan ada disana, dengan dia juga. Dia sudah menyiapkan diri menghadapi apapun reaksi dari mereka. Tapi kini tiba-tiba dia jadi merasa ragu lagi.4147Please respect copyright.PENANAM4TmG8zt7c
4147Please respect copyright.PENANA7uXd9cRhqk
Setelah berdiam diri disana, setelah mengela nafas yang cukup panjang, kembali Cita memantapkan dirinya, menyiapkan hatinya, untuk apapun yang akan dia terima dari Nada dan Gunawan nanti setelah mendengar ceritanya. Dia siap. Yang terjadi, terjadilah.4147Please respect copyright.PENANA33vdZhdboh
4147Please respect copyright.PENANAEbrlmxoprq
*4147Please respect copyright.PENANArLQQWH2hU2
*4147Please respect copyright.PENANA4XmAyS5C6e
*4147Please respect copyright.PENANAtGWkGUqQv7
*4147Please respect copyright.PENANAZufLDLgMHd
4147Please respect copyright.PENANAyqAphWvaZv
Sementara itu, ibu mertua Cita telah sampai ditempat tujuannya. Dia memang tak memberi tahu kemana akan pergi kepada Cita. Harapannya, Cita yang terlihat sedang suntuk dan banyak pikiran, mau ikut dengannya. Dan yang pasti, ketika sampai ditempat ini, dia akan sangat terkejut. Mungkin akan senang, atau entah seperti apa. Tapi sayang, dia tidak ikut.4147Please respect copyright.PENANAVxGrRhjp33
4147Please respect copyright.PENANAVAhutQWGt4
Setelah membayar ongkos taksi, diapun turun menggendong Putra. Memasuki tempat yang dia tuju, dia disapa oleh seorang penjaga yang sudah cukup mengenalnya dan juga Putra karena sering berkunjung kemari.4147Please respect copyright.PENANANSSvK9jsP1
4147Please respect copyright.PENANAmhKdAxu1f1
4147Please respect copyright.PENANAdA2BVRVWHL
“Selamat pagi bu Warni, selamat pagi Putra” sapa penjaga itu.4147Please respect copyright.PENANAXidEdqiBJT
4147Please respect copyright.PENANAtDfPUkipwY
“Selamat pagi om Galih” balas ibu mertua Cita.4147Please respect copyright.PENANAUv6LPHVlSK
4147Please respect copyright.PENANA7AFYhpSN9q
“Mau jemput mas Andi bu?” tanya penjaga itu.4147Please respect copyright.PENANAlvPUnZcd6B
4147Please respect copyright.PENANALySw3br56p
“Iya mas, kan hari ini dia keluar” jawab ibu Andi sambil tersenyum.4147Please respect copyright.PENANAQYAB2NoUc9
4147Please respect copyright.PENANAH7Sf6lr3p1
“Iya bu, silahkan ditunggu disana dulu” ucap penjaga itu sambil menunjuk kekursi tunggu. “Mas Andi kayaknya tadi lagi siap-siap, mungkin bentar lagi keluar” lanjutnya.4147Please respect copyright.PENANAuEGKkfC2bH
4147Please respect copyright.PENANAqW533PeKiR
“Makasih mas”4147Please respect copyright.PENANAzyaVIblz8p
4147Please respect copyright.PENANAVxPXOHyLiQ
4147Please respect copyright.PENANAGYQHOV7Wwc
Ibu Andi dan Putra kemudian menuju ke kursi tempat menunggu seperti yang ditunjuk oleh penjaga tadi. Mereka berdua memang menuju ke lapas, tempat Andi dipenjara. Dan hari ini, Andi dibebaskan. Belum waktunya memang, tapi ada sesuatu yang bisa membuat Andi bebas hari ini, yang Andi belum mau menceritakan apa sebabnya kepada ibunya.4147Please respect copyright.PENANALXdt0t8TtP
4147Please respect copyright.PENANAwPIi8fgvX6
Sekitar 15 menit mereka menunggu. Tak terasa karena tingkah Putra cukup menghibur disitu. Mereka juga didatangi dan disapa beberapa orang petugas disitu yang memang sudah merasa cukup akrab dengan mereka, terutama Putra. Tak berapa lama kemudian, Andi keluar dengan membawa sebuah tas ransel kecil.4147Please respect copyright.PENANA3PV2BNXgcV
4147Please respect copyright.PENANA0IiBFGe12S
Penampilan Andi terlihat cukup segar dan rapi. Tubuhnya juga terlihat lebih berisi, karena selama didalam penjara ini cukup banyak kegiatan yang dia lakukan. Dia tersenyum melihat ibu dan anaknya sudah menunggunya, namun agak kecewa karena tidak ada Cita yang ikut menjemputnya. Tapi dia segera menghampiri ibunya, mencium tangannya lalu memeluknya. Kemudian dia menggendong, memeluk dan menciumi Putra yang tertawa-tawa dan terlihat geli diciumi oleh ayahnya.4147Please respect copyright.PENANAyREuF6pigD
4147Please respect copyright.PENANAn3uU6NBBqO
4147Please respect copyright.PENANAr2AZKyKOiI
“Sehat Di?” tanya ibunya.4147Please respect copyright.PENANA7T4Er3rd9W
4147Please respect copyright.PENANA2xTsxm2tcO
“Alhamdulillah, seperti yang ibu lihat” jawab Andi sambil tersenyum.4147Please respect copyright.PENANAfvbYZKRfBA
4147Please respect copyright.PENANAZyHJ3AWK9M
“Yaudah, yuk pulang” ajak ibunya.4147Please respect copyright.PENANAOVQAFhCg42
4147Please respect copyright.PENANAdKN4kBIg21
“Iya bu, ayo”4147Please respect copyright.PENANAFOyOuxp208
4147Please respect copyright.PENANAL74RH4oHVD
4147Please respect copyright.PENANA4zjKnw6Rbf
Setelah bersalaman dengan para petugas lapas dan berpamitan, juga sempat mendapat sedikit wajangan dan nasehat dari para petugas lapas, merekapun akhirnya meninggalkan tempat yang sudah beberapa bulan menjadi tempat tinggal Andi itu.4147Please respect copyright.PENANARrsQFPNbLA
4147Please respect copyright.PENANAxw58cfNs0U
Sesaat, Andi berbalik dan menatap lapas itu. Dia tersenyum, mengingat apa yang selama ini dia alami disana.4147Please respect copyright.PENANApOPCsOfvo6
4147Please respect copyright.PENANAzuo72qoopQ
Saat pertama kali masuk kesini, Andi memang sudah ketakutan. Cerita dari polisi yang mengatarnya benar-benar membuatnya takut. Apalagi dia dipenjara karena kasus kekerasan pada seorang perempuan. Dan kabar bahwa pelaku kekerasan terhadap perempuan akan mendapatkan perlakuan buruk seperti kekerasan fisik atau kekerasan seksual sangat menghantuinya.4147Please respect copyright.PENANA8jfTd3Wc1U
4147Please respect copyright.PENANAcTFfL6laru
Dan memang benar, hari-hari pertama didalam penjara itu, Andi sempat mengalami ‘ospek’ dari para napi senior. Beberapa kali dia mendapatkan pukulan diwajah dan tubuhnya. Namun nasibnya itu terselamatkan beberapa minggu setelahnya, saat ada seorang narapidana masuk ke lapas ini. Narapidana itu begitu masuk langsung disegani oleh para napi lainnya, karena dia termasuk salah satu preman yang menguasai hampir semua lahan parkir dikota ini.4147Please respect copyright.PENANAvAB2U4Dx42
4147Please respect copyright.PENANAoF9BmCtQT7
Hanya lahan parkir, memang. Tapi dikota kecil seperti ini, keberadaan preman seperti dirinya tentu saja sangatlah disegani. Apalagi meskipun statusnya adalah seorang preman, bukan berarti dia seenaknya saja sering melakukan kejahatan. Kalau anak buahnya, memang iya. Tapi kalau dia, jarang sekali. Dia ditangkap dan dipenjara karena kasus penganiayaan terhadap seorang pejabat dikota ini. Sebenarnya bukan sepenuhnya salah dia, karena memang pejabat itu terlalu arogan, hingga membuat mereka adu mulut, dan si preman itu lepas kendali hingga memukulnya. Hanya sekali pukul sebenarnya, tapi berhadapan dengan orang yang sok berkuasa, tentu akan jadi panjang masalahnya, hingga akhirnya preman itu berakhir dipenjara.4147Please respect copyright.PENANA4UkB0CokFb
4147Please respect copyright.PENANAI33epjh7FG
Hari pertama preman itu berada didalam penjara, dia melihat seseorang memukuli Andi. Karena merasa familiar dengan Andi, diapun menghentikan aksi itu dan menyuruh napi yang memukul Andi pergi. Meskipun statusnya napi senior, tapi karena mengenal siapa preman bertubuh tinggi besar itu, napi itu takut juga dan akhirnya pergi.4147Please respect copyright.PENANAOilvmsINcz
4147Please respect copyright.PENANAT9BfMH4Ogk
Dan ternyata benar, napi itu mengenal Andi sebagai orang yang bekerja di bank tak jauh dari tempat dia biasa nongkrong. Andipun juga mengenalnya karena cukup sering bertemu dengan preman itu, bahkan beberapa kali membelikan preman itu rokok ataupun minuman. Akhirnya merekapun berkenalan dan saling tukar cerita. Preman itu sempat tertawa mendengar sebab kenapa Andi dipenjara, tapi tidak sampai melakukan pemukulan seperti napi-napi lainnya. Bahkan sejak saat itu dia berteman dengan Andi. Dan karena pertemanannya dengan si preman, akhirnya Andi terbebas dari bullyan didalam penjara.4147Please respect copyright.PENANAC9eAYd8q5P
4147Please respect copyright.PENANAxFK03KOJiP
Selanjutnya, hari-hari Andi didalam penjara diisi dengan mengikuti berbagai kegiatan yang disiapkan oleh para sipir. Kegiatan-kegiatan itu beberapa ada yang menguras fisik. Bagi Andi, tak ubahnya seperti sebuah latihan fisik, yang pada akhirnya sekarang membentuk tubuhnya menjadi lebih berotot.4147Please respect copyright.PENANAs2vxkjQdsp
4147Please respect copyright.PENANAYBN0SYrs1I
4147Please respect copyright.PENANAQSBeyxhMwV
“Di, kenapa?” tanya ibunya saat melihat Andi melamun, yang membuyarkan lamunannya.4147Please respect copyright.PENANAuEe790vX8k
4147Please respect copyright.PENANAl9dtn2Qt4K
“Ah nggak kok bu, cuma keinget aja hari-hari disini, hehe” jawab Andi.4147Please respect copyright.PENANA4SqLDC5sp6
4147Please respect copyright.PENANAWlElvE1xRZ
“Emangnya kenapa? Kamu bilang kamu baik-baik aja dipenjara? Udah nggak pernah dipukuli lagi kan?” tanya ibunya. Dia baru tahu kalau Andi pernah dipukuli saat Andi cerita, tapi pemukulan itu sudah lama berlalu.4147Please respect copyright.PENANAX9S7HCRkdl
4147Please respect copyright.PENANAo4BGc442zA
“Nggak kok bu, emang udah nggak pernah dipukulin sejak Andi deket sama Toni” jawab Andi.4147Please respect copyright.PENANAcIdcw8gltj
4147Please respect copyright.PENANApG2Kt5Vh3f
“Ooh. Lha terus yang kamu inget-inget tadi apa emangnya?”4147Please respect copyright.PENANA430ODnY4eD
4147Please respect copyright.PENANAeadGcvWEgj
“Ya temen-temen Andi disitu, terus sipir-sipirnya juga. Sama kegiatan-kegiatan Andi selama didalam bu. Yaudah, mending kita pulang aja bu sekarang” ucap Andi.4147Please respect copyright.PENANAfnX6a4TE3Q
4147Please respect copyright.PENANA69H0v4VfY1
4147Please respect copyright.PENANA5DMe4VQQdH
Ibunya mengangguk, dan merekapun mencegat taksi yang mangkal disekitar situ. Dalam perjalanan pulang, nampak mereka tertawa-tawa mendengar celotahan Putra. Anak itu nampak senang sekali karena ayahnya sudah akan pulang. Putra memang masih belum mengerti tentang penjara, yang dia tahu, ayahnya di lapas itu sedang bekerja. Dan saat ini, hari ini, ayahnya akan pulang. Dia senang karena bisa bermain lagi setiap hari ayahnya.4147Please respect copyright.PENANAS2LZ5A03kv
4147Please respect copyright.PENANAKVBMRgid2t
Perjalanan hari itu terasa lancar dan akhirnya mereka sampai dirumah. Terlihat pintu rumah tertutup rapat. Andi sempat mengecek garasi, dan ternyata motor Cita juga tidak ada.4147Please respect copyright.PENANAm6FQ70ul1V
4147Please respect copyright.PENANA5RBnPniyol
4147Please respect copyright.PENANArgYnW6NkGT
“Cita lagi keluar bu” ucap Andi.4147Please respect copyright.PENANAxRwXJsz6sg
4147Please respect copyright.PENANAN2WO4UZxXe
“Loh, tadi dia bilang mau istirahat katanya” jawab ibunya.4147Please respect copyright.PENANA4WwscPL6GF
4147Please respect copyright.PENANAj6Z7Q3SohY
“Coba itu tanya dia lagi dimana”4147Please respect copyright.PENANAo86cViQq7O
4147Please respect copyright.PENANAasuuHaq5oF
“Bentar ya”4147Please respect copyright.PENANATK6Bmzm3ue
4147Please respect copyright.PENANAMtg0L4nFUD
4147Please respect copyright.PENANA89tIvssCet
Ibu Andi lalu mencoba menghubungi Cita. Setelah berbicara beberapa saat melalui telpon, dia menghampiri Andi.4147Please respect copyright.PENANAwWFbj9Auiw
4147Please respect copyright.PENANAve5srle6fD
4147Please respect copyright.PENANAssR7FIo95d
“Cita lagi dirumah Nada”4147Please respect copyright.PENANA5wVf8jZ7es
4147Please respect copyright.PENANAYQxewvhkfM
“Ooh gitu. Yaudah biar Andi susul kesana bu”4147Please respect copyright.PENANAgoP3g3JAwx
4147Please respect copyright.PENANABqurgmFFsN
“Kamu nggak istirahat dulu?”4147Please respect copyright.PENANAwz8ay3m63T
4147Please respect copyright.PENANAe0vHDosmzf
“Nggak bu, Andi udah kangen banget sama Cita, Andi pengen cepet-cepet ketemu dia, hehe”4147Please respect copyright.PENANACudrc9O00x
4147Please respect copyright.PENANAvCd8vomir7
“Hmm nak, apa nggak sebaiknya ditunggu dirumah aja? Dia, mungkin, hmm…” ibunya terlihat ragu untuk menceritakan apa yang dia tahu, apa yang dia pikirkan, kepada Andi.4147Please respect copyright.PENANA5Lc4bpn5nu
4147Please respect copyright.PENANA1uNbHqCOv3
4147Please respect copyright.PENANABAFXEhgtZX
Melihat ibunya yang sepertinya ragu untuk bercerita, Andi tersenyum lalu memeluk ibunya. Ibunya tentu heran dengan sikap Andi ini. Kemudian Andi melepaskan pelukannya dan masih tetap tersenyum pada ibunya.4147Please respect copyright.PENANAiDjL3Cj3Jq
4147Please respect copyright.PENANATMMx9bVK21
4147Please respect copyright.PENANAcuGfLtDpVs
“Bu, ibu tenang aja. Andi udah tahu semuanya” ucap Andi dengan tenang.4147Please respect copyright.PENANAABwlNgfYWK
4147Please respect copyright.PENANA5StzJLdofd
“Maksud kamu?”4147Please respect copyright.PENANAjie1Fj9L9g
4147Please respect copyright.PENANAo1MZl9ddaD
“Semuanya bu, Andi udah tahu. Dan ibu nggak usah khawatir, Andi akan nemuin Cita, dan bawa Cita pulang lagi kerumah ini. Andi akan membawa Cita pulang baik-baik, dan Andi akan mencoba membawa Cita pulang dengan tersenyum” jawab Andi, masih tenang dan tersenyum.4147Please respect copyright.PENANARofhTSsNX9
4147Please respect copyright.PENANAgtugsFNQ2M
4147Please respect copyright.PENANAFDloFPMXeo
Ibunya sebenarnya belum begitu paham maksud Andi, tapi melihat senyum dan ketenangan Andi, dia sedikit bernafas lega, dan berharap semuanya akan baik-baik saja. Diapun akhirnya mengangguk dan memberi ijin Andi untuk menjemput Cita.4147Please respect copyright.PENANAJyvNYQnAqC
4147Please respect copyright.PENANAwlZvXPlUuZ
Setelah mendapat ijin dari ibunya, Andi segera menuju mobilnya. Memanaskan mesinnya sebentar, karena mobilnya sudah jarang sekali digunakan, karena baik Cita maupun ibunya tidak ada yang bisa mengendarainya. Mereka hanya sesekali saja menyalakannya untuk memanaskan mesin mobil itu. Setelah dirasa cukup, barulah Andi memacu mobilnya dengan santai menuju rumah Nada.4147Please respect copyright.PENANAcm9esfhsOn
4147Please respect copyright.PENANAAf7BIHMrkz
4147Please respect copyright.PENANAEhiSIlD0XD
“Tunggulan istriku sayang, aku akan menjemputmu. Aku akan membawamu pulang, dan kita akan memulai semuanya lagi, dari awal.”4147Please respect copyright.PENANAZ62Jp0rmWZ
4147Please respect copyright.PENANA6czgWMl1YE
*4147Please respect copyright.PENANAXwjGLMqRp7
*4147Please respect copyright.PENANApp5MKRifrU
*4147Please respect copyright.PENANA93r5s58ZO3
*4147Please respect copyright.PENANAwFXAP7ThVe
4147Please respect copyright.PENANAsIsMoBX5dX
Beberapa saat sebelumnya4147Please respect copyright.PENANAC5yAFgAvI2
4147Please respect copyright.PENANAeONuXRJmss
Meskipun sudah memantapkan hatinya, tetap saja dada Cita berdebar kencang selama perjalanan menuju rumah Nada. Dalam hati dia berharap yang ada dirumah hanyalah Nada, tidak perlu ada Gunawan, sehingga dia bisa lebih bebas bercerita. Jadi meskipun nantinya Nada akan menghakiminya, dia akan lebih siap, ketimbang kalau disitu ada Gunawan juga.4147Please respect copyright.PENANA8NYGLoEXcv
4147Please respect copyright.PENANA8EqhrRrs5U
Semakin dekat dengan rumah Nada membuat perasaan Cita makin tak karuan, detak jantungnya juga terasa makin kencang. Dia sedikit mengurangi kecepatan motornya, sambil berpikir, benarkah keputusannya untuk bercerita pada Nada. Kalau misalnya dia mengurungkan niatnya, maka masih belum terlambat untuk putar balik dan pulang kerumahnya.4147Please respect copyright.PENANA45atuiCr6s
4147Please respect copyright.PENANAvPCLTSdBS9
Tapi, pulang kerumah hanya akan membuat batinnya makin tersiksa. Bebannya juga tidak akan berkurang. Dia memang butuh tempat berbagi. Apalagi sudah 4 hari lamanya pak Bowo yang katanya mau mencari informasi soal orang misterius yang mengirimkan dm kepadanya, belum ada kabarnya sama sekali, dan tentu saja Cita enggan untuk menghubungi dan bertanya terlebih dahulu karena dia sudah meminta pak Bowo untuk tak lagi menemuinya.4147Please respect copyright.PENANAdyA4Y5W25s
4147Please respect copyright.PENANAu0vwlaE75y
Akhirnya, Cita sampai juga dirumah Nada. Dia parkirkan motornya dihalaman rumah Nada. Rumah itu terlihat sepi, tapi dia tahu kalau Nada ada dirumah. Dia berdiri mematung sebentar, lalu menarik nafas panjang dan menghembuskannya lagi, untuk sekali lagi memantapkan hatinya. Perlahan dia melangkah mendekati pintu rumah Nada.4147Please respect copyright.PENANAjKPGSbvO1C
4147Please respect copyright.PENANAetGsLYT3SE
Tok tok tok4147Please respect copyright.PENANA9j9jcXVuKo
4147Please respect copyright.PENANAiwOicNkNxS
Dia ketuk perlahan pintu rumah itu, namun tak ada jawaban dari dalam. Sekali lagi dia ketuk dengan agak keras, tapi masih belum ada juga jawaban dari dalam. Dia sempat berpikir, apakah sebenarnya Nada tidak ada dirumah? Tapi mobilnya ada, terparkir ditempat biasanya.4147Please respect copyright.PENANAvBDfEA0XiS
4147Please respect copyright.PENANA4PipvFiEqa
Tok tok tok4147Please respect copyright.PENANASL1VTyziZa
4147Please respect copyright.PENANApDlQUbNLt4
Sekali lagi Cita mengetuk pintu rumah Nada. Masih juga belum ada jawaban. Lalu pikiran Cita jadi ragu. Ragu apakah memang Nada tidak ada dirumah. Apakah Nada sedang pergi dengan orang lain? Dan juga perasaan ragu, apakah dengan tidak adanya Nada itu tandanya dia memang tidak diperbolehkan untuk menceritakan apa yang menjadi beban pikirannya kepada orang lain?4147Please respect copyright.PENANALKQvSxJLiP
4147Please respect copyright.PENANAUPfZuqXhR8
Cita menghela nafas panjangnya. Mungkin memang benar, dia tak harus menceritakan hal itu kepada orang lain. Lalu dia memutuskan untuk sekali lagi mengetuk pintu rumah ini, kalau memang benar-benar tidak ada jawaban, tidak ada orang dirumah, maka dia akan pulang. Menyimpan semua beban pikirannya itu seorang diri, entah sampai kapan.4147Please respect copyright.PENANAZjYvon4mgk
4147Please respect copyright.PENANAsOh1uZKFLe
Tok tok tok4147Please respect copyright.PENANA8QJtIsjfBJ
4147Please respect copyright.PENANAF6ZEaFV01q
Tak ada jawaban, dan membuat Cita tertunduk lesu. Dia sudah putus asa, sudah mengira bahwa memang dia harus menanggung beban pikirannya ini seorang diri. Perlahan air matanya turun, menetes membasahi pipinya. Dia sudah akan beranjak meninggalkan rumah ini, ketika tiba-tiba terdengar handle pintu bergerak, dan tak lama kemudian pintu terbuka.4147Please respect copyright.PENANAVxWJTV6xyE
4147Please respect copyright.PENANAzh7jm6B0BE
4147Please respect copyright.PENANA1h9NR0adrs
“Cita?”4147Please respect copyright.PENANAAg5uYQn9kF
4147Please respect copyright.PENANAMbFNncvKZK
“Mbak Nadaaaa… hiks…”4147Please respect copyright.PENANAW1Hsxm5UOX
4147Please respect copyright.PENANApSPg4kc066
4147Please respect copyright.PENANA0Qs1l7SS9R
Begitu pintu terbuka, Cita langsung saja menghambur memeluk Nada. Dipeluknya sahabatnya itu erat-erat. Nada, tentu saja sangat terkejut. Pertama, dia terkejut sekaligus lega karena ternyata yang datang adalah Cita, bukan pak Bowo seperti yang dia takutkan. Lalu, dia terkejut dengan tingkah Cita, yang datang-datang langsung menangis dan menghambur kearahnya, memeluknya erat-erat. Memang belum jelas apa masalahnya, tapi Nada menebak bahwa tingkah Cita yang menangis dan langsung memeluknya ini pasti ada kaitannya dengan pak Bowo.4147Please respect copyright.PENANAtpBsTmBRCp
4147Please respect copyright.PENANAnkREYqRVLn
Apakah Cita kesini ada hubungannya dengan pak Bowo? Apa dia mau cerita sama aku? Batin Nada.4147Please respect copyright.PENANAR3LcWLoYZ6
4147Please respect copyright.PENANAVadwbdeo1W
Akhirnya Nada menari tubuh Cita yang masih terus memeluknya kedalam rumah, sambil sedikit menutup pintu rumahnya. Dia membawa Cita keruang tengah tempatnya duduk melamun tadi. Sesampainya disana dia mengajak Cita duduk. Tanpa melepas pelukannya, Citapun ikut duduk. Dia masih terus menangis dipelukan Nada. Nada membiarkannya, sembari membalas pelukan Cita, sesekali membelai punggung dan kepala sahabatnya itu. Dia membiarkan Cita menangis menumpahkan semuanya, baru nanti dia akan bertanya apa masalahnya.4147Please respect copyright.PENANAaPXGGemkmq
4147Please respect copyright.PENANAQwXmxpXxSh
Cukup lama Cita menangis hingga Nada merasa tangisan Cita mulai mereda. Pelukan Citapun sudah mulai renggang. Akhirnya Nada bisa menatap wajah Cita, dan dengan lembut dia bantu untuk mengusap air mata dipipi Cita.4147Please respect copyright.PENANAraCiDfU61R
4147Please respect copyright.PENANAUv7tNGvos1
4147Please respect copyright.PENANA3OMEsTBO42
“Ada apa Cit? Kamu lagi ada masalah?” tanya Nada dengan lembut.4147Please respect copyright.PENANADgcPokjMyr
4147Please respect copyright.PENANAYzm1omAG0l
Cita menganggukan kepalanya. “Iya mbak”4147Please respect copyright.PENANAa5ZkXehXx2
4147Please respect copyright.PENANASMDui7YkZr
4147Please respect copyright.PENANAhBJmZGnI7H
Nada tersenyum melepaskan pelukan Cita. Dia bangkit untuk mengambilkan air minum untuk Cita. Dia tak ingin buru-buru bertanya. Selain karena untuk memberikan waktu kepada Cita untuk menata hatinya setelah menangis, dia sendiri juga ingin mempersiapkan dirinya sendiri. Jika memang Cita akan bercerita tentang pak Bowo, maka dia juga bertekad akan menceritakan apa yang terjadi pada dirinya, yang juga berkaitan dengan pak Bowo. Dia merasa, ini adalah saat yang tepat baginya untuk berbagi, mengingat orang yang akan dia ajak berbagi, mungkin bernasib sama sepertinya. Mungkin.4147Please respect copyright.PENANAvcXldQVsO3
4147Please respect copyright.PENANANidgG3O0Au
4147Please respect copyright.PENANAwwnKuekwdi
“Nih diminum dulu” ucap Nada sambil memberikan segelas air putih kepada Cita, sambil dia kembali duduk disebelah Cita.4147Please respect copyright.PENANA1b6fR72z4r
4147Please respect copyright.PENANAJc2ka7XWfH
“Makasih mbak” jawab Cita yang sudah mulai tenang, tangisnya sudah berhenti, dan air yang diberikan Nada kepadanya membuatnya sedikit lebih tenang.4147Please respect copyright.PENANAOVEczdDtx8
4147Please respect copyright.PENANAnMn78ntMV3
“Jadi kamu lagi ada masalah apa? Sini cerita sama aku” ucap Nada.4147Please respect copyright.PENANAOlWsAcaTdg
4147Please respect copyright.PENANA3rEV2Lzxuk
“Hmm…” Cita hanya bergumam, sambil berpikir. Dia bingung harus memulai ceritanya dari mana.4147Please respect copyright.PENANAEMhosqiQ7R
4147Please respect copyright.PENANARxT6WMMUkm
4147Please respect copyright.PENANA7ehxbNCspk
Dia kembali dihinggapi rasa ragu. Tapi dia tahu, dia sudah tak mungkin mundur lagi dan membatalkan semuanya. Dia sudah terlanjur sampai disini, bahkan sudah menangis dipelukan Nada. Meskipun dia tahu Nada tak akan memaksanya bila memang dia akan membatalkan, tapi Nada juga pasti akan sangat penasaran dibuatnya. Dia akan menceritakannya, hanya bingung harus memulai dari mana.4147Please respect copyright.PENANAKaV29vZ0kK
4147Please respect copyright.PENANA90xZYUifpx
Nada sendiri mencoba tersenyum melihat Cita. Dia tahu sahabatnya itu masih bingung, karena jika dia dalam posisi yang sama, dia juga pasti seperti itu. Dan dia memang tidak ingin memaksa Cita. Dia akan membiarkan, dan berharap Cita memulai ceritanya, karena nanti dia juga akan bercerita kepada Cita, tentang semua yang dia alami, semuanya.4147Please respect copyright.PENANAtUxaxUuZfT
4147Please respect copyright.PENANA4dzs0Gho4u
4147Please respect copyright.PENANAlamcgtDgxT
“Mbak, hmm, sebenarnya aku malu untuk menceritakannya, tapi, hmm, cuma mbak yang aku punya. Cuma mbak Nada yang bisa aku percaya, jadi aku mohon mbak, apapun yang aku ceritakan, mbak jangan cerita ke siapa-siapa ya” ucap Cita.4147Please respect copyright.PENANAVezbVpwZcf
4147Please respect copyright.PENANAUT5kb52yQO
4147Please respect copyright.PENANAL9t7Te6twd
Untuk sesaat, hati Nada terasa sakit mendengar ucapan Cita. Betapa Cita begitu mempercayainya, tapi dia ingat apa yang dia lakukan. Memang, secara langsung dia tak menjerumuskan Cita, tapi mengetahui sahabatnya sedang diincar oleh seorang penjahat kelamin, dia hanya bisa diam saja, tak bisa berbuat apapun termasuk memperingatkan Cita, hanya demi menyelamatkan harga dirinya sendiri. Tapi Nada berusaha untuk menyembunyikan hal itu saat ini, lalu diapun tersenyum dan mengangguk.4147Please respect copyright.PENANA9reGs8A688
4147Please respect copyright.PENANADMXmYXmUc2
4147Please respect copyright.PENANAgAmYda55vS
“Apapun cerita kamu, akan aku dengarkan. Apapun masalah kamu, aku nggak akan ceritain kesiapapun” ucap Nada.4147Please respect copyright.PENANA7zB0QGMll9
4147Please respect copyright.PENANAJjxTJTK0Df
Citapun tersenyum mendengarnya. “Ini semua, tentang, hmm, tentang… tentang aku sama pak Bowo” ucap Cita sambil menunduk, malu.4147Please respect copyright.PENANAC8gdbdRH8t
4147Please respect copyright.PENANAcGh1DJPrfM
“Pak Bowo?”4147Please respect copyright.PENANA798Oi6jC52
4147Please respect copyright.PENANABeQmujGCrM
Cita mengangguk. “Iya mbak. Sebenarnya, hmm, sebenarnya, aku sama pak Bowo, hmm, kami ada, hmm… ada sesuatu”4147Please respect copyright.PENANAxRerrhO3DC
4147Please respect copyright.PENANA3kBNVFodvN
“Sesuatu?”4147Please respect copyright.PENANA1K6iFLTU6c
4147Please respect copyright.PENANAMDSz8JhPes
4147Please respect copyright.PENANAuag7TipCyR
Cita kembali mengangguk, tapi tak langsung meneruskan ceritanya. Dia sedang berusaha memilih kata-kata apa yang harus dia sampaikan ke Nada. Nada yang melihat sahabatnya kembali ragu, memegang tangan Cita dan menggenggamnya. Dia ingin meyakinkan sahabatnya itu, kalau Cita bisa bercerita apapun kepadanya.4147Please respect copyright.PENANAXrsFG8OFrr
4147Please respect copyright.PENANAAVFtosbV8C
Citapun kemudian menghela nafasnya panjang-panjang. Diapun akhirnya mulai bercerita dari awal bagaimana pak Bowo bisa masuk dalam kehidupannya. Dari sejak ketika Andi dipenjara, dia cerita bagaimana pak Bowo menawarkan bantuan untuk mengurusi semuanya, yang berkaitan dengan pekerjaan dan pengunduran diri Andi, serta bantuan untuk mengurus semua hal yang berhubungan dengan itu.4147Please respect copyright.PENANAyPSw30koAT
4147Please respect copyright.PENANAx1DxUCyHZd
Lalu setelah itu, dia bercerita bagaimana dia dan pak Bowo bisa mulai akrab, dari yang tadinya pak Bowo hanya sekedar main kerumahnya untuk urusan Andi, sampai akhirnya pak Bowo sering kesana untuk lebih banyak bermain dengan Putra. Dia juga bercerita saat pak Bowo mulai mengajaknya dan Putra pergi keluar, ke waterpark dikota sebelah.4147Please respect copyright.PENANAArXVP1yz0u
4147Please respect copyright.PENANAelMuVstBXd
Nada hanya diam saja mendengarkan, sambil tangannya tak lepas menggenggam tangan Cita. Cita sempat berhenti cerita saat ibu mertuanya menelpon. Hanya sebentar, dia memberi tahu kalau sedang berada dirumah Nada. Setelah itu, kembali Cita melanjutkan ceritanya.4147Please respect copyright.PENANAYSAiTkjywK
4147Please respect copyright.PENANADJhHKCQaKR
Cita kemudian bercerita setelah kepergian mereka ke waterpark itu dia dan pak Bowo makin dekat. Bahkan ketika dirumah, Cita mulai berani menemui pak Bowo tanpa memakai jilbabnya karena sudah merasa makin nyaman dengan pak Bowo. Bahkan lama-lama, pakaiannya juga tak terlalu diperhatikan ketika ada pak Bowo disana, termasuk ketika dia hanya memakai daster yang bisa dibilang cukup tipis, atau ketika dia hanya memakai tanktop dan yoga pants yang cukup ketat.4147Please respect copyright.PENANAJBLtOf24X6
4147Please respect copyright.PENANAT1F7Sy8mNF
Cita lalu menceritakan pak Bowo mengajak dia dan Putra untuk keluar lagi, ke taman kota. Dia bahkan menceritakan apa saja yang dia bicarakan dengan pak Bowo. Tidak terlalu mirip benar dengan obrolan mereka waktu itu, tapi intinya sama. Semakin lama Cita makin merasa nyaman dengan pak Bowo, bahkan ketika hanya ada dia sendiri dirumah, tak sungkan dia menerima kedatangan pak Bowo, hingga tiba pada saat dia semakin intim dengan pak Bowo.4147Please respect copyright.PENANAfA2QilC0K8
4147Please respect copyright.PENANAT4FPlZjxPM
Cita menceritakan kepada Nada, bagaimana mereka mulai berani saling berpelukan saat hanya berdua saja dirumah. Bahkan ketika pak Bowo mulai berani mencium keningnya, dan dia membiarkannya saja. Dia cerita kepada Nada, bagaimana didalam hatinya mulai muncul rasa suka kepada pak Bowo. Apalagi dengan adanya pak Bowo, dia jadi merasa makin nyaman, dia merasa ada yang melindunginya, dan juga menasehatinya.4147Please respect copyright.PENANAofut1kXqbB
4147Please respect copyright.PENANAR7oekJHEM0
Saat terdiam mendengarkan cerita Cita, dalam hatinya Nada mencibir pak Bowo, betapa lelaki itu begitu cerdik dalam memanfaatkan kondisi hati dan perasaan Cita, mencari celah untuk bisa memasukinya, dan pada akhirnya dia berhasil mendapatkan hati Cita. Dia mengakui, bahwa apa yang dilakukan pak Bowo itu, bahkan jika kepada dirinya yang sedang tidak ada masalah dengan suaminya sekalipun, bisa saja membuatnya luluh. Apalagi dengan bertindak seolah tak menginginkan tubuh Cita, tentu saja itu membuat Cita makin simpati kepadanya.4147Please respect copyright.PENANApgvrzgcIOB
4147Please respect copyright.PENANAWQaMZVSMEo
Cita melanjutkan ceritanya kembali, dan kali ini sambil meminta maaf kepada Nada karena saat itu berbohong kepada ibu mertuanya dengan membawa-bawa namanya. Dia cerita apa adanya kepada Nada bahwa saat itu dia pergi bersama dengan pak Bowo ke villa diluar kota. Cita bercerita dengan menundukan kepala karena malu, dan juga takut melihat reaksi Nada. Dia takut Nada marah karena hal itu, padahal sebenarnya Nada sudah tahu sebelumnya. Tapi Nada memilih untuk tetap diam mendengarkan lanjutan cerita dari Cita.4147Please respect copyright.PENANA6nmS0QwTnF
4147Please respect copyright.PENANAuMoqeTYPnq
4147Please respect copyright.PENANATEn3Hkr72I
“Jadi, aku bener-bener minta maaf mbak, waktu itu pakai nama mbak Nada segala” ucap Cita.4147Please respect copyright.PENANAH1EIHctIRu
4147Please respect copyright.PENANA6xCGkKTe6A
“Kok kamu bohong sama ibu mertuamu Cit? Apa disuruh sama pak Bowo?”4147Please respect copyright.PENANA0h9sHRJTCn
4147Please respect copyright.PENANAMMDsWMKg8e
Cita menggeleng. “Nggak mbak, aku yang kepikiran buat seperti itu. Pak Bowo juga waktu itu kaget waktu tahu aku bohong sama ibu”4147Please respect copyright.PENANAMFYfitn5VL
4147Please respect copyright.PENANAlPkwxrAOGi
“Hmm, jadi emang kamu sendiri yang kepengen pergi?”4147Please respect copyright.PENANAA0D57FACfY
4147Please respect copyright.PENANAcboN7iJgmM
Cita mengangguk. “Iya mbak. Sebenarnya, aku pengen refreshing, aku capek, penat sama semua yang aku hadapi mbak. Dan karena waktu itu, hmm, aku juga udah ngerasa nyaman banget sama dia” jawab Cita.4147Please respect copyright.PENANAFTbaWRdcTx
4147Please respect copyright.PENANAGt7BzAySZf
4147Please respect copyright.PENANAX5eTgWG5Bi
Kemudian Cita melanjutkan ceritanya, namun kali ini beberapa kali terputus, karena dia makin ragu dan tidak yakin untuk cerita sejujur-jujurnya pada Nada. Tapi dia juga kembali menyadari, bahwa dia sudah terlanjur memulai, maka dia harus menceritakan semuanya sampai tuntas, sepahit apapun itu.4147Please respect copyright.PENANA6PcnEyNUDl
4147Please respect copyright.PENANAjcIHn95TKY
4147Please respect copyright.PENANAF7grhsjj03
“Dan malam itu, aku, sama dia… kami… hmm, kami…” ucap Cita terputus, dia benar-benar merasa ragu. “Kami, gituan mbak” sambungnya, pada akhirnya.4147Please respect copyright.PENANAZSJ2DC64uj
4147Please respect copyright.PENANAT3T9y95cgi
4147Please respect copyright.PENANAyBe7QDyqIt
Kali ini air mata tak tertahankan lagi dari matanya. Perasaan malu, dan rasa bersalah yang kembali muncul, dan segala yang dia rasakan tercurah dari air mata itu. Nada langsung meraih tubuh Cita, memeluknya. Nada membiarkan Cita untuk menangis dulu sebelum melanjutkan ceritanya.4147Please respect copyright.PENANAG4UgVEK3NT
4147Please respect copyright.PENANAFpFjZWPvNA
4147Please respect copyright.PENANAefGlKFZidU
“Malam itu kami melakukannya cuma sekali mbak, terusnya kami tidur” sambung Cita, masih disela-sela tangisnya.4147Please respect copyright.PENANAWh9JayLG00
4147Please respect copyright.PENANAIod9FZxfTu
4147Please respect copyright.PENANAkPv8sF2sqE
Diapun diam sebentar, lalu setelah sedikit bisa menguasai dirinya, dia kembali melanjutkan. Dia bercerita tentang keesokan harinya, dimana dia dan pak Bowo masih sama-sama canggung, namun kemudian mereka kembali mengulangi persetubuhan itu. Cita menyebutnya dengan melakukan hal yang lebih gila lagi.4147Please respect copyright.PENANA59PiyGDGMc
4147Please respect copyright.PENANA3GcQyqNOGc
4147Please respect copyright.PENANA9pXP0ptX16
“Aku melakukan dan mengalami banyak hal yang belum pernah aku lakukan sebelumnya sama mas Andi mbak. Waktu itu, aku sama sekali nggak merasa jijik, aku sama sekali nggak merasa aneh. Justru, waktu itu aku merasa, entahlah, seperti keenakan” ucap Cita.4147Please respect copyright.PENANAvt3ELzU3y9
4147Please respect copyright.PENANAfEsicpDxz3
“Kami melakukannya cukup lama, dan aku benar-benar capek nggak bertenaga mbak. Sampai mandi, pakai baju, dan jalan ke mobil pas mau pulang aja harus dia papah” lanjutnya.4147Please respect copyright.PENANATLd3NJ6wlw
4147Please respect copyright.PENANA8O5SZSy3CQ
4147Please respect copyright.PENANAJiNURIOqba
Setelah itu kemudian dia menceritakan semua yang terjadi setelah peristiwa di villa itu. Sampai pada akhirnya, dia ngobrol dengan ibu mertuanya, dan terbukalah matanya yang selama ini dibutakan oleh cinta semu.4147Please respect copyright.PENANAVVF7ZABaPX
4147Please respect copyright.PENANAzdunN1JnOz
4147Please respect copyright.PENANAUDJNhSI9X8
“Saat itu aku baru merasa sangat jijik mbak. Aku merasa hina, sangat kotor, apalagi aku melakukannya bukan dengan suamiku” ucap Cita dan tangisnya kembali pecah dipelukan Nada.4147Please respect copyright.PENANAZpFYTjGY67
4147Please respect copyright.PENANA7c15czQmRc
4147Please respect copyright.PENANAhZZOuKiqH3
Nada hanya diam. Dia memang sudah bisa menebak, tapi tetap saja dia syok mendengar cerita itu langsung dari mulut Cita. Dia merasa iba dengan apa yang terjadi pada Cita. Namun dia bisa sedikit memakluminya, mengingat saat itu suasana hati Cita sedang kacau, dan pak Bowo masuk disaat yang tepat, dengan cara yang tepat, yang akhirnya membuat Cita rela menyerahkan hati dan tubuhnya. Dan yang jelas, dia jadi sangat marah kepada pak Bowo.4147Please respect copyright.PENANAeLNJUzbrY1
4147Please respect copyright.PENANAH8Ppq2RtEp
4147Please respect copyright.PENANATvvpaKbNgp
“Aku udah mikir masak-masak, dan aku udah putusin untuk menghentikan itu semua. Aku udah nggak mau lagi ketemu sama dia mbak. Tapi…”4147Please respect copyright.PENANA06JromjVC4
4147Please respect copyright.PENANAwsYXZt3A71
“Tapi apa Cit?”4147Please respect copyright.PENANAliKWOlnwyh
4147Please respect copyright.PENANAGnDornFJ96
4147Please respect copyright.PENANAXn7BJH2jwd
Cita tak menjawab. Dia lalu mengambil hpnya, lalu membuka instagramnya. Diapun memperlihatkan dm yang mengirim foto-foto dirinya dengan pak Bowo kepada Nada. Dan langsung saja mata Nada terbelalak melihatnya, terutama saat membaca tulisan-tulisan di dm itu.4147Please respect copyright.PENANAMrluBUrVeS
4147Please respect copyright.PENANApidLdCMqP6
4147Please respect copyright.PENANAutA0Kv8qU4
“Astaga, jadi ini yang dimaksud sama pak Bowo?” ucap Nada, dan tentu saja itu membuat Cita jadi bingung.4147Please respect copyright.PENANA5uIlYFw0b9
4147Please respect copyright.PENANA5HThIf2MxF
“Maksud mbak Nada?” tanya Cita.4147Please respect copyright.PENANAToCip8MN0h
4147Please respect copyright.PENANAw462urDhx7
4147Please respect copyright.PENANARjB7eu05os
Nada mengembalikan hp itu kepada Cita. Dia menghela nafasnya panjang-panjang. Kini saatnya dia yang bercerita kepada Cita.4147Please respect copyright.PENANAIujEM7KUZo
4147Please respect copyright.PENANAycUDpMW62u
4147Please respect copyright.PENANAVNMj8OuSxd
“Sebelumnya aku minta maaf Cit. Aku juga mau cerita sesuatu sama kamu, dan aku akan ceritakan semuanya. Aku nggak tahu setelah ini kamu bisa maafin aku atau nggak, tapi paling nggak, kamu harus tahu yang sebenarnya” ucap Nada.4147Please respect copyright.PENANA2aX8v40Ncj
4147Please respect copyright.PENANAHn3s0fiKy3
4147Please respect copyright.PENANAmcQi0OdlHP
Cita benar-benar kebingungan dengan ucapan Nada, tapi dia diam saja menunggu Nada bercerita.4147Please respect copyright.PENANAcj7uzq05IV
4147Please respect copyright.PENANAJj5EIudHFr
4147Please respect copyright.PENANANZatVfYbBO
“Sebenarnya, hampir semua yang kamu ceritain diawal tadi, aku sudah tahu Cit” ucap Nada.4147Please respect copyright.PENANADhTguxBcpe
4147Please respect copyright.PENANAPKLRAY7vuz
“Hah? Maksudnya?” tanya Cita yang sangat kaget mendengar ucapan Nada.4147Please respect copyright.PENANAYE05pwbMMC
4147Please respect copyright.PENANA8VlhxWtEOG
4147Please respect copyright.PENANAXAjDj8Szgx
Nada kemudian bercerita dari awal, dari pertemuan dia dengan pak Bowo. Lalu dia menceritakan ajakan pak Bowo kerumahnya, yang waktu itu katanya ingin mengajaknya pemotretan. Dan pada akhirnya, dia menceritakan bagaimana akhirnya dia berhasil ditaklukan pak Bowo dengan bantuan Gina, dan yang pasti dengan obat perangsang. Nada menceritakan dengan detail apa yang dia ingat, karena sebagian dia memang lupa saat berada dibawah pengaruh obat perangsang itu.4147Please respect copyright.PENANAO4rbX7SYok
4147Please respect copyright.PENANAIEKI11ma9x
Jelas Cita sangat terkejut mendengar cerita Nada itu, sampai-sampai dia menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Nada kemudian bercerita tentang hari-hari selanjutnya bagaimana dia menjadi budak seks pak Bowo. Dia juga bilang sama sekali tak bisa menolak pak Bowo karena diancam menggunakan foto dan video persetubuhannya.4147Please respect copyright.PENANANLJ92pmTvN
4147Please respect copyright.PENANAuH5SvoDVTb
4147Please respect copyright.PENANABYuXJNl9os
“Kalau saja aku mau lapor polisi, aku nggak bisa menuntut pak Bowo merkosa aku, karena di video itu sama sekali nggak kelihatan aku sedang diperkosa. Waktu itu aku berada dibawah pengaruh obat perangsang Cit” ucap Nada.4147Please respect copyright.PENANAw2InMH895x
4147Please respect copyright.PENANAbrYKPCF1B7
4147Please respect copyright.PENANA5ELAhxDlH9
Cita yang masih terkejut, hanya diam saja. Nada lalu melanjutkan ceritanya bahwa akhirnya dia tahu kalau pak Bowo sebenarnya mengincar Cita. Dia hanya menjadikan Nada mangsa untuk digunakan sebagai alat agar bisa membantunya mendapatkan Cita. Tapi semua rencana itu berubah saat pada akhirnya Andi dipenjara. Pada akhirnya pak Bowo sama sekali tak melibatkan Nada dalam rencananya mendapatkan Cita.4147Please respect copyright.PENANAQpr6nLbRfa
4147Please respect copyright.PENANAof56bYxqcE
4147Please respect copyright.PENANArKhb8bjn0u
“Dia cuma minta aku untuk diam, dan nggak mengganggunya selagi dia mendekati kamu. Jujur saja, aku ingin sekali membantumu Cit. Aku ingin sekali memperingatkan kamu, tapi aku nggak berani, aku takut dia nyebarin foto dan videoku” ucap Nada yang juga mulai menangis.4147Please respect copyright.PENANANvmLW9XW0C
4147Please respect copyright.PENANAVkDcJLs2bt
“Aku minta maaf sama kamu, karena aku lebih mementingkan diri sendiri daripada menyelamatkan kamu dari dia”4147Please respect copyright.PENANA4gnM2g6Wch
4147Please respect copyright.PENANAj6WY2uvnUe
4147Please respect copyright.PENANAIzNNIC62kX
Cita masih terdiam. Tapi bukan berarti dia sedang marah pada Nada. Dia justru juga iba kepada Nada. Dia tak menyangka, ternyata pak Bowo yang dia kenal selama ini hanyalah sebuah kepalsuan. Ternyata pak Bowo yang sebenarnya adalah seorang predator yang bisa melakukan apa saja untuk mendapatkan wanita yang dia incar.4147Please respect copyright.PENANAuOSvqaQLQZ
4147Please respect copyright.PENANA8zobcoKsWQ
Dia merasa kasihan kepada Nada yang harus mengalami itu semua. Dan dia bisa memaklumi kenapa Nada ketakutan, bahkan hanya untuk sekedar mengingatkannya. Karena kalau dia berada didalam posisi Nada, mungkin dia juga akan melakukan hal yang sama. Dia tahu itu sangat berat untuk Nada, dan tentunya Nada pasti akan sangat sakit hati dengan apa yang terjadi. Sudah kehilangan kehormatannya sebagai istri, lalu hanya bisa diam saja saat sahabatnya juga diincar oleh pria yang sama.4147Please respect copyright.PENANAJf6yCO2cT2
4147Please respect copyright.PENANAVudjbr6Ung
4147Please respect copyright.PENANAxuqR3Fxflo
“Dan beberapa hari yang lalu, pak Bowo datang kesini, setelah sekian lama dia nggak menemui ataupun menghubungiku sama sekali. Dia datang dengan penuh emosi. Dia menuduhku yang aku sendiri nggak tahu maksudnya. Dia sampai menggeledah rumah ini, membuat semuanya berantakan, mencari bukti bahwa aku yang bersalah”4147Please respect copyright.PENANAWGanzFvGW5
4147Please respect copyright.PENANA6W25P7q140
“Dan pada akhirnya, dia, memperkosa aku dengan brutal”4147Please respect copyright.PENANACmdXVcQvYZ
4147Please respect copyright.PENANAvBeqMBQ00T
4147Please respect copyright.PENANAYi0EJ5mbmd
Kembali Cita terkejut setengah mati. Nada menceritakan peristiwa yang dia alami 4 hari yang lalu. Termasuk juga ancaman yang diberikan pak Bowo jika lelaki itu berhasil membuktikan bahwa dia bersalah. Hal yang selama 4 hari ini dia pikirkan terus, karena dia sama sekali tak tahu menahu apa yang dituduhkan oleh pak Bowo itu.4147Please respect copyright.PENANATyDjZrPMiA
4147Please respect copyright.PENANAqnOOBHH6NP
4147Please respect copyright.PENANA3LFZEk6Hjo
“Dan aku baru tahu apa maksud pak Bowo waktu kamu ngasih lihat itu tadi” ucap Nada mengakhiri ceritanya.4147Please respect copyright.PENANAoODfjNY3oX
4147Please respect copyright.PENANADOqcz7OTe8
“Jadi waktu itu pak Bowo kesini mbak?”4147Please respect copyright.PENANAeDSarDVSw3
4147Please respect copyright.PENANAToZd3UB9qQ
“Iya. Dia nuduh aku yang melakukannya. Padahal, jangankan mengikuti kalian, untuk datang kerumahmu waktu ada dia aja aku nggak berani, karena dia udah melarangku, dan yaah, dengan mengancam akan menyebar foto dan videoku kalau aku nekat”4147Please respect copyright.PENANATw8Rx5iZxE
4147Please respect copyright.PENANAufk02o3LQD
4147Please respect copyright.PENANAcr2v91aApV
Mereka berdua kemudian berpelukan sambil kembali menangis. Saling mengasihani satu sama lain, mengingat nasib buruk yang menimpa mereka. Namun Cita merasa, bahwa nasib Nada jelas lebih buruk darinya. Karena tujuan utama pak Bowo jelas-jelas adalah dirinya, tapi membuat Nada harus terseret menjadi korban juga. Bahkan entah sudah berapa kali Nada terpaksa melayani nafsu pak Bowo, sedangkan dirinya baru 2 kali saja.4147Please respect copyright.PENANAWIPP9zInfH
4147Please respect copyright.PENANALA1Lhf2HgN
Sekian lama mereka saling peluk dan menangis, hingga tangisan merekapun akhirnya mulai reda. Tapi mereka masih terdiam, sibuk dengan pikirannya masing-masing. Tapi yang jelas, mereka sama-sama mengutuk pak Bowo untuk apa yang telah dilakukan oleh pria itu selama ini.4147Please respect copyright.PENANALEkMHGGmIS
4147Please respect copyright.PENANA0His2LYurx
4147Please respect copyright.PENANA3TQGVSBzyD
“Cit” ucap Nada memecah keheningan.4147Please respect copyright.PENANAGjpPEXRvTM
4147Please respect copyright.PENANAKCzXoeckdO
“Iya mbak?”4147Please respect copyright.PENANAi3CtOXNOTE
4147Please respect copyright.PENANAXbausXu0Tv
“Kamu, mau maafin aku?”4147Please respect copyright.PENANAWCQs7KzNef
4147Please respect copyright.PENANAZB3xe6AGhD
Cita menggenggam tangan Nada. “Mbak, aku tahu dan bisa mengerti posisimu. Seandainya aku ada diposisimu, mungkin aku juga akan melakukan hal yang sama. Jadi nggak ada alasan aku untuk marah sama kamu mbak. Justru, aku yang harusnya minta maaf sama mbak Nada”4147Please respect copyright.PENANALgreksIJyE
4147Please respect copyright.PENANA2NdMQHbyj1
“Loh kok gitu?”4147Please respect copyright.PENANA9HK7ATpisg
4147Please respect copyright.PENANA90gU8VlzEM
“Iya. Karena sebenarnya target utamanya kan aku, tapi malah mbak Nada jadinya ikut kebawa-bawa juga. Jadi secara nggak langsung, aku yang salah sama mbak”4147Please respect copyright.PENANAKLPBFQZiU9
4147Please respect copyright.PENANAQhlllm2XUo
“Nggak Cit, kamu nggak salah. Yang salah ya jelas dia. Apapun ceritanya, dialah yang bersalah”4147Please respect copyright.PENANAuT8I2gZHkF
4147Please respect copyright.PENANAsB2acTVsSW
“Terus gimana dong mbak?”4147Please respect copyright.PENANA7jRe96DW7F
4147Please respect copyright.PENANAAn52UTyb3g
“Aku juga nggak tahu Cit. Aku berharap dia nggak pernah muncul lagi dihadapanku, dihadapan kita. Jujur, aku masih takut dengan semua ancamannya kepadaku. Meskipun 4 hari ini sama sekali nggak ada kesini lagi, tapi, yaa yang jelas aku masih takut Cit” ucap Nada.4147Please respect copyright.PENANArRMRxPrUuC
4147Please respect copyright.PENANApyzBSAnzx9
4147Please respect copyright.PENANAFyYtgaMUsn
Cita dan Nada sama-sama terdiam. Mereka bingung apa yang harus dilakukan setelah ini. Tapi yang jelas, mereka berdua memiliki keinginan yang sama, sama-sama berharap tidak akan pernah bertemu pak Bowo lagi, dalam keadaan apapun.4147Please respect copyright.PENANAf45shrTAo4
4147Please respect copyright.PENANArw2LTRQDIQ
4147Please respect copyright.PENANAE0x3jze48n
“Kalian berdua nggak perlu takut, nggak perlu khawatir lagi sekarang” ucap seseorang tiba-tiba yang mengagetkan Cita dan Nada, membuat mereka berdua serempak menoleh ke sumber suara.4147Please respect copyright.PENANASpjZ9mBThU
4147Please respect copyright.PENANA6RugmrIBEO
“Mas Andi!!” pekik mereka bersamaan.4147Please respect copyright.PENANAspNEj0X7zJ
4147Please respect copyright.PENANAUrTfiw9nhe
4147Please respect copyright.PENANAKsSusg9ujJ
Namun hanya Cita yang kemudian bergerak. Dia beranjak bangkit dari duduknya, menghambur kearah Andi. Dia bermaksud untuk bersimpuh, berlutut dikaki Andi, memohon pengampunan dari suaminya, atas apa yang telah dia lakukan selama Andi berada didalam penjara. Namun Andi menahan tubuh Cita, lalu mengangkatnya dan langsung memeluknya.4147Please respect copyright.PENANAD1m1amkQva
4147Please respect copyright.PENANAOD2M8mu20q
4147Please respect copyright.PENANAKUFed7cQSS
“Hiks hiks… mas, hiks hiks, maafin Cita maas…”4147Please respect copyright.PENANAASs6fu1XM8
4147Please respect copyright.PENANAQcBh8jr3ri
4147Please respect copyright.PENANA3In4D9MDPr
Tangis Cita tak terbendung lagi dalam pelukan Andi. Dia memeluk suaminya itu sangat erat. Berulang kali kata maaf terucap dari bibirnya disela-sela tangisannya. Andi membalas memeluk Cita tak kalah erat. Kerinduannya begitu besar kepada istrinya itu. Cukup lama Cita memeluk Andi dan terus menangis, sambil terus saja mengucapkan kata maaf.4147Please respect copyright.PENANAjWomoTS6AX
4147Please respect copyright.PENANA1OHfzWNaqI
Andi yang tadinya berusaha untuk tetap tegar dan tersenyum, lama kelamaan luluh juga. Terlihat air mata mulai menetes membasahi pipinya. Nada yang masih diam tak beranjak dari kursinya, juga ikut menangis melihat Cita dan Andi. Dia tak tahu apa yang akan terjadi, tapi dia memiliki firasat yang baik untuk hal ini.4147Please respect copyright.PENANA6FE8nuq9Lx
4147Please respect copyright.PENANAFHkLgEqGMh
4147Please respect copyright.PENANAr5BkVqB7q1
“Udah sayang, udah” ucap Andi sambil membelai-belai punggung dan kepala Cita.4147Please respect copyright.PENANAOlaKjM7W2I
4147Please respect copyright.PENANAU6fLg12GJU
4147Please respect copyright.PENANAmC6vq7U5vf
Masih dalam posisi berpelukan, Andi sedikit mendorong tubuh Cita, mengajaknya untuk kembali duduk. Dalam posisi dudukpun, Cita belum mau melepaskan pelukannya pada Andi. Tangisnya juga belum mereka. Kata maaf juga masih belum berhenti terucap dari bibirnya.4147Please respect copyright.PENANAPknn1pBZjZ
4147Please respect copyright.PENANAjFb4bjNBUS
Setelah cukup lama, akhirnya tangisan Cita berhenti, tapi dia masih memeluk suaminya. Nada sempat akan bangkit untuk mengambilkan minum untuk Andi, tapi Andi melarangnya dan memintanya untuk tetap duduk disitu.4147Please respect copyright.PENANAounKfOeS5I
4147Please respect copyright.PENANAzd0s4NjAEW
4147Please respect copyright.PENANA1O5pvU5KQ1
“Mas Andi, udah lama datangnya?” tanya Nada.4147Please respect copyright.PENANAWavJ5ktQ2N
4147Please respect copyright.PENANA0wqlKu2vy9
“Yaa lumayan Nad, abisnya pintu nggak kamu tutup rapat gitu, udah gitu kalian lagi asyik cerita” jawab Andi.4147Please respect copyright.PENANA3oaJuKYBFm
4147Please respect copyright.PENANAxtfRZwNMu0
“Jadi, mas Andi denger semuanya tadi?” tanya Cita, masih dalam pelukan Andi.4147Please respect copyright.PENANAZEuVS4IKmk
4147Please respect copyright.PENANALsyGtIjTA2
“Nggak semua sih, tapi ya cukup banyak yang aku dengerin dari kamu mah” jawab Andi.4147Please respect copyright.PENANA8o83Ec6YLC
4147Please respect copyright.PENANAe9lZ5WTNbg
4147Please respect copyright.PENANAFaWIVCIk4I
Mendengar Andi masih memanggilnya dengan sebutan mah, kembali membuat air matanya menetes, meski tak sampai menangis sesenggukan seperti tadi. Padahal jika memang sudah cukup banyak yang didengar Andi, berarti dia sudah tahu tentang perselingkuhannya dengan pak Bowo, tapi Andi masih bersikap lembut kepadanya, dan masih memanggilnya mah.4147Please respect copyright.PENANA7ep1adiCWr
4147Please respect copyright.PENANATAaigoQvUf
Apakah itu artinya mas Andi memaafkan aku? Batin Cita.4147Please respect copyright.PENANAzKGeUtKlxL
4147Please respect copyright.PENANAe61XgHzxyc
4147Please respect copyright.PENANANZUKb1OecP
“Dan sebenarnya, aku sudah tahu semuanya, sejak beberapa hari yang lalu” ucap Andi.4147Please respect copyright.PENANASN7rSdzRtd
4147Please respect copyright.PENANAnzXwePfJDT
4147Please respect copyright.PENANAqwnrl6BASk
Ucapannya itu sukses membuat Nada maupun Cita terkejut. Cita bahkan langsung bangkit dari pelukan Andi.4147Please respect copyright.PENANAmY6QGFM0Ij
4147Please respect copyright.PENANAqY7TUEQwBB
4147Please respect copyright.PENANARUIS7hGjw1
“Tahu semuanya? Maksud mas Andi?”4147Please respect copyright.PENANAdI7BDAEdxB
4147Please respect copyright.PENANAigmoahU6Kb
“Iya, tahu semuanya. Mulai dari apa yang direncanakan pak Bowo, apa yang terjadi pada Nada, apa yang terjadi pada kamu mah, termasuk dm yang dikirimkan ke kamu” jawab Andi.4147Please respect copyright.PENANA5hmXjx81Nq
4147Please respect copyright.PENANAkcwEKYQKLk
“Dm? Darimana mas Andi tahu semuanya?” tanya Cita.4147Please respect copyright.PENANAZqpVYGvRbd
4147Please respect copyright.PENANASO6d6QrJcZ
“Dari si pengirim dm itu” jawab Andi sambil tersenyum.4147Please respect copyright.PENANAUFEoaPc8wP
4147Please respect copyright.PENANAM2M0w1njpP
“Isna”4147Please respect copyright.PENANAY0TnTwu8su
4147Please respect copyright.PENANAZcXrEFCZR4
*4147Please respect copyright.PENANABEyUz1AmPa
*4147Please respect copyright.PENANAUZWczRetqJ
*4147Please respect copyright.PENANAoXTt1tUINd
*4147Please respect copyright.PENANANjlly0sP6l
*4147Please respect copyright.PENANAXLe3zk0zyg